BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
|
|
- Hadian Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman vegetatif umur 73 hst, KAR daun dan panjang akar (Tabel 5.1). Tabel 5.1 Signifikansi Adaptasi Galur Garapan Padi Gogo Terhadap Beberapa Parameter yang Diamati No. Parameter Notasi 1 Tinggi tanaman vegetatif umur 60 hst (cm) ** 2 Jumlah anakan vegetatif umur 60 hst (batang) ns 3 Elevasi daun umur 60 hst ( 0 ) * 4 Tinggi tanaman vegetatif umur 73 hst (cm) * 5 Jumlah anakan vegetatif umur 73 hst (batang) ** 6 KAR daun tanaman (%) * 7 Kandungan klorofil daun (SPAD) ** 8 Tinggi tanaman produktif (cm) ** 9 Jumlah anakan produktif (batang) ** Umur berbunga 50% (hst) Umur panen (hst) ** ** 12 Panjang akar (cm) * 13 Berat basah akar (gr) ** 14 Berat kering oven akar (gr) ** 15 Gabah isi per malai (butir) ** 16 Jumlah gabah hampa per malai (butir) ** 17 Jumlah gabah total per malai (butir) ** 18 Panjang malai (cm) ** 19 Berat 1000 butir biji KA 14% (gr) ** 20 Hasil GKG (ton/ha) ** Keterangan : ns : berpengaruh tidak nyata (P 0,05) * : berpengaruh nyata (P > 0,05) ** : berpengaruh sangat nyata (P>0,01)
2 Selain parameter tersebut semua berpengaruh sangat nyata, kecuali jumlah anakan vegetatif umur 60 hst menunjukkan pengaruh yang tidak nyata Bentuk Rumpun Tanaman, Tinggi Tanaman Fase Vegetatif, dan Jumlah Anakan Maksimum. Perlakuan galur harapan terhadap elevasi daun tertinggi pada galur PMG 08/Psj (37,35º) berbeda nyata dengan galur PMG 03/Psj, PMG 04/Psj, PMG 07/Psj, dan varietas pembanding Limboto maupun Lokal, seperti terlihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Pengaruh Perlakuan Galur Mutan Terhadap Bentuk Rumpun, Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan Pada Umur 60 HST Kode Galur/Varietas Elevasi daun umur 60 hst ( ) Tinggi tanaman vegetatif umur 60 hst (cm) Jumlah anakan vegetatif umur 60 hst (batang) A PMG 01/Psj 33,83 abc 52,72 c 14,07 a B PMG 02/Psj 35,83 ab 55,00 bc 14,73 a C PMG 03/Psj 29,67 cd 53,90 bc 17,93 a D PMG 04/Psj 31,33 bcd 54,52 bc 15,73 a E PMG 05/Psj 36,67 a 53,58 bc 14,73 a F PMG 06/Psj 35,90 ab 52,63 c 15,27 a G PMG 07/Psj 31,07 bcd 52,54 c 15,37 a H PMG 08/Psj 37,35 a 53,58 bc 16,30 a Y PMG 09/Psj 35,57 ab 52,75 bc 16,90 a K PMG 10/Psj 35,00 ab 55,48 b 18,07 a L Limboto 29,17 d 34,09 d 16,80 a M Lokal 27,17 d 66,87 a 20,10 a KK% 14,13 5,30 17,23 BNT5% 4,59 2,75 2,75 Tinggi tanaman vegetatif umur 60 hst tertinggi pada varietas lokal yaitu 66,87 cm, berbeda nyata dengan semua galur harapan maupun varietas Limboto.
3 28 Tinggi tanaman terrendah yaitu varietas Limboto dengan tinggi 34,09 cm. Demikian pula dengan jumlah anakan terbanyak pada varietas lokal yaitu 20,10 batang, berbeda nyata dengan semua galur harapan maupun varietas Limboto. 5.3 Jumlah Anakan dan Tinggi Tanaman Fase Vegetatif dan Produktif Pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa perlakuan galur harapan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman vegetatife pada umur 73 hst. Galur harapan memberikan pertumbuhan tinggi tanaman berbeda nyata dengan varietas pembanding Limboto maupun Lokal. Tinggi tanaman tertinggi yaitu varietas Lokal (90,03 cm), sedangkan terrendah pada varietas Limboto (39,07 cm). Tabel 5.3 Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan pada Umur 73 dan 111 HST Ko de Galur atau Varietas Tinggi tanaman vegetatif umur 73 hst (cm) Jumlah anakan vegetatif umur 73 hst (batang) Tinggi tanaman produktif (cm) Jumlah anakan produktif (batang) A PMG 01/Psj 64,18 d 18,00 bcde 70,08 f 17,47 de B PMG 02/Psj 63,33 d 16,40 de 73,78 de 20,90 a C PMG 03/Psj 63,77 d 19,30 abcd 70,80 ef 19,00 abcde D PMG 04/Psj 65,02 cd 19,90 abc 75,03 cd 20,27 a E PMG 05/Psj 61,85 d 15,70 e 73,60 de 18,00 cde F PMG 06/Psj 65,52 cd 17,80 bcde 70,90 ef 19,17 abcd G PMG 07/Psj 64,90 d 21,27 ab 74,72 cd 20,20 a H PMG 08/Psj 69,80 b 20,37 abc 76,48 cd 18,20 bcde Y PMG 09/Psj 66,67 bc 17,43 cde 73,39 de 19,83 ab K PMG 10/Psj 65,28 cd 18,77 bcde 77,47 c 19,43 abc L Limboto 39,07 e 22,80 a 84,05 b 17,13 e M Lokal 90,03 a 19,70 abcd 170,10 a 13,20 f KK% 6,04 18,85 3,83 10,47 BNT5% 3,84 3,49 3,09 1,90
4 29 Tinggi tanaman produktif pada umur 111 hst tertinggi juga pada varietas lokal, namun terendah pada galur PMG 01/Psj (70,08 cm). Hasil analisis terhadap jumlah anakan vegetatife berpengaruh sangat nyata pada umur 73 hst. Jumlah anakan vegetatif terbanyak pada varietas pembanding Limboto (22,80 batang) dan paling sedikit galur PMG 05/Psj (15,70 batang). Hasil analisis terhadap jumlah anakan produktif berpengaruh sangat nyata pada umur 111 hst. Jumlah anakan galur PMG 01/Psj, PMG 05/Psj, PMG 08/Psj, dan varietas pembanding baik Limboto maupun Lokal, berbeda nyata dengan galur lainnya. Jumlah anakan berkisar antara 13,20 20,90 batang. 5.4 Umur Berbunga 50%, Umur Panen dan Panjang Malai Hasil analisis menunjukkan perlakuan galur harapan berpengaruh sangat nyata terhadap umur berbunga 50% tanaman. Umur berbunga tanaman paling cepat dihasilkan oleh galur harapan PMG 09/Psj (93,67 hst), berbeda nyata dengan galur harapan lain dan varietas pembanding. Umur berbunga tanaman paling lama dihasilkan oleh varietas pembanding Lokal (138,00 hst), berbeda nyata dengan semua galur harapan dan varietas pembanding Limboto (Tabel 5.4). Hasil analisis menunjukkan perlakuan galur harapan berpengaruh sangat nyata terhadap umur panen tanaman. Umur panen tanaman paling genjah dihasilkan oleh galur harapan PMG 09/Psj (124,00 hst) berbeda nyata dengan galur harapan PMG 01/Psj, PMG 03/Psj, PMG 07/Psj dan varietas pembanding. Umur panen tanaman paling lama dihasilkan oleh varietas Lokal yaitu 183,00 hst (Tabel 5.4).
5 Hasil analisis menunjukkan perlakuan galur harapan berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai. Panjang malai paling panjang dihasilkan oleh varietas pembanding yaitu varietas Lokal berbeda nyata dengan semua galur dan varietas Limboto. Panjang malai paling pendek galur PMG 03/Psj yaitu 16,05 cm (Tabel 5.4). Tabel 5.4 Pengaruh Perlakuan Terhadap Umur Berbunga, Umur Panen dan Panjang Malai Kode Galur/Varietas Umur berbunga 50% (hst) Umur panen (hst) Panjang malai (cm) A PMG 01/Psj 103,67 bc 131,67 c 16,11 fg B PMG 02/Psj 101,67 c 127,67 cd 16,55 efg C PMG 03/Psj 106,00 b 131,67 c 16,05 g D PMG 04/Psj 103,00 bc 128,00 cd 16,88 def E PMG 05/Psj 99,33 c 128,00 cd 16,88 def F PMG 06/Psj 98,33 c 128,00 cd 16,92 de G PMG 07/Psj 102,67 bc 131,67 c 17,47 cd H PMG 08/Psj 102,67 bc 128,00 cd 17,34 cde Y PMG 09/Psj 93,67 d 124,00 d 17,73 c K PMG 10/Psj 101,67 c 128,00 cd 17,01 cde L Limboto 103,00 bc 155,00 b 21,96 b M Lokal 138,00 a 183,00 a 25,18 a KK% 3,97 3,21 4,50 BNT5% 4,06 4,25 0, Jumlah Gabah Isi, Gabah Hampa, Gabah Total Per Malai Hasil analisis statistika berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah gabah isi, gabah hampa dan gabah total per malai disajikan pada Tabel 5.5. Jumlah gabah isi per malai terbanyak dihasilkan oleh galur harapan PMG 08/Psj (52,73 butir) per malai dan jumlah gabah isi terrendah dihasilkan oleh galur harapan PMG 03/Psj
6 31 (15,50 butir) per malai. Untuk jumlah gabah hampa yang terbanyak dihasilkan oleh varietas pembanding Lokal yaitu 68,20 butir per malai. Jumlah gabah total terbanyak juga dihasilkan oleh varietas pembanding Lokal yaitu 97,13 butir. Kode Tabel 5.5 Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Gabah Isi, Hampa dan Gabah Total Per Malai Galur/Varietas Gabah isi per malai (butir) Gabah hampa per malai (butir) Gabah total per malai (butir) A PMG 01/Psj 17,03 e 57,93 b 74,97 bc B PMG 02/Psj 39,74 bc 27,31 fg 67,05 cd C PMG 03/Psj 15,50 ef 37,87 de 53,37 e D PMG 04/Psj 33,30 cd 31,63 efg 64,93 d E PMG 05/Psj 37,47 cd 28,37 fg 65,83 d F PMG 06/Psj 48,53 ab 28,20 fg 76,73 b G PMG 07/Psj 17,73 e 47,03 cd 64,77 d H PMG 08/Psj 52,73 a 28,27 fg 81,00 b Y PMG 09/Psj 38,97 bcd 25,37 g 64,33 d K PMG 10/Psj 33,07 cd 33,70 efg 66,77 d L Limboto 41,07 bc 51,20 c 92,27 a M Lokal 28,93 d 68,20 a 97,13 a KK% 30,50 17,42 11,40 BNT5% 10,04 6,60 8, Berat 1000 Butir dan Hasil GKG Hasil analisis statistika perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap berat 1000 butir. Berat 1000 butir terberat dihasilkan oleh galur harapan PMG 05/Psj (30,44 g). Berat 1000 biji yang dihasilkan oleh varietas pembanding berkisar antara 25,84-26,92 g (Tabel 5.6). Hasil analisis statistika terhadap hasil gabah kering giling disajikan pada Tabel 5.6. Perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil gabah kering giling.
7 32 Hasil gabah kering giling galur harapan PMG 08/Psj sebesar 3,18 GKG ton/ha, diikuti oleh galur harapan PMG 06/Psj (2,66 GKG ton/ha) dan PMG 05/Psj (2,22 GKG ton/ha) lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding. Hasil gabah kering giling per hektar varietas pembanding berkisar antara 0,90 2,02 GKG ton per hektar. Pada Tabel 5.6, juga terlihat galur harapan PMG 05/Psj dan PMG 06/Psj mempunyai tingkat hasil yang lebih tinggi dari varietas pembanding. Kode Tabel 5.6 Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat 1000 Butir dan Hasil GKG Galur/Varietas Berat 1000 butir (g) Hasil GKG (ton/ha) A PMG 01/Psj 27,796 cd 0,64 ef B PMG 02/Psj 28,145 cd 1,95 cd C PMG 03/Psj 25,246 g 0,37 f D PMG 04/Psj 27,817 cd 1,79 cd E PMG 05/Psj 30,438 a 2,22 bc F PMG 06/Psj 28,285 c 2,66 bc G PMG 07/Psj 27,747 d 0,70 ef H PMG 08/Psj 29,200 b 3,18 a Y PMG 09/Psj 29,008 b 2,02 bcd K PMG 10/Psj 24,368 h 1,61 d L Limboto 25,842 f 2,02 bcd M Lokal 26,915 e 0,90 e KK% 1,92 31,12 BNT5% 0,52 0, KAR Daun Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap KAR daun tanaman (Tabel 5.7). Galur harapan memiliki KAR daun
8 lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding baik Limboto maupun Lokal. 33 Tabel 5.7 Pengaruh Perlakuan Terhadap KAR Daun Kode Galur/Varietas KAR daun (%) A PMG 01/Psj 0,79 ab B PMG 02/Psj 0,70 bc C PMG 03/Psj 0,78 ab D PMG 04/Psj 0,80 a E PMG 05/Psj 0,80 a F PMG 06/Psj 0,78 ab G PMG 07/Psj 0,64 c H PMG 08/Psj 0,84 a Y PMG 09/Psj 0,77 ab K PMG 10/Psj 0,77 ab L Limboto 0,61 c M Lokal 0,62 c KK% 12,63 BNT5% 0, Kandungan Klorofil Daun Hasil analisis ststistika menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan klorofil daun (Tabel 5.8). Galur harapan memiliki kandungan klorofil yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding baik Limboto maupun Lokal. Kandungan klorofil yang paling tinggi yaitu galur PMG 07/Psj dan yang paling rendah yaitu varietas pembanding lokal.
9 34 Tabel 5.8 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Klorofil Daun Kode Galur/Varietas Klorofil (SPAD) A PMG 01/Psj 46,58 abcd B PMG 02/Psj 46,95 abcd C PMG 03/Psj 44,86 cd D PMG 04/Psj 48,08 a E PMG 05/Psj 47,59 ab F PMG 06/Psj 45,23 bcd G PMG 07/Psj 48,39 a H PMG 08/Psj 47,53 ab Y PMG 09/Psj 44,72 d K PMG 10/Psj 47,74 a L Limboto 38,59 e M Lokal 34,60 f KK% 3,94 BNT5% 1, Panjang Akar, Berat Basah Akar, dan Berat Kering Oven Akar Hasil analisis ststistika menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap panjang akar (Tabel 5.9). Galur harapan mempunyai panjang akar yang lebih panjang dari varietas pembanding Limboto, namun lebih pendek dengan varietas pembanding Lokal kecuali galur PMG 05/Psj dan PMG 08/Psj tidak berbeda nyata dengan varietas Lokal. Hasil analisis ststistika menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah akar (Tabel 5.9). Galur harapan mempunyai berat basah akar yang lebih rendah dari varietas Lokal dan lebih tinggi dari varietas pembanding Limboto, namun tidak berbeda nyata dengan galur PMG 01/Ps, PMG 02/Psj, PMG 05/Psj, PMG 07/Psj dan PMG 09/Psj.
10 35 Hasil analisis ststistika menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering oven akar (Tabel 5.9). Galur harapan mempunyai berat kering oven akar lebih rendah dibandingkan dengan varietas Lokal dan lebih tinggi dari varietas pembanding Limboto, namun tidak berbeda nyata dengan galur PMG 01/Psj, PMG 02/Psj, dan PMG 07/Psj. Data hasil pengamatan dan analisis sidik ragam semua parameter disajikan pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 23. Tabel 5.9 Pengaruh Perlakuan Terhadap Panjang Akar, Berat Basah Akar, Berat Kering Oven Akar Kode Galur/Varietas Panjang akar Berat basah akar Berat kering (cm) (g) oven akar (g) A PMG 01/Psj 26,33 cd 16,83 d 4,43 g B PMG 02/Psj 24,50 de 19,27 cd 5,77 g C PMG 03/Psj 24,67 de 39,50 b 11,38 de D PMG 04/Psj 26,00 cde 37,87 b 15,22 bc E PMG 05/Psj 29,33 abc 23,27 cd 11,47 cde F PMG 06/Psj 27,67 cd 30,77 bc 14,57 bcd G PMG 07/Psj 26,83 cd 23,70 cd 6,93 fg H PMG 08/Psj 32,67 ab 41,13 b 14,60 bcd Y PMG 09/Psj 29,33 bc 22,97 cd 9,77 ef K PMG 10/Psj 28,00 cd 41,33 b 15,46 b L Limboto 22,50 e 18,93 cd 4,50 g M Lokal 33,33 a 99,33 a 25,83 a KK% 14,12 39,84 33,08 BNT5% 3,81 13,47 3, Kandungan Gula Total Daun, Gula Pereduksi Daun, dan Sukrosa Daun Kandungan gula total daun tertinggi pada varietas pembanding Lokal (6,53%). Galur harapan PMG 06/Psj (5,91%) disusul PMG 07/Psj (5,37), PMG
11 36 03/Psj (5,27%), dan PMG 10/Psj (5,23%) menghasilkan kandungan gula total daun lebih tinggi dari varietas pembanding Limboto, seperti disajikan pada Tabel 5.10 dan Gambar 5.1. Tabel 5.10 Rata-Rata Kandungan Gula Total Daun, Gula Pereduksi Daun, dan Sukrosa Daun Kode Galur/Varietas Kandungan Gula Total Daun (%) Kandungan Gula Pereduksi (%) Kandungan Sukrosa Daun (%) A PMG 01/Psj 3,81 0,84 2,82 B PMG 02/Psj 4,25 1,00 3,09 C PMG 03/Psj 5,27 0,89 4,16 D PMG 04/Psj 3,36 1,05 2,20 E PMG 05/Psj 3,61 0,48 2,98 F PMG 06/Psj 5,91 0,88 4,78 G PMG 07/Psj 5,37 0,98 4,18 H PMG 08/Psj 4,30 0,73 3,40 Y PMG 09/Psj 3,01 0,82 2,08 K PMG 10/Psj 5,23 0,70 4,31 L Limboto 4,75 0,57 3,97 M Lokal 6,53 0,60 5,63 Keterangan: Hasil analisis laboratorium
12 37 Kandungan Gula Total Daun (%) Gambar 5.1 Kandungan n Gula Total Daun (%) Kandungan gula pereduksi tertinggi diperoleh pada galur PMG 04/ /Psj lebih tinggi dari varietas pembanding. Sedangkan kandungan gula pereduksi terrendah diperoleh pada galur PMG 05/Psj lebih rendah dari varietas pembanding, seperti disajikan pada Tabel 5.10 dan Gambar 5.2. Kandungaa Gula Pereduksi (%) Gambar 5.2 Kandungan Gula Pereduksi Daun (%)
13 38 Kandungan sukrosa daun tertinggi diperoleh pada varietas Lokal. Galur PMG 06/Psj paling tinggi diantara galur lainnya dan lebih tinggi dari varietas pembanding Limboto. Sedangkan kandungan sukrosa daun terrendah diperoleh padaa galur PMG 09/Psj lebih rendah dibandingkan varietas pembanding, seperti disajikan padaa Tabel dan Gambar 5.3. Kandungan Sukrosa Daun (%) Gambar 5.3 Kandunga an Sukrosa Daun (%)
BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang
17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang diuji
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciSELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO
SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas
Lebih terperinciUji Adaptasi Galur Mutan Harapan Padi Gogo pada Lokasi Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah
AGROTROP, 4 VOL. (2): 164-172 4, NO. 2 (2014) ISSN: 2088-155X C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Uji Adaptasi Galur Mutan Harapan Padi Gogo pada Lokasi Lahan Kering Dataran
Lebih terperinciUji Adaptasi Galur Mutan Harapan Padi Gogo pada Lokasi Lahan Kering Dataran Tinggi Iklim Basah
AGROTROP, 4 VOL. (2): 164-172 4, NO. 2 (2014) ISSN: 2088-155X C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Uji Adaptasi Galur Mutan Harapan Padi Gogo pada Lokasi Lahan Kering Dataran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciJumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang ditampilkan pada bab ini terdiri dari hasil pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas terdiri dari curah hujan, suhu udara, serangan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada
27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL
99 PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effect of Plant Spacing on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam terhadap
Lebih terperinciUJI ADAPTASI GALUR MUTAN HARAPAN PADI GOGO PADA LOKASI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH
TESIS UJI ADAPTASI GALUR MUTAN HARAPAN PADI GOGO PADA LOKASI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH SAGUNG AYU NYOMAN ARYAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS UJI ADAPTASI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ragam Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi analisis ragam (Tabel 2), menunjukkan adanya
Lebih terperinciKARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL
35 KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL Morphological and Agronomy Characters Of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakter morfologi dan
Lebih terperinciUlangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung
Lampiran 1. Analisis Tinggi Tanaman Data Tinggi Tanaman Minggu ke-14 Ulangan 1 2 3 Jumlah Purata M1 114,40 107,30 109,40 331,10 110,37 M2 110,90 106,60 108,50 326,00 108,67 M3 113,40 108,60 109,20 331,20
Lebih terperinciPENGARUH PENGELOLAAN HARA NITROGEN TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL
117 PENGARUH PENGELOLAAN HARA NITROGEN TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effects of Nitrogen Management on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciLampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC
LAMPIRAN 38 38 Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC Perlakuan Laju pertambahan tinggi (cm) kedelai pada minggu ke- a 1 2 3 4 5 6 7 AUHPGC (cmhari)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciLampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan
Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95
Lebih terperinciSumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/
Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii
Lebih terperinciEvaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali
Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali Rubiyo 1, Suprapto 1, dan Aan Darajat 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali 2 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT Superior variety
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciDAYA HASIL DAN PENAMPILAN FENOTIFIK KARAKTER KUANTITATIF GALUR-GALUR F2BC4 PADI GOGO BERAS MERAH
0248: I.G.P. Muliarta dkk. PG-5 DAYA HASIL DAN PENAMPILAN FENOTIFIK KARAKTER KUANTITATIF GALUR-GALUR F2BC4 PADI GOGO BERAS MERAH I.G.P. Muliarta, I.M. Sudantha, dan Bambang B. Santoso Program Studi Agroekoteknologi
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pertanaman Musim Pertama
HASIL DAN PEMBAHASAN Per Musim Pertama Tinggi Tanaman Tinggi untuk musim pertama terbagi menjadi dua kategori berdasarkan kriteria Deptan (2007) yaitu tinggi (>68 86 cm) untuk Tanggamus, KH 71, Wilis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur terhadap Sifat Kimia Tanah Pengaplikasian Electric furnace slag (EF) slag pada tanah gambut yang berasal dari Jambi
Lebih terperinciPENGUJIAN TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE PADI PADA LAHAN SAWAH YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN
PENGUJIAN TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE PADI PADA LAHAN SAWAH YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN Yummama Karmaita, SP Pembimbing Prof. Dr. Ir. Aswaldi Anwar, MS dan Dr. Ir. EttiSawasti, MS Lahan yang mengalami
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 4.1.1. Karbondioksida (CO 2 ) Keanekaragaman nilai fluks yang dihasilkan lahan pertanian sangat tergantung pada sistem pengelolaan lahan tersebut.
Lebih terperinciSTUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production
47 STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi pemotongan
Lebih terperinciVI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41
VI. UBI KAYU 6.1. Perbaikan Genetik Sejatinya komoditas ubi kayu memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Pada level harga ubi kayu Rp750/kg, maka dengan produksi 25,5 juta ton (tahun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian
Lebih terperinciKERAGAAN GENETIK GALUR MUTAN HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK GUAMA, DESA SELANBAWAK, KECAMATAN MARGA, BALI
KERAGAAN GENETIK GALUR MUTAN HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK GUAMA, DESA SELANBAWAK, KECAMATAN MARGA, BALI S.A.N. Aryawati, A.A.N.B. Kamandalu, dan I.G.K. Dana Arsana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016 Hal : ISBN :
Hal : 112 122 ISBN : 978-602-8853-29-3 ADAPTASI VUB PADI GOGO PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KALIMANTAN TIMUR (Upland Rice NV Adaptation Agro-Ecosystem of Lowland Dry Land in East Kalimantan)
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh aksesi dan tingkat populasi gulma E. crus-galli
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbanyakan tanaman cabai secara in vitro dapat dilakukan melalui organogenesis ataupun embriogenesis. Perbanyakan in vitro melalui organogenesis dilakukan dalam media MS dengan penambahan
Lebih terperinciHasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan
IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)
Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Asal persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3-1///IR 64////IR 64 Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman
Lebih terperincigabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh
81 PEMBAHASAN UMUM Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selama cekaman suhu rendah diantaranya; (a) faktor fisiologi, faktor lingkungan sebelum dan sesudah fase penting pertumbuhan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciHASIL. Gambar 4 Fluks CH 4 dari beberapa perlakuan selama satu musim tanam pada sawah lahan gambut
4 perbedaan antar perlakuan digunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisis regresi digunakan untuk melihat hubungan antara parameter yang diamati dengan emisi CH 4. HASIL a. Fluks CH 4 selama
Lebih terperinciKACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK
KACANG HIJAU PERBAIKAN GENETIK Kacang hijau semakin menjadi pilihan untuk dibudi dayakan, karena secara teknis agronomis efisien terhadap air dibanding padi atau tanaman palawija lain. Masalah utama budi
Lebih terperinciVI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23
VI. UBIKAYU 6.1. Perbaikan Genetik Kebutuhan ubikayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya berbagai industri berbahan baku ubikayu, sehingga diperlukan teknologi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. ph Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan
Lebih terperinciPRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala
PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala PENDAHULUAN Produksi kedelai nasional baru memenuhi 35-40 %, dengan luas areal
Lebih terperinciKERAGAAN 12 VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH) DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KEC
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KERAGAAN 12 VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH) DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KEC. DOKO KABUPATEN BLITAR PADA
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh
Lebih terperinciProduktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak. Bambang Kustianto
Produktivitas Galur Harapan Padi di Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak Bambang Kustianto Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang, Jawa Barat ABSTRACT. Productivity of Rice Promising
Lebih terperinciAna Tri Lestari, Jaenudin Kartahadimaja *, dan Nurman Abdul Hakim
DOI: http://dx.doi.org/10.25181/jppt.v17i3.298 Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (3): 165-169 pissn 1410-5020 http://www.jurnal.polinela.ac.id/jppt eissn 2047-1781 Uji Daya Hasil Empat Galur
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat
PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oriza sativa) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan/ disubtitusi oleh makanan lainnya,
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan
Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Padi Gogo di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan Gusmiatun 1*) ABSTRAK Memanfaatkan lahan kering untuk budidaya padi gogo merupakan salah satu alternatif upaya
Lebih terperinciKata kunci: galur padi sawah, tahan cekaman, hasil produksi.
HASIL UJI GALUR PADI SAWAH SECARA PARTISIPATIP PETANI (Test Results Of Line Lowland Through Farmers Partisipatip) Sugiono dan Al. Gamal Pratomo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl Raya Karangploso
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTER FISIOLOGI DENGAN KOMPONEN HASIL DAN HASIL PADI VARIETAS UNGGUL
57 HUBUNGAN KARAKTER FISIOLOGI DENGAN KOMPONEN HASIL DAN HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Relationship of Physiological Characters with Yield Component and Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Percobaan
Lebih terperinciPENGARUH VARIETAS DAN METODE PEMUPUKAN TERHADAP HASIL PADI DI RAWA LEBAK (EFFECT OF VARIETIES AND FERTILIZATION METHOD ON RICE YIELD IN LOW LAND)
ISSN 1410-1939 PENGARUH VARIETAS DAN METODE PEMUPUKAN TERHADAP HASIL PADI DI RAWA LEBAK (EFFECT OF VARIETIES AND FERTILIZATION METHOD ON RICE YIELD IN LOW LAND) Suparwoto 1, Waluyo 1 dan Jumakir 2 Abstract
Lebih terperinciUJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono 1), H. da Silva 1), C.Y.Bora 1) dan M. Azrai 2) 1) Balai Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS GALUR HARAPAN PADI (ORYZA SATIVA L.) HIBRIDA DI DESA KETAON KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI
15 PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS GALUR HARAPAN PADI (ORYZA SATIVA L.) HIBRIDA DI DESA KETAON KECAMATAN BANYUDONO BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
Lebih terperinciLampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan
Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) P0 21.72 20.50 21.20 20.86 21.90 106.18 21.24 P1 20.10 19.60 20.70 20.00 21.38 101.78 20.36 P2 20.20 21.40 20.22 22.66 20.00 104.48 20.90 P3 20.60 23.24 18.50
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul
147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciUJI POTENSI HASIL 12 GALUR PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA PADA DATARAN MEDIUM DENGAN KETINGGIAN 505 mdpl
UJI POTENSI HASIL 12 GALUR PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA PADA DATARAN MEDIUM DENGAN KETINGGIAN 505 mdpl POTENTIAL TEST YIELDS 12 LINES IN RICE (Oryza sativa L.) HYBRID IN PLAIN MEDIUM WITH 505 m ASL Budiyono
Lebih terperinciRata-Rata Tinggi Tanaman (cm) I II III
LAMPIRA Lampiran 1. Rekap Data Hasil Pengukuran Parameter Utama Hasil Pengamatan Penelitian Petak Omisi Lokasi : Semawung, Andong, Boyolali Data Pengamatan: Tinggi Tanaman Tanaman : Padi Var. Situbagendit
Lebih terperinciUSULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG
USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG DEA NADIA KERJASAMA ABG DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA - IPB CV HORTITEK Pangalengan Bandung UPTD BPSBTPH PROVINSI JAWA BARAT 2008 Dalam Kerangka Horticultural Partnership
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Denah Penelitian. Keterangan: A, B, C, D, E, F, G = Perlakuan penelitian 1, 2, 3 = Ulangan perlakuan
LAMPIRAN Lampiran 1. Denah Penelitian G1 F2 B2 D3 D1 E1 E2 F1 G3 F3 C3 A1 C2 A2 E3 B1 D2 B3 A3 G2 C1 Keterangan: A, B, C, D, E, F, G Perlakuan penelitian 1, 2, 3 Ulangan perlakuan 66 67 Lampiran 2. Perhitungan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret
Lebih terperinciTipe perkecambahan epigeal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.
11 BAHAN DAN METODE I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera. Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Babakan, Kecamatan Darmaga, Bogor Jawa Barat. Kebun terletak
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Pertanaman Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain : curah hujan, intensitas sinar matahari, suhu, dan kesuburan tanah. Curah
Lebih terperinciKERAGAAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU ABSTRAK
KERAGAAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU Nurhayati 1), Rizqi Sari Anggraini 1), dan Tri Wahyuni 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau 2) Balai Pengkajian
Lebih terperinciI. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi
I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar
Lebih terperinciMakalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor PENGARUH WAKTU DAN LAMA BANJIR TERHADAP PRODUKSI 20 GALUR PADI SAWAH (Oryza sativa Linn.) The effect of timing and duration
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan Unit Pelaksana Teknis Badan Balai Penyuluh Pertanian (UPTB BPP) Desa Ujung Bawang Kecamatan Singkil Kabupaten
Lebih terperinciKAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli
KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli ABSTRAK Tiap varietas padi memiliki pertumbuhan dan produksi serta kemampuan kompetisi yang berbeda terhadap gulma
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64
Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo Nomor seleksi : S3382-2D-PN-16-3-KP-I Asal Persilangan :S487B-75/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3- I///IR 64////IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 115-125
Lebih terperinciAgros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN
Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: 214-221 ISSN 1411-0172 ABSTRACT KERAGAAN GALUR HARAPAN KACANG TANAH DI LAHAN KERING KABUPATEN MALUKU TENGAH VARIABILITY PROMISING LINES PEANUT ON THE DRY LAND IN CENTRAL
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, dengan ketinggian 60 m dpl, jenis tanah Podsolik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut
Lebih terperinciKAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Gatot Kustiono 1), Jajuk Herawati 2), dan Indarwati
Lebih terperinci