Lampiran 1. Identifikasi sampel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Identifikasi sampel"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Identifikasi sampel 48

2 Lampiran 2. Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) 49

3 Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3.2 Teripang kering Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) 50

4 Lampiran 3. a b c Gambar 3.3 Serbuk simplisia teripang Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) pembesaran 10 x 40 Keterangan : a : spikula bentuk kancing (buttons) b : spikula bentuk meja semu (pseudotables) c : spikula dari tentakel 51

5 Lampiran 4. Teripang Dibersihkan isi perutnya Dicuci dari pengotornya hingga bersih, tiriskan Ditimbang berat basah Dipotong dadu Dikeringkan dalam lemari pengering Simplisia Teripang Ditimbang berat keringnya Diperiksa organoleptis dan makroskopis (ukuran, ketebalan, tekstur) Dihaluskan dengan blender Serbuk Teripang Karakterisasi 550 g Serbuk Simplisia Penetapan Kadar Air Penetapan Kadar Sari Larut Air Penetapan Kadar Sari Larut Etanol Penetapan Kadar Abu Total Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Perkolat Ekstrak Direndam dengan pelarut etanol 96% selama 3 jam Dipindahkan ke dalam perkolator Didiamkan selama 24 jam Dibuka kran dan dibiarkan ekstrak menetes dari perkolator Dikeringkan dengan rotary evaporator Di freezedryer Uji Antidiabetes Gambar 3.4 Bagan alur pembuatan ekstrak teripang 52

6 Lampiran 5. Mencit Dikondisikan selama 2 minggu untuk adaptasi Ditimbang dan ditandai dengan spidol Dipuasakan selama 1016 jam hanya diberi minum air Dimasukkan restrainer untuk menahan ekornya Dibersihkan dengan alkohol Diambil darah dari pembuluh vena dengan cara digunting Disentuhkan pada teststrip pada alat glukometer Dilihat angka pada layar glukotest Kadar glukosa darah puasa hari ke0 Gambar 3.5 Bagan alur pengukuran mencit 53

7 Lampiran 6. Mencit Mencit Hiperglikemik Diberikan suntikan 150 mg/kgbb Ditunggu kenaikan selama 3 hari Diukur hiperglikemik >200 mg/dl Diberikan perlakuan selama 6 hari dihitung dari hari ke3 Kelompok 1: aquadest 1% BB Kelompok 2: Ekstrak Teripang 200 mg/kg Kelompok 3: Ekstrak Teripang 400 mg/kg Kelompok 4: Ekstrak Teripang 600 mg/kg Kelompok 5: Metformin 65 mg/kgbb Kadar Glukosa Darah Diukur hari ke3, 6, 9, 12, 15 Gambar 3.6 Bagan alur pengujian efek penurunan 54

8 Lampiran 7. A B C Gambar 3.7 Alat pengukur glukosa darah Keterangan: A = Glukometer ( Gluko DrTM ) B = Wadah Penyimpanan Test Strip C = Test Strip 55

9 Lampiran 8. Perhitungan hasil penetapan kadar air serbuk simplisia teripang Kadar air = 1. Sampel 1 Berat sampel Volume air = 5,010 g = 0,5 ml Kadar air = 2. Sampel 2 Berat sampel Volume air = 9,98 % = 5,003 g = 0,45 ml Kadar air = 3. Sampel 3 Berat sampel Volume air = 8,99 % = 5,026 g = 0,65 ml Kadar air = = 9,45 % Kadar air rata rata = = 9,473 % 56

10 Lampiran 9. Perhitungan hasil penetapan kadar sari larut air serbuk simplisia teripang Kadar sari yang larut dalam air = x x 100% 1. Kadar sari yang larut dalam air I Berat cawan Berat cawan + berat sari Berat sampel Berat sari = 45,038 g = 45,481 g = 5,008 g = 0,443 g Kadar sari yang larut dalam air = x x 100% = 44,23 % 2. Kadar sari yang larut dalam air II Berat cawan Berat cawan + berat sari Berat sampel Berat sari = 44,879 g = 45,217 g = 5,009 g = 0,339 g Kadar sari yang larut dalam air = x x 100% = 33,84 % 3. Kadar sari larut dalam air III Berat cawan Berat cawan + berat sari Berat sampel Berat sari = 44,759 g = 45,077 g = 5,012 g = 0,318 g Kadar sari yang larut dalam air = x x 100% = 31,73 % Kadar sari yang larut dalam air rata rata = = 36,6% % 57

11 Lampiran 10. Perhitungan hasil penetapan kadar sari larut etanol serbuk simplisia teripang Kadar sari yang larut dalam etanol = 100% 1. Kadar sari yang larut dalam etanol I Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 37,168 g = 37,426 g = 5,021 g = 0,258 g Kadar sari yang larut dalam etanol = 100% 2. Kadar sari yang larut dalam etanol II Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 25,73% = 47, 140 g = 47, 375 g = 5,004 g = 0,235 g Kadar sari yang larut dalam etanol = 100% 3. Kadar sari yang larut dalam etanol III Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 23,53% = 37,172 g = 37,400 g = 5,009 g = g Kadar sari yang larut dalam etanol = 100% = 22,78% Kadar sari yang larut dalam etanol ratarata = = 24,01 % 58

12 Lampiran 11. Perhitungan hasil penetapan kadar abu total serbuk simplisia teripang Kadar Abu Total = 1. Kadar Abu Total I Berat kurs kosong = 38,510 g Berat kurs setelah dipijar = 39,943 g Berat sampel = 2,016 g Berat abu = 0,583 g Kadar abu total = x 100% = 28,92% 2. Kadar Abu Total II Berat kurs kosong = 42,389 g Berat kurs setelah dipijar = 43,767 g Berat sampel = 2,007 g Berat abu = 0,629 g Kadar abu total = x 100% 3. Kadar Abu Total III Berat kurs kosong Berat kurs setelah dipijar Berat sampel Berat abu Berat abu Berat sampel x 100% = 31,34% = 39,250 g = 41,785 g = 2,012 g = 0,523 g Kadar abu total = = 25,99% x 100% Kadar abu total ratarata = = 28,75 % 59

13 Lampiran 12. Perhitungan hasil penetapan kadar abu tidak larut asam serbuk simplisia teripang Kadar Abu Total = Berat abu Berat sampel x 100% 1. Kadar Abu Total I Berat kurs kosong = 38,510 g Berat kurs setelah dipijar = 38,570 g Berat sampel = 2,016 g Berat abu = 0,06 g Kadar abu total = x 100% = 2,98% 2. Kadar Abu Total II Berat kurs kosong = 42,389 g Berat kurs setelah dipijar = 42,480 g Berat sampel = 2,007 g Berat abu = 0,091 g Kadar abu total = x 100% 3. Kadar Abu Total III Berat kurs kosong Berat kurs setelah dipijar Berat sampel Berat abu = 4,53 % = 39,250 g = 39,320 g = 2,012 g = 0,070 g Kadar abu total = = 3,48 % x 100% Kadar abu total ratarata = = 3,66 % 60

14 Lampiran 13. Contoh perhitungan dosis Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 0,14 1,0 1,74 3,0 9,2 17,8 56,0 0,008 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 Perhitungan metformin Dosis manusia (berat 70 kg) = 500 mg Dosis mencit (berat 20 g) = = Menurut FI edisi III, penetapan kadar tablet = 20 tablet, maka diambil 20 tablet Metformin, digerus dan ditimbang berat totalnya = mg Berat bahan aktif MetforminHCl dalam 20 tablet Metformin adalah = 500 mg/tab x 20 tab = mg Serbuk metformin yang digunakan = = = 61

15 70 mg serbuk metformin ditambahkan dengan suspensi NaCMC sampai 10,0 ml Volume yang diberikan = Misal Berat mencit 27 g. Maka volume suspensi Metformin yang diberikan adalah = Perhitungan glibenklamid Dosis manusia (berat 70 kg) = 515 mg Dosis mencit (berat 20 g) = = Menurut FI edisi III, penetapan kadar tablet = 20 tablet, maka diambil 20 tablet Glibenklamid, digerus dan ditimbang berat totalnya = 4002,5 mg Berat bahan aktif Glibenklamid dalam 20 tablet Glibenklamid adalah = 5 mg/tab x 20 tab = 100 mg Serbuk metformin yang digunakan = = = 26,0 mg serbuk Glibenklamid ditambahkan dengan suspensi NaCMC sampai 10,0 ml Volume yang diberikan = Misal Berat mencit 27 g. Maka volume suspensi Glibenklamid yang diberikan adalah = 62

16 Perhitungan dosis ekstrak etanol teripang Dosis suspensi ekstrak etanol teripang yang akan dibuat adalah 200 mg/kg bb, 400 mg/kg bb, 600 mg/kg bb. Artinya dosis 200 mg, 400 mg, 600 mg itu diberikan untuk hewan dengan 1 Kg Berat Badan. Karena = =. Maka tiap dosis dilarutkan dalam 10,0 ml suspensi NaCMC Cara pembuatan suspensi ekstrak teripang : Timbang 200 mg, 400 mg, 600 mg ekstrak etanol teripang, masingmasing dilarutkan dalam 10 ml suspensi NaCMC. Volume suspensi ekstrak teripang yang diberikan pada mencit = 1 Misal berat mencit : 30 g. 100 Maka suspensi yang diberikan = = 0,3 ml Perhitungan larutan untuk diinjeksi secara intraperitoneal (i.p.) Dosis induksi untuk mencit = 150 mg/kg BB (i.p.) Aloksan monohidrat 150 mg dilarutkan dalam larutan fisiologis NaCl 0,9% dalam labu tentukur 10 ml 63

17 Lampiran 14. Data pengukuran kadar glukosa darah () mencit metode induksi 1. mencit setelah pemberian suspensi NaCMC 5% sebanyak 1% bb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 27, , , , , Ratarata 88,2 373,8 414, , ,2 SD 7,08 60,78 60,52 59,37 74,18 91,07 87,04 64

18 Lampiran 14. (lanjutan) 2. mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 200 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 29, , , , , Ratarata 87,6 492, ,2 335,2 269,2 SD 4,72 66,62 61,49 54,20 57,75 32,02 16,07 65

19 Lampiran 14. (lanjutan) 3. mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 400 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 33, , , , , Ratarata 98,6 380,6 350,2 317,4 303,6 249,6 181,8 SD 19,15 47,58 53,63 43,50 66,84 37,45 18,06 66

20 Lampiran 14. (lanjutan) 4. mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 600 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 27, , , , , Ratarata 91,2 322,8 246,8 210, ,6 107,6 SD 14,65 48,01 63,87 58,65 89,57 27,27 12,70 67

21 Lampiran 14. (lanjutan) 5. mencit setelah pemberian suspensi metformin 65 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 27, , , , , Ratarata 91,2 413,4 348,4 302, ,6 138 SD 9,34 172,26 147,70 120,67 125,17 107,48 39,66 68

22 Lampiran 15. Data persen penurunan mencit antar individu 1. mencit setelah pemberian suspensi NaCMC 5% sebanyak 1% bb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 27,8 11,60 26,96 32,60 88,09 88, ,6 11,09 21,06 33,04 33,04 33, ,6 11,63 19,77 22,67 22,97 34, ,5 15,24 29,27 37,20 27,74 29, ,4 6,09 11,94 6,79 10,77 40,51 Ratarata 11,13 21,80 26,46 36,52 45,04 SD 3,27 6,79 12,22 29,98 24,40 69

23 Lampiran 15. (lanjutan) 2. mencit pemberian ekstrak etanol teripang dosis 200 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 29,5 6,10 21,54 26,57 39,14 53, ,6 5,01 24,51 30,41 32,56 47, ,6 4,23 24,88 29,35 25,12 30, ,5 3,94 23,86 36,52 36,52 47, ,6 6,48 12,10 14,04 23,76 41,90 Ratarata 5,15 21,10 27,38 31,42 44,50 SD 1,12 5,35 3,93 6,80 8,72 70

24 Lampiran 15. (lanjutan) 3. mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 400 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 33,6 16,62 15,16 16,62 44,90 49, ,8 4,48 16,17 15,67 39,06 53, ,6 6,06 20,28 17,02 35,90 54, ,2 5,98 19,81 38,99 20,13 51, ,7 7,79 11,92 16,55 30,66 52,31 Ratarata 8,18 16,67 20,97 34,13 52,10 SD 4,86 3,46 5,63 9,37 1,84 71

25 Lampiran 15. (lanjutan) 4. mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 600 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 27,4 `42,37 53,56 56,27 62,03 58, ,8 18,61 24,92 42,55 47,51 60, ,9 17,28 26,42 12,84 55,80 75, ,1 14,46 39,08 47,08 62,77 71, ,7 28,47 32,99 46,88 50,35 62,50 Ratarata 24,24 35,39 41,11 55,69 65,89 SD 11,43 11,61 16,58 6,82 7,43 72

26 Lampiran 15. (lanjutan) 5. mencit setelah pemberian suspensi metformin 65 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 27,4 17,57 25,10 37,66 35,15 54, ,0 13,64 24,38 45,46 45,46 63, ,3 20,03 37,67 50,86 58,05 76, ,4 10,58 21,84 29,01 34,30 70, ,9 17,07 20,67 14,42 22,84 56,01 Ratarata 15,78 25,93 35,48 39,16 64,16 SD 3,69 6,81 14,37 9,92 9,41 73

27 Lampiran 16. Data persen penurunan mencit perbandingan antar kelompok 1. Persen penurunan mencit pemberian ekstrak etanol teripang dosis 200 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 29,5 46,91 7,90 3,31 43,50 57, ,6 5,99 22,71 35,17 37,17 51, ,6 0,26 26,70 32,70 28,84 39, ,5 22,49 13,44 32,00 26,97 40, ,6 4,42 14,85 12,72 25,37 55,17 Ratarata 12,69 14,57 24,03 33,36 49,89 2. Persen penurunan mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 400 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 33,6 19,66 28,15 32,39 68,50 71, ,8 23,35 38,28 43,50 59,17 68, ,6 4,95 16,99 15,64 34,99 57, ,2 20,90 39,86 56,89 39,38 63, ,7 16,34 24,27 24,78 39,75 67,33 Ratarata 15,49 29,93 35,43 50,38 66,16 74

28 Lampiran 16. (lanjutan) 3. Persen penurunan mencit setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 600 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 27,4 52,25 66,17 69,50 81,33 79, ,8 51,10 58,61 71,17 73,67 80, ,9 12,76 27,67 16,35 57,68 78, ,1 26,46 53,30 61,78 71,12 78, ,7 54,53 59,62 66,45 69,77 82,00 Ratarata 40,44 53,55 58,32 71,65 79,97 4. Persen penurunan mencit setelah pemberian suspensi metformin 65 mg/kgbb BB Persen penurunan setelah perlakuan Hari ke 1 27,4 44,66 55,80 64,78 74,17 81, ,0 58,28 66,48 78,00 78,00 85, ,3 21,61 11,65 31,99 42,08 69, ,4 38,62 8,02 7,56 8,11 59, ,9 23,84 30,96 21,93 32,14 69,50 Ratarata 15,93 33,16 43,00 50,78 74,31 75

29 Lampiran 17. Data hasil selisih (delta) ratarata mencit yang 1. Setelah pemberian suspensi NaCMC 5% sebanyak 1% bb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 27, , , , , Ratarata 88,2 285,6 326,2 364, ,

30 Lampiran 17. (lanjutan) 2. Setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 200 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 29, , , , , Ratarata 87, ,4 299,4 269,6 247,6 181,6 77

31 Lampiran 17. (lanjutan) 3. Setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 400 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 33, , , , , Ratarata 98, ,6 218, ,2 78

32 Lampiran 17. (lanjutan) 4. Setelah pemberian ekstrak etanol teripang dosis 600 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 27, , , , , Ratarata 91,2 231,6 155,6 119,2 104,8 51,4 16,4 79

33 Lampiran 17. (lanjutan) 5. Setelah pemberian suspensi metformin 65 mg/kgbb BB sebelum Sesudah setelah perlakuan Hari ke 1 27, , , , , Ratarata 91,2 322,2 257,2 211,6 176,8 156,4 46,8 80

34 Lampiran 18. Signifikansi hasil pengukuran SPSS mencit yang Kelompok uji Kontrol Na CMC 1% bb ratarata puasa 88,20 3,17 ratarata induksi 373,80 27,18 414,40 27,64 setelah perlakuan SEM Hari ke 3 P 6 P 9 P 12 P 15 P 453,00 470,20 503,00 537,20 0,737 0,028* 0,000* 26,55 33,17 0,011* 40,73 38,92 0,000* EET 200 mg/kgbb 87,60 2,11 492,60 29,79 467,00 27,50 0,862 0, ,00 24,24 0,612 0, ,20 25,83 0,268 0, ,2 14,32 0,007# 0, ,20 7,19 0,001* EET 400 mg/kgbb 98,60 8,57 380,60 21,28 350,20 23,98 0,755 1, ,40 19,45 0,054 0, ,60 29,89 0,043# 0, ,60 16,75 1, ,80 8,08 0,540 EET 600 mg/kgbb 91,20 6,55 322,80 21,47 246,80 28,56 0,039# 0, ,40 26,23 0, ,00 40,06 0,001# 0, ,60 12,18 0, ,60 5,68 0,814 Metformin 65 mg/kgbb 91,20 4,18 413,40 77,04 348,40 66,06 0, ,80 53,97 0,028# 268,00 55,98 0,011# 247,60 48,07 138,00 17,74 Keterangan : * = Berbeda signifikan dengan Metformin ; # = Berbeda signifikan dengan NaCMC 81

35 Lampiran 19. Signifikansi persentase penurunan ratarata mencit antar individu setelah % penurunan ratarata mencit SEM Kelompok Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Uji P P P P ,13 21,80 26,46 36,52 Kontrol Na CMC 1% BB 0,000* 0,000* 0,000* 1,46 3,03 5,46 13,40 EET 5,15 21,37 30,05 31,42 0,003# 200 mg/kg 0,073 0,859 0,205 BB 0,50 2,39 1,76 3,04 EET 8,18 16,67 18,97 34, mg/kg 0,301 0,301 0,205 BB 2,17 1,55 2,51 4,19 EET 24,23 35,39 41,22 55, mg/kg 0,209 0,282 0,938 BB 5,11 5,19 7,42 3,05 15,78 0,000* 25,93 35,48 37,06 Metformin 0,000* 0,000* 65 mg/kg BB 1,65 3,04 6,42 4,44 Keterangan : * = Berbeda signifikan dengan Metformin ; # = Berbeda signifikan dengan NaCMC 0,000* 0,976 0,998 0,339 0,000* Hari ke 15 45,04 10,91 44,50 3,90 52,09 0,822 65,89 3,32 64,16 4,21 P 0,000* 0,148 0,579 0,999 0,000* 82

36 Lampiran 20. Signifikansi persentase penurunan ratarata mencit antar kelompok setelah % penurunan ratarata mencit antar kelompok SEM Kelompok Hari Hari Hari ke Hari ke Uji P P P P ke3 ke ,25 13,96 23,18 32,37 EET 200 mg/kgbb 0,368 0,474 0,580 0,564 9,35 5,99 6,39 3,42 17,06 31,25 34,64 48,36 EET 400 mg/kgbb 0,996 1,000 0,968 0,999 5,62 3,15 7,20 6,54 39,42 53,07 57,05 70,71 EET 600 mg/kgbb 0,413 0,293 0,644 0, 176 8,39 6,67 10,30 3,82 13,31 31,37 40,85 46,90 Metformin 65 mg/kg BB 18,75 13,37 13,22 13,15 Keterangan : * = Berbeda signifikan dengan Metformin ; # = Berbeda signifikan dengan NaCMC Hari ke 15 48,89 3,62 65,61 2,38 79,82 0,64 72,26 4,58 P 0,000* 0,351 0,481 83

37 Lampiran 21. Signifikansi hasil selisih (delta) ratarata mencit yang Kelompok uji Kontrol Na CMC 1% bb EET 200 mg/kgbb EET 400 mg/kgbb EET 600 mg/kgbb ratarata induksi aloksa n 285,60 27,94 405,00 30,98 282,00 14,59 231,60 15,51 322,20 326,20 27,50 379,49 setelah perlakuan SEM Hari ke 3 P 6 P 9 P 12 P 15 P 364,80 382,00 414,80 449,00 0,668 0,018* 0,005* 0,000* 27,07 33,20 42,81 41,65 28,68 251,60 16,03 155,60 16,03 257,20 0,835 0,161 0,602 1,000 0,025# 0, ,60 27,01 238,80 8,91 119,20 22,75 211,6 0,234 0,684 0,065 0,971 0, ,60 16,15 205,00 24,75 104,80 34,83 176,80 0,092 0,626 0,016# 0,979 0, ,60 9,04 151,00 10,72 51,40 11,60 156,40 Metformin 0,668 0,018# 0,005# 65 mg/kgbb 75,94 64,71 52,83 55,52 47,42 Keterangan : * = Berbeda signifikan dengan Metformin ; # = Berbeda signifikan dengan NaCMC 0,947 1,000 0, ,60 9,04 83,20 5,88 16,40 11,15 46,80 18,45 0,000* 0,002* 0,754 0,853 84

Lampiran 1. Identifikasi sampel

Lampiran 1. Identifikasi sampel Lampiran 1. Identifikasi sampel 74 Lampiran 2.Rekomendasi persetujuan etik penelitian 75 Lampiran 3. Gambar nanas segar Gambar Buah Nanas Segar Gambar Makroskopik Kulit Buah Nanas Segar 76 Lampiran 4.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang 57 Lampiran 2 Gambar 3.1 Teripang segar Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) 58 Lampiran 2. (Sambungan) Gambar 3.2 Simplisia teripang Pearsonothuria graeffei(semper,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar Talus Rumput Laut Sargassum ilicifolim (Turner) C. Agardh 1 2 3 Makroskopik Tumbuhan Segar Rumput Laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Keterangan:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume 51 Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Kulit Kayu Manis Madu Hutan 52 Lampiran 2. (lanjutan) Simplisia kulit

Lebih terperinci

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik Gambar tumbuhan jengkol Gambar buah jengkol Keterangan : A = kulit jengkol B = biji jengkol Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar biji jengkol tua Gambar simplisia biji jengkol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman Lampiran 2. Gambar serbuk majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Lampiran 3. Bagan kerja penelitian Tikus Dikondisikan selama 2 minggu 1. Diukur Kadar 2. Diinduksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia Gambar 1. Tumbuhan dandang gendis Gambar 2. Simplisia daun dandang gendis Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan lampiran. Bagan Pembuatan Nata de coco

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) 51 Lampiran 2. Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 52 Lampiran 3. Gambar pohon asam jawa 53 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci

Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, Kucing 1,5 kg. Kelin ci Lampiran 1. Tabel konversi dosis hewan percobaan dengan manusia. (Laurence, 2008). Dicari Diketa Hui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmu 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 1,5 kg Kera 4 kg Men cit 20 g Tikus 200 g

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 2. Gambar Tanaman ranti Tanaman ranti 46 Lampiran 3. Simplisia dan serbuk simplisia daun ranti Simplisia daun Ranti Serbuk simplisia daun Ranti 47 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance Lampiran 1. Surat Ethical Clearance 117 Lampiran 2. Surat Identifikasi Tumbuhan 118 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Tumbuhan Temu Mangga Gambar : Rimpang Temu Mangga 119 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

Lebih terperinci

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah 69 Lampiran 2. Gambar tumbuhan rimpang lengkuas merah a b Keterangan: a. Gambar tumbuhan lengkuas merah b. Gambar rimpang lengkuas merah 70 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat Ethical clearance Lampiran 1. Surat Ethical clearance 41 Lampiran 2. Surat identifikasi tumbuhan 42 Lampiran 3. Karakteristik tumbuhan mahkota dewa Gambar : Tumbuhan mahkota dewa Gambar : Daun mahkota dewa 43 Lampiran 3

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 44 Lampiran 2. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga pepaya jantan a. Bunga Pepaya Jantan b. Simplisia bunga pepaya jantan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang Lampiran 2. Gambar 1. Hewan Teripang segar Gambar 2. Daging Teripang Lampiran 2. (Lanjutan) Gambar 3. Simplisia Teripang Gambar 4. Serbuk simplisia Lampiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Zoologi dan Kimia Dasar FMIPA Universitas Lampung. Untuk pembuatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger 44 Lampiran 2. Bagan alur penelitian Teripang segar dicuci hingga bersih ditiriskan hingga tidak ada lagi air ditimbang Teripang bersih dikeringkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) 47 Lampiran 2. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan 48 Lampiran 3. Bunga, simplisia bunga pepaya jantan dan Serbuk simplisia bunga

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 47 Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun binara (Artemisia vulgaris L.) Tumbuhan binara Daun segar tampak depan Daun segar tampak belakang 48 Lampiran 3. Gambar tumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak rimpang teki dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) Lampiran 1 A Gambar 1. Tanaman ceplukan dan daun ceplukan B Keterangan A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) B : Daun ceplukan Lampiran 1 (Lanjutan) A B Gambar 2. Simplisia dan serbuk simplisia Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum

BAB I PENDAHULUAN. Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum Echinodermata yang merupakan salah satu biota laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, sebab secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen karena dalam penelitian ini menggunakan variabel yang akan diteliti (variabel terikat)

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Surat keterangan sampel Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir Lampiran 2. Morfologi Tanaman Kecipir Gambar 1. Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) Lampiran 2. (Lanjutan) A B Gambar 2. Makroskopik Daun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) 114 Lampiran 2 Simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) A a b Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia

Lebih terperinci

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun segarkembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Keterangan :Gambar tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge 49 Lampiran 2. Gambar sponge Suberites diversicolor Becking & Lim yang segar 50 Lampiran 3. Gambar simplisia dan serbuk sponge Suberites diversicolor Becking & Lim

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan salak, buah salak, simplisia, serbuk simplisia dan jus daging buah salak Gambar 2.1 Tanaman kulit jeruk kesturi Gambar 2.2 Kulit jeruk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol Lampiran 2. Karakteristik Tanaman Jengkol A B Lampiran 2. (lanjutan) C Keterangan : A. Tanaman Jengkol B. Kulit Buah Jengkol C. Simplisia Kulit Buah Jengkol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) 63 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 64 Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Pecut Kuda Pengukuran Simplisia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Lampiran 2 Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Gambar 1. Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) suku Fabaceae Lampiran 2 A B C Gambar 2. Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 2. Surat hasil identifikasi daun bangun-bangun Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun Serbuk simplisia

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Sertifikat Analisis Natrium diklofenak (PT. Dexa Medika) 43 Lampiran 3. Kerangka Pikir Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN LAMPIAN A SUAT DETEMINASI TANAMAN 85 LAMPIAN B SUAT SETIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN 86 LAMPIAN C PEMBUATAN SEDIAAN UJI Suspensi PGA 3% Dibuat sediaan uji dalam bentuk suspensi PGA 3% b/v, diberikan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 3. Gambar simplisia bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 4. Gambar serbuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test 27 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. saat akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan. membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol

METODE PENELITIAN. saat akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan dengan. membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan design Pretest postest with control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Kedua faktor yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat experimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group, karena pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) Ayu Indah Cahyani*, Mukti Priastomo, Adam M. Ramadhan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang Lampiran 2. Bunga lawang (Illicium verum. Hook.f.) Gambar 1. Simplisia kering bunga lawang Gambar 2. Serbuk simplisia bunga lawang Lampiran 3. Perhitungan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Gambar rumput laut dan serbuk simplisia Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Rumput laut segar Gracilaria

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan 51 Lampiran 2. Gambar pohon, daun, serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering daun jati belanda (a) Pohon jati belanda (b) Daun 52 Lampiran 2. (Lanjutan)

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Lampiran 2. Bagan penelitian Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) dicuci dari pengotoran hingga bersih ditiriskan dan ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava L) terhadap kadar gula darah dan gambaran histologi pankreas pada tikus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) Faridha Yenny Nonci, Dwi Wahyuni Leboe, Armaila Jurusan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Gambar 1. Tumbuhan Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Gambar 2. Daun Kemenyan Segar Lampiran 3. Gambar

Lebih terperinci

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. lxxiv

LAMPIRAN LAMPIRAN. lxxiv lxxiii LAMPIRAN LAMPIRAN lxxiv lxxv lxxvi Lampiran 3 Pemeliharaan Hewan Coba 1. Tikus dipelihara dalam ruangan yang berventilasi cukup. Suhu ruangan berkisar 28-32 o C. 2. Makanan dan minuman diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ketat (Taufiq, 2013). Menurut Sugiyono (2011) dikatakan True Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. ketat (Taufiq, 2013). Menurut Sugiyono (2011) dikatakan True Experimental 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental sesungguhnya (True Experimental Reaserch). Penelitian eksperimental sesungguhnya (True

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.) Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.) Lampiran 2. Bagan Penelitian Daun Ekor Naga Dicuci dari pengotor hingga bersih Ditiriskan dan ditimbang Dikeringkan pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih Tanaman sirih Daun sirih segar 9 Lampiran 2. Gambar daun sirih kering serta serbuk simplisia daun sirih Daun sirih kering Serbuk daun sirih 60 Lampiran 3. Hasil

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang 59 Lampiran 2. Gambar tanaman rimbang dan gambar makroskopik buah rimbang A Keterangan: A. Tanaman rimbang B. Buah rimbang B 60 Lampiran 3. Gambar serbuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV

LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV lxxiii LAMPIRAN LAMPIRAN lxxiv lxxv lxxvi Lampiran 3 Pemeliharaan Hewan Coba 1. Tikus dipelihara dalam ruangan yang berventilasi cukup. Suhu ruangan berkisar 28-32oC. 2. Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL...ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL...ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... i HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN...v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci