BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan
|
|
- Suryadi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar penyelenggaraan kepemerintahan di Indonesia mengamanatkan bahwa salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu penyelenggaraan Negara Republik Indonesia perlu diarahkan untuk memenuhi kesejahteraan rakyat secara optimal melalui peleyenggaraan pelayanan publik yang efektif dan efisien (Suryadi, 2010:7). Pelayanan publik merupakan konsep yang sering digunakan oleh berbagai pihak, untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas bangsa yang lebih baik dan menyiapkan dunia yang lebih baik bagi masa depan warganya dan juga bagi kepentingan bersama umat manusia. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan suatu kewajiban bagi para pelayan masyarakat baik dalam organisasi pemerintahan maupun non-pemerintah. Oleh karenanya dalam penyelenggaraan pelayanan publik, setiap organisasi harus memiliki tujuan yang sama, ialah mengharapkan hasil yang baik serta memuaskan publik sesuai apa yang mereka butuhkan. Dalam konteks persaingan global tugas sektor publik adalah membangun lingkungan yang memungkinkan setiap aktor baik bisnis atau nirlaba, untuk mampu mengembangkan diri menjadi pelakupelaku yang kompetitif bukan hanya secara domestik melainkan global (Nugroho, 2012:169). Dalam beberapa dekade terakhir kajian kebijakan menjadi tren ketika 1
2 pemerintah memerlukan banyak pertimbangan dan alternatif-alternatif untuk menyelesaikan masalah publik yang kian semakin kompleks. Masalah publik yang semakin kompleks lebih membutuhkan ekstra perhatian pemerintah dari pada masalah-masalah rutin dan klasik yang secara sederhana dapat dipahami dengan pengalaman pemerintah sebelumnya. Ketika muncul masalah kebijakan publik yang tidak lazim pemerintah membutuhkan alternatif-alternatif yang berbeda dari kebijakan yang berbeda. Analisis kebijakan secara sederhanapun dengan demikian langsung diindentikkan dengan metode untuk mengembangkan alternatif kebijakan (Indiahono 2009a:1). Kebijakan merupakan ranah yang sangat penting kekuatannya untuk saling mempengaruhi dan melakukan tekanan kepada berbagai pihak, kebijakan publik dalam kerangka substantif adalah segala aktifitas yang dilakukan pemerintah untuk memecahkan masalah publik yang dihadapi (Indiahono 2009b:1), sehingga dengan adanya permasalahan-permasalahan publik tersebut pemerintah berusaha membuat tugas pokok atau misi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ada tiga tugas pokok pemerintah yaitu tugas pelayanan (publik), tugas pembangunan, dan tugas pemberdayaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Kementerian Komunikasi dan Informatika Negara Republik Indonesia (KOMINFO) meluncurkan program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) sebagai salah satu wujud pelayanan publik. Munculnya kebijakan program PLIK untuk setiap kecamatan seluruh Indonesia, lebih dilatarbelakangi oleh isu kesenjangan digital. Beberapa deklarasi internasional untuk memperkecil kesenjangan digital telah diselenggarakan, mulai 2
3 dari Okinawa Summit di Jepang pada bulan Juli 2000 dilanjutkan dengan deklarasi Tokyo bulan November 2000, World Summit on Information Society (WSIS) di Geneva bulan Desember 2003, hingga WSIS di Tunisia tahun 2005 (Satria, 2004). Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah telah memiliki program yang sejalan dan mendukung komitmen WSIS yaitu program Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation (KPU/USO), yang bertujuan menyediakan akses telekomunikasi bagi daerah perdesaan. KPU/USO pilot project telah dijalankan pemerintah sejak tahun 2003 dengan membangun satu telepon akses untuk satu desa, dan pada tahun 2003 dan 2004 telah dibangun akses di desa. Sedangkan pada tahun 2008, telah diadakan tender KPU/USO kembali untuk kelanjutan program penyediaan telepon desa tersebut. Pelaksanaan KPU/USO pada tahun melalui program penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika perdesaan dibagi dalam tiga tahap, yaitu : 1. Jangka Pendek: Terwujudnya desa berdering pada tahun 2008 sebanyak desa di seluruh Indonesia. 2. Jangka Menengah: Terwujudnya desa yang mempunyai akses internet (desa pinter) tahun 2015 dengan mengimplementasikan pelayanan akses informasi di seluruh kecamatan 3. Jangka Panjang : Terwujudnya masyarakat informasi (information society) pada tahun 2025 melalui penyelenggaraan pemusatan pelatihan, pemanfaatan akses informasi, penyelenggaraan TVbroadcast (agregated broadcast) berbasis kebutuhan masyarakat dan pelayanan informasi lainnya. 3
4 Program penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika perdesaan KPU/USO tersebut sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) yaitu tujuan yang akan di capai di bidang Infrastruktur Informasi dan Komunikasi adalah tersedianya sarana, prasarana, dan layanan komunikasi dan informatika di seluruh desa, daerah perbatasan negara, pulau terluar, daerah terpencil, dan wilayah non komersial lain untuk mengurangi daerah blank spot dengan salah satu indikator dampak yakni jangkauan layanan akses telekomunikasi universal dan internet mencapai 100 persen di Wilayah Pelayanan Umum Telekomunikasi (WPUT). Kehadiran infrastruktur KPU/USO berpotensi mempercepat terjadinya perubahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Akses telekomunikasi dan informatika yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dimanfaatkan secara bersama untuk kepentingan bersama pula. Apabila akses hanya dimanfaatkan sekelompok kecil orang, misalnya elit desa, sulit diharapkan bisa mendorong terjadinya serangkaian perubahan di perdesaan. Sarana telekomunikasi melalui KPU/USO mempunyai posisi penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu bangsa. Menurut penelitian International Telecommunication Union (ITU), pertumbuhan atau penambahan 1% (satu persen) teledensitas akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi sebesar 3% (tiga persen). Satuan sambungan telepon (SST) di Indonesia sangat rendah karena hanya mencapai 6,7 juta SST dengan rasio jumlah penduduk sebanyak 220 juta penduduk. Hanya 3 SST untuk per 100 penduduk atau dapat dihitung teledensitasnya hanya 3% (tiga persen). Negara ASEAN seperti 4
5 Singapura yang tingkat pertumbuhannya relatif sangat tinggi, teledensitasnya mencapai 58%. Malaysia sudah mencapai 30%. Hal ini menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia belum terjangkau fasilitas telekomunikasi, sehingga tak heran jika pertumbuhan ekonominya rendah. Dalam pengumuman pers tanggal 2 Maret 2009, International Telecommunication Union (ITU) mendudukkan Indonesia di peringkat 108 dari 154 negara, di bawah Gabon dan diatas Botswana, dalam hal indeks pertumbuhan ICT (Information and Communication Technologies). Indeks pertumbuhan ini menggambarkan posisi Indonesia dalam hal kesenjangan digital, yang oleh ITU Indonesia dimasukkan dalam kategori menengah (ada 4 kategori: tinggi, atas, menengah, dan bawah). Tersedianya infrastruktur jaringan telekomunikasi melalui KPU/USO akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di suatu daerah guna mengembangkan daerah tersebut, terutama untuk sektor pariwisata dan pertambangan. Tidak kalah penting juga adalah adanya intangible benefit dari penyebaran teknologi seluler dan internet ke pelosok-pelosok, yakni meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang melek terhadap teknologi (ICT Literacy). Program KPU/USO pada dasarnya adalah akselerasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi di perdesaan yang belum terjangkau akses telekomunikasi dan informatika. Sebagaimana program KPU/USO yang pernah dikembangkan sebelumnya, pada program KPU/USO Tahun 2009 orientasi utama program adalah penyediaan akses telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi komunal atau 5
6 kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu accesability atau ketersediaan akses telekomunikasi menjadi sasaran utama pemerintah pada program ini. Dalam hal ini, pemerintah menetapkan pada masing-masing desa KPU/USO minimal memiliki satu akses telekomunikasi (satu desa satu akses). Selain akses telekomunikasi minimal satu akses untuk setiap desa, Pemerintah melanjutkan program penyediaan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK), sehingga pemenang tender diwajibkan menyediakan akses untuk layanan internet beserta fasilitas pendukungnya seperti komputer dan server pada setiap lokasi ibukota kecamatan. Program penyediaan Pusat Layanan Internet Kecamatan, untuk seterusnya dalam skripsi ini digunakan istilah PLIK, diharapkan mampu membawa angin segar bagi daerah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Arus informasi ke dan dari perdesaan yang semakin lancar diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi daerah perdesaan untuk lebih berkembang. Program PLIK menunjang pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan berkembangnya industri pariwisata, perikanan, pertanian, dan industri kecil-menengah. Pembangunan fasilitas telekomunikasi melalui program penyediaan PLIK adalah untuk mengatasi kesenjangan digital 1. Akan tetapi jika program tersebut tidak digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, maka dikhawatirkan program tersebut tidak akan mencapai tujuan atau target sasaran yang diharapkan. Oleh 1 Menurut WSIS (World Summit Information Society) kesenjangan digital didefinisikan adanya ketidaksetaraan akses teknologi informasi dan komunikasi 6
7 karenanya, penting dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas dari program PLIK itu sendiri. Dalam pelaksanaan program penyediaan PLIK, setidaknya ada tiga stakeholders yang satu sama lain mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan program. Tiga stakeholders tersebut adalah pemerintah sebagai pembuat program, pelaksana dan masyarakat sebagai kelompok sasaran. Pemerintah sebagai pembuat program tentu sudah memperhitungkan sejauh mana program tersebut bisa di laksanakan, dengan tingkat keberhasilan optimal, yakni hasil sesuai dengan harapan. Pelaksana dalam melaksanakan kewajiban harus mempertimbangkan kemungkinan kendala yang muncul dan daya dukung yang ada, serta bagaimana masyarakat sebagai sasaran program PLIK, mau berpartisipasi aktif. Organisasi atau aktor pelaksana program harus mampu merumuskan apa yang menjadi ekspresi kebutuhan calon penerima atau kelompok sasaran dalam sebuah program. Setiap program memerlukan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh pelaksana. Organisasi pelaksana harus memiliki kompetensi untuk menangani program itu supaya berhasil. Selanjutnya hasil dari program tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat penerima program atau target group agar program tersebut terasa manfaatnya. Evaluasi keberhasilan program penyediaan PLIK bukan ditentukan oleh ketersediaan atau terbangunnya infrastruktur atau fasilitas telekomunikasi semata. Namun ditentukan apakah fasilitas yang ada dimanfaatkan oleh masyarakat setempat atau tidak (Topohudoyo, 2012:3). Oleh karena itu diperlukan partisipasi 7
8 masyarakat agar dapat meningkatkan daya guna dari PLIK tersebut. Dengan demikian, perlu dikembangkan suatu strategi agar infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang ada di perdesaan yang rata-rata mempunyai mata pencaharian sebagai petani bisa dimanfaatkan secara optimal. PLIK Nanggulan 2 merupakan salah satu PLIK yang masih berjalan bahkan pernah menerima USO AWARD tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO). PLIK Nanggulan 2 berbeda dengan PLIK yang lain, karena pelayanan yang disediakan tidak hanya penyediaan akses internet saja. Pelayanan yang disediakan oleh PLIK Nanggulan 2 mencakup sektor pendidikan, perekonomian dan pertanian. Pelayanan di sektor pendidikan yang disediakan oleh PLIK Nanggulan 2 antara lain penyediaan perpustakaan dan pelatihan teknologi informasi untuk anak-anak. Kemudian pelayanan di sektor perekonomian antara lain adalah pembinaan dan pelatihan UMKM dalam pemasaran hasil produksi. Sedangkan disektor pertanian, pelayanan yang diberikan PLIK Nanggulan 2 adalah pembinaan dan pelatihan untuk petani dalam meningkatkan produksi pertaniannya. Kegiatan pelatihan bagi petani dilakukan atas inisiatif pengelola PLIK Sutrisno Hadi dengan bekerja sama dengan FEATI (Farmer Empowerment through Agriculture Technology and Information Project). Kegiatan tersebut ditujukan kepada Kelompok Tani Subur Desa Banyoroto karena menurut pertimbangan pengelola PLIK, kelompok tersebut merupakan kelompok tani yang paling aktif dan banyak anggota yang dikenal sehingga memudahkan dalam berkomunikasi. 8
9 Berdasarkan profil Desa Banyuroto, sebagian besar masyarakat desa mempunyai mata pencaharian sebagai petani, hal ini menjadi menarik karena pada umumnya masyarakat petani buta terhadap teknologi informasi dan menolak hadirnya teknologi baru, tetapi dengan hadirnya internet melalui PLIK diharapkan masyarakat menjadi melek terhadap teknologi. Akan tetapi kenyataan yang ada berdasarkan observasi peneliti selama satu minggu pada saat pagi hingga sore hari jumlah pengunjung di PLIK Nanggulan rata-rata 20 orang. Dari 20 orang tersebut semuanya adalah anak-anak, sedangkan untuk dewasa jarang ditemukan. Padahal penduduk Desa Banyuroto kurang lebih sebanyak 4359 jiwa yang rata-rata mempunyai mata pencaharian sebagai petani jarang ditemui di PLIK. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengguna PLIK hanya sebesar 0,34 % dari jumlah penduduk. Dari hal tersebut ada suatu faktor yang menyebabkan masyarakat enggan untuk datang ke PLIK Nanggulan 2. Oleh karena itu peneliti melihat bahwa sangat penting mengkaji lebih jauh tentang efektivitas PLIK Nanggulan 2. Kemudian penelitian ini juga akan menganalisis secara mendalam tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam efektivitas program PLIK di Desa Banyuroto. Dengan demikian, Program PLIK ini bisa lebih efektif dan dilaksanakan dengan optimal agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. 9
10 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan, yaitu : Bagaimana Efektivitas PLIK Nanggulan 2 di Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari PLIK Nanggulan 2 di Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi manfaat bagi tiga pihak, yakni: 1. Peneliti a. Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai efektivitas PLIK Nanggulan 2 di Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. b. Mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai operasionalisasi konsepkonsep dan teori di lapangan atau pada tataran empiris. 2. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Sebagai bahan pertimbangan bagi para stakeholder dalam mengembangkan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di Kabupaten Kulon Progo. 3. Masyarakat atau Pembaca Dapat menambah wawasan dan menjadi masukan untuk mengerti pentingnya internet. 10
BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar yang dideklarasikan dalam WSIS untuk mewujudkan masyarakat informasi antara lain diperlukannya peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat internasional mengusung isu mengenai adanya kesenjangan informasi (informasi gap) dan kesenjangan dijital (digital divide) di dalam sebuah forum yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membuat dunia menjadi transparan, seolah-olah menjadi satu
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Akan tetapi pada implementasi PLIK di Indonesia, pemerintah (Kominfo)
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan standar ketetapan USO (Universal Service Obligation) tentang Kewajiban pelayanan Universal terdapat sub bagian yang meliputi pembangunan, pengembangan, pemberdayaan,
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM (KPU/USO) ICT DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KEBIJAKAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM (KPU/USO) ICT DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA AGENDA I. SEKILAS KPU ICT A. Latar Belakang B. Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin pesat dan semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu perkembangan pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara cepat. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, peran komunikasi menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan sarana penghubung antara individu masyarakat secara cepat.
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI Gumilang Hardjakoesoema
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi jaringan saat ini telah berkembang dengan pesat. Berbagai macam teknologi telah dikembangkan untuk membantu manusia dalam berkomunikasi. Kalau pada era tahun
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Yudi Herdiana, S.T, M.T. Dekan Fakultas Teknologi Informasi UNIBBA Pembekalan KKN UNIBBA, Senin 14 Agustus 2017 PENDAHULUAN Kemajuan
Lebih terperinciKebijakan dan Rencana ke Depan Indonesia ICT Whitepaper
Kebijakan dan Rencana ke Depan 2010 Indonesia ICT Whitepaper 5 Sukses ICT Pilar penting penggerak pembangunan Pembangkit dan penyerap tenaga kerja Sumber devisa baru Pilar penting pencerdasan bangsa Alat
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN 2015-2019 DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Eko Kurniawan 55415120005 Jurnal Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciWSIS DAN PEMBANGUNAN TELEMATIKA NASIONAL. Oleh: Eddy Satriya *)
WSIS DAN PEMBANGUNAN TELEMATIKA NASIONAL Oleh: Eddy Satriya *) Catatan: Artikel ini telah diterbitkan di Majalah Bisnis Komputer Edisi Januari 2004 Gempita World Summit on the Information Society (WSIS)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia yang merupakan Kepulauan menjadi salah satu kendala dalam pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan penetrasi penggunaan fasilitas telekomunikasi.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi sangatlah pesat. Berbagai macam gadget bermunculan dengan beragam fitur terbaru. Fungsi ponsel
Lebih terperinciKondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper
Kondisi ICT di Indonesia saat ini 2010 Indonesia ICT Whitepaper Kapasitas Jaringan Terpasang Telekomunikasi Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Jumlah Desa yang Memiliki Fasilitas Telepon Tetap Jumlah Desa
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENYEDIAAN KPU/USO TELEKOMUNIKASI INDONESIA. 3.1 Kebijakan USO Telekomunikasi di Indonesia
BAB III PELAKSANAAN PENYEDIAAN KPU/USO TELEKOMUNIKASI INDONESIA 3.1 Kebijakan USO Telekomunikasi di Indonesia 3.1.1. Kerangka Hukum Dalam rangka mendorong peningkatan teledensitas, pemerintah telah mengambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi yang sekarang ini berkembang, bermula dari. ditemukannya alat komunikasi sederhana oleh Alexandre Graham Bell
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telekomunikasi yang sekarang ini berkembang, bermula dari ditemukannya alat komunikasi sederhana oleh Alexandre Graham Bell pada tahun 1876. Saat ini, alat telekomunikasi
Lebih terperinciKontribusi Kemkominfo melalui PROGRAM USO DAN ICT FUND dalam rangka penyediaan TIK di Wilayah Papua dan Papua Barat
Kontribusi Kemkominfo melalui PROGRAM USO DAN ICT FUND dalam rangka penyediaan TIK di Wilayah Papua dan Papua Barat BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (BP3TI) DIREKTORAT
Lebih terperinci4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi
4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan. terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi yang dapat mendukung aktivitasnya. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri. Penulis melakukan penelitian studi komparatif sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
Lebih terperinci2016, No Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pe
No.1676, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. PNBP. Penyelenggaraan Universal Service Obligation. Tarif. Juklak. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPenyebab Kesenjangan Digital : - Kekurangan isi / materi (content). - Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri.
A. Pengertian Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam
Lebih terperinciManfaat Teknologi Nirkabel bagi Masyarakat. Oleh : Harjoni Desky, S.Sos.I., M.Si Senin, 25 Oktober :26
KOPI, Kenyataan bahwa era globalisasi membuat jarak antara suatu daerah dengan daerah lainnya seolah kabur bahkan tak berjarak lagi serta berimplikasi pada semakin meningkatnya arus informasi yang beredar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa serta usaha melestarikan program pendidikan non formal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Sektor telekomunikasi telah berperan signifikan bagi perkembangan perekonomian global. Hal ini disebabkan telekomunikasi merupakan infrastruktur pendukung utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mikro elektronika telah menciptakan era informasi yang menjadi pilar masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto, 2004: 25).
Lebih terperinciMEMBANGUN INDUSTRI TELEKOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN MEDIA NASIONAL YANG KONDUSIF UNTUK INVESTASI
S A M B U T A N KETUA UMUM KADIN INDONESIA PADA RAKORNAS TELEMATIKA DAN MEDIA 2008 KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA MEMBANGUN INDUSTRI TELEKOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN MEDIA NASIONAL YANG KONDUSIF UNTUK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3
IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Smart tourism telah banyak dikembangkan dan diterapkan di berbagai negara. Smart tourism atau pariwisata cerdas merupakan gagasan yang dikembangkan berdasarkan infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang biasa di singkat PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan bagian yang amat vital bagi kehidupan seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan bagian yang amat vital bagi kehidupan seluruh manusia dan merupakan jantung berjalan lancarnya dunia pendidikan, kegiatan ekonomi dan relasi manusia
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN AKSES INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI
Lebih terperinciBAB III Visi dan Misi
BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat yang buta akan informasi. Internet (interconnectionnetworking)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dihadapkan pada era globalisasi yang merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi (internet). Semakin derasnya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1% untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik di Negara ASEAN. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 19 / PER/M.KOMINFO / 12 / 2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 19 / PER/M.KOMINFO / 12 / 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 48/PER/M.KOMINFO/11/2009 TENTANG PENYEDIAAN
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan ekonomi yang bersifat kerakyatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, lebih fokus untuk tujuan mengurangi kemiskinan, pengangguran, kesenjangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade 1990-an, telah terjadi banyak perubahan besar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Kemajuan dan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH
BINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH Menuju BINTAN SEJAHTERA Visi Dan Misi Oleh Drs. H. KHAZALIK INDRA SETIAWAN,SST BINTAN, JUNI 2015 0 DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG 1 II. PERMALAHAN DAN TANTANGAN 2 A. PERMASALAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciStrategi dan Kebijakan Pembangunan di Bidang Komunikasi dan Informatika Selasa, 19 Juni 2007
Strategi dan Kebijakan Pembangunan di Bidang Komunikasi dan Informatika Selasa, 19 Juni 2007 Sofyan A. Djalil Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Pendahuluan Secara umum, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil singkat PT Telkom Indonesia Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM USO DALAM ASPEK KOMUNIKASI
IMPLEMENTASI PROGRAM USO DALAM ASPEK KOMUNIKASI Topohudoyo Peneliti Madya BPPKI Yogyakarta Jln. Imogiri Barat Km. 5 Telp./Fax. 0274-375253 Yogyakarta e-mail : bppi_yogyakarta@yahoo.co.id Diterima: 11 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good corporate governance,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, kegunaan hasil, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini membuat persoalan manajemen semakin kompleks, apalagi dengan kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terus meningkat dewasa ini, juga dengan banyaknya perusahaan sejenis yang muncul membuat persaingan usaha menjadi semakin pesat. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi kebutuhan masyarakat, mulai dari transportasi lewat darat menggunakan mobil, motor, atau kereta api, transportasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang kepariwisataan, pengembangan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada di ujung pulau Sumatera memiliki beberapa pulau di sekitarnya yang membuat Provinsi Lampung menjadi salah satu dari beberapa provinsi di Indonesia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Implementasi asas Cabotage merupakan sebuah prinsip yang lahir dari rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan udaranya. Dalam konteks
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Information and Communication Technology (ICT), dewasa ini dapat menjadi indikator
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciBAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32
BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa misi terpenting dalam pembangunan adalah untuk
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013 Ringkasan Eksekutif LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia- Nya, dapat menyelesaikan Executive Summary Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 65% jumlah penduduk Indonesia hidup di daerah pedesaan, sisanya 35% jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia mencapai sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pembangunan dengan menekankan pembangunan industri sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor industri merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era teknologi seperti saat ini banyak sekali muncul inovasi dari layanan keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun 2012Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 PELAKSANAAN KPU/USO TAHUN
BAB 3 PELAKSANAAN KPU/USO TAHUN 2003 2004 3.1. Dasar Hukum Pelaksanaan KPU/USO Agar pelaksanaan program Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO) Tahun 2003 2004 dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal untuk memudahkan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud dari judul ini, maka perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa
Lebih terperinciKata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi
BAB 4 P E N U T U P Kata Pengantar Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Bab 4 Berisi : Gorontalo di susun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kesimpulan dari hasil penyusunan Gorontalo
Lebih terperinciADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di era global ini masih memainkan peran penting. Sektor pertanian dianggap mampu menghadapi berbagai kondisi instabilitas ekonomi karena sejatinya manusia memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS 2.1. Rumusan Visi Rumusan Visi Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan Visi Institusi yang digunakan sebagai arahan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi dampak yang signifikan pada pelaku bisnis maupun pelanggan. Perekonomian modern menawarkan banyak alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 adalah 237.641.326 jiwa. Dengan populasi sebesar itu Indonesia menduduki peringkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa
Lebih terperinciBab II. Rumusan dan Advokasi Arah Kebijakan Pertanian
12 Rapat Dengan Wakil Presiden (Membahas Special Economic Zone) Dalam konteks ekonomi regional, pembangunan suatu kawasan dapat dipandang sebagai upaya memanfaatkan biaya komparatif yang rendah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah komunitas, dan komunitaslah yang membentuk masyarakat. Substansi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masyarakat merupakan komponen besar dan kompleks dalam pembicaraan tentang kehidupan sosial. Di dalamnya ditemukan berbagai keberagaman pikiran dan perilaku. Keterkaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, persaingan dalam usaha bisnis menjadi sangat kompetitif baik di pasar domestik maupun global. Persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan proses yang harus dilalui setiap negara dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses yang harus dilalui setiap negara dari masa ke masa. Pembangunan merupakan perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi
Lebih terperinciBab 2 Profil Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
Bab 2 Profil Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi 2.1. Visi Terciptanya pembinaan penyelenggaraan pos dan telekomunikasi yang dinamis dengan peran aktif seluruh potensi nasional. 2.2. Misi Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat yang membuat kemungkinan terbaik
Lebih terperinciBAB II BAB 1 DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II BAB 1 DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Telekomunikasi Seluler Indonesia yang didirikan pada tanggal 26 Mei 1995, merupakan operator seluler terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT.
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Bab ini akan menjabarkan visi dan misi pembangunan di Kabupaten Malang selama 5 tahun mendatang (2016-2021). Hal ini sejalan dengan amanat di dalam pasal 263
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARAA PERINGATAN HARI ULANG KE- 70 KEMERDEKAAN RI 17 Agustus 2015
SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARAA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE- 70 KEMERDEKAAN RI 17 Agustus 2015 Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Selamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan
Lebih terperinciDaya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia
Daya Saing Global Indonesia 2008-2009 versi World Economic Forum (WEF) 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia Tanggal 8 Oktober 2008 World Economic Forum (WEF), berkantor pusat di Geneva (Swis), mempublikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang sedang melakukan pembangunan dalam segala bidang. Pembangunan ini dilaksanakan baik diperkotaan
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinci