Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium Isolasi, Laboratorium Teknologi. Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Invivo,

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan. 1. Mempelajari Proses Mikroenkapsulasi Lactobacillus acidophilus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

A. WAKTU DAN TEMPAT B. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN. 1. Penelitian Tahap I

merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang

Lampiran 1 Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional dan Fungsinal Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional. Bekatul segar. Pengayakan 60 mesh

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

PT. Rineka Cipta, 2006), hlm Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

LAHPIRAB. Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1-2g. dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. Bahan

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODOLOGI A.

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui formulasi dari pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku tepung komposit yang menghasilkan kadar protein sesuai standar. Neraca Masa: %B = 35,9% M B =? %A = 0,3% M A = 100 gram %C = 9% M C =? Dimana : M A = massa total tepung bonggol pisang dan tepung kedelai hitam (g) %A = Kadar protein pada bubur basah awal M B = Massa tepung kedelai hitam yang harus ditambahkan (g) %B = Kadar protein yang terkandung dalam tepung kedelai hitam (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI,2004) M C = Massa tepung akhir (g) %C = Kadar protein akhir yang diharapkan

66 Perhitungan Neraca Masa: A+B =C M A. %A + (M C M A ) %B = M C. %C 100. 0,3% + (M C - 100). 35,9% = M C. 9% 30 + 35,9 M C 3590 = 9 M C M B = M C M A = 132,34 g 100 g = 32,34 g 35,9 M C 9 M C = 3590 30 26,9 M C = 3560 M C = 132,34 g Perbandingan Awal : Perbandingan dalam 100 gram campuran Tepung Bonggol Pisang : 100 g x Tepung Kedelai Hitam : 100 g x = 88,99 gram = 11,11 gram Maka, Perbandingan Akhir: Tepung Bonggol Pisang : 88,99 gram Tepung Kedelai Hitam : 11,11 gram + 32,34 gram = 43,45 gram Atau setara dengan : 8 : 4 Kesimpulan : Berdasarkan perhitungan neraca masa di atas, perbandingan tepung bonggol pisang dengan tepung kedelai hitam sebesar 8:4 (b/b) adalah perbandingan minimum untuk dapat menghasilkan kadar protein bubur basah yang sesuai

67 standar, yaitu sebesar 9%. Maka, untuk percobaan pendahuluan diambil perbandingan 8:4 dan 8:8 (b/b). 2. Pembuatan Bubur Instan Berbahan Baku Tepung Komposit dengan Perbandingan Terpilih Tujuan: - Mempelajari proses pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku tepung komposit - Mengetahui lama waktu pengeringan (t) Alat dan Bahan: Tepung bonggol pisang, tepung kedelai hitam, susu full cream, gula, maltodekstrin DE 15, panci, kompor portable, thermometer, sendok pengaduk, neraca analitik, wadah silicon, oven vakum. Prosedur: Pembuatan bubur instan sinbiotik berbahan baku tepung komposit mengacu pada pembuatan bubur sinbiotik oleh Sumanti, dkk (2016), sebagai berikut: 1) Pencampuran tepung bonggol pisang dengan tepung kedelai hitam dengan perbandingan 8:4 dan 8:8 2) Pencampuran dengan susu full cream cair dengan perbandingan 8 : 1. 3) Pemasakan pada suhu 80 0 C selama 15 menit 4) Pendinginan dan peloyangan pada wadah silicon 5) Pengeringan oven vakum suhu 40 0 C selama 12 Jam

68 Hasil Pengamatan Gambar 8:4 A1 (5%) 8:4 A2 (10%) Bubur Basah 8:8 B1 (5%) 8:8 B2 (10%)

67 Gambar 8:4 A1 (5%) 8:4 A2 (10%) Bubur Instan 8:8 B1 (5%) 8:8 B2 (10%) Kesimpulan : Pembuatan bubur instan berbahan baku tepung komposit dapat dilakukan dengan pengeringan oven vakum suhu 40 0 C selama 12 jam.

68 3. Menghitung Nilai Rendemen (Sudarmadji, 1984) Rendemen bubur instan dapat dihitung dengan membandingkan bubur instan yang dihasilkan dengan volume bubur mulamula. Rendemen % = x 100% A = Volume bubur instan yang dihasilkan B = Volume bubur mula-mula Hasil Pengamatan 8:4 8:8 5% 10% 5% 10% Bahan yang digunakan (g) Berat adona n total (g) Ber at awa l (g) Berat akhir (g) Rendem en KH 9,9187 80 30,9 38,63% BP 19,8333 228,4 80 31,9 39,88% FC 237 ml - - - KH 9,9181 100 33,44 33,44% BP 19,8335 238,19 100 32,38 32,38% FC 237 ml - - - KH 14,8790 80 32,20 40,25% BP 14,8765 198,69 80 39,20 49% FC 237 ml - - - KH 14,8756 80 28,09 35,11% BP 14,8794 219,30 80 29,70 37,13% FC 237 ml - - - Keterangan: KH = Tepung kedelai Hitam BP = Tepung Bonggol Pisang Batu FC = Susu Fullcream Cair Rata-rata rendeme n 38,23% Contoh Perhitungan Rendemen Bubur Instan 8:8 (10%): Rendemen % = x 100% Rendemen % = x 100% Rendemen % = 35,11%

69 Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan diatas, rendemen dari bubur instan setelah dilakukan pengeringan vakum adalah sebesar 38,23%. 4. Pengukuran Kadar Protein (AOAC, 2006) a. Tahap Desktruksi 1) Penperbandingan sampel sebanyak 0,1 g, 0,04 g HgO, 0,9 g K 2 SO 4, lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. 2) Penambahan 2 ml H 2 SO 4 pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu. 3) Desktruksi sampel di dalam ruang asam sampai diperoleh larutan jernih, lalu didinginkan. b. Tahap Destilasi 1) Pelarutan hasil dekstrusi dengan sedikit akuades lalu dimasukkan ke dalam alat destilasi protein dan penambahan 10 ml larutan NaOH:Natio (60:5) 2) Penambahan 10 ml H 2 BO 3 jenuh dan 3 tetes indikator metil merah dan metil biru ke dalam Erlenmeyer sebagai penampang destilat. Penghentian destilasi apabila destilat sudah mencapai 100 ml. 3) Pembilasan alat penyuling dengan akuades dan air bilasnya dicampurkan dengan destilat. c. Tahap Titrasi

70 1) Titrasi destilat yang tertampung dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet muda. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut : ( a b) N 14,007 5,7 Kadar protein = 100% c Keterangan : a = ml HCl titer untuk sampel b = ml HCl titer untuk blanko c = bobot sampel (mg) N = normalitas HCl 14,007 = BM Nitrogen 5,7 = faktor konversi tepung Hasil bubur basah: W sampel (g) W sampel (mg) V titrasi (ml) %N %P 8:4 U1a 0,1053 105,3 4,5 1,1912 6,7898 8:4 U1b 0,1001 100,1 4,1 1,1417 6,5076 8:4 U2a 0,106 106 5,35 1,4068 8,0190 8:4 U2b 0,1116 111,6 4,5 1,1239 6,4065 8:8 U1a 0,1088 108,8 5,2 1,3322 7,5936 8:8 U1b 0,1 100 5,15 1,4355 8,1824 8:8 U2a 0,1014 101,4 4,83 1,3277 7,5680 8:8 U2b 0,1003 100,3 4,8 1,3339 7,6035 V blanko (ml) 0 Keterangan: U1a = Ulangan 1 U1b = Ulangan 1 (duplo) U2a = Ulangan 2 U2b = Ulangan 2 (duplo)

71 Hasil pengamatan bubur instan: W sampel (g) W sampel (mg) V titrasi (ml) %N %P 8:4 A1 0,1054 105,4 6,3 1,5529 8,8513 8:4 A2 0,1053 105,3 6,5 1,6089 9,1706 8:4 B1 0,1002 100,2 6,6 1,7194 9,8007 8:4 B2 0,1003 100,3 7,4 1,9467 11,0964 8:8 A1 0,1059 105,9 7,2 1,7896 10,2005 8:8 A2 0,1074 107,4 7,9 1,9517 11,1248 8:8 B1 0,1033 103,3 7,9 2,0292 11,5664 8:8 B2 0,1068 106,8 8 1,9896 11,3406 V blanko (ml) 0,60 Keterangan: A1 = Penambahan maltodekstrin 5% A2 = Penambahan maltodekstrin 5% (duplo) B1 = Penambahan maltodekstrin 10% B2 = Penambahan maltodekstrin 10% (duplo) Contoh Perhitungan Kadar Protein: Bubur Basah 8:8 U1a ( a b) N 14,007 5,7 Kadar protein = 100% c Kadar Protein = ( ) Kadar Protein = 7,59% Bubur Instan 8:8 A1 ( a b) N 14,007 5,7 Kadar protein = 100% c Kadar Protein = ( ) Kadar Protein = 10,20%

72 Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengujian, kadar protein tertinggi pada bubur basah dengan perbandingan 8:4 adalah sebesar 8.0190% dan pada perbandingan 8:8 sebesar 8.1824%. Sedangkan kadar protein tertinggi pada bubur instan dengan perbandingan 8:4 adalah sebesar 11.0964% dan pada perbandingan 8:8 sebesar 11.5664%. Sehingga perbandingan yang menjadi acuan adalah 8:8, maka pada penelititan utama diberikan perlakuan 8:6, 8:8 dan 8:10. 5. Kadar Air (AOAC, 2006) 1) Pengeringan cawan alumunium dalam oven bersuhu 105 o C selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. 2) Penperbandingan 1-2 g sampel lalu masukkan ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui beratnya. 3) Masukkan cawan ke dalam oven bersuhu 105 o C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang. 4) Pengulangan pengeringan hingga diperoleh berat konstan. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus: c ( a b) Kadar air = 100% c Keterangan: a : berat cawan dan sampel akhir (g) b : berat cawan (g) c : berat sampel awal (g)

73 Hasil Pengamatan Bubur Instan: Hasil cawan yang telah dikonstankan Berat Cawan (g) 8:4 A1 3,66 3,66 3,66 3,66 8:4 A2 4,60 4,59 4,59 4,59 8:4 B1 4,48 4,48 4,48 4,48 8:4 B2 10,32 10,32 10,31 10,31 8:8 C1 4,22 4,22 4,22 4,22 8:8 C2 4,59 4,58 4,58 4,58 8:8 D1 5,20` 5,20 5,20 5,20 8:8 D2 4,41 4,41 4,41 4,41 Hasil cawan + sampel yang telah dikonstankan Berat Sampel Awal (g) Berat Sampel (g) 8:4 A1 2,01 5,60 5,59 5,59 5,59 5,59 8:4 A2 2,01 6,53 6,52 6,53 6,52 6,52 8:4 B1 2,01 6,38 6,38 6,38 6,38 6,38 8:4 B2 2,01 12,22 12,23 12,23 12,22 12,22 8:8 C1 2,00 6,17 6,17 6,17 6,17 6,17 8:8 C2 2,00 6,54 6,53 6,54 6,53 6,53 8:8 D1 2,01 7,12 7,11 7,11 7,11 7,11 8:8 D2 2,01 6,33 6,33 6,33 6,33 6,33 Hasil Perhitungan Kadar Air Bubur Instan % Kadar Air Rata-Rata Kadar Air (%) Gambar 8:4 A1 3,82 4,59

74 8:4 A2 4,03 8:4 B1 5,30 8:4 B2 5,22 8:8 C1 2,89 8:8 C2 2,86 3,70 8:8 D1 4,76 8:8 D2 4,28

75 Keterangan: A1 = Penambahan Maltodekstrin 5% A2 = Penambahan Maltodekstrin 5% (duplo) B1 = Penambahan Maltodekstrin 10% B2 = Penambahan Maltodekstrin 10% (duplo) C1 = Penambahan Maltodekstrin 5% C2 = Penambahan Maltodekstrin 5% (duplo) D1 = Penambahan Maltodekstrin 10% D2 = Penambahan Maltodekstrin 10% (duplo) Contoh Perhitungan Kadar Air: Bubur Basah 8:8 U1a c ( a b) Kadar air = 100% c Kadar air = ( ) Kadar air = 48,35% Bubur Instan 8:8 A1 c ( a b) Kadar air = 100% c Kadar air = ( ) Kadar air = 3,82% Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengujian kadar air, kadar air rata-rata pada sampel bubur instan perbandingan 8:4 adalah sebesar 4,59% dan pada perbandingan 8:8 adalah sebesar 3,70%. Berdasarkan SNI (2005) kadar air dari bubur instan adalah <4%. Maka perbandingan terpilih adalah perbandingan 8:8 karena telah sesuai standar.

76 Hasil Pengujian Daya Serap Kode Bobot sampel (g) (padatan kering) Bobot Air (g) Bobot Supernatan (g) Daya Serap A1 0,96 9,96 6,80 3,28 A1 0,96 9,96 7,95 2,09 B1 0,96 9,96 7,06 3,01 B1 0,97 9,96 6,92 3,14 C1 0,97 9,96 8,25 1,77 C1 0,96 9,96 8,42 1,61 Keterangan: Rata- Rata Daya Serap 2,68 3,07 1,69 A1 = Perbandingan 8:8 Maltodekstrin 5% B1 = Perbandingan 8:8 Maltodekstrin 10% C1= Perbandingan 8:8 Tanpa Maltodekstrin (Kontrol) Contoh Perhitungan: Bobot air = Volume air yang dipipet (ml) x BJ air = 10 ml x 0,996 g/ml = 9,96 g Daya Serap B1= ( 9.96 7.06) = 3,07 0.9631 Kesimpulan: Berdasarkan data hasil uji daya serap, diketahui bahwa perbandingan 8:8 (b/b) dengan perlakuan penambahan maltodekstrin 10% merupakan perlakuan terbaik karena memiliki daya serap air 3,07 yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan 5%.

77 Lampiran 2. Prosedur Analisis 1. Total Bakteri Probiotik Metode Tuang (SNI,2009) 1) Mengencerkan sampel sebanyak 1 ml pada 9 ml larutan NaCl fisiologis 0,85%. 2) Pengenceran hingga 10-8 secara aseptik. 3) Mengambil sampel masing-masing 1 ml, pada pengenceran 10-6, 10-7 dan 10-8. 4) Menuangkan media MRS agar (40-45 o C) sebanyak 12-15 ml ke dalam cawan petri dan digoyang-goyang membentuk angka 8 untuk meratakan sampel pada media. 5) Membungkus cawan petri setelah agar beku dan menginkubasinya dalam keadaan terbalik pada suhu 37 o C selama 48 jam. 6) Menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada agar. 7) N = ( ) ( ) ( ) 2. Kadar Air (AOAC, 2006) 1) Pengeringan cawan alumunium dalam oven bersuhu 105 o C selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. 2) Penperbandingan 1-2 g sampel lalu masukkan ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui beratnya. 3) Masukkan cawan ke dalam oven bersuhu 105 o C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang. 4) Pengulangan pengeringan hingga diperoleh berat konstan. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus:

78 c ( a b) Kadar air = 100% c Keterangan: a : berat cawan dan sampel akhir (g) b : berat cawan (g) c : berat sampel awal (g) 3. Kadar Protein (AOAC, 2006) a. Tahap Desktruksi 1) Penperbandingan sampel sebanyak 0,1 g, 0,04 g HgO, 0,9 g K 2 SO 4, lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. 2) Penambahan 2 ml H 2 SO 4 pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu. 3) Desktruksi sampel di dalam ruang asam sampai diperoleh larutan jernih, lalu didinginkan. b. Tahap Destilasi 1) Pelarutan hasil dekstrusi dengan sedikit akuades lalu dimasukkan ke dalam alat destilasi protein dan penambahan 10 ml larutan NaOH:Na 2 S 2 O 3 (60:5) 2) Penambahan 10 ml H 2 BO 3 jenuh dan 3 tetes indikator metil merah dan metil biru ke dalam Erlenmeyer sebagai penampang destilat. Penghentian destilasi apabila destilat sudah mencapai 100 ml. 3) Pembilasan alat penyuling dengan akuades dan air bilasnya dicampurkan dengan destilat.

79 c. Tahap Titrasi 1) Titrasi destilat yang tertampung dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan destilat menjadi violet muda. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut : ( a b) N 14,007 5,7 Kadar protein = 100% c Keterangan : a = ml HCl titer untuk sampel b = ml HCl titer untuk blanko c = bobot sampel (g) N = normalitas HCl 14,007 = BM Nitrogen 5,7 = faktor konversi 4. Kadar Lemak (AOAC, 2006) 1) Pengeringan labu lemak dalam oven lalu dinginkan dalam desikator dan penperbandingan labu lemak. 2) Pengeringan dilakukan terus menerus sampai berat labu lemak konstan. 3) Penperbandingan 5 gram sampel dalam kertas saring lalu masukkan ke dalam ekstraksi sokhlet yang terpasang pada alat kondensor. 4) Penambahan pelarut n-heksan ke dalam labu lemak hingga tanda batas. 5) Refluks selama 3-4 jam sampai pelarut yang turun kembali menjadi bening. 6) Destilasi pelarut yang tersisa dalam labu lemak kemudian labu lemak berisi lemak dan sisa pelarut dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C.

80 7) Pengeringan sampai semua pelarut teruapkan, didinginkan dalam desikator. 8) Penperbandingan labu beserta lemak ditimbang. Selanjutnya kadar lemak dapat dihitung dengan rumus : 5. Pengukuran Kadar Karbohidrat (by difference) (AOAC, 2006) Kadar karbohidrat dihitung by difference dengan perhitungan: Kadar karbohidrat (%) = 100% - (kadar protein + kadar air + kadar abu + kadar lemak) 6. Prosedur Pengamatan Organoleptik (Soekarto, 1990). Pengamatan organoleptik ini dilakukan pada produk bubur instan sinbiotik. meliputi aroma, warna, tekstur, dan rasa pada bumbu komersial melalui uji hedonik Uji ini bertujuan untuk mendapatkan produk terbaik berdasarkan pilihan panelis semi terlatih yang dilakukan oleh 15 orang. Panelis diharapkan dapat memberikan penilaiannya terhadap ke-3 sampel bubur instan sinbiotik yang disajikan sesuai dengan format uji mutu hedonik yang diberikan. Format penilaian pengamatan organoleptik melalui uji hedonik adalah sebagai berikut :

81 FORMULIR UJI HEDONIK Nama Panelis : Tanggal : Pengujian Sampel : Bubur Instan Sinbiotik Berbasis Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Instruksi : a. Dihadapan saudara tersedia 3 (tiga) sampel Bubur Instan Sinbiotik Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Kupas Kulit, saudara diminta untuk memberikan penilaian terhadap kesukaan warna, rasa, aroma, tekstur (berdasarkan penglihatan dan menggunakan indera mulut), aftertaste, serta penampakan keseluruhan terhadap produk tersebut. Saudara dimohon untuk melakukan pencucian mulut (kumur-kumur dengan air) setiap melakukan pengantian pengujian terhadap sampel yang berbeda. b. Penilaian bukan bersifat uji perbandingan, tetapi hanya bersifat uji kesukaan saudara. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut : 1 = Sangat tidak suka 2 = Tidak suka 3 = Netral 4 = Agak Suka 5 = Suka Kode Kriteria Pengamatan Warna Rasa Aroma Tekstur

82 Lampiran 3. Analisis Total Bakteri Probiotik Data Total Bakteri Probiotik ULANGAN 1 10 7 10 8 10 9 Total Bakteri a b a b a b Probiotik 8:6 650 484 212 244 74 38 2.6E+09 8:8 528 302 280 238 53 27 2.7E+09 8:10 487 423 148 98 67 23 1.5E+09 ULANGAN 2 10 7 10 8 10 9 Total Bakteri a b a b a b Probiotik 8:6 208 196 89 83 28 16 2.6E+09 8:8 278 240 132 102 43 13 2.9E+09 8:10 290 226 115 123 52 44 2.8E+09 ULANGAN 3 10 7 10 8 10 9 Total Bakteri a b a b a b Probiotik 8:6 347 277 126 64 63 37 1.3E+09 8:8 220 286 82 104 26 38 3.1E+09 8:10 218 220 80 84 26 32 2.7E+09 ULANGAN 4 10 7 10 8 10 9 Total Bakteri a b a b a b Probiotik 8:6 223 261 128 54 38 12 3.0E+09 8:8 148 162 69 87 28 32 2.1E+09 8:10 136 122 108 66 42 26 1.9E+09 Ulangan A B C 1 2.6E+09 2.7E+09 1.5E+09 2 2.6E+09 2.9E+09 2.8E+09 3 1.3E+09 3.1E+09 2.7E+09 4 3.0E+09 2.1E+09 1.9E+09 Jumlah 9.5E+09 1.1E+10 9.0E+09 Rata-rata 2.4E+09 2.7E+09 2.3E+09 LOG 9.4 9.4 9.4

83 Lampiran 4. Analisis Statistik Kadar Air Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 3,36 3,57 3,62 3,56 14,11 3,53 B 3,26 3,45 3,28 3,35 13,34 3,33 C 3,74 3,93 3,70 3,72 15,08 3,77 Total 10,36 10,94 10,59 10,63 42,53 10,63 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 1,96 2,02 2,03 2,02 8,03 2,01 B 1,94 1,99 1,94 1,96 7,83 1,96 C 2,06 2,10 2,05 2,05 8,27 2,07 Total 5,96 6,11 6,02 6,03 24,12 6,03 FK 48,4959 JKU 0,0035 JKP 0,0236 JKT 0,0294 JKG 0,0024 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0035 0,0012 3,010629 4,76 2 0,0236 0,0118 30,03165 5,15 Galat 6 0,0024 0,0004 Total 11 0,0294 Keterangan: F h > F 0,5, maka berbeda nyata (signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h > F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar air Uji Duncan 5% Sx= = = 0,009

84 LSR = S x x SSR Sx 0,009 SSR 3,46 3,58 LSR 0,0342576 0,0354457 B A C Rata-rata 1,96 2,01 2,07 0,80 0,48 0,32 A B C Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kadar Air Hitam A (8:6) 3,53b B (8:8) 3,33a C (8:10) 3,77c

85 Lampiran 5. Analisis Statistik Kadar Abu Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 2,09 2,16 2,16 2,30 8,72 2,18 B 2,18 2,21 2,34 2,56 9,29 2,32 C 2,57 2,62 2,61 2,58 10,38 2,59 Total 6,84 6,99 7,11 7,44 28,38 7,10 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 1,61 1,63 1,63 1,67 6,55 1,64 B 1,64 1,65 1,69 1,75 6,72 1,68 C 1,75 1,77 1,76 1,76 7,04 1,76 Total 5,00 5,04 5,08 5,18 20,30 5,07 FK 34,3407 JKU 0,0059 JKP 0,0309 JKT 0,0410 JKG 0,0042 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0059 0,0020 2,794467 4,76 2 0,0309 0,0155 22,09437 5,15 Galat 6 0,0042 0,0007 Total 11 0,0410 Keterangan: F h < F 0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h < F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap kadar abu Uji Duncan 5% Sx= = = 0,013 LSR = S x x SSR

86 Sx 0,013 SSR 3,46 3,58 LSR 0,0457716 0,0473591 A B C Rata-rata 1,64 1,68 1,76 0,12 0,043 0,08 A B Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kadar Abu Hitam A (8:6) 2,18b B (8:8) 2,32b C (8:10) 2,59a

87 Lampiran 6. Analisis Statistik Kadar Protein Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 9,09 8,94 8,91 9,00 35,94 8,98 B 11,81 12,06 12,47 12,31 48,66 12,16 C 14,38 14,72 14,28 14,84 58,22 14,55 Total 35,28 35,72 35,66 36,16 142,81 35,70 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 3,10 3,07 3,07 3,08 12,32 3,08 B 3,51 3,54 3,60 3,58 14,23 3,56 C 3,86 3,90 3,84 3,92 15,52 3,88 Total 10,46 10,52 10,51 10,58 42,07 10,52 FK 147,50604 JKU 0,0022 JKP 1,2974 JKT 1,3065 JKG 0,0068 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0022 0,0007 0,657406 4,76 2 1,2974 0,6487 569,9953 5,15 Galat 6 0,0068 0,0011 Total 11 1,3065 Keterangan: F h > F 0,5, maka berbeda nyata (signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h > F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar protein Uji Duncan 5% Sx= = = 0,017 LSR = S x x SSR

88 Sx 0,017 SSR 3,46 3,58 LSR 0,058362 0,0603861 A B C Rata-rata 3,08 3,56 3,88 0,80 0,48 0,32 A B C Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kadar Protein Hitam A (8:6) 8,98c B (8:8) 12,16b C (8:10) 14,55a

89 Lampiran 7. Analisis Statistik Kadar Lemak Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 1,11 1,55 1,60 1,55 5,81 1,45 B 1,57 1,50 1,48 1,50 6,05 1,51 C 1,51 1,66 1,68 1,64 6,49 1,62 Total 4,19 4,71 4,76 4,69 18,35 4,59 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 1,27 1,43 1,45 1,43 5,58 1,40 B 1,44 1,41 1,41 1,41 5,67 1,42 C 1,42 1,47 1,48 1,46 5,83 1,46 Total 4,13 4,32 4,33 4,31 17,08 4,27 FK 24,3186 JKU 0,0094 JKP 0,0077 JKT 0,0317 JKG 0,0147 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0094 0,0031 1,28243 4,76 2 0,0077 0,0038 1,57018 5,15 Galat 6 0,0147 0,0024 Total 11 0,0317 Keterangan: F h < F 0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h < F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap kadar lemak Uji Duncan 5% Sx= = = 0, 025 LSR = S x x SSR

90 Sx 0,025 SSR 3,46 3,58 LSR 0,0855117 0,0884775 A B C Rata-rata 1,40 1,42 1,46 0,06 0,02 0,04 A Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kadar Lemak Hitam A (8:6) 1,45a B (8:8) 1,51a C (8:10) 1,62a

91 Lampiran 8. Analisis Statistik Kadar Karbohidrat Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 84,35 83,78 83,71 83,62 335,46 83,87 B 81,18 80,78 80,44 80,59 322,99 80,75 C 76,65 75,88 77,73 77,17 307,43 76,86 Total 242,18 240,44 241,88 241,38 965,88 241,47 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 9,21 9,18 9,18 9,17 36,74 9,19 B 9,04 9,02 9,00 9,01 36,05 9,01 C 8,78 8,74 8,84 8,81 35,18 8,80 Total 27,03 26,94 27,02 26,99 107,98 26,99 FK JKU JKP JKT JKG 971,56329 0,0018 0,3055 0,3134 0,0061 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0018 0,0006 0,603127 4,76 2 0,3055 0,1527 151,1257 5,15 Galat 6 0,0061 0,0010 Total 11 0,3134 Keterangan: F h > F 0,5, maka berbeda nyata (signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h > F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesukaan terhadap kadar protein

92 Uji Duncan 5% Sx= = = 0,017 LSR = S x x SSR Sx 0,017 SSR 3,46 3,58 LSR 0,058362 0,0603861 C B A Rata-rata 8,80 9,01 9,19 0,39 0,22 0,17 A B C Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kadar Karbohidrat Hitam A (8:6) 83,87a B (8:8) 80,75b C (8:10) 76,86c

93 Lampiran 9. Analisis Statistik Kesukaan Warna Bubur Instan Sinbiotik Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 3,93 3,67 3,33 3,53 14,47 3,62 B 4,00 4,07 3,73 3,60 15,40 3,85 C 2,33 2,47 3,40 3,40 11,60 2,90 Total 10,27 10,20 10,47 10,53 41,47 10,37 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 2,11 2,04 1,96 2,01 8,11 2,03 B 2,12 2,14 2,06 2,02 8,34 2,09 C 1,68 1,72 1,97 1,97 7,36 1,84 Total 5,91 5,90 5,99 6,01 23,81 5,95 FK 47,2390 JKU 0,0030 JKP 0,1331 JKT 0,2277 JKG 0,0916 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0030 0,0010 0,065412 4,76 2 0,1331 0,0665 4,35556 5,15 Galat 6 0,0916 0,0153 Total 11 0,2277 Keterangan: F h < F 0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h < F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap warna Uji Duncan 5% Sx= = = 0,062

94 LSR = S x x SSR Sx 0,062 SSR 3,46 3,58 LSR 0,2138121 0,2212276 C A B Rata-rata 1,84 2,03 2,09 0,25 0,19 0,06 A B Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kesukaan Warna Hitam A (8:6) 3,62ab B (8:8) 3,85a C (8:10) 2,90b

95 Lampiran 10. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Rasa Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 3,73 3,87 3,60 3,80 15,00 3,75 B 4,13 3,93 3,93 3,87 15,87 3,97 C 3,40 3,13 3,60 3,73 13,87 3,47 Total 11,27 10,93 11,13 11,40 44,73 11,18 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 2,06 2,09 2,02 2,07 8,25 2,06 B 2,15 2,11 2,11 2,09 8,45 2,11 C 1,97 1,91 2,02 2,06 7,96 1,99 Total 6,18 6,10 6,16 6,22 24,66 6,17 FK 50,6855 JKU 0,0026 JKP 0,0302 JKT 0,0478 JKG 0,0150 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0026 0,0009 0,340341 4,76 2 0,0302 0,0151 6,048791 5,15 Galat 6 0,0150 0,0025 Total 11 0,0478 Keterangan: F h < F 0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h < F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap rasa Uji Duncan 5% Sx= = = 0,025 LSR = S x x SSR

96 Sx 0,025 SSR 3,46 3,58 LSR 0,0864923 0,089492 C A B Rata-rata 1,99 2,06 2,11 0,12 0,07 0,05 A Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kesukaan Rasa Hitam A (8:6) 3,75a B (8:8) 3,97a C (8:10) 3,47a

97 Lampiran 11. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Aroma Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 3,47 3,47 3,87 3,67 14,47 3,62 B 3,60 3,60 3,93 3,87 15,00 3,75 C 3,53 3,73 3,67 3,47 14,40 3,60 Total 10,60 10,80 11,47 11,00 43,87 10,97 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 1,99 1,99 2,09 2,04 8,11 2,03 B 2,02 2,02 2,11 2,09 8,24 2,06 C 2,01 2,06 2,04 1,99 8,10 2,02 Total 6,02 6,07 6,24 6,12 24,46 6,11 FK 49,8487 JKU 0,0082 JKP 0,0032 JKT 0,0180 JKG 0,0065 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0082 0,0027 2,508794 4,76 2 0,0032 0,0016 1,478515 5,15 Galat 6 0,0065 0,0011 Total 11 0,0180 Keterangan: F h < F 0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h < F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap aroma Uji Duncan 5% Sx= = = 0, 017

98 LSR = S x x SSR Sx 0,017 SSR 3,46 3,58 LSR 0,0571264 0,0591076 C A B Rata-rata 2,02 2,03 2,06 0,04 0,01 0,03 A Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kesukaan Aroma Hitam A (8:6) 3,62a B (8:8) 3,75a C (8:10) 3,60a

99 Lampiran 12. Analisis Statistik Kesukaan Terhadap Tekstur Data Hasil Pengamatan Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 3,67 3,80 3,40 3,27 14,13 3,53 B 3,73 3,87 3,60 3,60 14,80 3,70 C 2,80 2,93 3,67 3,53 12,93 3,23 Total 10,20 10,60 10,67 10,40 41,87 10,47 Transformasi x+0,5 Ulangan Ratarata Total 1 2 3 4 A 2,04 2,07 1,97 1,94 8,03 2,01 B 2,06 2,09 2,02 2,02 8,20 2,05 C 1,82 1,85 2,04 2,01 7,72 1,93 Total 5,92 6,02 6,04 5,97 23,95 5,99 FK 47,7860 JKU 0,0030 JKP 0,0294 JKT 0,0806 JKG 0,0482 Tabel Sidik Ragam Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5 Ulangan 3 0,0030 0,0010 0,125391 4,76 2 0,0294 0,0147 1,830234 5,15 Galat 6 0,0482 0,0080 Total 11 0,0806 Keterangan: F h < F 0,5, maka tidak berbeda nyata (non signifikan) Berdasarkan kaidah uji keputusan dimana F h < F 0,5, maka setiap perlakuan memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kesukaan terhadap tekstur Uji Duncan 5% Sx= = = 0, 045

100 LSR = S x x SSR Sx 0,045 SSR 3,46 3,58 LSR 0,1550737 0,160452 C A B Rata-rata 1,93 2,01 2,05 0,12 0,08 0,04 A Hasil Uji Kesimpulan Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Rata-rata Nilai Kesukaan Tekstur Hitam A (8:6) 3,53a B (8:8) 3,70a C (8:10) 3,23a

101 Lampiran 13. Proses Pembuatan Bubur Instan Sinbiotik Tepung bonggol pisang batu dan tepung kedelai hitam Pencampuran dengan susu fullcream cair (8:1) Pemasakan (T=80 C, t= 15 menit) Penambahan bakteri L. acidophillus 8% (b/b) Penyimpanan pada suhu ±4 C Penambahan gula halus 11% (b/v) Penambahan Maltodekstrin 10% (b/b) Pengeringan Ovan Vakum (T=40 C,t=12 jam) Bubur Instan Sinbiotik

102 Lampiran 14. Foto Bubur Instan Sinbiotik a. Bubur Instan Sinbiotik Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam (8:6) Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam (8:8) Perbandingan Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam (8:10) b. Kemasan Bubur Instan Sinbiotik