Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara
|
|
- Utami Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1 Lampiran 2 67
2 Lampiran 2 Gambar 1. Tanaman ekor naga (Rhaphidophora pinnata Schott.) Gambar 2. Daun tanaman ekor naga (Rhaphidophoreae pinnatae Folium) 68
3 Lampiran 3 Gambar 3. Simplisia daun tanaman ekor naga (Rhaphidophorae pinnatae Folium) 69
4 Lampiran Gambar 4. Alat Soklet Keterangan: 1. Pendingin balik 5. Tabung soklet 2. Statif dan klem 6. Labu alas bulat 3. Air keluar 7. Mantel pemanas 4. Air masuk 70
5 Lampiran 5 Gambar 5. Pemeriksaan mikroskopik sayatan melintang daun tanaman ekor naga (Rhaphidophorae pinnatae Folium) Keterangan : 1. Kutikula 2. Epidermis atas 3. Kristal kalsium oksalat bentuk druse 4. Jaringan palisade 5. Berkas pembuluh 6. Jaringan bunga karang ( spons) 7. Epidermis Bawah 71
6 Lampiran 6 Gambar 6. Pemeriksaan mikroskopik sayatan membujur atas daun tanaman ekor naga (Rhaphidophorae pinnatae Folium) Keterangan : 1. Sel epidermis 2. Stomata tipe parasitik 72
7 Lampiran 7 Gambar 7. Pemeriksaan mikroskopik sayatan membujur bawah daun tanaman ekor naga (Rhaphidophoreae pinnata Folium) Keterangan : 1. Stomata tipe parasitik 2. Sel epidermis 3. Celah stoma 4. Sel penutup 5. Sel tetangga 73
8 Lampiran 8 Gambar 8. Mikroskopik serbuk simplisia daun tanaman ekor naga (Rhaphidophoreae pinnata Folium) Keterangan: 1. Kristal kalsium oksalat bentuk druse 2. Stomata tipe parasitik 3. Pembuluh kayu 74
9 Lampiran 9 Daun tanaman ekor naga (Rhaphidophorae pinnatae Folium) Disortasi basah Dicuci, ditiriskan Berat Basah = 6 kg Ditimbang Dikeringkan pada lemari pengering Disortasi kering Ditimbang Simplisia = 850 g Diserbuk Ditimbang Serbuk simplisia = 820 g Skrining fitokimia (± 7 g) - Alkaloid - Tripterpenoida/steroida - Flavonoida - Glikosida - Glikosida antrakinon - Saponin - Tanin - Minyak atsiri Karakteristik Simplisia (± 2 g) - Kadar air - Kadar sari yg larut dalam air - Kadar sari yang larut dalam etanol - Kadar abu total & tidak larut dlm asam K d b id k l dl Bagan 1. Penyiapan simplisia daun tumbuhan ekor naga Ekstraksi 75
10 Lampiran g Simplisia (Rhaphidophoreae pinnatae Folium) diekstrakasi secara sokletasi dengan pelarut etanol 350 ml Filtrat Ampas diuapkan dengan penguap vakum putar dipekatkan Ekstrak Kering = 23,4 g Bagan 2. Ekstraksi senyawa flavonoida 76
11 Lampiran 11 Ekstrak kental 3,0 g Ditambahkan 100 ml air panas Ditambahkan 10 ml etanol Diekstraksi dengan 100 ml n-heksana Fraksi n-heksana Fraksi air/etanol Dipekatkan Fraksi n-heksana kental 90 ml Diekstraksi dengan 100 ml kloroform Fraksi kloroform Fraksi air/etanol Dipekatkan Fraksi kloroform kental 75 ml Diekstraksi dengan 100 ml Etil asetat Fraksi etil asetat Fraksi air/etanol Dipekatkan Dipekatkan Fraksi etil asetat kental 20,1 ml Fraksi air kental 13,0 ml Bagan 3. Ekstraksi Cair- Cair Senyawa Flavonoida dari Ekstrak Etanol 77
12 Lampiran 12 Fraksi etil asetat Di KKt preparatif dgn FG (asam asetat 50%) Fraksi I Fraksi II Fraksi III Di KKt dengan FG Di KKt dengan FG Kromatogram Diuji kemurnian KKt dua arah Diuji kemurnian KKt dua arah Isolat murni (F1) Isolat murni (F2) Isolat tidak murni (F3) Identifikasi secara spektrofotometri UV menggunakan pereaksi geser (shift reagent) Spektrum Bagan 4. Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Fraksi Etil Asetat 78
13 Lampiran 13 No. Pemeriksaan Karakterisasi simplisia Hasil 1 Penetapan kadar air 7,30% 2 Penetapan kadar sari yang larut dalam air 11,70% 3 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol 10,99% 4 Penetapan kadar abu total 5,32% 5 Penetapan kadar abu yang larut dalam asam 0,43% Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia daun tanaman ekor naga (Rhaphidophorae pinnatae Folium) No. Golongan senyawa yangdiperiksa Hasil 1 Alkaloida + 2 Flavonoida + 3 Saponin + 4 Tanin + 5 Glikosida + 6 Glikosida Antrakuinon + 7 Steroida/Triterpensteroida + Keterangan: + = memberikan hasil - = tidak memberikan hasil Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia serbuk simplisia daun tanaman ekor naga (Rhaphidophoreae pinnatae Folium) 79
14 Lampiran 14. Penetapan Kadar Air Volume II Volume I Kadar Air = x 100% Berat sampel Sampel I Volume I = 1,8 ml Volume II = 2,15 ml Berat sampel = 5,000 g Kadar air 2,15 1,8 = x 100% 5,000 = 7 % Sampel II Volume I = 2,15 ml Volume II = 2,65 ml Berat sampel = 5,003 g Kadar air 2,65 2,15 = x 100% 5,003 = 7,795% % Sampel III Volume I = 2,65 ml Volume II = 3 ml Berat sampel = 5,001 g 3 2,65 Kadar air = x 100% 5,001 = 6,998 % Kadar air rata rata = 7 % + 7,795% + 6,998% 3 = 7,3% 80
15 Lampiran 15. Penetapan Kadar Abu Total Berat abu Kadar abu = x 100% Berat sampel Sampel I Berat sampel = 2,007 g Berat abu = 0,1030 g 0,1030 Kadar abu = x 100% 2,007 = 5,15 % Sampel II Berat sampel = 2,0010 g Berat abu = 0,1089 g 0,1089 Kadar abu = x 100% 2,0010 = 5,44 % Sampel III Berat sampel = 2,0013 g Berat abu = 0,1078 g 0,1078 Kadar abu = x 100% 2,0013 = 5,38% Kadar abu total rata rata = 5,15% + 5,44% + 5,38% 3 = 5,32 % 81
16 Lampiran 16. Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam Berat abu Kadar abu yang tidak larut dalam asam = x 100% Berat sampel Sampel I Berat sampel = 2,0016 g Berat abu = 0,0080 g 0,0080 Kadar abu = x 100% 2,0016 = 0,39 % Sampel II Berat sampel = 2,0010 g Berat abu = 0,0076 g 0,0076 Kadar abu = x 100% 2,0010 = 0,38 % Sampel III Berat sampel = 2,0012 g Berat abu = 0,0086 g 0,0086 Kadar abu = x 100% 2,0012 = 0,43 % Kadar abu total rata rata = 0,39% + 0,38% + 0,43% 3 = 0,4 % 82
17 Lampiran 17. Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air Berat sari 100 Kadar sari larut dalam air = x x 100% Berat sampel 20 Sampel I Berat sampel = 5,000 g Berat sari = 0,115g 0,115g 100 Kadar sari larut air = x x 100% 5,000 g 20 = 11,5 % Sampel II Berat sampel Berat sari = 5,000 g = 0,120 g 0,120g 100 Kadar sari larut air = x x 100% 5,000 g 20 = 12 % Sampel III Berat sampel Berat sari = 5,000 g = 0,116 g 0,116 g 100 Kadar sari larut air = x x 100% 5,000 g 20 = 11,6 % Kadar rata rata = 11,5% + 12% + 11,6% 3 = 11,7 % 83
18 Lampiran 18. Kadar Sari Larut dalam Etanol Berat sari 100 Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% Berat sampel 20 Sampel I Berat sampel Berat sari = 5,001 g = 0,109 g 0,109 g 100 Kadar sari larut etanol = x x 100% 5,001 g 20 = 10, 8978 % Sampel II Berat sampel = 5,002g Berat sari = 0,115 g 0,115 g 100 Kadar sari larut etanol = x x 100% 5,002 g 20 = 11,4954 % Sampel III Berat sampel Berat sari = 5,005 g = 0,106 g 0,106 g 100 Kadar sari larut etanol = x x 100% 5,005 g 20 = 10,5894 % Kadar rata rata = 10,8978% + 11,4954% + 10,5894% 3 = 10,994 % 84
19 Lampiran 19. Kromatogram Hasil Fraksinasi dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak BAA Keterangan 1. Ekstrak etanol 4. Fraksi etil asetat 2. Fraksi n-heksana 5. Fraksi air 3. Fraksi kloroform 85
20 Lampiran 20. Kromatogram Hasil fraksinasi dengan kromatografi kertas menggunakan Fase gerak Forestal Keterangan 1. Ekstrak etanol 4. Fraksi etil asetat 2. Fraksi n-heksana 5. Fraksi air 3. Fraksi kloroform 86
21 Lampiran 21. Kromatogram Hasil Fraksinasi dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak Asam asetat 50% Keterangan : 1.Ekstrak etanol 3. Fraksi kloroform 5. Fraksi air 2. Fraksi n-heksana 4. Fraksi Etil asetat 87
22 Lampiran 22. Kromatogram Ekstrak Etanol dengan Kromatografi Kertas Keterangan: 4. Pengembang BAA 3. Pengembang Asam asetat 50% 5. Pengembang Forestal 88
23 Lampiran 23. Kromatogram Fraksi n- heksana dengan Kromatografi Kertas Keterangan: 1. Pengembang BAA 3. Pengembang Asam asetat 50% 2. Pengembang Forestal 89
24 Lampiran 24. Kromatogram Fraksi Kloroform dengan Kromatografi Kertas Keterangan: 1. Pengembang BAA 3. Pengembang Asam asetat 50% 2. Pengembang Forestal 90
25 Lampiran 25. Kromatogram Fraksi Etil asetat dengan Kromatografi Kertas Keterangan : 1. Pengembang BAA 3. Pengembang Asam asetat 50% 2. Pengembang Forestal 91
26 Lampiran 26. Kromatogram fraksi Air dengan Kromatografi Kertas Keterangan: 1. Pengembang BAA 2. pengembang forestal 3. Pengembang Asam asetat 50% 92
27 Lampiran 27. Kromatogram Fraksi Etil asetat dengan Kromatografi Kertas Preparatif Keterangan: F1 = pita I, F2 = pita 2, F3 = pita 3, Tp = Titik penotolan, bp = batas penotolan 93
28 Lampiran 28. Kromatogram Pita F1 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Pengembang Asam Asetat 50 % UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 5%/ UV 94
29 Lampiran 29. Kromatogram pita F1 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak BAA UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 5 %/UV 95
30 Lampiran 30. Kromatogram Pita F1 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak Forestal UV 366nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 5%/UV 96
31 Lampiran 31. Kromatogram Pita F2 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak Asam asetat 50% UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 5%/UV 97
32 Lampiran 32. Kromatogram Pita F2 dengan Kromatografi kertas menggunakan Fase gerak BAA UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 5%/UV 98
33 Lampiran 33. Kromatogram pita F2 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak Asam asetat 50% UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 /UV366 99
34 Lampiran 34. Kromatogram Pita F3 dengan Kromatografi Kertas menggunakan fase gerak Asam asetat 50% UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 5%/UV 100
35 Lampiran 35. Kromatogram Pita F3 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak BAA UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 /UV 101
36 Lampiran 36. Kromatogram Pita F3 dengan Kromatografi Kertas menggunakan Fase gerak BAA UV 366 nm Uap NH 3 /UV AlCl 3 /UV 102
37 Lampiran 37. Kromatogram hasil uji kemurnian Isolat dengan Kromatografi Kertas Dua Arah Keterangan: Fase diam : Whatman no. 1 Fase gerak 1 : BAA Fase gerak 2 : Asam asetat 50% Fluoresensi Ungu Bp I : Batas Pengembangan 1 Bp II : Batas pengembangan 2 Penampak Bercak AlCl 3 103
38 Lampiran 38. kromatogram hasil Uji Kemurnian isolat F2 dengan Kromatografi Kertas Dua Arah Keterangan: Fase diam : Whatman no. 1 Fase gerak 1 : BAA Fase gerak 2 : Asam asetat 50% Fluoresensi Biru Bp I : Batas Pengembangan 1 Bp II : Batas pengembangan 2 Penampak Bercak AlCl 3 104
39 Lampiran 39 Ketarangan: : MeOH Gambar 28. Spektrum Ultraviolet dari Isolat F1 dalam Metanol Spektrum isolat F1dalam metanol Peak λ (nm) Abs 354 0, ,5717 Valley 105
40 Lampiran 40 Ketarangan: : MeOH + NaOH : MeOH Spektrum isolat F1 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 354 0, ,5717 Valley Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 378 0, , ,
41 Lampiran 41 Ketarangan: : MeOH + NaOH : MeOH + NaOH setelah 5 menit Gambar 30. Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 378 0, , ,5576 Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH setelah 5 menit Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 379 0, , ,
42 Lampiran 42 Ketarangan: : MeOH : MeOH + AlCL 3 /HCl Gambar 31. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol dan setelah penambahan AlCl 3 /HCl Spektrum isolat F1 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 354 0, ,5717 Valley Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 /HCl Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 331 0, , ,
43 Lampiran 43 Ketarangan: : MeOH + AlCl 3 : MeOH + AlCl 3 /HCl Gambar 32. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol setelah penambahan AlCl 3 /HCl Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 330 0, , , 5778 Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 /HCl Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 331 0, , ,
44 Lampiran 44 Ketarangan: : MeOH : MeOH + NaOAc Gambar 33. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol dan setelah penambahan natrium asetat Spektrum isolat F1 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 354 0, , 5717 Valley Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 365 0, , ,
45 Lampiran 45 Ketarangan: : MeOH +NaOAc/H 3 BO 3 : MeOH Gambar 34. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol dan setelah penambahan natrium asetat/asam borat Spektrum isolat F1 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 354 0, , 5717 Valley Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 365 0, , ,
46 Lampiran 46 Ketarangan: : MeOH Gambar 35. Spektrum ultraviolet dari isolat F2 dalam metanol Spektrum isolat F2 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 330 1, ,6420 Valley 112
47 Lampiran 47 Ketarangan: : MeOH +NaOH : MeOH Gambar 36. Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dan setelah penambahan NaOH Spektrum isolat F dalam metanol Peak λ (nm) Abs 330 1, ,6420 Valley Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan NaOH Peak λ (nm) Abs 373 0, ,8947 Valley 113
48 Lampiran 48 Ketarangan: : MeOH + NaOH setelah 5 menit : MeOH + NaOH Gambar 37. Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan NaOH Peak Valley λ (nm) Abs 373 0, ,6420 Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan NaOH setelah 5 menit Peak λ (nm) Abs 378 0, ,8947 Valley 114
49 Lampiran 50 Ketarangan: : MeOH + AlCl 3 /HCl : MeOH Gambar 38. Spektrum ultraviolet larutan isolat F2 dalam metanol dan setelah penambahan AlCl 3 /HCl Spektrum isolat F2 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 330 1, ,8097 Valley Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 /HCl Peak λ (nm) Abs 376 1, ,7909 Valley 115
50 Lampiran 51 Ketarangan: : MeOH + AlCl 3 : MeOH + AlCl 3 /HCl Gambar 39. Spektrum ultraviolet larutan isolat F2 dalam metanol setelah penambahan AlCl 3 /HCl Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 Peak Valley λ (nm) Abs 375 1, ,8097 Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 /HCl Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 376 1, ,
51 Lampiran 52 Ketarangan: : MeOH + NaOAc : MeOH Gambar 40. Spektrum ultraviolet larutan isolat F2 dalam metanol dan setelah penambahan natrium asetat Spektrum isolat F2 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 373 0, ,6420 Valley Spektrum isolat F2 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat Peak λ (nm) Abs 372 0, ,6271 Valley 117
52 Lampiran 53 Ketarangan: : MeOH + NaOAc/H 3 BO3 : MeOH Gambar 41. Spektrum ultraviolet larutan isolat F2 dalam metanol dan setelah penambahan natrium asetat/asam borat Spektrum isolat F2 dalam metanol Peak λ (nm) Abs 373 0, ,6420 Valley Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat/asam borat Peak Valley λ (nm) Abs λ (nm) Abs 375 1, ,
Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lampiran 2 Gambar 12: Tumbuhan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) Gambar 13: Simplisia Herba Patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba) Lampiran 3 Herba Patikan kebo Dicuci Ditiriskan lalu disebarkan
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2.Bagan pembuatan serbuk simplisia Daun gaharu Dicuci Ditiriskan lalu ditimbang Dikeringkan Ditimbang Simplisia Diserbuk Pemeriksaan makroskopik Serbuk simplisia
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan 67 Lampiran 2. Bagan kerja penelitian Pucuk labu siam Dicuci Ditiriskan lalu ditimbang Dikeringkan hingga kering Simplisia Diserbuk Serbuk simplisia pucuk labu siam Ditimbang
Lebih terperinciLampiran 1. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lampiran 2 Gambar 6. Tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida H.B.&K.) Lampiran 3 Gambar 7. Herba suruhan (peperomiae pellucidae herba) Lampiran 4 Gambar 8. Simplisia herba suruhan (Peperomiae
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Tanaman Ingul (Toona sinensis (Juss.) M. Roem) Lampiran 3. Serbuk Simplisia Kulit Batang Ingul (Toona sinensis (Juss.) M. Roem) Lampiran 4. Perhitungan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)
Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.) Gambar 1. Tumbuhan gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Gambar 2. Biji Tumbuhan Gambas (Luffa acutangula L. Roxb.) Lampiran 2. Gambar Mikroskopik
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan.
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan. 43 Lampiran 2. Gambar tumbuhan eceng gondok, daun, dan serbuk simplisia Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. Gambar tumbuhan eceng gondok segar Daun eceng gondok 44 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.) Lampiran 2. Bagan Penelitian Daun Ekor Naga Dicuci dari pengotor hingga bersih Ditiriskan dan ditimbang Dikeringkan pada
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr). Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan Umbi Bawang Sabrang (Eleutherinae
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sponge
Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge 49 Lampiran 2. Gambar sponge Suberites diversicolor Becking & Lim yang segar 50 Lampiran 3. Gambar simplisia dan serbuk sponge Suberites diversicolor Becking & Lim
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir Lampiran 2. Morfologi Tanaman Kecipir Gambar 1. Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) Lampiran 2. (Lanjutan) A B Gambar 2. Makroskopik Daun
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Tumbuhan labu dideterminasi untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tumbuhan yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan bahwa tanaman yang diteliti adalah Cucubita
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.
Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. 60 Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni dan daun buni Gambar A. Pohon buni Gambar B.
Lebih terperinciLampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.
Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor. 44 Lampiran 2. Gambar tumbuhan buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) Tumbuhan pohon
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Rambut jagung (Zea mays L.), n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, gliserin, larutan kloral hidrat 70%, air, aqua destilata, asam hidroklorida, toluena, kloroform, amonia,
Lebih terperinciLampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng 44 Tumbuhan ketepeng Daun ketepeng Lampiran 3.Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun ketepeng 45 Simplisia daun ketepeng Serbuk simplisia daun ketepeng Lampiran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia
BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam penelitian meliputi bahan, alat, pengumpulan dan determinasi simplisia, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia,
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus
Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Gambar rumput laut dan serbuk simplisia Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Rumput laut segar Gracilaria
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 47 Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun binara (Artemisia vulgaris L.) Tumbuhan binara Daun segar tampak depan Daun segar tampak belakang 48 Lampiran 3. Gambar tumbuhan
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 3. Gambar simplisia bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 4. Gambar serbuk
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tanaman Andong (Cordyline fruticosa Goepp.) Lampiran 3. Gambar Daun Andong Segar dan Simplisia Daun Andong A Keterangan: A. Daun Andong Segar,
Lebih terperinciLampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih Tanaman sirih Daun sirih segar 9 Lampiran 2. Gambar daun sirih kering serta serbuk simplisia daun sirih Daun sirih kering Serbuk daun sirih 60 Lampiran 3. Hasil
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl
IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Ratna Djamil *, Wiwi Winarti Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,Jakarta
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah
Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah 69 Lampiran 2. Gambar tumbuhan rimpang lengkuas merah a b Keterangan: a. Gambar tumbuhan lengkuas merah b. Gambar rimpang lengkuas merah 70 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan salak, buah salak, simplisia, serbuk simplisia dan jus daging buah salak Gambar 2.1 Tanaman kulit jeruk kesturi Gambar 2.2 Kulit jeruk
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol Lampiran 2. Karakteristik Tanaman Jengkol A B Lampiran 2. (lanjutan) C Keterangan : A. Tanaman Jengkol B. Kulit Buah Jengkol C. Simplisia Kulit Buah Jengkol
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L)
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE nbutanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L) Sarah Zaidan, Ratna Djamil Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jalan Srengseng
Lebih terperinciA : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)
Lampiran 1 A Gambar 1. Tanaman ceplukan dan daun ceplukan B Keterangan A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) B : Daun ceplukan Lampiran 1 (Lanjutan) A B Gambar 2. Simplisia dan serbuk simplisia Keterangan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Flavonoid, fase n-butanol, Averrhoa bilimbi Linn, oxalidaceae, penapisan fitokimia, spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE nbutanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) Sarah Zaidan, Ratna Djamil Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciIsolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), Euphorbiaceae
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2016, hlm. 57-61 ISSN 1693-1831 Vol. 14, No. 1 Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), Euphorbiaceae (Isolation
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji
19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara
Lebih terperinciLampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan Sampel yang digunakan adalah daun I yaitu: jenis Melaleuca leucadendra (L). L Dari Bab III halaman 21 pada identifikasi sampel Lampiran 2. Gambar pohon kayu putih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN... 1 BAB I. TINJAUAN PUSTAKA... 3 1.1. Tinjauan Tumbuhan...
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran
Lebih terperinciRatna Djamil, Wiwi Winarti, Nurul Istiqomah Fakultas farmasi universitas pancasila ABSTRAK
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BEBERAPA SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL BUNGA BROKOLI (Brassica oleracea. var. botrytis L.), Brassicaceae. Ratna Djamil, Wiwi Winarti, Nurul Istiqomah
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan sampel
Lampiran 1. Surat keterangan sampel 44 Lampiran 2. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 46 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu Giring 47 Lampiran
Lebih terperinciSKRIPSI. SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.) Oleh: SISKA RIA NIM
SKRIPSI SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.) Oleh: SISKA RIA NIM 040804037 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 SKRINING
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif meliputi pengumpulan
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode eksploratif meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, pemeriksaan karakterisasi simplisia, skrining
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI ETILASETAT DAUN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI ETILASETAT DAUN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) SKRIPSI Diajukan untuk muniversitas Sumatera Uta OLEH: AITY
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman
Lebih terperinciTELAAH KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK N-HEKSANA DAUN KINA (Cinchona ledgeriana L)
TELAAH KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK N-HEKSANA DAUN KINA (Cinchona ledgeriana L) Diana Sri Zustika STIKes BTH Tasikmalaya Program Studi Farmasi. Jl. Cilolohan No. 36 Tasikmalaya ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan
Lebih terperinciLampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian
LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian Serbuk daun kepel Ekstrak kental metanol Penentuan kadar air dan kadar abu Maserasi dengan metanol Ditambah metanol:air (7:3) Partisi dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)
IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br) Hindra Rahmawati 1*, dan Bustanussalam 2 1Fakultas Farmasi Universitas Pancasila 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciRatnaDjamil, WiwiWinarti, Indah Yuniasari FakultasFarmasiUniversitasPancasila, Jakarta 12640,Indonesia
IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK METANOL HERBA JOMBANG, Taraxacum officinale Wiggers. (ASTERACEAE) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Visibel RatnaDjamil, WiwiWinarti, Indah Yuniasari FakultasFarmasiUniversitasPancasila,
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI STEROID/TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETANOL PUCUK LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.
KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI STEROID/TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETANOL PUCUK LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.) SKRIPSI OLEH: TARZIAH NIM 101524036 PROGRAM EKSTENSI SARJANA
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Ethical clearance
Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciEkstraksi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Simplisia Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius, Poepp)
1 Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Simplisia Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius, Poepp) Sarah Zaidan, Ratna Djamil FakultasFarmasiUniversitasPancasila, JalanSrengsengSawah, Jagakarsa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI JENIS SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE BUTANOL DARI EKSTRAK METANOL DAUN DARUJU
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JENIS SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE nbutanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN DARUJU (Acanthus ilicifolius Linn.), Acanthaceae. Ratna Djamil, Lissa Desfonda Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger
Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger 44 Lampiran 2. Bagan alur penelitian Teripang segar dicuci hingga bersih ditiriskan hingga tidak ada lagi air ditimbang Teripang bersih dikeringkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman
Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman Lampiran 2 Morfologi tanaman Gambar 4. Tanaman kenanga ( Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson) Gambar 5. Bunga kenanga ( Canangae odoratae flos ) Lampiran 2 (Lanjutan)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat
47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Fraksi n-butanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) secara Spektrofotometri UV-Cahaya Tampak
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2014, hlm. 93-98 ISSN 1693-1831 Vol. 12, No. 1 Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Fraksi n-butanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) secara Spektrofotometri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc) Zuhelmi Aziz*, Ratna Djamil Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,Jakarta 12640 email : emi.ffup@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun dan buah karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (W. Aitt) Hassk.) yang diperoleh dari Belitung.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2006 sampai Juli 2007, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi
Lebih terperinciBAHAN SKRIPSI KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SENYAWA SAPONIN DARI BIJI TUMBUHAN GAMBAS (Luffa acutangula Roxb. L.)
BAHAN SKRIPSI KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SENYAWA SAPONIN DARI BIJI TUMBUHAN GAMBAS (Luffa acutangula Roxb. L.) OLEH : YENNI SURYANI NIM : 020804046 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen
Lebih terperinciAgustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang
Momentum, Vol. 6, No. 2, Oktober 2010 : 36-41 Agustiningsih Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang OPTIMASI
Lebih terperinciANNISA RAHMAYANI TELAAH KANDUNGAN KIMIA RAMBUT JAGUNG (ZEA MAYS L.) PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
ANNISA RAHMAYANI 10703024 TELAAH KANDUNGAN KIMIA RAMBUT JAGUNG (ZEA MAYS L.) PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2 0 0 7 Pada kutipan atau saduran skripsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 41 Lampiran 2.Gambar tumbuhan segar dan simplisia Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard A. Tumbuhan Segar Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard B. Simplisia
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.)
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.) SKRIPSI Oleh: ERNA RACHMAWATI K. 100020062 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2006 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK
IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) Gloria Sindora 1*, Andi Hairil Allimudin 1, Harlia 1 1 Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinci