ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

dokumen-dokumen yang mirip
Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Prosiding Manajemen ISSN:

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Daftar Pustaka. Al Fakhri, faiz Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Perbaikan Kualitas pada Mesin Warping terhadap Defect Putus Lusi

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

ABSTRAK. Kata kunci:pengendalian kualitas, peta kendali, produk cacat. vii Universitas Kristen Maranatha

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISHBONE CHART PADA PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PLASTIK WRAP TIPE MACHINE ROLL DI PT DWI INDAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perencanaan pengendalian kualitas pada produk box cetak menggunakan

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Upaya Penurunan Tingkat Kecacatan Produk dengan Metode DMAIC di PT. X

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS MENURUNKAN CACAT TUTUP BOTOL TABLET SAKATONIKABC DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT BINTANG TOEDJOE

Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

LOGO. Pengontrolan Kualitas Produksi Mebel Di PT. Majawana dengan Diagram Kontrol Multivariat Atribut Berdasarkan Jarak Chi-Square

BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA. Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini produksi susu sapi segar di Indonesia masih sangat rendah

Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

Transkripsi:

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo Seneng adalah industri yang memproduksi garam. Dalam pengolahannya, UD Podo Seneng memiliki berbagai macam produk garam yaitu garam dapur, garam grasak, dan garam briket. Agar produk tetap berkualitas sampai ditangan konsumen, produk dikemas sedemikian rupa untuk mempertahankan kualitasnya. Dalam hal ini UD Podo Seneng memiliki kualitas kemasan yang kurang bagus sehingga hasil produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan target produksi. Oleh karena itu, diperlukan analisis pengendalian kualitas terhadap kemasan garam tersebut. Dalam pengendalian mutu banyak metode yang dapat digunakan dalam penyelesaian masalah kualitas produk. Metode yang digunakan kali ini adalah metode P- Chart. Dari perhitungan dengan menggunakan p-chart terdapat data yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Data kemudian diolah lebih lanjut dengan menggunakan fishbone diagram. Rekomendasiyang diberikan adalah agar perusahaan lebih teliti dalam pemesanan katong kemasan garam dan lebih teliti dalam proses permesinan. Kemudian membuat SOP yang untuk setiap mesin dan melakukan memaintenance mesin secara berkala. Kata kunci : SPC, P-chart, Fishbone. 1. Pendahuluan Persaingan di bidang industri semakin tinggi dan meluas dimana-mana, bahkan dalam lingkungan bisnis telah merubah persaingan menjadi lebih ketat. Perusahaan yang bisa bertahan adalah perusahaan yang secara total mengutamakan kualitas, karena kualitas merupakan kunci yang akan membawa keberhasilan bagi perusahaan dan sebagai modal bersaing dalam dunia bisnis. Perusahaan dituntut untuk selalu dapat memuaskan konsumen, karena dengan cara inilah perusahaan dapat menjadi pemenang dalam persaingan. Dengan dihasilkannya produk berkualitas baik diharapkan perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan sejenis dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan semakin meningkat. UD Podo Seneng adalah industri yang memproduksi garam. Dalam pengolahannya, UD Podo Seneng memiliki berbagai macam produk garam yaitu garam dapur, garam grasak, dan garam briket. Produk garam tersebut digunakan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Agar produk tetap berkualitas sampai ditangan konsumen, Produk dikemas sedemikian rupa untuk mempertahankan kualitasnya. Dalam hal ini UD Podo Seneng memiliki kualitas kemasan yang kurang bagus sehingga hasil produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan target produksi. Oleh karena itu, diperlukan analisis pengendalian kualitas terhadap kemasan garam tersebut. Dalam pengendalian mutu banyak metode yang dapat digunakan dalam penyelesaian masalah kualitas produk. Metode yang digunakan kali ini adalah metode P-Chart. Dalam penelitian ini diharapkan kita bisa tau bagaimana analisis pengendalian kualitas pada kemasan garam dapur dengan menggunakan metode P-Chart, kemudian apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya reject pada kemasan garam dapur dam bagaimana usulan perbaikan untuk mengurangi tingkat reject pada kemasan garam dapur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis pengendalian kualitas pada kemasan garam dapur dengan menggunakan metode P-Chart, untuk mengetahui penyebab terjadinya reject pada kemasan garam dapur dan dapat memberikan solusi untuk mengurangi tingkat reject pada kemasan garam dapur. SENIATI 2018 Institut Teknologi Nasional Malang 103

Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Pengendalian kualitas merupakan segala aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar mutu atau kualitas produk dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Pengendalian kualitas adalah suatu sistem kendali yang efektif untuk mengkoordinasikan usaha-usaha penjagaan kualitas, dan perbaikan mutu dari kelompok-kelompok dalam organisasi produksi, sehingga diperoleh suatu produksi yang sangat ekonomis serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. [2] Pendekatan pengendalian kualitas terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut [1]: 1. Statistical process control (SPC) Memonitor proses produksi untuk menjaga kualitas yang buruk dari produk. Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan hal -hal yang berhubungan, dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. 2. Acceptance sampling Memeriksa contoh (sample) produk secara random untuk menentukan kualitas produk dapat diterima. 2. Pembahasan Setelah didapatkan data produksi selanjutnya adalah melakukan perhitungan batas atas (BPA), batas bawah (BPB) dan garis pusat (GP) Tabel 4.1 Data Perhitungan Garam Dapur 200gr TANGGAL TOTAL (Bungkus) REJECT (Bungkus) GP BPA BPB %REJECT(P) 6 Agustus 6000 32 0.0063864 0.0094716 0.0033012 0.0053333 7 Agustus 6200 33 0.0063864 0.0094215 0.0033514 0.0053226 8 Agustus 6800 35 0.0063864 0.0092845 0.0034884 0.0051471 9 Agustus 6000 29 0.0063864 0.0094716 0.0033012 0.0048333 10 Agustus 7500 60 0.0063864 0.0091459 0.0036269 0.0080000 11 Agustus 7100 45 0.0063864 0.0092226 0.0035503 0.0063380 12 Agustus 6000 34 0.0063864 0.0094716 0.0033012 0.0056667 14 Agustus 6100 31 0.0063864 0.0094462 0.0033266 0.0050820 15 Agustus 7000 40 0.0063864 0.0092428 0.0035301 0.0057143 16 Agustus 6200 34 0.0063864 0.0094215 0.0033514 0.0054839 18 Agustus 6200 33 0.0063864 0.0094215 0.0033514 0.0053226 19 Agustus 6500 41 0.0063864 0.0093506 0.0034223 0.0063077 21 Agustus 6900 54 0.0063864 0.0092634 0.0035095 0.0078261 22 Agustus 6500 34 0.0063864 0.0093506 0.0034223 0.0052308 23 Agustus 6000 38 0.0063864 0.0094716 0.0033012 0.0063333 24 Agustus 8020 90 0.0063864 0.0090550 0.0037179 0.0112219 25 Agustus 6250 33 0.0063864 0.0094093 0.0033636 0.0052800 26 Agustus 6500 37 0.0063864 0.0093506 0.0034223 0.0056923 28 Agustus 7000 75 0.0063864 0.0092428 0.0035301 0.0107143 29 Agustus 6000 36 0.0063864 0.0094716 0.0033012 0.0060000 30 Agustus 6000 34 0.0063864 0.0094716 0.0033012 0.0056667 31 Agustus 5250 29 0.0063864 0.0096846 0.0030882 0.0055238 104 SENIATI 2018 Institut Teknologi Nasional Malang

Perhitungan nilai BPA, GP dan BPB pada tanggal selanjutnya sama dengan perhitungan nilai BPA, GP dan BPB pada tanggal 6 Agustus. Untuk melihat secara lebih jelas proporsi kemasan reject, dibawah ini dapat dilihat P-Chart untuk kemasan garam dapur 200gr. Gambar 4.1 P-Chart Reject Kemasan Produksi Garam Dapur 200gr Grafik diatas menunjukkan apakah proses yang dilakukan masih berada dalam standar yang ditetapkan atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berdasarkan dari P-Chart diatas, terlihat bahwa garis ungu merupakan proporsi dari cacat produksi. Dari data tersebut terdapat data yang berada diluar batas kendali, sehingga diperlukan revisi pada data. Revisi dilakukan dengan cara tidak mengikutsertakan data yang berada di luar batas kendali, yaitu sebanyak 2 data pada data ke 16 (tanggal 24 Agustus) dan data ke 19 (tanggal 28 Agustus). Berdasarkan hasil revisi perhitungan diatas maka dapat dibuat P-Chart yang telah di revisi sebagi berikut: Gambar 4.2 P-Chart Reject Kemasan Produksi Garam Dapur 200gr Setelah Revisi Setelah dilakukan revisi pada P-Chart, data hasil pengamatan seluruhnya sudah berada dalam batas pengendalian yang menunjukan data tersebut sudah dalam kondisi in statistical control. Kemasan reject yang terjadi karena kurangnya kontrol pada proses pengerjaan pada bagian packaging yang SENIATI 2018 Institut Teknologi Nasional Malang 105

dilakukan dengan semi-manual antara operator dengan mesin dan juga karena mesin yang digunakan dalam proses kurang adanya perawatan yang rutin, sehingga menyebabkan terjadinya variasi data dalam proses packaging tersebut. Untuk menghilangkannya ataupun mengurangi kemasan reject yang terjadi seharusnya dilakukan penelusuran dari elemen - elemen dalam sistem yang bersangkutan untuk dapat dilakukan perbaikan yang akan mengurangi kemasan reject produksi garam sehingga akan mengurangi biaya produksi dan menaikkan keuntungan dari UD. Podo Seneng. Untuk mengurangi kemasan reject yang terjadi pada bagian packaging UD. Podo Seneng dapat dilakukan analisa dengan menggunakan diagram sebab akibat. Gambar 4.3 Diagram Sebab Akibat Reject Kemasan (Fishbone Diagram) Dari diagram sebab akibat diatas dapat dianalisa sebagai berikut: 1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan terbuat dari plastik. Kemasan plastik yang digunakan cukup tipis, masih sesuai sebagai kemasan garam dengan kapasitas tidak lebih dari 0.2 kg. Apabila ketebalan plastik tidak sama maka plastik tersebut akan mudah rusak ketika proses pengisian garam. Selain terjadi kerusakan pada proses pengemasan, kondisi plastik yang tidak sama tebal juga dapat rusak saat proses distribusi dilakukan. Hal ini menyebabkan terjadinya reject produk. Untuk mengantisipasi hal ini, perusahaan memberikan standar dan pengawasan pada produk kemasan yang digunakan. 2. Mesin Mesin yang digunakan dalam pengemasan ini adalah mesin impulse sealer. Mesin tersebut sudah dipakai selama bertahun-tahun dengan perawatan yang kurang memadai. Perawatan berkala yang dilakukan hanya pembersihan mesin. Salah satu kerusakan mesin yang sering terjadi adalah kerusakan pada karet vacum. Apabila karet vacum telah aus, gerak karet tersebut dalam menangkap plastik menjadi tidak stabil, sehingga kemasan plastik dapat rusak. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan penggantian karet vacum secara berkala sehingga tidak berimbas pada kerusakan kemasan plastik. Selain itu mesin yang terlalu panas menyebabkan kemasanan cepat berlubang, sehingga perlu adanya kontrol pada mesin agar mesin yang digunakan memiliki suhu yang sesuai. 3. Manusia Manusia dalam hal ini adalah operator yang ada dalam proses pengemasan tersebut. Dalam pekerjaan ini operator sangat berperan dalam jalannya proses pengemasan. Apabila operator tidak 106 SENIATI 2018 Institut Teknologi Nasional Malang

berkerja dengan baik, hal ini akan mempengaruhi terhadap banyaknya kemasan rusak yang dihasilkan. Kelalaian operator disebabkan oleh berbagai faktor seperti suhu ruangan yang terlalu panas sehingga operator tidak nyaman dan kurang teliti saat bekerja dan juga tidak tertib nya operator saat bekerja seperti mengobrol dengan operator lain. Untuk mengatasi hal ini, pimpinan harus mengawasi kerja operator agar operator bekerja dengan baik. Selain itu terdapat kesalahan yang disebabkan oleh kemampuan dari operator itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor motivasi dan skill yang dimiliki operator. Untuk mengatasi faktor kemampuan operator perlu adanya pelatihan kerja oleh perusahaan. 4. Lingkungan Lingkungan juga mempengaruhi terjadinya adanya kemasan reject produksi. kemasan plastik tersebut juga terkena cairan saat berada di lantai proses pengemasan. Apabila plastik tersebut terkena cairan, vacum tidak dapat menjangkau plastik dengan baik. Hal ini juga dapat membuat kemasan tersebut mengalami kerusakan saat proses pengemasan terjadi. Untuk mengatasi hal ini, pekerja hendaknya memposisikan kemasan tersebut ditempat yang tidak terkena cairan. 5. Metode Metode yang digunakan tidak sesuai dengan SOP. Perusahaan membuat SOP agar ditaati oleh pekerja. Contoh metode yang tidak sesuai dengan SOP yaitu seperti kemasan yang tidak diposisikan dengan tepat menyebabkan vacum tidak dapat menjangkau kemasan dengan baik. Jika terjadi demikian, maka kemasan ini tidak akan terposisi secara baik pada impulse sealer sehingga kemasan dapat mengalami kerusakan. Selain itu kurang nya penekanan pada mesin terhadap plastik juga menyebabkan plastik tidak dapat tertutup sempurna, sehingga keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan pada kemasan saat proses pengemasan. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan lebih dari pihak perusahaan agar pekerja menaati SOP. 3. Simpulan 1. Dari hasil perhitungan dan penyajian data dengan control chart menggunakan P-Chart didapatkan hasil bahwa ada data yang diluar batas kendali. Hal tersebut terlihat dari masih adanya revisi yang dilakukan oleh penulis dengan tidak mengikut sertakan 2 data yang out of statistical pada data produk garam dapur kemasan 200gr. Dengan demikian dapat dikatakan proses masih dalam kategori belum stabil dengan target perusahaan yang telah ditetapkan. Kualitas yang baik tidak hanya dikontrol dari fungsi dasar produk tersebut tetapi juga keseluruhan dari komponen produk tersebut. 2. Untuk lebih memahami apakah yang menyebabkan kemasan reject pada produk garam dapur 200gr maka dilakukan analisis menggunakan diagram sebab-akibat. Dimana terdapat 5 kategori yang menjadi penyebab kerusakan yaitu manusia atau operator, metode atau proses, bahan material, mesin dan lingkungan dari perusahaan itu sendiri. 3. Solusi yang ditawarkan oleh penulis dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi ditinjau dari diagram fishbone dilihat dari 5 aspek, yaitu aspek man (manusia/operator) adalah memberikan reward and punishment serta pelatihan terhadap pekerja (training). Dari segi machine (mesin) dengan melakukan penjadwalan rutin untuk servis. Dari segi method (metode) dengan memastikan pada proses packaging telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur yang telah ada dalam perusahaan. Dari segi bahan material dengan inspeksi atau pemeriksaan terhadap bahan material. Dari segi lingkungan dengan menjaga lingkungan perusahaan agar kemasan tidak terkena cairan. Daftar Pustaka [1]. Montgomery, D.C., 1996. Introduction to Statistical Quality Control, Third Edition. New York: John Willey and Son, Inc. [2]. Dr. Rudy Prihantono, 2014. Konsep Pengedalian Mutu. [3]. Gaspersz, Vincent, Statistical Process Control, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998. [4]. Ida B. S., Noer N., Nur F., 2015. Penerapan Metode Statistical Process Control (SPC) Pada Pengolahan Biji kakao. Jurnal Agroteknologi, Vol. 09 No. 01. [5]. Robertus S.,2014. Analisa Pengendalian Proses Produksi Snack Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC). Jurnal Rotor, Vol.7 No. 02. SENIATI 2018 Institut Teknologi Nasional Malang 107