ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

III. METODE PENELITIAN

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus pada Kantor Pos Mpc Bandung)

DAFTAR PUSAKA. loth Edition, McGrawHill Companies, Inc, New York. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control Pada PT. X

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

Oleh : Miftakhusani

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

ANALISIS PETA KENDALI p YANG DISTANDARISASI DALAM PROSES PRODUKSI REGULATOR SET FUJIYAMA (Studi Kasus : PT. XYZ)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X

PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAWAT BAJA DENGAN METODE APLIKASI SIX SIGMA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di PT. Corona Printing Asia yang berlokasi di Jl. Manis 2

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Daftar Pustaka. Al Fakhri, faiz Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan

ANALISIS QUALITY CONTROL PADA PRODUKSI SUSU SAPI DI CV CITA NASIONAL GETASAN TAHUN Oleh Yuliyarto Alumni STIE AMA Salatiga

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

Bab 6. Kesimpulan dan Saran

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto Surabaya 60236, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB 2 LANDASAN TEORI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

PELAKSANAAN PENGAWASAN MUTU UNTUK MEMINIMALISASI BARANG RUSAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN PADA PT SEMESTA KERAMIKA RAYA

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS. Jurnal. Oleh: M. LUTFI

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

Transkripsi:

228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad Arifudin 3 Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Jl. Pramuka No.27 Kemiling Bandar Lampung 35153 Email : 1 heriwibowo_ti@yahoo.co.id, lastri.1208@yahoo.co.id Abstrak PT. Krakatau Steel Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja dan sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja beton. Permasalahan dalam PT. Krakatau Steel adalah masih adanya produk batang kawat yang mengalami kerusakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi jenis kerusakan pada batang kawat dengan peta kendali p. Metodologi yang dilakukan menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, histogram, peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab-akibat. Hasil analisis peta kendali p menunjukkan bahwa proses berada dalam keadaan terkendali dan tidak ada penyimpangan. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan oleh PT. Krakatau Steel Tbk adalah pada 3 jenis kerusakan yang dominan terjadi yaitu kerusakan batang kawat ROF (27.3 %), RC (23.3 %) dan RK (20.1 %). Berdasarkan analisis sebab-akibat, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kerusakan produk adalah manusia, bahan baku, mesin, metode dan lingkungan. Kata Kunci: Batang Kawat, Pengendalian Kualitas, Peta Kendali P. Latar Belakang Memasuki era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar untuk memajukan negara agar dapat bersaing terutama di bidang industri. Sebagai negara yang berkembang, Indonesia berusaha memajukan sektor industrinya untuk dapat bersaing dengan negara lainnya, terutama industri logam seperti industri baja yang saat ini sangat berkembang pesat. Salah satunya adalah PT. Krakatau Steel yang merupakan industri baja terpadu yang pertama berkembang dan berkualitas di Indonesia.Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja beton. Permasalahan yang terjadi pada PT. Krakatau Steel adalah masih adanya produk batang kawat yang mengalami beberapa jenis kerusakan. Tujuan penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan pada batang kawat dengan peta kendali p. Kajian Pustaka Menurut Schroeder, untuk mengimplementasikan perencanaan, pengendalian dan pengembangan kualitas diperlukan beberapa tahapan sebagai berikut [1] : 1. Mendefinisikan karakteristik (atribut) kualitas. 2. Menentukan bagaimana cara mengukur setiap karakteristik. 3. Menetapkan standar kualitas. 4. Menetapkan program inspeksi.

5. Mencari dan memperbaiki penyebab kualitas yang rendah. 6. Terus-menerus melakukan perbaikan. Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] Pengendalian kualitas statistik dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik yang merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik [2]. Menurut Chase, Statistical Quality Control diartikan sebagai berikut : Statistical Quality Control is a number of different techniques designed to evaluate quality from a conformance view [3]. Pengendalian kualitas secara statistik menggunakan 7 (tujuh) alat statatistik utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas [4], antara lain yaitu : check sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram dan diagram proses. Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dihitung, sehingga kualitas produk dapat dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil atau gagal [5]. Peta kendali kerusakan (p chart) digunakan untuk menganalisis banyaknya barang yang ditolak yang ditemukan dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang yang diperiksa. Untuk membuat peta kendali p ini dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut [5] : P = (1) Keterangan : np = Jumlah gagal dalam sub group n = jumlah yang diperiksa dalam sub group CL = = (2) Keterangan : np = jumlah total yang rusak n = jumlah total yang diperiksa UCL = + 3 (3) LCL = - 3 (4) Diagram pareto adalah serangkaian seri diagram batang yang menggambarkan frekuensi atau pengaruh dari proses/keadaan/masalah. Diagram diatur mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah dari kiri ke kanan. 5 0 0 4 0 0 P a r e t o C h a r t o f k a t e g o r i 1 0 0 8 0 downtime 3 0 0 2 0 0 6 0 4 0 Percent 1 0 0 2 0 0 k a t e g o r i 2 1 3 5 O t h e r d o w n t i m e 2 2 9. 0 1 3 1. 8 5 2. 9 2 2. 3 2 1. 1 P e r c e n t 5 0. 1 2 8. 8 1 1. 6 4. 9 4. 6 C u m % 5 0. 1 7 8. 9 9 0. 5 9 5. 4 1 0 0. 0 0 Gambar 1. Diagram Pareto [6] 229

Diagram sebab akibat berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap penentuan karakteristik kualitas output kerja. Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka terdapat lima faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu : Metode Bahan Manusia Lingkungan Kerja Mesin Gambar 2. Diagram Sebab Akibat [6] Metode Penelitian Tahapan dalam metode penelitian yang dilakukan menggunakan alat bantu statistik, diantaranya adalah pendataan dengan check sheet, pembuatan histogram sesuai dengan check sheet, perhitungan peta kendali p dan grafiknya, identifikasi diagram pareto dan analisis diagram sebab-akibat sesuai diagram pareto. Hasil dan Pembahasan Tahap awal pengumpulan data, yaitu mengidentifikasi beberapa jenis kerusakan, diantaranya adalah ROF (Over Fill) : dep roll longgar, RC (Scrappy) : Scales menempel di permukaan, RK (Kusut berat) : hasil batang kawat menempel ruwet, RCS (Creep seed) : pemotongan diekor atau dikepala Bilet, RL (Laps) : lipatan di permukaan. Untuk memudahkan dalam melihat lebih jelas kerusakan yang terjadi sesuai dengan tabel 1 langkah selanjutnya adalah membuat histogram. Gambar 3. Grafik Histogram 230

Tabel 1. Data Kerusakan Produksi Batang Kawat (PT. Krakatau Steel, 2016) Sampel (jerigen) Jenis Kerusakan (Coil) Jumlah kerusakan Persentase kerusakan ROF RC RK RCS RL (Coil) 200 20 15 20 15 10 80 0.40 200 12 10 20 12 9 63 0.32 200 25 12 16 10 9 72 0.36 200 20 20 9 10 8 67 0.34 200 10 19 8 15 7 59 0.30 200 15 20 11 22 12 80 0.40 200 20 18 12 13 9 72 0.36 200 10 19 21 11 8 69 0.35 200 26 16 12 9 10 73 0.37 200 16 17 23 10 9 75 0.38 200 20 13 15 11 7 66 0.33 200 25 19 14 16 9 83 0.42 200 30 19 20 15 5 89 0.45 200 20 11 12 10 8 61 0.31 200 25 10 19 16 6 76 0.38 200 28 20 13 10 11 82 0.41 200 23 21 10 9 9 72 0.36 200 18 10 13 13 13 67 0.34 200 20 9 12 20 9 70 0.35 200 19 20 17 13 10 79 0.40 200 12 9 21 10 8 60 0.30 200 19 25 14 13 9 80 0.40 200 23 25 19 10 9 86 0.43 200 23 30 14 15 7 89 0.45 200 17 12 9 10 10 58 0.29 200 20 13 12 9 7 61 0.31 200 19 25 20 20 6 90 0.45 200 12 21 9 10 9 61 0.31 200 30 23 12 15 8 88 0.44 200 25 13 15 12 9 74 0.37 6000 602 514 442 384 260 2202 11.01 Setelah mengetahui data pada tabel dan grafik histogram, selanjutnya akan dianalisis kembali untuk mengetahui kerusakan yang terjadi masih dalam batas kendali statistik melalui grafik kendali. Adapun langkah-langkah peta kendali p tersebut adalah: 1. Menghitung persentase kerusakan untuk subgroup 1 P = = = 0,40 2. Menghitung garis pusat / Central Line (CL) CL = = = = 0,37 3. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL). UCL = + 3 = 0,37+ 3 = 0,47 4. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) LCL = - 3 = 0,37-3 = 0,26 Gambar 4. Grafik Peta Kendali p 231

Berdasarkan grafik pada Gambar 4. kendali kecacatan diatas tampak bahwa semua data masih berada pada batas-batas kendali, sehingga dalam proses produksi yang berlangsung masih terkendali, tetapi belum mencapai tingkat kegagalan nol. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi urutan kerusakan dengan Diagram Pareto. Dengan diagram ini, maka dapat diketahui jenis kerusakan yang paling dominan. Tabel 2. Hasil Perhitungan Peta Kendali p Observasi Sampel Jumlah kerusakan Proporsi kerusakan CL UCL LCL 1 200 80 0.4 0.37 0.47 0.26 2 200 63 0.32 0.37 0.47 0.26 3 200 72 0.36 0.37 0.47 0.26 4 200 67 0.34 0.37 0.47 0.26 5 200 59 0.30 0.37 0.47 0.26 6 200 80 0.4 0.37 0.47 0.26 7 200 72 0.36 0.37 0.47 0.26 8 200 69 0.35 0.37 0.47 0.26 9 200 73 0.37 0.37 0.47 0.26 10 200 75 0.38 0.37 0.47 0.26 11 200 66 0.33 0.37 0.47 0.26 12 200 83 0.42 0.37 0.47 0.26 13 200 89 0.45 0.37 0.47 0.26 14 200 61 0.31 0.37 0.47 0.26 15 200 76 0.38 0.37 0.47 0.26 16 200 82 0.41 0.37 0.47 0.26 17 200 72 0.36 0.37 0.47 0.26 18 200 67 0.34 0.37 0.47 0.26 19 200 70 0.35 0.37 0.47 0.26 20 200 79 0.40 0.37 0.47 0.26 21 200 60 0.3 0.37 0.47 0.26 22 200 80 0.4 0.37 0.47 0.26 23 200 86 0.43 0.37 0.47 0.26 24 200 89 0.45 0.37 0.47 0.26 25 200 58 0.29 0.37 0.47 0.26 26 200 61 0.31 0.37 0.47 0.26 27 200 90 0.45 0.37 0.47 0.26 28 200 61 0.31 0.37 0.47 0.26 29 200 88 0.44 0.37 0.47 0.26 30 200 74 0.37 0.37 0.47 0.26 jumlah 6000 2202 11.01 Tabel 3. Persentase Kerusakan Batang Kawat Jenis kerusakan Jumlah cacat Presentase % Presentase kmultif % ROF 602 27.3 27.3 RC 514 23.3 50.7 RK 442 20.1 70.8 RCS 384 17.4 88.2 RL 260 11.8 100.0 Total 2202 100.0 Gambar 5. Grafik Pareto 232

Berdasarkan grafik diagram pareto diatas, tahapan selanjutnya adalah identifikasi dan perbaikan pada tiga jenis kerusakan terbesar yaitu ROF, RC dan RK dengan diagram sebab akibat (fishbone chart). Gambar 6. Fishbone Chart Rusak ROF Setelah mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi, maka disusun suatu usulan tindakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk. Tabel 4. Usulan Tindakan Perbaikan Untuk Kerusakan ROF Faktor Penyebab Usulan tindakan perbaikan Lingkungan 1. Suhu tidak stabil karena kurangnya sirkulasi udara. 1. Membuat lebih banyak lagi ventilasi udara dalam pabrik agar suhu udara stabil. Material Manusia Mesin Metode 1. Adanya scale yang menempel di billet. 1.Operator kurang konsentrasi akibat kelelahan dalam bekerja. Kurang perawatan sehingga deep roll longgar. 1. Intruksi kerja 2. Kurang koordinasi 1. pemeriksaan pada billet sebelum masuk ke proses produksi. 1. kurangi beban kerja dan tambahkan istirahat. 1. Tingkatkan perawatan mesin secara berkala dan pemeriksaan setiap hari pada deep roll. 1. Intruksi kerja diberikan secara tertulis serta diberikan penjelasan atau diadakan pelatihan SOP. 2. Perlu diadakan pelatihan tentang kerjasama antar pekerja dan penanggung jawab, agar jika terjadi kesalahan mudah teridentifikasi. Gambar 7. Fishbone Chart Rusak RC 233

Setelah mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi, maka disusun suatu usulan tindakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk. Tabel 5. Usulan Tindakan Perbaikan Untuk Kerusakan RC Faktor Penyebab Usulan Tindakan Perbaikan Lingkungan 1. Suhu tidak stabil karena kurangnya sirkulasi udara. 1. Membuat lebih banyak lagi ventilasi udara dalam pabrik agar suhu udara stabil. Manusia Metode 1.Operator kurang konsentrasi akibat kelelahan dalam bekerja. 1. Intruksi kerja 2. Kuraang kordinasi 1. kurangi beban kerja dan tambahkan istirahat. 1. Intruksi kerja diberikan secara tertulis serta diberikan penjelasan atau diadakan pelatihan SOP. 2. Perlu diadakan pelatihan tentang kerja sama antar pekerja dan penanggung jawab, agar jika terjadi kesalahan mudah teridentifikasi. Gambar 8. Fishbone Chart Rusak RK Setelah mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi, maka disusun suatu usulan tindakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan tingkat kerusakan produk. Tabel 6. Usulan Tindakan Perbaikan Untuk Kerusakan RK Faktor Penyebab Usulan Tindakan Perbaikan Lingkungan 1. Suhu tidak stabil karena kurangnya sirkulasi udara. 1. Membuat lebih banyak lagi ventilasi udara dalam pabrik agar suhu udara stabil. Manusia Metode 1.Operator kurang konsentrasi akibat kelelahan dalam bekerja. 1. Intruksi kerja 2. Kurang kordinasi 1. Kurangi beban kerja dan tambahkan istirahat. 1. Intruksi kerja diberikan secara tertulis serta diberikan penjelasan atau diadakan pelatihan SOP. 2. Perlu diadakan pelatihan tentang kerja sama antar pekerja dan penanggung jawab, agar jika terjadi kesalahan mudah teridentifikasi. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut, yaitu : 1. Berdasarkan alat bantu statistik dengan peta kendali p, menunjukkan bahwa pengendalian kualitas di PT. Krakatau Steel Tbk sudah baik. 234

2. Hasil diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan oleh PT. Krakatau Steel Tbk untuk menekan atau mengurangi jumlah kerusakan yang terjadi dalam produksi dapat dilakukan pada 3 jenis kerusakan yang dominan terjadi pada batang kawat yaitu ROF (27,3 %), RC (23,3 %) dan RK (20,1 %). 3. Berdasarkan diagram sebab-akibat, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kerusakan produk adalah manusia, bahan baku, mesin, metode dan lingkungan. Saran Dari seluruh uraian yang dilakukan, diberikan beberapa saran untuk dipertimbangkan oleh perusahaan dalam hal pengendalian kualitas, diantaranya : 1. Perawatan secara berkala perlu ditingkatkan terhadap alat-alat dan mesin proses pruduksi serta fasilitas produksi yang dimilik oleh PT. Krakatau Steel Tbk pada divisi Wire Rod Mill agar produk yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya. 2. Perlu ditingkatkanya pemeriksaan bahan baku berupa billet agar tidak terjadi cacat. 3. Perlu diperhatikan faktor lingkungan, agar kecacatan yang terjadi berkurang. Daftar Pustaka [1] Schroeder, Roger G. Manajemen Operasi. Jilid Dua Edisi Ketiga. (Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007), 173. [2] Nasution, M.N. Manajemen Mutu Terpadu. (Ghalia Indonesia, Bogor, 2005), 31. [3] Chase, Richard B., Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs. Operations Management For Competitive Adventage 9 th Edition. (Mc Graw-Hill Companies, New York, 2001), 291. [4] Heizer, Jay and Barry Render. (2006). Operations Management (Edisi Terjemahan). (Salemba Empat, Jakarta, 2006), 263-268. [5] Montgomery, Douglas C. Introduction to Statistical Quality Control. 4 th Edition. (John Willey & Sons, Inc., New York, 2001). [6] Hendradi, C. Tri. Statistik Six Sigma Dengan Minitab Panduan Cerdas Inisiatif Kualitas. (Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006). 235