BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G)

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

kecuali . kecuali . kecuali

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

No Indikator Soal Valid

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

STOIKIOMETRI Konsep mol

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

KESETIMBANGAN. titik setimbang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu.

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Oleh. Dewi Candrawati

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

Bab IV Hukum Dasar Kimia

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman

wanibesak.wordpress.com 1

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Sulistyani, M.Si.

Persiapan UN 2018 KIMIA

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )


kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

BAB 9. KINETIKA KIMIA

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

Transkripsi:

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA TIU : 1. Memahami definisi kimia dan mengidentifikasi keadaan kimia. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kimia: Prinsip Le Chatelier. Memahami aplikasi kimia dalam perolehan produk pada reaksi kimia Sasaran Pembelajaran Setelah mempelajari chapter ini, mahasiswa : -mengerti sifat dan karakteristik. -mampu menuliskan persamaan konstanta tanpa mencantumkan konsentrasi padatan dan pelarut (misalkan air) -mampu menuliskan konstanta yang dinyatakan dengan konsentrasi (Kc) dan dengan tekanan parsial (Kp) -mengetahui perubahan K bila :*.koefisien stoikiometri berubah. *Reaksi dibalik. *dua reaksi digabungkan. -Mengerti arti K>>1, K<<1 atau K=1. Pokok Bahasan Sifat dan karakteristik Kesetimbangan Kimia Sub Pokok Bahasan 1.Reaksi reversibel. Kesetimbangan dinamik. Sifat keadaan 1. Keadaan. Konstanta, Reaksi yang melibatkan padatan dan air 4. Hibungan Kp dan Kc 4. Manipulasi Ruang Lingkup Bahasan.*Reaksi kimia bersifat reversibel. *Kesetimbngan bersifat dinamik * Sifat keadaan sama, tak perduli arah pendekatannya. - Persamaan konstanta : * Reaksi yang melibatkan padatan dan air. * Hubungan Kp dan Kc. * Manipulasi persamaan. * Pengertian konstanta Pentingnya mempelajari topik ini Dapat dibuktikan, bahwa dalam kenyataanya, hampir semua reaksi kimia bersifat reversibel dan dinamis. -Dapat diketahui, bahwa semua perubahan baik kimia maupun fisika selalu menuju ke keadaan yang paling stabil, yaitu keadaan, -Posisi secara kuantitatif dinyatakan dengan konstanta K.

-Mampu menentukan dan menggunakan quosien reaksi Q untuk menyatakan keadan reaksi -Mampu menentukan konstanta melalui perhitungan. Mampu menentukan konsentrasi reaktan dan produk pada dengan menggunakan konstanta. -Menggunakan prinsip Le Chatelier untuk menentukan pengaruh temperatur, perubahan konsentrasi dan volume terhadap posisi. Quosien Reaksi Quosien Reaksi 1.Pengertian Quosien reaksi. Hubungan Qc dan Kc Konstanta Kesetimbangan Perhitungan menggunakan konstanta Prinsip Le Chatelier Konstanta Kesetimbangan Perhitungan menggunakan konstanta Prinsip Le Chatelier 1.product favored.reactant favored 1.Konstanta. Perhitungan konsentrasi produk dan reaktan pada - Pengaruh temperatur terhadap - Pengaruh penambahan dan pengurangan reaktan atau produk. - Pengaruh perubahan volume terhadap fasa gas. Dengan mengetahui nilai Qc dan Kc dapat diketahui apakah reaksi telah mencapai atau belum. Nilai konstanta perlu ditentukan untuk menentukan posisi, apakah product favored atau reactant favored. -Dapat melakukan perhitungan dengan memanfaatkan konstanta untuk menentukan konsentrasi produk dan reaktan sisa pada. -Dapat dimengerti, bahwa jika suatu diadakan aksi, maka akan bergeser untuk meniadakan aksi tersebut membentuk baru. -Dengan mengubah temperatur, konsentrasi dan volume akan didapat produk optimum atau meminimalkan produk yang tidak diinginkan. 4

Konsep merupakan dasar dalam ilmu kimia. Dalam kenyataanya reaksi kimia yang bersifat reversibel, dalam sistim tertutup, pada keadaan akhir akan didapatkan antara reaktan dan produk. Selain itu gangguan dari luar juga akan mempengaruhi proses. Sifat-sifat keadaan Pada prinsipnya semua reaksi kimia bersifat reversibel, artinya hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk reaktan. Sebagai contoh reaksi reversibel di alam adalah pembentukan kalsium karbonat stalaktit yang menggantung pada langit-langit gua batu kapur dan stalagmit yang tumbuh pada dasar gua. Contoh pelarutan dan pengendapan kembali batu batu kapur di laboratorium adalah apabila ion Ca + dan HCO - (misalkan CaCl dan NaHCO ) ditempatkan dalam beaker terbuka berisi air, maka segera akan terlihat gelembung gas CO dan endapan CaCO : Ca + (aq) + HCO - (aq) CaCO (s) + CO (g) + H O(l) Apabila ke dalam larutan tersebut dimasukan dry ice (CO padat), maka padatan CaCO akan larut kembali : CaCO (s) + CO (g) + H O(l) Ca + (aq) + HCO - (aq) Percobaan ini menggambarkan reaksi kimia yang reversibel. Bila reaksi kalsium karbonat, air dan karbon dioksida dilakukan dengan cara yang berbeda. Misalkan larutan ion Ca + dan HCO - ditempatkan dalam wadah tertutup, sehingga CO tidak dapat lolos: Ca + (aq) + HCO - (aq) CaCO (s) + CO (g) + H O(l) Reaksi pembentukan CaCO dan CO tersebut pada awalnya terus berlangsung, tetapi akhirnya tidak didapatkan perubahan lagi. Dari hasil pengujian didapatkan Ca +, HCO -, CaCO, CO, dan H O di dalam sistim. Tidak adanya perubahan, bukan berarti reaksi telah berhenti, melainkan reaksi telah mencapai. Pada awalnya, Ca + - dan HCO bereaksi membentuk produk dengan kecepatan tertentu. Semakin banyak reaktan yang bereaksi, maka kecepatan reaksi semakin lambat. Sebaliknya kecepatan pembentukan produk (CaCO, CO dan H O) semakin meningkat dengan semakin bertambahnya konsentrasi. Akhirnya, kecepatan reaksi ke kanan (pembentukan CaCO ) sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pelarutan kembali CaCO ). Pada keadaan ini, secara makroskopik tidak terlihat adanya perubahan. Dikatakan sistim berada 5

pada keadaan dinamis, artinya reaksi ke kanan maupun ke kiri terus berlangsung tetapi dengan kecepatan yang sama. Contoh Kesetimbangan dinamis Reaksi : N O 4 (g) = NO (g) Gambar.1: Kesetimbangan dinamis Untuk membuktikan bahwa adalah dinamis, dilakukan percobaan reaksi antara ion besi (III) dengan ion tiosianat SCN - ; Fe(H O) + 6 (aq) + SCN - (aq) Fe(H O) 5 (SCN) + (aq) + H O(l) hampir tidak tidak jingga-merah berwarna berwarna Ke dalam larutan ditambahkan setetes larutan ion SCN - radioaktif dan segera dianalisis. Hasilnya, ion SCN - terdapat di dalam Fe(H O) 5 (SCN) +. Pengamatan ini dapat diterangkan dengan reaksi : Fe(H O) 5 (SCN) + (aq) + H O(l) Fe(H O) + 6 (aq) + SCN - (aq) Fe(H O) + 6 (aq) + S 14 CN - (aq) Fe(H O) 5 (S 14 CN) + + H O(l) Satu-satunya cara agar ion S 14 CN - radioaktif terikat dalam ion Fe(H O) 5 (SCN) + adalah bila reaksi pertukaran dengan air bersifat dinamis dan reversibel, dan terus berlangsung walaupun telah mencapai. Proses tidak hanya dinamis dan reversibel, tetapi untuk reaksi yang spesifik, sifat keadaan adalah sama tak perduli pendekatannya dari arah mana pendekatannya. 6

Contoh: pengukuran konsentrasi asam asetat dan ion asetat pada. Percobaan pertama CH COOH(aq) + H O(l) CH CO - (aq) + H O + (aq) asam asetat ion asetat ion hidronium Oleh karena asam asetat merupakan asam lemah, maka konsentrasi ion asetat dan ion hidronium yang dihasilkan kecil. Percobaan kedua dicampurkan natrium asetat dan asam klorida : NaCH CO (aq) + HCl(aq) CH CO H(aq) + H O(l) Oleh karena HCl merupakan asam kuat, maka persamaan reaksi ioniknya : CH CO - (aq) + H O + (aq) CH CO H(aq) + H O(l) Ion asetat ion hidronium asam asetat Jika pada percobaan pertama konsentrasi awal asam asetat 1 mol, dan pada percobaan kedua konsentrasi awal natrium asetat dan HCl masing-masing 1 mol (semuanya dalam volume yang sama), maka konsentrasi asam asetat, ion asetat dan ion hidronium pada kesetimbanga adalah identik.. Konstanta Kesetimbangan Letak dari suatu reaksi dapat dinyatakan dengan ungkapan konstanta, yang mengkorelasikan antara konsentrasi reaktan dan produk pada dan temperatur tertentu. Contoh reaksi hidrogen dengan iodine menghasilkan hidrogen iodida : H (g) + I (g) HI(g) Hasil dari beberapa percobaan, pada nilai perbandingan [ HI [ H [ I Mempunyai harga yang selalu sama untuk semua percobaan yang dilakukan pada 45 o C. 7

Penulisan Persamaan Konstanta Kesetimbangan Reaksi yang melibatkan padatan 1 Contoh : S8 (s) + O (g) SO (g) 8 K = [ S [ SO 1/ 8 8 [ O Konsentrasi reaktan atau produk padat tidak dimasukkan ke dalam persamaan konstanta di atas. Oleh karena sulfur berupa molekul padat dan karena konsentrasi molekul di dalam padatan tetap, maka konsentrasi sulfur tidak berubah oleh reaksi atau penambahan maupun pengurangan sebagian padatan. Juga, konsentrasi O dan SO tidak berubah terhadap jumlah sulfur, sepanjang dalam terdapat sulfur padat. Persamaan konstanta untuk reaksi pembakaran sulfur di atas : [ SO K = [ O Reaksi yang melibatkan air Contoh : NH (aq) + H O (l) NH + 4 (aq) + OH - (aq) Konsentrasi air sangat tinggi di dalam larutan encer, maka pada dasarnya konsentrasi air tidak berubah oleh reaksi. Oleh karena itu, konsentrasi molar air, seperti juga padatan, tidak dimasukan dalam persamaan konstanta. Jadi dituliskan ; K = + [ NH 4 [ OH [ NH Kc dan Kp Konsentrasi di dalam persamaan konstanta biasanya dinyatakan dengan mol/l (M), oleh karena itu simbol K seringkali dituliskan dengan Kc. Akan tetapi untuk gas, konsentrasi reaktan atau produk dapat dinyatakan dengan tekanan parsial p, sehingga K dituliskan dengan Kp. Dalam beberapa reaksi nilai Kc = Kp, tetapi seringkali Kc dan Kp berbeda. 8

Contoh : N (g) + H (g) NH (g) ( PNH ) Kp = = ( P )( P ) N H 5,8 x 10 5 pada 5 o C Nilai Kc berbeda dengan nilai Kp P = [mol/l(rt) [[ NH ( RT ) Kp = = [[ NH ( RT )[ H ( RT ) Kp = 5,8 x 10 5 Kc = [(0,0806)(98) Kc =,5 x 10 8 [ NH [ N [ H 1 ( RT ). Kc = (RT ) Hubungan Kc dan Kp : Kp = Kc (RT) n n = total mol produk gas total mol reaktan gas Bila n = 0, maka Kp = Kc, seperti pada reaksi berikut : HI(g) H (g) + I (g) Penggunaan persamaan Kesetimbangan Persamaan reaksi dapat dituliskan dengan berbagai koefisien stoikiometri. (1) Jika koefisien reaksi dikalikan faktor n. Contoh : oksidasi karbon menjadi karbon monoksida : 1 [ CO C(s) + O (g) CO(g) K 1 = = 4,6 x 10 pada 5 o C 1/ [ O [ CO C(s) + O (g) CO(g) K = =,1 x 10 47 pada 5 o C [ O Bila kedua persamaan reaksi di atas dibandingkan, maka K = (K 1 ) : K = [ CO [ O [ 1 [ CO = O = K 1 () Jika persamaan reaksi dibalik. Contoh : HCO H(aq) + H O(l) HCO - (aq) + H O + (aq) 9

+ [ HCO [ H O K 1 = = 1,8 x10-4 pada 5 o C [ HCO H Reaksi sebaliknya : HCO - (aq) + H O + (aq) HCO H(aq) + H O(l) [ HCOH K = = 5,6 x 10 pada 5 o C + [ HCO [ H O Jadi K = 1 K 1 () Apabila dua persamaan reaksi digabungkan menghasilkan persamaan reaksi total. Contoh : ` AgCl(s) Ag + (aq) + Cl - (aq) K 1 = [Ag + [Cl - = 1,8x10-10 Ag + (aq) + NH (aq) Ag(NH ) + [ Ag( NH ) (aq) K = = + [ Ag [ NH + 1,6 x10 7 AgCl(s) + NH (aq) Ag(NH ) + (aq) + Cl - (aq) K total = K 1. K = [Ag + [Cl - [ Ag( NH ). = + [ Ag [ NH = K 1.K =,9 x 10 - + [ Ag( NH [ NH + ) [ Cl Contoh 1. Penggunaan persamaan konstanta Campuran nitrogen, hidrogen dan amoniak berada dalam. Persamaan reaksi dapat dituliskan : Persamaan 1 : N (g) + H (g) NH (g) K 1 =,5 x 10 8 pada 5 o C 1 Persamaan : N (g) + H (g) NH (g) K =? Persamaan : NH (g) N (g) + H (g) K =? Berapakah harga K dan K?. Jawab : [ NH K 1 = =,5 x10 8 [ NH dan K = 1/ / [ N [ H [ N [ H Terlihat, bahwa K 1 = K atau K = K 1 = 8,5x 10 = 1,9 x10 4 0

Persamaan kebalikan dari persamaan 1: [ N [ H K = [ NH 1 K = = K 1 1,5x10 8 =,9 x 10-9 Cara penulisan dan manipulasi persamaan konstanta : 1. Konsentrasi padatan dan cairan yang digunakan sebagai pelarut tidak dituliskan di dalam persamaan ini.. Apabila koefisien stoikiometri pada persamaan reaksi diubah dengan faktor n, maka K baru = ( K lama ) n.. Apabila persamaan reaksi dibalik, maka K baru = 1 K lama 4. Apabila beberapa persamaan reaksi digabungkan menghasilkan persamaan reaksi total, maka K total = K 1. K. K... 5. Nilai K bergantung terhadap cara penulisan satuan konsentrasi (mol/l atau P). Arti Konstanta Kesetimbangan Nilai konstanta memberikan informasi tentang posisi, apakah reaksi lebih ke arah produk atau lebih condong ke arah reaktan. Konstanta juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah produk yang dihasilkan pada Contoh : reaksi Nitrogen monoksida dengan ozon, K>>1 : Reaksi product-favored; konsentrasi produk lebih besar dibandingkan konsentrasi reaktan. NO(g) + O (g) NO (g) + O (g) Kc = 6 x 10 4 pada 5 o C = [ NO [ O [ NO[ O Kc >>1, berarti pada [NO [O >> [NO[O, reaktan hampir habis dan reaksi dikatakan sempurna. K<<1 : Reaksi reactant-favored, konsentrasi reaktan lebih besar dibandingkan konsentrasi produk. 1

O (g) O (g) Kc =,5 x 10-9 pada 5 o [ O C = / [ O Kc<<1, berarti pada [O << [O /, hanya sedikit sekali O yang berubah menjadi O.. Quosien Reaksi (Q) Keadaan untuk suatu reaksi kimia dapat digambarkan dengan grafik. Contoh reaksi transformasi butana menjadi isobutana : Butana isobutana [ isobu tan a Kc = =,50 pada 98 K [ bu tan a Bila konsentrasi salah satu senyawa diketahui, maka konsentrasi senyawa lainnya pada dapat diketahui dari nilai konstanta. Misalkan [butana 0,80 M, maka [isobutana pada pasti : [isobutana = Kc [butana =,50 (0,80 M) =,0 M. Demikian pula untuk [butana lainnya, diperoleh [isobutana pada. Plot antara [butana terhadap [isobutana ditunjukkan oleh Gambar.. Garis [isobutana Q > K Q = K=,5 Q < K [butana Gambar. Kurva Q = K, sistim berada dalam Q < K, sistim tidak berada dalam, reaktan cenderung berubah menjadi produk untuk mencapai

Q > K, sistim tidak berada dalam, produk harus kembali ke reaktan untuk mencapai ber Setiap titik di dalam Gambar menyatakan nilai perbandingan [isobutana / [butana. Nama umum untuk perbandingan ini adalah quosien reaksi (Q), dan Q = K hanya terjadi ketika reaksi berada pada. Misalkan suatu sistim dengan komposisi mol/l butana dan 4 mol/l isobutana (pada 98 K). Ini berarti : [ isobu tan a 4,0 Qc = = = 1, [ bu tan a,0 Karena Qc < K, berarti sistim tidak berada dalam. Untuk mencapai, sebagian butan harus berubah menjadi isobutana. Transformasi ini akan terus berlangsung hingga [isobutana / [butane =,5, yaitu Qc = Kc dan perbandingan ini digambarkan dengan titik pada garis. Contoh soal. Quosien Reaksi Gas coklat NO berada dalam dengan gas tak berwarna N O 4. Kc = 170 pada 98K. NO (g) N O 4 (g) Misalkan konsentrasi NO = 0,015 M, dan konsentrasi N O 4 = 0,05 M. Apakah Qc lebih besar, lebih kecil atau sama dengan Kc?.Apabila sistim tidak berada dalam, ke arah manakah reaksi berlangsung untuk mencapai Jawab : Konstanta reaksi : [ N O4 Kc = = 170 [ NO Quosien reaksi : (0,05) Qc = 110 (0,015) = Jadi Qc < Kc, sehingga reaksi belum mencapai. Untuk mencapai, sebagian NO harus berubah menjadi N O 4 jadi [N O 4 semakin besar dan [NO berkurang hingga Qc = Kc.

4. Menentukan konstanta Jika konsentrasi semua reaktan dan produk pada diketahui, maka nilai konstanta K dapat dihitung. Contoh soal. Menghitung Konstanta Kc Untuk reaksi : SO (g) + O (g) SO (g) mencapai saat [SO =,61x10 - mol/l, [O = 6,11x10-4 mol/l, dan [SO = 1,01x10 - mol/l pada 85 K. Hitunglah Kc pada 85 K. Jawab : [ SO Kc = [ O[ SO = (91,01x10 ) 4 (6,11x10 )(,61x10 ) = 1,8x10 4 Apabila yang diketahui hanya konsentrasi awal reaktan dan konsentrasi dari salah satu reaktan atau produk, maka konsentrasi reaktan atau produk lainnya pada dapat dihitung menggunakan persamaan kimia. Konsentrasi gas dapat dinyatakan sebagai mol/l atau tekanan parsial. Contoh soal 4. Menghitung konstanta yang dinyatakan dengan konsentrasi. Sebanyak 1,00 mol SO dan 1,00 mol O ditempatkan dalam flask 1,00 L pada 1000 K. Saat telah dicapai, terbentuk 0,95 mol SO. Hitunglah Kc pada 1000 K untuk reaksi : SO (g) + O (g) SO (g) Jawab : Persamaan SO + O SO Mol awal 1,00 1,00 0 Perubahan dalam mencapai - 0,95-0,95/ +0,95 Kesetimbangan Mol pada 1,00-0,95 1,00-0,95/ 0,95 4

Konsentrasi pada 0,075mol 1,00L 0,57mol 1,00L 0,95mol 1,00L [ SO (0,95) Kc = = =,8x10 [ SO [ O (0,075) (0,57) Contoh soal 5. Menghitung konstanta gas yang dinyatakan dengan tekanan parsial (Kp). Suatu tangki mula-mula berisi H S dengan tekanan 10,00 atm pada 800 K. Ketika reaksi telah mencapai, tekanan parsial uap S sebesar,0x10 - atm. Hitunglah nilai Kp untuk dekomposisi H S : H S(g) H (g) + S (g) Persamaan H S H + S Tekanan awal (atm) 10,0 0 0 Perubahan - X + X + X Tekanan parsial 10,0-X X X (dalam X) Tekanan parsial 10,00-(0,00) (0,00) 0,00 (dalam atm) P H. PS Kp = = P H S [(0,00) (0,00) [10,00 (0,00) =,x10-7 5. Penggunaan konstanta Kesetimbangan di dalam perhitungan Apabila nilai K diketahui, maka konsentrasi reaktan atau produk dapat diketahui. Problem ini dapat diselesaikan dengan bantuan tabel, dimana jumlah zat yang tidak diketahui dimisalkan x. Contoh Soal 6. Menghitung konsentrasi dari Konstanta Kesetimbangan a. Dimisalkan X adalah jumlah reaktan H atau I yang dikonsumsi. Untuk reaksi berikut : H (g) + I (g) HI (g) Pada suhu 45 o C, nilai Kc = 55,64. Apabila 1,00 mol H dan 1,00 mol I keduanya 5

ditempatkan di dalam flask berukuran 0,500 L pada 45 o C, berapakah konsentrasi H, I, dan HI pada?. Jawab: Harga konstanta [ HI Kc = [ H [ I Buat tabel untuk mendapatkan konsentrasi H, I, dan HI yang mengandung nilai X. Misalkan X adalah jumlah H atau I yang dikonsumsi dalam reaksi. Jumlah HI yang dihasilkan X karena faktor stoikiometri ( mol HI / 1 mol H ). Persamaan H + I HI Mol awal 1,00 1,00 0 Konsentrasi awal (mol/l) 1,00mol 0,500L 1,00mol 0,500L 0 =,00 M =,00 M Perubahan konsentrasi - X - X + X Konsentrasi (mol/l),00-x,00-x X Harga konstanta dapat disubstitusikan ke dalam ungkapan konstanta : [ HI (X) (X) Kc = 55,64 = = = [H [I (,00-X)(,00-X) (,00-X) Nilai X dapat ditentukan dengan mengakarkan kedua sisi persamaan, Kc = 7,459 = X,00 X 6

7,459 (,00 X) = X 14,9 7,459X = X 14,9 = 9,459X X = 1,58 Dengan diketahui nilai X, maka konsentrasi reaktan dan produk dapat ditentukan : [H = [I =,00-X = 0,4 M [HI = x =,16 M Untuk mengecek kebenaran nilai yang diperoleh, nilai ini disubstitusikan kembali ke dalam ungkapan konstanta Kc = (,16) / (0,4) = 57. Nilai K ini sesuai dengan nilai Kc yang diketahui pada soal. Adanya sedikit perbedaan dengan nilai Kc yang diketahui yaitu 55,64 disebabkan karena [H dan [I hanya dituliskan dengan dua angka dibelakang koma. b. Dimisalkan Y adalah jumlah produk HI yang dihasilkan. Persamaan H + I HI Konsentrasi awal,00 M,00 M 0 Perubahan konsentrasi -Y/ -Y/ +Y Konsentrasi,00-Y/,00-Y/ Y Konsentrasi ini disubstitusikan ke dalam ungkapan konstanta : [HI ( Y ) Kc = 55,64 = = [H [I (,00-Y/) (,00-Y/) Penyelesaian menghasilkan nilai Y =,16, berarti [HI =,16. Sama seperti yang diperoleh pada soal 6. Contoh Soal 7. Menghitung konsentrasi dari konsentrasi. Apabila nilai X < 5% dari jumlah terkecil, maka X dapat diabaikan. Reaksi berikut : 7

N (g) + O (g) NO(g) berkontribusi terhadap pencemaran udara, dihasilkan dari pembakaran bahan bakar gasoline mesin di udara pada temperatur tinggi. Pada 1500K, Kc = 1,0x10-5. Suatu sampel udara dipanaskan dalam wadah tertutup sampai 1500K.Sebelum terjadi reaksi [N = 0,80 mol/l dan [O = 0,0 mol/l. Hitunglah konsentrasi NO. Jawab : Buat tabel konsentrasi. Persamaan: N + O NO Konsentrasi awal (mol/l) 0,80 0,0 0 Perubahan konsentrasi -X -X +X Konsentrasi 0,80-X 0,0-X X Konsentrasi ini disubstitusikan ke dalam ungkapan konstanta : (X) Kc = 1,0 x 10-5 = (0,80-X) (0,0-X) (1,0X10-5 ) (0,80-X) (0,0-X) = 4 X (1,0X10-5 ) (0,16-1,00X + X = 4 X (4-1,0x!0-5 ) X + (1,0x10-5 ) X 0,16x10-5 = 0 ax bx c 0 Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus kuadrat yang terdapat pada Appendix A. Dihasilkan : X = 6,x10-4 atau X = - 6,x10-4 Oleh karena X didefinisikan sebagai jumlah N yang bereaksi dan X adalah jumlah NO yang terbentuk, maka nilai X yang negatif tidak ada artinya. Berarti untuk menghitung konsentrasi reaktan dan produk pada digunakan nilai X yang positif. [N = 0,80 6,x10-4 = 0,80 M [O = 0,0 6,x10-4 = 0,0 M [NO = X = 1,6x10 - M 8

Pada contoh ini terlihat, bahwa jumlah NO yang terbentuk sangat kecil dibandingkan dengan jumlah N dan O yang dikonsumsi. Disini X dapat diabaikan terhadap 0,80 atau 0,0, berarti 0,80 X = 0,80 dan 0,0 X = 0,0. Penyelesaian menggunakan ungkapak konstanta : Kc = 1,0x10-5 = (X ) (0,80)(0,0 1,6x10-6 = 4X X = 6,x10-4 Nilai X yang diperoleh dengan pengabaian sama dengan yang dihasilkan dari persamaan kuadrat. Bagaimana kita kita dapat mengetahui bahwa nilai X sangat kecil, sehingga harga X dapat diabaikan dan penyelesainnya tidak perlu menggunakan rumus kuadrat. Di dalam banyak perhitungan kimia, nilai X dapat diabaikan apabila nilai X < dari 5% jumlah reaktan awal yang terkecil (dalam hal ini 0,0). Pada contoh soal di atas, nilai X yang diperoleh 6,x10-4, yaitu [(6,x10-4 ) / 0,0 = 0,% dari jumlah reaktan awal yang terkecil. Umumnya, di dalam menyelesaikan soal seperti di atas : (1) Diumpamakan nilai yang tidak diketahui (X) kecil dan selesaikan dengan menggunakan persamaan yang disederhanakan. () Kemudian bandingkan nilai X terhadap jumlah reaktan yang terkecil. Apabila hasilnya < dari 5%, maka penyelesainnya tidak perlu menggunakan persamaan kuadrat. 6. Mengganggu kimia: prinsip Le Chatelier Ada tiga cara yang biasa digunakan untuk mengganggu reaksi kimia: (1) mengubah temperatur, () mengubah konsentrasi reaktan atau produk, dan () mengubah volume (Tabel ) Apabila temperatur sistim dinaikan (dengan menambahkan energi panas), maka reaksi kimia akan berlangsung dengan upaya untuk mendinginkan sistim ( dengan menggunakan energi panas tersebut). Apabila reaktan atau produk ditambahkan pada reaksi pada, maka sistim akan mengadakan respons dengan cara menggunakan zat yang ditambahkan tersebut. Pada sistim yang salah satu atau lebih reaktan atau produknya berupa gas, maka dengan 9

mengecilkan volume wadah akan menyebabkan peningkatan tekanan; sistim akan bereaksi dalam usaha untuk menurunkan tekanan tersebut. Fenomena di atas dikenal dengan prinsip Le Chatelier: Jika terhadap suatu dilakukan gangguan, maka akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh gangguan tersebut. Gangguan Penambahan reaktan Tabel Pengaruh gangguan terhadap kesetimbagan dan K Perubahan agar campuran Pengaruh terhadap Pengaruh terhadap K kembali ke Sebagian reaktan yang Bergeser ke kanan Tak berubah ditambahkan dikonsumsi Penambahan produk Volume diperkecil, tekanan diperbesar Sebagian produk yang ditambahkan dikonsumsi Tekanan diperkecil Bergeser ke kiri Bergeser ke arah jumlah molekul gas yang lebih kecil Tak berubah Tak berubah Volume diperbesar, tekanan diperkecil Temperatur dinaikan Temperatur diturunkan Tekanan diperbesar Energi panas dikonsumsi Energi panas dikeluarkan Bergeser ke arah jumlah molekul gas yang lebih besar Bergeser ke arah reaksi endoterm Bergeser ke arah reaksi eksoterm Tak berubah Berubah Berubah Pengaruh perubahan temperatur terhadap Secara kualitatif dapat ditentukan pengaruh perubahan temperatur terhadap posisi suatu reaksi kimia, apabila diketahui reaksi bersifat endoterm atau eksoterm. Sebagai contoh reaksi endoterm N dengan O menghasilkan NO berikut : N (g) + O (g) NO(g) H o reaksi = + 180,5 kj Konstanta, Kc Temperatur (K) 4,5 x 10-1 98 6,7 x 10-10 900 1,7 x 10-00 Di sekeliling kita terdapat N dan O, tetapi pada temperatur kamar kemungkinan untuk bereaksi sangat kecil. Posisi hampir sempurna ke kiri.akan tetapi bila campuran N dan O tersebut dipanaskan di atas 700 o C, seperti halnya di dalam mesin mobil, 40

bergeser ke arah NO. Hasil percobaan terhadap konstanta di atas, menunjukan [NO meningkat dan [N dan [O menurun apabila temperatur dinaikan. Mengapa nilai K pada reaksi di atas berubah terhadap temperatur. Perubahan entalpi reaksi sebesar + 180,5 kj, sehingga dapat dibayangkan panas sebagai reaktan. Menurut prinsiple Chatelier, adanya penyerapan energi (sebagai panas) menyebabkan bergeser ke arah yang berlawanan dengan input energi tersebut. Cara untuk menetralisir input energi ini adalah dengan cara menggunakan panas yang ditambahkan tersebut dengan mengkonsumsi lebih banyak N dan O menghasilkan NO yang lebih banyak pula. Oleh karena nilai pembilang semakin besar dan penyebut semakin kecil, maka nilai K menjadi semakin besar. Contoh reaksi eksoterm antara dua molekul gas NO coklat membentuk N O 4 tak berwarna : NO (g) N O 4 (g) H 0 reaksi = - 57, kj Konstanta, Kc Temperatur (K) 100 7 170 98 Reaksi di atas bersifat eksoterm, sehingga dapat dibayangkan panas sebagai produk reaksi. Apabila temperatur diturunkan, konsentrasi NO berkurang dan konsentrasi N O 4 meningkat, nilai K semakin besar. Gambar. menunjukan pengaruh temperatur terhadap. Pengaruh penambahan atau penghilangan reaktan atau produk Apabila konsentrasi reaktan atau produk pada dirubah, maka reaksi akan bergeser ke posisi baru agar quosient reaksi tetap sama dengan K.Contoh butana / isobutana: Butana isobutana Kc =,5 Misalkan pada campuran mengandung dua molekul butana dan lima isobutana. Perbandingan molekul 5/ atau,5/1, yaitu nilai konstanta. Apabila ke dalam campuran tersebut ditambahkan 7 molekul isobutana, jumlah molekul isobutana menjadi 1 dan butana tetap. Nilai quosient reaksi Q = 6/1. Q > K. Untuk mendapatkan baru, sebagian molekul isobutana harus berubah menjadi molekul butana. Proses ini terus berlangsung 41

sampai dihasilkan perbandingan [isobutana / [butana 5/ atau,5/1 kembali. Dalam hal ini, berarti bila dari 1 molekul isobutana berubah menjadi butana, maka perbandingan isobutana terhadap butana pada baru menjadi,5/1 kembali. Gambar. Pengaruh temperatur terhadap. Kedua tabung berisi NO (coklat) dan N O 4 (tak berwarna). Tabung kanan dicelupkan dalam ice bath pada 0 o C, terlihat coklat sedikit karena tekanan parsial gas NO kecil. Tabung kiri suhu 50 o C, terlihat warna coklat lebih gelap, karena bergeser ke arah NO. Jika suhu sistim pada dinaikkan, maka untuk reaksi endoterm akan bergeser ke arah produk, dan untuk reaksi eksoterm bergeser ke arah reaktan. Ke arah sebaliknya, jika suhu diturunkan. Contoh Soal 8. Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap. Di dalam labu 1,00 L terdapat [butana = 0,500 mol/l dan [isobutana = 1,5 mol/l yang berada dalam. Ke dalam campuran tersebut ditambahkan 1,50 mol/l butana. Berapakah konsentrasi butana dan isobutana di dalam baru?. Jawab : Kesetimbangan Butana Isobutana Konsentrasi awal (M) 0,500 1,5 Konsentrasi sesaat setelah penambahan butana 0,500+1,50 1,5 Perubahan konsentrasi untuk menuju baru - X + X Konsentrasi pada baru (M),00 - X 1,5 + X 4

[ isobu tan a baru Kc = =, 5 = [ bu tan a baru 1,5 +,00,50 (,00 - X) = 1,5 + X,75 =,50 X X = 1,07 mol/l Konsentrasi butana dan isobutana pada baru : [butana =,00 X = 0,9 mol/l [isobutana = 1,5 + X =, mol/l Perbandingan [isobutana / [butana =,/0,9 =,5. X X Pengaruh perubahan volume terhadap fasa gas Untuk reaksi yang melibatkan gas, apa yang terjadi pada konsentrasi atau tekanan apabila ukuran wadah dirubah?. ( Misalkan ketika bahan bakar dan udara dikompresi di dalam mesin mobil). Jawabannya, apabila volume gas berubah, konsentrasi juga harus berubah, dan posisi berubah. Sebagai contoh : NO (g) N O 4 (g) [ N O4 Coklat tak berwarna Kc = = 170 pada 98 K [ NO Reaksi di atas dilakukan dalam suatu wadah dan terjadi saat [N O 4 = 0,080 mol/l dan [NO = 0,018 mol/l. Apabila volume wadah dikecilkan menjadi separuhnya, maka konsentrasi gas menjadi dua kali lebih besar, yaitu [N O 4 = 0,0560 mol/l dan [NO = 0,056 mol/l. Nilai Q = (0,0560) / (0,056) = 85,5.Oleh karena Q < K, maka jumlah produk harus meningkat dan bergeser ke arah pembentukan N O 4. Pergeseran reaksi ini terus berlangsung hingga diperoleh nilai Q = K kembali. Untuk reaksi yang melibatkan gas, pengurangan volume (peningkatan tekanan) akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya lebih sedikit dan sebaliknya. Daftar Pustaka Brown, LeMay, Bursten, Murphy, Chemistry The Central Science, 11th eds, Pearson Educational International, 009, 66-665. 4