MAKALAH M A T E M A T I K A

dokumen-dokumen yang mirip
PELUANG. A Aturan Pengisian Tempat. B Permutasi

PELUANG. Dengan diagram pohon diperoleh:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB I PELUANG

PELUANG. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XI. Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.

PELUANG. P n,r, P r TEKNIK MENGHITUNG: PERKALIAN TEKNIK MENGHITUNG: PERMUTASI TEKNIK MENGHITUNG: PERKALIAN. P n,r =n n 1 n 2 n r 1 = n! n r!

PELUANG. Jika seluruhnya ada banyak kegiatan, dan masing-masing berturut-turut dapat dilakukan dalam

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W

PELUANG. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah

Pertemuan 4. Permutasi

Peluang suatu kejadian

PELUANG. n cara yang berbeda. Contoh 1: Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali?

MAKALAH PELUANG OLEH :

peluang Contoh 6.1 Ali mempunyai 2 celana dan 3 baju yang berbeda. Berapa stelan celana dan baju berbeda yang dipunyai Ali? Matematika Dasar Page 46

BAB 3 Teori Probabilitas

Peluang. Jadi, Ruang Sampel sebanyak {6}. Pada Dadu, ada 1, 2, 3, 4, 5, 6. Pada Kartu Remi, ada : Jadi, Ruang Sampel sebanyak {52}.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI IPS/ 1 Alokasi waktu : 2 x 45 menit

MODUL KULIAH STATISTIKA PROBABILITAS

Konsep Dasar Peluang. Modul 1

Peluang Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam Pemecahan Masalah Ruang Sampel Suatu Percobaan Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya

CONTOH BAHAN AJAR PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF

KOMBINATORIK. Disampaikan dalam kegiatan: PEMBEKALAN OSN-2010 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA

Pertemuan 3. Prinsip Dasar Menghitung

Ruang Sampel dan Kejadian

n objek berlainan 1

Menghitung peluang suatu kejadian

MATERI KULIAH STATISTIKA I PROBABLITAS. (Nuryanto, ST., MT)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PELUANG

Jadi, seluruhnya ada 4 x 4 x 3 x 2 = 96 bilangan yang dapat disusun dengan angkaangka yang tidak boleh berulang.

MAT. 10. Irisan Kerucut

MODUL PELUANG MATEMATIKA SMA KELAS XI

Pertemuan 2. Hukum Probabilitas

Combinatorics. Aturan Jumlah. Teknik Menghitung (Kombinatorik) Contoh

KONSEP DASAR PROBABILITAS OLEH : RIANDY SYARIF

KONSEP DASAR PROBABILITAS

9. 2 Menghitung peluang suatu kejadian

Teori Probabilitas 3.2. Debrina Puspita Andriani /

PERMUTASI, KOMBINASI DAN PELUANG. Kaidah pencacahan membantu dalam memecahkan masalah untuk menghitung

Pertemuan 1 KONSEP DASAR PROBABILITAS

Modul ini adalah modul ke-9 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Probabilitas = Peluang

matematika PELUANG: DEFINISI DAN KEJADIAN BERSYARAT K e l a s Kurikulum 2006 Tujuan Pembelajaran

6. PELUANG A. Kaidah Pencacahan 1. Aturan perkalian

Perumusan Probabilitas Kejadian Majemuk S S A B A B Maka banyak anggota himpunan gabungan A dan B adalah : n(a n(a B) = n(a) + n(b) n(a n(a B) Kejadia

PENCACAHAN RUANG SAMPEL

BAB 2 PELUANG. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

BAB 2 PELUANG. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.

BAB V TEORI PROBABILITAS

PELUANG. Permutasi dengan beberapa elemen yang sama: Dari n obyek terdapat n

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI IPS/ 1 Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Pembahasan Contoh Soal PELUANG

KONSEP DASAR PROBABILITAS

PELUANG KEJADIAN MAJEMUK

PERMUTASI & KOMBINASI

Probabilitas dan Statistika Teori Peluang. Adam Hendra Brata

BIMBINGAN BELAJAR GEMILANG

C n r. h t t p : / / m a t e m a t r i c k. b l o g s p o t. c o m. P n. P ( n, n ) = n P n = P n n!

PENGANTAR TEORI PELUANG. Pendahuluan

Pertemuan Ke-1 BAB I PROBABILITAS

4.2 Nilai Peluang Secara Teoritis

TEORI PROBABILITAS 1

Statistika & Probabilitas. Sumber: Materi Kuliah Statistika Dr. Ir. Rinaldi Munir, M.T

Materi W12c P E L U A N G. Kelas X, Semester 2. B. Peluang Kejadian Majemuk. 3. Kejadian Majemuk saling Bebas Bersyarat.

BAB 2 PELUANG RINGKASAN MATERI

BEBERAPA PRINSIP-PRINSIP LOGIKA SMTS 1101 / 3SKS

Peluang. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Frekuensi Relatif Titik Sampel Percobaan Kejadian Titik Sampel Ruang Sampel

SOAL PELUANG KELAS XI MATEMATIKANET.COM 1.! B. 4 2 C. 2 2 D. E. 2 2 A. 840 B. 504 C. 162 D. 84 E. 168

Unit 5 PELUANG. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan

C. Tujuan Dengan memahami rumusan masalah yang ada di atas, mahasiswa dapat menggunakan dan mengaplikasikan kombinatorial dalam kehidupan nyata.

II. KONSEP DASAR PELUANG

Peluang. Ilham Rais Arvianto, M.Pd. STMIK AKAKOM Yogyakarta

Statistika. Matematika Kelas XI Program IPA. Ukuran Pemusatan Data dan Penafsirannya. Ukuran Letak Data dan Penafsirannya

Tujuan Pembelajaran. mutually exclusive

matematika DISTRIBUSI VARIABEL ACAK DAN DISTRIBUSI BINOMIAL K e l a s A. Penarikan Sampel dari Suatu Populasi Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran

Eksperimen Hasil Kejadian KONSEP PROBABILITAS

STK 211 Metode statistika. Materi 3 Konsep Dasar Peluang

Teori Probabilitas. Debrina Puspita Andriani /

Kelas/ Semester : XI/4 Pertemuan ke : : 4 x 45 menit ( 2x pertemuan) Standar kompetensi : Memecahkan masalah dengan konsep teori

Contoh. Teknik Menghitungdan Kombinatorial. Contoh. Combinatorics

MAKALAH MATEMATIKA SEKOLAH 2 ATURAN PERKALIAN DAN PERMUTASI

P E L U A N G. B. Peluang Kejadian Majemuk. Materi W12b. 1. Kejadian Majemuk saling Lepas 2. Kejadian Majemuk saling Bebas. Kelas X, Semester 2

Bab 11 PELUANG. Contoh : 5! = = 120

Bab 3. Permutasi dan Kombinasi

Bab 3. PELUANG A. RUANG SAMPEL B. PELUANG KEJADIAN TUNGGAL ( A ) Nama: Kelas : 11 IPA ! = 5

2-1 Probabilitas adalah:

10. PELUANG A. Kaidah Pencacahan 1. Aturan perkalian

Suplemen Kuliah STATISTIKA. Prodi Sistem Informasi (SI 3) STIKOM AMBON Pokok Bahasan Sub Pok Bahasan Referensi Waktu

Bab 9. Peluang Diskrit

Permutasi dan Kombinasi

MATEMATIKA Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XII

Learning Outcomes Ruang Contoh Kejadian Aksioma Peluang Latihan. Aksioma Peluang. Julio Adisantoso. 16 Pebruari 2014

Pierre-Simon Laplace. Born 23 March 1749 Beaumont-en-Auge, Normandy, France Died 5 March 1827 (aged 77) Paris, France Mempelajari peluang dalam judi

Konsep Dasar Peluang

Peluang. Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas LOGO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI IPS/ 1 Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Gugus dan Kombinatorika

April 20, Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke-5 : Kamis, 7 April : Nevi Narendrati, M.Pd. Prodi : Pendidikan Matematika, Kelas 21

REFERENSI 1 source : Cara Menentukan Ruang Sampel Suatu Kejadian

Hidup penuh dengan ketidakpastian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 Kode : RPP 01

Transkripsi:

MAKALAH M A T E M A T I K A PELUANG DISUSUN OLEH EDI MICHAEL ANTONIUS XII.TSM GURU PEMBIMBING LUNGGUH SOLIHIN, S.Pd SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SETIH SETIO 1 MUARA BUNGO T.A 2016/2017 0

KATA PENGANTAR Pertama sekali kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada teman teman yang telah meluangkan waktunya untuk dapat bekerja sama dalam menyusun makalah ini. Makalah ini berisikan materi Peluang. Dalam makalah ini kami membahas konsep Usaha dan Energi, hukum kekekalan energy dalam menyelesaikan persoalan-persoalan fisika sederhana serta menyelesaikan soal-soal yang konsep dan penerapan usaha dan enegi dalam kehidupan sehari-hari. Kami sebagai penulis, menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah kami ini, untuk itu kami mengharapkan kepada para pembaca ataupun dosen yang menilai makalah ini agar dapat memberikan masukan atau kritik yang membangun, agar dikemudian hari kami dapat memperbaikinya. i 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori peluang menyangkut dengan cara menentukan hubungan antara sejumlah kejadian khusus dengan jumlah kejadian sebarang.misalnya pada kasus pelemparan uang sebanyak seratus kali, berapa kali akan munculnya gambar. Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-1576). Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501. Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu itu. Walaupun judi berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk mempelajari peluang. Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian. Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663. Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari konsep peluang.berdasarkan pemaparan mengenai teori peluang di atas maka penulis membuat sebuah makalah yang berjudul Peluang. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya seperti berikut: 1. Definisi Peluang 1

2. Kaidah Pencacahan 3. Peluang Suatu Kejadian 4. Kejadian Majemuk 1.3. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Mendeskripsikan definisi peluang. 2. Mendeskripsikan kaidah pencacahan dan menentukan aturan pengisian tempat yang tersedia. 3. Mendeskripsikan peluang suatu kejadian. 4. Mendeskripsikan kejadian majemuk. 2

BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Definisi Peluang a. Definisi Peluang Klasik Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka peluang peristiwa E terjadi adalah n/n atau P(E) = n/n Contoh : Eksperimen dengan melantunkan koin Rp 100,- sebanyak 1X menghasilkan peristiwa-peristiwa yang terjadi : 1) muncul angka (G) = 1 2) muncul gambar (A) = 1 N = 2 P(G) = ½ ; P(A) = ½ Sifat peluang klasik : saling eksklusif dan kesempatan yang sama b. Definisi Peluang Empirik Peluang empirik/frekuensi relatif terjadi apabila eksperimen dilakukan berulang. Apabil kita perhatikan frekuensi absolut (=m) tentang terjadinya peristiwa E untuk sejumlah pengamatan (=n), maka peluang peristiwa itu adalah limit dari frekuensi relatif apabila jumlah pengamatan bertambah sampai tak hingga P(E) = limit m/n n N Contoh Eksperimen melantunkan sebuah dadu (1000X) Peristiwa yang muncul : - muncul mata dadu 1 hingga - muncul mata dadu 6 Event M1 M2 M3 M4 M5 M6 total m 166 169 165 167 169 164 1000 3

P(M1) = 166/1000 ; P(M6) = 164/1000 c. Definisi Peluang Subjektif 1. Nilai peluang didasarkan kepada preferensi seseorang yang diminta untuk menilai 2. Pada umumnya yang dinilai adalah peristiwa yang belum terjadi 2.2 Kaidah Pencacahan Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan banyakya cara suatu percobaan dapat terjadi dilakukan dengan: aturan penjumlahan, aturan perkalian. a. Aturan Penjumlahan Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total anggota di kedua himpuan adalah a + b. Contoh : Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di dealer itu tersedia 5 jeis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki. Dengan demikian orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis sepeda motor. b. Aturan Perkalian Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkan kejadian satu persatu dan aturan pengisian tempat yang tersedia. Menyebutkan kejadian satu persatu Contoh : Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar secara bersamaan. Berapa hasil yang berlainan dapat terjadi? Penyelesaian : 4

Dengan diagram pohon diperoleh: Hasil yang mungkin : G1, G2, G3, G5, G6, A1, A2, A3, A4, A5, A6 Catatan : G1 artinya uang menunjukkan gambar dan dadu menunjukkan angka 1. Dengan demikian banyaknya cara hasil yang berkaitan dapat terjadi adalah 12 cara. Contoh : 2 Dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 2 cara, dari kota B ke kota C dapat ditempuh dengan 4 cara. Berapa cara yang dapat ditempuh dari kota A ke kota C? Penyelesaianya : Dari keterangan di atas, jaringan jalan yang menghubugkan kota A, kota B dan C dapat dibuat diagram sebagai berikut: Hasil yang mungkin adalah : 11, 12, 13, 14, 21, 22, 23, 24. Jadi banyaknya ada 8 cara. 5

Aturan pengisian tempat yang tersedia Menentukan banyaknya cara suatu percobaan selalu dapat diselesaikan dengan meyebutkan kejadian satu persatu. Akan tetapi, akan mengalami kesulitan kejadiannya cukup banyak. Hal ini akan lebih cepat jika diselesaikan dengan menggunakan aturan pengisian tempat yang tersedia atau dengan mengalikan. Contoh Alya mempunyai 5 baju dan 3 celana. Berapa cara Alya dapat memakai baju dan celana? Peyelesaian : Misalkan kelima baju itu B 1, B 2, B 3, B 4, B 5 dan ketiga celana itu C 1, C 2, C 3. Hasil yang mungkin terjadi adalah. B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 C 1 C 2 C 1 B 1 C 1 B 2 C 1 B 3 C 1 B 4 C 1 B 5 C 2 B 1 C 2 B 2 C 2 B 3 C 2 B 4 C 2 B 5 C 3 C 3 B 1 C 3 B 2 C 3 B 3 C 3 B 4 C 3 B 5 Jadi banyaknya cara Alya dapat memakai baju da celana = 15 cara Langkah diatas dapat diselesaikan dengan: Jadi, ada 5 3 cara = 15 cara Permutasi dan Kombinasi A. Permutasi Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu. a. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya ( n P n ) Contoh1: Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari 3 huruf yang berbeda itu? 6

Jawab: 3P 3 = 3! = 3.2.1 = 6 cara Contoh2: Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada berapa cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda? Jawab: Kursi I dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 4 cara. Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara. Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara. Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara. Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh keempat siswa dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara. Atau np n = 4 P 4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara. b. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil sebagian ( n P r ) Banyak permutasi n objek yang diambil r objek (0 < r < n) dinotasikan n P r atau P (n, r) atau n P r (dibacapermutasi r dari n) adalah : np r = n(n 1)(n 2) (n r + 1) atau Contoh: np r = n! ( n r)! Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf: A, I, U, E. Jawab: 4P 2 = 4! (4 2)! 4! 2! 4.3.2.1 2.1 = 4.3 = 12 cara Ke-12 permutasi itu adalah: 7

c. Permutasi n objek yang tidak semua berbeda Banyaknya cara menyusun unsur dalam suatu baris, jika ada p unsur yang sama dari satu jenis, q unsur dari jenis lain, dan seterusnya adalah : P(n; n 1,n 2,...) = n n!!!... 1 2 n B. Kombinasi Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan urutan unsur-unsur itu.kombinasi dari n objek yang diambil r n n objek dinotasikan n C r atau C (n, r) atau C r atau adalah : r permutasi dan kombinasi. nc r = n! r!( n r)! Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D). Kombinasi ( 4 C 3 ) : ABC, ABD, ACD, BCD Permutasi ( 4 P 3 ) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA 8

BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB Jadi, 4 C 3. 3! = 4 P 3 atau 4 C 3 = Sehingga kita peroleh: n C r = Contoh: 4 P 3 3! n P r = r! n! r!( n r)! Ada berapa cara dapat dilakukan jika 5 pemain bola basket diambil dari tim yang terdiri 12 pemain untuk berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan? Jawab: 12C 5 = 12! 5!(12 5)! 12! 5!.7! 12.11.10.9.8.7! 5.4.3.2.1.7! = 792 Jadi, banyaknya cara memilih 5 pemain dari 12 pemain ada 792 cara. Contoh: Ada berapa cara 2 bola merah, 3 bola biru, dan 4 bola putih dapat dipilih dari suatu kotak yang berisi 4 bola merah, 6 bola biru, dan 5 bola putih? Jawab: 2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4 C 2 cara. 3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6 C 3 cara. 4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5 C 4 cara. Dengan prinsip perkalian, banyaknya cara memilih bola yang diminta : 4C 2 x 6 C 3 x 5 C 4 = = 4! 2!.2! x 6! 3!.3! x 5! 4!.1! 4.3.2! 6.5.4.3! x x 2.1.2! 3.2.1.3! 5.4! 4!.1 = 6 x 20 x 5 = 600 cara 2.3 Peluang Suatu Kejadian a. Pengertian Peluang Suatu Kejadian 9

Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan. Misalnya kita melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar adalah angka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel, biasanya dinyatakan dengan S, dan setiap hasil dalam ruang sampel disebut titik sampel. Banyaknya anggota dalam S dinyatakan dengan n(s). Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(s) = 6. Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka bilangan itu disebut kejadian. Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan : P(A) = n( A) n( S) P(A) = Peluang muncul A n(a) = banyaknya kejadian A n(s) = banyaknya kemungkinan kejadian S Contoh: Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya Angka? Jawab: Ruang sampel S = {A, G} maka n(s) = 2. Kejadian A = {A}, maka n(a) = 1 Jadi, P(A) = Contoh: n( A) n( S) = 2 1 10

Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil? Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(s) = 6 A = {1, 3, 5} n(a) = 3 Jadi, P(A) = Contoh: n( A) 3 1 = = n( S) 6 2 Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak). Tentukanpeluang yang terambil adalah kartu As! Jawab: Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(s) = 52 n(as) = 4 n( As) 4 1 Jadi, P(As) = = = n( S) 52 13 b. Tafsiran Peluang Kejadian Jika kejadian K dalam ruang sampul 5 selalu terjadi, maka n (K) = n (5). Sehingga besar peluang kejadian K adalah: n(k) P (K) = 1 n(5) Kejadian K yang selalu terjadi dalam ruang sampul 5 disebut kepastian. Kemustahilan Kepastian 0 0 P (K) 1 1 Sedangkan kejadian K dalam ruang sampul 5 tidak pernah terjadi maka n (K) = 0, yang dinamakan kemustahilan, sehingga : n(k) P (K) = 0 n(5) Oleh karena itu nilai peluang itu terbatas yaitu 0 P (K) 1 Contoh : 11

1. Berapa peluang seekor kuda jantan melahirkan anak? Karena tidak mungkin, maka dinamakan kemustahilan dan peluangnya 0. 2. Berapa peluang setiap orang akan meninggal? Karena setiap orang pasti meninggal, maka dinamakan kepastian dan peluangnya 1. 3. Berapa peluang muncul gambar jika sebuah uang logam dilempar sekali? n (S) = 2 n (G) = 1 maka P (G) = n(g) 1 n(s) 2 Jadi peluang muncul gambar adalah 2 1 c. Frekuensi Harapan Frekuensi harapan adalah harapan yang nilai kemungkinan terjadinya paling besar. Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadinya kejadian K setiap percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan dari kejadian K adalah: F(K) = n P (K) Contoh : Bila kita melemparkan sebuah dadu sebanyak 480 kali, berapakah kita harapkan muncul angka 4? Penyelesaian : 1 P(K) = dan n = 480 6 F(K) = n P(K) 1 = 480 80 Jadi harapannya 80 kali. 6 2.4Kejadian Majemuk 12

Apabila dua kejadian atau lebih dioperasikan sehingga menghasilkan kejadian baru, maka kejadian baru itu disebut kejadian majemuk. 1) Dua kejadian A dan B sembarang Jenis Operasi Tidak A atau komplemen A A dan B A atau B Notasi A 1 = A c A B A B Untuk sembarang kejadian A dan B berlaku: n (A B) = n (A) + n (B) n (A B) kedua ruas dibagi dengan n (S) maka: n(a B) n(s) n(a) n(s) n(b) n(a B) n(s) n(s) P (A B) = P(A) + P(B) P (A B) 2) Tiga kejadian A, B dan C sembarang: Contoh P 1: (A B C) = P (A) + P (B) + P (c) P (A B) P (A C) Sebuah dadu dilambungkan sekali, P tentukan (B C) + P peluang (A B muncul C) mata dadu genap atau prima. 13

Penyelesaian : Ruang sampul S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n (S) = 6 muncul mata genap A = {2, 4, 6} n (A) = 3 muncul mata prima B = {2, 3, 5} n (B) = 3 muncul mata genap dan prima = {2} n (A B ) = 1 muncul mata genap atau prima: P (A B) = P (A) + P (B) P (A A B) Contoh : = 3 6 = 6 5 3 6 1 6 Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa senang matematika, 22 siswa bahasa inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak, tentukan peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris! Penyelesaian : Peluang terpilih yang suka matematika atau bahasa Inggris ialah : P (M B) = P (M) + ( P (B) P (M B) = 28 45 30 = 45 = 7 6 22 45 10 45 14

Jadi peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris adalah 4 3.Kejadian majemuk dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Komplemen suatu kejadian P (A c ) = = n a n n n = 1 n a a n P (A c ) = 1 P (A) Contoh 1 : Sebuah dadu dilempar sekaliu, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua. Penyelesaian : Cara I Sebuah dadu dilempar sekali, maka U (S) = 6 Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2} Maka A c = {mata dadu lebih dari 2} Sehingga : A c = {3, 4, 5, 6} n (A c ) = 4 P(A c ) = c n(a ) 4 n(s) 6 2 3 15

Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3 2 Cara II Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6 Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2} = {1, 2} n(a) = 2 P(A) = n(a) n(s) Sehingga : 2 6 1 3 P (A c ) = 1 P (A) = 1 3 1 = 3 2 Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3 2 Contoh 2: Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama, tentukan peluang bahwa jumlah mata kedua dadu lebih dari 3! Penyelesaian : Dua buah dadu dilambungkan bersama, maka n (S) = 6 6 = 36 Jika A = {jumlah mata kedua dadu 3} n(a) = 3 P (A) = = {(1,1), (1,2), (2,1)} n(a) n(s) P (A c ) = 1 12 1 11 = 12 3 36 1 12 16

11 Jadi peluang bahwa jumlah mata kedua dadu > 3 adalah 12 Contoh 3: Jika peluang hari esok akan hujan adalah 0,35, berapa peluang bahwa cuaca akan cerah esok hari? Penyelesaiannya : A = {esok hari akan turun hujan) P (A) = 0,35 P (A c ) = 1 P(A = 1 0,35 = 0,65 Jadi peluang bawah cuaca akan cerah hari esok adalah 0,65. Dua kejadian saling lepas Kejadian A dan B dikatakan saling lepas Jika A B = atau P (A B) = 0 Jika P (A B) = 0 maka P (A B) = P(A) + P (B) Kesimpulan : Jika A dan B kejadiansalinglepas, maka: P (A B) = P(A) + P (B) Contoh 1 : Dari satu set kartu bridge diambil 1 kartu secara acak. Berapa peluang untuk mendapatkan kartu As atau king? Penyelesaian : Jika A = kejadian mendapatkan kartu A n (A) = 4 B= kejadian mendapatkan kartu king n (B) = 4 17

n(a B) = Maka : P (A B) = P(A) + P (B) = = 13 2 4 52 4 52 Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah 13 2 Contoh 2: Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Berapa peluang jumlah angka kedua dadu sama dengan 5 atau 10. Penyelesaian : n (S) = 6 6 = 36 jika A = {jumlah angka sama dengan 5} n (A) = 4 = {(1, 4), (4, 1), (2, 3) (3, 2)} jika B = {jumlah angka sama dengan 10} n (B) = 3 A B = n (A B) = 0 = {(4, 6), (6, 4), (5, 5)} Maka : P (A B) = P (a) + P(B) = 4 36 7 = 36 3 36 7 Jadi nilai kemungkinan jumlah angka kedua mata dadu 5 atau 10 adalah 36 Contoh 3: Di dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak tersebut diambil dua bola sekaligus. Berapa peluang kedua boila itu berwarna sama? 18

Penyelesaian : n (S) = 9 C 2 = 36 Dua bola berwarna sama, berarti dua merah atau dua putih A = {dua merah}, n (a) = n C 2 = 10 P(A) = n(a) 10 n(s) 36 B = {dua putih}, n (B) = 4 C 2 = 6 P(B) = n(b) n(s) 6 36 Karena A dan B saling lepas maka: P (A B) = P (A) + (P (B) = 10 36 16 = 36 = 9 4 Jadi peluang kedua bola itu berwarna sama adalah 9 4 6 36 Dua kejadian yang saling bebas Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B. Jika dua buah dadu ditos, maka angka yang muncul pada dadu pertama jika mempengaruhi angka yang muncul pada dadu kedua. Dalam hal ini dikatakan kedua dadu saling bebas. Contoh 1 : Dadu merah dan dadu putih ditos. Tentukan peluang : a. Pada dadu merah muncul angka satu. b. Pada dadu putih muncul angka enam. c. Pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam. Penyelesaian : Dua dadu ditos, maka n(s) = 6 x 6 = 36 19

A = {dadu merah muncul angka satu} P(A) = n(a) n(s) = 6 36 = 1 6 = {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(a) = 6 Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu adalah 1 6 B = {dadu putih muncul angka enam} P(B) = n(b) n(s) = 6 36 = 1 6 = {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,6)}, n(b) = 6 Jadi, peluang pada dadu putih muncul angka enam adalah 1 6 a. A B = 1,6, n A B = 1 P A B = n(a B) n(s) = 1 6 P A B = 1 6 dapat ditulis menjadi P A B = 1 6 x 1 6 P A B = P A x P(B) Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam adalah 1.Dari pembahasan contoh 1 diperoleh rumus sebagai 36 berikut :P A B = P A x P(B) Dua kejadian Bersyarat Dua kejadian atau lebih yang terjadi secara berurut dikatakan kejadian tak bebas (kejadian bersyarat) apabila kejadian yang satu mempengaruhi peluang terjadinya kejadian yang lain. Rumus : Jika kejadian A dan B bersyarat, maka : P A B = P A x P(B/A) P(B/A) artinya peluang B dimana kejadian A sudah terjadi. Contoh 20

Didalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak tersebut diambil dua bola secara berturut-turut tanpa pengembalian. Tentukan peluang bahwa kedua bola tersebut berwarna merah. Pembahasan : Supaya kedua bola tersebut berwarna merah maka pada pengembalian pertama dan kedua harus berwarna merah.peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah P A = 3. Kejadian A sudah terjadi sehingga di 7 dalam kotak tinggal 2 bola merah dan 4 bola putih. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah P(B/A) = 2 6 = 1 3. P A B = P A x P(B/A)= 3 7 1 3 = 3 21 = 1 7 Jadi, peluang bahwa kedua bola yang terambil berwarna merah adalah 1 7. 21

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan didalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi,kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk Permutasi adalah susunan yang berbeda yang dapat dibentuk dari n unsur yang diambil dari n unsur atau sabagai unsur. Kombinasi adalah susunan beberapa unsur yang diambil dari sebagian atau semua unsur suatu himpunan tanpa memperhatikan urutannya. Ruang sampel adalah himpunan yang memuat semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Peluang kejadiaan adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian dengan gabungkan dua atau lebuh kejadian sederhana.sifat-sifat peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S. a. Jika A = Ø maka P (A) = O b. Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O P (A) 1). c. Jika S ruang sampel maka P (S) = 1. 3.2 Saran Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis dengan partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif agar makalah kedepan dapat lebih baik. 22

DAFTAR PUSTAKA http://20matematika/peluang/mawar%20berduri%20di%20tepi%20jurang%20% 20MAKALAH%20PELUANG.htm http://genius.smpn1- mgl.sch.id/file.php/1/animasi/matematika/teori%20peluang/materi01.html http://mtksmampsw.wordpress.com/kelas-xi/kelas-xi-ipa-semester-i/peluang/ http://matematikanet.blogspot.com/2009/01/teori-peluang.html http://cara%20menentukan%20peluang%20kejadian%20majemuk%20dan%20 Kejadian%20Bersyarat%20-%20Rumus%20Matematika.htm 23