BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT

BAB II TINJAUAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

Download from

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

BULIMIA NERVOSA. 1. Frekuensi binge eating

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

8 Langkah Diet Sehat secara Alami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

Written by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

KUESIONER PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. remaja, perilaku pola makan remaja dan hal-hal yang mempengaruhi pola makan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

Lupakan Pemahaman Yang Tidak Benar

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nutrisi Berbasis Tumbuhan. Pola makan sehat tanpa produk hewani

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS PENYEBAB FERTILITAS. Muslim, MPH 5/18/2010

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO


Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

Penyakit Diabetes (Kencing Manis)

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Citra Diri tentang Ciri-ciri Perkembangan Seksual Sekunder

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

Mitos dan Fakta Kolesterol

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata lain adolecere (kata belanda, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, dalam Tarwoto, 2010). Istilah adosecence seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, spasial dan fisik. Mappiere (2004) menjelaskan bahwa usia remaja merupakan seseorang dengan rentang usia antara 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 tahun bagi pria. Usia pada rentang remaja awal yaitu antara 12/13 tahun sampai 17/18 tahun dan rentang usia remaja akhir antara 17/18 tahun sampai 21/22 tahun. Periode sebelum remaja sering disebut sebagai masa ambang pintu remaja atau sering disebut sebagai periode pubertas. Berdasarkan ilmu perkembangan remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuk yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula (Sarwono, 2011). 2. Ciri-ciri remaja Hurlock (dalam Tarwoto, 2010) menyebutkan bahwa remaja memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Masa remaja sebagai periode yang penting Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.

8 b. Masa remaja sebagai periode peralihan Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya. Tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang, serta mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada tahap berikutnya. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang juga berlangsung pesat. Perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis. Penyesuaian diri dengan kelompok pada remaja awal masih tetap penting bagi remaja, namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dengan kata lain ingin menjadi pribadi yang berbeda dengan orang lain. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut

9 bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal. g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagai apa adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Semakin tidak realistic cita-citanya maka ia semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks, mereka mengganggap bahwa perilaku ini akan memberi citra yang mereka inginkan. 3. Perkembangan remaja Perkembangan remaja meliputi perkembangan fisik, sosial, emosi, moral dan kepribadian (Sarwono, 2011). a. Perkembangan fisik remaja Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak laki-laki memulai pertumbuhan pesatnya lebih lambat daripada anak perempuan. Hal ini menyebabkan pada saat matang anak laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak laki-laki melebihi kekuatan anak perempuan. Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebih lebar dari pada anak yang matang

10 lebih awal. Perubahan-perubahan fisik pada remaja yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai berfungsi alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2011). b. Perkembangan sosial Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah (Sarwono, 2011). Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin (Sarwono, 2011). c. Perkembangan emosi Masa remaja ini biasa juga dinyatakan sebagai periode badai dan tekanan, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya perubahan emosi ini dikarenakan adanya tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Pada masa ini remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, atau dengan suara keras mengritik orang-

11 orang yang menyebabkan amarah. d. Perkembangan moral Pada perkembangan moral ini remaja telah dapat mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Pada tahap ini remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya. e. Perkembangan kepribadian Pada masa remaja, anak laki-laki dan anak perempuan sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk, dan mereka menilai sifat-sifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka. Mereka juga sadar akan peran kepribadian dalam hubunganhubungan sosial dan oleh karenanya terdorong untuk memperbaiki kepribadian mereka. Banyak remaja menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mereka mengenai kepribadian ideal. Tidak banyak yang merasa dapat mencapai gambaran yang ideal ini dan mereka yang tidak berhasil ingin mengubah kepribadian mereka (Sarwono, 2011). 4. Tugas perkembangan remaja Setiap tahap kehidupan manusia pasti mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangannya pada usia yang sebenarnya, maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut. Tugas perkembangan pada remaja antara lain: (Admin, 2009).

12 a. Menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif Artinya seorang remaja bisa belajar menerima diri sendiri, bentuk tubuh, dan bentuk wajah. Menggunakan tubuh secara efektif berarti juga harus bisa merawat dan menjaganya. b. Dapat menjalin hubungan baru dan lebih baik dengan teman sejenis atau lawan jenis. Remaja diharapkan sudah mampu untuk menerima pertemanan atau persahabatan tidak hanya dari teman putra atau putri saja, tetapi dari keduanya. Selain itu remaja diharapkan mampu untuk menjaga dan memelihara hubungan yang sudah terjalin dengan baik. c. Dapat menerima peran jenis kelamin. Belajar menerima peran jenis kelamin artinya, belajar untuk menerima diri sebagai seorang perempuan sesuai dengan jenis kelaminnya. d. Mencapai kemandirian secara emosional, baik terhadap orang tua maupun orang dewasa lainnya. Belajar menghargai perbedaan yang ada, seperti perbedaan pendapat seta mampu mengenali emosi dan menempatkannya secara tepat. Tanpa perlu banyak bergantung pada orang tua. B. Diet 1. Pengertian diet Diet adalah cara yang dianggap paling mudah untuk menurunkan berat badan karena pada intinya adalah mengurangi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh (Moree CM,1994). Dari pengertian tersebut peneliti menyimpulkan diet merupakan membatasi jumlah kalori yang masuk ke tubuh dan harus dilakukan dengan secara proporsional dengan memperhatikan kebutuhan tubuh sehingga berat badan bisa berkurang dan tubuh tetap sehat.

13 Pengertian diet sesungguhnya adalah "pengaturan pola makan" yang berarti mengatur pola makan kita untuk menjadi lebih sehat. Tetapi yang sering terjadi di masyarakat adalah, diet diartikan sebagai mengurangi porsi makan dan menahan lapar yang seringkali dipercaya akan menurunkan berat badan (hptt:// diet-sehat.net). (WHO) menganjurkan setiap individu untuk memiliki energy dan berat badan yang sehat dan seimbang. Diet yang dianjurkan adalah dengan memperbanyak aktivitas (berolahraga), mengurangi asupan kalori (mengurangi porsi makan tetapi tetap menjaga nilai gizi) (Wikipedia,2012). 2. Macam-macam diet untuk menguruskan badan Beberapa tahun belakangan muncul beberapa jenis diet yang sangat populer di masyarakat, dan masyarakatpun cenderung mencobanya. Kebanyakan yang melakukan diet ini adalah remaja karena salah pengertian tentang body image, hanya gara-gara silau oleh trend atau iklan, dikira kurus itu bagus, padahal itu berbahaya bagi kesehatan. Macam macam diet : (nina, 2008) a. Diet rendah kalori rendah karbohidrat Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsilah beras merah atau roti gandum. Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi. b. Diet gizi seimbang Dalam diet ini tetap mengkonsumsi makanan lengkap di mana terdapat sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Jadi komposisinya lengkap tetapi jumlahnya dikurangi. Tidak seperti diet rendah karbohidrat, dalam diet gizi seimbang semuanya berimbang, mulai dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sehingga tidak terjadi gangguan metabolisme dan lebih aman. Kesuksesan menurunkan berat badan bukan tergantung banyak sedikitnya konsumsi karbohidrat, melainkan asupan kalori.

14 c. Diet golongan darah (blood type diet) Pada diet ini, makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan golongan darah seseorang. Jadi, ada makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan oleh setiap golongan darah. d. Diet buah Pengikut diet semacam diet ini hanya menghalalkan makan buah. Namun diet ini juga berbahaya karena memungkinkan terjadi pembakaran protein dalam tubuh, termasuk pembakaran otot jantung. Akibatnya, jantungpun gagal bekerja. e. FoodCombining. Cara ini adalah mengatur pola makan yang melibatkan teori asam dan basa, juga PH netral. Meskipun semua makanan bisa dipilih, baik karbohidrat, protein, maupun lemak, biasanya jenis makanannya tetap harus diatur. Misalnya, makan pagi hanya dengan buah-buahan atau susu kedelai, lalu siang dengan nasi tiga sendok dipadu sayur mayur dan tempe-tahu. Makan malam, karbohidrat juga dikurangi. Meski bisa menurunkan berat badan cukup lumayan, sampai sekitar lima kilogram sebulan, namun cara ini cukup rumit. 3. Diet yang berbahaya untuk remaja putri Tidak semua jenis diet yang ada baik untuk remaja, berikut merupakan beberapa jenis diet yang berbahaya untuk menguruskan badan, jenis diet tersebut antara lain: ( bowieku,) a. Diet yang menganjurkan mengkonsumsi jauh lebih sedikit kalori dari yang kita butuhkan setiap hari. Untuk remaja putri yang berusia 11-18 tahun memerlukan 2200 kalori per-hari. Makin aktif, makin banyak membutuhkan kalori. b. Diet yang tidak memperbolehkan mengkonsumsi lemak sama sekali. Tubuh kita juga memerlukan lemak. Diet rendah lemak jauh lebih baik daripada diet tanpa lemak sama sekali.

15 c. Diet yang membatasi untuk mengkonsumsi satu kelompok makanan tertentu saja. Diet yang menganjurkan untuk tidak makan karbohidrat (nasi, mi, roti atau pasta) sama sekali hanya mengkonsumsi buah dan sayur saja juga tidak sehat karena kebutuhan akan vitamin dan mineral tidak akan tercukupi hanya dengan makan buah dan sayur saja. 4. Makanan yang boleh dikonsumsi waktu diet Kesuksesan menurunkan berat badan bukan tergantung pada banyak sedikitnya makanan yang dikonsumsi. Meskipun sedang diet kita tetap boleh mengkonsumsi makanan, makanan yang dikonsumsi sebaiknya tergantung dengan kebutuhan tubuh masing-masing. Berikut ini adalah makanan yang boleh dikonsumsi pada waktu diet antara lain: (Moore CM,1994) a. Sebaiknya pilih lemak baik atau asam lemak tak jenuh. Lemak seperti ini bisa didapat dalam sumber makanan yang mengandung omega 3 (terdapat pada ikan laut), omega 6 (jagung dan kedelai), dan omega 9 (alpukat, kacang rebus, dan minyak zaitun) b. Makanlah sebanyak mungkin sayuran. Konsumsi 3 hingga 5 porsi sayuran setiap harinya. 3 porsi sayuran merupakan jumlah minimum yang harus dimakan setiap harinya. c. Pilih daging tidak berlemak, daging unggas tanpa kulit, ikan Untuk menghindari lemak, bisa ditempuh cara berikut: 1) Buanglah lemak pada daging. 2) Buang kulit unggas yang akan dikonsumsi. 3) Lebih baik memanggang atau merebus makanan. 4) Sejumlah kacang-kacangan memiliki kadar lemak yang tinggi, karena itu makanlah kacang-kacangan secukupnya. d. Kelompok buah-buahan (2hingga 4 porsi/ hari) 1) Pilihlah buah-buahan segar yang segar, jus buah atau buah kaleng maupun yang sudah didinginkan. Namun jangan terlau

16 sering mengkonsumsi buah-buahan kaleng yang direndam dalam air yang mengandung pemanis yang pekat. 2) Lebih baik mengkonsumsi buah-buahan utuh yang mengandung banyak serat dibanding minum jusnya. 3) Pilihlah jus buah yang benar-benar terbuat dari 100% buah. e. Untuk mendapatkan serat yang cukup banyak, sebaiknya sesering mungkin makanan yang terbuat dari biji-bijian. Sama dengan makanan lainnya, pilihlah yang sedikit mengandung gula, juga lemak. Jika para remaja memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan diet sehat, maka saran di atas tidak akan terasa berat. Sebaliknya jika niat itu tidak bulat dan sungguh-sungguh tentu menjalaninya akan terasa berat. 5. Masalah-masalah yang berhubungan dengan diet Melakukan diet secara ketat dan tidak diawasi oleh ahlinya serta tidak ditunjang dengan gizi yang sesuai dapat menimbulkan dampak yang buruk dan penyakit akibat gangguan makan seperti: (Nurlita, 2011) a. Anoreksia nervosa Gangguan makan yang umumnya ditemui pada remaja putri adalah anoreksia atau istilah kerennya dikenal dengan istilah anoreksia nervosa. Anoreksia adalah aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat. Penderita anoreksia nervosa sadar bahwa mereka merasa lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibatnya naik berat badan. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan segera merasa penuh atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus. Pada akhirnya kondisi ini bisa

17 menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian si penderita. Bayangkan saja mereka terus-menerus menahan diri untuk tidak makan, dari mana mereka memperoleh energi untuk hidup. b. Bulimia Pada penderita bulimia cenderung senang mengkonsumsi makanan yang mereka sukai. Mereka makan berlebihan untuk memuaskan keinginan yang mereka sukai. Mereka makan berlebihan untuk memuaskan keinginan mereka namun selanjutnya mereka memuntahkannya kembali hingga tidak ada makanan yang tersisa. Dengan demikian mereka terhindar jadi gemuk melainkan tetap menjadi kurus tanpa perlu menahan keinginan mereka untuk makan. Dapat dibayangkan jika seseorang terus menerus memuntahkan makanan yang mereka konsumsi, dari mana mereka mendapatkan kalori untuk beraktivitas. Tubuhpun menjadi lemas, sulit untuk berfikir dan akhirnya tidak ada lagi energi yang dapat digunakan untuk mempertahankan dirinya. Dampak fisik yang umumnya terjadi pada penderita anoreksia dan bulimia adalah: 1) Kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi makanan apapun. 2) Luka pada tenggorokan dan infeksi saluran pencernaan akibat terlalu sering memuntahkan makanan. 3) Lemah, tidak bertenaga. 4) Sulit berkonsentrasi. 5) Gangguan menstruasi. 6) Kematian Dampak fisik secara tidak langsung juga akan mempengaruhi psikis seseorang, sehingga masalah psikologis yang muncul pada penderita anoreksia dan bulimia adalah: 1) Perasaan tidak berharga. 2) Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah.

18 3) Mudah merasa bersalah. 4) Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain. 5) Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak. 6) Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya. 7) Minta perhatian orang lain. 8) Depresi (sedih terus- menerus ) C. Persepsi 1. Pengertian Menurut Brian Fellow yang dikutip oleh Mulyana (2004), persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganilisis informasi. Sedangkan Philip Goodocre dan Jennifer Follers menyatakan persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenai rangsang. Persepsi juga dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang dari luar maupun dalam diri individu (Sunaryo, 2004). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stumuli inderawi (sensory stimuly) (Rahmat,2000). Persepsi merupakan bentuk dari perilaku manusia. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia (Notoatmodjo,2003). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

19 individu melalui alat indera. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi (Walgito, 2003). Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah sebagai alat pencecap, kulit pada telapak tangan sebagai alat peraba, yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu dengan dunia luarnya (Branca, 1964 dalam Walgito, 2003). Stimulus yang diindera kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi (Davidof, 1981 dan Walgito, 2003). Selanjutnya menurut Moskowits dan Orgel (1969 dalam Walgito, 2003) menyebutkan bahwa persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Walgito (2003) juga menyebutkan bahwa persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dari dalam individu sendiri. Namun demikian sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersngkutan. Sekalipun persepsi dapat melalui bermacam-macam alat indera tetapi sebagian besar persepsi melalui indera penglihatan.

20 2. Faktor yang mempengaruhi persepsi Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi, ada beberapa faktor yang dapat dikemukakan, (Walgito, 2003) yaitu : a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf yang penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu. b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf Reseptor atau alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga haus ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. c. Perhatian Usaha untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari selluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Menurut Irwanto dkk (2002) faktor persepsi meliputi : a. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang, namun demikian tidak semua rangsang tersebut akan ditanggapi. Oleh karena itu individu akan memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.

21 b. Ciri-ciri rangsang Ransang yang bergerak diantara rangsang diam akan lebih menarik perhatian, demikian juga rangsang yang lebih besar, yang lebih kontras dan sebagainya. c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu Seseorang memiliki keinginan dan cita rasa yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakangnya. d. Pengalaman terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya.

22 D. Fokus Penelitian Pengertian diet Diet pada remaja putri Persepsi alasan diet Akibat diet Cara melakukan diet Gambar 2.1 : Fokus penelitian E. Variabel penelitian dan definisi konseptual Variabel penelitian ini adalah persepsi remaja putri terhadap diet untuk menguruskan badan. Untuk menjelaskan variabel tersebut maka yang mempengaruhi persepsi remaja putri terhadap diet tersebut yaitu : pengertian diet, alasan melakukan diet, akibat dari diet, dan cara melakukan diet yang benar. Definisi konseptual adalah unsur-unsur yang membantu dalam pelaksanaan proses pengumpulan data pada penelitian. Definisi konseptual yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Pengertian Diet Diet adalah cara yang dianggap paling mudah untuk menurunkan berat badan karena pada intinya adalah mengurangi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh (Moree CM,1994). 2. Alasan melakukan diet Pada remaja putri, kegemukan menjadi permasalahan yang ditakuti remaja, karena keinginan untuk tampil sempurna yang sering kali diartikan dengan memiliki tubuh ramping atau langsing dan

23 proposional, merupakan idaman mereka. Kebanyakan dari mereka ingin terlihat langsing dan kurus karena mereka beranggapan bahwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses dan popular. Semakin diejek gendut maka semakin gencar remaja melakukan diet untuk menguruskan badan. 3. Akibat diet Melakukan diet secara ketat dan tidak diawasi oleh ahlinya serta tidak ditunjang dengan gizi yang sesuai dapat menimbulkan dampak yang buruk dan penyakit akibat gangguan makan seperti Anoreksia nervosa dan Bulimia. (Nurlita, 2011) Dampak fisik yang umum terjadi pada penderita anoreksia dan bulimia adalah: a) Kehilangan selera makan b) Lemah tidak bertenaga c) Sulit berkonsentrasi d) Gangguan menstruasi e) Kematian 4. Diet yang benar (WHO) menganjurkan setiap individu untuk memiliki energy dan berat badan yang sehat dan seimbang. Diet yang dianjurkan adalah dengan memperbanyak aktivitas (berolahraga), mengurangi asupan kalori (mengurangi porsi makan tetapi tetap menjaga nilai gizi).