STUDI SOSIO-ANTROPOLOGIS TENTANG SASI DAN DENDA 9-9 DI NEGERI HUNITETU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT TESIS Diajukan kepada: Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: TIRAS F. SOPAMENA Nim: 752009801 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012
LEMBAR PENGESAHAN NAMA : TIRAS F. SOPAMENA NIM : 752009801 PROGRAM STUDI : PPROGRAM PASCA SARJANA SOSIOLOGI AGAMA JUDUL TERIS : STUDI SOSIO-ANTROPOLOGIS TENTANG SASI DAN DENDA 9-9 DI NEGERI HUNITETU, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Menyetujui, Prof. John A. Titaley, Th.D Pembimbing I DR. David Samiyono, M.Th., MSLS Pembimbing II Mengesahkan Ketua Program Studi Magister Sosiologi Agama DR. David Samiyono, M.Th., MSLS Dinyatakan Lulusa Ujian: 2 Maret 2012 i
PERNYATAAN Dengan penuh ketulusan, kejujuran, serta tanggung jawab, maka dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri. Adapun tulisan orang lain di dalamnya hanya dijadikan referensi dan sumber rujukan. Yang menyatakan, Tiras F. Sopamena ii
LEMBARAN PERSEMBAHAN KUPERSEMBHAKAN TESIS INI KEPADA : Buat papa dan mama yang penulis banggakan: Thomas Boyke Sahusilawane (almarhum) dan Fransina Sopamena (almarhum), persembahan tertinggi yang tak ternilai, sebab hanya karena mereka penulis adan sampai saat ini bahkan dapat menyelesaikan Tesis ini. Persembahan yang tak kalah penting adalah kepada : Pice, Linda, Ampi dan Ulis, topangan dan dukungan dari keempat saudaraku ini selalu menjadi motivasi tersendiri untuk menyelesaikan Tesis ini. Akhirnya Tesis ini kupersembahkan kepada: Istri (Iva) dan kedua anakku tercinta (Rey dan Rava). Hanya karena doa, harapan dan cinta mereka, maka Tesis ini bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan segala kekurangan dan kelemahannya. iii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan sumber ilmu pengetahuan, sebab hanya melalui tuntutana kuasa Roh Kudus-Nya, penulis berkesempatan studi di Universitas Kristen Satya Wacana, Program Pascasarjana Sosiologi Agama. Studi yang kurang lebih dua tahun yang penuh dengan lika-likunya, telah memberi begitu banyak suka dan duka. Namun akhirnya penulis tiba juga dipenghujung juang ini dan dapat mengerjakan serta menyelesaikan pekerjaan penulisan Tesis ini. Oleh karena itu, penulis patut mengucapakan terima kasih kepada: 1. Rektor dan seluruh civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana, yang telah memberikan kesempatan kapada penulis untuk belajar dan menuntut ilmu di lembaga tercita ini. Semoga penulis dapat terus belajar dan berkarya dalam terang TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN. 2. Pembimbing I, Pdt. Prof. John A. Titaley. Th.D dan Pembimbing II, Dr. David Samiyono. MTS., MSLS. Terima kasih (dangke banya lai /maturnuwun) untuk kasih, kesabaran, didikan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Tesis ini dapat selesai penulis kerjakan karena peran dan tanggung jawab pembimbingan yang baik dari pa Jhon dan pa David. Doa penulis, Tuhan sayang dan berkati kedua bapak dalam tugas dan pengabdian di UKSW dan diberkatilah istri dan anak-anak kedua bapak. 3. Terima kasih penulis sampaikan kepada pimpinan, dosen dan karyawan di lingkungan Progran Pasca sarjana Sosiologi Agama UKSW, yang telah menerima, membimbing, mendidik dan melayani penulis selama menimba iv
ilmu pengetahuan di UKSW. Persahabatan dan persaudaraan yang selama ini terjalin adalah kebersamaan dalam kebersesamaan yang telah Tuhan ciptakan dan patut penulis syukuri. Diberkatilah pimpinan, dosen dan karyawan di lingkungan PPs Sosiologi Agama Khususnya serta seluruh civitas akademika UKSW. 4. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Pimpinan, dosen dan karyawan Program Pascasarjana Agama Kebudayaan UKIM Ambon. Sebab perhatian, didikan dan bimbingan selama studi di UKIM Ambon, memberi ruang yang cukup untuk penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tuhan memberkati. 5. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada ketua Sinode GPM, Pdt. Dr. John Ruhulessin dan sekertaris umum Sindoe GPM, Pdt. V Untailawan. M.Th serta anggota MPH Sinode GPM periode 2005-2010, Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi magister di UKIM kemudian melanjutkan studi magister di UKSW. Tuhan kiranya memberkati pengabdian dan pelayanannya. 6. Terima kasih penulis kepada Majelis Pekerja Klasis GPM Kairatu, Majelis Jemaat GPM Uraur dan jemaat GPM Uraur Klasis Kairatu yang telah memberikan dukungan dan topangan yang luar biasa bagi penulis agar melanjutkan studi di UKSW. Semoga Tuhan memberkati bapak, ibu saudara dan saudari. 7. Untuk Pdt. Dr. Agus Batlayery dan Pdt. Dr. I.W.J Hendriks yang telah memberikan rekomendasi agar penulis dapat melanjutkan studi pascasarjana, v
penulis ucapkan terima kasih. Doa penulis semgoa kedua bapak diberkati selalu dalam tugas pengabdian dan pelayanan di lingkungan UKIM Ambon dan dalam pelayanan serta pengabdian di Gereja Protestan Maluku. Terima kasih penulis sampaikan juga kepada Ibu Eta Hendriks yang banyak memberi nasehat kepada penulis. 8. Terima kasih yang tulus buat Pa Jhon dan Tanta Ida sebagai orang tua bagi penulis selama studi di salatiga. Doa kami, Tuhan memberi kesehatan yang baik, panjang umur, suka cita dan berkat yang melimpah bagi Pa Jhon, Tanta Ida dan kedua adik (Vina dan Ivan) 9. Terima kasih yang tulus kepada papa dan mama (almarhum) yang telah menjadi sumber inspirsai bagi penulis untuk berjuang menyelesaikan studi di UKSW. Terima kasih yang tulus kepada Pice, Linda, Ampi dan Ulis saudarasaudariku terkasih. Perhatian, dukungan, topangan langsung maupun tidak langsung dari mereka begitu berarti bagi penulis selama menjalani studi di UKSW. Tuhan kiranya memberkati katong samua, (ade - kaka) pung rumah tangga masing-masing. Terima kasih juga untuk Papa Bu atas cinta dan kasih yang tulus bagi penulis. Tuhan memberkati. Untuk orang tua mantu penulis, Papi En dan Ma Von, yang memberri semangat, berlelah-lelah menjaga Rey dan Rava ketika Penulis dan Istri (Iva) memulai studi di salatiga. Pengorbanan mereka sangat berarti bagi penyelesaian tesis ini. Tuhan sayang dan berkati selalu. Tak lupa juga Ovi, Angel dan Dev saudara-saudari iparku. Tuhan berkati kalian dalam perjuangan meraih masa depan masing-masing. Kepada seluruh keluarga besar Sopamena Sahusilawane yang ada di vi
10. Terima kasih yang tulus kepada teman-teman PPs Sosiologi Agama UKSW angkatan 2009. Terima kasih untuk kerjasama, persaudaraan dan kasih sayang yang kita jalani selama studi di UKSW. Kalian teman-teman yang hebat dan luarbiasa. Tanpa kalian, penulis tidak akan bisa menyelesaikan tesis ini. Semoga kalian sukses dalam pekerjaan dan pelayanan di daerah masing-masing. 11. Terima kasih yang sangat spesail kepada: Elly, Vian dan Zwingli untuk diskusi-diskusinya. Kalian adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah hadir dalam hidup penulis. 12. Untuk teman-teman PPs Agama Kebudayaan UKIM Ambon angkatan 2008 (bung Cak, Usi Kety, Usi Yos, Mei, Nourma, Rico, Anes dan Ustad Safin). Terima kasih atas dukungan doa dan semangat yang terus diberikan sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tesis ini. Dangke khsusus buat Ustad Safin untuk tumpangan tidur di kamar asrama unit 7 saat penulis pertama kali tiba di salatiga. Tete Manis sayang Ustad selalu dalam tugas dan pengabdian sebagai dosen di IAIN Ambon. 13. Dangke banya (terima kasih banyak) buat bung Piet Sugiono dan keluarga. Bubur dan telur asin dikala penulis sakit di asrama ternyata telah memberi vii
14. Terima kasih yang tulus juga buat bung Kace Labok dan Pendeta Ola. Kolak dan gorengan, telah menjadi energi tersendiri bagi penulis untuk berdiskusi sepanjang malam dan termotivasi untuk mengerjakan tesis ini hingga selesai. Tuhan memberkati. 15. Terima kasih yang tulus juga kepada adik, teman dan sahabat yang baik, Dedy Enos Luturmas. Terima kasih untuk kebersamaan dan persaudaraan selama ini. Tuhan sayang dan berakti ade selalu. Tesis ini adalah persembahan cinta penulis kepada Iva, Rey dan Rava. Semoga cinta Tuhan tak pernah berhenti memberi kehangatan di dalam hidup kita sekeluarga (TiVaReVa) di setiap waktu. Akhirnya penulis menyadari bahwa, tulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik saran dan masukan yang bertujuan memperkaya tesis ini adalah apresiasi dari kepedulian para pembaca demi kemajuan ilmu dan pengetahuan. Harapan penulis, agar tesis ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para pembaca. viii
DAFRAT GAMBAR No. Judul Halaman 1. Konsep Tuhan Orang Wemale.. 56 2. Struktur Pemerintahan Adat Hunitetu... 66 3. Tete Wem dan Tanda Sasi Kakehang 73 4. Tanda Sasi Perempuan 74 5. Tanda Sasi Laki laki 75 ix
DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman 1. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru SD dan SMP di Hunitetu.. 39 2. Nama Soa dan Matarumah di Hunitetu.. 59 3. Susunan Negeri dan Marga Marinyo.. 60 4. Susunan Wakil Raja di Negeri-negeri Hunitetu. 61 5. Upulatu yang Memimpin Aman Yamane... 62 x
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan tentang apa makna sasi dan denda 9-9 dalam kehidupan masyarakat Hunitetu. Sasi merupakan bentuk (tanda) larangan adat yang bertujuan men-taboo-kan atau men-sakral-kan sesuatu barang untuk tidak diambil atau sekedar didekati orang lain dalam waktu tertentu. Pelanggran terhadap sasi akan dihukum dengan denda 9-9, karena itu, sasi merupakan manifestasi dari praktek denda 9-9. Dengan demikian, sasi dapat dipahami sebagai norma yang mengatur dan membatasi perilaku setiap individu, kelompok bahkan masyarakat agar tetap tercipta kehidupan sosial yang damai dan harmoni. Teori yang digunakan untuk meganalisis permasalahan ini adalah teori agama menurut Durkheim dengan beberapa konsep dasar, yakni: kesadaran kolektif, sakral dan profan, totemisme, taboo dan effervescent. Penelitian ini dilakukan di Negeri Hunitetu, Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, dapat diformlasikan beberapa temuan penting diantaranya, bahwa sasi dan denda 9-9 dimaknai sebagai nilai dan norma yang berfungsi men-transendensi-kan realitas imanen masyarakat Wemale. Penyebutan denda 9-9 juga mengingatkan kesadaran kolektif masyarakat tentang: a) Adanya 99 kapata yang mengintegrasikan masyarakat Nunusaku di Maluku; b) Kebeadaan kelompok persekutuan sembilan Pata Siwa; c) Ungkapan Nudua Siwa yang terdiri dari 9 Negeri dan 9 Soa; dan d) Puteri Hainiwele yang panjang rambutnya 9 depa. Rujukan pada sejarah masa lalu tersebut berimplikasi pada sikap ketaatan masyarakat terhadap praktek denda 9-9 sehingga tatanan sosial masyarakat tetap terjaga. Denda 9-9 adalah Totem. Selain itu, makna sasi dan denda 9-9 dapat juga diformulasikan sebagai: a). Norma yang mendorong sekaligus membatasi tindakan individu maupun tidakan sosial dalam berinteraksi, termasuk hubungannya dengan alam; b). Bentuk penghargaan bagi orang yang tanda sasi-nya tidak dipatuhi oleh orang lain; c). Bentuk penghargaan kepada agama Nunusaku, atau praktek adat yang bertransendensi ke Upu Lanite demi menjaga dan menjamin solidaritas dan d). Upaya memulihkan soldaritas kelompok atau upaya mengembalikan moral kolektif yang dirusak karena pelangaran sasi. Key Words: Sasi, Denda 9-9, Hunitetu, Kesadaran Kolektif, Sakral, Profan, Totem xi
DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN. LEMBAR PERNYATAAN.. LEMBAR PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK.. DAFTAR ISI. i ii iii iv ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah. 1 B. Pertanyaan Penelitian. 8 C. Tujuan Penelitian. 8 D. Manfaat Penelitian.. 8 E. Metode Penelitian. 9 1. Jenis Penelitian.. 2. Batasan Masalah 3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4. Sember dan Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisa Data. G. Sistematika Penulisan. 9 9 9 10 11 11 BAB II. LANDASAN TEORITIS 2.1. Gagasan Emile Durkheim Tentang Masyarakat dan Solidaritas Sosial. 13 2.2. Gagasan Durkheim Tentang Ritual dan Kepercayan.. 16 2.3. Sakral dan Profan... 19 2.4. Totemisme Menurut Durkheim.. 22 2.5. Konsep Durheim Tentang Taboo 25 2.6. Konsep Durhkeim Tentang Effervesent. 31 BAB III. SASI DAN DENDA 9-9 DI NEGERI HUNITETU 3.1. Potret Hunitetu: Kondisi Geografis, Penduduk, Mata Pencaharian, dan Struktur Pemerintahan Desa... a. Kondisi Geografis... b. Penduduk dan Mata Pencaharia... c. Struktur Pemerintahan Desa... 3.2. Sejarah Terbentuknya Negeri Hunitetu. 37 37 39 43 45 xii
a. Mulua Hainiwele: Mitos Terbentuknya Hunitetu. b. Sistem Kekerabatan c. Sistem Kepercayaan d. Struktur Masyarakat Adat Hunitetu 1. Matarumah 2. Soa 3. Saniri Negeri e. Bentuk-Bentuk Ritual Masyarakat Wemale. a. Ritual Kelahiran b. Ritual Haid c. Ritual Pertunangan dan Perkawinan. d. Ritual Kematian 3.3. Bentuk-Bentuk Sasi Masyarakat Wemale.. a. Sasi Pa manawa dan Ipute Salite.. b. Sasi Mapina.. c. Sasi Manawa. 3.4. Deskripsi Tentang Denda 9-9. 76 a. Alasan Penyebutan denda 9-9.. 76 b. Mekanisme Penetapan denda 9-9. 80 BAB IV. ANALISA DAN REFLEKSI TENTANG SASI DAN DENDA 9-9 4.1. Sasi Sebagai Bentuk Larangan Denda 9-9 : Yang Sakral dan Yang Profan.. 91 4.2. Mekanisme Pembayaran Denda 9-9 : Sebuah Kesadaran Kolektif... 104 4.3. Denda 9-9 : Totem Masyarakat Wemale.. 117 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan...... 122 B. Saran 124 45 53 55 57 57 58 62 66 66 68 69 70 72 72 73 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 1. Dafta Nama Informan Penelitian 2. Surat Ijin Penelitian 126 129 129 130 xiii