KAJIAN SEGIEMPAT TALI BUSUR DAN SEGIEMPAT GARIS SINGGUNG PADA SATU LINGKARAN

dokumen-dokumen yang mirip

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

JENIS-JENIS SEGILIMA-BOLA DAN SIFAT-SIFATNYA

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Geometri Dimensi Dua

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

Sifat-Sifat Bangun Datar

BAHAN BELAJAR: BANGUN DATAR. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

Geometri Ruang (Dimensi 3)

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

SILABUS MATEMATIKA KELAS VII. Menjelaskan jenis-jenis. segitiga. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar. pengertian jajargenjang,

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Konsep Dasar Geometri

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI

SD V BANGUN DATAR. Pengertian bangun datar. Luas bangun datar. Keliling bangun datar SD V

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

SOAL PR ONLINE IX SMP MATA UJIAN: MATEMATIKA (KODE: P18) 1. Alas sebuah limas berbentuk segi-6. Banyak rusuk dan sisi limas berturutturut

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

BAB UNSUR DAN SIFAT BANGUN DATAR SEDERHANA

SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

MATEMATIKA (Paket 1) Waktu : 120 Menit

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KISI KISI PENULISAN SOAL UKK TAPEL 2012/2013SMP PROVINSI DKI JAKARTA. Mata Pelajaran : Matematika Kurikulum : StandarIsi

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

JAWABAN SOAL POST-TEST. No Keterangan Skor 1. Ada diketahui :

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

KAJIAN BOLA-LUAR DAN BOLA-DALAM PADA BIDANG-EMPAT

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

BAB I DASAR-DASAR GEOMETRI

KAJIAN BOLA-LUAR DAN BOLA-DALAM PADA BIDANG-EMPAT SKRIPSI

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : B25 NO SOAL PEMBAHASAN 1

TRY OUT MATEMATIKA SMP - 01

1. BARISAN ARITMATIKA

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

SIFAT-SIFAT KETEGAKLURUSAN, KESEJAJARAN, DAN SEGITIGA ASIMPTOTIK PADA GEOMETRI HIPERBOLIK

PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER I. Mata Pelajaran : Matematika

adalah. 7. Barisan aritmatika dengan suku ke-7 = 35 dan suku ke-13 = 53. Jumlah 27 suku pertama

NO SOAL PEMBAHASAN 1

Shortlist Soal OSN Matematika 2014

RINGKASAN MATERI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SEMESTER 2 PEMBELAJARAN 1 PECAHAN SEDERHANA

KUMPULAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII (BSE DEWI N)

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

sdt ACB = = sdt CBA = = 3. Diketahui sebuah segitiga mempunyai keliling 24 cm, luas segitiga tersebut adalah : jawab :

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

LAMPIRAN LAMPIRAN 140

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : D45 NO SOAL PEMBAHASAN. Ingat! a = a a a a a A. 10. Ingat!

Menemukan Dalil Pythagoras

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : A13 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen

BAB II LANDASAN TEORI

1. Jika B = {bilangan prima kurang dari 13} maka jumlah himpunan penyelesaiannya... A. 4

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A.

Contoh Soal dan pembahasan tentang Bangun datar Segi Empat

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : A13 NO SOAL PEMBAHASAN 1

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : D45. NO SOAL PEMBAHASAN 1 Hasil dari adalah... Ingat!

GEOMETRI BIDANG, oleh I Putu Wisna Ariawan Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : C32 NO SOAL PEMBAHASAN. Ingat!

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 MARET 2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII ( 1 ) SEMESTER I

Lampiran 1. Surat Uji Melakukan Penelitian

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

PROGRAM TAHUNAN. Sekolah : MTs... Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Semester : VII / 1 dan 2 Tahun pelajaran : Target Nilai Portah : 55

a. jenis-jenis segitiga di tinjau dari panjang sisinya. (i) segitiga sebarang. Adalah segitiga yang disisi-sisinya tindak samapanjang AB BC AC

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

PEMBELAJARAN SEGIEMPAT, SEGITIGA DAN LINGKARAN LAPORAN. Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Matematika II

Transkripsi:

1 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) KAJIAN SEGIEMPAT TALI BUSUR DAN SEGIEMPAT GARIS SINGGUNG PADA SATU LINGKARAN STUDY OF INSCRIBED QUADRILATERAL AND CIRCUMSCRIBED QUADRILATERAL IN ONE CIRCLE Oleh: Izza Nur Sabila 1), Himmawati Puji Lestari 2) Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY izzasabila21@gmail.com 1), himmawati@uny.ac.id 2) Abstrak Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menentukan syarat terbentuknya segiempat tali busur dan segiempat garis singgung, jenis segiempat tali busur dan segiempat garis singgung yang dapat terbentuk, serta jenis segiempat tali busur dan segiempat garis singgung pada satu lingkaran. Penelitian dilakukan dengan mengkaji definisi segiempat tali busur dan segiempat garis singgung serta teorema hubungan kesejajaran dan kekongruenan sisi-sisi segiempat. Kajian yang dilakukan menghasilkan: 1) Tidak terdapat syarat untuk membentuk segiempat tali busur pada lingkaran. 2) Syarat terbentuknya segiempat garis singgung yaitu dua titik yang berdekatan tidak diametral dan paling banyak ada tiga titik pada setengah lingkaran yang sama. 3) Jenis-jenis segiempat tali busur yang dapat terbentuk yaitu persegi, persegi panjang, trapesium sama kaki, dan layang-layang. 4) Jenis-jenis segiempat garis singgung yang dapat terbentuk yaitu persegi, belah ketupat, trapesium, trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, dan layang-layang. 5) Jenis segiempat garis singgung yang terbentuk apabila diberikan segiempat tali busur istimewa pada lingkaran yang sama yaitu terbentuk persegi jika diberikan persegi, terbentuk belah ketupat jika diberikan persegi panjang, terbentuk layang-layang jika diberikan trapesium sama kaki, terbentuk trapesium sama kaki jika diberikan layang-layang. 6) Jenis segiempat tali busur yang terbentuk jika diberikan segiempat garis singgung istimewa pada lingkaran yang sama yaitu terbentuk persegi jika diberikan persegi, terbentuk persegi panjang jika diberikan belah ketupat, terbentuk layang-layang jika diberikan trapesium sama kaki, terbentuk segiempat sembarang jika diberikan trapesium siku-siku, terbentuk segiempat sembarang jika diberikan trapesium, terbentuk trapesium sama kaki jika diberikan layang-layang. Kata kunci: segiempat, lingkaran, segiempat tali busur, segiempat garis singgung Abstract The purpose of this study was to determine the requirements to form an inscribed quadrilateral and circumscribed quadrilateral, types of inscribed quadrilateral and circumscribed quadrilateral can be formed, and types of inscribed quadrilateral and circumscribed quadrilateral in one circle. The research was done by studied definition of inscribed quadrilateral and circumscribed quadrilateral also theorem of parallelism and congruence. The results of the study were: 1) There was no requirement to form an inscribed quadrilateral in circle. 2) The requirements to form a circumscribed quadrilateral were two adjacent points are not diametrical and there are at most three points on the same half of the arc. 3) The types of inscribed quadrilateral that could be formed were square, rectangle, isosceles trapezoid, and kite. 4) The types of circumscribed that could be formed were square, rhombus, trapezoid, right trapezoid, isosceles trapezoid, and kite. 5) The types of circumscribed quadrilateral formed when given special types of inscribed quadrilateral in the same circle were formed square if it was given square, formed rhombus if it was given rectangle, formed kite if it qas given isosceles trapezoid, and formed isosceles trapezoid if it was given kite. 6) The types of inscribed quadrilateral formed when given special types of circumscribed quadrilateral in the same circle were formed square if it was given square, formed rectangle if it was given rhombus, formed kite if it was given isosceles trapezoid, formed irregular quadrilateral if it was given right trapezoid, formed irregular quadrilateral if it was given trapezoid, and formed isosceles trapezoid if it was given kite. Keywords: quadrilateral, circle, inscribed quadrilateral, circumscribed quadrilateral PENDAHULUAN Geometri bidang merupakan geometri berdimensi dua. Hingga saat ini, segitiga dan segiempat menjadi obyek kajian pada geometri bidang yang paling banyak dipelajari. Segitiga merupakan segi banyak yang memiliki tiga sisi, sedangkan segiempat merupakan segi banyak yang memiliki empat sisi. Menurut Greig (2012:

2 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) 68) Segi banyak adalah bidang tertutup yang dibentuk oleh ruas garis ruas garis. Setiap ruas garis berpotongan pada titik-titik ujungnya, sehingga antar ruas garis tidak saling berpotongan pada suatu titik selain titik ujung. Selain segitiga dan segiempat, lingkaran juga merupakan objek kajian geometri bidang. Ariawan (2014: 121) mendefinisikan suatu lingkaran sebagai himpunan titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan pusat lingkaran; lingkaran dengan titik pusat O dilambangkan dengan ʘO. Geometri tidak hanya mengkaji sifat-sifat yang dimiliki suatu bangun datar, namun juga mengkaji hubungan antar bangun datar. Salah satunya adalah hubungan segitiga dengan lingkaran. Kedudukan suatu segitiga terhadap sebuah lingkaran yaitu segitiga dapat berada di dalam lingkaran atau di luar lingkaran. Segitiga di dalam lingkaran yang dimaksud adalah segitiga yang titik-titik sudutnya berada pada lingkaran. Sedangkan, segitiga di luar lingkaran yang dimaksud adalah segitiga yang sisi-sisinya menyinggung lingkaran. Misal diberikan sebuah lingkaran, maka dengan pengambilan tiga titik berlainan pada lingkaran dapat dilukis segitiga di dalam lingkaran. Sisi-sisi segitiga merupakan tali busur pada lingkaran. Segitiga tersebut dinamakan segitiga tali busur. Selain itu, dengan tiga titik yang sama pada lingkaran dapat dilukis segitiga di luar lingkaran. Ketiga sisi segitiga menyinggung lingkaran. Segitiga yang sisisisinya menyinggung lingkaran dinamakan segitiga garis singgung. Berdasarkan hal tersebut, segitiga tali busur pasti dapat dibentuk dengan mengambil tiga titik sembarang berlainan pada lingkaran. Hal yang serupa juga dapat terjadi pada segiempat. Dengan mengambil empat titik sembarang berlainan pada lingkaran dapat dibentuk segiempat tali busur. Keempat titik tersebut merupakan titik sudut segiempat tali busur. Gambar 1. Segiempat Tali Busur ABCD. Berbeda dengan segitiga tali busur, segitiga garis singgung belum tentu dapat dibentuk dengan mengambil sembarang tiga titik berlainan pada lingkaran. Berikut merupakan contoh pengambilan tiga titik pada lingkaran yang tidak tepat untuk membentuk segitiga garis singgung. Gambar 2. Segitiga ABC Bukan Segitiga Garis Singgung. Hal tersebut juga berlaku ketika akan membentuk segiempat garis singgung. Segiempat garis singgung dapat terbentuk dengan mengambil empat titik berlainan pada lingkaran. Akan tetapi, pengambilan keempat

3 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) titik perlu diperhatikan. Apabila pengambilan titik tidak tepat, maka segiempat garis singgung tidak dapat terbentuk seperti Gambar 3 (b). (a) (b) Gambar 3. (a) Segiempat Garis Singgung ABCD (b) Segiempat KLMN Bukan Segiempat Garis Singgung. Berdasarkan uraian tersebut, jika suatu segiempat tali busur dan segempat garis singgung dimungkinkan dapat terbentuk, maka diperlukan syarat-syarat tertentu. Dengan adanya kemungkinan tersebut, dikaji syarat-syarat terbentuknya segiempat tali busur dan segiempat garis singgung pada lingkaran. Selain itu, dikaji jenis-jenis segiempat tali busur dan segiempat garis singgung berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan sisi-sisi segiempat. Jenis-jenis tersebut dikaji dengan memperhatikan syarat-syarat terbentuknya segiempat tali busur maupun segiempat garis singgung. Terakhir, dikaji jenis-jenis segiempat tali busur dan segiempat garis singgung pada satu lingkaran. Kajian akan diawali dengan memberikan segiempat tali busur istimewa pada lingkaran. Selanjutnya, akan diselidiki jenis segiempat garis singgung yang dapat terbentuk pada lingkaran yang sama. Segiempat garis singgung tersebut ditentukan melalui titik sudut segiempat tali busur yang merupakan titik singgung segiempat garis singgung. Kemudian diselidiki pula sebaliknya. Gambar 4. Segiempat Tali Busur dan Segiempat Garis Singgung pada Satu Lingkaran. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu kajian pustaka atau studi literatur. Definisi Operasional Variabel Penelitian dilakukan dengan mengkaji definisi segiempat tali busur dan segiempat garis singgung serta teorema kesejajaran dan kekongruenan dua ruas garis. Definisi yang digunakan meliputi definisi segiempat, lingkaran, dan definisi segiempat istimewa berdasarkan gambar bagan berikut. Keterangan : menyatakan arah pendefinisian Gambar 5. Bagan jenis segiempat istimewa.

4 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) PEMBAHASAN Sebagai bagian dari segi banyak, segiempat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis tersebut ditentukan berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki. Oleh karenanya, diselidiki jenis-jenis segiempat yang dapat dibentuk menjadi segiempat tali busur dan segiempat garis singgung. Lebih lanjut juga dibahas jenis segiempat tali busur dan segiempat garis singgung pada satu lingkaran. Untuk menentukan jenis-jenis tersebut, perlu dikaji syarat-syarat terbentuknya segiempat tali busur dan segiempat garis singgung pada lingkaran. Syarat Terbentuknya Segiempat Tali Busur pada Lingkaran Suatu segiempat disebut segiempat tali busur bila dan hanya bila setiap titik sudutnya terletak pada satu lingkaran (Murdanu, 2003: 31). Berdasarkan hal tersebut, dengan diberikan empat titik sembarang berlainan pada lingkaran pasti dapat dibentuk segiempat tali busur. Jadi, untuk membentuk segiempat tali busur pada lingkaran dengan diberikan empat titik berlainan pada lingkaran tidak diperlukan suatu syarat. segiempat garis singgung. Dua titik berdekatan pada pembahasan ini adalah dua titik yang siklik sehingga yang dimksud adalah titik A dengan B, B dengan C, C dengan D, dan D dengan A. Sesuai dengan definisi segiempat garis singgung maka A, B, C, dan D merupakan titik singgung sisi-sisi segiempat terhadap lingkaran. Sedangkan titik-titik sudutnya adalah titik potong dari setiap dua garis singgung yang berdekatan. Dengan demikian, terdapat syaratsyarat yang harus dipenuhi untuk membentuk segiempat garis singgung. Syarat-syarat terbentuknya segiempat garis singgung pada lingkaran dinyatakan dalam teorema berikut. Teorema 1. Apabila diberikan empat titik berlainan pada lingkaran, maka syarat untuk membentuk segiempat garis singgung yaitu dua titik yang berdekatan tidak diametral dan paling banyak ada tiga titik pada setengah lingkaran yang sama. Apabila teorema tersebut tidak dipenuhi, maka akan terbentuk segiempat seperti gambar berikut. Syarat Terbentuknya Segiempat Garis Singgung pada Lingkaran Suatu segiempat disebut segiempat garis singgung bila dan hanya bila setiap sisinya menyinggung satu lingkaran (Murdanu, 2003: 32). Misal diberikan ʘO serta titik A, B, C, dan D yang berlainan pada lingkaran. Keempat titik tersebut masing-masing dilalui tepat satu garis singgung. Apabila setiap dua garis singgung yang berdekatan berpotongan, terbentuklah (a) (b) Gambar 6. (a) Titik A dan B Diametral pada ʘO (b) Titik A, B, C dan D pada Setengah Lingkaran yang Sama. Teorema 1 dibuktikan dengan beberapa teorema dan definisi yang telah ada. Pertama, apabila dua titik berdekatan pada lingkaran yang diberikan diametral, maka terdapat titik sudut segiempat garis singgung yang tidak terbentuk seperti Gambar 6 (a). Hal tersebut didasarkan oleh pernyataan bahwa setiap garis singgung

5 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) lingkaran tegak lurus dengan jari-jari yang ditarik ke titik singgungnya (Ariawan, 2014: 125), pernyataan Murdanu (2003: 17) bahwa dua buah garis yang tegak lurus pada suatu garis pastilah sejajar, serta pernyataan Rawuh (1988: 1.4) bahwa dua garis berlainan dikatakan saling sejajar apabila keduanya tidak memiliki titik sekutu. Kedua, paling banyak ada tiga titik pada setengah lingkaran yang sama. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka segiempat garis singgung tidak akan terbentuk seperti pada Gambar 6 (b). Jenis-jenis Segiempat Tali Busur Misal diberikan segiempat tali busur ABCD pada ʘO. Pada segiempat diketahui hubungan kesejajaran dan kekongruenan sepasang sisi yang saling berhadapan, yaitu AB dengan CD. Untuk menentukan jenis segiempat tali busur, dicari hubungan kesejajaran dan kekongruenan sepasang sisi yang saling berhadapan lainnya, yaitu AD dengan BC. Dengan diketahuinya hubungan kesejajaran dan kekongruenan AB dengan CD, maka terdapat empat kemungkinan hubungan kesejajaran dan kekongruenan pada AD dengan BC. Gambaran kemungkinan-kemungkinan hubungan tersebut disajikan pada tabel berikut. Tabel 1. Kemungkinan Hubungan Sisi-sisi Berhadapan pada Segiempat Tali Busur. No 1. AB CD 2. AB CD Hubungan pada AB dan CD AB CD AB CD Kemungkinan yang Terjadi pada AD dan BC 3. AB CD 4. AB CD AB CD AB CD Kajian yang dilakukan didasarkan oleh pernyataan mengenai kesejajaran dan kekongruenan dua ruas garis. Untuk menyatakan kesejajaran dua ruas garis mengacu pada pernyataan bahwa jika dua buah garis dipotong oleh sebuah transversal dan jika sepasang sudut sehadap yang terbentuk saling kongruen, maka kedua garis tersebut saling sejajar (Murdanu, 2003: 17), serta pernyataa jika dua buah garis dipotong oleh sebuah transversal sehingga sudut dalam berseberangan yang terbentuk saling kongruen, maka kedua garis tersebut saling sejajar (Musser, Trimpe, dan Maurer, 2008: 242). Selain penyataan mengenai kesejajaran, kajian juga mengacu pada pernyataan mengenai kekongruenan, yaitu penyataan Murdanu (2003: 13), Jika dari dua segitiga diketahui dua pasangan sisi-sisi yang bersesuaian saling kongruen dan pasangan sudut yang diapit dua sisi tersebut juga saling kongruen, maka kedua segitiga tersebut saling kongruen atau disebut kekongruenan Sisi-Sudut-Sisi. Selain itu, digunakan pula kekongruenan Sudut-Sisi-Sudut, kekongruenan Sisi-Sisi-Sisi, dan kekongruenan Sisi-Sisi-Sudut.

6 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) Berdasarkan Tabel 1, diselidiki hubungan AD dan BC berdasarkan teorema kesejajaran dan kekongruenan. Bentuk pertama yang diperoleh apabila AB CD dan AB CD, maka dan. Akibatnya, segiempat tali busur yang terbentuk adalah persegi panjang tali busur dan persegi tali busur. (a) (b) Gambar 7. (a) Persegi Panjang Tali Busur ABCD (b) Persegi Tali Busur ABCD. Bentuk kedua diperoleh apabila AB CD dan AB CD, maka dan. Akibatnya, segiempat yang terbentuk adalah trapesium sama kaki tali busur. Gambar 8. Trapesium Sama Kaki Tali Busur ABCD. Selanjutnya, bentuk ketiga yang diperoleh apabila AB CD dan AB CD, maka dan. Akibatnya, segiempat tali busur yang terbentuk seperti pada bentuk kedua, yaitu trapesium sama kaki. Terakhir, bentuk keempat yang diperoleh apabila AB CD dan AB CD, maka dan. Akibatnya, segiempat tali busur yang terbentuk adalah layang-layang tali busur dan segiempat tali busur sembarang. Akan tetapi segiempat tali busur sembarang bukanlah segiempat istimewa. Gambar 9. Layang-layang Tali Busur ABCD. Jenis-jenis Segiempat Garis Singgung Diberikan suatu segiempat garis singgung ABCD pada ʘO dengan jari-jari r. Misalkan k, l, m dan n masing-masing garis yang melalui AB, BC, CD dan AD. Dengan demikian, A, B, C, dan D berturut-turut merupakan titik potong k dengan n, k dan l, l dengan m, dan m dengan n. Diketahui pula E, F, G, dan H merupakan titik singgung garis k, l, m, dan n pada ʘO. Untuk menentukannya segiempat garis singgung yang terbentuk, diberikan hubungan kesejajaran pasngan sisi-sisi yang berhadapan kemudian dicari hubungan kekongruanan sisi-sisi tersebut. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang telah diketahui ditentukan jenis segiempat garis singgung. Penentuan jenis segiempat garis singgung didasarkan oleh pernyataan tentang kesejajaran dan kekongruenan dua ruas garis seperti pada penentuan jenis segiempat tali busur. Selain itu, kajian mengacu pada pernyataan bahwa setiap garis singgung lingkaran tegak lurus dengan jarijari yang ditarik ke titik singgungnya (Ariawan, 2014: 125), serta sebarang garis yang melalui pusat lingkaran dan tegak lurus suatu tali busur membagi dua tali busur tersebut (Ariawan, 2014: 124).

7 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) Pertama, apabila diketahui k m dan l n, maka terdapat dua kemungkinn yaitu l k, l m, n k, dan n m serta l maupun n tidak tegak lurus dengan k dan m. Kemungkinan pertama memenuhi bentuk persegi dan kemungkinan kedua memenuhi bentuk belah ketupat. Akibatnya, segiempat garis singgung yang dapat terbentuk adalah persegi garis singgung dan belah ketupat garis singgung. (a) (b) Gambar 10. (a) Persegi Garis Singgung ABCD (b) Belah Ketupat Garis Singgung ABCD. Kedua, apabila diketahui k m dan l n, maka terdapat dua kemungkinan yaitu n k dan n m serta l k, l m, n k dan n m. Kemungkinan pertama memenuhi bentuk trapesium siku-siku sedangkan kemungkinan kedua memenuhi bentuk trapesium sama kaki dan trapesium sembarang. Akibatnya, segiempat garis singgung yang terbentuk yaitu trapesium siku-siku, trapesium sama kaki, dan trapesium. (c) Gambar 11. (a) Trapesium Siku-siku Garis Singgung ABCD (b) Trapesium Sama Kaki Garis Singgung ABCD (c) Trapesium Garis Singgung ABCD. Ketiga, apabila diketahui k m dan l n, maka terdapat dua kemungkinan yaitu AC melalui O dan AC maupun BD tidak melalui O. Kemungkinan pertama memenuhi bentuk layang layang sedangkan kemungkinan kedua berbentuk segiempat sembarang. Karena segiempat sembarang bukan merupakan segiempat istimewa, maka yang terbentuk dalah layanglayang garis singgung. Jadi, apabila diketahui k m dan l n, maka segiempat tali busur istimewa yang terbentuk adalah layang-layang tali busur. Gambar 12. Layang-layang Garis Singgung ABCD. (a) (b) Jenis Segiempat Garis Singgung yang Terbentuk Apabila Diberikan Segiempat Tali Busur Istimewa pada Lingkaran yang Sama Dengan memenuhi syarat terbentuknya segiempat garis singgung, keberadaan keempat titik sudut segiempat tali busur dapat menetukan dengan tunggal keberadaan segiempat garis

8 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) singgung pada lingkaran yang sama. Jenis segiempat garis singgung dapat diketahui dengan mengkaji kesejajaran dan kekongruenan ruas garis ruas garis singgung yang melalui titik sudut segiempat tali busur. Kajian dilakukan dengan dasar pernyataan bahwa dua tali busur suatu lingkaran kongruen jika dan hanya jika busur minor yang bersesuaian kongruen (Ariawan, 2014: 123) serta pernyataan tentang kesejajaran dan kekongruenan dua ruas garis yang telah disebutkan sebelumnya. Pertama, diberikan persegi tali busur. Dengan mengetahui kesejajaran dan kekongruenan sisi-sisi persegi tali busur, dapat dicari kesejajaran dan kekongruenan sisi-sisi segiempat garis singgung pada lingkaran yang sama. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa setiap pasang sisi yang berhadapannya sejajar, salah satu sudutnya siku-siku, dan setiap sisinya sama panjang. Bentuk tersebut memenuhi definisi persegi. Jadi, jenis segiempat garis singgung yang terbentuk apabila diberikan persegi tali busur pada lingkaran yang sama adalah persegi garis singgung. pasangan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuk tersebut memenuhi definisi belah ketupat. Jadi, jenis segiempat garis singgung yang terbentuk apabila diberikan persegi panjang tali busur pada lingkaran yang sama adalah belah ketupat garis singgung. Gambar 14. Persegi Panjang Tali Busur ABCD dan Belah Ketupat Garis Singgung EFGH. Ketiga, diberikan layang-layang tali busur. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa sepasang sisi berhadapannya sejajar namun tidak sama panjang dan sepasang sisi berhadapan lainnya tidak sejajar namun sama panjang. Bentuk tersebut memenuhi definisi trapesium sama kaki. Jadi, jenis segiempat garis singgung yang terbentuk apabila diberikan layang-layang tali busur pada lingkaran yang sama adalah trapesium sama kaki garis singgung. Gambar 13. Persegi Tali Busur ABCD dan Persegi Garis Singgung EFGH. Kedua, diberikan persegi panjang tali busur. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa setiap pasang sisinya sama panjang dan setiap Gambar 15. Layang-layang Tali Busur ABCD dan Trapesium Sama Kaki Garis Singgung EFGH. Keempat, diberikan trapesium sama kaki tali busur. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa pasangan sisi berdekatannya sama panjang dan tidak ada pasangan sisi berhadapan

9 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) yang sejajar. Bentuk tersebut memenuhi definisi layang-layang. Jadi, jenis segiempat garis singgung yang terbentuk apabila diberikan trapesium sama kaki tali busur pada lingkaran yang sama adalah layang-layang garis singgung. memenuhi definisi persegi. Jadi, jenis segiempat tali busur yang terbentuk apabila diberikan persegi garis singgung pada lingkaran yang sama adalah persegi tali busur. Gambar 16. Trapesium Sama Kaki Tali Busur ABCD dan Layang-layang Garis Singgung EFGH. Jenis Segiempat Tali Busur yang Terbentuk Apabila Diberikan Segiempat Garis Singgung Istimewa pada Lingkaran yang Sama Keberadaan keempat titik sudut segiempat garis singgung dapat menetukan dengan tunggal keberadaan segiempat tali busur pada lingkaran yang sama. Jenis segiempat tali busur ditentukan dengan mengkaji kesejajaran dan kekongruenan ruas garis ruas tali busur yang melalui titik singgung segiempat garis singgung. Kajian juga didasarkan pada pernyataan bahwa dua ruas garis singgung menyinggung lingkaran masing-masing pada sebuah titik dan berpotongan pada sebuah titik di luar lingkaran adalah kongruen (Smith dan Ulrich, 1956: 215). Pertama, diberikan persegi garis singgung. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa setiap pasang sisi yang berhadapannya sejajar, salah satu sudutnya siku-siku, dan setiap sisinya sama panjang. Bentuk tersebut Gambar 17. Persegi Garis Singgung ABCD dan Persegi Tali Busur EFGH. Kedua, diberikan belah ketupat garis singgung. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa sepasang-sepasang sisi berhadapannya saling sejajar dan kongruen serta membentuk sudut siku-siku. Bentuk tersebut memenuhi definisi persegi panjang. Jadi, jenis segiempat tali busur yang terbentuk apabila diberikan belah ketupat garis singgung pada lingkaran yang sama adalah persegi panjang tali busur. Gambar 18. Belah Ketupat Garis Singgung ABCD dan Persegi Panjang Tali Busur EFGH. Ketiga, diberikan layang-layang garis singgung. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa sepasang sisi berhadapannya sejajar namun tidak sama panjang dan sepasang sisi berhadapan lainnya tidak sejajar namun sama

10 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) panjang. Bentuk tersebut memenuhi definisi trapesium sama kaki. Jadi, jenis segiempat tali busur yang terbentuk apabila diberikan layanglayang garis singgung pada lingkaran yang sama adalah trapesium sama kaki tali busur. Gambar 19. Layang-layang Garis Singgung ABCD dan Trapesium Sama Kaki Tali Busur EFGH. Keempat, diberikan trapesium sama kaki garis singgung. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa pasangan sisi berdekatannya sama panjang dan tidak ada pasangan sisi berhadapan yang sejajar. Bentuk tersebut memenuhi definisi layang-layang. Jadi, jenis segiempat tali busur yang terbentuk apabila diberikan trapesium sama kaki garis singgung pada lingkaran yang sama adalah layang-layang tali busur. Gambar 20. Trapesium Sama Kaki Garis Singgung ABCD dan Layanglayang Tali Busur EFGH. Terakhir, diberikan trapesium siku-siku dan trapesium selalin trapesium siku-siku maupun trapesium sama kaki garis singgung. Berdasarkan hubungan kesejajaran dan kekongruenan yang didapatkan, diketahui bahwa tidak ada keistimewaan kesejajaran maupun kekongruenan sisi-sisi segiempat tali busur yang terbentuk. Akibatnya, segiempat tali busur yang terbentuk berupa segiempat tali busur sembarang. Jadi, apabila diberikan trapesium siku-siku dan trapesium selalin trapesium sikusiku maupun trapesium sama kaki garis singgung tidak terbentuk segiempat tali busur istimewa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan kajian tentang segiempat tali busur dan segiempat garis singgung pada satu lingkaran dapat diperoleh simpulan: 1) tidak terdapat syarat untuk membentuk segiempat tali busur pada lingkaran, 2) syarat terbentuknya segiempat garis singgung pada lingkaran yaitu dua titik yang berdekatan tidak diametral dan paling banyak ada tiga titik pada setengah busur yang sama, 3) jenis-jenis segiempat tali busur yang dapat terbentuk antara lain persegi tali busur, persegi panjang tali busur, trapesium sama kaki, dan layang-layang tali busur, 4) jenisjenis segiempat garis singgung yang dapat terbentuk antara lain persegi, belah ketupat, trapesium, trapesium sama kaki, trapesium sikusiku, dan layang-layang, 5) jenis segiempat garis singgung yang terbentuk apabila telah diberikan segiempat tali busur istimewa pada lingkaran yang sama antara lain terbentuk persegi garis singgung apabila diberikan persegi tali busur,

11 Kajian Segiempat Tali (Izza Nur Sabila) terbentuk belah ketupat garis singgung apabila diberikan persegi panjang tali busur, terbentuk layang-layang garis singgung apabila diberikan trapesium sama kaki tali busur, dan terbentuk trapesium sama kaki garis singgung apabila diberikan layang-layang tali busur, 6) jenis segiempat tali busur yang terbentuk apabila telah diberikan segiempat garis singgung istimewa pada lingkaran yang sama antara lain terbentuk persegi tali busur apabila diberikan persegi garis singgung, terbentuk persegi panjang tali busur apabila diberikan belah ketupat garis singgung, terbentuk layang-layang tali busur apabila diberikan trapesium sama kaki garis singgung, terbentuk segiempat tali busur sembarang pabila diberikan trapesium siku-siku garis singgung, terbentuk segiempat tali busur sembarang pabila diberikan trapesium garis singgung, dan terbentuk trapesium sama kaki tali busur apabila diberikan layang-layang garis singgung. DAFTAR PUSTAKA Ariawan, I Putu Wisna. (2014). Geometri Bidang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Greig, Jo. (2012). Tutor in a Book s Geometry (2 nd ed.). California: The Geometry Store Berkeley. Murdanu, Drs. (2003). Geometri (Geometri Euclides secara Deduktif-Aksiomatif). Yogyakarta: FMIPA UNY. Musser, G.L., Trimpe, L.E. & Maurer, V.R. (2008). College Geometry: A Problemsolving Approach with Applications (2 nd ed.). United States: Pearson Eduaction, Inc. Rawuh, Drs. (1988). Materi Pokok Geometri. Jakarta: Komunika Universitas Terbuka. Smith, Rolland R. & Ulrich, James F. (1956). Plane Geometry. New York: Harcourt, Brace & World. Saran Pembahasan yang dilakukan hanya sebatas tentang syarat-syarat terbentuknya segiempat tali busur dan segiempat garis singgung serta jenis-jenis segiempat tali busur dan segiempat garis singgung. Untuk itu, disarankan untuk mengembangkan pembahasan terkait sifat-sifat khusus serta rumus-rumus pada segiempat tali busur maupun segiempat garis singgung. Dengan mengulas sifat-sifat umum pada segiempat tali busur dan segiempat garis singgung akan sangat membantu pembahasan tersebut.