ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

dokumen-dokumen yang mirip
1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter

REGISTER DAN COUNTER.

Register & Counter -7-

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH

=== PENCACAH dan REGISTER ===

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

Operasi Counting Q 1 Q 2. Pulsa clock Belum ada pulsa Setelah pulsa # Setelah pulsa # 2

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

COUNTER ASYNCHRONOUS

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

PERCOBAAN 6 COUNTER ASINKRON

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

COUNTER ASYNCHRONOUS

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

Peraga 7-segmen berfungsi untuk menampilkan angka 0 sampai 9. Segmen-segmen diberi label : a, b, c, d, e, f dan g.

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER

PERCOBAAN 4 FLIP-FLOP 2

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

FLIP-FLOP (BISTABIL)

Hanif Fakhrurroja, MT

Modul 7 : Rangkaian Sekuensial 3

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN KOMBINASIONAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

BAB VIII COUNTER (PENCACAH)

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register.

BAB VII FLIP FLOPS. Gate-gate logika kombinatorial. Elemenelemen. memori. Input-input eksternal. Gambar 7.1 Diagram Sistem Digital Umum

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop.

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( )

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP D

ANALISA RANGKAIAN ALAT PENGHITUNG JUMLAH MOBIL PADA PELATARAN PARKIR. Noveri Lysbetti Marpaung

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH PROYEK PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL ATA 2011 Rangkaian Undian Elektronik

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T.

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

FLIP-FLOP JK (Tugas Sistem Digital) Oleh Riza Amelia ( ) Zaitun ( )

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R

REGISTER. uart/reg8.html

BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN

MODUL IV FLIP-FLOP. Gambar 4.1 Rangkaian RS flip-flop dengan gerbang NAND dan NOR S Q Q R

SISTEM KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN CHIP EPROM TUGAS AKHIR OLEH: DIMAS ANGGIT ARDIYANTO

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 7 REGISTER Register

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara:

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH

BAB VII DASAR FLIP-FLOP

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

Rangkaian Adder dengan Seven Segment

Bab XI, State Diagram Hal: 226

BAB VI ENCODER DAN DECODER

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

DIODE TRANSISTOR LOGIC (DTL)

Review Kuliah. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto

Transkripsi:

ABSTRAK Counter (pencacah) adalah alat rangkaian digital yang berfungsi menghitung banyaknya pulsa clock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray. Pada counter asinkron, sumber clock hanya diletakkan pada input Clock di Flip-flop terdepan (bagian Least Significant Bit / LSB), sedangkan input-input clock Flip-flop yang lain mendapatkan catu dari output flip-flop sebelumnya. pencacah ripple menghitung dalam bilangan biner dari sampai,kemudian terjadi reset. Mulai lagi dari dan seterusnya.disebut pencacah ripple karena bentuk ragam gelombang diagram pewaktuan proses pemindahan bit melalui flip-flop seperti riak dalam air. Piranti tampilan yang digunakan untuk melihat hasil cacahan yaitu berupa Seven Segment yang terdiri dari 7 nyala LED yang dapat membentuk angka,,2,3,4,5,6,7,8,9. Dalam rangkaian Counter Asinkron dapat pula dilakukan perhitungan bergantian yaitu dengan Rangkaian Up/Down Counter Asinkron. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

BAB I LATAR BELAKANG Latar Belakang Salah satu rangkaian logika sequensial dalam meneruskan dan merespon suatu even yang berfungsi untuk menghitung jumlah pulsa yang masuk pada bagian input dan output berupa digit biner yang disebut counter. Counter terdiri dari flip-flop yang diserikan dimana keadaan arus keluarannya ditahan sampai ada clock. Counter dibagi menjadi dua tipe yaitu synchronous dan Asynchronous.. Asinkronous Counter disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan berubah kondisi dari ke dan sebaliknya secara berurutan, hal ini disebabkan karena flip-flop yang paling ujung dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya berasal dari masingmasing flip-flop sebelumnya..2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :. Memahami cara kerja Counter Asinkron 2. Mengetahui rangkaian Counter Asinkron. Sistematika Makalah Sistematika laporan pada makalah Counter Asinkron adalah Bab I yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan, dan sistematika makalah. Bab II yang berisi dasar teori.n dan Bab III berisi kesimpulan.

BAB II PEMBAHASAN 2. Rangkaian Counter Counters (pencacah) adalah alat/rangkaian digital yang berfungsi menghitung/mencacah banyaknya pulsa ciock atau juga berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner Gray.Karakteristik penting daripada pencacah adalah: kerjanya sinkron atau tak sinkron, mencacah maju atau mundur, dan sampai beberapa banyak ia dapat mencacah (modulo pencacah), dapat berjalan terus (free running) ataukah dapat berhenti sendiri (seif stopping). Ada 2 jenis pencacah pencacah sinkron (syncronuous counters) atau pencacah jajar dan pencacah tak sinkron (asyncronuous counters) yang kadang-kadang disebut juga pencacah deret (series counters) atau pencacah kerut (rippie counters). Langkah-Langkah dalam merancang pencacah adalah menentukan: Karakteristik pencacah (tersebut diatas). Jenis flip-flop yang diperlukan/digunakan (D-FF, JK FF atau RSFF). Prasyarat perubahan logikanya (dari flip-flop yang digunakan).counter atau pencacah dapat dibentuk menggunakan rangkaian flip-flop, umumnya adalah flip-flop jenis J-K, seperti yang ditunjukan Gambar 2., dengan tabel kebenaran seperti tertera dalam Tabel 2. Gambar 2. Simbol flip-flop J-K dengan preset dan reset. Tabel 2. Tabel kebenaran dari flip-flop J-K. 2.2 Counter Asinkron Pada Counter Asinkron, sumber clock hanya diletakkan pada input Clock di Flip-flop terdepan (bagian Least Significant Bit / LSB), sedangkan input-input clock Flip-flop yang lain

mendapatkan catu dari output Flip-flop sebelumnya. Konfigurasi ini didapatkan dari gambar timing diagram Counter 3-bit seperti ditunjukkan pada gambar 2.9. Dengan konfigurasi ini, masingmasing flip-flop di-trigger tidak dalam waktu yang bersamaan. Model asinkron semacam ini dikenal juga dengan nama Ripple Counter. Gambar 2.2 Timing Diagram Up Counter Asinkron 3-bit Tabel 2.2. Tabel Kebenaran dari Up Counter Asinkron 3-bit Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output dari flip-flop C menjadi clock dari flipflop B, sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari flip-flop A. Perubahan pada negatif edge di masing-masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-flop sesudahnya berganti kondisi (toggle), sehingga input-input J dan K di masing-masing flip-flop diberi nilai (sifat toggle dari JK flip-flop). Bentuk dasar dari Counter Asinkron 3-bit ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2.3 Up Counter Asinkron 3 bit. Suatu piranti pencacah terdiri dari beberapa flip-flop JK, dalam keadaan Toglgle yaitu masukan J dan K diberi sinyal. Karena masukan J dan K terpasang pada tingkat tegangan tinggi (J= dan K=) maka setiap flip-flop JK akan mengalami Toggle, ketika masukan pencacah menerima pulsa pendetak. Keluaran Qo dari flip-flop yang pertama(ffo) akan diumpankan ke masukan yang selanjutnya dan demikian seterusnya. Ini akan mengakibatkan flip-flop yang pertama lebih sering mengalami keadaan Toggle daripada flip-flop kedua. Flip-flop yang kedua (FF) lebih sering Toggle daripada flip-flop yang ketiga (FF2) Dan yang paling jarang mengalami Toggle adalah flip-flop yang keeempat / yang terakhir(ff3).

Setiap pendetak datang, jika keluaran Q dari semua flip-flop (Ffo dampai FF3) kalau diamati dengan cermat akan kita lihat adanya suatu aturan tertentu yaitu aturan sistem bilangan biner. Jadi secara tak langsung piranti digital initelah melaksanakan suatu proses perhitungan biner yang disebut dengan pencacahan bilangan biner. Gambar 2.4 Pencacah yang dibangun dari keadaan flip-flop ; dan ragam gelombang diagram pewaktuannnya Ragam gelombang diagram pewaktuannya. Terlihat bahwa pencacah ripple menghitung dalam bilangan biner dari sampai,kemudian terjadi reset. Mulai lagi dari dan seterusnya.disebut pencacah ripple karena bentuk ragam gelombang diagram pewaktuan proses pemindahan bit melalui flip-flop seperti riak dalam air. Pencacah ripple bekerja dalam mode Asinkron, karena sinyal pendetak pada pencacah adalah serial bukan paralel ( serentak) Pemindahan sinyal pendetak mode asinkron dilakukan secara serial. 2.3 Proses pencacahan Pencacah ripple (Counter Asinkron) adalah pencacah yang paling sederhana. Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dari ke ) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal Clock untuk flipflop lainnya diambilkan dari masing-masing flip-flop sebelumnya. Perhatikan rangkaian pencacah ripple di atas beserta ragam gelombangnya. Misalkan Q adalah sebuah data biner:

Q = Q3Q2QQ Q3 adalah bit yang paling berarti ( Most Significant Bit atau MSB) sedangkan Qo adalah bit yang paling kurang berarti ( Least Significant Bit atau LSB). Apabila sinyal kendali HAPUS atau CLEAR menjadi rendah (Low), semua flip-flop akan direset. Ini akan menghasilkan data digital. Q = Bila sinyal kendali CLEAR ke logika tinggi atau HIGH, pencacah telah siap melaksanakan operasi. Karena flip-flop Ffo (yang pertama) adalah LSB, yang pertama kali menerima pulsa-pulsa detak secara langsung, maka Q akan mengalami Toggle terlebih dahulu. Sekali setiap tepi pulsa pendetak tiba, Flip-flop lain akan mengikuti kejadian yang sama. Karena flip-flop yang selanjutnya menerima pulsa pendetak yang berasal dari keluaran flip-flop yang pertama, makanya flio-flop yang lebih jarang bertoggle sebab tepi negatif pulsa yang diterima berasal dari flip-flop sebelumnya. Dan flip-flop FF ( yang kedua) akan mengalami toggle setiap dua kali sinyal pendetak berdenyut. Demikian seterusnya terjadi pada flip-flop yang selanjutnya. Sebagai contoh, bila Q berubah dari menuju, maka flip-flop Q akan menerima sebuah tepi negatif pulsa dan menimbulkan toggle paa keluaran Q. Demikian pula jika Q berubah dari menjadi, maka flip-flop maka flip flop Q2 akan menerima tepi pulsa pencetak dan menimbulkan toggle pada keluaran flip-flop ini, begitu pula seterusnya. Dengan kata lain, ketika suatu flip-flop mengalami reset menjadi, hal ini akan menimbulkan toggle pada flip-flop berikutnya. Pada dasarnya, dalam kinerja pencacah ripple terdapat dua operasi yaitu Reset dan Pemindahan ( Carry) 2.4 Hasil Keluaran dari Pencacah Jika sinyal kendali CLEAR diberi sinyal masukan rendah ( ) lalu dikembalikan ke sinyal keadaan tinggi(), maka isi pencacah menjadi: Q= Q= Q2= Q3= Dinyatakan sebagai, QQQ2Q3 = Untuk pembahasan selanjutnya disingkat, Q= Jika pulsa pendetak pertama memasuki flip-flop LSB (FFo), Q akan menjadi. Jadi data keluaran pertama : Q= Ketika pulsa pendetak kedua tiba, Q mengalami reset dan pemindahan, maka data keluaran berikutnya:

Q = Pulsa pendetak ketiga mengubah Q menjadi dan keluaran pencacah menjadi : Q= Pada pulsa pendetak yang keempat, Q mengalami reset dan pemindahan, demikian pula Q dan Q2, sedangkan Q3 berubah menjadi. Ini akan menghasilkan keluaran: Q= Pada pulsa detak yang kelima keluaran pencacah menjadi: Q= Pada pulsa detak yang keenam keluaran pencacah menjadi: Q= Pada pulsa detak yang ketujuh keluaran pencacah menjadi: Q= Pada pulsa detak yang kedelapan keluaran pencacah menjadi: Q= Pada pulsa detak yang kesembilan keluaran pencacah menjadi: Q= Pada pulsa detak yang kesepuluh keluaran pencacah menjadi: Q= Dan seterusnya, Angka terakhir yang dapat dihitung adalah : Q= Ketika pulsa pendetak yang kelima belas hadir, akan terjadi sesuatu, yaitu pulsa detak yang berikutnya akan mereset seluruh flip-flop. Dengan demikian, pencacah akan direset menjadi: Q= Dan selanjutnya siklus yang sama akan diulangi. Rangkuman dari operasi pencacah diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Angka pada jalur cacahan menyatakan jumlah pulsa detak yang telah dihitungnya. Seperti kita lihat, keluaran pencacah merupakan ekivalen biner dari hasil cacahan dalam desimal. Tabel 2.3 Tabel Pencacahan

Cacahan Q3 Q2 Q Q 2 3 4 5 yang 6 melakukan proses penghitungan 7 dalam biner 8 disebut pencacah biner. Jika kita 9 ingin melihat hasil keluaran Q dari pencacah pada digunakan 2 sebuah dekoder biner ke desimal 3 yaitu 7447 ( common Anode) dan 4 7448 (common kathode). Hasilnya 5 Pencacah sistem keluaran bilangan ripple Q ripple maka harus berupa keluaran Seven Segment. Decoder ini sering disebut sebagai decoder BCD ( Binary Coded Desimal), yang berfungsi sebagai penerjemah kode. Decoder ini mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal, yang kita pakai sehari-hari. Pencacah ripple disebut juga pencacah Modulus 6 ( MOD 6) karena dapat menghitung bilangan o sampai 6 ( sampai ). Sekarang telah sedikit terkuak rahasia dari pencacah, bagaimana caranya piranti ini mampu melakukan proses perhitungan. 2.5 Sinyal Kendali COUNT : Menghentikan (Menahan) dan Melanjutkan Pencacahan Piranti pencacah ripple dilengkapi dengan sinyal kendali COUNT (HITUNG atau CACAH). Jika kita inginkan pencacah menghitung, maka sinyal kendali COUNT harus berada dalam keadaan tinggi dengan cara dipanjar dengan sinyal secara terus menerus. Maka pencacah akan melakukan proses pencacahan dari sampai, mengalami reset. Kemudian kembali ke dan mulai lagi sampai dan seterusnya.

Jika sewaktu pencacah sedang melakukan proses pencacahan, tiba-tiba sinyal kendali COUNT diubah dari keadaan tinggi () ke keadaan rendah (), maka proses pencacahan akan berhenti. Data yang dihitung akan tetap tertahan sampai waktu yang tak terbatas. (a) (b) Gambar 2.5 (a) Sinyal kendali count mengendalikan laju proses perhitungan (b) sinyal kendali count dapat menghentikan dan melanjutkan proses pencacahan tetapi tidak menghapuskan data isi pencacah. 2.6 Sinyal Kendali Clear ( HAPUS): Mereset Pencacah Selain dilengkapi dnegan sinyal kendali COUNT, pencacah ripple juga dilengkapi dengan sinyal kendali CLEAR atau HAPUS. Sinyal kendali CLEAR bekerja dalam mode operasi aktif rendah. Sinyal kendali CLEAR tersebut akan mereset dan memadamkan semua keluaran pencacah. Tidak peduli dalam keadaan apa pencacah tersebut. Juga tidak peduli dalam keadaan apa sinyal kendali COUNT. Sewaktu sinyal kendali CLEAR diaktifkan, pencacah akan padam (tidak aktif). Semua isi data dalam pencacah akan hilang seketika.

Gambar 2.5 Sinyal kendali CLEAR berfungsi untuk menghapuskan isi data pencacah, sesudah dihapus jika sinyal kendali CLEAR dikembalikan menjadi tinggi(), maka pencacah akan menghitung mulai dari awal lagi. Sesudah sinyal kendali CLEAR diaktifkan, pencacah akan padam. Setelah itu sinyal kendali CLEAR diubah menjadi tak aktif(), maka pencacah akan mulai mmenghitung kembali dari sampai Gambar 2.6 Sinyal kendali CLEAR memiliki prioritas utama dalam bekerja, karena bekerja secara tak sinkron terhadap sinyal pendetak. Sinyal kendali CLEAR tersebut akan mereset dan memadamkan semua keluaran pencacah. Tidak peduli dalam keadaan apa pencaah tersebut. Juga tidak peduli dalam keadaan apa sinyal kendali COUNT. Sewaktu sinyal kendali CLEAR diaktifkan, pencacah akan padam (tidak aktif) 2.7 Decoder Binary Coded Decimal (BCD): Melihat Hasil Cacahan) Dinamakan penccah riak karena ragam gelombang, seperti riak dalam air. Pencacah ripple bekerja dnegan menghitung dlam bilangan biner. Lalu bagaimana kita dapat mengetahui proses dan hasil cacahan bilangan biner atau Decoder Binary Coded Decimal (BCD) dan piranti tampilan tujuh ruas Seven Segment Display yang terdiri dari tujug LED dengan format dasar angka 8. Dengan piranti piranti ini hasil cacahn dari pencacah ripple dapat kita lihat secara langsung.

Piranti decoder yang digunakan ada dua jenis, yaitu IC TTL 7447 atau IC TTL 7448. IC TTL 7447 adalah decoder BCD Common Anode, artinya keluaran dari IC TTL 7447 ini yaitu, a,b,c,d,e,f,dan g berupa aktif rendah. Karena decoder 7447 bekerja dalam aktif rendah maka tampilan Seven Segment pun harus jenis common Anode yang bekerja dalam aktif rendah juga. Jadi piranti tampilan ini, tegangan sumbernya adalah positif +Vcc sebesar +5 V. Satu tegangan sumber tunggal +5V dapat dipakai secara bersama-sama untuk menyalakan LED Seven Segment. Sehingga disebut Common Anode atau Anode Bersama (positif bersama) Demikian pula sebaliknya, jika menggunakan piranti decoder IC TTL 7448 yang merupakan decoder BCD Common Cathode,, artinya keluaran dari IC TTL 7448 ini yaitu, a,b,c,d,e,f,dan g berupa aktif tinggi. Karena decoder 7448 bekerja dalam aktif rendah maka tampilan Seven Segment pun harus jenis common Cathode yang bekerja dalam aktif tinggi juga. Sehingga pada tampilan, tegangan sumbernya V atau ground. Satu tegangan sumber tunggal V dapat dipakai bersama-sama untuk menyalakan LED Seven Segment, sehingga disebut Common Cathode ( (negatif atau ground bersama) Gambar 2.6 Fungsi rangkaian di atas adalah sebagai penerjemah, sehingga keluaran dari pencacah ripple dapat dimengerti oleh orang awam. Piranti tampilan yang digunakan berupa Seven Segment yang terdiri dari 7 nyala LED yang dapat membentuk angka,,2,3,4,5,6,7,8,9 ditambah dot atau dp. Ukuran fisik piranti tampilan ini di pasaran komersil sangat beragam jenis ukurannya. Mulai dari yang kecil, sedang hinggga yang besar dan tentunya denga berbagai warna Menggunakanpiranti-piranti penerjemah caranya sangat mudah, cukup dengan menghubungkan bagian dari masukan dari input BCD yaitu A,A,A2 dan A3 dengan keluaran dari pencacah ripple yaitu Q,Q,Q2, dan Q3 Dalam melakukan percobaan dapat melihat proses pencacahandalam bilangan desimal, piranti ini dapat menghitung mulai dari,,2,3,4,5... dan seterusnya.

2.8 Counter Asinkron Mod-N Counter Mod-N adalah Counter yang tidak 2n. Misalkan Counter Mod-6, menghitung :,, 2, 3, 4, 5. Sehingga Up Counter Mod-N akan menghitung s/d N-, sedangkan Down Counter MOD-N akan menghitung dari bilangan tertinggi sebanyak N kali ke bawah. Misalkan Down Counter MOD-9, akan menghitung : 5, 4, 3, 2,,, 9, 8, 7, 5, 4, 3,.. Sebuah Up Counter Asinkron Mod-6, akan menghitung :,,2,3,4,5,,,2,... Maka nilai yang tidak pernah dikeluarkan adalah 6. Jika hitungan menginjak ke-6, maka counter akan reset kembali ke. Untuk itu masing-masing Flip-flop perlu di-reset ke nilai dengan memanfaatkan input-input Asinkron- nya. Nilai yang akan dimasukkan di PC didapatkan dengan me-nand kan input A dan B (ABC = untuk desimal 6). Jika input A dan B keduanya bernilai, maka seluruh flip-flop akan di-reset. Gambar 2.7 Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6 2.9 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada rangkaian Up/Down Counter ASinkron, output dari flip-flop sebelumnya menjadi input clock dari flip-flop berikutnya, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 Gambar 2.8 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit.

BAB III KESIMPULAN 3. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Counter Asynchronous adalah :. Counter Asynchronous merupakan pencalah satu jenis pencacah dimana output dari masing-masing flip-flop akan bergulingan ke atau sebaliknya, secara berurutan (serial) 2. Pada counter asinkron ini, ketika pulsa pendetak terakhir hadir, maka pulsa detak yang berikutnya akan mereset seluruh flip-flop. Dengan demikian, pencacah akan direset kembali, dan siklus yang sama akan diulangi. 3. Ada beberapa sinyal kendali dalam counter asinkron, seperti COUNT untuk menahan atau melanjutkan pencacahan dan CLEAR untuk mereset pencacah. 4. Hasil dari pecacahan dari counter asinkron ini dapat dilihat melalui Decoder Binary Coded Decimal (BCD) dan piranti tampilan tujuh ruas Seven Segment Display 5. Counter asinkron dibagi menjadi dua berdasarkan penghitungan bilangan baik dari bilangan tertinggi (n) atau terendah() yaitu Down Counter MOD-N dan Up Counter MOD-N. 6. Dalam rangkaian Counter Asinkron dapat pula dilakukan perhitungan bergantian yaitu dengan Rangkaian Up/Down Counter Asinkron.