BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 3 Waluyo yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III 3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu data dan informasi dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2006 : 3)

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SD Negeri 4 Tamanwinangun didirikan pada tahun 1982. Gedung yang dimiliki oleh SD Negeri 4 Tamanwinangun terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang kantor, ruang kelas I-VI, ruang mushola, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang aula, ruang media, ruang koperasi, ruang operator, WC dan kamar mandi, gudang dan dapur. Sekolah ini menjadi pilihan peneliti sebagai tempat penelitian karena berbagai alasan. Pertama; setelah dilakukan observasi terhadap data nilai hasil Ulangan Tengah Semester I, siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun pada mata pelajaran IPS tahun ajaran 2015/2016, diperoleh informasi bahwa nilai hasil ulangan siswa sebelum diadakan remidial masih terbilang rendah dengan KKM (70). Kedua; peneliti ingin menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media Flashcard dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang di SD Negeri 4 Tamanwinangun tahun pelajaran 2015/2016. Ketiga; sekolah memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengembangkan potensi sekolahnya. Keempat; kemauan guru kelas IV untuk dijadikan kolaborator penelitian. Kelima; lokasi penelitian mudah dijangkau. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah disusun, yaitu selama 3 siklus, dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat berlangsung secara sistematis, efisien, dan efektif. Penelitian ini dilaksanakan dengan pengaturan 44

45 jadwal penelitian, yaitu diawali tahap persiapan penelitian pada bulan desember 2015, berkoordinasi dengan pihak sekolah tentang perizinan penelitian, melaksanakan obervasi, dan melakukan identifikasi masalah. Kemudian menyusun proposal penelitian yaitu pada desember 2015 - februari 2016, dilanjutkan dengan seminar proposal, revisi, dan menyiapkan perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian yaitu pada februari 2016. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 pada 15 februari 2016 dan pertemuan 2 pada 25 februari 2016. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada 3 maret 2016 dan pertemuan 2 pada 10 maret 2016. Siklus III pertemuan 1 dilaksanakan pada 16 maret 2016 dan pertemuan 2 pada 24 maret 2016. Tahap terakhir yaitu analisis data dan pelaporan dilaksanakan mulai dari analisis data dilanjutkan dengan menyusun laporan skripi pada bulan maret - april 2016. Ujian dan revisi dilaksanakan pada april - mei 2016. Penggandaan dan pengupulan laporan pada bulan mei 2016. B. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di kelas secara bersama (Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi, 2008: 3). Tipe penelitian yang digunakan adalah kolaboratif antara mahasiswa sebagai peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun sebagai pelaksana tindakan kelas serta dibantu oleh observer. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan sasaran yang dijadikan pokok pembicaraan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk, 2008: 24). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun. Jumlah siswa kelas IV adalah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Mayoritas siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun berdomisili di Tamanwinangun, dekat dengan letak sekolah. Mereka memiliki kemampuan

46 akademik dan latar belakang yang berbeda-beda. Pada umumnya siswa SD Negeri 4 Tamanwinangun memiliki latar belakang yang baik walaupun ada juga sebagian siswa yang memiliki latar belakang yang kurang baik seperti latar belakang keluarga yang tidak harmonis. Orang tua mereka mayoritas bekerja sebagai buruh, wiraswasta, namun ada juga yang menjadi TNI, polisi, guru, PNS, dan lain sebagainya. Perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak-anak mereka kurang baik sehingga mayoritas siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun memiliki hasil belajar yang terbilang rendah khususnya pada mata pelajaran IPS. D. Data dan Sumber Data Arikunto (2013: 161) menjelaskan data merupakan hasil pencatatan peneliti, dapat berupa angka ataupun fakta. Selanjutnya, Sugiyono (2013: 193) mengemukakan bahwa, Data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data. Data primer pada penelitian ini adalah data yang diambil dari seluruh kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard; (2) data sekunder, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumber data berupa data yang dibutuhkan. Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari guru tentang data siswa kelas IV dan daftar nilai. Data yang akan digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu informasi tentang pelaksanaan pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. Sedangkan data kuantitatif yaitu nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial. Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data yang tepat dan relevan. Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun Tahun Ajaran 2015/2016. Data ini berupa seluruh kegiatan pembelajaran yaitu tentang penggunaan model Problem Based Learning

47 (PBL) dengan media flashcard. Data dari siswa tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes. 2. Guru Guru yang dijadikan sumber data pada penelitian ini yaitu guru kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun. Data yang berasal dari guru kelas IV yaitu informasi-informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran serta informasi-informasi yang berkaitan dengan siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun, yang mencakup tentang latar belakang siswa, perkembangan belajar siswa, serta data-data lain yang diperlukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Data tersebut didapat melalui catatan lapangan, observasi, dan wawancara. 3. Dokumen Sumber data yang berupa dokumen dalam penelitian tindakan kelas ini adalah semua arsip yang berkaitan dengan penelitian dan siswa. Misalnya buku daftar nilai, buku rapor, dan juga buku tentang catatan kelakuan siswa, serta gambaran pelaksanaan tindakan pada setiap siklus, catatan-catatan yang didapat saat proses pembelajaran. Dokumen ini berfungsi untuk mengetahui keadaan siswa, sehingga peneliti memiliki acuan dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mengambil data berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Adapun penjabaran tentang ragam atau bentuk-bentuk dari teknik pengumpulan data, sebagai berikut: a. Teknik Tes Sanjaya (2013: 99) mengemukakan Tes merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.

48 Senada dengan pernyataan Sanjaya, Arikunto (2013: 193) mengemukakan bahwa Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah instrumen untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan bakat dengan menggunaan serentetan pertanyaan, latihan atau alat lainnya. Penelitian ini menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar pada masing-masing pertemuan dalam setiap siklusnya. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda atau isian yang terletak pada RPP dan dilaksanakan oleh guru terhadap siswa. b. Teknik Non Tes 1) Observasi Arikunto (2013: 199) berpendapat, Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Sejalan dengan pendapat Arikunto, Padmono (2009: 20) menyatakan Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara teliti tentang aspek-aspek yang diamati. Data yang diambil dengan metode observasi ini berupa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dan aktivitas pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru saat pembelajaran. Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa dan terhadap guru agar observasi dapat menghasilkan data yang valid. 2) Wawancara Menurut Arifin (2011: 157) wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab, baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Memperjelas pendapat Arifin, Sugiyono (2009: 137) mengatakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

49 ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Bentuk wawancara yang dipakai pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara dilaksanakan pada saat selesainya pembelajaran dengan mengambil siswa secara acak serta observer untuk pendapat, saran, maupun kritikan mengenai pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan 3) Dokumentasi Menurut Arikunto (2013: 274) teknik dokumentasi merupakan metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat Arikunto, Sugiyono (2009: 240) menjelaskan, Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap, pendukung, dan penguat data yang lain. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian meliputi daftar nilai, instrumen pembelajaran (Silabus dan RPP mata pelajaran IPS tentang masalah sosial kelas IV), serta seluruh kegiatan proses pembelajaran melalui penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. 2. Alat Pengumpulan Data Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, adapun instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu: a. Instrumen Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Media Flashcard 1) Definisi Konseptual Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard adalah menerapkan model berbasis masalah autentik yang disajikan secara sistematis sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, mengembangkan inquiry, mengembangkan

50 kemampuan berpikir kritis dan ketrampilan berpikir yang lebih tinggi, yang didalamnya melibatkan penggunaan media flashcard sebagai suatu inovasi dalam pembelajaran. 2) Definisi Operasional Data tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi dan wawancara yang didukung oleh dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan data berupa hasil belajar siswa dan video saat pembelajaran. Langkah-langkah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard adalah: (1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran, (2) guru mengorganisasikan belajar siswa, (3) guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dan melaksanakan diskusi, (4) siswa menyajikan hasil kerja atau diskusi, (5) guru membantu siswa untuk melakukan analisis atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. a) Lembar Observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang berlangsung sudah sesuai dengan langkahlangkah serta skenario pembelajaran yang telah disusun atau belum. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard terlihat dalam jumlah skor yang dicapai dalam merespon instrumen. Instrumen dalam lembar observasi berbentuk rating scale yang dijabarkan dalam bentuk skala penskoran 0-4, masing-masing skor memiliki deskriptor. Persentase tersebut kemudian nantinya dijadikan indikator pelaksanaan. Aspek-aspek yang diamati dalam observasi tersebut adalah langkah pelaksanaan model Problem Based

51 Learning (PBL) dengan media flashcard terhadap guru dan siswa (observasi terhadap kegiatan guru dan siswa) b) Wawancara Instrumen pada pedoman wawancara ini berupa pertanyaanpertanyaan untuk siswa dan guru sebagai responden. Pertanyaanpertanyaan dalam wawancara disesuaikan dengan kegiatan guru yang terdapat pada skenario pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bertujuan untuk memperoleh data tentang penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial. 3) Kisi-Kisi a) Kisi-kisi Lembar Observasi Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Media Flashcard terhadap Guru dan Siswa Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Media Flashcard terhadap Guru dan Siswa No 1 2 3 4 5 Indikator Penyampaian tujuan oleh guru berdasarkan masalah nyata Mengorganisasikan siswa untuk belajar Membimbing penyelidikan siswa (individual atau kelompok) Penyajian penyelesaian masalah Nomor Soal 1,2,3,4 5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12 Jumlah Butir Soal 4 13, 14, 15, 4 16 Analisis dan evaluasi penyelesaian masalah 17, 18, 19, 20 4 Jumlah 20 4 4 Untuk menentukan penilaiannya berpedoman pada kriteria penilaiannya, yaitu: 0 bila tidak ada indikator yang tampak, 1 bila hanya 1 indikator yang tampak, 2 bila 2 indikator tampak, 3 bila 3

52 indikator tampak, 4 bila semua indikator tampak. Cara menghitung persentase adalah sebagai berikut: Persentase = x 100% b) Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Guru dan Siswa Tabel 3.3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Guru dan Siswa No Indikator Nomor Soal 1 Penyampaian tujuan oleh guru 1 berdasarkan masalah nyata 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar 2 3 Membimbing penyelidikan siswa (individual atau kelompok) 3 4 Penyajian penyelesaian masalah 4 5 Analisis dan evaluasi penyelesaian 5 masalah Jumlah Butir Soal 1 Jumlah 5 1 1 1 1 b. Instrumen Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Masalah Sosial 1) Definisi Konseptual Peningkatan hasil belajar IPS tentang pada siswa kelas IV SD adalah suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) siswa dalam mata pelajaran IPS kelas IV SD yang mempunyai karakteristik belajar yang holistik (menyeluruh), alamiah, tidak ada paksaan, langsung (konkret), dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Melalui pembelajaran IPS diharapkan akan terjadi berbagai perubahan yang terjadi pada siswa sebagai proses dan hasil belajar berupa kecakapan yang membekali siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yaitu meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang. Materi tersebut membahas atau mengkaji tentang permasalahan-permasalahan sosial

53 yang terjadi dilingkungan masyarakat. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi didalam masyarakat seperti kejahatan, perampokan, kenakalan remaja, dan lain sebagainya. Materi tentang merupakan salah satu materi yang dekat dengan siswa atau siswa biasa menjumpai atau mengalami peristiwa-peristiwa didalam kehidupan sehari-hari yang berubungan dengan materi. 2) Definisi Operasional Peningkatan hasil belajar IPS tentang dapat dilihat dari hasil nilai atau skor siswa terhadap penguasaan konsep yang diperoleh dari hasil tes yang menunjukkan peningkatan dari kondisi awal siswa. Skor-skor peningkatan hasil belajar IPS dapat diukur menggunakan teknik pengumpulan data berupa instrumen tes hasil belajar IPS tentang. Lembar instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berisi soal-soal evaluasi yang dikerjakan secara tertulis oleh siswa kelas IV sebagai subjek penelitian. Instrumen soal tes tiap siklus berbeda, sesuai dengan materi yang dipelajari. Sebelum menyusun lembar tes, terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran sebagai berikut: Standar Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi. Kompetensi Dasar: 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Indikator yang dibuat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 2.4.1. Mendeskripsikan pengertian, 2.4.2. Memberi contoh yang sering ditemui di daerahnya, 2.4.3. Menyebutkan berbagai faktor penyebab terjadinya suatu, 2.4.4. Mengidentifikasi pola perilaku anggota masyarakat yang dapat menimbulkan masalah- di daerahnya, 2.4.5. Menjelaskan permasalahan kemiskinan dan kebodohan, 2.4.6. Menjelaskan

54 permasalahan kejahatan, 2.4.7. Menjelaskan permasalahan kependudukan, 2.4.8. Menjelaskan permasalahan lingkungan, 2.4.9. Menjelaskan permasalahan pengangguran, 2.4.10. Menjelaskan permasalahan kenakalan remaja, 2.4.11. Menjelaskan upaya mengatasi yang sering ditemui di daerahnya, 2.4.12. Menyebutkan berbagai hambatan dalam mengatasi. 3) Kisi-Kisi a) Kisi-Kisi Lembar Tes (1) Kisi-Kisi Hasil Belajar Siklus I Standar Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. Kompetensi Dasar: 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Tabel 3.5. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I Pertemuan I Indikator 2.4.1. Mendeskripsik an pengertian masalah sosial. 2.4.2. Memberi contoh yang sering ditemui di daerahnya Tujuan pembelajaran Membandingkan masalah sosial dan pribadi Menentukan ciri-ciri masyarakat Menyebutkan contoh masalah pribadi Menganalisis sifat Menyebutkan contoh Menjelaskan pengertian Mengkategorikan salah satu contoh masalah sosial Menjelaskan salah satu Jenjang kognitif Bentuk soal Nomor soal C5 PG 1 C2 PG 2 C1 PG 3 C4 PG 4 C1 C2 C6 PG & 5 & 9 6 7 & 8 C3 10 Jumlah 10

55 Teknik Penskoran= x 100 Tabel 3.6. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus I Pertemuan II Indikator Tujuan Jenjang Nomor Bentuk soal pembelajaran kognitif soal 2.4.3. Menyebutkan Menyebutkan PG & berbagai faktor akibat terjadinya C2 penyebab 1 & 6 terjadinya suatu 2.4.4. Mengidentifikas Menjelaskan pola perilaku masyarakat yang C2 PG 2 & 3 i pola perilaku anggota masyarakat yang dapat menimbulkan menimbulkan Menganalisis yang dapat C4 PG 4 masalahmasalah sosial di daerahnya. menimbulkan masalah lain Menyimpulkan penyebab terjadinya C5 PG 5 Mengkategorikan faktor penyebab terjadinya C5 7 & 8 Mengaitkan pola perilaku masyarakat yang C3 dapat 9 menimbulkan Menganalisis penyebab C4 terjadinya 10 Jumlah 10 Teknik Penskoran = x 100

56 (2) Kisi-Kisi Hasil Belajar Siklus II Standar Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. Kompetensi Dasar: 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Tabel 3.7. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II Pertemuan I Indikator 2.4.5. Menjelaskan permasalahan kemiskinan dan kebodohan 2.4.6. Menjelaskan permasalahan kejahatan Tujuan pembelajaran Menyebutkan ciriciri masalah kebodohan Menjelaskan pengertian kemiskinan Mengklasifikasi ciriciri kemiskinan Menganalisis penyebab terjadinya kejahatan Mengkategorikan ciri-ciri orang yang termasuk miskin Menyebutkan akibat yang timbul dari kemiskinan Menyebutkan contoh tindak kejahatan Menjelaskan penyebab terjadinya kemiskinan Menjelaskan akibat yang timbul dari masalah kebodohan Memilih upaya untuk mengurangi tindak kejahatan Jenjang Kognitif Bentuk soal Nomor soal C2 PG 1 C2 PG 2 C3 PG 3 C4 PG 4 C6 PG 5 C2 C2 C2 C2 C5 Jumlah 10 6 7 8 9 10 Teknik Penskoran = x 100

Tabel 3.8. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus II Pertemuan II Indikator Tujuan Jenjang Nomor Bentuk soal pembelajaran Kognitif soal 2.4.7. Menjelaskan Menyebutkan permasalahan kependudukan cara menjaga lingkungan C2 PG 1 2.4.8. Menjelaskan Menjelaskan permasalahan penyebab lingkungan terjadinya PG & C2 2 & 7 masalah lingkungan Mengklasifikasi jenis lingkungan C3 PG 3 Menganalisis penyebab PG & 4, 5 & C4 masalah 6 kependudukan Memilih upaya untuk mengatasi C5 masalah 8 kependudukan Menyusun upaya untuk mengatasi C6 masalah 9 kependudukan Menjelaskan akibat yang timbul dari C2 masalah 10 lingkungan Jumlah 10 57 Teknik Penskoran = x 100

58 (3) Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus III Standar Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. Kompetensi Dasar: 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Tabel 3.9. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus III Pertemuan I Indikator 2.4.9. Menjelaskan permasalahan pengangguran 2.4.10. Menjelaskan permasalahan kenakalan remaja Tujuan pembelajaran Menyebutkan penyebab pengangguran Menyebutkan penyebab terjadinya kenakalan remaja Menjelaskan upaya menanggulangi kenakalan remaja Menganalisis penyebab terjadinya pengangguran Menyebutkan contoh kenakalan remaja Menjelaskan pengertian pengangguran Menganalisis akibat dari kenakalan remaja Menentukan akibat dari masalah pengangguran Menyimpulkan upaya mengurangi pengangguran Mengkategorikan kenakalan remaja Jenjang Kognitif Bentuk soal Nomor soal C2 PG 1 C2 PG 2 C3 PG 3 C4 PG 4 C1 PG 5 C2 C4 C4 C5 C6 10 Jumlah 10 6 7 8 9 Teknik Penskoran = x 100

Tabel 3.10. Kisi-kisi Hasil Belajar Siklus III Pertemuan II Indikator Tujuan Jenjang Bentuk Nomor pembelajaran Kognitif soal soal 2.4.11. Menjelaskan upaya Menyebutkan pihak yang mengatasi terlibat dalam mengatasi C2 PG 1 yang sering ditemui di Menyebutkan daerahnya hambatan dalam 2.4.12. Menyebutkan mengatasi C2 PG 2 & 3 berbagai hambatan dalam Memilih upaya mengatasi C3 PG 4 mengatasi Menganalisis upaya mengatasi C4 PG & 5 & 10 Menerapkan upaya mengatasi C3 salah satu 6 Menjelaskan hambatan dalam C2 upaya mengatasi 7 Menghubungkan masalah dan C6 upaya mengatasi 8 & 9 Jumlah 10 59 Teknik Penskoran = x 100 F. Teknik Uji Validitas Data Validitas data dalam suatu penelitian sangatlah penting. Validitas data diperlukan dalam penelitian agar diperoleh data atau informasi yang valid. Sugiyono (2009: 267) menyatakan bahwa Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Untuk memperoleh validitas data, peneliti menggunakan teknik

60 triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang sejenis dari sumber yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti menggabungkan data dari sumber data yang meliputi siswa, guru kelas IV, dan dokumen. Sedangkan, triangulasi teknik yaitu menggabungkan data yang diperoleh dari teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data atau analisis data (Arikunto, 2013: 278). Sugiyono (2009: 244) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategorisamapai dengan membuat kesimpulan yang mudah dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis data statistik kuantitatif dan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data statistik kuantitatif untuk menganalisis data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media Flashcard. Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 246-253), yakni: 1. Reduksi Data Reduksi data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan atau siklus selesai. Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

61 memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. Reduksi data yang terkumpul dilakukan melalui berbagai sumber yaitu: (1) data hasil pekerjaan siswa atau jawaban-jawaban siswa, dan (2) data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, angket, dan didukung dengan dokumentasi. Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi data mana saja yang dipakai dan data mana saja yang diabaikan, sehingga data yang terkumpul dapat informasi yang bermakna. 2. Penyajian Data Informasi-informasi yang terkumpul menjadi suatu kesimpulan berdasarkan reduksi data. Data atau informasi tersebut kemudian disajikan dalam suatu bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Berdasarkan penyajian data yang dilakukan, ditarik suatu kesimpulan tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan tindak lanjut melalui langkah atau solusi yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian. 3. Penarikan Kesimpulan Data yang telah diproses kemudian disimpulkan secara umum yang objektif dan valid. Kesimpulan yang diambil hendaknya tidak menyimpang dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah sewaktuwaktu bila ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat diterapkan kepada siswa. Dalam hal ini melalui penerapan model Problem Based Learning dengan media flashcard untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun. Berdasarkan data-data yang didukung bukti-bukti yang konsisten sesuai dengan kondisi di lapangan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan.

62 H. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan uraian tentang petunjuk atau tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila mencapai indikator kinerja penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.11. berikut: Tabel 3.11. Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Target Cara Mengukur 1. Pelaksanaan penerapan model PBL 85% Diamati saat dengan media flashcard dalam pembelajaran, dengan pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial berpedoman pada lembar observasi dan wawancara 2. Siswa merespon pembelajaran IPS secara aktif dan antusias 3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang Masalah Sosial terhadap guru 85% Diamati saat pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi, wawancara, dan penilaian proses terhadap siswa 85% Diukur dari tes hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial dengan kriteria minimal = 70 ketuntasan I. Prosedur Penelitian Peneliti melakukan penelitian jenis PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang bersifat kolaboratif. Menurut Arikunto (2010: 138) berpendapat bahwa penelitian dalam bentuk kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan pihak yang melakukan pengamatan terhadap proses tindakan adalah peneliti. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus melalui dua kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas selalu berhubungan dan berkelanjutan di setiap prosesnya. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Gambaran dari model penelitian tindakan menurut Arikunto, dkk sebagai berikut: 63 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Refleksi SIKLUS III Pengamatan Pelaksanaan Dihentikan Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto Berdasarkan gambar di atas, alur prosedur penelitian diawali dengan tahap perencanaan yakni sebelum melakukan penelitian untuk menyusun apa, mengapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Selanjutnya, tahap pelaksanaan yaitu tahap guru menerapkan isi rencana yang telah disusun. Tahap berikutnya adalah tahap pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh pengamat atau observer. Tahap terakhir adalah tahap refleksi yaitu kegiatan merenungkan kembali kegiatan yang telah dilakukan untuk dianalisis. Keempat tahap tersebut secara keseluruhan membentuk siklus. Dari hasil refleksi tersebut kemudian dilakukan pengulangan

64 tahapan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi begitu seterusnya sampai dengan tiga siklus yang telah memenuhi indikator kinerja yang ditargetkan sehingga penelitian dihentikan. Tahapan penelitian tiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun perencanaan tindakan pada siklus ini meliputi: (1) melakukan koordinasi dengan guru kelas IV SD Negeri 4 Tamanwinangun untuk menyusun rencana tindakan, (2) mempelajari kompetensi dasar dan materi yang terdapat dalam silabus kelas IV semester 2 tentang ; (3) menentukan waktu penelitian; (4) menyusun skenario pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan; (5) menyusun RPP tentang dan faktor penyebab terjadinya suatu ; (6) menyusun instrumen penelitian berupa lembar tes, lembar observasi, pedoman wawancara terhadap pelaksanaan model Problem Based Learning dengan media flashcard; serta (7) menghubungi observer; 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus I terbagi menjadi 2 kali pertemuan. Adapun materi pokok pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 Materi pokok yang digunakan adalah tentang pengertian masalah sosial dan contoh yang sering ditemui di daerahnya 2) Pertemuan 2 Materi pokok yang digunakan adalah faktor penyebab terjadinya suatu dan pola perilaku anggota masyarakat yang dapat menimbulkan masalah- di daerahnya. 3. Observasi

65 Observasi dilaksanakan saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini sebagai bahan untuk mengadakan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan, dan penyimpulan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Peneliti bersama guru juga menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan pada siklus II. Siklus II 1. Perencanaan Perencanaan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kekurangan pada siklus I dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Rencana kegiatan pada siklus II dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II tentang permasalahan kemiskinan, kejahatan, kependudukan dan permasalahan lingkungan. Menyusun Lembar Kerja Siswa, serta menggandakan instrumen tes dan non tes meliputi: lembar evaluasi, lembar observasi dan pedoman wawancara terhadap pelaksanaan model Problem Based Learning dengan media flashcard. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II terbagi menjadi 2 kali pertemuan. Materi pokok pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut:

66 1) Pertemuan 1 Materi pokok yang digunakan adalah permasalahan kemiskinan dan kebodohan serta permasalahan kejahatan. 2) Pertemuan 2 Materi pokok yang digunakan adalah permasalahan kependudukan dan permasalahan lingkungan. 3. Observasi Observasi dilaksanakan saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini sebagai bahan untuk mengadakan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan, dan penyimpulan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Peneliti bersama guru juga menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil refleksi pada siklus II digunakan sebagai acuan pada siklus III. Siklus III 1. Perencanaan Perencanaan pada siklus III dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus II. Kekurangan pada siklus II dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Rencana kegiatan pada siklus III dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus III tentang permasalahan pengangguran dan permasalahan kenakalan remaja, upaya mengatasi yang sering ditemui di daerahnya serta berbagai hambatan dalam mengatasi

67. Menyusun Lembar Kerja Siswa, serta menggandakan instrumen tes dan non tes meliputi: lembar evaluasi, lembar observasi dan pedoman wawancara terhadap pelaksanaan model Problem Based Learning dengan media flashcard. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus III terbagi menjadi 2 kali pertemuan. Materi pokok pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 Materi pokok yang digunakan adalah permasalahan pengangguran dan permasalahan kenakalan remaja. 2) Pertemuan 2 Materi pokok yang digunakan adalah upaya mengatasi masalah sosial yang sering ditemui di daerahnya serta berbagai hambatan dalam mengatasi. 3. Observasi Observasi dilaksanakan saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan, dan penyimpulan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus III. Peneliti bersama guru juga menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Pada tahap refleksi siklus III, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus I dan II sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai maksimal. Karena pada siklus III sudah mencapai target indikator kinerja penelitian, maka siklus dihentikan.