PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik, akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas atau pekerjaannya. Tetapi seseorang yang mampu mengelola perasaan dengan baik, maka akan mampu memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuannya untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik skala. Untuk mengukur kecerdasan emosional adalah dengan menggunakan skala kecerdasan emosional yang didasarkan dari komponen-komponen kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2008), sedangkan untuk mengukur prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi adalah dengan menggunakan skala prokrastinasi yang didasarkan dari ciri-ciri prokrastinasi yang dikemukakan oleh Ferrari dan McCown (2008). Subjek pada penelitian adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 sebanyak 118 subjek. Hasil pengujian validitas item dalam penelitian ini untuk skala kecerdasan emosional bergerak dari dengan reliabilitas sebesar Sedangkan korelasi skor total item pada skala sikap prokrastinasi bergerak antara dengan reliabilitas sebesar Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (1-tailed) diketahui nlai koefisien korelai sebesar r = dengan taraf signifikansi sebesar (p < 0.01). Artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Prokrastinasi, Mahasiswa, Skripsi

2 PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempuh seluruh mata kuliah dan dinyatakan lulus seluruhnya, diwajibkan membuktikan kematangannya dengan membuat skripsi yang disusun berdasarkan kegiatan penelitian (Ganda, 2004). Dalam menyusun skripsi, pada umumnya mahasiswa mengalami berbagai kendala atau hambatan. Kendala yang seringkali dialami oleh para mahasiswa diantaranya; kesulitan mencari bahan reverensi, dana yang terbatas, dan takut bertemu dosen pembimbing. Kendala-kendala tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stres, rendah diri, dan frustasi, sehingga mahasiswa memilih untuk menunda-nunda tugasnya dalam menyelesaikan skripsi (Mutadin, 2002). Dalam dunia akademik perilaku menunda-nunda tugas adalah hal yang umum terjadi, perilaku ini disebut dengan istilah prokrastinasi (Steel, dalam Kartadinata & Tjundjing, 2008). Suatu penundaan dikatakan prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting. Dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman (Solomon & Rothblum, dalam Tondok, Ristyadi, dan kartika, 2008). Salah satu konsekuensi dari prokrastinasi pada mahasiswa adalah tertundanya memperoleh gelar sarjana karena terlambat menyelesaikan skripsi (Muszynski & Akamatsu, dalam Surijah & Tjundjing, 2007). Adapun data kelulusan yang diperoleh penulis dari sekretariat Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma (2010), diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 yang lulus tepat waktu adalah 15% dari jumlah keseluruhan mahasiwa yaitu 168 mahasiswa. Menurut Tondok, Ristyadi, dan kartika (2008), salah satu faktor mahasiswa memiliki kecenderungan prokrastinasi adalah karena kondisi psikologis seperti rendahnya kontrol

3 diri yang merupakan cakupan dari kecerdasan emosional menurut Aristoteles (dalam Goleman, 2000). Menurut Achir (dalam Armiyanti, 2008), kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk menguasai situasi yang penuh tantangan dan biasanya dapat menimbulkan kecemasan. Sehingga apabila individu memiliki kecerdasan pada dimensi kehidupan emosionalnya, maka akan mampu mengendalikan perilakunya hingga tidak terpengaruh oleh kegagalan. Sehingga apabila seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka mahasiswa tersebut juga dapat mengontrol perilaku prokrastinasi dalam menyusun skripsi dan terhindar dari kegagalan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma pada Angkatan 2006? TINJAUAN PUSTAKA Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare yang berarti menunda hingga esok hari, istilah ini tersusun dari kata pro yang artinya bergerak maju dan crastinus yang berarti esok hari (Desimone, dalam Surijah & Tjundjing, 2007). Secara umum didefinisikan bahwa prokrastinasi adalah kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan lambat dan membawa konsekuensi yang buruk pada pelakunya (Dewitte & Schouwenburg, dalam Surijah & Tjundjing, 2007). Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda tugas atau pekerjaan yang diinginkan atau harus dilakukan dengan sengaja, meskipun mengetahui akibat buruk perilaku tersebut. Jenis-jenis Prokrastinasi Peterson (dalam Jerry & Newcombe, 2005) menambahkan

4 bahwa prokrastinasi akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas di atas menjadi: a. Prokrastinasi akademik Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formula yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. b. Prokrastinasi non-akademik Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Menurut Tondok, Ristyadi dan Kartika (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktorfaktor tersebut meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi prorakstinasi. Faktorfaktor tersebut berupa faktor SES (Status Ekonomi Sosial), keluarga atau pola asuh orang tua, peer group, dan lain-lan. Ciri-ciri Prokrastinasi Menurut Ferrari dan McCown (dalam Tondok, Ristyadi & Kartika, 2008), prokrastinas dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dari ciri-ciri berikut: a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual d. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan

5 Dampak Prokrastinasi Menurut Letham (2007), dampak perilaku prokrastinasi dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Dampak Positif b. Dampak Negatif Cara Mengatasi Prokrastinasi Banyak ahli berusaha memberikan penyelesaian bagi masalah prokrastinasi. Beberapa ahli atau penulis buku menyarankan penggunaan manajemen waktu (misalnya, Cox & Read, 1989; Frings, 1999; Van Eerde, 2003), sebab prokrastinasi dianggap sebagai pemboros waktu terbesar, dan prokrastinasi merupakan siklus jahat yang dapat meningkatkan tekanan waktu. Kecerdasan Emosional Ahli yang pertama kali mengungkapkan konsep kecerdasan emosional adalah Goleman. Menurut Goleman (dalam Melianawati, Prihanto, & Tjahjoanggoro, 2001) kecerdasan emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu berempati serta berharap. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi Menurut Goleman (2005) faktorfaktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional meliputi : a. Faktor yang bersifat bawaan genetik b. Faktor yang berasal dari lingkungan Komponen-komponen Kecerdasan Emosi Menurut Goleman (dalam Armiyanti, 2008) kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen utama yaitu : a. Mengenali Emosi Diri b. Mengelola Emosi c. Memotivasi Diri d. Mengenali Emosi Orang Lain e. Membina Hubungan Dengan Orang

6 lain Ciri-ciri Individu Yang Memiliki Kecerdasan Emosi Tinggi Goleman (2007) mengemukakan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, yaitu : a. Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan dalam menghadapi frustrasi. b. Dapat mengendalikan dorongandorongan hati sehingga tidak melebihlebihkan suatu kesenangan. c. Mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir seseorang. d. Mampu untuk berempati terhadap orang lain dan tidak lupa berdoa. Mahasiswa Menurut Kail dan Cavanaugh (2000), seseorang dikatakan mahasiswa jika sudah melewati bangku sekolah dan biasanya berada pada usia 18 sampai dengan usia 25 tahun. Adapun menurut Sudarman (2004) mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi. Dinamika Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi Dalam Studi perguruan tinggi strata satu, skripsi merupakan tugas akhir bagi mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada umumnya setiap mahasiswa yang akan menempuh ujian sarjana strata satu dan diwajibkan untuk menyusun suatu tulisan ilmiah yang disebut skripsi. Namun, penundaan dalam mengerjakan tugas pada kalangan mahasiswa adalah suatu hal yang umum terjadi. Penundaan tugas dalam menyelesaikan skripsi oleh pelaku prokrastinasi (prokrastinator) membawa konsekuensi yang kurang menyenangkan bagi prokrastinator. Salah satu konsekuensi yang kurang menyenangkan tersebut adalah tekanan psikologis yang dapat berasal dari diri

7 sendiri maupun dari lingkungan, yaitu berupa tuntutan untuk segera menyelesaikan skripsi. Sedangkan kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non kognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi tuntutan dari diri sendiri dan orang lain. Dalam hal ini, jika seorang mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka mahasiswa tersebut akan memiliki kemampuan untuk mengatasi tuntutan tanpa melakukan prokrastinasi, yaitu menyelesaikan skripsi tepat waktu. Selain itu, kecerdasan emosional juga dapat diartikan sebagai keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan kehidupan. Apabila seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsi memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka mahasiswa tersebut akan mampu memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuannya yaitu menyelesaikan skripsi dengan baik tanpa melakukan penundaan atau prokrastinasi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik, maka akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas atau pekerjaannya. Dalam hal ini, jika seorang mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang kurang baik, maka mahasiswa tersebut akan sulit berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, dalam hal ini menyelesaikan skripsi tanpa melakukan prokrastinasi. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi, yaitu semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi. Hipotesis Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan

8 prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan METODOLOGI PENELITIAN Adapun sampel pada penelitian ini terdiri atas 118 mahasiswa yang menyusun skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan Teknik pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan kuesioner berbentuk skala Likert yaitu skala dari variabel kecerdasan emosional dan skala dari variabel prokrastinasi yang bersumber dari data mahasiswa angkatan 2006 yang tidak lulus tepat waktu yang didapatkan dari sekretariat Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, beberapa persiapan dilakukan, yaitu penyiapan bahan penelitian, penyusunan alat ukur yang berupa skala kecerdasan emosional dan skala prokrastinasi, kemudian kedua skala tersebut diujicobakan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Uji coba dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Pengambilan data uji coba (try out) berlangsung pada hari sabtu tanggal 20 November 2010 dan hari Selasa tanggal 23 November 2010 yang berlokasi di Universitas Gunadarma kampus E Depok. Adapun jumlah angket yang disebar sebanyak 30 eksemplar. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian berlangsung pada tanggal 6 Desember Desember Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa

9 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma yang sedang menyusun skripsi angkatan Untuk pengambilan data, peneliti menyebarkan 118 eksemplar angket. b. Uji Reliabilitas Hasilnya diketahui bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0, 941 sehingga skala dinyatakan reliabel. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional a. Uji Valditias Dalam penelitian ini, dari 50 item yang diujicobakan, terdapat 41 item yang valid. Korelasi skor total pada item-item valid bergerak antara 0,314 sampai dengan 0,673. b. Uji Reliabilitas Hasilnya diketahui bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0, 918 sehingga skala dinyatakan reliabel. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Prokrastinasi a. Uji Valditias Dalam penelitian ini, dari 42 item yang diujicobakan, terdapat 38 item yang valid. Korelasi skor total pada item-item valid bergerak antara 0,324 sampai dengan 0,705 Uji Hipotesis Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment Pearson (1- tailed) diketahui nlai koefisien korelasi sebesar r = dengan taraf signifikansi sebesar (p < 0.01). Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyususn skripsi dan begitu juga sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi prokratinasi. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji hubungan antara

10 kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Berdasarkan hasil analisis korelasi yang diketahui nilai signifikansi sebesar (p < 0.01) yang artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyususn skripsi. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi. Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Pada perhitungan perbandingan Mean empirik dan Mean hipotetik diketahui bahwa secara umum subjek penelitian memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Hal ini mungkin dikarenakan faktor genetik yaitu bawaan atau bisa juga karena faktor lingkungan, baik itu lingkungan tempat tinggal ataupun lingkungan kampus universitas Gunadarma (Goleman, 2005). Sedangkan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 memiliki sikap prokrastinasi yang sedang. Hal ini mungkin dikarenakan faktor internal prokrasrtinasi yaitu kondisi fisik dan psikologis subjek, atau eksternal seperti pola asuh orang tua di rumah dan hubungan pertemanan di lingkungan kampus Universitas Gunadrama (Tondok, Ristyadi, & Kartika, 2008). Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyususn skripsi. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi. Dengan

11 demikian hipotesis pada penelitian ini diterima. Dilihat dari perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik diketahui bahwa responden penelitian memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan prokrastinasi yang sedang atau ratarata. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat diberikan, diantaranya: 1. Bagi Mahasiswa yang menyusun skripsi Peneliti menyarankan kepada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi untuk mengolah emosi dengan baik, agar dapat mengerjakan skripsi dengan baik dan mampu mengatasi hambatanhambatan dalam penyelesaian skripsi. 2. Dosen dan Dosen Pembimbing Penulis menyarankan agar para dosen memberikan motivasi, dan membimbing mahasiswa yang sedang menyusun skripsi agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu 3. Orang Tua Penulis menyarankan agar lebih mendorong atau memotivasi putra-putrinya yang sedang menyusun skripsi, agar mampu menyelesaikan skripsi dengan baik dan mampu menghadapi tantangan atau hambatan-hambatan dalam penyelsaian skripsi 4. Peneliti Lain Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisa lebih jauh bagaimana kecerdasan emosional dan prokrastinasi dikaitkan dengan variabel lainnya, seperti hubungan kecerdasan intelegensi dengan prokrastiansi. Daftar Pustaka Armiyanti, E.O. (2008). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja. Psikovidya, 12(1), Azwar, S. (2005). Tes prestasi : Fungsi dan pengembangan

12 pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Goleman, D. (2005). Working with emotional intelligence: Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D. (2007). Kecerdasan emosional : Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jerry, N., & Newcombe, K.(2005). Saya akan melakukannya... besok!. Jakarta: Metanoia. Kail, R., & Cavanaugh, C. (2000). Human Development: a lifespan view (2 nd ed). USA: Woodswoth Publishing, CO. Kartadinata, I., & Tjunding, S. (2008). I love tomorrow: Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu. Anima, Indonesian Psychological Journal, 23(2), Letham, S.J. (2007). blem.successconciousness: guestarticleprocrastination. Tanggal akses 28 Oktober Melianawati, F.X., Prihanto, S., & Tjahjoanggoro, A.J. (2001). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan. Anima, 17 (1) Mutadin, Z. (2002). Kesulitan menulis skripsi. ail.asp?id=226. Tanggal akses 29 Maret Sudarman, P. (2004). Belajar efektif di perguruan tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Surijah & Tjundjing. (2007). Mahasiswa versus tugas: Prokrastinasi akademik dan concientiousness. Anima, Indonesian Psychological Journal, 22(4), Tondok, Ristyadi, Kartika Prokrastinasi akademik dan niat membeli skripsi. Anima, Indonesian Psychological Journal, 24(1),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar seorang siswa sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajarannya. Sesuai dengan pendapat Roestiah (2001), belajar yang efisien dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan

Lebih terperinci

2 PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan suatu kelompok individu dalam masyarakat yang memperoleh statusnya melalui perguruan tinggi tempat mereka menuntut i

2 PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan suatu kelompok individu dalam masyarakat yang memperoleh statusnya melalui perguruan tinggi tempat mereka menuntut i 1 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Psikologi Tingkat Satu Universitas Gunadarma Arum Puspita Sari Dr. Eko Djuniarto Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP

Lebih terperinci

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Variabel tergantung Varibel bebas : Prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap jenjang pendidikan selalu mengadakan sebuah ujian untuk melihat seberapa besar kemampuan dan pemahaman peserta didik. Dari masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Ada yang menginginkan pekerjaan agar cepat selesai, ada pula yang menunda dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Penulisan Ilmiah Nama : Obaja L Raja NPM : 16513750 Pembimbing : Annisa Julianti, S.Psi., M.Si. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH 10508075 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mahasiswa Tingkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Procrastination 1. Pengertian Procrastination Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif karena sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian akan dapat memperoleh jawaban untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Creswell (dalam Alsa, 2011, h.13), penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman

Lebih terperinci

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO EMOTIONAL INTELLIGENCE IN CLASS STUDENTS ACCELERATION IN SMP NEGERI 1 PURWOKERTO Oleh : Dwi Hartoko Aji *) Retno Dwiyanti**)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi anak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self Efficacy Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan S1 psikologi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga kerja seperti dalam bidang pendidikan menjadi guru bimbingan dan konseling konselor penddikan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Self efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Nama : Novela Ayu Ratna Puri NPM : 16513511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen yang berupa butir-butir pernyataan (kuesioner) yang digunakan untuk mengukur variabel, perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaf merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP X Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan Pendekatan kuantitatif.penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar

DAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar 98 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: Instrumen Penelitian A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri Kata Pengantar Angket ini diajukan guna memperoleh data dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG Arika Fitri, Linda Fitria Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email : linda.fitria81@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian JQH (Jam iyyatul Qurro wal Huffadz) merupakan sebuah oranisasi yang berorientasi pada pengembangan, pembelajaran

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Parenting parenting, School Physical Environment, Emotional Intelligence And Learning Motivation PENDAHULUAN

ABSTRACT. Keywords: Parenting parenting, School Physical Environment, Emotional Intelligence And Learning Motivation PENDAHULUAN PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI DI SMKN 1 LUBUK SIKAPING,, 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh setiap mahasiswa. Dalam perkuliahan ada bermacam-macam kegiatan yang wajib

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan (kausal) antara dua variabel. Hubungan kausalitas dalam hal ini mengacu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, salah satu jenis pendekatan penelitian dalam penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui fungsi

Lebih terperinci

Educational Psychology Journal

Educational Psychology Journal EPJ 1 (1) (2012) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj KECERDASAN SOSIAL SISWA KELAS AKSELERASI Cita Bakti Utama Putra Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH Frida Dwi Gunarsih; Budiyono Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang

BAB II KAJIAN TEORI. kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang BAB II KAJIAN TEORI A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI BAB 2 TINJAUAN REFERENSI Dalam bab ini, penulis akan membahas variabel tunggal penelitian yaitu prokrastinasi akademik, kemudian bahasan mengenai definisi prokrastinasi akademik, definisi kegiatan ekstrakurikuler,

Lebih terperinci

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi Skala Prokrastinasi Akademik Definisi Konseptual Reza (2010: 17) menyatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda atau menangguhkan tindakan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dan berlangsung dalam waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian hubungan keterlibatan pengasuhan ayah dengan kecerdasan emosional anak ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. analisis korelasi product moment untuk mencari hubungan antara. melakukan pengujian terhadap korelasi antar variabel.

BAB V HASIL PENELITIAN. analisis korelasi product moment untuk mencari hubungan antara. melakukan pengujian terhadap korelasi antar variabel. BAB V HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini menguji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment untuk mencari hubungan antara kecerdasan emosional dengan stres mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu : 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang menuntut ilmu diperguruan tinggi memiliki tanggung jawab pada saat kuliah berlangsung dan menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu penelitian dianggap baik apabila didasari oleh suatu metode penelitian yang tepat. Metode pada dasarnya mempunyai arti suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan dalam upaya menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik secara optimal,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES Safitri Risky Natalia Psikologi, Jl AA No.7 Kebon Jeruk, 089604115357, safitriwiradilaga@gmail.com (Safitri Risky

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0. 36 BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian untuk mengetahui prokrastinasi akademik pada pelajar SMP ditinjau dari konformitas teman sebaya adalah sebagai berikut: 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA HUBUNGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Novita Mei Purnamasari 201510104087 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Arnett (dalam Santrock, 2011) menyatakan bahwa mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi

Lebih terperinci