BAB I GAYA PADA BIDANG DATAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I VEKTOR GAYA DAN RESULTAN SISTEM GAYA

BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Mekanika Rekayasa/Teknik I

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

14/12/2012. Metoda penyelesaian :

BAB III ANALISIS STRUKTUR

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Geometri pada Bidang, Vektor

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

Ilmu Gaya : 1.Kesimbangan gaya 2.Superposisi gaya / resultante gaya

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

FISIKA XI SMA 3

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

Gambar solusi 28

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

2 Mekanika Rekayasa 1

LEMBAR KERJA MATA KULIAH STATIKA STRUKTUR SEMESTER GENAP 2013/2014 TUGAS/TAKE HOME TEST KE : BATAS AKHIR PENGUMPULAN TUGAS/TAKE HOME TEST

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Statika & Mekanika Bahan Kode : CIV 102. Sistem Gaya. Pertemuan - 1

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

Soal Latihan 2. Vektor. 1. Perhatikan gambar di bawah ini!

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Mekanika. Teknik (Statika Struktur)

Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Mekanika : Gaya. Hukum Newton

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya

Matematika EBTANAS Tahun 1986

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

KODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

PRINCIPLES OF STATIC

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

KODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

VEKTOR Matematika Industri I

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

Biomekanika. Course Outline B2.1 BAB 2. Dr. Horasdia SARAGIH

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

Matematika EBTANAS Tahun 1999

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

B a b 2. Vektor. Sumber:


Bab 1 : Skalar dan Vektor

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB II BESARAN VEKTOR

MEKANIKA TEKNIK. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir. Disusun Oleh: Andri Firardi Utama L0G

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

GAYA. Gaya adalah interaksi antara benda-benda yang berpengaruh terhadap bentuk atau gerak atau keduanya pada benda yang terlibat.

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

BAB I PENDAHULUAN. Konsep dasar definisi berikut merupakan dasar untuk mempelajari mekanika,

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1986 Matematika

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Hukum Newton dan Penerapannya 1

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

Transkripsi:

BAB I GAYA PADA BIDANG DATAR Pada bab ini, kita akan mempelajari pengaruh gaya gaya yang bekerja pada suatu partikel. Pemakaian kata partikel tidak berarti bahwa kita membatasi pelajaran kita pada benda yang kecil. Yang dimaksud di sini adalah ukuran dan bentuk benda yang ditinjau tidak banyak mempengaruhi penyelesaian masalah. Gaya termasuk besaran vektor. Sehingga pada materi ini kita akan lebih sering menggunakan istilah vektor sebagai pengganti besaran gaya. Karena gaya merupakan besaran vektor, maka sebuah gaya akan ditentukan oleh besar dan arahnya. Besarnya suatu gaya ditentukan oleh suatu satuan. Dalam SI, gaya mempunyai satuan Newton(N), sedang sistem satuan Amerika menggunakan satuan pound(lb). Arah gaya ditentukan dengan suatu tanda panah. Perjanjian tanda yang lazim untuk menyatakan arah gaya dapat dilihat pada gambar 1. Y(+) X(-) X(+) Y(-) Gambar 1. Perjanjian tanda arah gaya A. GAYA PADA BIDANG DATAR Dua buah vektor, seperti tampak pada gambar 2a dan b, yang mempunyai besar dan garis aksi yang sama tetapi arah berbeda, akan memberikan efek yang berlawanan bila bereaksi pada sebuah benda. 1

30 30 (a) (b) Gambar 2 Dua buah vektor P dan Q yang bekerja pada sebuah benda A (gambar 3a) dapat digantikan dengan sebuah vektor tunggal R yang akan memberikan efek yang sama pada benda tersebut (gambar 3c). Vektor ini disebut vektor resultan dari vektor P dan Q. P P R R Q A A Q A (a) (b) (c) Gambar 3 Dua buah vektor yang besar dan arahnya sama disebut kedua vektor itu sama, tidak tergantung apakah keduanya mempunyai titik aksi yang sama atau berbeda (gambar 4). Dua vektor yang besarnya sama, garis aksi sejajar tetapi berlawanan arah disebut kedua tersebut berbeda (gambar 5). Gambar 4. Dua vektor yang sama Gambar 5. Dua vektor yang berbeda 2

B. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN GAYA Dua buah vektor gaya A dan B bekerja pada satu titik tangkap dan membentuk sudut apit θ. Resultan atau jumlah kedua vektor tersebut dicari menggunakan hukum jajaran genjang (gambar 6a dan b). B B R θ (a) A θ (b) A Gambar 6. Besarnya resultan dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : R = A B = A B 2AB cos θ (1) Dari hukum jajaran genjang, dapat diturunkan cara lain untuk menentukan jumlah dua buah vektor gaya. Metode ini dikenal dengan hukum segitiga (gambar 7a, b, dan c) B B A A+B ATAU A+B B A A (a) (b) (c) Gambar 7. 3

Gambar 8 Gambar 9 Pengurangan vektor gaya didefinisikan sebagai penjumlahan suatu vektor yang sama dengan arah berlawanan. Gambar 10 memperlihatkan pengurangan dua vektor A dan B. B θ α A -B A-B Gambar 10 Besarnya A B dihitung menggunakan persamaan berikut ini : A B = A B 2AB cos α (2) Dimana α = 180 θ dan cos (180 θ) = cos θ, sehingga persamaan 2 dapat diubah menjadi : A B = A B 2AB cos θ (3) Rumus hukum segitiga yang sering digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut : 4

α c β a sin β b sin α c sin γ a γ b Contoh 1. Dua buah gaya P dan Q beraksi pada suatu paku A. Tentukan resultannya. Penyelesaian : R Q = 60 N 25 P = 40 N 20 R = P Q 2PQ cos α = 40 60 2 40 60 cos 25 = 97.73 N 5

Contoh 2. 30 Sebuah tiang pancang ditarik dari tanah dengan memakai dua tali seperti tampak pada gambar. a. tentukan besar gaya P sehingga gaya resultan yang timbul pada tiang mengarah vertikal. b. Berapa besar resultan tersebut?. Penyelesaian : Karena resultan kedua gaya pada tiang harus vertikal, maka gambar gaya di samping dapat diubah seperti tampak pada gambar berikut. a. Dengan menggunakan persamaan hukum segitiga diperoleh persamaan sebagai berikut. P 120 = sin 25 sin 30 sehingga : b. P = 120 x 120 = sin 30 sin 25 sin 30 R sin 125 = 101,43 N R = 196,6 N 6

Contoh 3. Tentukan dengan trigonometri besar dan arah resultan dua gaya seperti tampak pada gambar di samping. Penyelesaian : 25 45 2 2 R = 200 + 300 + 2 200 300 cos 70 = 413,57 lb 300 lb 200 lb R α R a 45 300 lb 110 25 200 lb Untuk menghitung arah resultan gaya digunakan hukum segitiga. 200 413,57 = sin a sin 110 diperoleh a = 27 sehingga arah resultan gaya α = 45 + 27 = 72 7

Contoh 4. Sebuah mobil mogok ditarik dengan dua tali seperti tampak pada gambar. Tegangan di AB sebesar 400 lb dan sudut α sebesar 20. Diketahui resultan dari dua gaya tersebut bekerja di A diarahkan sepanjang sumbu mobil. Tentukan dengan trigonometri (a) tegangan pada tali AC, (b) besar resultan kedua gaya yang beraksi di A. Penyelesaian : a. Gunakan hukum segitiga : AC 400 = sin 30 sin 20 AC = 584,76 lb b. Gunakan hukum segitiga : R 400 = sin 130 sin 20 R = 895,9 lb C. KOMPONEN TEGAK LURUS SUATU GAYA Sebuah vektor gaya dapat diuraikan dalam sebuah bidang Cartesian dalam komponen F x sepanjang sumbu x dan F y sepanjang sumbu y seperti tampak pada gambar 11. Dimana : F x = Fcos θ (4) F y = Fsin θ (5) Gambar 11 8

Begitu juga sebaliknya, jika diketahui dua komponen gaya F x dan F y yang saling tegak lurus, maka dapat dihitung resultan kedua gaya dan arah resultan gaya tersebut menggunakan persamaan berikut : Fy tan θ = (6) Fx F + 2 2 = Fx Fy (7) D. RESULTAN GAYA DENGAN MENAMBAH KOMPONEN X DAN Y Tiga buah gaya F 1, F 2, dan F 3 bekerja pada suatu bidang kartesian pada satu titik tangkap seperti ditunjukkan pada gambar 12. Y F 2 F 2y F 1 F 1y F 2x θ 2 θ 1 θ 3 F 1x F 3x X F 3y F 3 Gambar 12. Untuk mencari resultan ketiga gaya tersebut, maka harus diuraikan masingmasing gaya terhadap sumbu x dan y sehingga terdapat komponen gaya gaya : F 1x = F 1 cos θ 1 F 1y = F 1 sin θ 1 F 2x = F 2 cos θ 2 9

F 2y = F 2 sin θ 2 F 3x = F 3 cos θ 3 F 3y = F 3 sin θ 3 Dari komponen komponen gaya di atas, dapat dijumlahkan secara aljabar terhadap sumbu x dan y, yaitu : dan ΣF x = F 1x F 2x + F 3x (8) ΣF y = F 1y + F 2y F 3y (9) sehingga resultan ketiga gaya dicari menggunakan persamaan : Contoh 5. 2 2 R = Fx + Fy (10) Tentukan komponen x dan y setiap gaya pada gambar di samping. Penyelesaian : Y 45 lb 60 lb Besar(lb) Sumbu X(lb) Sumbu Y(lb) 60 60cos 35 = 49,15 60sin 35 = 34,41 45 45cos 55 = 25,81 45sin 55 = 36,86 75 75cos 50 = 48,21 75sin 50 = 57,45 X 75 lb 10

Contoh 6. Silinder hidrolik GE menimbulkan suatu gaya P diarahkan sepanjang garis GE pada bagian DF. Diketahui P harus mempunyai komponen tegak lurus DF sebesar 600 N. Tentukan : a. besar gaya P. b. komponennya yang sejajar terhadap DF. Penyelesaian : D 600 N 30 E P F a. P y = Psin 30 600 = 0,5P P = 1200 N b. P x = Pcos 30 = 1200 cos 30 = 1039,23 N G 56 Contoh 7. Tegangan pada kabel penguat tiang telepon sebesar 370 lb. Tentukan komponen horizontal dan vertikal gaya yang ditimbulkan pada penambat di C. 11

Penyelesaian : R = 6 2 + 17,5 2 = 18,5 ft T x = - Tcos θ 6 = - 370 x = - 120 lb 18,5 = 120 lb (ke kiri) T y = Tsin θ 17,5 = 370 x = 350 lb 18,5 E. KESETIMBANGAN SUATU PARTIKEL Bila resultan semua gaya yang bekerja pada suatu partikel adalah nol, maka partikel tersebut dalam keadaan setimbang. Syarat untuk mencapai keadaan setimbang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut ini : ΣF x = 0 dan ΣF y = 0 (11) contoh 8. Dua kabel diikatkan bersamasama di C dan diberi beban seperti terlihat pada gambar. Tentukan tegangan di AC dan BC. 12

Penyelesaian : Y T AC T ACSIN 50 T BC T BCSIN 30 T ACCOS 50 50 30 T BCCOS 30 X 400 ΣF x = 0 T BC Cos 30 T AC Cos 50 = 0 0,87 T BC = 0,64 T AC T BC = 0,74 T AC (a) ΣF y = 0 T AC Sin 50 + T BC Sin 30 400 = 0 0,77 T AC + 0,5 T BC = 400 (b) Substitusikan (a) ke dalam (b) : 0,77 T AC + 0,5 (0,74 T AC ) = 400 1,14 T AC = 400 T AC = 350,88 lb Masukkan T AC ke dalam (a) : T BC = 0,74 x 350,88 = 259,65 lb 13

Contoh 9 : Hitung tegangan tali T 1, T 2, dan T 3 pada gambar berikut ini jika titik A setimbang. W adalah berat benda. 30 60 A Penyelesaian : Diagram gaya gaya yang bekerja : W = 20 N 30 60 T 1 T 2 A T 3 W = 20 N Tinjau benda W : Benda ini berada pada keadaan setimbang sehingga : T 3 = W = 20 N Tinjau titik A : Karena titik ini setimbang, maka berlaku syarat kesetimbangan. 14

Y T 1 T 1 sin 30 T 2 sin 60 T2 T 1 cos 30 30 60 T 2 cos 60 X T 3 ΣF X = 0 T 2 cos 60 T 1 cos 30 = 0 1 1 T 2 = T1 3 2 2 T 2 = T 1 3 (1) ΣF Y = 0 T 1 sin 60 + T 2 sin 30 T 3 = 0 1 1 T 1 3 +T 2 = T3 (2) 2 2 Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2), kita peroleh : 1 1 T 1 3 + (T 1 3 ) = 20 2 2 T 1 3 = 20 T 1 = 20 N 3 Subtitusikan nilai T 1 ke persamaan (1) untuk mendapatkan nilai T 2 T 1 = 20 N 15

Contoh 10. Suatu kotak yang dapat digerakkan berikut isinya mempunyai 960 lb. Tentukan panjang rantai terpendek ACB yang dapat digunakan untuk mengangkat beban kotak tersebut bila tegangan pada rantai tidak melebihi 730 lb. Penyelesaian : Karena berbentuk simetris, maka T AC = T BC = T. ΣF y = 0 2T sin θ - 960 = 0 2 x 730 x sin θ = 960 sin θ = 0,658 θ = 41,1 13,75 sehingga R = = 18,33 in cos 41,1 maka panjang rantai minimum =2 x 18,33 = 36,67 in 16

LATIHAN 1. Determine the magnitude of the resultant force F R = F 1 + F 3 and its direction, measured counterclockwise from the positive x axis. 2. Determine the magnitude of the resultant force F R = F 1 + F 2 and its direction, measured counterclockwise from the positive x axis 3. Resolve the force F 1 into components acting the u and v axes and determine the magnitudes of the components 17

4. The plate is subjected to the two forces at A and B as shown. If θ = 60, determine the magnitude of the resultant of these forces and its direction measured from the horizontal 5. Determine the magnitudes of F 1 and F 2 so that the particle P is in equilibrium 6. Determine the magnitude and direction θ of F so that the particle is in equilibrium 18

7. The device shown is used to straighten the frames of wrecked autos. Determine the tension of each segment of the chain, i.e., AB and BC if the force which hydraulic cylinder DB exerts on point B is 3,50 kn, as shown 8. Determine the force in cables AB and AC necessary to support the 12 kg traffic light 9. Coeds AB and AC can each sustain a maximum tension of 800 lb. If the drum has a weight of 900 lb, determine the smallest angle θ at which they can be attached to the drum 19

10. The 500 lb crate is hoisted using the ropes AB and AC. Each rope can withstand a maximum tension 2500 lb before it breaks. If AB always remains horizontal, determine the smallest angle θ to which the crate can be hoisted 20