1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.

dokumen-dokumen yang mirip
SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

TUGAS MAKALAH TURBIN GAS

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB III LANDASAN TEORI

TURBINE GAS. Oleh : Inisiator Aceh Power Investment

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Session 11 Steam Turbine Protection

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COOLING WATER SYSTEM

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTROL PEMAKAIAN BAHAN BAKAR CAIR (HSD) PADA GAS TURBINE GENERATOR (GTG) Oleh : ZABIB BASHORI (L2F )

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

18

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

ANALISA PERFORMANSI KERJA TURBIN GAS TIPE GE DI LOT 3 DENGAN PUTARAN 3000 RPM PLTG SICANANG, BELAWAN

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

ANALISA TEMPERATUR UDARA AMBIEN TERHADAP KINERJA TURBIN GAS LM6000 PG DI PLTG SENIPAH KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

BAB II LANDASAN TEORI

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

KARYA AKHIR PERAWATAN TURBIN GAS SINGLE SHAFT MARK II PADA POWER GENERATOR 9001H APLIKASI PT. ARUN NGL

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

BAB III PERANCANGAN SYSTEM

PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

Air induction System. Jalur udara masuk

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ardiansyah Lubis NIM. :

BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

ANALISIS KERUSAKAN KOMPRESSOR TYPE ZT ATLAS COPCO

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Gas buang dari turbin gas dengan suhu yang tinggi dialirkan ke HRSG (Heat Recovery Steam

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

Transkripsi:

Komponen-komponen utama dan komponen penunjang yang terdapat pada turbin gas dan kegunaannya, pertama tama kita akan membahas tentang komponen utamanya terlrbih dahulu : A. Air Inlet Section Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari: 1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara. 2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk. 3. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house. 4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial. 5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.

6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan. B. Compressor Section Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.

2. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari: 1. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane. 2. Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor blade. 3. Aft Casing, bagian casing yang didalamnya

terdapat compressor blade tingkat 5-10. 4. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi. C. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah : 1. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.

2. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran. 3. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner. 4. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.

5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas. 6. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber. 7. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi. D. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan

sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut : 1. Turbin Rotor Case 2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel. 3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor. 4. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel. 5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar. Sedangkan untuk komponen penunjang dari turbin gas antara lain adalah : A. Starting Equipment. Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah : 1. Diesel Engine 2. Induction Motor 3. Gas Expansion Turbine

B. Coupling dan Accessory Gear. Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu: 1. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor. 2. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin rotor. 3. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.

C. Fuel System. Fuel Gas Section Sistem yang menyediakan gas sebagai bahan bakar untuk operasional mesin Gas Turbin dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan operasional. Gas yang masuk kedalam combustion Turbin adalah gas yang sudah bersih dari kotoran ataupun kondendsat,dan di control pressure maupun temperatur nya. - Gas temperatur max 250 F ( 121 C ) - Gas pressure 675± 20 psig ( Actual 620 psig max ) ( Ref BOC,tab 8 slide 3 ). Dalam Fuel Gas System juga terpasang proteksi proteksi yang berupa sensor dan Safety Valve yang akan bekerja bila Turbin dalam keadaan tidak aman / shutdown. KOMPONEN KOMPONEN FUEL GAS SYSTEM 1.Filter skid 2.Piping 3.Strainer 4.Flow meter / Flow transmitter 5.Shut off valve 6. Gas Vent Valve 7.Fuel Control Valve 8.Check Valve 9. Gas manifold 10.Nozzle 1.Filter Skid Komponen yang berfungsi untuk menyaring kotoran / partikel yang terkandung dalam gas dan juga sebagai pemisah antara Gas dengan Kondensat. Terdapat 2 filter dalam system fuel gas ini ( Duplex ),yang mana satu beroperasi dan satunya lagi sebagai back up. Sebelum masuk ke filter terdapat valve manual dan valve pneumatic,tetapi dalam aplikasinya valve pneumatic belum di optimalkan. ( ref. opr ) Dalam filter skid terdapat valve untuk drain kondensat yang digerakkan oleh pneumatic ( 4 ) dan valve manual yang digunakan bila valve pneumatic tidak bekerja. Dimasing masing filter asssembly ( housing ) terdapat pressure safety valve yang akan membuka bila pressure mencapai 750 psig (Actual 700 psig )kemudian diventilasikan ke atmosphere untuk menjaga over pressure pada housing / wadah filter. Untuk monitoring kondisi gas di filter terdapat bebrapa indikator,pressuregas,pressure differential dan level indikator untuk kondensat. 2.Piping Komponen berfungsi sebagai media untuk aliran gas,sebelum dan sesudah filter. 3.Strainer Komponen pertama yang terletak di encloser turbin.fungsinya adalah untuk menyaring partikel partikel yang terbawa melalui piping sebelum masuk ke turbin

4.Flow meter / Flow transmitter.( FT6246 ) Komponen yang berfungsi membaca aliran / flow gas yang masuk kedalam turbin,dan kemudian memberikan signal ke TCP ( Turbin Control Panel ). 5. Shut off valve ( FSV6249 & FSV6204 ) Komponen ini berupa selenoid valve yang digerakkan oleh power 24 VDC yang di atur oleh TCP,yang bekerja membuka pada saat turbin operasi dan menutup / block aliran gas pada saat turbin stop. Terdapat 2 Shut off valve yang terletak sebelum dan sesudah FCV ( Fuel C Shut off valve ini adalah NC ( normaly close ). Masing masing Shut off valve ini dihubungkan dengan selenoid vallve ( SOV6249 & SOV6204 ). Selenoid valve ini berfungsi sebagai ventilasi pada saat unit stop / tidak ada pressure ( shut off valve close ). Prinsip kerja valve ini energize untuk close,pada saat tidak ada power membuka. 6.Gas vent valve ( SOV6208 ) Vent valve ini adalah failed open type selenoid valve,yang akan membuka pada saat terjadi emergency stop. Valve ini membuang sisa gas yang terjebak di antara shut off valve ke return. 7.Fuel Control Valve ( FCV6201 ) Komponen ini terletak di antara Shut off valve ( FSV6249 & FSV6204 ) yang fungsinya adalah sebagai pengatur jumlah aliran / flow gas yang masuk ke combustion. Fuel Control valve membuka ( % ) sesuai dengan beban / daya,yang di control oleh TCP dan juga dapat dimonitor pada HMI. 8.Check Valve Komponen yang terletak setelah shut off valve ( FSV6204 ),sebelum gas manifold.yang fungsi nya adalah untuk mencegah back flow pada saat unit stop. Sebelum check valve,sebagian aliran Gas dialirkan ke Water Injection ( WI )system Melalui selenoid valve ( SOV62002 ). Pada saat WI dioperasikan,sov62002 Menutup sehingga tidak ada gas yang mengalir melalui jalur WI. Pada saat WI non aktif,sov62002 akan membuka dan aliran gas melewati 2 manifold. 9.Gas manifold. Komponen yang berfungsi sebagai media / tempat aliran gas yang di supply / di arahkan ke nozzle 10.Nozzle Komponen yang berfungsi untuk menyemprotkan / menginjeksikan gas ke dalam combustion pada saat pembakaran. Di dalam nozzle terbagi menjadi beberapa jalur / line,untuk gas fuel,water injection dan liquid fuel ( bila digunakan )

Didalam LM 6000 ini terdapat 30 nozzle dalam 1 annular combustion. START Pada saat start awal,gas mengalir ke unit / turbin setelah melewati filter Dan strainer. komponen dalam enclouser yang pertama kali bekerja / membuka adalah shut off vale ( FSV6249 dan FSV6204 ). - kemudian gas masuk menuju Fuel Control Valve ( FCV6201 ),FCV mengontrol jumlah gas yang masuk ke combustion,dengan membuka sesuai dengan beban / daya yang di control oleh TCP. - Dari FCV gas mengalir melalui shut off valve ( FSV6204 ) dan check valve sebelum kemudian masuk ke gas manifold. - Gas manifold mengarahkan aliran gas menuju ke nozzle,kemudian nozzle menginjeksikan gas ke dalam combustion,bersamaan dengan udara pada saat pembakaran. STOP - Squence sebelum stop adalah menurunkan beban pada unit. Pada saat permintaan beban turun,fcv 6201 akan membuka lebih kecil, sehingga gas yang masuk lebih sedikit. - pada saat shut down,shut off valve ( FSV6249 dan FSV 6204 ) menutup/ blok aliran gas. - selenoid valve ( SOV6249 dan SOV6204 ) yang posisinya di atas dari FSV,akan membuka untuk ventilasi / membuang gas yang terjebak di antara FSV ke return. Dalam kondisi emergency stop Gas vent valve ( SOV6208 ) akan membuka untuk membuang gas yang di antara FSV ke return.tetapi dalam kondisi stop normal Gas vent valve ( SOV6208 ) tetap menutup,sisa gas hanya dibuang melalui SOV6249 dan SOV 6204. - Selama unit shut down ( SOV62002 ) akan membuka untuk purge gas manifold. D. Lube Oil System. Adalah suatu system yang mengatur pelumasan komponen-komponen yang bergerak dalam turbine serta peralatan pendukung lainnya, serta menyediakan oli untuk digunakan sebagai penggerak aktuator pada variable geometry control system. Sistem ini mengatur agar fungsi pelumasan secara kontinyu pada gas turbine agar dapat berjalan dengan maksimal. Komponen Turbine Lube Oil System 1. Turbine Lube Oil (TLO) Reservoir. Merupakan tempat penampungan oli turbin. Jenis full synthetic Lube Oil. Berkapasitas 150 gallon US (568 ltr). Di TLO Reservoir terdapat instrumen atau pelengkap yaitu TLO Tank Heater & Thermostat (HE-6104 & TC-6131). Berfungsi sebagai pemanas oli dalam reservoir, sehingga oli dijaga pada temperature 90 C.

TLO Tank Level Gauge Sebagai penunjuk level oli. Drain Valve Merupakan saluran untuk drain oli dalam reservoir. TLO Tank Level Switch (LSL-6102). Fungsinya untuk memonitor level oli di resevoir tank. LSL akan memberi sinyal alarm ke TCP bila level olinya terbaca 12 dari atas reservoir. TLO Tank Temperature Indicator (TI-6014) sebagai penunjuk temperature oli dalam reservoir. TLO Tank Temperature Switch (TSL-6113) Sebagai switch sensing alarm pada TCP bila temperature TLO turun hingga 70 C. Flow Indicator (FI-61005) Merupakan indicator aliran oli kembali dari Air/oil separator. 2. Turbine Lube Oil Pump Assembly. Merupakan pompa untuk mensirkulasikan turbine lube oil ke dalam system. Terdiri dari 7 bagian, dimana 1 pompa untuk suplai oli ke TLO system, sedangkan 6 pompa untuk scavenge oli kembali ke reservoir. 3. Turbine Lube Oil Supply Filter. berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli. Filter ini berukuran 6 micron. Berjenis duplex. Untuk Switching Over filter yang digunakan, dapat dilakukan pada saat GT masih beroperasi. Caranya tekan lock handle valve, lalu putar handle valve nya 180. Turbine Lube Oil Supply Filter. Untuk mengetahui performance filter, dipasang Filter Pressure Differential Indicator (PI-6106) sebagai penunjuk differential pressure Differential Pressure Switch Hi (PI-6120) sebagai switch sensing alarm ke TCP bilamana differential pressure naik hingga 20 psid. Differential Pressure Switch Hi Hi (PDSH-6144) merupakan switch sensing TCP untuk shutdown Gas Turbine secara Cool Down Lock Out, bilamana pressure differential filter mencapai 25 psid. 4. Lubrikasi Pada Gas Turbine.

Dari TLO Supply Filter, oli masuk kembali ke pump assembly kemudian disalurkan ke bagian-bagian turbine untuk pelumasan, yaitu : Sump Bearing A & Transfer Gearbox Sump Bearing B-C Sump Bearing D-E Accessory Gear Dari masing-masing sump bearing, transfer dan accessory gearbox, oli yang terkumpul dihisap oleh scavenge pump untuk dikembalikan lagi ke TLO reservoir. Lube And Scavenge Line Cooling Pada sump bearing B, C, D dan E yang relatif berada di daerah yang panas, dilengkapi dengan line udara dari instrument untuk keperluan pendinginan ketika unit setelah shutdown. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya oli yang masih terdapat dalam sump termasak dikarenakan panas sisa setelah shutdown. Pada saat unit setelah shutdown, TCP memerintahkan Power Turbine Cooling Air Purge Solenoid (SOV-6185) untuk membuka aliran udara instrument menuju sump bearing B-C dan sump bearing D-E. Aliran udara ini akan membentuk lapisan udara dingin di dinding-dinding sump bearing dan sekitar oil line. Pendinginan ini berlangsung selama ± 1,5 jam, diharapkan agar turbine frame sudah cukup dingin di bawah temperature masak oli. Magnetic Chip Detector Berfungsi untuk mendeteksi bila adanya partikel logam besi / baja dari keausan pada komponen yang terbawa oleh aliran oli. 2 buah Chip detector dipasang pada aliran oli dari Sump bearing A/TGB & sump bearing B, dan 1 buah Chip detector untuk aliran oli total scavenge line keluar ke scavenge filter. Untuk pembacaannya bila dalam kondisi bersih menunjuk ke 300 ohm. Pembacaannya akan semakin mengecil bilamana kandungan partikel yang tersaring di chip detector semakin banyak. Pada nilai 100 Ohm TCP menyikapinya sebagai alarm. Resistance Temperature Detector Berfungsi untuk mendeteksi temperatur aliran oli setelah pelumasan pada masing-masing bearing. RTD terpasang pada masing-masing aliran scavenge, dimana pembacaan dari RTD ini menjadi sensing TCP untuk monitoring, alarm bahkan shutdown dalam pengoperasian Gas turbine. Lube Oil Pressure Line Pada pump assembly ini juga dilengkapi dengan line-line lube oil yang dihubungkan dengan TLO system instrument panel untuk pembacaan dan proteksi : Lube Oil Supply Pressure Terdapat beberapa komponen yaitu : TLO Supply Pressure Indicator, sebagai penunjuk pressure lube oil supply. TLO Supply Pressure Switch, ada 2 switch untuk seting yang berbeda, yaitu

1. Sebagai sensing TCP untuk mengaktifkan Fast Stop Lock Out bila pressure supply oli terbaca 15 psig jika kondisi XN25<7800 rpm. 2. Sebagai sensing TCP untuk mengaktifkan Fast Stop Lock Out bila pressure supply oli terbaca 6 psig dengan kondisi 4500 rpm < XN25 < 7800 rpm. TLO Supply Pressure Transmitter Sebagai pembaca pressure lube oil supply. 5. Turbine Scavenge Relief Valve (PSV-6103). Berfungsi untuk menjaga pressure oli di lube oil sebelum scavenge filter agar tidak berlebihan. PSV akan mengembalikan oli akibat pressure berlebih kembali ke reservoir. (140 psig) 6. Turbine Lube Oil Scavenge Filter. Berfungsi untuk menyaring kotoran/partikel yang terdapat dalam oli. Filter ini berukuran 6 micron. Berjenis duplex. Untuk Switching Over filter yang digunakan, dapat dilakukan pada saat GT masih beroperasi. Caranya tekan lock handle valve, lalu putar handle valve nya 180. Turbine Lube Oil Scavenge Filter Untuk mengetahui performance filter, dipasang Filter Pressure Differential Indicator (PI-6107) sebagai penunjuk differential pressure Differential Pressure Switch Hi (PI-6118) sebagai switch sensing alarm ke TCP bilamana differential pressure naik hingga 20 psid. Differential Pressure Switch Hi Hi (PDSH-6119) merupakan switch sensing TCP untuk shutdown Gas Turbine secara Cool Down Lock Out, bilamana pressure differential filter mencapai 25 psid. 7. Turbine Lube Oil Heat Exchanger. Berfungsi mendinginkan lube oil dari scavenge filter. Oli yang panas masuk ke cooler skid untuk didinginkan dengan media air dari cooling tower #1. Merupakan heat exchanger jenis Duplex. Cooler Skid ini juga dilengkapi Pressure Safety Valve (PSV) untuk air, bilamana pressure airnya melebihi 150 psi, maka akan dibuang ke udara bebas/keluar. Untuk Switch Over cooler skid saat kondisi GT operasi, dilakukan dengan membuka valve bypass dulu, baik untuk aliran oli maupun air pendingin. Hal ini bertujuan agar tidak ada kevakuman dalam cooler skid. Setelah tabung cooler skid sama-sama terisi, angkat pin lock handle, baru diputar handle switching flow-nya. Cooling Tower Sebagai media pendingin pada heat exchanger, digunakan air demin yang sudah di injeksi dengan bahan kimia khusus pada cooling tower. Air yang digunakan untuk menyerap panas oli (secara konveksi) pada heat exchanger didinginkan oleh motor fan cooling tower. Cooling Tower Softener Merupakan tempat pengatur injeksi kimia ke dalam air pendingin yang digunakan dalam cooling tower. Jenis bahan kimia yang digunakan untuk injeksi : Phosphat (3DT129) untuk mengurangi sifat air yang menimbulkan kerak. Zinc (3DT190) untuk mengurangi sifat korosif air. Hydro Chloride (HCl) untuk mengatur kadar Ph air. Kaporit (ST 70) untuk mengikat kadar besi yang masih ada dalam air.

8. TLO Thermostatic Control Valve (TCV-6101). Berfungsi untuk mengatur aliran oli yang akan menuju ke reservoir agar temperaturnya sesuai setingan (110 F/43 C). Cara Kerja TCV Pada saat temperatur oli dari scavenge filter masih dingin (100 F- 102 F), port B akan terbuka penuh menuju ke reservoir / A. Ketika oli mulai naik temperaturnya, port C akan mulai membuka dan port B mulai menutup,sehingga oli yang keluar di port A merupakan campuran dari B dan C, sesuai setingan TCV. C akan membuka penuh dan B menutup penuh bilamana temperatur oli mencapai 116 F- 118 F. Terdapat penunjukan temperature yaitu : After Thermostatic Control Valve Temperature Indicator (TI-6137), yang berfungsi sebagai penunjukan temperatur oli setelah dari TCV yang menuju ke reservoir. Selain itu terdapat juga After TLO Heat Exchanger Temperature Indicator (TI-6136), sebagai penunjukan temperatur oli setelah melewati TLO Heat Exchanger. TLO Air / Oil Separator Berfungsi sebagai pemisah oli dengan uap oli panas yang berasal dari sump bearing dan accesory gear di gas turbine. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Pre Separator Sebagai pemisah awal antara uap panas dengan titik oli. Fin Fan Cooler. Merupakan pendingin uap panas oli setelah dari pre separator. Dengan adanya pendinginan ini diharapkan titi-titik oli yang dapat ditangkap oleh filter akan semakin banyak. Separator menangkap oli yang masih terkandung dalam uap panas oli. 9. TLO Air/Oil Separator. Uap oli panas dari masing-masing sump bearing dan dari accessories gearbox diarahkan keluar menuju air/oil separator. Uap oli panas ini pertama disaring oleh Pre Separator dulu, lalu didinginkan oleh air-to-vent air heat exchanger agar titik-titik oli yang dapat ditangkap oleh filter pad pada second stage separator bisa lebih banyak lagi (proses kondensasi uap oli panas). Kemudian uap oli panas mengalir dalam second stage separator, dimana titik-titik oli yang tertangkap oleh filter dikembalikan lagi ke reservoir, sementara uap dilepas ke udara bebas. 10. TLO Tank Demister & Flame Arrester. Berfungsi sebagai pemisah oli dengan uap oli panas yang berada pada turbine lube oil tank/ reservoir. Uap oli panas dari dalam TLO reservoir mengalir ke atas menuju filter, dimana filter yang berjumlah 2 pcs menyaring titik-titik oli yang terkandung dalam uap oli panas tersebut. Titik-titik oli yang tertangkap di filter di kembalikan ke reservoir dan uap akan keluar ke atsmofir. Flame Arrester berfungsi mencegah timbulnya nyala api dari uap oli panas yang ada. 11. Variable Geometry System. Berfungsi sebagai pengatur volume udara yang masuk ke High Pressure Compressor, sehingga bisa meningkatkan efisiensi mesin dan menghindari terjadinya compressor sta ll. Pengaturannya dilakukan oleh pergerakan aktuator Variable Bypass Valve dan Variable Stator Vanes. Terdapat 3 bagian utama pada VG system, yaitu : VG pump and filter Hydraulic Control Unit (HCU)

Variable Geometry Pump Berfungsi sebagai penyuplai oli bertekanan yang akan digunakan untuk kontrol pergerakan aktuator pada VBV dan VSV. Dilengkapi dengan pengaman line supply yaitu relief valve pada tekanan 1400 psi. Variable Geometry Filter Berfungsi sebagai penyaring oli dari VG pump yang akan digunakan oleh Hydraulic Control Unit (HCU). Besarnya filter 40µ. Dilengkapi dengan pressure differential switch yang memberi sinyal alarm ke TCP bilamana pressurenya terbaca 20 psid. E. Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system adalah: 1. Off base Water Cooling Unit 2. Lube Oil Cooler 3. Main Cooling Water Pump 4. Temperatur Regulation Valve 5. Auxilary Water Pump 6. Low Cooling Water Pressure Swich F. Sensor-sensor 1. Over speed trip, yaitu suatu system detector terhadap kecepatan turbin yang diijinkan. 2. System pemadam kebakaran, Yaitu suatu system detector terhadap kebakaran yang akan mengaktifkan pemadaman secara otomatis dan menstop operasi dari turbin, media yang dipakai untuk pemadaman adalah gas CO2. 3. Pengatur kecepatan : Karena turbin dikontrol oleh generator maka speed dari turbin gas akan mengikuti variabel pada generator, pada prinsipnya pengaturan speed adalah pengaturan jumlah gas yang dibakar di ruang bakar karena speed selalu dipertahankan konstan. 4. Kontrol temperatur : Temp gas dari ruang bakar harus dijaga tidak melebihi dari yang diijinkan, bila temp naik maka alarm akan menyala dan temp kontroler akan mengatur supply udara ke ruang bakar atau bila udara yang di supply sudah maks, maka kontroler akan memerintahkan untuk pengurangan bahan bakar ke ruang bakar. 5. Sensor pendeteksi vibrasi Vibrasi Getaran mesin (Mechanical Vibration) diartikan sebagai gerakan bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari adanya gaya dalam(gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar (gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin). Kasus yang

dominan dalam getaran permesinan adalah yang disebabkan oleh gaya eksitasi getaran yang berasal dari mesin tersebut. Proteksi System pada vibrasi Adalah suatu system yang berfungsi untuk melindungi engine dari kerusakan fatal dikarenakan terindikasi kerusakan pada komponen yang mengakibatkan terjadinya vibrasi yang tinggi. Sensor pada turbin berjenis Accelerometer XE6876 A LP_CRF : Sensor Vibrasi pada low pressure compressore sisi belakang. XE6877 A LP_TRF : Sensor Vibrasi pada low pressure turbin sisi belakang. XE6876 B HP_CRF : Sensor Vibrasi pada high pressure compressore sisi belakang XE6877 B HP_TRF : Sensor Vibrasi pada high pressure turbin sisi belakang. XE6876 CRF : Sensor Vibrasi pada compressore sisi belakang ( ). XE6877 TRF : Sensor Vibrasi pada turbin sisi belakang (melingkar). Sensor pada Gear box berjenis Accelerometer turbin XE6897 Blind End : Sensor vibrasi pada gearbox yang tidak terhubung dengan generator & XE6898 Ext End : Sensor vibrasi pada gearbox yang terhubung dengan generator & turbin. Sensor pada generator berjenis Proximiter XE6807 DE_X : Sensor vibrasi pada generator sisi kanan belakang (yang terhubung dengan Gearbox). XE6808 DE_Y : Sensor vibrasi pada generator sisi kiri belakang (yang terhubung dengan Gearbox). XE6809 NDE_X : Sensor vibrasi pada generator sisi kanan depan (Exiter). XE6810 NDE_Y : Sensor vibrasi pada generator sisi kiri depan (Exiter). 6. Sensor Accelerometer pada sisi turbin terpasang pada sisi belakang LPC,sisi belakang HPC,sisi belakang HPT dan LPT Berfungsi untuk mengukur jumlah percapatan & kecepatan getaran dalam satu waktu disisi turbin Dimana speed yang terbaca oleh sensor vibrasi jenis Accelerometer di konversikan dari kecepatan getaran menjadi displacmen (jarak gataran) dan kemudian dikonversikan kembali menjadi signal electrik,signal tersebut diterima oleh alat yang bernama Bently Nevada 3500 dan kemudian diolah untuk ditampilkan pada HMI Screen ( satuannya inchi/ second ) 7. Sensor Wide band Terletak pada sisi luar dari pada turbin,terpasang pada sisi turbin bagian bawah yang berfungsi untuk mengukur getaran dari sisi luar pada turbin Untuk satuan pengukurannya adalah inchi/second

8. Sensor Accelerometer pada Gearbox berjenis Accelerometer terpasang pada sisi depan yang berhubungan dengan generator dan sisi belakang yang berhubungan dengan turbin Berfungsi untuk mengukur jumlah percapatan & kecepatan getaran dalam satu waktu pada gearbox Dimana sensor vibrasi jenis Accelerometer pembacaan satuannya adalah inchi/ second (in/s) 9. Sensor Proximitors pada generator Berfungsi untuk mengukur jumlah gerakan dari pada massa suatu benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh mana benda bergerak maju mundur (bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi, pada generator biasanya untuk mengukur jarak antara shaft generator dengan housing bearing ), satuannya adalah mills Terdapat 4 sensor vibrasi pada sisi generator,yaitu 2 disisi depan (kanan dan kiri) & 2 disisi belakang (sisi kanan dan kiri) 10. Bently Nevada 3500 Berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap engine dengan cara memonitor secara continue/terus-menerus dengan membandingkan parameter terhadap nilai pengaturan alarm. Memberikan Informasi penting apabila terjadi satu kondisi critical pada mesin dalam hal vibrasi ( alarm). Terdapat komponen didalam Bently Nevada 3500 yang berfungsi menyaring/memfilter signal dari masing-masing sensor dan mengolah signal tersebut menjadi data yang ditampilkan pada monitor HMI.