Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi buah semangka

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN JUS BUAH SALAK (Salacca sumatrana Becc) DENGAN METODE DPPH

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan alir pembuatan ekstrak kulit batang jamblang

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1. Bagan kerja penelitian. 1 g Serbuk sampel. Dimasukkan kedalam beaker glass, ditambahkan 100 ml air panas dan diletakkan diatas hot plate.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi sampel

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH BUAH SALAK BONGKOK PADA VARIASI SUHU PENYEDUHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

Transkripsi:

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Gambar tumbuhan salak, buah salak, simplisia, serbuk simplisia dan jus daging buah salak Gambar 2.1 Tanaman kulit jeruk kesturi Gambar 2.2 Kulit jeruk kesturi Gambar 1. Tumbuhan Salak

Lampiran 2 (lanjutan) Gambar 2. Buah Salak Gambar 3. Buah Salak

Lampiran 2. (lanjutan) Gambar 4. Simplisia daging buah salak Gambar 5. Serbuk Simpilsia Daging Buah Salak

Lampiran 2. (lanjutan) Gambar 6. Jus Daging buah salak bewarna merah

Lampiran 3. Mikroskopik serbuk simplisia daging buah salak 1 2 Gambar 1. Sel Parenkim Gambar 2. Sel Serabut 4 3 Gambar 3. Kristal Kalsium Oksalat Bentuk jarum Gambar 4. Kristal Kalsium Oksalat Bentuk Prisma.

Lampiran 4. Bagan kerja pembuatan simplisia Buah Salak dipisahkan dari pengotor dicuci, ditiriskan dipotong-potong menjadi bagian kecil dan ditimbang berat basah 5000 mg dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 0-50 0 C ditimbang sebagai berat kering 1050 mg Simplisia dilakukan pemeriksaan makroskopik Serbuk Simplisia dihaluskan (diblender) Karakteristik Simpilsia Skirining Fitokimia 1.Makroskopik 2.Mikroskopik 3.Penetapan Kadar Air 4.Penetapan Kadar Sari yang larut etanol 5.Penetapan Kadar Sari yang larut dalam air 6..Penetapan Kadar Abu Total 7.Penetapan Kadar Abu yang tidak larut dalam asam 1.Pemeriksaan Alkaloid 2. Pemeriksaan Glikosida 3. Pemeriksaan Flavonoida 4. Pemeriksaan Tanin 5. Pemeriksaan Saponin 6.Pemeriksaan Antrakinon 7.Pemeriksaan Steroid/terpenoid

Lampiran 5. Perhitungan pemeriksaan karakterisasi simplisia daging buah salak 1. Perhitungan kadar air serbuk simplisia % Kadar air = volume air (ml) x 100% berat sampel (g) Simplisia Daging Buah Salak 1. Berat sampel= 5,047 g Volume air = 0,5 ml % Kadar air = 0,5 ml 5,047 g x 100% = 9,9% 2. Berat sampel = 5,094 g Volume air = 0,5 ml % Kadar air = 0,5 ml 5,094 g x 100% = 9,8% 3. Berat sampel = 5,091 g Volume air = 0,5 ml % Kadar air = 0,5ml 5,091g x100% = 9.8% % Kadar air rata-rata = 9,9% + 9,8% + 9,8% = 9,83% 3 2.Perhitungan kadar sari yang larut dalam air Berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam air = x 100% Berat simplisia (g) 20

Lampiran 5. (Lanjutan) Simplisia Daging Buah Salak 1. Berat simplisia = 5,054 g 2.Berat sari = 0,779 g 0,779 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 77,06% 5,054 g 20 2. Berat simplisia = 5,074 g Berat sari = 0,734 g 0,734 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 72,3% 5,074 g 20 3. Berat simplisia = 5,060 g Berat sari = 0,211 g 0,211g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 20,84% 5,060 g 20 77,06% + 72,3% + 20,84% % Kadar sari larut dalam air rata-rata = =56,73% 3 3. Perhitungan kadar sari simplisia yang larut dalam etanol Berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% Berat simplisia (g) 20 Simplisia Daging Buah Salak 1. Berat simplisia = 5,014 g Berat sari = 0,602 g 0,602 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 60,03% 5,014 g 20

Lampiran 5.(lanjutan) 2. Berat simplisia = 5,024 g Berat sari = 0,666 g 0,666 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = x x 100% = 66,28% 5,024 g 20 3. Berat simplisia = 5,010 g Berat sari = 0,551 g 0,551g 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 54,99% 5,010 g 20 60,03% + 66,28% + 54,99% %Kadar sari larut dalam etanol rata= = 60,43% 3 4. Perhitungan kadar abu total simplisia Berat abu (g) % Kadar abu total = x 100% Berat simplisia (g) Simplisia Daging Buah Salak 1. Berat simplisia = 2,026 g Berat abu = 0,046 g 0,046g % Kadar abu total = x 100% = 2,27% 2,026g 2. Berat simplisia = 2,019 g Berat abu = 0,045 g 0,045g % Kadar abu total = x 100 % = 2,22% 2,019 g

Lampiran 5.(lanjutan) 3. Berat simplisia = 2,032 g Berat abu = 0,054 g 0,054g % Kadar abu total = x 100 % = 2,65% 2,032 g 2,27% + 2,22% + 2,65% % Kadar abu total rata-rata = = 2,38% 3 4. Perhitungan kadar abu simplisia yang tidak larut dalam asam Berat abu (g) % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% Berat simplisia (g) Simplisia Daging Buah Salak 1. Berat simplisia = 2,026 g Berat abu = 0,002g 0,002 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,026 g = 0,09% 2. Berat simplisia = 2,019g Berat abu = 0,01 g 0,01g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,019 g = 0,4% 3. Berat simplisia = 2, 032 g Berat abu = 0,002 g 0,002g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,032 g = 0,09% 0,09% + 0,4% + 0,09% %Kadar abu yang tidaklarut dalam asam rata-rata= = 0,19% 3

Lampiran 6. Bagan Pembuatan Ekstrak Etanol Daging Buah Salak 200 g serbuk simplisia Dimasukkan ke dalam bejana Direndam dengan etanol sebanyak 1500 ml Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk Diserkai, diperas Maserat Ampas Dicuci dengan etanol 96% secukupnya hingga 2000 ml di dalam bejana tertutup Pindahkan kedalam bejana tertutup, di gabung Dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya, selama 2 hari Enap tuangkan Dipekatkan dengan alat rotary evaporator Ekstrak pekat Dikeringkan dengan alat freeze dryer Ekstrak kental

Lampiran 7. Hasil Uji Antioksidan 1. Ekstrak etanol daging buah salak a. Pengukuran I Tabel data absorbansi DPPH pengukuran I No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 0,9746 2. 100 0,8890 3. 200 0,6654 4. 300 0,5561 5. 400 0,4873 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman ekstrak etanol daging buah salak - Konsentrasi 100 ppm 0,9746 0,8890 = 8,78% 0,9746 - Konsentrasi 200 ppm 0,9746 0,6654 = 31,72% 0,9746

Lampiran 7. (lanjutan) - Konsentrasi 300 ppm 0,9746 0,5561 = 42,94% 0,9746 - Konsentrasi 400 ppm 0,9746 0,4873 = 50% 0,9746 b. Pengukuran II Tabel data absorbansi DPPH pengukuran II No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 0,9774 2. 100 0,8844 3. 200 0,6647 4. 300 0,5545 5. 400 0,4854 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman ekstrak etanol daging buah salak - Konsentrasi 100 ppm 0,9774 0,8844 = 9,51 0,9774

Lampiran 7. (lanjutan) - Konsentrasi 200 ppm 0,9774 0,6647 = 31,99% 0,9774 - Konsentrasi 300 ppm 0,9774 0,5545 = 43,26 0,9774 - Konsentrasi 400 ppm 0,9774 0,4854 = 50,33% 0,9774 c. Pengukuran III Tabel data absorbansi DPPH pengukuran III No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 0,9784 2. 100 0,8826 3. 200 0,6643 4. 300 0,5540 5. 400 0,4841 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel

Lampiran 7. (lanjutan) Perhitungan % peredaman ekstrak etanol daging buah salak - Konsentrasi 100 ppm 0,9784 0,8826 = 9,79% 0,9784 - Konsentrasi 200 ppm 0,9784 0,6643 = 32,10% 0,9784 - Konsentrasi 300 ppm 0,9784 0,5540 = 43,37% 0,9784 - Konsentrasi 400 ppm 0,9784 0,4841 = 50,52% 0,9784 Tabel % Peredaman Ekstrak Etanol Daging Buah Salak Larutan Uji Pengukuran Rata-rata (ppm) I II III 100 8,78 9,51 9,79 9,36 200 31,72 31,99 32,10 31,93 300 42,94 43,26 43,37 43,19 400 50 50,33 50,52 50,28

Lampiran 7. (lanjutan) Tabel IC 50 ekstrak etanol daging buah salak X Y XY X 2 0 0 0 0 100 9,36 20112 10000 200 31,93 12957 40000 300 43,19 6386 90000 400 50,28 936 160000 ΣX=1000 ΣY= 134,76 ΣXY= 40391 ΣX 2 = 300000 x = 200 y = 26,952 X = Konsentrasi (ppm) Y = % Peredaman a = ( XY) - ( X)( Y) / n 2 2 ( X ) (X ) / n (40391) (1000)(134,76) / 5 13439 = = = 0,1343 2 (300000) (1000) / 5 100000 b = y - a x = 26,952 (0,1343)(200) = 0,092 Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,1343X + 0,092 Nilai IC 50 = Y = 0,1343X + 0,092 50 = 0,1343X + 0,092 X = 371,61 IC 50 = 371,61 ppm

Lampiran 7. (lanjutan) 2. Juice Daging Buah Salak a. Pengukuran I Tabel data absorbansi DPPH pengukuran I No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 1,3340 2. 100 0,8104 3. 200 0,6044 4. 300 0,3653 5. 400 0,2150 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman juice daging buah salak - Konsentrasi 100 ppm 1,3340 0,8104 = 39,25% 1,3340 - Konsentrasi 200 ppm 1,3340 0,6044 = 54,69% 1,3340 - Konsentrasi 300 ppm

Lampiran 7. (lanjutan) 1,3340 0,3653 = 72,61% 1,3340 - Konsentrasi 400 ppm 1,3340 0,2150 = 83,87% 1,3340 b. Pengukuran II Tabel data absorbansi DPPH pengukuran II No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 1,3344 2. 100 0,7948 3. 200 0,6090 4. 300 0,3604 5. 400 0,2094 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman juice daging buah salak - Konsentrasi 100 ppm 1,3344 0,7948 = 40,43% 1,3344 - Konsentrasi 200 ppm

Lampiran 7. (lanjutan) 1,3344 0,6090 = 54,36% 1,3344 - Konsentrasi 300 ppm 1,3344 0,3604 = 72,99% 1,3344 - Konsentrasi 400 ppm 1,3344 0,2094 = 84,30% 1,3344 c. Pengukuran III Tabel data absorbansi DPPH pengukuran I No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 1,3357 2. 100 0,7890 3. 200 0,6076 4. 300 0,3566 5. 400 0,2046 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman juice daging buah salak - Konsentrasi 100 ppm

Lampiran 7. (lanjutan) 1,3357 0,7890 = 40,92% 1,3357 - Konsentrasi 200 ppm 1,3357 0,6076 = 54,51% 1,3357 - Konsentrasi 300 ppm 1,3357 0,3566 = 73,30% 1,3357 - Konsentrasi 400 ppm 1,3357 0,2046 = 84,68% 1,3357 Tabel. % Peredaman Juice Daging Buah Salak Larutan Uji Pengukuran Rata-rata (ppm) I II III 100 39,25 40,43 40.92 40,21 200 54,69 54,36 54,51 54,52 300 72,61 72,99 73,30 72,96 400 83,87 84,30 84,68 84,28

Lampiran 7. (lanjutan) Tabel IC 50 juice daging buah salak X Y XY X 2 0 0 0 0 100 40,21 4021 10000 200 54,52 10904 40000 300 72,96 21888 90000 400 84,28 33712 160000 ΣX=1000 ΣY= 251,97 ΣXY= 70525 ΣX 2 = 300000 x = 200 y = 50,39 X = Konsentrasi (ppm) Y = % Peredaman a = ( XY) - ( X)( Y) / n 2 2 ( X ) (X ) / n (70525) (1000)(251,97) / 5 20131 = = = 0,2013 2 (300000) (1000) / 5 100000 b = y - a x = 50,394 (0,2013)(200) = 10,134 Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,2013X + 10,134 Nilai IC 50 = Y = 0,2013X + 10,134 50 = 0,2013X + 10,134 X = 198,04 IC 50 = 198,04 ppm

Lampiran 7. (lanjutan) 3. Vitamin C a. Pengukuran I Tabel data absorbansi DPPH pengukuran I No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 0,9833 2. 2 0,7581 3. 4 0,5309 4. 6 0,1894 5. 8 0,0975 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman vitamin C - Konsentrasi 2 ppm 0,9833 0,7581 = 22,90% 0,9833 - Konsentrasi 4 ppm 0,9833 0,5309 = 44,33% 0,9833 - Konsentrasi 6 ppm 0,9833 0,1894 = 80,73% 0,9833

Lampiran 7. (lanjutan) - Konsentrasi 8 ppm 0,9833 0,0975 0,9833 b. Pengukuran II Tabel data absorbansi DPPH pengukuran II = 90,08% No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 0,9881 2. 2 0,7582 3. 4 0,5305 4. 6 0,1895 5. 8 0,0971 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman vitamin C - Konsentrasi 2 ppm 0,9881 0,7582 = 23,26% 0,9881 - Konsentrasi 4 ppm 0,9881 0,5305 = 46,39% 0,9881

Lampiran 7. (lanjutan) - Konsentrasi 6 ppm 0,9881 0,1897 = 80,84% 0,9881 - Konsentrasi 8 ppm 0,9881 0,0971 0,9881 c. Pengukuran III Tabel data absorbansi DPPH pengukuran III = 90,17% No. Konsentrasi Larutan Uji (ppm) Absorbansi 1. 0 0,9901 2. 2 0,7584 3. 4 0,5307 4. 6 0,1897 5. 8 0,0970 Keterangan : = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel Perhitungan % peredaman vitamin C - Konsentrasi 2 ppm 0,9901 0,7584 = 23,40% 0,9901

Lampiran 7. (lanjutan) - Konsentrasi 4 ppm 0,9901 0,5307 = 46,39% 0,9901 - Konsentrasi 6 ppm 0,9901 0,1897 = 80,84% 0,9901 - Konsentrasi 8 ppm 0,9901 0,1897 = 90,20% 0,9901 Tabel % Peredaman Vitamin C Larutan Uji Pengukuran Rata-rata (ppm) I II III 2 22,90 23,26 23,40 23,18 4 44,33 46,31 46,39 45,67 6 80,73 80,82 80,84 80,79 8 90,08 90,17 90,20 90,15 Tabel IC 50 vitamin C X Y XY X 2 0 0 0 0 2 23,18 46,36 4 4 45,67 182,69 16 6 80,79 464,74 36 8 90,15 721,2 64 ΣXY= 20 ΣY= 239,79 ΣXY= 1434,98 ΣX 2 = 120 X =4 Y =47,958

Lampiran 7. (lanjutan) X = Konsentrasi (ppm) Y = % Peredaman a = ( XY) - ( X)( Y) / n 2 2 ( X ) (X ) / n (1434,98) (20)(239,79) / 5 475,82 = = = 11,8955 2 (120) (20) / 5 40 b = y - a x = 47,958 (11,8955)(4) = 0,376 Jadi, persamaan garis regresi Y = 11,8955X+ 0,376 Nilai IC 50 = Y = 11,8955X+ 0,376 50 = 11,8955X+ 0,376 X = 4,17 IC 50 = 4,17 ppm

Lampiran 8. Alat Spektrofotometer UV-Visible