NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND Oleh: Epri Afnan Hidayat Ratna Syifa a, S.Psi., M.Si. FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2 0 0 8
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Ratna Syifa a, S.Psi., M.Si. 1
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA AKTIVIS BAND Epri Afnan Hidayat Ratna Syifa a, S.Psi., M.Si. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa antivis band. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktivis band di lingkungan perguruan tinggi Yogyakarta, sebanyak 50 mahasiswa. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat dan karakteristik yang sudah ditentukan terlebih dahulu, yaitu laki-laki dan perempuan, dan masa kuliah lebih dari 4 tahun. Adapun skala yang digunakan adalah skala manajemen waktu berdasarkan hasil modifikasi yang disusun oleh Macan et.al. (1990). Skala prokrastinasi akademik berdasarkan unsur-unsur prokrastinasi menurut (Solomon & Rothblum, 1984). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas SPSS 11.5 dengan analisis korelasi product moment, yaitu untuk menguji apakah ada hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari analisis product moment antara manajemen waktu dan prokrastinasi akademik adalah r xy = -0,535; dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negarif yang signifikan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara manajemen waktu dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band dapat diterima. Kata Kunci : Manajemen Waktu dengan Prokrastinasi Akademik 2
PENGANTAR Abad ke-21 merupakan masa perkembangan dunia dengan memasuki suatu rentangan waktu yang sangat menentukan dengan ditandai perubahanperubahan besar yang belum pernah terjadi sepanjang peradaban manusia, baik masalah teknologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya yang dikenal dengan era teknologi dan globalisasi. Pada masa inilah masyarakat dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan dengan meningkatkan produktivitas kerja dan memanfatkan waktu secara efektif dan efisien. Menurut Toffler (http://www.techtv.com/bigthinkers/features/story/ 0,23008,3335617,00.html) manusia sekarang sedang memasuki gelombang ketiga yang penuh kejutan-kejutan besar yaitu era informasi. Era ini di tunjang oleh teknologi transportasi dan telekomunikasi yang serba canggih, sehingga hubungan antar manusia dalam berbagai tempat dan keadaan dapat berlangsung dengan sangat cepat. Kompetisi, kecepatan dan keunggulan menjadi doktrin yang sangat dominan pada era ini. Pada era tersebut arus barang dan jasa juga tenaga ahli akan melintasi batas negara tanpa hambatan. Mahasiswa sebagai penerus bangsa di masa mendatang dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, salah satunya dengan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi dengan tepat waktu. Mahasiswa juga diharapkan dapat mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang. Untuk itulah, mahasiswa sudah seharusnya menjadi fokus utama guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas agar mereka dapat bersaing dalam era sekarang ini dan mendatang. Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh di bangku kuliah 3
merupakan calon kompetitor yang akan menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, oleh sebab itu mahasiswa seharusnya memiliki perilaku disiplin terhadap waktu. Menurut Ferrari (Rizvi, 1998) bahwa prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia. Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal. Penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan dan peluang yang datang. Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara luas, dan pelajar pada lingkungan yang lebih kecil, seperti sebagian pelajar di sana. Sekitar 25% sampai dengan 75% dari pelajar melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkup akademis mereka (Ellis dan Knaus; Solomon dan Rothblum; dalam Ferrari, dkk, 1995). Pada hasil survey majalah New Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi. Idealnya, mahasiswa dapat menyelesaikan studinya di perguruan tinggi dengan tepat waktu. Mahasiswa juga diharapkan dapat mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang. Mahasiswa sudah seharusnya menjadi fokus utama guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas agar mereka dapat bersaing dalam era sekarang ini dan mendatang. Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh di bangku kuliah merupakan calon kompetitor yang akan menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, oleh sebab itu mahasiswa seharusnya memiliki perilaku disiplin terhadap waktu. 4
Dari hasil pengamatan penulis, pada sebagian mahasiswa di Jogjakarta dapat disimpulkan bahwa penundaan merupakan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas kuliah mereka. Banyak mahasiswa yang menunda untuk mengerjakan pekerjaan rumah, maupun menunda belajar untuk menghadapi ujian, dengan melakukan aktifitas lain yang tidak penting bagi mereka, sehingga dapat pula dikatakan bahwa pameo yang ada dalam dunia mahasiswa tentang SKS yang dibelokkan kepanjangannya dengan sistem kebut semalam menjadi sebuah budaya dalam dunia mereka. Salah satu penyebab penundaan yang sering dilakukan mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas kuliah mereka maupun menunda belajar untuk menghadapi ujian mereka disebabkan karena mahasiswa tersebut cenderung lebih banyak mengisi waktunya dengan bermain band. Semangat belajar mereka semakin lama semakin menipis, dan kalah dengan keinginan untuk bermain band. Apalagi saat ini dengan banyaknya event-event band rutin setiap minggu, sehingga membuat mereka banyak menghabiskan waktu untuk melakukan latihan di studio-studio musik demi mempersiapkan tampil di ajang tersebut. Pada kenyataannya mahasiswa justru terjerumus pada kegiatan-kegiatan tersebut diatas. Jika sudah terjerumus dalam kegiatan-kegiatan itu, jangankan menjaga semangat belajar, berangkat ke kampus saja mungkin menjadi sebuah beban yang berat. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, fenomena yang sama terjadi pada salah satu group band Jogja yang bernama UNISI BAND yang mana seluruh personelnya adalah mahasiswa yang masih berstatus aktif di Universitas Islam Indonesia angkatan 2001. Personel UNISI BAND terdiri dari: Dawang sebagai 5
Bassis, yang merupakan salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum angkatan 2001. Epri sebagai Keyboardis yang merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2001. Iput sebagai Gitaris yang merupakan salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum angkatan 2001. Ony sebagai Vokalis yang merupakan salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum angkatan 2001. Fahmi sebagai Drumer yang merupakan salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum angkatan 2001. Ade Sebagai manajer band adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2001. Seluruh personel tersebut hingga saat ini belum ada yang lulus. Dari pengamatan penulis menemukan bahwa penyebab-penyebab yang mempengaruhi mahasiswa atau seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan prokrastinasi akademik, antara lain: tentang buruknya manajemen waktu. Mahasiswa yang manajemen waktunya buruk tidak mampu menggunakan waktu dengan produktif, efektif, dan efisien, sehingga diasumsikan, seorang mahasiswa yang dengan manajemen waktu yang buruk akan berprilaku, lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih memboroskan waktu untuk kegiatan yang kurang penting bagi dirinya dibandingkan dengan waktu untuk kegiatan akademiknya. Sehingga terkesan berat sebelah dan mengubah prioritas kegiatan, misalnya waktu yang digunakan untuk main band lebih banyak dibandingkan dengan waktu kuliahnya, atau presentase kegiatan bermain band lebih besar dari aktifitas kuliahnya, bahkan akan menunda-nunda tugas yang seharusnyalah ia kerjakan terlebih dahulu. Dengan manajemen waktu yang buruk, mereka tidak mampu memandu, mengarahkan dan mengatur tingkat prioritas dari kegiatan mereka. Mereka tidak mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, tidak mampu 6
mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Begitu juga bagi mahasiswa, memiliki manajemen waktu merupakan hal terpenting dalam menentukan arah dan tujuan hidupnya di masa mendatang. Mahasiswa yang mempunyai manajemen waktu yang baik akan menggunakan waktu sesuai dan mengarah pada perilaku yang lebih utama, yaitu untuk belajar dan menyelesaikan perkuliahannya, sedangkan mahasiswa yang mempunyai manajemen waktu yang buruk tidak akan mampu mengatur dan mengarahkan prioritas. Mahasiswa yang manajemen waktunya buruk tidak mampu menggunakan waktu dengan produktif, efektif, dan efisien, sehingga diasumsikan, seorang mahasiswa yang dengan manajemen waktu yang buruk akan berprilaku, lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih memboroskan waktu untuk kegiatan yang kurang penting bagi dirinya dibandingkan dengan waktu untuk kegiatan akademiknya. Sehingga terkesan berat sebelah dan mengubah prioritas kegiatan, misalnya waktu yang digunakan untuk main band lebih banyak dibandingkan dengan waktu kuliahnya, atau presentase kegiatan bermain band lebih besar dari aktifitas kuliahnya, bahkan akan menunda-nunda tugas yang seharusnyalah ia kerjakan terlebih dahulu. Dengan manajemen waktu yang buruk, mereka tidak mampu memandu, mengarahkan dan mengatur tingkat prioritas dari kegiatan mereka. Mereka tidak mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. 7
Dinamika Psikologi Manajemen Waktu dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Aktivis Band Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah prokrastinasi akademik aktivis band sebagai variable tergantung, dan manajemen waktu sebagai variabel bebasnya. Prokrastinasi yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa kecenderungan hingga tindakan menunda-nunda memulai kinerja atau menyelesaikan sehingga menghambat kinerja dalam rentang waktu terbatas, yang akhirnya menimbulkan perasaan tidak enak (cemas) pada pelakunya. Berdasarkan uraian di atas, sebagian besar dari mahasiswa aktivis band mengakui bahwa mereka cenderung menunda-nunda atau menyelesaikan tugas kuliah atau menunda belajar untuk ujian demi melakukan aktifitas band yang sebenarnya kurang bermanfaat, sehingga tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, sering terlambat dalam menghadiri perkuliahan dan mulurnya waktu kelulusan. Tetapi mereka sadar bahwa tugas kuliah dan belajar untuk ujian adalah sesuatu yang bermanfaat dan penting bagi dirinya (prioritas utama) tetapi dengan sengaja mereka tunda secara berulang-ulang (kompulsif), sehingga pada diri mereka sering muncul perasaan cemas dan perasaan bersalah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ferrari, (1991) yang menyatakan bahwa seorang prokrastinator sadar menghadapi tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya (prioritas utama), dengan sengaja menunda secara berulang-ulang (kompulsif), hingga muncul perasaan cemas dan perasaan bersalah. 8
Sikap menunda-nunda waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut tidak mampu dalam mengatur dan memprioritas permasalahan yang menjadi tujuan pokok dari seorang mahasiswa. Penentuan tujuan pokok bagi seorang mahasiswa menjadi hal terpenting, karena dapat mencerminkan individu yang mempunyai kontrol diri dan mampu mengatur waktu yang dimilikinya. Macan, Shanani, Dibboye, dan Philips (1990) menemukan tiga faktor yang ada dalam manajemen waktu yang dipakai dalam pengembangan pengukuran atas manajemen waktu, yaitu penentuan tujuan dan prioritas, teknik mamajemen waktu, dan kecenderungan untuk terorganisasi. Bagi individu yang mempunyai kemampuan manajemen waktu yang baik, akan mampu mengatur diri sendiri dan menentukan prioritas tujuan dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin, antara lain dengan menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and priorities), perencanaan dan penjadwalan (planning and schedulling), keinginan untuk terorganisir (preference for organization), dan mempunyai sikap kontrol atas waktu (perceived control of time). 9
METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktivis bnad di lingkungan perguruan tinggi di Yogyakarta. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 50 mahasiswa. Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala. Skala yang digunakan terdiri dari skala manajemen waktu dan prokrastinasi akademik. Skala manajemen waktu disusun dengan tujuan untuk mengukur kemampuan sampel dalam menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Skala manajemen waktu disusun berdasarkan hasil modofikasi yang disusun oleh Macan et.al. (1990) yang terdiri dari (1) menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and priorities), (2) perencanaan dan penjadwalan (planning and schedulling), (3) keinginan untuk terorganisir (preference for organization), dan (4) mempunyai sikap kontrol atas waktu (perceived control of time). Prokrastinasi akademik bertujuan untuk mengungkap sikap dan perilaku sampel dalam menunda sesuatu secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas-tugas akademik. Skala prokrastinasi akademik disusun berdasarkan unsur-unsur prokrastinasi menurut (Solomon & Rothblum, 1984) yang terdiri dari (1) tugas 10
mengarang, (2) belajar menghadapi ujian, (3) membaca, (4) kinerja tugas administrasi, (5) menghadiri pertemuan, dan (6) kinerja akademik. Penyebaran skala penelitian berisikan item-item yang terdiri dari item favorable dan unfavorable. Adapun bentuk penilaian pada masing-masing item adalah Selalu (S), Hampir Selalu (HS), Jarang (J) dan Tidak Pernah (TP). Rentang skor setiap butir bergerak dari angka 1 sampai 4. Jika butir bersifat favorable, maka jawaban Selalu (S) diberi skor 4, jawaban Hampir Selalu (S) diberi skor 3, jawaban Jarang (J) diberi skor 2 dan jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Jika butir bersifat unfavorable, maka jawaban Selalu (S) diberi skor 1, jawaban Hampir Selalu (S) diberi skor 2, jawaban Jarang (J) diberi skor 3, dan jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 4. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan uji korelasi product moment dari Pearson. Alasan menggunakan teknik korelasi product moment karena mengungkap hubungan antara variabel manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band. Sebelum dilakukan uji korelasi product momen terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan linieritas sebagai prasyarat uji hipotesis. Teknik analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS (Statistical Programme for Social Science) versi 11.5 for Windows. 11
Alat Ukur Penelitian Hasil analisis uji coba skala prokrastinasi akademik menunjukkan bahwa dari 60 aitem yang diujicobakan, sebanyak 47 aitem yang terseleksi (valid) sedangkan 13 aitem dianggap gugur. Aitem gugur tersebut adalah item nomor 2, 10, 22, 30, 32, 42, 51, 52, 54, 55, 56, 58 dan 60. Koefisien korelasi aitem total skala prokrastinasi berkisar antara 0,3103 0,7843. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas untuk skala prokrastinasi akademik adalah nilai 0,9590. Menurut Ghozali (2002), reliabilitas dapat diterima jika nilai reliabilitas lebih besar dari 0,60 (r 11 > 0,60). Angka koefisien reliabilitas dalam skala prokrastinasi akademik sebesar 0,9590 tersebut dapat diartikan bahwa skala prokrastinasi akademik adalah reliabel. Sebaran aitem-aitem skala prokrastinasi akademik setelah uji coba adalah sebagai berikut: Tabel 1. Skala prokrastinasi akademik dan distribusi butir sesudah uji coba Unsur-unsur Nomor Butir Total Prokrastinasi Akademik Favorable Jml Unfavorable Jml Butir 1. tugas mengarang 1,11,22,32,43 5 6,17,27,37,(55) 4 9 2. belajar meghadapi (2),12,23,33,44 4 7,18,(32),38, (56) 3 7 Ujian 3. membaca 2,13,24,34,(51) 4 8,19,28,39,46 5 9 4. kinerja tugas 3,14,25,35,(52) 4 (10),(22),29,40, 2 6 administrasi (58) 5. menghadiri 4,15,26,36,45 5 9,20,30,41,47 5 10 pertemuan 6. kinerja akademik 5,16,(30),(42), 2 10,21,31,42,(60) 4 6 (54) Jumlah 24 23 47 Catatan: angka dalam ( ) adalah nomor urut item gugur Hasil uji coba skala manajemen waktu sebanyak 40 aitem yang diujicobakan, sebanyak 48 aitem dinyatakan valid sedangkan sebanyak 7 aitem dinyatakan gugur, yaitu nomor aitem 6, 19, 23, 27, 34, 36, dan 46. Koefisien 12
korelasi aitem total bergerak antara 0,3304 0,7895. Angka koefisien reliabilitas skala manajemen waktu sebesar 0,9557 tersebut dapat diartikan bahwa skala manajemen waktu adalah reliabel. Sebaran aitem-aitem skala manajemen waktu setelah uji coba adalah sebagai berikut: Tabel 2. Skala manajemen waktu dan distribusi butir setelah ujicoba Ciri-ciri Manajemen Nomor Butir Total Waktu Favorable Jml Unfavorable Jml Butir 1. menetapkan tujuan 1,8,16,22,29,35 6 5,12,19,25,31,39 6 12 dan prioritas 2. perencanaan dan 2,9,17,23,(34),36 5 (6),13,20,26,32, 4 9 penjadwalan (46) 3. siap kontrol waktu 3,10,(19),(27),30, 4 6,14,(23),27,33,40 5 9 37 4. keinginan untuk 4,11,18,24,(36), 38 5 7,15,21,28,34,41 6 11 terorganisir Jumlah 20 21 41 Catatan: angka dalam ( ) adalah nomor urut item gugur 13
HASIL PENELITIAN Gambaran singkat mengenai data hasil penelitian berisikan fungsi-fungsi statistik dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Deskripsi Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Prokrastinasi 91 148 130,94 16,91 47 188 117,5 23,5 akademik Manajemen waktu 73 133 101,28 21,45 41 164 102,5 20,5 Deskripsi data penelitian ini selanjutnya digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil sampel penelitian prokrastinasi akademik dan kecerdasan manajemen waktu yang diambil dari deksripsi data hasil penelitian. Sebagai alat ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Azwar (2002) mengatakan bahwa suatu distribusi normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar. Tabel 4. Kategorisasi Prokrastinasi akademik Kategorisasi Rumus Frekuensi Persentase Sangat Tinggi X > 159,8 0 0% Tinggi 131,6 < X < 159,8,4 31 62% Sedang 103,4 < X < 131,6 13 26% Rendah 75,2 < X < 103,4 6 12% Sangat Rendah X < 75,2 0 0% Berdasarkan kriteria kategorisasi tersebut, terlihat bahwa subjek penelitian memiliki prokrastinasi akademik yang kategori tinggi yaitu sebesar 62%, kategori sedang sebesar 26% dan kategori rendah sebesar 12%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa aktifis musik band mempunyai tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi. 14
Tabel 5. Kategorisasi Manajemen waktu Kategorisasi Rumus Frekuensi Persentase Sangat Tinggi X > 139,4 0 0% Tinggi 114,8 < X < 139,4 19 38% Sedang 90,2 < X < 114,8 8 16% Rendah 65,6 < X < 90,2 23 46% Sangat Rendah X < 65,6 0 0% Berdasarkan kriteria kategorisasi tersebut, terlihat bahwa subjek penelitian memiliki manajemen waktu yang kategori tinggi sebesar 38%, kategori sedang sebesar 16%, kategori rendah sebesar 46%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa aktif musik band mempunyai tingkat manajemen waktu yang rendah. Uji asumsi mencakup uji normalitas dan linieritas sebelum dilakukan uji hipotesis. Hal ini diperlukan karena teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment yang harus menggunakan data yang berdistribusi normal dan linier. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua data pada masing-masing variabel terdistribusi dengan normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One Sampel Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas sebaran data menunjukkan bahwa untuk sebaran prokrastinasi akademik dengan KS-Z = 1,302; p = 0,067 (p>0,05) dan sebaran manajemen waktu dengan KS-Z = 1,328; p = 0,059 (p>0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga sebaran untuk variabel prokrastinasi akademik dan manajemen waktu adalah normal. Uji liniertas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dan variabel tergantung. Uji linieritas bertujuan untuk melihat sebaran dan tingkat- 15
tingkat yang merupakan nilai dari variabel-variabel penelitian sehingga dapat ditarik garis lurus yang menunjukkan sebuah hubungan linier antara variabelvariabel tersebut. Dua variabel dikatakan linier jika tabel Anova menunjukkan probabilitas linierity 0,000 (p< 0,05) dan probabilitas Df Linierity 0,060 (p> 0,05). Hasil uji linieritas menunjukkan hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik menghasilkan probabilitas Linierity = 0,000 (p < 0,05) dan probabilitas Df Linierity = 0,060 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik adalah linier. Hasil analisis data untuk variabel manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik dengan menggunakan analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa korelasi antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik diperoleh angka koefisien korelasi sebesar -0,535 (r xy = -0,535) dengan p = 0,000 (p<0,05). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis musik band di Yogyakarta, sehingga semakin rendah kemampuan manajemen waktu mahasiswa aktivis band maka semakin tinggi kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi kemampuan manajemen waktu mahasiswa aktivis band maka semakin rendah kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Besarnya sumbangan efektif manajemen waktu terhadap prokrastinasi akademik sebesar R 2 = 0,287 (28,7%), sedangkan sisanya sebesar 71,3% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti. 16
Pembahasan Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band. Adanya hubungan negatif tersebut dikarenakan perbandingan antara nilai presentase prokrastinasi lebih tinggi dibandingkan dengan persentase manajemen akademik mahasiswa aktivis band. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kategori skor hipotetik yang menunjukkan bahwa prokrastinasi berada pada kategori tinggi (62%), sedangkan manajemen waktu berada pada kategori rendah (46%). Prokrastinasi akademik merupakan suatu perilaku penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas-tugas akademik. Mahasiswa aktivis musik band menjadi salah satu contoh dari perilaku prokrastinasi akademik. Bentuk-bentuk perilaku penundaan tersebut ditunjukkan dengan kegiatan mahasiswa yang lebih mementingkan kegiatan band dibandingkan dengan menyelesaikan tugas-tugas akademik, sehingga sebagian besar mahasiswa aktivis band mempunyai jenjang waktu yang lama dalam menyelesaikan kuliah. Salah satu penyebab penundaan yang sering dilakukan mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas kuliah mereka maupun menunda belajar untuk menghadapi ujian mereka disebabkan karena mahasiswa tersebut cenderung lebih banyak mengisi waktunya dengan bermain band. Semangat belajar mereka semakin lama semakin menipis, dan kalah dengan keinginan untuk bermain band. Apalagi saat ini dengan banyaknya event-event band rutin setiap minggu, 17
sehingga membuat mereka banyak menghabiskan waktu untuk melakukan latihan di studio-studio musik demi mempersiapkan tampil di ajang tersebut. Pada kenyataannya mahasiswa justru terjerumus pada kegiatan-kegiatan tersebut diatas. Jika sudah terjerumus dalam kegiatan-kegiatan itu, jangankan menjaga semangat belajar, berangkat ke kampus saja mungkin menjadi sebuah beban yang berat. Permasalahan pokok yang berhubungan dengan perilaku prokrastinasi akademik, yaitu rendahnya dalam mengelola waktu yang dimiliki. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan bahwa manajemen waktu menjadi salah satu penyebab terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band. Berbagai hasil penelitian menemukan aspek-aspek lain pada diri individu yang turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain sikap kontrol atas waktu yang merupakan salah satu prinsip manajemen waktu. Sikap kontrol atas waktu mempunyai dua titik ekstrim. Titik yang pertama adalah titik ketika individu mempunyai kepercayaan yang tertinggi, bahwa individu mampu mengendalikan kehidupannya. Titik kedua adalah ketika individu merasa tidak mampu mengendalikan apa yang terjadi pada dirinya. Masalah kontrol ini pada dasarnya menjadi aspek yang penting dalam manajemen waktu. Salah satu masalah kontrol yang tampaknya sudah menjadi bagian dalam kehidupan individu dalam penundaan (procrastination). Karena sudah demikian menyatu, individu menganggap sifat ini sebagai sifat alami manusia (Macan, Shanani, Dibboye, & Philips, 1990). Mahasiswa yang manajemen waktunya buruk tidak mampu menggunakan waktu dengan produktif, efektif, dan efisien, sehingga diasumsikan, seorang 18
mahasiswa yang dengan manajemen waktu yang buruk akan berprilaku, lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih memboroskan waktu untuk kegiatan yang kurang penting bagi dirinya dibandingkan dengan waktu untuk kegiatan akademiknya. Sehingga terkesan berat sebelah dan mengubah prioritas kegiatan, misalnya waktu yang digunakan untuk main band lebih banyak dibandingkan dengan waktu kuliahnya, atau presentase kegiatan bermain band lebih besar dari aktifitas kuliahnya, bahkan akan menunda-nunda tugas yang seharusnyalah ia kerjakan terlebih dahulu. Dengan manajemen waktu yang buruk, mereka tidak mampu memandu, mengarahkan dan mengatur tingkat prioritas dari kegiatan mereka. Mereka tidak mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. Sebaliknya, bagi individu yang mempunyai kemampuan manajemen waktu yang baik, akan mampu mengatur diri sendiri dan menentukan prioritas tujuan dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin, antara lain dengan menetapkan tujuan dan prioritas (setting goals and priorities), perencanaan dan penjadwalan (planning and schedulling), keinginan untuk terorganisir (preference for organization), dan mempunyai sikap kontrol atas waktu (perceived control of time). Masalah kontrol ini pada dasarnya menjadi aspek yang penting dalam manajemen waktu maupun dalam masalah stres. Salah satu masalah kontrol yang tampaknya sudah menjadi bagian dalam kehidupan individu dalam penundaan (procrastination). Semakin sering aktivitas-aktivitas itu dilakukan berarti kemampuan manajemen waktunya semakin tinggi. 19
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan terdapat hubungan negatif antara manajemen waktu dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa aktivis band, semakin rendah kemampuan manajemen waktu mahasiswa aktivis band maka semakin tinggi kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi kemampuan manajemen waktu mahasiswa aktivis band maka semakin rendah kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Adanya hubungan hubungan negatif ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi product moment dengan nilai -0,535 (p < 0,05). Bagi mahasiswa, khususnya bermain musik merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan minat dan bakat berjiwa seni bagi setiap individu, akan tetapi sebagai mahasiswa yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab akademik harus senantiasa mementingkan tugas-tugas akademik dibandingkan dengan bermain musik. Untuk itu diperlukan adanya keseimbangan dan manajemen waktu yang baik, sehingga antara keinginan dan kewajiban akademik dapat berjalan secara seimbang. Selanjutnya, mahasiswa dituntut untuk mampu mengatur waktu secara efektif dan efesien serta menentukan sesuatu yang menjadi prioritas demi menghadapi masa yang akan datang. Untuk itu, banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa ketika sudah menyelesaikan masa perkuliahan, seperti bermain musik, berbisnis, melanjutkan studi dan bekerja di instansi atau perusahaan yang diinginkan. 20
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S., 2002. Penyusunan Skala Psikologi (Cetakan ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ferrari, J.R., 1991, Compulsive procrastination: Some self-report-ed chracteristic, Psycological Reports, No. 68. 455-468. Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. 1995, Procrastination and task Avoidance, Theory, Research and Treathment, New York: Plenum Press. Ghozali, I., 2002. Statistik Non Parametrik. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Macan, T.H., Shanani, C., Dibboye, R.L., & Philips, A.P., 1990), College students time management: Correlations with academic performance and stress, Journal of Educational Psycology, 82 (4), 760-768. Rizvi, A., Prawitasari, J.E., Soetjipto, H.P. 1997. Pusat Kendali dan Efikasi Diri sebagi prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Psikologika, Nomor 3 tahun II. 51-67. Rivzi, A., 1998, Pusat Kendali dan Efikasi Diri Sebagai Prediktor Terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa, Skripsi, Yogyakarta; Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada. Solomon, L.J.& Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and Cognitive-Behavioral Correlates, Journal of Counseling Psychology, 31, 504-510. 21