BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu perbedaan pemberian konsentrasi ion logam Cu 2+

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anggrek merupakan tanaman hias, termasuk famili Orchidaceae dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis eksplan tumbuhan Puwoceng yang digunakan yaitu daun dan

PENGARUH PEMBERIAN Benzilaminopurin (BAP) TERHADAP PROLIFERASI Protocorm Like Body (PLB) ANGGREK Phalaeonopsis DAN Dendrobium PADA MEDIA 1/2 MS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

LAMPIRAN. Persiapan alat dan bahan. Sterilisasi alat. Pembuatan media. Inisiasi kalus. Pengamatan. Penimbangan dan subkultur.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

INDUKSI TUNAS TIGA AKSESI Stevia rebaudiana Bertoni PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN IAA SECARA IN VITRO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Untuk analisis sitologi

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan dua faktor. Faktor pertama

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

TUGAS AKHIR (SB )

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

LAMPIRAN. Persiapan alat alat dan. bahan- bahan. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Sterilisasi Eksplan.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

PERBANYAKAN TUNAS APIKAL KRISAN (Chrysanthemum morifolium Ram.) DENGAN PENAMBAHAN NAA, BAP DAN AIR KELAPA SECARA KULTUR IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Induk Hortikultura Gedung Johor Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

LAMPIRAN. Sterilisasi. Pembuatan Media. Sterilisasi Media. Inisiasi Kalus HASIL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 0 Maret 0 yang berlokasi di Laboratorium Genetika dan Fisiologi Kultur Jaringan (Genetic and Physiology Tissue Culture) Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Alat dan Bahan 3.. Alat Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: botol kultur, alat-alat diseksi (scalpel, pinset, gunting), Laminair Air Flow Cabinet (LAFC), timbangan analitik, mikropipet (000 ηl), alat sterilisasi (oven, autoklaf, dan penyemprot alkohol (hand sprayer), ph meter, lemari pendingin (freezer), rak kultur, kertas label, hot plate dan strirrer, kertas tissue, korek, aluminium foil, backerglass (00 ml), dan gelas ukur (00 ml). 3.. Bahan Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: stok ½ media MS yang diperoleh dari UPT. Dinas Pertanian Bedali Lawang Malang, 50 ml air kelapa, agar 6-7 gr, gula 30 gr, larutan stok zat pengatur tumbuh (ZPT) Benzil Amino Purin (BAP), alkohol 70%, Bahan buffer ph: NaOH 0, N dan HCl 0, N, 3

3 aquadest, dan jenis Protocorm Like Body (PLB) Phalaeonopsis sp. (var. Marystripe, dan Snowtaeda) dan Dendrobium sp. (var. Spectabile dan Discolor) yang diperoleh dari koleksi Handoyo Budi Orchid, Jalan Bondowoso Malang. 3.3 Prosedur Kerja 3.3. Sterilisasi Alat Disiapkan seluruh alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini, kemudian harus dilakukan sterilisasi seperti pinset, skalpel, petridish, tip mikropipet, dan plastik penutup botol dibungkus dulu dengan aluminium foil atau kertas sampul berwarna coklat. Untuk botol botol kultur yang diperoleh dari lapang, lalu dilakukan pencucian, yaitu: botol- botol kultur direndam dalam bak yang berisi air penuh selama 4 jam, kemudian dilakukan pencucian dengan wipol sampai bersih dan direndam ke dalam air bersih, dan dicuci pada air kran yang mengalir sampai bersih. Botol- botol kultur dan alat-alat kultur yang lain tersebut, selanjutnya dioven sampai kering dengan suhu 50-5 0 C (±0-5 menit). Setelah itu, alat- alat kultur dipindahkan ke dalam autoklave untuk dilakukan sterilisasi selama 60 menit dengan tekanan 5 atm. 3.3. Pembuatan Media ½ MS Media merupakan salah satu tingkat keberhasilan suatu penelitian kultur in vitro. Penelitian ini menggunakan ½ MS yang sudah jadi (siap pakai) dan diperoleh dari Dinas Pertanian UPT. Pengembangan Agribisnis dan Tanaman Hortikultura Bedali Lawang Malang. Kemudian, stok media MS dicampur dengan

33 bahan-bahan media yang lain, seperti agar, aquadest, air kelapa, hormon, dan dipanaskan. Ketika sudah selesai dimasukkan ke dalam botol kultur ± 0 ml. 3.3.. Media Cair Pada perlakuan hormon BAP (0 mg/l dan mg/l), media yang digunakan adalah media cair. Adapun bahan yang digunakan meliputi: gula (30 gr), larutan stok zat pengatur tumbuh (ZPT) Benzilaminopurin (BAP), alkohol 70%, Bahan buffer ph: NaOH 0, N dan HCl 0, N, aquadest (0 ml) dan air kelapa (40 ml) sebagai pelarut (50 ml). Penggunaan media cair yaitu dikarenakan pada dasarnya pertumbuhan kultur cair biasanya lebih cepat dari pada kultur padat walaupun tingkat kontaminasinya lebih tinggi dibandingkan media padat. Penggunaan kultur cair memberikan pengendalian lingkungan tumbuh yang baik, karena kebanyakan sel yang akan dikelilingi oleh mediumnya dan secara morfologi, pertumbuhan sel lebih seragam (Margono, 003: 6-7). 3.3.. Media Padat Pada perlakuan hormon BAP (0 mg/l; mg/l; mg/l; mg/l; dan mg/l), media yang digunakan adalah media padat. Bahan yang dibutuhkan meliputi: agar (6-7 gr), gula (30 gr), larutan stok zat pengatur tumbuh (ZPT) Benzil Amino Purin (BAP), alkohol 70%, Bahan buffer ph: NaOH 0, N dan HCl 0, N, aquadest (850 ml) dan air kelapa (50 ml) sebagai pelarut (000 ml). 3.3.3 Sterilisasi Media Media dalam botol yang sudah ditutup dengan aluminium foil, kemudian dimasukkan ke dalam autoklave. Sterilisasi media, yaitu butuh 30 menit dengan

34 tekanan 5 atm. Media yang sudah dimasukkan ke dalam botol, kemudian tutup dengan plastik dan diikat dengan karet pentil lalu segera dilakukan sterilisasi dalam autoklave untuk menghindari terjadinya kontaminasi. 3.3.4 Sterilisasi Ruang Tanam Ruang tanam kultur in vitro merupakan lokasi yang dapat dijadikan sebagai ruang yang aseptik yaitu bebas dari bakteri. Penyemprotan ruang tanam yaitu Laminar Air Flow Cabine (LAFC) dengan menggunakan alkohol 70% sampai rata seluruh ruangan kultur. Selanjutnya ruang tanam disterilisasi dengan sinar UV selama jam sebelum LAFC digunakan, ketika hendak LAFC digunakan, maka sinar UV harus dimatikan dan blower serta lampu dihidupkan. Kemudian setelah seluruh proses penanam selesai, LAFC dimatikan dengan menekan blower dan melepas skakel. 3.3.5 Penanaman dan Pemeliharaan PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. Alat-alat sterilisasi, dan bunsen diletakkan dalam LAFC untuk PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. Selain itu, disiapkan dalam LAFC alat-alat sterilisasi, alkohol 70%, dan korek. Jika semua sudah selesai, maka penanaman PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. dimulai yaitu dengan cara; diambil bagian derivat proliferasi dari botol aslinya untuk ditanam ke dalam media botol kultur yang sudah diberi perlakuan oleh berbagai konsentrasi hormon. Kemudian dilanjut dengan pemeliharaan PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp.

35 3.4 Analisis Data. Pengamatan penelitian secara Deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengamati proliferasi PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. dengan mengamati morfologi, warna, tekstur, PLB anggrek Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. serta pengamatan secara Deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengamati ukuran dan persentase (%) tingkat keberhasilan PLB yang tumbuh.. Menghitung Persentase (%) terbentuknya PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. yang mengalami proliferasi dalam media ½ MS padat diakhir pengamatan. 3. Rumus untuk menghitung jumlah PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. yang berhasil hidup, tumbuh, dan berkembang (Fischer dan Maurer (978), dengan mengamati pertumbuhan PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. dihitung dengan rumus sebagai berikut: a. PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. yang terbentuk b. % pertumbuhan PLB Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. 3.5 Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dari penelitian ini dengan mengamati morfologi proliferasi sampel awal pada media ½ MS cair sebagai tahap inisiasi pengaruh

36 BAP terhadap PLB anggrek Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. dengan menggunakan perlakuan BAP mg/l dan diamati perubahan yang terjadi setiap harinya selama seminggu. Kemudian, perlakuan mg/l pada media cair disubkultur dengan pengujian PLB pada media ½ MS padat untuk mengetahui perubahan dan perkembangan tekstur mofrologi PLB anggrek Phalaeonopsis sp. dan Dendrobium sp. dengan menggunakan perlakuan BAP mg/l; mg/l; mg/l; dan mg/l. Kemudian, data dimasukkan pada tabel seperti berikut ini: Tabel 3. Perlakuan zat pengatur tumbuh BAP pada media padat: Spesies Varietas BAP (mg/l) Phalaeonopsis Taedasnow 0 Marystripe 0 Dendrobium Spectabile 0 Discolor 0 Hari ke- 3 4 5 6 7