PEDOMAN INTERNAL IMUNISASI UPTD PUSKESMAS LANGKAPLANCAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

Lembar Kerja 1 Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Dasar Hukum Kelembagaan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR

UPTD PUSKESMAS SURADADI

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan L

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

UPTD PUSKESMAS CIKAUM

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET. kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan memberikan kekebalan

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program imunisasi merupakan sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

Merindani, et al, Kajian Manajemen Penyelenggaraan Program Imunisasi Difteri...

KERANGKA ACUAN PERBAIKAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

2016, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan Lembaran

MATRIK RENCANA USULAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB PROGRAM IMUNISASI TH 2017

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAKSANAAN KOORDINASI DESA SIAGA DAN PHBS

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

Merdha Rismayani*H.Junaid**Jusniar Rusli Afa** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BIAS IMUNISASI DT No. Dokumen :SOP/ /IMUNISASI/ No. Revisi : Tanggal Terbit :1 Juli 2015 Halaman :1/5 SOP

PEMERINTAH KOTA KOTAMOBAGU DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS GOGAGOMAN. Jl. Inpres, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat 95716

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

136 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PENCAPAIAN IMUNISASI BAYI YANG RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat

Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PUSKESMAS WONOSARI II

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dibidang kesehatan (Depkes, 2007). masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Sustainable Development

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR UPT PUSKESMAS KECAMATAN CIGOMBONG

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Review. Bantuan Operasional Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

Transkripsi:

PEDOMAN INTERNAL IMUNISASI UPTD PUSKESMAS LANGKAPLANCAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dibidang kesehatan pada saat ini diupayakan melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,salah satunya melalui penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. Kegiatan upaya kesehatan masyarakat harus dilaksanakan secara BERSINAR (berkarya, empati, ramah, sehat, iman, nyaman, amanah, resik), juga haarus dilaksanakan secara merata di semua elemen masyarakat yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Kulaitas dan kinerja dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakatakan dicapai jika penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan standar dan pedoman yang ada. Program Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan Imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah penyakit-penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian pada bayi dan balita. Sesuai dengan Permenkes RI No. 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit/hanya mengalami sakit ringan. Beberapa peraturan yang menjadi landasan Imunisasi adalah : hukum Penyelenggaraan Program 1. Undang-undang Republik Indonesia No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak BAB III Pasal 8 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. 2. Undang-undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. BAB VII Pasal 130 Pemerintah wajib memberikan Imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Pasal 132 ayat 3 Setiap anak berhak mendapat Imunisasi dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. 3. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraaan Imunisasi. 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 23/Menkes/SK/I/2013 Tentang pemberian Imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Haemofillus Influenzae Tipe 1b

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi 7. Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2. TUJUAN PEDOMAN Pedoman Internal Program Imunisasi bertujuan untuk : 1. Tujuan Umum Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi di UPTD Puskesmas Langkaplancar yang bermutu dan sesuai dengan Standar Operasional 2. Tujuan Khusus a. Tersedianya acuan tentang pelayanan imunisasi, peran dan fungsi ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan imunisasi yang bermutu dan berkualitas di UPTD Puskesmas Langkaplancar c. Tersedianya acuan bagi tenaga pelaksana Imunisasi dalam bekerja secara profesional dan memberikan pelayanan imunisasi yang bermutu kepada sasaran pelayanan imunisasi (bayi, balita, anak SD/MI kelas 1,2 dan 3, WUS serta ibu hamil) d. Tersedianya acuan dan monitoring dan evaluasi pelayanan imunisasi di Puskesmas 3. SASARAN PEDOMAN Sasaran pedoman Imunisasi adalah : 1. Koordinator Imunisasi 2. Tenaga Pelaksana Imunisasi (vaksinator) : Bidan, Perawat, Dokter 3. Sasaran Imunisasi : bayi, balita, anak SD/MI kelas 1,2 dan 3, WUS, Ibu hamil 4. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman internal imunisasi meliputi penyelenggaraan imunisasi, pelayanan imunisasi dalam gedung (di Puskesmas : KIA, Puskesmas Pembantu) dan pelayanan imunisasi luar gedung (di Posyandu, di Sekolah dan pada saat sweeping di rumah sasaran) 5. BATASAN OPERASIONAL 1. VAKSIN adalah antigen beupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan. Masih utuh atau bagiannya yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu 2. Penyelenggaraan imunisasi adalah suatu serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi 3. Perencanaan program adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan analisa data, merumuskan masalah, mengidentifikasi sasaran dan merumuskan tujuan serta target

kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan imunisasi sesuai dengan masalah yang ada, tenaga dan sarana untuk mencapai tujuan yang ditentukan 4. Pencatatan dan pelaporan adalah suatu kegiatan mencatat dan melaporkan hasil pencapaian pelayanan imunisasi, pemakaiaan vaksin, monitoring suhu, melaporkan kasus KIPI ringan dan berat. 5. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) adalah instrumen manajemen program imunisasi untuk mendapatkan informasi dini masalah dalam program imunisasi di suatu wilayah secara terus menerus 6. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang selanjutnya disingkat KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitifitas, efek farmakologis maupun kesalahan program, koinsiden, reaksi suntikan atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan 7. Pelaporan dan pemantauan kasus KIPI adalah kegiatan pelaporan yang dilakukan secara bertahap dan bertingkat mulai dari penemuan kasus KIPI di masyarakat kemudian dilaporkan dan dilacak hingga akhirnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten 8. Penyuluhan Imunisasi adalah proses penyebar luasan informasi (termasuk pesan pesan) tentang imunisasi yang disampaikan kepada pengunjung di Posyandu dan pengunjung di Puskesmas 9. Supervisi Suportif adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan masalah serta tindak lanjut 10. Sweeping imunisasi adalah kegiatan memberikan pelayanan imunisasi pada yang belum mendapat imunisasi secara lengkap atau Drop Out Imunisasi 11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Pukesmas adalah fasilitas kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya 12. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. 13. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Tenaga kesehatan yang bekerja di UPTD Puskesmas Langkaplancar mempunyai Surat Tanda Regitrasi dan Surat Izin Kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tenaga pelaksana imunisasi adalah seseorang yang kompeten dan bertanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang yaitu Kepala Puskesmas. Agar Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien dan masyarakat yang dilayani perlu dilakukan pendidikan dan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga baik dari jumlah yang memenuhi persyaratan kompetensi. Syarat keterampilan petugas imunisasi dapat berlatarbelakang pendidikan Dokter, Bidan dan Perawat. Dokter di Puskesmas dapat mendelegasikan kewenangan pelayanan imunisasi kepada Bidan dan Perawat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan untuk melaksanakan imunisasi sesuai program pemerintah yang berlaku. B. DISTRIBUSI KETENAGAAN Untuk terselenggaranya pelayanan imunisasi maka setiap Puskesmas harus memiliki jumlah dan jenis ketenagaan yang sesuai dengan standar yaitu memenuhi persyaratan kewenangan profesi dan mendapatkan sertifikat imunisasi. Jenis dan jumlah ketenagaan yang harus tersedia di setiap Puskesmas adalah sebagai berikut: 1. Puskesmas Induk - 1 orang koordinator Imunisasi - 1 orang atau lebih pelaksana Imunisasi - 1 orang petugas pengelola vaksin 2. Puskesmas Pembantu - 1 orang pelaksana imunisasi 3. Poskesdes - 1 orang pelaksana imunisasi Ditribusi petugas imunisasi di UPTD Puskesmas Langkaplancar No Profesi Jumlah Telah Pelatihan Imunisasi Belum Pelatihan Imunisasi 1 Dokter 2 0 2 2 Perawat 15 1 14 3 Bidan Puskesmas 1 0 1 4 Bidan Desa 6 0 6 5 Bidan Poned 11 0 11

C. JADWAL KEGIATAN Kegiatan pelayanan imunisasi baik di dalam gedung maupun diluar gedung Puskesmas harus dijadwalkan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dalam rangka mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan. No Uraian Kegiatan Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des 1 Pendataan Sasaran 2 Menghitung kebutuhan sarana 3 Pemeliharaan coldchain 4 Pengelolaan vaksin 5 Pelayanan imunisasi 6 Sweeping DO Imunisasi 7 Penyuluhan dalam gedung 8 Penyuluhan luar gedung 9 Supervisi suportif posyandu 10 Pendataan sasaran BIAS 11 Pelaksanaan BIAS 12 Sweeping BIAS 13 Pelacakan KIPI 14 Rakor Desa 15 Loka karya mini 16 Loka karya bulanan 17 Pencatatan dan pelaporan 18 Laporan tahunan dan rencana tindak lanjut Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas perlu diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan lintas program dan lintas sektorral terkait untuk meningkatkan kerjasama, saling memberi dukungan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB III STANDAR FASILITAS A. DENAH RUANGAN Untuk pelayanan imunisasi dalam gedung, ruang pelayanan imunisasi harus bersih, ventilasi ruangan baik, tidak lembab, tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk penyimpanan semua vaksin, ADS, safety boks harus dekat dengan petugas.untuk ruang vaksin penempatan lemari es : 1. Jarak minimal lemari es dengan dinding belakang adalah 10-15 cm atau sampai pintu lemari es dapat dibuka 2. Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lain kurang lebih 15 cm 3. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung 4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup 5. Setiap satu unit lemari es menggunakan hanya satu stop kontak listrik MEJA KERJA LEMARI ARSIP LEMARI ES VAKSIN VEST FROST MEJA KERJA LEMARI ES VAKSIN DOMESTIK B. STANDAR FASILITAS 1. Ruang Vaksin a. Letak Letak ruang vaksin berada pada bagian lantai dua Puskesmas b. Persyaratan ruangan Persyaratan yang perlu diperhatikan pada ruang vaksin adalah sebagai berikut: Luas minimal ruang vaksin adalah 2m x 3m Persyaratan komponen bangunan adalah sebagai berikut :

Atap Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan vector Langit-langit Langit-langit harus kuat, berwarna terang, mudah dibersihkandan ketinggian dari lantai minimal 2,8m Dinding Material dinding harus keras, rata, mudah dibersihkan Lantai Lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah dibersihkan Pintu dan Jendela Lebar bukaan pintu minimal 90 cm, jendela ditutup gorden untuk mencegah matahari tidak langsung masuk ke ruang vaksin 2. Ruang imunisasi difasilitas kesehatan Ruangan yang ditetapkan untuk pelayanan imunisasi harus : a) Mudah dijangkau oleh sasaran b) Tidak terkena sinar matahari langsung, hujan dan debu c) Cukup luas, terang, cukup ventilasi dan tenang d) Tempat menunggu haruslah bersih dan nyaman e) Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan f) Segala sesuatu yang diperlukan berada dalam jangkauan atau dekat dengan meja pelayanan imunisasi g) Jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur sehingga tidak penuh sesak 3. Tempat pelayanan imunisasi dilapangan a) Mudah dijangkau sasaran b) Jika didalam gedung maka harus cukupluas, terang, cukup ventilasi, dan terang c) Jika ditempat terbuka, upayakan tempat itu terlindung dari sinar matahari langsung, hujan dan debu d) Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan e) Segala sesuatu yang diperlukan berada dalam jangkauan atau dekat dengan meja pelayanan imunisasi f) Bila di Posyandu, melaksanakaan pelayanan dengan sistem 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KIA,KB,Diare, imunisasi dan Gizi)

g) Jumlah orang yang ada ditempat pelayanan imunisasi diatur sehingga tidak penuh sesak h) Usahakan setiap kali pelayanan di tempat yang sama

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. LINGKUP KEGIATAN 1. Perencanaan a. Menentukan sasaran b. Menetukan target cakupan c. Menghitung index pemakaian vaksin d. Menghitung kebutuhan vaksin e. Perencanaan kebutuhan alat suntik dan safety box f. Menghitung kebutuhan peralatan rantai vaksin g. Permintaan dan pengiriman vaksin h. Membuat rencana kegiatan bulanan i. Membuat laporan tahuanna RUK dan RPK 2. Pelayanan a. Persiapan pelayanan imunisasi b. Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik di dalam gedung maupun diluar gedung c. Sweeping DO imunisasi d. Penyuluhan dalam gedung e. Penyuluhan luar gedung f. Pelacakan kasus KIPI g. Penanganan limbah imunisasi 3. Pemantauan Program Imunisasi a. Pencatatan dan pealporan hasil kegiatan pelayanan imunisasi, pemakaian logistik dan surveilans KIPI b. Pemantauan Wilayah Setempat c. Rakor Desa d. Loka karya bulanan e. Loka karya mini B. METODE KEGIATAN Berdasarkan tempat pelayanan, tempat pelayanan imunisasi dibagi dua yaitu : 1. Pelayanan imunisasi dalam gedung / statis seperti di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, tempat praktek Dokter atau Bidan, Rumah Sakit 2. Pelayanan Imunisasi di luar gedung / dinamis,seperti di Posyandu, Sekolah, Kunjungan rumah. C. LANGKAH KEGIATAN 1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Monitoring dan evaluasi

BAB V LOGISTIK Peralatan yang ada di ruang vaksin antara lain : A. Peralatan rantai vaksin 1. Lemari Es ada dua : a. Satu lemari es Vest Frost bentuk buka dari atas b. Satu lemari es Domestic bentuk buka dari atas 2. Vaccine carrier ada tiga macam : a. Dua Vaccine Carrier besar untuk membawa vaksin dari Kabupaten ke Puskesmas b. Empat Vaccine Carrier sedang untuk membawa vaksin dari Kabupaten ke Puskesmas c. 55 Vaccine Carrier kecil untuk membawa vaksin dari Puskesmas ke tempat pelayanan 3. Kotak dingin cair (cool pack) ada 45 4. Freeze tag ada 6 B. Peralatan lain 1. Troly tempat Vaccine Carrier kecil 2. Lemari kayu tempat : a. Vaccine Carrier besar, sedang dan kecil b. ADS persediaan: 5ml, 0,5ml, 0.05ml c. Safety box d. Arsip kegiatan imunisasi 3. Meja kerja dan kursi kerja 4. Tempat sampah medis,non-medis 5. Papan data

BAB VI KESELAMATAN SASARAN Dalam memberikan pelayanan imunisasi kepada bayi, balita dan anak sekolah, WUS dan ibu hamil harus disesuaikan dengan standar operasional prosedur, pemberi pelayanan imunisasi harus menjelaskan pada sasaran atau orangtua sasaran tentang : 1. Maksud dan tujuan imunisasi 2. Jenis imunisasi yang akan diberikan dan manfaatnya 3. Skrining kondisi kesehatan sasaran 4. Keluhan yang mungkin terjadi setelah di imunisasi dan bila ada keluhan memberitahu petugas 5. Jadwal imunisasi berikutnya Petugas dalam memberikan imunisasi harus menerapkan prinsip penyuntikan yang aman dengan memperhatikan prinsip pemberian obat serta menangani limbah dengan baik, sehingga baik petugas ataupun masyarakat tidak mengalami cedera.

BAB VII KESELAMATAN KERJA Dalam memberikan pelayanan imunisasi harus sesuai dengan standar operasional. Petugas dalam memberikan imunisasi harus memperhatikan safe injection/penyuntikan yang aman kepada sasaran dan bagi dirinya sendiri seperti tidak ada dampak negative berupa kecelakaan atau penularan pasca imunisasi pada sasaran da pada petugas serta secara tidak langsung tidak menimbulkan kecelakaan atau penularan infeksi pada masyarakat dan lingkungan terkait.

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pencatatan dan pelaporan dalam manajemen imunisasi memegang peranan penting dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan imunisasi juga menjadi dasar untuk membuat keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Hasil pencatatan imunisasi yang direkap setiap bulan akan dilaporkan ke P2P Dinas Kesehatan Kabupaten sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama yaitu paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. Mengetahui, Kepala UPTD Puskesmas Langkaplancar Wakil Managemen Mutu Yana Taryana, S.Kep, Ners NIP. 19720624 199303 1 003 Sugianto, Am.Kep Nip. 19860107 201503 1 001