BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas 2 SDN Salatiga 08

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngadirejo 03 Kecamatan Reban.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai setting dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian dari Kampus

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin dkk. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara, penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. 3.1.2. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan, sekolah tersebut mudah dijangkau peneliti, relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah,sehingga memudahan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneeliti. 3.1.3. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tlogo 21

22 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 17,19,22 maret dengan alokasi waktu 6 x 35 menit ( 3 x pertemuan). 2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 24,26,29 maret dengan alokasi waktu 6 x 35 menit ( 3 x pertemuan). 3.1.4. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini semua siswa kelas 5 SDN tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dapat dikemukakan sebagai berikut: siswa berjumlah 33 siswa, yaitu laki-laki sebanyak 19 siswa dan perempuan sebanyak 14 siswa. 3.2. Variabel Penelitian Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran discovery Learning (X). b. Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar IPA pada materi siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (Y). 3.3. Rancangan Penelitian Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang halhal yang terjadi dimasyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan ( Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisifasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan

23 adalah satu strategi pemecahan masalah yang memenfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Permasalahan atau topic yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benarbenar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. 2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. 3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. 4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. 5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi Arikunto, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap model penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut.

24 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Gambar 3.1. Alur PTK Model Suharsimi Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, dimana masing - masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu pokok bahasan yang sama yang diakhiri dengan tes di akhir masing-masing siklus. Dibuat dalam dua siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. 3.4. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing tahapannya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi. Adapun tahaptahap dari masing-masing siklus sebagai berikut: Pra Siklus a. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti mengikuti pembelajaran biasa.

25 b. Pengamatan Peneliti sebagai pengamat mengamati cara kerja peserta didik dalam pembelajaran. Peneliti dalam tahap ini menanyakan masalah-masalah dalam pembelajaran sehingga diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik. Kesulitan-kesulitan tersebut dicatat untuk melakukan tindakan pada siklus I. c. Refleksi Pada pra siklus yang dilakukan diadakan refleksi yang diperoleh dari pengamatan. Temuan tentang kekurangan maupun kelebihan dijadikan perbaikan pada siklus I (3 kali tatap muka). Siklus 1 a. Tahap Perencanaan 1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang muncul di kelas. 2. Merencanakan tindakan untuk menangani masalah yang muncul. 3. Berkolaborasi dengan guru kelas merencanakan perangkat pembelajaran meliputi program semester, silabus, rencana pelaksanaan sesuai dengan standar kompetensi serta kompetensi standar pada kegiatan yang benar meliputi kegiatan siswa seperti elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. 4. Mengembangkan bahan ajar atau materi ajar yang diambil dari berbagai sumber untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran. 5. Mengembangkan media dan alat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran 6. Membuat lembar pengamatan yang sesuai dengan aspek-aspek yang sesuai dalam pembelajaran dan diamati oleh teman sejawat selama proses pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan siklus I sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Secara garis besar RPP yang disusun terdapat kegiatan-kegiatan seperti berikut: 1. Guru memeriksa kesiapan siswa 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

26 3. Guru mendemontrasikan pengetahuan yang dimiliki menggunakan alat peraga 4. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok 5. Guru mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik 6. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap apa yang belum dimengerti siswa c. Tahap Observasi Pada tahap observasi ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti beserta guru mengkaji semua temuan, baik kekurangan maupun kelebihan dalam proses pembelajaran pada siklus I agar peneliti mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan. Siklus II Berdasarkan refleksi yang dilaksanakan bersama guru pada siklus I, peneliti menyusun kembali rencana pembelajaran pada siklus II. Penyusunan perencanaan pada siklus II terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. a. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi pada siklus I. 2) Menyususn alat observasi yang akan digunakan dalam mengamati 3) pelaksanaan pembelajaran. 4) Menyiapkan alat observasi yang berupa tes evaluasi dan angket b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan siklus II sesuai dengan rencana penbelajaran yang telah disusun. Secara garis besar RPP yang disusun terdapat kegiatan-kegiatan seperti

27 1) Guru memeriksa kesiapan siswa 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki menggunakan alat peraga 4) Guru membimbing dalam kerja kelompok 5) Guru mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik 6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap apa yang belum dimengerti c. Tahap Observasi Pada tahap observasi ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. d. Tahap Refleksi Setelah melakukan perbaikan dari segi pembelajaran dari siklus I dan menindak lanjuti pada siklus II bersama guru, peneliti dapat mengetahui apa saja yang kurang pada siklus I dan siklus II dan menarik kesimpulan bagaimana cara mengatasinya. Serta peneliti dapat mengetahui terjadi peningkatan atau penurunan pada siklus I dan siklus II. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui peningkatan minat dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dalam mata pelajaran IPA setelah memperoleh tindakan, adalah: 1. Wawancara Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi/penjelasan hal-hal yang dianggap perlu dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi IPA. Data yang diperoleh penelitian melalui wawancara dengan guru bidang studi IPA kelas 5 adalah keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan nilai tes siswa pada akhir pembelajaran.

28 2. Observasi Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dilakukan teknik observasi oleh observer yang dilakukan oleh guru bidang studi IPA. Observer melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Tabel 3.1 Kisi kisi obsevasi penggunaan Model Discovery ASPEK ITEM SKOR Kemampuan Guru Dalam Mengajar Penguasaan Kelas Bahasa Lisan Persiapan Pembelajaran Materi Pembelajaran Ruang Alat Dan Media Kesiapan Siswa Kegiatan Awal Dan Perkenalan Kegiatan Inti Kegiatan Discovery Kegiatan Akhir Tujuan Pembelajaran Apersepsi /Motivasi Pengenalan Langkah-Langkah Pembelajran Pembagian Kelompok Perumusan Masalah Pelaksanaan Percobaan Respon Terhadap Jawaban Dan Keaktifan Siawa Bimbingan Pada Siswa Dalam Menarik Kesimpulan Evaluasi Pembelajaran Untuk Mengukur Pemguasahaan Siswa Terhadap Materi Yang Di Ajarkan Pada lembar observasi, nantinya akan diberi skor. Sekor 1 bila kurang, skor 2 bila cukup, 3 bila naik, dan 4 sangat baik. Penelitian ini di anggap baik apabila persentase baik dan sangat baik (3 dan 4) mencapai 70%. Hal tersebut menunjukan bahwa model pembelajaran Discovery telah di implementasikan dengan baik.

29 Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru, maupun aktivitas siswa dengan menggunakan model Discovery memanfaatkan benda konteksual (nyata) dalam pemelajaran, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas, 2003): Nilai = x 100% Dengan kriteria nilai sebagai berikut : >86% = Baik Sekali 70 85% = Baik 55 69% = Cukup Baik <54% =Kurang Baik 3. Tes tertulis Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi. 4. Kuesioner (Angket) Angket diberikan untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Angket minat belajar digunakan untuk mengungkap minat belajar subjek, dirancang berdasarkan aspek-aspek yaitu tanggung jawab pribadi terhadap tugas, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukan, tugas yang bersifat moderat, tekun dan ulet dalam bekerja, tidak berspekulasi dalam tugas dan keberhasilan tugas. Empat aspek ini termuat dalam item pertanyaan 20 positif dan 10 item negatif. Jawaban Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Tabel. 3.2. Skor Jawaban Angket Skor 5 4 3 2 1

30 Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala rikert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, seperti: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sedangkan interval yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa adalah sebagai berikut: 121 130 = Sangat Tinggi 110 120 = Tinggi 99 109 = Sedang 88 98 = Rendah 76 87 = Sangat Rendah 3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan siswa, angket digunakan untuk mengetahui minat siswa dalam belajar dan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui tindakan guru dalam penggunaan pembelajaran yang mengunakan model pembelajaran Discovery Learning. Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 6. Menerapkan sifatsifat 6.1.Mendesk 6.1.1.Membedakan benda cahaya ripsikan sumber cahaya dan benda melalui kegiatan sifat-sifat gelap membuat suatu chaya 6.1.2. Menunjukkan sifat karya atau model cahaya merambat lurus 6.1.3.Mendemontrasikan sifat cahaya yang menembus benda (bening, berwarna dan gelap) 6.1.4. Mendeskripsikan sifat cahaya dapat dipantulkan 6.1.5. Mendeskripsikan sifatsifat cahaya yang Butir Soal 2,3,7,11 1,10 4,5,8,9 12 14,1 5 6,13, Jumlah Item 4 2 4 2 4

31 mengenai cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung 6.1.6.Menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari 6.1.7.Menunjukkan peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari 16, 17, 18,2 1,22, 24 19,2 0,23, 25 4 4 Jumlah 25 Siklus II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Butir soal Jumlah Item 6.Menerapkan 6.2.Membuat 6.2.1.Menyebutkan 1,6,17 4 sifat-sifat suatu pemanfaatan sifatsifat,21, cahaya melalui kegiatan karya/model, misalnya cahaya dalam karya sederhana membuat suatu periskop, 6.2.2.Menggunakan model 7,10,1 karya atau atau lensa periskop dengan 2,13,1 7 model dari bahan menerapkan sifatsifat 5,19,2 sederhana cahaya. 3, dengan 6.2.3.Menunjukkan model menerapkan kaledioskop 4,5,9, 5 14, sifat-sifat sederhana dengan 16, cahaya. menerapkan sifatsifat cahaya 6.2.4. membuat alat Lup sederhana dengan 2,3,11 7 memanfaatkan sifatsifat cahaya,18, 20,24, 25 6.2.5.Membuktikan bahwa 22,8 2 sifat cahaya dapat dilihat dari cakram warna. Jumlah 25

32 Untuk mengetahui minat belajar siswa pada kondisi awal dan kondisi akhir maka dilakukan scoring pada angket, yaitu sebagai berikut: Interval = Skor tertinggi-skor terendah Rentang nilai: 5 =130-76 =10,8=11 121-131 = Sangat Tinggi 88-98 = Rendah 110-120 = Tinggi 76-87 = Sangat Rendah 99-109 = Sedang Berikut ini merupakan kisi-kisi angket minat belajar siswa, terdapat 25 butir soal sebelum diuji, setelah dianalisis menggunakan SPSS 20.0 maka didapatkan hasil 20 butir soal yang valid dan semuanya termasuk dalam favorabel. Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Minat No. Aspek Indikator Item Jumlah Positif Negatif I Perasaan pada waktu a. Rajin belajar 19,20 8 belajar IPA b.tidak terpaksa dalam mengikuti pelajaran 1,4,5,6 2,3 II III Konsentrasi/perhatian dalam belajar Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran a.mau memperhatikan proses pembelajaran b.mengikuti penjelasan guru a.mencatat tugas dari guru b.mengerjakan tugas dari guru c.kompetensi dalam lingkungan kelas 9,15, 12,13, 16, 7,8 10,11,14 17,22,28, 29,30 23,24 21 25,26,27 IV Minat belajar Minat mengikuti 18 1 pelajaran Jumlah 20 10 30 9 12

33 3.7. Indikator Kinerja Patokan berhasilnya penerapan Discovery adalah meningkatnya minat dan hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPA, peneliti menerapkan 85% siswa harus mendapat KKM yaitu 62. Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang untuk mata pelajaran IPA di kelas 5 adalah 62. 3.8. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 3.8.1.1.Uji Validitas Instumen Penelitian Uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran berlangsung. Validitas menurut Arikunto (2002:144) adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Peneliti melakukan analisis butir soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (raw score) dari Pearson, yaitu: Dengan : r xy n x y xy ( )( ) * ( )+ * ( )+ = Koefisien variabel = Banyaknya test (peserta tes) = Skor variabel butir soal test = Skor total = jumlah penilaian perkalian x dan y Untuk mengetahui mengenai besarnya koefisien korelasi digunakan rentangan (Suharsimi Arikunto, 2002 : 146): Tabel 3.5 Rentangan Koefisien Korelasi Kriteria Kategori 0,08 1,00 sangat tinggi 0,60 0,80 tinggi 0,40 0,60 cukup tinggi 0,20 0,40 Rendah 0,00 0,20 sangat rendah (tidak valid)

34 Uji validitas soal tersebut dibantu dengan SPSS 20. Berdasarkan hasil pengujian validitas, diketahui bahwa dari 50 butir soal yang diujikan validitasnya, ada 40 soal yang dinyatakan valid, dan 10 soal yang dinyatakan tidak valid. 3.8.1.2. Hasil Uji Validitas Angket Variabel minat di ungkapkan dengan menggunakan 30 butir angket, yang di kembangkan dari 5 aspek minat. Perhitungan validitas dari angket dapat dilihat seperti tabel berikut ini : Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Minat Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Sangat setuju 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, _ Setuju Ragu-ragu Tidak setuju 1, 12,13,14,15,16,17, 18,19,20, 11, 12,13,14,15,16,17, 18,19,20, Sangat tidak 21,22,23,24,25,26, 21,22,23,24,25,26, setuju 27,28,29,30 27,28,29,30 3.8.1.3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2002: 154 ), reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut ( Arikunto, 2002 : 171): r k k 11 1 1 t 2 b 2 V Dimana: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 b = jumlah varian butir/item 2 V t = varian total

35 Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r 11 ) > 0,6.Pengolahan data untuk uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan SPSS 20 for windows. Pengukuran Reliabilitas: α 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α < 0,8 : dapat diterima 0,8 < α 0,9 : reliabilitas tinggi α> 0,9 : relibilitas memuaskan Uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan memperoleh hasil reliabilitas memuaskan karena nilai alpha lebih dari dari 0,8 yaitu sebesar 0,871. Sementara Uji reliabilitas angket yang telah dilakukan memperoleh hasil reliabilitas memuaskan karena nilai alpha lebih dari dari 0,9 yaitu sebesar 0,934.