HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam perilaku adaptif dan memiliki intelektual di bawah rata-rata. yang muncul dalam masa perkembangan (Depkes, 2010).

Evi Nur Faidah* Supratman**

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Orangtua memegang peranan penting dalam merawat, mengasuh, mendidik

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. air besar dan bladder control atau kontrol buang air kecil. Saat. yang tepat melakukan toilet training setelah anak mulai bisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam

HUBUNGAN DALAM. Skripsi Sarjana Keperawatan. Disusun Oleh: J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Tumbuh Kembang Anak. ARUMI SAVITRI FATIMANINGRUM, S.Psi S-1 PG PAUD FIP-UNY

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO I KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam tumbuh kembang anak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus sumberdaya manusia untuk. bagi anak sejak lahir hingga usia dua tahun (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

sangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN SIKAP PERAWAT KETIKA MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti

1

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan. yang memiliki kompetensi, pengembangan kurikulum harus mampu

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap penting untuk dikembangkan karena sebagai dasar untuk. perkembangan sosial selanjutnya (Maulana, 2011).

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KELURAHAN KAMPUNG SEWU JEBRES SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Diajukan oleh: EVI NUR FAIDAH J. 210 060 098 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi berlangsung sama, saling berkaitan sehingga sulit di pisahkan. Perkembangaan anak yang kurang akan berakibat kualitas SDM yang buruk dimasa mendatang. Kualitas perkembangan anak terutama ditentukan pada usia batita (bayi usia tiga tahun) yang usia kisarannya 0-3 tahun. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan yang terjadi pada anak menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel- sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing- masing dapat memenuhi fungsinya. Selain itu termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebaiknya direncanakan sejak awal kehidupan seseorang dan berlanjut pada masa usia batita. Pada masa itu sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Menghasilkan suatu generasi yang dapat tumbuh dan berkembang secara baik perlu diupayakan melalui berbagai cara agar mendukung perkembangan sehat dan dapat tercapai perkembangan secara sempurna.

Salah satu stimulasi yang penting dilakukan orangtua adalah stimulasi terhadap kemandirian anak dalam melakukan BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil). Kebiasaan mengompol pada anak usia di bawah usia 2 tahun masih dianggap sebagai hal yang wajar. Anak mengompol di bawah usia 2 tahun disebabkan karena anak belum mampu mengontrol kandung kemih secara sempurna. Tidak jarang kebiasaan mengompol masih terbawa sampai usia 4-5 tahun. Kasus yang ditemukan di Indonesia anak usia 6 tahun yang masih mengompol sekitar 12 % (Asti, 2008). Mendidik anak dalam melakukan BAB dan BAK akan efektif apabila dilakukan sejak dini. Kebiasaan baik dalam melakukan BAK dan BAB yang dilakukan sejak dini akan dibawa dampai dewasa. Salah satu cara yang dapat dilakukan orangtua dalam mengajarkan BAB dan BAK pada anak adalah melalui toilet training. Toilet training merupakan cara untuk melatih anak agar bisa mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Hal ini penting dilakukan untuk melatih kemandirian anak dalam melakukan BAK dan BAB sendiri. Toilet training baik dilakukan sejak dini untuk menanamkan kebiasaan yang baik pada anak. Toilet training akan dapat berhasil dengan baik apabila ada kerjasama antara orangtua dengan anak. Kerja sama yang baik akan memberikan rasa saling percaya pada orangtua dan anak. Menurut beberapa penyelidikan, sikap, tingkah laku dan cara berpikir anak kelak setelah ia dewasa akan sangat dipengaruhi pengalamannya pada saat ini. Toilet training sangat penting

dalam membentuk karakter anak dan membentuk rasa saling percaya dalam hubungan anak dan orangtua. Dampak orangtua tidak menerapkan toilet training pada anak diantaranya adalah anak menjadi keras kepala dan susah untuk diatur. Selain itu anak tidak mandiri dan masih membawa kebiasaan mengompol hingga besar. Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orangtua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya (Hidayat, 2005). Mengajarkan toilet training pada anak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam mengajarkan toilet training dibutuhkan metode atau cara yang tepat sehingga mudah dimengerti oleh anak. Penggunaan metode yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan orangtua dalam mengajarkan konsep toilet training pada anak. Pengetahuan tentang toilet training sangat penting untuk dimiliki oleh seorang ibu. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan toilet training pada anak. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik berarti mempunyai pemahaman yang baik tentang manfaat dan dampak dari toilet training, sehingga ibu akan mempunyai sikap yang positif terhadap kosep toilet training. Sikap merupakan kecenderungan ibu untuk bertindak atau berperilaku. Sikap yang baik tentang toilet training dapat diartikan bahwa ibu sudah siap untuk menerapkan toilet training pada anak. Penerapan toilet training pada anak oleh orangtua dipengaruhi oleh banyak faktor. Suryabudhi (2003) menyatakan bahawa pendidikan dan

persepsi berpengaruh pada sikap toilet training orangtua pada anak. Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih peduli terhadap masalah kesehatan dan perkembangan anak. Hal ini juga termasuk dalam melakukan stimulasi pada anak pada berbagai aspek perkembangan. Persepsi berhubungan dengan sikap toilet training orangtua karena persepsi yang baik akan menumbuhkan keyakinan dan akan membentuk sikap yang baik pula terhadap toilet training. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan mengingat pentingnya toilet training bagi anak, maka menarik untuk diteliti tentang Hubungan Antara Persepsi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Sikap Ibu Tentang Toilet Training Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Kelurahan Kampung Sewu Jebres Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara persepsi dan tingkat pendidikan terhadap sikap ibu tentang toilet training pada anak usia 1-3 tahun di Kelurahan Kampung Sewu Jebres Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara persepsi dan tingkat pendidikan terhadap sikap ibu tentang toilet training pada anak usia 1-3 tahun di Kelurahan Kampung Sewu Jebres Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui pendapat/persepsi ibu tentang toilet training. b. Diketahui tingkat pendidikan ibu. c. Diketahui karakteristik responden. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang keperawatan anak. Penelitian ini dapat menambah wawasan dalam rangka mengembangkan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang toilet training pada anak usia 1 3 tahun. 2. Bagi Puskesmas Sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan program penyuluhan bagi ibu batita tentang pentingnya toilet training pada anak. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Binarwati (2006) dengan judul Pengaruh Pembelajaran Metode Demonstrasi Terhadap Perubahan Perilaku Orangtua dan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Usia 15-36 Bulan. Penelitian ini merupakan ekperimental. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara pembelajaran metode demonstrasi terhadap perubahan perilaku orangtua dan kemampuan toilet training pada anak (p<0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan ditulis adalah penelitian bukan merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini tidak menerapkan suatu metode hanya akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap toilet training pada anak. 2. Nety Siti Hayati (2006) dengan judul Penerapan Metode Teach dalam Meningkatkan Keterampilan Toilet Training pada Anak Tuna Rungu yang Memiliki Perilaku Autis. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan menerapkan sebuah metode. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan metode teach berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan toilet training pada anak tuna rungu yang memiliki perilaku autis (p<0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan ditulis adalah penelitian bukan merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini tidak menerapkan suatu metode hanya akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap toilet training pada anak.

3. Tri Kusumawati (2006) dengan judul Faktor-faktor yang yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Memberikan Bimbingan Toilet Training. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dan pendekatan waktu cross sectional menggunakan purposive sampel dan uji statistik dengan Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah faktor pengetahuan, faktor pendidikan dan faktor pola asuh. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan yang lain adalah pada tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian dan metode analisis data yang digunakan. 4. Maria Ningsih (2004) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Perilaku ibu dengan Keberhasilan Toilet Training pada Anak Usia 18-36 Bulan. Penelitian merupakan penelitian korelasional menggunakan sampel jenuh dan analisis korelasi produk moment. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan, sikap, perilaku ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak (p<0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan yang lain adalah pada tempat dan

waktu penelitian, subyek penelitian dan metode analisis data yang digunakan.