BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB III RESUME KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan (Implementasi)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN: ASMA BRONCHIALE DI BANGSAL BOUGENVILLE III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada malam

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/ Implementasi. Evaluasi Pukul (SOAP)

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

ASMA BRONKHIAL. inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

LAMPIRAN 1 CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1. No. Dx. Hari/Tanggal. Tindakan Keperawatan. Rabu/ 1. Tindakan mandiri 4 Juni 2014

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB III TINJAUAN KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

PENGARUH PEMBERIAN SENAM ASMA TERHADAP FREKWENSI KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPAT GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI. Disusun Oleh :

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

Lampiran CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Dan Evaluasi Kepererawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul. No.

PENDAHULUAN. Meilirianta, Tohri T, Suhendra ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pukul Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) 0-10), karakteristiknya dikepala (misal: berat,berdenyut, O:

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL DI RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR MOJOSARI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

MACAM-MACAM SUARA NAFAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

BAB III TINJAUAN KASUS

ANALISA DATA Tabel 3.10 Analisa data NO TGL DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH. aorta Klien mengatakan mudah merasa lelah jika beraktivitas

BAB III RESUME KASUS

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN ASMA PADA Ny. K DI RUANG MELATI RSUD BATANG KABUPATEN BATANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan 1. Mengkaji kekuatan otot/kemampuan fungsional mobilitas sendi yaitu kekuatan otot 1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGAYANG MENGALAMI ASMA DENGAN GANGGUAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI DESA GAYAMAN. Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB II BAWANG PUTIH DAN PENYAKIT JANTUNG

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK EKSASERBASI AKUT PADA LAKI-LAKI LANSIA. Damayanti A. 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

Pusat Hiperked dan KK

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal 21 Agustus 2017 dengan teori yang ada dengan kejadian nyata ketika melakukan asuhan keperawatan pada Tn. M. Pembahasan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian di lakukan pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 18:30 WIB dan di dapatkan hasil pasien mengeluh sesak nafas, pada umumnya pasien yang mempunyai penyakit asma sering mengeluh sesak nafas, sesak nafas yang di akibatkan oleh adanya penyempitan dan penyumbatan pada saluran nafas, hal itu terjadi di karenakan oleh hiperaktivitas dari saluran naafas terhadap berbagai macam rangsangan, sehingga menyebabkan spasme otot-otot polos bronchus yang di kenal dengan bronkospasme. Odema membrane mukosa dan hipersekresi mucus. Asma merupakan suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara (Nurarif, 20012). Hasil pengkajian pada tanggal 21 Agustus 2017 di dapatkan data subjektif pasien mengatakan sesak nafas di sertai batuk dan data objektif pasien terihat lemas, sesak nafas, TD : 138/90 mmhg, S : 37,6 derajat celcius, terdapat bunyi 51 wheezing, RR : 29 x/menit. Hasil analisa data tersebut di dapatkan masalah keperawatan ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi mucus. Asma merupakan suatu obstruksi saluran nafas yang memberikan gejala-

gejala batuk, mengi dan sesak nafas. (Soematri, 2009). Pasien Tn. M mengalami sesak nafas karena adanya bronkospasme penyempitan jalan nafas sehingga ventilasi tidak adekuat. Berdasarkan permasalahan keperawatan yang ada penulis lebih memfokuskan pembahasan tentan pemberian posisi tidur semi fowler untuk mengurangi sesak nafas yang di sesuaikan teori dan keadaan yang nyata pada pasien Tn. M. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengurangi sesak nafas dan untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi penekanan pada abdomen pada diafragma. Posisi semi fowler adalah posisi dengan derajat kemiringan 45-60 derajat dengan meninggikan pada bagian kepala sampai dengan kemiringan 45-60 derajat. Agar posisi pasien tetap stabil maka di bawah lutut pasien diberi bantal dan amankan bagian kanan dan kiri pasien dengan pagar tempat tidur supaya posisi pasien nyaman dan pengembangan dada menjadi maksimal. Hal analisa data penulis melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi sesak nafas pada pasien asma. pemberian posisi semi fowler telah di lakukan sebagai salah satu cara untuk membantu mengurangi sesak nafas pada pasien asma. Mininggikan posisi tidur semi fowler 45-60 derajat meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi dan memberikan kesempatan untuk istirahat (Potter, 2005). Pasien di berikan tindakan keperawatan dengan posisi semi fowler dengan meninggikan bagian kepala pasien 45-60 derajat dengan menggunakan tempat tidur yang ada, agar posisi pasien tetap stabil maka bagian bawah lutuh di beri bantal. Sehingga sesak nafas pasien menjadi berkurang dan pasien akan lebih nyaman dan rileks.

Tujuan dari tindakan pemberian posisi semi fowler ini di harapkan sesak nafas teratasi, pola nafas dalam rentang normal (16-24) kali/menit. Posisi semi fowler di harapkan dapat membuat jalan nafas menjadi lebih efektif, tidak aada sputum, tidak batuk, tidak ada lagi suara nafas tambahan, jalan nafas mkenjadi paten, dan pasien mampu mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas Implementasi yang di lakukan pada tanggal 21 Agustus 2017, di lakukan implementasi yaitu mengobservasi tanda-tanda vital pasien pada pukul 18:30 WIB, dengan respon pasien bersedia, dan hasil tekanan darah 138/90 mmhg, nadi 88 kali/menit, pernafasan 29 kali/menit, suhu 37,6 derajat celcius. Selanjutnya melakukan auskultasi bunyi nafas dan mencatat suara bunyi nafas abnormal tambahan pada pukul 18:35 WIB, dengan respon pasien kooperatif dan hasil auskultasi suara nafas terdengar wheezing. Penulis melakukan tindakan lainya yaitu mencatat rasio inspirasi dan ekspirasi pada pukul 18:38 WIB, respon pasien bersedia dan hasil 29 kali/menit. Memberikan posisi pasien semi fowler di pilih untuk memaksimalkan ventilasi. Setelah pasien setuju sebelum memberikan posisi semi fowler penulis mengukur pernafasan pasien untuk membandingkan sebelum dan sesudah di berikan posisi semi fowler, dan kemudian atur posisi tempat tidur pasien. Mengatur posisi semi fowler dengan meninggikan tempat tidur pada bagian kepala dengan sudut kemiringann 45-60 derajat, kemudian di bawah lutut di berikan bantal dan amankan bagian samping kanan kiri pasien dengan pagar tempat tidur pasien (Potter, 2005) Posisi tersebut menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan parudan mengurangi penekanan pada abdomen pada diafragma, posisi semi fowler membantu pengembangan dada menjadi lebih maksimal. Setelah di berikan

tindakan posisi semi fowler pasien mengatakan lebih nyaman, sesak nafas berkurang dan di dapatkan data objektif sebelum di berikan posisi semi fowler, RR :29 x/menit. Kemudian setelah di berikan poisi semi fowler RR : 25 x/menit. mengobservasi kembali tanda-tanda vital pada pukul 19:30 WIB respon pasien mengikuti, sesak nafas berkurang, data objektif pasien tampak tenang, tidak ada nafas wheezing, tidak ada sputum TD : 140/93 mmhg, HR : 80 x/menit, RR : 25 x/menit, S : 36,4 derajat celcius. Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pemberian posisi semi fowler, ternyata posisi semi fowler dapat menurunkan sesak nafas, sehingga pasien tampak menjadi lebih tenang dan rileks, dalam hal ini kondisi pasien akan menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Safitri dan Andriyani (2011) yaitu terbukti ada perbedaan sesak nafas antara sebelum dan sesudah di berikan posisi semi fowler, dengan di peroleh hasil T-test sebesar 15,327 dengan p :0,006. Jadi pemberian posisi semi fowler sangat efektif mengurangi sesak nafas pada pasien asma. B. Simpulan Hasil pemberian asuhan keperawatan yang di lakukan secara langsung pada tanggal 21 agustus 2017 pada Tn. M di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang dengan mengaplikasikan pemberian posisi semi fowler pada Tn. M dengan asma yang di awali dengan pengkajian kemudian perumusan masalah, perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi hasil maka penulis dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut. 1) Pemberian posisi semi fowler sangat efektif untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma.

Pemberian posisi semi fowler dalam mengurangi sesak nafas juga sudah di buktikan oleh penelitian Safitri dan Andriyani bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah di berikan posisi semi fowler yaitu di peroleh hasil T-test sebesar -15,327 dengan 0,006. Jadi, ada pengurangan pasien sesak nafas beratn ke sesak nafas ringan.