Gambar 7.4 skema trickle bed reactor

dokumen-dokumen yang mirip
PERALATAN INDUSTRI KIMIA

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH

TUTORIAL III REAKTOR

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA

Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN

Chemostat Cascade gabungan antara dua atau lebih CSTRs dalam rangkaian seri menghasilkan proses multi-tahap di mana kondisi seperti ph,

Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

Gambar IV.21 Hubungan kondisi pengudaraan dan effluen S COD untuk ketiga reaktorr

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

Teknik Reaksi Kimia Lanjut

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

BAB 3 PEMODELAN TANGKI REAKTOR BIODIESEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

B T A CH C H R EAC EA T C OR

V. BIOREAKTOR SISTEM KONTINYU. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menyusun alur proses kontinyu dalam bioreaktor

Gambar 1 Proses Reaksi Kimia

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengolah an Kimia

Kinetika kimia. Shinta Rosalia Dewi

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi

TL 2104 PTL TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN. Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

n Biasa disebut juga sebagai piston flow, ideal n Reaktor ini juga disebut sebagai reaktor alir pipa n Di dalam RAP, fluida mengalir dengan pola

NME D3 Sperisa Distantina BAB V NERACA PANAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol

Rekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Pertemuan Ke-5 Bioreaktor Sistem Kontinyu. Bioreaktor sistem kontinyu:

Sistem tiga komponen

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

Hasil dan Pembahasan

BAB III : MODEL 19 BAB III MODEL

Bioreaktor Sistem Fedbatch & Kontinyu

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Rekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-3. Bioreaktor Sistem Kontinyu

c. Kenaikan suhu akan meningkatkan konversi reaksi. Untuk reaksi transesterifikasi dengan RD. Untuk percobaan dengan bahan baku minyak sawit yang

Laju Reaksi. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I

PMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

BAB 6 ANALISIS 6.2. Analisis Perhitungan dan Hasil Perhitungan Absorpsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA 2. Problem 6-5 dan Example 6-9

Kesetimbangan Fasa Bab 17

KINETIKA KIMIA. SHINTA ROSALIA DEWI

BAB II PEMBAHASAN. perpindahan panas.

4/16/2017. Start-up CSTR A, B Q A, B A, B. I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh. (Levenspiel, 1999, page 84)

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

KONVERSI KATALITIK GLYCEROL MENJADI ACETOL (HYDROXI-2 PROPANON) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

Laju Reaksi KIM 2 A. KEMOLARAN B. LAJU REAKSI C. UNGKAPAN LAJU REAKSI LAJU REAKSI. materi78.co.nr

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem

DAFTAR ISI. halaman. ii iii iv v. viii

yang berkaitan dengan Laju Reaksi, diberikan pada tabel berikut ini.

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

TUGAS KELOMPOK PERANCANGAN PROSES KIMIA (4 th Week May 2009)

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

KINERJA REAKTOR PACKEDDALAM PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK CURAH

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

TEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM. Universitas Mercu Buana Yogyakarata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Paguyaman yang berhubungan dengan materi laju reaksi diberikan dalam Tabel 2 berikut.

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. gugus hidrofilik pada salah satu sisinya dan gugus hidrofobik pada sisi yang

BAB II DESKRIPSI PROSES

MODIFIED PROSES CLAUSE PADA BERBAGAI UMPAN GAS REKAYASA PROSES APRILIANA DWIJAYANTI NIM

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON

3. METODE PENELITIAN

BAB III HASIL PENELITIAN

Bab 4 Termodinamika Kimia

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii UCAPAN SYUKUR DAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...

Katalis Katalis yang digunakan adalah Rhodium (US Patent 8,455,685).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Transkripsi:

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor Gambar 7. 5 Skema Slurry Reactor Gambar 7.6 plug flow reactor yang dirangkai serie

Reaktor tersebut dapat saja dioprasikan dalam rangkaian seri atau paralel. Dalam sistem reaktor paralel, aliran yang ada terbagi dalam sub-stream. Masing-masing adalah harus sesuai untuk sebuah reaktor. Aliran dari semua reaktor lalu dikumpulkan dan dicampur secara bersama. Diasumsikan dalam masing-masing kasus bahwa semua reaktor beroprasi pada tempratur yang sama. I. Reaktor Serie a. Reaktor aliran plug dalam susunan seri Gambar 7.6 menunjukan sebuah sistem susunan seri rektor aliran plug, dimana tidak terdapat sisa aliran antara reaktor berikutnya. Pada gambar tersebut terdapat 3 reaktor seri, tapi ada beberapa kasus yang jumlah reaktornya lebih sedikit atau lebih banyak. Jumlah volme pada susunan seri untuk N reaktor, diekspresikan dalam bentuk keseimbangan mol untuk masing-masing reaktor. Dengan kata lain, jumlah volume untuk semua reaktor diperoleh dengan mengintegralkan persamaan neraca mol input pada reaktor pertama dan cabang dari yang terakhir. Keseimbangan mol pada beberapa reaktr mungkin dapat dikalkulasikan pada bentuk sebuah konversi fraksi masukan (input) pada reaktur pertama. b. CSTR dalam susunan seri Sebuah sistem CSTR dalam susunan seri diilustrasikan pada Gambar 7.9. Dalam hal ini,cabang dari satu reaktor membentuk aliran yang ada pada reaktor yang berikutnya dalam susunan lainnya. Dalam bagian ini kita anggap bahwa tidak ada perubahan sistem antara reaktor. Persamaan konversi dapat diselesaikan untuk masing-masing reaktor secara berurutan untuk menghitung konversi tambahan dari masing-masing reaktor secara berurutan untuk menghitung konversi tambahan dari masing-masing reaktor dalam susunan seri. Total volume rektor minimum untuk CSTR dalam susunan seri adalah dideterminasikan dari volume reaktor total minimum yang dibutuhkan untuk memperoleh konversi pada kondisi yang ada pada reaktor pertama. Persamaan keseimbangan mol data ditulis untuk masing-masing CSTR, dengan konversi dalam beberapa reaktor yang ditentukan dalam bentuk nilai aliran molar A ada pada reaktor pertama. Nilai aliran inlet dan outlet dibagi dengan nilai reaksi dapat di plot sebagai sebuah fungsi konversi untuk sistem reaktor ini. Minimisasi massa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai XAi yang meminimumkan volume reaktor total.

Volume total minimum ditemukan dengan mengambil turunan volume total dengan mengikuti pada XAI. Dan menyusun hasil yang sama dengan nol. Lalu, ambil hasil penurunannya dengan mengikuti pada XAI dan susun hasil dengan sama dengan nol. Susun ulang persamaan tersebut untuk memberikan kondisi yang memberikan volume minimum. Konstanta kesetimbangan untuk semua reaksi dalam bentuk konsentrasi adalah dengan mengasumsikan gas ideal. Keuntungan dan Kekurangan dari Rangkaian Seri a. Keuntungan Menghasilkan produk yang sempurna Feed (umpan)diteruskan secara kontinyu Memberikan konversi produk yang lebih tinggi b. Kerugian Kapasitas produk yang dihasilkan sedikit Membutuhkan waktu lama untuk operasi II. Reaktor Paralel a. Reaktor aliran plug dalam susunan paralel Dalam sistem paralel reaktor aliran plug, sebuah aliran bertekanan dibagi dalam beberapa bentuk,masing-masing masukan pada sebuah reaktor aliran plug, seperti yang diilusrasikan pada Gambar 7.7. Konversi keselurusan dari sistem reaktor dapat didetermenasikan dengan pembentukan sebuah keseimbangan mol pada titik konvergen aliran cabang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh temperatur dan total nilai aliran molar, dimana konversi keseluruhan tertinggi yang diperoleh adalah sama pada masing-masing reaktor. Pada industri, umumnya reaktor tubular terdiri dari banyak (mungkin ratusan)pipa yang paralel dengan ukuran yang sama, dimana masing-masing reaktor mempunyai kondisi operasi yang sama.

Gambar 7.7.plug flow reactor dirangkai paralel Gambar 7.8 CSTR yang dirangkai paralel Gambar 7.9 skema CSTR dirangkai serie

b. SCTR dalam susunan paralel Gambar 7.8 menunjukkan CSTR dalam susunan paralel dimana analisis sistem ini mirip pada analisis sistem paralel PFR, yang pada masing-masing reaktor dapat dianalisa secara terpisah. Untuk sebuah sistem paralel CSTR, konversi keseluruhan tertinggi didapat ketika konversi sama pada masing-masing reaktor. Dengan kata lain, total nilai aliran dibagi berdasarkan reaktor-reaktor menurut volume yang ada. Sebuah sistem N paralel CSTR pada ruang dan waktu yang sama, akan memberikan konversi keseluruhan sama sebagai sebuah CSTR tunggal dengan sebuah volume (V t ) sama untuk sejumlah volume total CSTR dalam susunan paralel. Keuntungan dan Kekurangan dari Rangkaian Paralel a. Keuntungan Menghasilkan produk yang homogen Memperbesar kapasitas produk Waktu pengoperasinya lebih cepat b. Kerugian Produk yang dihasilkan belum begitu sempurna Menghasilkan konversi produk yang sama 7.3. Neraca Massa pada Reaktor Keseimbangan material adalah penting dalam analisa reaktor karena mereka memberikan informasi tentang komposisi khusus dan bagaimana keadaan konsentrasi pada reaktor. Distribusi reaktan, produk antara (intermediale) dan produk mungkin semuanya penting. Keseimbangan material juga memungkinkan nilai rekasi menjadi kualifikasi dan demikian juga tranfer energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Keseimbangan material mengikuti nilai aliran molar dari salah satu reaktan. Contoh soal : Daur ulang dengan terjadinya reaksi

Glukosa isomerase yang dimobilisasi digunakan sebagai katalis dalam memproduksi fruktosa dari glukosa dalam sebuah reactor fixed-bed (air sebagai pelarut). Untuk system yang diperlihatkan dalam, berapa persen konversi dari glukosa yang dihasilkan pada sekali lewat melalui reactor ketika rasio dari aliran keluar terhadap aliran daur ulang dalam satuan massa=8,33? Jawaban : 0,40 W S.G W S.G =? W R,G =? 0,60 W S,W W S,W =0,04 W R,F =? 1,00 W R,W =? W R,c =? 1,00 1,00