TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH (Suatu Studi tentang Hubungan Pertukaran antara Tukang Ojek dan Pemerintah di Kota Soe dalam Perspektif Teori Pertukaran Peter M. Blau) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana Oleh: Melkisedek Sni uth (752011036) PROGRAM PASCASARJANA SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012 i
ii
LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Melkisedek Sni uth NIM : 752011036 menyatakan bahwa tesis yang berjudul TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH (Suatu Studi tentang Hubungan Pertukaran antara Tukang Ojek dan Pemerintah di Kota Soe dalam Perspektif Teori Pertukaran Peter M. Blau) adalah hasil karya sendiri. Apabila terbukti bahwa tesis tersebut merupakan salinan dari hasil karya orang lain maka saya bersedia melepas gelar kesarjanaan saya. Demikian pernyataan saya yang dibuat dengan sebenar-benarnya dan tanpa tekanan dari pihak mana pun. Salatiga, Agustus 2012 Penulis, Melkisedek Sni uth iii
MOTTO: Lebih baik duduk dari pada tidur tetapi lebih baik jalan dari pada duduk (Pepatah Sulawesi) Karya ini dipersembahkan untuk: 1. Yesus Kristus yang penulis imani sebagai Tuhan, Juruselamat dunia dan Kepala Gereja. 2. Gereja Masehi Injili di Timor yang penulis yakini sebagai Rumah Allah di mana penulis ditempatkan untuk bekerja dan melayani di ladangnya yaitu dunia, khususnya dalam konteks Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. 3. Seluruh kelompok dan anggota masyarakat yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, khususnya para tukang ojek yang telah memberikan inspirasi kepada penulis untuk menghasilkan karya ini. iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal di dalam Yesus Kristus sang Kepala Gereja karena atas berkat dan anugerah-nya sajalah karya ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ini juga dapat selesai berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik dukungan materi, moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis melalui peranannya masing-masing. Secara khusus penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis tujukan kepada: 1. Bapak Dr. David Samiyono, MTS, MSLS sebagai Pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan dorongan yang sangat berarti bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik dalam waktu yang relatif singkat. 2. Bapak Pdt. Dr. Thobias A. Messakh sebagai Pembimbing II yang juga telah memberikan pikiran-pikiran berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 3. Bapak Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo yang dalam posisinya sebagai Penguji telah memberikan masukan-masukan yang cukup berharga demi penyempurnaan tesis ini. 4. Semua dosen Fakultas Teologi-UKSW Salatiga yang mengajar di PPS Magister Sosiologi Agama tanpa terkecuali sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Secara khusus penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada Bapak Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D, Ibu Pdt. Dr. Retnowati, M.Si, Ibu Pdt. Dr. Dra. Dien Sumiyatiningsih, GD.Th, MA, Bapak Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun, Bapak Dr. Flip B. Litaay, SH, MS, Ibu Astuti K. Laturiuw del Castillo, Ph.D dan Bapak Dr. Martanto Martosupono yang telah memberikan materi kuliah yang berharga kepada penulis sejak prakuliah sampai penulis menyelesaikan semua materi perkuliahan. 5. Mbak Liana dan Mbak Isti di bagian Tata Usaha PPS Magister Sosiologi Agama yang telah banyak menolong penulis khususnya dalam hal-hal administrasi dan teknis perkuliahan. v
6. Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor Periode 2007-2011 dan 2011-2015 yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk melanjutkan studi di program pascasarjana. 7. Teman-teman pendeta di Klasis Amanatun Timur, khususnya Pdt. Dominggus Dodego, Pdt. Neldi Tahun, Pdt. Helmi Biaf, Pdt. Marthen Tahey, Pdt. Mesakh Pinis dan Pdt. Mace Taopan. 8. Segenap pengurus beasiswa Notohamidjojo Scholarship Awards UKSW, khususnya Bapak Yafet Rissy, Ibu Tin dan Mas Pur yang telah membantu penulis dalam hal biaya perkuliahan. 9. Semua teman PPS MSA UKSW angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu (soalnya ada 48 orang sehingga terlalu banyak untuk disebutkan, hehehe ). Semua bantuan teman-teman baik lewat diskusi kelas, diskusi kelompok maupun bantuan dalam bentuk yang lain akan selalu penulis ingat dan kenang. 10. Teman-teman yang bersama-sama dengan penulis menuntut ilmu di Salatiga antara lain Pdt. Yaksih, Pdt. Maya dan Oy yang turut membantu penulis dalam berbagai hal. 11. Bapak Pdt. Eben Nuban Timo bersama Ibu Pdt. Ningsih serta adik Fini dan Eka yang telah memberikan banyak sekali pertolongan dan bantuan kepada penulis. Tidak ada barang berharga yang dapat penulis berikan sebagai balasan atas semua kebaikannya. Hanya doa yang penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal semoga bapak sekeluarga selalu diberikan berkat yang berlimpah. 12. Orang tuaku yang ada di Kefamenanu (Bapak Mon dan Mama Lin) dan di Babau (Bapak Abe dan Mama Lena) yang telah banyak berkorban dan mengasihi penulis sebagaimana adanya. Tidak lupa saudara-saudaraiku (K Toni dan Ma Fe, Abia, Ao, Osa dan Lipus, Doli sekeluarga, Lifa sekeluarga, serta Delsi dan Into). Tuhan memberkati saudara-saudari. 13. Para Informan (Bapak Yoksan Benu, Bapak Paul Mella, Bapak Siprianus Sogen, Bapak George Mella, Bapak Dominggus Dodego, Bapak Dikson Balukh dan Ibu Louisa Nitbani Fanggidae) yang telah menjadi nara sumber bagi penulis ketika melakukan penelitian untuk kepentingan penulisan tesis ini. 14. Yang tercinta istriku Rosi yang telah memberikan dukungan secara total khususnya menjadi tulang punggung keluarga selama penulis menjalani studi. vi
Akhirnya penulis juga sadar bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala sumbangan pikiran berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Terhadap semua sumbangan itu, sebelum dan sesudahnya penulis syukuri dengan ucapan limpah terima kasih. Salatiga, Agustus 2012 Penulis vii
ABSTRAK Ojek telah menjadi salah satu angkutan umum darat yang ada di Indonesia. Namun berbeda dengan angkutan umum darat lainnya, ojek belum diakui oleh pemerintah sebagai angkutan umum legal. Padahal keberadaan ojek telah menjadi realitas hampir di seluruh pelosok Indonesia. Tukang ojek pun telah memberikan banyak sumbangsih di tengah-tengah masyarakat. Namun karena belum ada norma hukum yang mengatur eksistensinya maka sering kali pemerintah mengabaikan tukang ojek. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti hubungan antara tukang ojek dan pemerintah. Penelitian yang dilakukan di kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan ini hendak menjawab dua pertanyaan: 1). Apa yang menjadi bentuk dan pola pertukaran antara keduanya? 2). Faktor-faktor apa yang menyebabkan pertukaran tersebut? Dalam hal ini penulis menggunakan teori pertukaran dari Peter M. Blau sebagai alat analisisnya. Dalam teori pertukaran Pater M. Blau, konsep biaya (cost), imbalan (reward) dan keuntungan (profit) dipahami tidak hanya terjadi dalam pertukaran antar individu saja tetapi juga antar kelompok. Dalam pandangan Blau pertukaran antar kelompok tersebut memiliki tiga poin penting yaitu: 1). Pertukaran ekstrinsik dan intrinsik. 2). Munculnya kekuasaan. 3). Struktur sosial pada level makro. Hasil penelitian yang ditemukan di Soe menguatkan pandangan Blau tentang pertukaran ekstrinsik dan intrinsik, walaupun tidak seluruhnya. Artinya apabila Blau berpandangan bahwa pertukaran antar kelompok hanya bersifat ekstrinsik maka hasil penelitian terhadap hubungan petukaran antara tukang ojek dan pemerintah di Soe membuktikan bahwa dalam pertukaran antar kelompok pun terdapat pertukaran yang bersifat intrinsik. Mengenai menculnya kekuasaan, hasil penelitian bertentangan dengan pendapat Blau. Apabila Blau mengatakan bahwa kekuasaan muncul akibat adanya pertukaran tidak seimbang maka hasil penelitian membuktikan bahwa justru kekuasaanlah yang mengakibatkan pertukaran tidak seimbang. Sedangkan pandangan Blau tentang struktur sosial dikuatkan oleh hasil penelitian di Soe yaitu struktur yang mapan akan menimbulkan gerakan oposisi untuk mewujudkan perubahan. Akhirnya untuk menjawab dua pertanyaan penelitian ditemukan bahwa pola pertukarannya tidak seimbang di mana biaya sosial yang tukang ojek keluarkan dalam pertukaran dengan pemerintah meliputi sumbangsih di bidang sosial, ekonomi, pembangunan dan investasi. Sedangkan pemerintah hanya memberikan imbalan berupa pembinaan-pembinaan untuk peningkatan sumber daya dan kapasitas tukang ojek. Hal ini disebabkan oleh tujuh faktor yaitu perbedaan sejarah, sistem organisasi, sistem kerja dan penghasilan, tingkat pendidikan, kelas sosial, kurangnya komunikasi dan perbedaan image masyarakat terhadap tukang ojek dan pemerintah. Keywords: Peter M. Blau, Social Exchange Theorizing, Tukang Ojek, Melkisedek Sni uth. viii
DAFTAR ISI Judul Halaman LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. KATA PENGANTAR... ABSTRAK DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. iv v viii ix xii xiii BAB I: PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Pembatasan Masalah.. 13 C. Perumusan Masalah... 14 D. Tujuan Penelitian... 14 E. Manfaat Penelitian. 14 1. Manfaat Akademis 14 2. Manfaat Praktis. 15 F. Konsep Operasional... 15 G. Metode Penelitian 17 1. Metode yang digunakan 17 2. Lokasi Penelitian dan Sampel.. 17 3. Teknik Pengumpulan Data 18 a. Studi Pustaka.. 18 b. Observasi. 18 c. Wawancara. 19 d. Teknik Analisa Data. 19 H. Sistematika Penulisan. 19 BAB II: TEORI PERTUKARAN SOSIAL DAN TEORI PERTUKARAN SOSIAL DALAM PANDANGAN PETER M. BLAU.. 21 A. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Teori Pertukaran Sosial 22 B. Biografi Singkat Peter M. Blau... 29 C. Gagasan Pater M. Blau tentang Teori Pertukaran Sosial. 31 1. Pertukaran yang ekstrinsik dan intrinsik 33 2. Lahirnya Kekuasaan.. 36 ix
3. Struktur Makro 39 BAB III: TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH DI SOE 45 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.. 46 1. Letak... 46 2. Sejarah Administratif. 49 a. Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Lahir... 49 b. Setelah Proklamasi Kemerdekaan NKRI pada 17 Agustus 1945 51 3. Penduduk dan Tenaga Kerja. 55 4. Alat Transportasi dan Infrastuktur Jalan 57 a. Alat Transportasi. 57 b. Infrastruktur Jalan. 58 B. Tukang Ojek di Soe.. 60 1. Eksistensinya 60 2. Organisasinya. 66 C. Pemerintah di Soe. 71 D. Hubungan Pertukaran antara Tukang Ojek dan Pemerintah di Soe.. 79 1. Menurut Tukang Ojek. 80 2. Menurut Pemerintah... 87 BAB IV: HUBUNGAN PERTUKARAN ANTARA TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH DI SOE DALAM PERSPEKTIF TEORI PERTUKARAN PETER M. BLAU 92 A. Pola Pertukaran Antara Tukang Ojek dan Pemerintah di Soe: Bersifat Ekstrinsik Sekaligus Intrinsik. 95 B. Tukang Ojek dan Pemerintah di Soe: Siapa yang Lebih Berkuasa?.. 104 1. Makna Kekuasaan... 104 2. Pemerintah di Soe Dikuasai oleh Pemerintah Pusat.. 107 a. Alasan Resmi. 107 b. Alasan Tidak Resmi... 115 3. Tukang Ojek Merupakan Komunitas Independen.. 117 4. Kekuasaan yang Ada di Antara Tukang Ojek dan Pemerintah di Soe... 119 C. Struktur Sosial pada Level Makro... 121 1. Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Sosiolog Klasik 121 a. Karl Marx.. 121 b. Emile Durkheim. 122 c. Max Weber. 123 2. Struktur Sosial yang Ada dalam Hubungan Pertukaran Antar Tukang Ojek dan Pemerintah di Soe. 123 x
BAB V: PENUTUP.. 131 A. Kesimpulan... 131 B. Rekomendasi. 134 DAFTAR PUSTAKA.. 137 xi
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1. Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan. 47 3.2. Foto Jalan Tanah di Kabupaten Timor Tengah Selatan... 59 3.3. Foto seorang OBAMA di Niki-Niki, Timor Tengah Selatan... 65 xii
DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 3.1. Perkembangan Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan Tahun 2004-2010... 57 Tabel 3.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Timor Tengah Selatan Menurut Klasifikasi Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010. 72 Tabel 3.3. Jumlah Pejabat Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan Menurut Eselon per Jenis Kelamin Tahun 2010... 73 Tabel 3.4.1. Target dan Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun Anggaran 2010 76 Tabel 3.4.2. Target dan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun Anggaran 2010 77 xiii