HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ZAT PENGATURTUMBUHDIFENOKONAZOL DANZIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIPADI SAWAH (Oryza sativa L.) AGUSTIANI JOJOR MANIK A

TINJAUAN PUSTAKA Padi Sawah

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH FIPRONIL DAN METIRAM TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN MUTU HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh Dina Amraini A

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain

: Kasar pada sebelah bawah daun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

OPTIMASI JARAK TANAM DAN UMUR BIBIT PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

Transkripsi:

14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi umum Lahan penelitian berada diketinggian 250 m diatas permukaan laut (dpl ) dengan jenis tanah latosol darmaga. Curah hujan terendah selama penelitiaan yaitu 312 mm/bulanpada bulan Febuari dan tertinggi yaitu. 323.7 mm/bulan pada bulan Desember. Kondisi curah hujan tersebut sesuai untuk pertanaman padi sawah karena menurut klasifikasi oldeman tanaman padi sawah membutuhkan curah hujan 200 mm/bulan (Handoko, 1995). Pada umur 1-3 MST tanaman diserang keong mas (Pomacea canalicuta). Hama ini menyerang bagian tajuk tanaman danpenyulaman intensif dilakukan pada umur 1-3 MST. Pada umur 6-7 MST tanaman ini terserang penyakit hawar daun,tapi tingkat serangan rendah yaitu sekitar 25 % sehingga pengendaliannya cukup dengan mencabut beberapa tanaman untuk mengurangi penyebaran penyakit hawar daun pada tanaman lain. Pada umur 9 MST hingga panen tanaman ini terkena serangan walangsangit (Laptocorisa oratorius). Hama ini merusak tanaman dengan menghisap bulir padi. Serangan Leptocorisaoratorius menyebabkan gabah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan bulir padi berbintik hitam, akan tetapi tingkat serangan masih cukup rendah sehingga tidak dilakukan pengendalian secara kimiawi. Kandungan hara tanah secara kuantitatif dapat diukur dengan menetapkan kemampuaan tanah menyediakan hara bagi tanaman dan nilai uji tanah (Makarim et al., 1993). Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui kandungan hara pada petak percobaan. Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki ph tanah awal dan akhir setelah percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %) kandungan P sangat rendah begitu juga dengan kandungan K.

15 Rekapitulasi Hasil Analisi Sidik Ragam Berdasarkan hasil rekapitulasi sidik ragam, pengaruh berbagai dosis ZPTDifenokonazol dan Ziram tidak berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan dan hasil serta komponen hasil karena Pr>F pada taraf 5 % (Gomez, 1983) hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.nilai koefisien keragaman terlihat masih normal karena dibawah 30% atau berkisar antara 2-26 %. Secara rinci hasil rekapitulasi analisis sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap beberapa peubah dapat dilihat padatabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Difenokonazol Dan Ziram Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah Peubah Pengaruh perlakuan Koefisien keragaman Pertumbuhan tanaman 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST Jumlah anakan 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8MST Indeks luas daun 3 MST 4 MST 5 MST 6MST 7 MST 8 MST Bobot kering akar (8 MST) Berat kering berangkasan (8 MST) Jumlah anakan produktif Jumlah gabah per malai Panjang malai Bobot 1000 butir Bobot gabah basah ubinan Bobot gabah kering ubinan Bobot basah gabah sampel Bobot kering gabah sampel Keterangan: : tidak berbeda nyata 5.70 5.42 5.31 3.67 2.68 2.47 26.87 19.82 4.55 23.15 6.76 23.15 23.15 23.15 23.15 5.75 2.00 1.80 23.15 10.30 9.63 8.93 1.52 4.55 9.42 7.69 16.26 12.57

16 Pertumbuhan Tanaman Tinggi Tanaman zat pengatur tumbuh Difenokonazol dan Ziramsecara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pada umumnya Difenokonazol menekan pertumbuhantinggi tanaman.hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa semua perlakuan Difenokonazol memiliki tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan kontrol. Untuk ZPT Ziram memiliki tinggi tanaman yang sama dengan kontrol. Tabel 2. Pengaruh Beberapa Dosis Zat Pengatur Tumbuh terhadap Tinggi Tanaman Umur tanaman (MST ) 3 4 5 6 7 8 Tanpa ZPT (P0) Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 44.26 42.30 57.49 55.04 72.89 68.61 78.74 76.93 87.74 85.91 96.43 91.45 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 43.99 54.97 69.21 77.93 86.79 93.85 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 44.02 55.26 70.26 77.66 88.25 95.47 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 42.39 55.60 69.43 78.83 85.60 92.62 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 43.56 56.01 69.73 74.20 85.45 93.41 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 43.99 57.01 70.87 78.12 86.67 94.23 Ziram 3 kg/ha (P7) 45.23 57.38 72.82 78.25 85.93 92.93 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 45.85 59.30 71.11 80.82 89.89 96.50 Ziram 3 kg/ha (P9) 44.08 56.11 69.91 76.59 85.91 92.84 Ziram 6kg/ (P10) 43.61 56.97 70.25 78.83 87.58 96.03 Ziram 9 kg/ha(p11) 41.1 54.61 69.31 77.03 87.31 93.48 Ziram 12 kg /ha 44.13 57.51 71.86 79.03 88.35 94.95 Jumlah Anakan zat pengatur tumbuh secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah anakan. Hal tersebut terlihat secara rinci pada Tabel4 dibawah ini.walaupun demikian pada Tabel 3terlihat pada Difenokonazol 600 ml/ha (P4) memiliki jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan kontrol, dan untuk Ziram pada perlakuan Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3 kg/ha (P9),

17 Ziram 6 kg/ha (P10), dan Ziram 12 kg/ha (P12) yang lebih banyak dibandingkan kontrol. Tabel 3. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Jumlah Anakan Umur tanaman (MST ) 3 4 5 6 7 8 Tanpa ZPT (P0) 12 20 23 29 27 26 Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 13 19 19 25 27 25 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 12 20 21 25 26 25 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 13 22 24 29 29 28 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 13 20 19 28 25 24 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 13 20 20 25 27 25 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 13 21 23 27 28 26 Ziram 3 kg/ha (P7) 13 20 23 25 26 25 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 16 23 23 28 29 27 Ziram 3 kg/ha (P9) 14 17 20 24 25 24 Ziram 6kg/ (P10) 12 22 22 28 30 28 Ziram 9 kg/ha (P11) 12 18 21 25 25 23 Ziram 12 kg /ha 13 21 24 27 28 27 Bagan Warna Daun ZPT Difenokonazol dan Ziram pada tanaman padi sawah tidak berpengaruh terhadap warna daun.walaupun demikian Respon Defenokonazol dan Ziram terlihatlebih baikpada konsentrasi tertentu (Tabel 4).. Tabel 4. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Bagan Warna Daun Umur tanaman (MST) 3 4 5 6 7 8 Tanpa ZPT (P0) 3.00 3.00 3.00 3.93 3.93 3.93 Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 3.00 3.00 3.13 3.93 4.00 4.00 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 3.00 3.00 3.00 3.73 4.00 4.00 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 3.00 3.00 3.07 3.87 4.00 3.93 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 3.00 3.00 3.00 3.93 4.00 3.93 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 3.00 3.00 3.00 4.00 3.93 4.00 Ziram 3 kg/ha (P7) 3.00 3.00 3.00 3.87 4.00 3.93 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 3.00 3.00 3.00 3.93 4.00 4.00 Ziram 3 kg/ha(p9) 3.00 3.00 3.00 3.80 3.93 3.93 Ziram 6 kg/ha (P10) 3.00 3.00 3.13 3.87 4.00 3.93 Ziram 9 kg/ha (P11) 3.00 3.00 3.13 3.87 4.00 3.93 Ziram 12 kg/ha (P12) 3.00 3.00 3.13 3.93 4.00 3.93

18 Pada perlakuan Difenokonazol dan Ziram terlihat memiliki warna daun lebih hijau dibandingkan kontrol meskipun tidak berbeda nyata,namun pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha(p2), dan Difenokonazol600 ml/ha (P4) memiliki bagan warna daun 4 yaitu diatas nilai kritis, sedangkan untuk perlakuan Ziram umumnya sama dengan kontrol akan tetapi pada dosis tertentu memiliki warna daun 4 yaitu Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan 4.5 kg/ha (P8). Bobot Kering Biomass Aplikasi perlakuan ZPT terlihat tidak berbeda nyata baik terhadap bobot kering tajuk dan akar.walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat secara umum aplikasi ZPT Ziram meningkatkan bobot kering tajukyang lebih berat dibandingkan kontrolyaitu pada perlakuan Ziram 1.5 kg/ha (P6), Ziram 3 kg/ha (P7), Ziram 4.5 kg/ha (P8), Ziram 3.75 kg/ha Dan Ziram 5.25 kg/ha (P11) dan Ziram 12 kg/ha (P12). Secara rinci pengaruh ZPT dan terhadap bobot kering biomassa tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Bobot Kering Tajuk dan AkarPada saat 8 MST Bobot kering Tajuk Akar Tanpa ZPT (P0) 62.49 31.79 Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 55.64 18.64 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 68.04 17.33 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 54.67 13.66 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 65.18 29.84 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 60.62 33.43 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 73.45 21.33 Ziram 3 kg/ha (P7) 94.30 35.00 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 81.43 25.70 Ziram 3 kg/ha(p9) 62.08 19.17 Ziram 6 kg/ha (P10) 60.50 25.17 Ziram 9 kg/ha (P11) 64.81 41.45 Ziram 12 kg/ha (P12) 86.21 27.26 Aplikasi Difenokonazol umumnya menghasilkan bobot kering tajuk dan akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Difenokonazol

19 150 ml/ha (P1) dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) adalah perlakuan yang menghasilkan bobot kering tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol. Hasil dan Komponen Hasil Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot 1000 Butir Komponen hasil padisawah yang diamati meliputi jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah/malai, bobot 1000 butir gabah, dan persen gabah hampa. Rataan hasil pengamatan dan analisis statistik pengaruh aplikasi ZPT Difenokonazol dan Ziram dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan terhadap Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah/Malai, dan Bobot1000 Butir Jumlah anakan produktif Panjang malai (cm) Jumlah gabah/ malai Bobot 1000 butir (g) Tanpa ZPT (P0) 18 27.15 178 26.33 Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 18. 26.02 170 25.67 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 16 26.42 185 25.67 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 21 26.21 169 25.67 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 19 26.62 175 26.33 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 19 26.17 174 25.67 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 19 25.66 165 25.33 Ziram 3 kg/ha (P7) 17 27.12 191 25.67 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 17 25.38 177 25.67 Ziram 3 kg/ha(p9) 15 25.87 163 25.00 Ziram 6 kg/ha (P10) 19 26.09 175 26.00 Ziram 9 kg/ha (P11) 16 26.16 179 26.00 Ziram 12 kg/ha (P12) 18 26.80 207 26.00 Secara statistik perlakuan zat pengatur tumbuh Ziram dan Difenokonazol tidak berbeda nyata terhadap jumlah anakan produktifpada seluruh perlakuan ZPT. Pengaruh Difenokonazol dan Ziram terlihat memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan jumlah anakan produktif kecuali perlakuan P2 dengan

20 konsentrasi300 ml/ha.difenokonazol yang menghasilkan jumlah anakan produktif lebih rendah dari pada kontrol dan perlakuan Ziram 3 kg/ha (P9) yang memiliki jumlah anakan produktif terendah. Difenokonazol dan Ziram terhadap panjang malai tidak berbeda nyata secara statistik.pada Tabel 7juga dapat dilihat bahwa pemberiaan Ziram secara umum memberikan peningkatan terhadap jumlah bulir gabah meskipun tidak berbeda nyata.akan tetapi, Difenokonazol secara umummenekan bobot 1000 butir yaitu dapat dilihat pada perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1), Difenokonazol 300 ml/ha (P2), dan Difenokonazol 450 ml/ha (P3) memiliki bobot 1000 butir yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Hasil per rumpun, Hasil ubinan dan dugaan hasil per Ha Pengaruh ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah per rumpun.walaupun demikian perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah per rumpun sedangkan Ziramtidak selalu demikian, pada beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih besar dibandingkan Kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Pengaruh ZPT terhadap Hasil/Rumpun Hasil/Rumpun Bobot basah Bobot kering Tanpa ZPT (P0) 240.67 178.00 Difenokonazol 150 ml/ha (P1) 243.33 177.00 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 205.67 147.00 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 276.67 204.67 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 257.33 190.33 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 245.33 177.33 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 243.00 180.00 Ziram 3 kg/ha (P7) 236.33 171.00 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 181.33 140.00 Ziram 3 kg/ha(p9) 177.00 131.00 Ziram 6 kg/ha (P10) 246.67 177.00 Ziram 9 kg/ha (P11) 188.67 131.33 Ziram 12 kg/ha (P12) 234.33 170.67

21 Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10). ZPT Difenokonazol menghasilkan bobot basah per rumpun sekitar 257.3-276 g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu 240.67 g, sedangkan Ziram berkisar 177-246 g. Dugaan Hasil per ha PadaGambar 2 terdapat peningkatan hasil per Ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Ziram 4.5 kg/ha (P8) merupakan perlakuan yang paling baik karenamenghasilkan produktivitas padi tertinggisebesar 7.17 ton/ha. Difenokonazol menghasilakan produktivitas 5.89-6.64 ton/ha dan Ziram 5.38-7.17 ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Dugaan hasil/ha (ton/ha) Gambar 2. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Dugaan Hasil/ha Peningkatan Hasil PadaGambar 3 terlihat secara umum terdapatpeningkatan hasil GKG (gabah kering giling) per ha pada setiap perlakuan meskipun secara statistik tidak berbeda nyata. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazol sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha. Demikian pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuanziram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10)

22 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha gabah kering giling/ha.peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42-15.21% dan untuk perlakuanziram berkisar 8.00-21.48% dan penurunan hasil pada perlakuan Ziram 6 (P10) adalah 4.64%. Peningkatan Hasil GKG ton/ha peningkatan ton/ha 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0-0.2-0.4 1.54 1.01 1.03 1.01 1.03 0.51 0.51 0.51 0.51 0.51 0.26-0.25 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Gambar 3.Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Peningkata Hasil/ha Analisi Usaha Tani Hasil analisi usaha tani menunjukan bahwa aplikasi dosis zat pengatur tumbuh Difenokonazol memberikan keuntungan Rp. 2.332.600 sampai dengan Rp. 8.370.100 dibandingkan perlakuan kontrol. Aplikasi Difenokonazol dengan dosis 150 ml/ha sudah dapat memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp. 4.187.200 di bandingkan aplikasi tanpa menggunakan ZPT tersebut. Aplikasi ZPT Ziram yang diaplikasikan melalui daun semuanya memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan yang diaplikasikan melalui tanah. Aplikasi ZPT Ziram dengan dosis 0.75 kg/ha 4.5 kg/ha yang di aplikasikan melalui daun memberikan keuntungan Rp. 3.896.500 sampai dengan Rp 4.170.250 sedangkan yang diaplikasikan melalui tanah hanya memberikan

23 keuntungan sekitar 50 % dibandingkan yang tidak diaplikasikan ZPT. Hal tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 8. Tabel 8. Analisis usaha tani ZPT difenokonazol dan Ziram Perlakuaan Biaya Penerimaan Keuntungan R/C (Rp) (Rp) (Rp) (%) Tanpa ZPT (P0) 5,801,200 14,075,000 6,512,500 1.90 Difenokonazol 150 ml/ha(p1) 5,871,200 16,600,000 10,728,800 2.83 Difenokonazol 300 ml/ha (P2) 5,879,900 14,725,000 8,845,100 2.50 Difenokonazol 450 ml/ha (P3) 5,888,600 15,350,000 9,461,400 2.61 Difenokonazol 600 ml/ha (P4) 5,897,300 16,600,000 10,702,700 2.81 Ziram 0.75 kg/ha (P5) 5,897,300 15,350,000 10,682,750 2.81 Ziram 1.5 kg/ha (P6) 5,949,500 16,600,000 10,518,500 2.73 Ziram 3 kg/ha (P7) 6,081,500 16,600,000 10,518,500 2.73 Ziram 4.5 kg/ha (P8) 6,191,000 16,600,000 10,409,000 2.68 Ziram 3 kg/ha(p9) 6,081,500 9,268,500 3,187,000 1.52 Ziram 6 kg/ha (P10) 6,300,500 7,149,500 849,000 1.13 Ziram 9 kg/ha (P11) 6,300,500 10,299,500 3,999,000 1.63 Ziram 12 kg/ha (P12) 6,738,500 9,911,500 3,173,000 1.47 Pembahasan Dari analisis tanah diperoleh bahwa tanah dilokasi percobaan memiliki ph tanah awal dan akhir percobaan tergolong masam (5.2 dan 5.8),kandungan N awal dan akhir rendah (0.11 % dan 0.16 %), serta kandungan P dan K sangat rendah. Berdasarkan analisis tanah tersebut maka status kesuburan tanah tergolong rendah (Soepardi, 1983). Unsur hara atau nutrisi mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi (Grist, 1985 ; Gardner et.al., 1991). Walaupun penelitian ini bukan perlakuan penambahan unsurhara, kesuburan tanah tetap diperhatikan. Hal tersebut untuk mencegah tidak terlihaya pengaruh zat pengatur tumbuh karena gangguan kekurangan unsur hara. Seluruh perlakuan menghasilkan tinggi tanaman, jumlah anakan, dan bagan warna daun yang tidak berbeda nyata. Walaupundemikian terlihat secara umum bahwa ZPT Difenokonazol menekan tinggi tanaman padi sedangkan Ziram

24 tidak demikian. Penekanan tersebut diduga karena ZPT Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh, hal ini sesuai dengan pernyataan Wattimena (1988) yang menyatakan bahwa zat penghambat tumbuh memberikan efek penekanan terhadap pertumbuhan vegetatif. Pada peubah bagan warna daun terlihat bahwa perlakuandifenokonazol memiliki daun yang lebih hijau dibanding kontrol. Beberapa perlakuandifenokonazol memiliki skala bagan warna daun 4 yang menunjukkan diatas nilai kritis.hal ini diduga karena pengaruh ZPTgolongan Triazol yang berfungsi meningkatkan kandungan klorofil, menekan tinggi tanaman,menekan jumlah anakan dan mencegah senessence (Wattimena,1988). Dengan meningkaya kandungan klorofil tanaman maka akan meningkatkan tingkat kehijauan warna daun dan nilai Bagan Warna Daun (BWD) akan semakin besar (IRRI, 2007). ZPT Difenokonazol dan Ziram terlihat tidak berpengaruh terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah anakan produktif, panjang malai,jumlah gabah per malai, dan bobot 1000 butir.walaupun tidak berbeda secara statistik tetapi terlihat umumnya aplikasi ZPT Ziram meningkatkan bobot kering tajuksedangkan Difenokonazol tidak selalu demikian. Beberapa perlakuan Ziram memiliki bobot kering tajuk yang lebih besar dibanding kontrol kecuali pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), dan Ziram 3kg/ha (P9). Untuk perlakuan bobot kering akar perlakuan Difenokonazol seluruhnya memiliki bobot kering akar yang lebih rendah dibandingkan kontrol sedangkan perlakuan Ziram tidak demikian. Pada perlakuan Ziram bobot kering akar yang lebih berat dibanding kontrol adalah Ziram 0.75 kg/ha (P5), Ziram 3 kg/ha (P7) dan Ziram 9 kg/ha (P11). Fungsi Ziramadalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H + ke dinding sel. Ion H + mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis

25 (Wattimena, 1988). Hal tersebut diduga yang menyebabkan bobot biomass perlakuan Ziram lebih tinggi dibandingkan kontrol walaupun tidak berpengaruh nyata secara statistik. Pengaruh berbagai perlakuan ZPT Difenokonazol dan Ziram tidak berbeda nyata secara statistik terhadap hasil gabah permalai.walaupun demikian,perlakuan Difenokonazol umumnya meningkatkan hasil gabah perumpunsedangkan Ziram tidak selalu demikian. ZPT Difenokonazol mengasilkan bobot basah per rumpun sekitar 257.3-276 g yang lebih besar dibanding kontrol yaitu 240.67 g. Bobot gabah permalai untuk perlakuan Ziram berkisar 177-246 g. Terdapat beberapa perlakuan Ziram yang lebih besar dibandingkan kontrol yaitu pada perlakuan Ziram 0.75 kg/ha (P5), Ziram 1.5 kg/ha (P6) dan Ziram 6 kg/ha (P10) akan tetapi secara umum perlakuan Ziram memiliki bobot basah per rumpun yang lebih kecil dibandingkan kontrol. Hal ini diduga karena pengaruh yang ditimbulkan ZPT tersebut sangat kecil akibat waktu aplikasi yang tidak tepat dan cuaca yang tidak mendukung. Terdapat peningkatan hasil dari dugaan hasil per ha pada perlakuan Difenokonazol dan Ziram meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik. Difenokonazol menghasilkan produktivitas 5.89-6.64 ton/ha dan Ziram5.38-7.17 ton/ha sedangkan kontrol 5.63 ton/ha. Walaupun tidak berbeda nyata secara statistik tetapi terdapat peningkatan hasil yang cukup berarti secara agronomi. Dari data tersebut diduga bahwa pelakuan Ziram yang disemprot ke daun lebih efektif pada dosis 4.5 kg/ha (P8) dengan dugaan hasil 7.17 ton/ha dan untuk yang ditabur atau di aplikasikan ke tanah lebih efektif pada dosis yang lebih besar yaitu pada perlakuan Ziram 9 kg/ha (P11) dengan dugaan hasil 6.64 ton/ha dan Ziram 12 kg/ha (P12) dengan dugaan hasil 6.64 ton/ha. Pada konsentrasi rendah perlakuan Ziram yang ditabur ketanahtidak efektif. Hal ini diduga karena ada kemungkinan ZPT tersebut tidak seluruhnya diserap oleh tanaman atau ada kehilangan pada saat aplikasi yang terbawa oleh air. Menurut Wereing dan Phillips (1989) bahan dasar auksin pada proses sintesis alami dalam suatu tanaman adalah asam amino Triptopan. Kecepatan transportasi auksin pada transportasi tanaman berkisar 6-8 mm/jam. Transpor auksin ini bersifat basipetal dan pada beberapa organ seperti akar bersifat akropetal. Pemberiaan ZPT

26 umumnya disemprotkan ke permukaan daun tanaman dan kemudian masuk kedalam tubuh tanaman melalui stomata daun. ZPT ini kemudian pada metabolism lebih lanjut digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut (Moore, 1985 ; Gardner et al., 1991). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil GKG per ha pada setiap perlakuan meskipun secara umum tidak berbeda nyata secara statistik dengan kontrol. Peningkatan hasil paling kecil pada perlakuan Difenokonazolyaitu perlakuan Difenokonazol 300 ml/ha(p2) sekitar 260 kg/ha sedangkan peningkatan tertinggi mencapai sekitar 1 ton/ha yaitu perlakuan Difenokonazol 150 ml/ha (P1). Peningkatan hasil untuk perlakuan Difenokonazol berkisar 4.42-15.21 %.Demikiaan pula pada perlakuan ZPT Ziram umumnya terjadi peningkatan hasil kecuali perlakuan Ziram 6 kg/ha (P10). Selain perlakuan P10 tersebut, aplikasi ZPT Ziram meningkatkan hasil sekitar 0.5-1.5 ton/ha gabah kering giling. Untuk peningkatan perlakuan Ziram berkisar 8.00-21.48% dan penurunan hasil pada perlakuanziram 6 kg/ha (P10) adalah 4.64%. Difenokonazol merupakan zat penghambat tumbuh yang memiliki mekanisme menekan pertumbuhan vegetatif, menghambat penuaan (senessence) dan meningkatkan pertumbuhan organ-organ khusus. Penghambatan senessence berarti akan memperbanyak fotosintat yang dapat diproduksi tanam, sedangkan penghambatan tumbuh bagian vegetatif tanaman akan mengurangi sink vegetatif sehingga organ reproduktif dapat berkembang lebih baik. Auksin fungsinya digunakan untuk memaju pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi hasil pertaniaan terutama tanaman pangan(van der Salm et al,. 1996). Aktivitas auksin, akan berpengaruh terhadap semua proses fisiologi pada tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, pembelahan sel, peningkatan respirasi, dan pengambilan ion K +.ZPT dapat merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta meningkatkan bagian tanaman yang dipanen sebagai hasil (Wattimena, 1988).