BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin pesat dan semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu perkembangan pesat di bidang TIK ditandai dengan meningkatnya penggunaan telepon dan internet. Kedua saluran ini memudahkan orang ataupun organisasi untuk mendapatkan informasi tanpa batas dengan lebih cepat dan lebih efisien. TIK yang semakin banyak digunakan dan menjalar ke seluruh aspek kehidupan manusia telah dimanfaatkan oleh berbagai kalangan di seluruh dunia untuk memberikan nilai tambah bagi kehidupan mereka. Hal inilah yang membuat TIK juga banyak digunakan dalam bisnis perdagangan, baik produk maupun jasa. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia merupakan salah satu sektor yang kokoh dalam menghadapi efek krisis ekonomi dunia. UKM terbukti tahan terhadap krisis karena tidak tergantung pada pembiayaan yang bersumber pada luar negeri, tidak banyak kredit yang bermasalah dengan perbankan, menggunakan bahan baku lokal, ragam produk yang dihasilkan bervariatif dan berorientasi pada ekspor. Saat ini, jumlah dalam negeri setidaknya mencapai 53 juta unit usaha. Namun, angka itu didominasi oleh distributor dan bukan produsen. Sedangkan jumlah UKM berkategori industri atau produsen di Indonesia menurut data Kementerian Perindustrian di tahun 2013 mencapai 4 juta unit, yang tujuh puluh lima persennya masih berada di Pulau Jawa dengan jumlah tenaga kerja kurang lebih mencapai 9 juta orang. UKM berkategori industri atau yang lebih dikenal dengan istilah Industri Kecil Menengah (IKM) memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Ketatnya persaingan pasar dan banyaknya jumlah IKM yang belakangan ini bermunculan baik dari dalam maupun luar negeri, mendorong banyak pelaku IKM untuk berpikir keras mencari strategi baru untuk memenangkan persaingan yang ada. Salah satu caranya adalah dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Sehingga tak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan TIK menjadi salah satu akses bagi para pelaku IKM untuk mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan internet sebagai salah satu sarana TIK untuk mencari informasi dan memperluas jaringan pasar. Hal ini didukung pula oleh layanan pendukung seperti misalnya penyedia akses telekomunikasi yang sudah merata di seluruh pelosok Indonesia, dukungan industri perbankan melalui kemudahan bertransaksi melalui mesin ATM atau fasilitas SMS Banking yang perangkat lunaknya sudah terintegrasi dengan telepon seluler, atau penyedia situs jual beli yang saat ini semakin menjamur dan menawarkan berbagai kemudahan. Sektor industri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor industri pada perekonomian DIY yang mencapai 13,48% pada tahun 2011. Sektor industri di DIY didominasi skala kecil dan menengah, dimana jenis usaha seperti ini sangat berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Jumlah unit usaha pada tahun 2012 sebanyak 82.344 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 301.385 orang [1]. Sedangkan di sisi yang lain, DIY yang memiliki berbagai julukan seperti kota budaya dan kota pendidikan merupakan salah satu kota pengakses internet terbesar di Indonesia, akan tetapi jumlah IKM yang mampu memanfaatkan TIK secara optimal masih terbatas karena sebagian besar pelaku IKM lebih memprioritaskan fungsi produksi, sedangkan fungsi-fungsi pemasaran belum banyak mendapat perhatian. Melihat kenyataan tersebut, penulis melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana penggunaan TIK oleh IKM khususnya di DIY mengingat potensi yang dimilikinya, serta melihat sejauh mana keefektifan alat tersebut dipakai sebagai pendukung kegiatan bisnisnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah Seperti apakah variasi pemanfaatan TIK dalam mendukung bisnis IKM? 2
1.3 Keaslian Penelitian Pengetahuan UKM tentang penguasaan informasi dan komunikasi bisnis global masih terbatas. Gagasan perdagangan elektronik bahkan kurang dipahami, dan secara umum UKM tidak percaya bahwa perdagangan elektronik tersebut akan sangat membantu mereka untuk menghasilkan keuntungan dan keunggulan atas pesaing. Studi ini menunjukkan bahwa menggunakan e-mail dan akses informasi melalui World Wide Web merupakan titik awal untuk pindah ke e-commerce [2]. Sebagai studi pustaka, penulis mencari referensi dari penelitian terdahulu untuk memperkuat keaslian penelitian seperti pada Tabel 1.1. No. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Fokus Lokus Metode (Peneliti, Tahun) 1. Information Communication Technology Adoption Among SME Owners in Malaysia [3] Mengidentifikasi karakteristik inovasi dan kategori adopsi antar pemilik, dan menetapkan hubungan antara berbagai konstruksi Malaysia Analisis Faktor 2. ICT Adoption and SME Growth in New Zealand [4] Tiga ukuran pertumbuhan digunakan sebagai dasar untuk menyelidiki dampak bahwa tingkat adopsi TIK pada berbagai usaha kecil. Menyelidiki kekuatan berbagai hubungan faktor. Peningkatan profitabilitas merupakan variabel yang paling berkorelasi dengan penggunaan TIK Selandia Baru Analisis Regresi 3
3. ICT Adoption and Development of E-Business Among SMEs in South Africa [5] Mengidentifikasi atribut kunci adopsi TIK dan menjelaskan bagaimana pengaruh penerapan TIK dan pengembangan e-business Afrika Selatan hotel kecil di Johannes -burg Penelitian Kualitatif dengan Studi Kasus 4. Use and Impact of ICT on SMEs in Oman [6] Meneliti infrastruktur TIK, perangkat lunak yang digunakan, investasi TIK, persepsi tentang manfaat bisnis TIK dan tren outsourcing di UKM Oman Statistik Deskriptif Eksploratif Hasil penelitian [7] menyatakan bahwa sebagian besar IKM telah memiliki komputer, namun hanya sedikit komputer yang tersambung dengan jaringan internet. Berkenaan dengan penggunaan komputer dalam proses, sebagian besar IKM menggunakan komputer untuk melakukan word processing dan analisis data spreadsheet, sedangkan komunikasi bisnis lebih sering dilakukan dengan tatap muka, telepon dan faximile [7]. Penelitian ini juga menyatakan bahwa tingkat penggunaan internet dan e-mail untuk proses bisnis dan komunikasi bisnis masih rendah karena pelaku IKM masih menyimpan banyak kekhawatiran yang menghambat upaya penerapan TIK secara lebih masif dalam bisnis IKM. Saran dari penelitian [7] mengatakan bahwa penelitian di masa mendatang sebaiknya mengarahkan perhatiannya pada proses adopsi TIK di berbagai IKM dengan dorongan mekanisme pasar, karena banyak kasus ditemui IKM yang dengan inisiatif sendiri berupaya mengadopsi TIK atas tuntutan pasar. Berdasarkan referensi tersebut, penulis ingin meneliti apakah kondisi yang sama terjadi pada IKM di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta menganalisis hal-hal menarik yang ditemui terkait dengan variasi pemanfaatan TIK. 4
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis variasi pemanfaatan TIK oleh IKM dalam menjalankan bisnisnya. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman secara lebih mendalam agar pemerintah, akademisi, pihak swasta maupun pelaku IKM sendiri dapat memahami kondisi riil yang terjadi dan secara bersama-sama mampu memberikan jalan keluar yang tepat dan komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan IKM. 1.6 Batasan Penelitian Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sampel yang diambil adalah Usaha Kecil Menengah di bidang industri (pengolahan atau produsen), bukan distributor. 2. Pengambilan sampel berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Khususnya di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. 3. IKM yang diambil datanya hanya IKM yang sudah memanfaatkan TIK dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. 4. Periode penelitian dilakukan antara tahun 2012 sampai dengan pertengahan tahun 2013. 5