MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

dokumen-dokumen yang mirip
DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU

Graf dan Operasi graf

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir

Novri Anggraeni, Dafik CGANT-Universitas Jember Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember novrianggraeni93,

Super (a, d)-h Total Decomposition of Graf Helm

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

LOGIKA DAN ALGORITMA

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

Gambar 6. Graf lengkap K n

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

GRUP AUTOMORFISME GRAF HELM, GRAF HELM TERTUTUP, DAN GRAF BUKU

BAB 2 LANDASAN TEORI

SPECTRUM DETOUR GRAF n-partisi KOMPLIT

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

DAN DIAMETER. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Jalan Sukarno-Hatta Km. 9 Palu 94118, Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

KAJIAN BILANGAN CLIQUE GRAF GEAR BARBEL

`BAB II LANDASAN TEORI

HUTAN DAN SIKEL PADA GRAF FUZZY

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos BASIS FOR DETERMINING THE WHEEL GRAPH

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

FAKTORISASI GRAF BARU YANG DIHASILKAN DARI PEMETAAN TITIK GRAF SIKEL PADA BILANGAN BULAT POSITIF

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS

BILANGAN RAINBOW CONNECTION DARI HASIL OPERASI PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN KARTESIUS DUA GRAF

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GRAF { }

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

BAB II LANDASAN TEORI

oleh SURYA AJI NUGROHO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

Abstract

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

PELABELAN E-CORDIAL PADA BEBERAPA GRAF CERMIN

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF

SIFAT-SIFAT GRAF SIKEL DENGAN PELABELAN FUZZY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

OPERASI PADA GRAF FUZZY

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 6 No.2 Tahun 2018 ISSN

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

DUAL PADA MATROID ABSTRAK KAJIAN TEORI I. PENDAHULUAN. Alvinaria 1, Budi Rahadjeng, S.Si, M.Si. 2,

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KELAS GRAF ILALANG DAN HASIL KORONASI DUA GRAF

GRAF DIVISOR CORDIAL

PELABELAN SELIMUT (a, d) CY CLE TOTAL ANTI AJAIB SUPER PADA GRAF BUNGA MATAHARI, GRAF BROKEN FAN, DAN GRAF GENERALIZED FAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIMENSI METRIK GRAF KIPAS Suhartina 1*), Nurdin 2), Amir Kamal Amir 3) Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos 90245

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH (TVS) DARI GABUNGAN GRAF DUA PARTISI LENGKAP SKRIPSI. Oleh. Muh. Ali Muhsin NIM

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

Transkripsi:

DEKOMPOSISI GRAF SIKEL, GRAF RODA, GRAF GIR DAN GRAF PERSAHABATAN Nur Rahmawati Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, e-mail liebie0711@gmail.com Budi Rahajeng, S.Si, M.Si Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, e-mail rahajeng13@yahoo.com Abstrak Dekomposisi graf G adalah koleksi subgraf tak kosong dari G H i sedemikian hingga H i = E i, untuk suatu subgraf tak kosong E i dari E(G),dimana E i adalah partisi dari E (G). Subgraf H i pada dekomposisi G tidak memuat titik terisolasi. Jika H i adalah sebuah dekomposisi dari G, maka dinotasikan G = H 1 H 2. H t dan G didekomposisikan ke dalam subgraf H 1, H 2,., H t di mana H i = t. Dengan kata lain, jika G = H 1 H 2.. H t adalah dekomposisi graf G. Dekomposisi dari graf sikel C n adalah mk 2 dekomposisi dengan m n,n, m N,m n. Graf roda W n,n 3 merupakan 2K 2 dekomposisi, graf gir G n, n 3 merupakan 3K 2 dekomposisi dan Graf persahabatan F n, n 2 merupakan C 3 dekomposisi. Kata kunci Dekomposisi, graf sikel, graf roda, graf gir, graf persahabatan Abstract A decomposition of a graph G is collection H i of nonempty subgraphs such that H i = E i for some (nonempty) subset E i of E(G),where E i is a partition of E (G). Thus no subgraph H i in a decomposition of G contains isolated vertices. If H i is a decomposition of G, then we write G = H 1 H 2. H t and say G is decomposed into the subgraphs H 1, H 2,., H t where H i = t. Indeed, if G = H 1 H 2.. H t is a decomposition of a graph G. A decomposition of cycle graphc n is mk 2 decomposition with m n,n, m N,m n. Wheels graph W n,n 3 is 2K 2 decomposition, gears graph G n, n 3 is 3K 2 decomposition and friendship graph F n, n 2 is C 3 decomposition. Keywords Decomposition, cycle graph, wheels graph, gears graph, friendship graph 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf adalah salah satu cabang dari matematika yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Swiss yang bernama Leonard Euler pada tahun 1736, sebagai upaya menyelesaikan masalah jembatan Konigsberg yang tercatat dalam sejarah untuk pertama kali menggunakan graf. Seiring perkembangan jaman dan teknologi, teori graf banyak dijadikan model dalam memecahkan masalah yang ada di kehidupan. Teori graf telah mengalami perkembangan yang begitu bagus. Saat ini banyak sekali rnasalah yang berkaitan dengan graf yang telah dikaji. Salah satunya adalah dekomposisi graf. Salah satunya adalah dekomposisi graf. penerapan dekomposisi graf bukan hanya dalam matematika tetapi telah banyak diterapkan pada berbagai ilmu pengetahuan lain seperti kimia, fisika, biologi dan pengetahuan lain. Banyak permasalahan yang menggunakan penerapan dekomposisi graf seperti jaringan listrik, siklus suatu makhluk hidup dan berbagai permasalahan lainnya. Kemunculan jurnal pertama yang membahas dekomposisi oleh Jacobson, M.S., Truszczynski, M. and Tuza, Zs., Decompositions of regular bipartite graphs (1991) yang membahas tentang dekomposisi isomorfik graf bipartit biasa menjadi pohon dan hutan dan membuktikan bahwa (1) sebuah graf bipartisi 64

beraturan-r didekomposisikan menjadi pohon dengan banyak sisi r, (2) setiap graf bipartisi beraturan r didekomposisikan menjadi graf bintang ganda dengan banyak sisi r, dan (3) setiap graf bipartisi beraturan-4 didekomposisikan menjadi lintasan P 4. Penelitian mengenai dekomposisi telah dibahas dalam skripsi Dekomposisi Graf Komplit oleh Rina Munawaroh dari UIN Malang (2009). Pembahasan mengenai dekomposisi graf masih dapat dilanjutkan pada dekomposisi graf yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul skripsi ini, yaitu Dekomposisi Graf Sikel, Graf Roda,Graf Gir dan Graf Persahabatan. 2. KAJIAN PUSTAKA Definisi 1 Sebuah graf G didefinisikan sebagaipasangan terurut dua himpunan, yaitu himpunanhingga tak kosong V(G) yang elemen elemennyadisebut titik dan himpunan berhingga yangmungkin kosong E(G) yang elemen elemennyadisebut sisi sedemikian hingga setiap elemen dalam E(G) merupakan pasangan tak berurutan darititik titik di V(G). V(G) disebut himpunan titikdari graf dan E(G) disebut himpunan sisi dari grafg. sisi pada bagian sikel graf roda. Graf sahabat hanya bisa didapatkan dari graf roda dengan n genap, banyak titik graf persahabatan adalah 2n + 1 sedangkan banyak sisinya adalah 3n. Definisi 7 Graf G dikatakan dapat difaktorkan ke dalam faktorfaktor G 1, G 2,...., G t. jika faktor-faktor tersebut merupakan sisi yang saling lepas untuk setiap pasangan t sisi dan i=1 E G i = E G. Jika G difaktorkan kedalamg 1, G 2,...., G t maka dituliskan dengan G = G 1 G 2.. G t dan disebut sebagai faktorisasi G. Jika terdapat faktorisasi dari graf G sedemikian hingga untuk setiap faktor adalah k-faktor ( k-faktor adalah graf bagian rentang beraturan-k), maka G dikatakan k-faktor. Jika G adalah graf k-faktor, maka G adalah graf beraturan-r untuk bilangan bulat r yang merupakan kelipatan k. Jika graf G dapat difaktorkan kedalam G 1, G 2,...., G t di mana G i = H untuk sebuah graf H untuk setiap bilangan bulat i (1 i t), maka kita katakan bahwa G adalah terfaktorisasi H dan G memiliki faktor yang isomorfik dengan H. Definisi 2 Titik terisolasi (isolated vertex) adalah titik yang tidak satupun berhubungan langsung dengan titik titik yang lainnya. Gambar 2. 1 Graf G Definisi 3 Untuk n 3,Graf sikel ( Cycle Graph) merupakan graf sederhana yang setiap titiknya berderajat dua.graf sikel dengan n titik dilambangkan dengan C n.banyak sisi pada sebuah graf sikel yang terdiri dari n buah titik adalah n. Definisi 4 Untuk n 3,Graf RodaW n (Wheels Graph) merupakan graf yang diperoleh dengan cara menambahkan satu titik baru pada graf sikel C n sedemikian hingga setiap titik pada graf sikel C n berhubungan langsung dengan titik baru tersebut. Banyak titik graf roda adalah n + 1, sedangkan banyak sisinya adalah 2n Definisi 5 Untuk n 3,Graf gir (Gears Graph) dilambangkan G n adalah graf roda W n dengan tambahan sebuah titik diantara tiap-tiap pasangan dari titik-titik graf yang berhubungan langsung pada sikel luar. Banyak titik graf gir adalah 2n + 1 sedangkan banyak sisinya adalah 3n. Definisi 6 Untuk n 2, Graf Persahabatan (Friendship Graph) F n adalah graf yang didapat dengan cara menghapus n/2 Bentuk faktorisasi graf komplit Gadalah sebagai berikut Gambar 2. 2 Faktorisasi Graf G Definisi 8 Dekomposisi graf G adalah koleksi subgraf dari G tak kosong H i sedemikian hingga H i = E i, untuk suatu subgraf tak kosong E i dari E(G), dimana E i adalah partisi dari E (G). Subgraf H i pada dekomposisi G tidak memuat titik terisolasi. Jika H i adalah sebuah dekomposisi dari G, maka dinotasikan G = H 1 H 2. H t sama seperti pada faktorisasi dan G didekomposisikan ke dalam subgraf H 1, H 2,., H t di mana H i = t. Dengan kata lain jika G = H 1 H 2. H t adalah dekomposisi dari graf G. Jika H i adalah dekomposisi grafg sedemikian hingga H i = H untuk sebuah graf H dan untuk setiap i, maka G 65

dikatakan H dekomposisi. Jika G merupakan graf H- dekomposisi, maka dinotasikan H G sehingga H dapat dikatakan pembagi banyaknya sisi di G dan G merupakan kelipatan dari H dan untuk setiap graf (tak kosong) merupakank 2 dekomposisi. Gambar 2. 3 Graf G Partisi sisi-sisi dari graf Gditunjukkan sebagai berikut Gambar 2. 4 Dekomposisi graf G Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa diperoleh 6 partisi dengan masing-masing partisi terdiri dari 2 sisi. Jika G = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 maka G dapat didekomposisikan. 3. PEMBAHASAN Sebuah graf G di dekomposisikan ke dalam subgraf H 1, H 2,, H n jika ada dua subgraf H i dan H j yang tidak mempunyai sisi-sisi yang sama dan dimana setiap subgrafnya isomorfis serta penjumlahan semua subgraf Hi adalah graf G. 3.1 Dekomposisi Graf Sikel Misalkan diambil graf sikel C n dengan 3 n 9, kemudian graf sikel C n dipartisi menjadi subgraf H i berupa K 2. Tabel 3.1 dekomposisi dari graf sikel C n Graf Sikel C 3 Dekomposisi H- dekompos isi C 3 = H 1 H 2 H 3 H i = K 2 (3 partisi) C 4 C 4 = H 1 H 2 (2 partisi) H 1 H 2 H H 3 H 4 H 5 H 6 Banyaknya sisi dan titik V H 1 = V H 2 = V H 3 = 2 = E H 3 = 1 V H 1 = V H 2 = 4 = 4 C 4 = H 1 H 2 H i = K 2 V H 1 = V H 2 H 3 H 4 = V H 3 = V H 4 = 2 = E H 3 = E H 4 = 1 C 5 C 5 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H i = K 2 V H 1 = V H 2 = V H 3 = V H 4 = V H 5 = 2 = E H 3 = E H 4 = E H 5 = 1 C 6 C 6 = H 1 H 2 H i K 2 V H 1 = V H 2 = 6 C 6 = H 1 H 2 V H 1 = V H 2 H 3 = V H 3 = 4 = E H 3 = 2 C 7 C 7 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 H 7 H i = K 2 V H 1 = V H 2 = V H 3 = V H 4 = V H 5 = V H 6 = V H 7 = 2 = E H 3 = E H 4 = E H 5 = E H 6 = E H 7 = 1 V H = V H C 8 C 8 = H 1 H 2 1 2 H 3 H 4 = V H 3 = V H 4 = 4 = E H 3 = E H 4 = 2 C 8 = H 1 H 2 H i = 4K 2 V H 1 = V H 2 = 8 = 4 C 9 C 9 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 H 7 H 8 H 9 H i = K 2 V H 1 = V H 2 = V H 3 = V H 4 = V H 5 = V H 6 = V H 7 = V H 8 = V H 9 = 2 = E H 3 = E H 4 = E H 5 = E H 6 = E H 7 = E H 8 = E H 9 = 1 C 9 = H 1 H 2 H 3 H i K 2 V H 1 = V H 2 = V H 3 = 6 = E H 3 Berdasarkan Tabel 3.1 maka diperoleh teoremaberikut Teorema 3.1 Misalkan m n, n, m N, m n, graf merupakan mk 2 dekomposisi. sikel C n Bukti Ambil sebarang graf sikel C n dengan n 3 Misal V C n =,,,, v n dan E C n = e 1, e 2, e 3,, e n dimana e 1 = v n, dan e i+1 = v i, v (i+1), i = 1,2,3,, n 1 Kemudian graf sikel C n dipartisi menjadi subgraf H i = E i yang berupa K 2, dimana i jmaka H i H j = 66

Misalkan E H i = m dan V H i = 2m, karena E H i = m maka H i dapat didekomposisikan sebanyak m. Karena m n maka ada p N, n = p. m sehinggap = n m Misalkan C n = H 1 H 2 H 3.. H p, dimana p = n m, p N, maka akan dikonstruksi sebanyak psubgraf yang saling lepas. Sehingga menetukan partisi graf sikel C n sebagai berikut. Misal i = 1,2,3,, p 1 H i = e j j = i modp, j = 1,2,3,.., n H p = e k k = 0 modp, k = 1,2,3,.., n Untuk menunjukkan untuk setiap i j maka H i H j =, andaikan H i H j, maka e k H i H j,k N. Hal ini berarti bahwa e k H i dan e k H j. Berdasarkan definisi jika e k H i maka k = i mod p dan e k H j maka k = j mod p, akibatnya i = j kontradiksi dengan yang diketahui yaitu i j. Oleh karena itu diperoleh i j, H i H j =. Untuk setiap i = 1,2,3,, p 1, E H i = m dan C n = H 1 H 2 H 3.. H p maka C n merupakan mk 2 dekomposisi. Misal graf G adalah graf sikel C n,dengan n = 8, C 8 = V C 8, E C 8 dengan E C 8 = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5, e 6, e 7 e 8 }. }. Graf Gdapat digambarkan sebagai berikut e 8 v 8 e 7 e 6 e 5 Karena m n dan m n jika n = 8, maka m = 4 dan p = 2 atau m = 2 dan p = 4 atau m = 1 dan p = 8. Untuk m = 2 dan p = 4 Sehingga G dapat dipartisi sebagai berikut i = 1,2,3, j = 1,2,3,4,5,6,7,8 Maka untuk i = 1, H 1 = e j j = 1 mod 4, maka untuk subgraf dari e j yaitu bilangan 1 dan 5 sehingga H 1 = e 1, e 5 Untuk = 2, H 2 = e j j = 2 mod 4 subgraf dari e j yaitu bilangan 2 dan 6 sehingga, maka untuk H 2 = e 2, e 6 Dengan cara yang sama akan diperoleh H 3 = e 3, e 7 k = 1,2,3,4,5,6,7,8 Untuk H 4 = e k k = 0 mod4,maka untuk subgraf dari e k yaitu bilangan 4 dan 8 sehingga e 1 e 2 e 3 e 4 H 4 = e 4, e 8 Maka E H i = 2, H i = K 2 K 2 dan C 8 = H 1 H 2 H 3 H 4 Karena = 2, maka C 8 didekomposisikan sebanyak 2K 2. Sehingga C 8 merupakan 2K 2 dekomposisi. Untuk m = 4 dan p = 2 Sehingga G dapat dipartisi sebagai berikut i = 1, j = 1,2,3,4,5,6,7,8 Maka untuk H 1 = e j j = 1 mod 2, maka untuk subgraf dari e j yaitu bilangan 1, 3, 5 dan 7 sebagai 1 mod 2 sehingga H 1 = e 1, e 3, e 5, e 7 k = 1,2,3,4,5,6,7,8 Untuk H 2 = e k k = 0 mod2,maka untuk subgraf dari e k yaitu bilangan 2, 4, 6 dan 8 sebagai 0 mod2 sehingga H 2 = e 1, e 3, e 5, e 7 Maka E H i = 4, H i = K 2 K 2 K 2 K 2 dag = H 1 H 2 Karena m = 4, maka G didekomposisikan sebanyak 4K 2,Sehingga C 8 merupakan 4K 2 dekomposisi. Untuk m = 1 dan p = 8 Sehingga G dapat dipartisi sebagai berikut i = 1,2,3,4,5,6,7, j = 1,2,3,4,5,6,7,8 Maka untuk i = 1, H 1 = e j j = 1 mod 8, maka untuk subgraf dari e j yaitu bilangan 1 sehingga H 1 = e 1 Untuk = 2, H 2 = e j j = 2 mod 8 subgraf dari e j yaitu bilangan 2 sehingga, maka untuk H 2 = e 2 Dengan cara yang sama akan diperoleh H 3 = e 3, H 4 = e 4, H 5 = e 5, H 6 = e 6, H 7 = e 7 k = 1,2,3,4,5,6,7,8 Untuk H 8 = e k k = 0 mod8,maka untuk subgraf dari e k yaitu bilangan 8 sehingga H 8 = e 8 Maka E H i = 2, H i = K 2 dan C 8 = H 1 H 2 H 3 H 5 H 6 H 7 H 8 Karena = 1, maka C 8 didekomposisikan sebanyak K 2. Sehingga C 8 merupakan K 2 dekomposisi. Akibat 1 Setiap graf sikel C n dengan n adalah bilangan prima maka graf sikel C n hanya merupakan K 2 dekomposisi. Bukti Berdasarkan definisi untuk setiap graf (tak kosong) yang tidak memuat titik terisolasi merupakan K 2 -dekomposisi maka graf sikel C n merupakan K 2 -dekomposisi. Misalkan n merupakan bilangan prima maka faktor dari n hanya 1 dan n 67

Berdasarkan teorema 3.1 Misalkan m n, n, m N,m n maka graf sikel C n merupakan mk 2 dekomposisi. Karena m n maka faktor dari n hanyalah 1 sehingga graf sikel C n hanya merupakan K 2 -dekomposisi Karena faktor dari n hanyalah 1 dan n maka pεn, p n, 1 n, maka p n Sehingga diperoleh C n bukan pk 2 -dekomposisi Dengan demikian C n dengan n prima hanya merupakan K 2 dekomposisi. 3.2 Dekomposisi Graf Roda Misalkan diambil graf roda W n dengan n 3, kemudian graf roda W n dipartisi menjadi subgraf H i berupa K 2. Tabel 3.2 dekomposisi dari graf roda W n Graf Roda W 3 W 4 W 5 W 6 W n Dekomposisi H- dekomposi si W 3 = H 1 H 2 H 3 (3 partisi) W 4 = H 1 H 2 H 3 H 4 (4 partisi) W 5= H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 (5 partisi) W 6 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 (6 partisi) W n = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 H n (n partisi) Banyaknya titik dan sisi V(H1) = V(H2) = V(H3) = 4 = E(H3) = 2 V(H1) = V(H2) = V(H3) = V(H4) = 4 E(H1) = E(H2) = E(H3) = E(H4) = 2 = V H3 = V H4 = V(H5) = 4 E(H1) = E(H2) = E(H3) = E(H4) = E(H5) = 2 V(H1) = V(H2) = V(H3) = V(H4) = V(H5) = V(H6) = 4 E(H1) = E(H2) = E(H3) = E(H4) = E(H5) = E(H6) = 2 = V H3 = V H4 = V H5 = V H6 = = V Hn = 4 = E H3 = E H4 = E H5 = E H6 = = E Hn = 2 Berdasarkan Tabel 3.2 maka diperoleh teoremaberikut Teorema 3.2 Graf roda W n,n 3 merupakan 2K 2 - dekomposisi Bukti Ambil sebarang graf roda W n Misal V W n =,,,.., v n 1, v n, v n +1 E W n = e 1, e 2, e 3, e n,, e 2n 1, e 2n Partisi graf roda W n menjadi subgraf H i = E i yang berupa K 2, dimana i j maka H i H j = Misalkan W n = H 1 H 2 H 3.. H n Partisi graf roda W n sebagai berikut untuk i = 1,2,3,4,, n Subgraf H i = v i, v i+1, v i+2, v n +1, dimana setiap i + 1, i + 2 < n maka i + 1 dan i + 2 dinyatakan sebagai bilangan bulat 1,2,,3,., n mod n. Untuk menunjukkan setiap sugraf saling lepas dimana i j maka H i H j =. Andaikan H i H j, maka e k H i H j,k N. Hal ini berarti bahwa e k H i dan e k H j. Jika e k H i berdasarkan definisi maka e k = v i, v i+1 atau v i+2, v n+1 dan e k H j berdasarkan definisi maka e k = v j, v j +1 atau v j +2, v n+1. Akibatnya v i, v i+1 = v j, v j +1 dan v i+2, v n +1 = v j +2, v n+1 maka = j. Jika i = j maka setiap i + 1, i + 2 < n dinyatakan sebagai bilangan bulat 1,2,,3,., n mod n sehingga tidak ada sisi yang sama pada setiap subgraf. Oleh karena itu diperoleh i j, H i H j = kontradiksi dengan pengandaian. Dengan demikian untuk setiap i = 1,2,3,, n, dan W n = H 1 H 2 H 3.. H n maka W n merupakan 2K 2 - dekomposisi. Diberikan graf roda W 4 ; n = 4 Misal G = W 4 Dapat digambarkan sebagai berikut Titik titik dari G adalah,,,, Untuk i = 1,2,3,4 maka H 1 =,,, H 2 =,,, H 3 =,,, karena i + 2 > n, maka untuk titik yaitu bilangan 5 diambil sebagai 1 mod 4 sehingga H 3 =,,, Dengan cara yang sama maka akan diperoleh H 4 =,,, Sehingga dekomposisi dari G 68

Partisi graf gir G n menjadi subgraf H i = E i yang berupa K 2, dimana i j maka H i H j = Karena G = H 1 H 2 H 3 H 4 dimana setiap subgraf H i didekomposisi sebanyak 2 yang berupa K 2. Sehingga W 4 merupakan 2K 2 dekomposisi. 3.3 Dekomposisi Graf Gir Misalkan diambil graf gir G n dengan n 3, kemudian graf gir G n dipartisi menjadi subgraf H i berupa K 2. Tabel 3.3 dekomposisi dari graf gir G n Graf Gir Dekompo sisi Banyak titik dan sisi G 3 G 4 G 5 G 3 = H 1 H 2 H 3 (3 partisi) G 4 = H 1 H 2 H 3 H 4 (4 partisi) G 5 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 (5 partisi) G 6 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 (6 partisi) H- dekomposi si H i K 2 H i K 2 H i K 2 V(H1) = V(H2 = V(H3) = 6 E(H1) = E(H2) = E(H3) = V(H3) = V(H4) = 6 = E(H3) = E(H4) = V(H5) = 6 = E(H5) H G i K 2 6 = V(H5) = V(H6) = 6 = E H5 = E(H6) G n G n H i K 2 = H 1 H 2 H 3 H = V H5 = V H6 4 = H 5 H 6 = V Hn = 6 H n (n partisi) = E H5 = E H6 = = E Hn Berdasarkan Tabel 3.3 maka diperoleh teoremaberikut Teorema 3.3 Graf gir G n, n 3 merupakan 3K 2 - dekomposisi Bukti Ambil sebarang graf gir G n Misal V G n =,,,.., n 1, n, n +1 E G n = e 1, e 2, e 3,, e 3n 1, e 3n Misalkan G n = H 1 H 2 H 3.. H n partisi graf gir G n sebagai berikut. untuk i = 1,2,3,4,, n, sehingga subgraf H i sebagai berikut H i = i 1, i, i+1, n+1, i+2, i+3, dimana setiap 2i + 1,2i + 2,2i + 3 > 2n maka 2i + 1,2i + 2 dan 2i + 3 dinyatakan sebagai bilangan bulat 1,2,,3,,2n mod 2n, Untuk menunjukkan bahwa pada setiap subgraf H i saling lepas dimana i j maka H i H j =. Andaikan H i H j maka e k H i H j,k N. Hal ini berarti bahwa e k H i dan e k H j. Jika e k H i berdasarkan definisi maka e k = i 1, i atau i+1, n+1 atau i+2, i+3 dan e k H j berdasarkan definisi maka e k = j 1, j atau j +1, n+1 atau j +2, j +3. Akibatnya i 1, i = j 1, j, i+1, n +1 = j +1, n+1 dan i+2, i+3 = j +2, j +3, maka i = j. Jika i = j maka setiap 2i + 1,2i + 2,2i + 3 > 2n dinyatakan sebagai bilangan bulat 1,2,,3,.,2n mod 2n sehingga tidak ada sisi yang sama pada setiap subgraf. Oleh karena itu diperoleh i j, H i H j = kontradiksi dengan pengandaian. untuk setiap i = 1,2,3,, n, dan G n = H 1 H 2 H 3.. H n E H i maka G n merupakan 3K 2 dekomposisi. Diberikan graf gir G 4 ; n = 4 Misal G = G 4 Dapat digambarkan sebagai berikut Titik titik dari G adalah,,,,,,, v 8, v 9 Untuk i = 1,2,3,4 maka H 1 =,,, v 9,, H 2 =,,, v 9,, H 3 =,,, v 9, v 8, v 9 karena 2i + 3 = 2n + 1, maka untuk titik v 9 yaitu bilangan 9 diambil sebagai 1 mod 8 sehingga H 3 =,,, v 9, v 8, Dengan cara yang sama maka akan diperoleh H 4 =, v 8,, v 9,, Sehingga dekomposisi dari G v 8 v 9 69

Karena G = H 1 H 2 H 3 H 4 dimana setiap subgraf H i didekomposisi sebanyak 3 yang berupa K 2. Sehingga G 4 merupakan 3K 2 dekomposisi. 3.4 Dekomposisi graf pada graf persahabatanf n Misalkan diambil graf persahabatan F n dengan n 2, kemudian graf persahabatan F n dipartisi menjadi subgraf H i berupa C 3. Grafper sahabat an F 2 F 3 F 4 F 5 Dekomposi si F 2 = H 1 H 2 (2 partisi) F 4 = H 1 H 2 H 3 (3 partisi) F 4 = H 1 H 2 H 3 H 4 (4 partisi) F 5 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 (5 partisi) F 6 = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 (6 partisi) F n = H 1 H 2. H n (n partisi) H- dekomp osisi Banyak titik dan sisi = V(H3) = E(H3) = V(H5) = E(H5) = V H5 = V H6 = E H5 = E H6 = V H5 = V H6 = = V H n = E H5 = E H6 = = E Hn Berdasarkan Tabel 3.3 maka diperoleh teoremaberikut Teorema 3.4 Graf persahabatan t F n, n 2 merupakan C 3 dekomposisi Bukti Ambil sebarang graf s persahabatan F n Misal V F n =,,,.., n 1, n, n +1 E F n = e 1, e 2, e 3, e n,, e 3n 1, e 3n Partisi graf persahabatanf n menjadi subgraf subgraf H i = E i yang berupa C 3, dimana i j maka H i H j = Misalkan F n = H 1 H 2 H 3.. H n. Menentukan partisi graf persahabatan F n sebagai berikut untuk i = 1,2,3,4,, n Subgraf H i =, i, i, i+1, i+1, untuk setiap i = 1,2,3,, n, Untuk menunjukkan bahwa pada setiap subgraf H i saling lepas, dimana i j maka H i H j =. Andaikan H i H j, maka e k H i H j,k N. Hal ini berarti bahwa e k H i dan e k H j. Jika e k H i berdasarkan definisi maka e k =, i, i, i+1, i+1, dan e k H j berdasarkan definisi maka e k =, j, j, j +1, j +1,. Akibatnya, i, i, i+1, i+1, =, j, j, j +1, j +1,, maka i = j kontradiksi dengan yang diketahui yaitu i j. Oleh karena itu diperoleh i j, H i H j =. F n = H 1 H 2 H 3.. H n dan H i berupa C 3 maka F n merupakan C 3 - dekomposisi. Diberikan graf persahabatan t F 6 ; n = 6 Misal F = F 6 Dapat digambarkan sebagai berikut G v 3 Titik titik dari G adalah,,,,,,, v 8, v 9, 0, 1, 2, 3 Untuk i = 1,2,3,4,5,6 maka H 1 =,,,,, H 2 =,,,,, H 3 =,,,,, H 4 =, v 8, v 8, v 9, v 9, H 5 =, 0, 0, 1, 1, H 6 =, 2, 2, 3, 3, Sehingga dekomposisi dari G sebagai berikut 1 3 2 H 1 H 2 H 3 e 11 v 9 0 70

v 8 v 9 0 3 2 Lasmoko, Tri. Chapter III Faktorisasi Graph Regularhttp//eprints.undip.ac.id/32353/6/M94_ Tri_Lasmoko_chapter_III.pdf Diunduh pada tanggal 7 April 2014. 1 H 4 Karena G = H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 dimana setiap subgraf H i berupa C 3. Sehingga F 6 merupakan C 3 dekomposisi. 4 PENUTUP H 5 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab III, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Misalkan m n, n, m N, m n, graf sikelc n merupakanmk 2 -dekomposisi 2. Graf roda W n, n 3 merupakan 2K 2 - dekomposisi 3. Graf girg n,n 3merupakan3K 2 - dekomposisi 4. Graf persahabatan F n, n 2merupakanC 3 dekomposisi 4.2 Saran Pada skripsi ini, penulis hanya memfokuskan pada pokok bahasan masalah dekomposisi pada graf roda W n, graf gir G n, dan graf persahabatan F n. Maka dari itu, untuk penulisan skripsi selanjutnya, penulis menyarankan kepada pembaca untuk mengkaji masalah dekomposisi pada graf-graf yang lain. H 6 DAFTAR PUSTAKA Budayasa,Ketut. 2003. Teori Graph dan Aplikasinya. Surabaya Unesa UniversityPress. Chartrand, Gery and Lesniak, Linda. 1986. Graphs and Digraphs Second Edition. California a Division of Wadsworth, Inc. Munawaroh, Rina. 2009. Dekomposisi Graf Komplit. http//lib.uinmalang.ac.id/files/thesis/fullchapter/ 04510046.pdf. Diunduh pada tanggal 10 Januari 2014. Jacobson, M.S., Truszczynski, M. and Tuza, Zs., 1991.Decompositions of regular bipartite graphs, Discrete Mathematics, http//dblp.unitrier.de/db/journals/dm/dm89.html#jacobsontt 91. Diakses pada tanggal 11 Februari 2014. Nurainiyah,Lam atun.2011. Pelabelan Konsekutif Pada Graf Roda, Graf Sahabat, Graf Prisma dan Graf Buku. Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Nugraheni, Liknin. Faktorisasi Pada Graph. http//digilib.unipasby.ac.id/files/disk1/8/gdlhub --likninnugr-383-1-likninn-i.pdf Diunduh pada tanggal 11 Februari 2014. 71