BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak. pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 21

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Gorontalo (selanjutnya disingkat BG) adalah bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB II KAJIAN TEORI. Idiom berasal dari bahasa Yunani yaitu idios yang berarti khas, mandiri,

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam. kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1983:3). Dalam bahasa Jepang, adjektiva disebut keiyoushi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori dalam penelitian ini perlu dibicarakan secara terinci.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat dan ada juga yang berupa seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bahasa, termasuk bahasa Jawa seringkali ditemui adanya hubungan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek kajian lingustik. Menurut Kridalaksana (1983)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK

BAB II LANDASAN TEORI

BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA KATA BODOH DALAM BAHASA INDONESIA Adhenda Madarina Idzni Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

3. Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

BENTUK KATA DAN MAKNA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

REALISASI STRUKTUR SINTAKSIS PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA IA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

REDUPLIKASI NOMINA DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKSIS DAN SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

KAJIAN NOMINA SERAPAN ASING DALAM MEDIA MASSA. oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd FPBS UPI

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

EDUNDANSI DALAM BAHASA SASAK DESA JERINGO KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar.

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama (Pateda, 2001:222). Umpamanya buruk dan jelek adalah dua kata yang bersinonim; bunga, kembang, dan puspa adalah tiga kata yang bersinonim. Kemudian Verhaar (1992:132) menyatakan bahwa sinonim ialah ungkapan (biasanya berupa kata, frasa, atau malah kalimat) yang kurang lebih sama maknanya dengan suatu ungkapan yang lain. Lebih lanjut Chaer (2002:82) menerangkan sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Relasi sinonim ini bersifat dua arah. Maksudnya, kalau satu satuan ujaran A bersinonim dengan satuan ujaran B, satuan ujaran B itu bersinonim dengan satuan ujaran A. Misalnya kata Cantik bersinonim dengan kata Ayu, maka kata Ayu juga besinonim dengan kata Cantik.Secara lebih jelas Kridalaksana (1983:ii) menjelaskan mengenai pengertian kesinoniman yaitu kesamaan antara bentuk bahasa, baik yang berupa morfem kata, frase maupun kalimat. Kemudian kesinoniman tidak hanya diberikan antara kata-kata dasar saja, melainkan juga antara kata dasar dengan kata jadian, kata ulang atau frase, dan kata jadian dengan kata jadian.

Dari berbagai macam pendapat para ahli tentang sinonim, dapat ditarik kesimpulan bahwa sinonim merupakan persamaan kata dari baik kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, dan lain-lain yang mempunyai makna sama atau hampir sama, dan kesinoniman ini dapat terjadi pada tingkat kata, frasa, klausa, maupun kalimat. 2.1.1 Faktor Digunakannya Kesinoniman Chaer (2002:83) berpendapat Dua buah kata yang bersinonim itu kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja, kesamaannya tidak mutlak. Artinya meskipun sebuah kata memiliki persamaan atau kemiripan tentu terdapat suatu pembeda yang menempatkan kata tersebut sehingga tidak sama persis. Hal ini disebabkan apabilabentuk berbeda makna pun akan berbeda, walaupun perbedaannya hanya sedikit.demikian juga kata-kata yang bersinonim; karena bentuknya berbeda, maknanya punakan berbeda/tidak persis sama. Ketidak samaan itu yang menyebabkan beberapa faktor munculnya kesinoniman. Penyebab munculnya kesinoniman antara lain adalah perbedaan lingkungan. Untuk makna yang sama digunakan bentuk kata yang berbeda di dalam lingkungan yang berbeda.kemudian Chaer (2002:85) mengemukakan enam faktor munculnya sinonim yaitu Keenam fakor itu adalah (1) faktor waktu; (2) faktor tempat atau wilayah; (3) faktor keformalan; (4) faktor sosial; (5) faktor bidang kegiatan; (6) faktor nuansa makna. Selain itu, Parera (2004:65) juga mengemukakan faktor lain munculnya sinonim. Faktor- faktor itu ialah (1) sinonim muncul antara kata asli

dan kata serapan; (2) sinonim muncul antara bahasa umum dan dialek; (3) sinonim muncul untuk membedakan kata umum dan kata ilmiah; (4) sinonim muncul antara bahasa kekanak-kanakan dan bahasa orang dewasa; (5) sinonim untuk kerahasiaan; (6) sinonim muncul karena kolokasi. 2.2 Pengertian Nomina Nomina sering juga disebut dengan kata benda, Nomina adalah kata yang menunjukan benda, orang, binatang dan benda lainnya. Dalam kalimat yang berpredikat verba, nomina cendrung menduduki fungsi subjek, objek atau pelengkap. Nomina tidak dapat diingkari dari kata tidak. Kata pengingkarannya ialah bukan. Selanjutnya, nomina umumnya diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata yang. Contoh: (a) Ibu membelikan saya baju baru. (b) Ibu saya bukan pegawai. (c) Ayah membeli mobil mewah. Dalam contoh kalimat (a) kata ibu merupakan nomina, karena kata ibu merujuk ke arah benda, lebih tepatnya orang. Kalimat (b) nomina pegawai dapat diingkari dengan kata bukan, dan untuk contoh kalimat (c) menerangkan tentang nomina yang diikuti oleh adjektiva.

2.2.1 Kelompok Nomina Menurut Alwi et al. (1998:213). Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang dalam Bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misal rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah. Nomina biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.nomina dapat dilihat dari tiga sigi, yaitu semantis, sintaksis, dan bentuk. 1.) Dari segi semantis, nomina adalah kata yang merujuk pada nama seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. 2.) Dari segi sintaksis, nomina menduduki posisi subjek, objek, atau pelengkap dalam kalimat yang predikatnya verba, serta tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. 3.) Dari segi bentuk, nomina dapat dibagi menjadi nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem dan dapat dibagi menjadi nomina umun dan nomina khusus.nomina turunan adalah nomina yang diturunkan melalui proses afiksasi atau perulangan. 2.2.2 Jenis Nomina Ada beberapa jenis nomina diantaranya : 1. Nomina Dasar adalah : Kata-kata yang dasar katanya sudah menunjukan pada sebuah benda. Kata jenis ini tidak dapat diuraikan lagi menjadi bagian pembentuknya. Contoh : Sawah, Gunung, dan Rumah.

2. Nomina Turunan adalah : Nomina yang terbentuk dari proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukannya dapat terdiri dari beberapa bentuk salah satunya verba + - an. Contoh : Makanan, Minuman dan Tahanan. 2.3 Komponen Makna Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan lambang bahasa yang mewakilinya. Makna terdiri atas komponen makna, misalnya makna kata wanita terbentuk dari komponen makna manusia, dewasa, perempuan. Sedangkan komponen adalah keseluruhan makna dari suatu kata terdiri atas sejumlah elemen yang antara elemen yang satu dengan yang lain memiliki ciri yang berbeda-beda. Komponen makna tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan pengalaman serta intuisi seseorang, karena komponenmakna itu dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim.chaer (2002:114) mengemukakan komponen makna atau komponen semantik mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Metode analisis makna menganalisis leksem berdasarkan komponen diagnostiknya. Yang dimaksud dengan analisis seperti itu adalah proses pencirian makna leksem atas komponen makna diagnostiknya yaitu komponen yang

menimbulkan kontras antara leksem yang satu dengan yang lain dalam satu medan leksikal.setiap kata leksem atau butir leksikal mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri atas sejumlah komponen (yang disebut dengan komponen makna) yang membentuk keseluruhan kata itu. Karena itu, pembuktian kata yang bersinonim dilakukan dengan cara analisis komponen makna. Komponen makna dapat dianalisis atau disebutkan satu persatu berdasarkan pengertian-pengertian tiap kata yang dimiliki. Dengan demikian komponen makna dalam tiap pasangan sinonim dikembangkan secara terbuka. Artinya komponen makna itu dapat ditambah atau diperluas menurut kebutuhan analisis sehingga relasi kesinoniman antaranggota tiap pasangan sinonim menjadi jelas. Beberapa hal yang penting perlu dierhatikan dalam analisis komponen makna, (1) peandaaan ada tidaknya suatu komponen makna dalam leksem. Umumnya tanda yang digunakan adalah <+> (plus) jika komponen makna tertentu terdapat pada makna leksem yang dianalisis, <-> (minus) jika komponen makna tertentu tidak terdapat pada leksem itu, dan <±> (plus minus) jika komponen makna ada kemungkinan dan tidak ada kemungkinan terdapat pada makna lleksem itu. (2) penulisan komponen makna leksem yang dianalisis perlu diperhatikan karena komponen makna leksem tertentu yang dipaparkan oleh ahli linguistik, baik dengan bahasanya sendiri maupun dengan bahasa lain, sebenarnya muncul sebagai metabahasa. Dalam hubungan kesinoniman, leksem satu dengan yang lain mempunyai denotasi yang hamper sama sehingga dapat saling menggantikan walaupun hal itu dapat menimbulkan konotasi.

2.4 Analisis Komponen Analisis komponensial merupakan pencairan merupakan pencairan secara sistematis atribut-atribut komponen makna yang diasosiasikan dengan kategori budaya. Kapan seseorang etnografer menemukan kontras diantara anggota suatu domain, kontras-kontras ini merupakn suatu pikiran yang lebih baik sebagai atribut atau komponen makna. Sebuah komponen adalah istilah lain untuk unit. Dengan demikian analisis komponensial adalah mencari unit unit makna yang telah diperuntukkan orang untuk kategori-kategori budaya. Emzir (2010:246) mengemukakan bahwa langkah-langkah komponensial adalah sebagai berikut. Contoh nya : Dengan berpedoman pada data yang ada, ketiga leksem yang berada dalam satu kolokasi makna ikat pinggang tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. - Leksem kendit adalah nomina yang mengacu kepada suatu benda perlengkapan busana semacam ikat pinggang. Benda itu terbuat dari kain yang panjangnya empat sampai delapan meter dengan lebar 15cm. Benda itu sering dipakai oleh wanita, terutama setelah melahirkan dan sebelum memakai kebaya. Ketika dipakai, benda itu tidak tampak dari luar. Contoh leksem kendit dalam kalimat: ( Ibu memakai kendit )

- Leksem sabuk adalah nomina yang mengacu kepada suatu benda perlengkapan busana semacam ikat pinggang. Benda itu terbuat dari kulit atau bahan sintetis lain. Jika dipakai, benda itu akan tampak dari luar sebagai hiasan. Benda itu dapat digunakan oleh perempuan dan laki-laki. Contoh leksem sabuk dalam kalimat: ( Ia memakai sabuk hitam ) - Leksem bengkung adalah nomina yang mengacu kepada suatu benda perlengkapan busana semacam ikat pinggang. Benda itu terbuat dari kain yang panjangnya empat sampai delapan meter dengan lebar 15cm. Benda itu sering dipakai oleh wanita, terutama setelah melahirkan. Ketika dipakai, benda itu tidak tampak dari luar. Contoh leksem bengkung dalam kalimat: ( Bibi memakai bengkung ) Dari seluruh deskripsi leksem itu, akan terlihat komponen makna yang mendasari setiap definisi nomina-nomina noninsani tersebut. Komponenkomponen tersebut adalah 1. Perlengkapan busana 2. Dipakai oleh laki-laki 3. Dipakai oleh perempuan 4. Tampak dari luar sebagai hiasan 5. Terbuat dari kain, dan 6. Terbuat dari kulit binatang

7. Tidak tampak dari luar tubuh Berdasarkan deskripsi leksem yang berada dalam satu kolokasi makna ikat pinggang dapat diketahui bahwa leksem-leksem yang mempunyai makna yang sama adalah 1.) Leksem kendit dengan leksem bengkung. Untuk menentukan apakah data pasangan sinonim yang terkumpul itu benarbenar sinonim, pasangan leksem yang berada dalam satu medan makna tersebut harus disubtitusikan di dalam kalimat. Jika suatu kata dapat diganti dengan kata lain dalam konteks yang sama dan makna konteks itu tidak berubah, kedua kata itu dapat dikatakan bersinonim. Peratikan substitusi kalimat berikut ini. (1.) Sebelum memakai baju kebaya, ibu memakai ( kendit, sabuk, bengkung ) terlebih dahulu. Penyubstitusian tersebut menghasilkan kalimat sebagai berikut. (a) Sebelum memakai baju kebaya, ibu memakai kendit lebih dahulu. (b) Sebelum memakai baju kebaya, ibu memakai sabuk lebih dahulu. (c) Sebelum memakai baju kebaya, ibu memakai bengkung lebih dahulu. Pembuktian leksem atau kata yang bersinoniman selanjutnya dilakukan dengan cara komponen makna. Komponen makna dalam tiap pasangan sinonim perlu dikembangkan secara terbuka, yaitu dapat ditambah atau diperluas menurut keperluan analisis sehingga relasi kesinoniman antara anggota tiap pasangan sinonim menjadi jelas.

TABEL 1 CONTOH KOMPONEN MAKNA PASANGAN SINONIM LEKSEM NOMINA No Pasangan Sinonim 1 2 3 4 5 6 7 1 Kendit + - + - + + - 2 Sabuk + + + + - - + 3 Bengkung + - + - + + - Keterangan: Komponen Makna 1 : perlengkapan buasan Komponen Makna 2 : dipakai oleh laki-laki Komponen Makna 3 : dipakai oleh wanita Komponen Makna 4 : tampak dari luar tubuh sebagai hiasan Komponen Makna 5 : tidak tampak dari luar tubuh Komponen makna 6 : terbuat dari kain Komponen Makna 7 : terbuat dari kulit binatang Berdasarkan uraian diatas komponen makna yang berada dalam satu kolokasi makna ikat pinggang, dapat dikatakan bawa pasangan nomina yang bersinonim adalah leksem kendit dan bengkung.