Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) SD Negeri Wanatawang 03 Songgom Brebes *Diterima September 2016, disetujui November 2016, dipublikasikan Maret 2017 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran PKn materi pokok memahami keputusan bersama. Salah satu upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dengan memperbaiki model pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yang dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Analisis data berdasar pada indikator keberhasilan yaitu jika nilai siswa mencapai 75 sebanyak 85% maka dikatakan tuntas belajar secara klasikal.hasil penelitian yang diperoleh sebelum perbaikan dengan rata-rata 54 meningkat menjadi cukup dengan nilai rata-rata 71 pada siklus I. Kemudian pada akhir siklus II peningkatan yang dikatakan baik sekali mencapai nilai rata-rata 83. Melalui Cooperative Learning model STAD, hasil belajar PKn meningkat melalui aktivitas-aktivitas pemberian apersepsi yang menarik, melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan mengaktifkan siswa dalam bertanya jawab dan diskusi kelompok. 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Kata Kunci: Hasil Belajar; Memahami Keputusan Bersama; Model STAD; Pendekatan Kooperatif. PENDAHULUAN Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang kehidupan budaya lainnya (Hasbullah, 2008). Dalam pembelajaran terdapat komponen yang terdiri dari guru, siswa, dan materi pembelajaran. Peran guru sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (Riani, dkk, 2016). Gurulah yang bertugas sebagai penyampai materi pembelajaran yang direncanakannya. Karena guru bertugas mengenal siswa maka strategi pembelajarannya harus lebih mudah dalam penyampaian materi. Mata pelajaran PKn memiliki tujuan agar siswa mampu berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial dan komitmen serta kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar ditekankan pada pembentukan kemampuan siswa menggunakan PKn dalam memecahkan masalah PKn, pelajaran lain atau masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata, sebagai alat komunikasi, dan cara bernalar yang dapat digunakan pada setiap keadaan. Diketahui hasil belajar mata pelajaran PKn tentang Menghargai Keputusan Bersama pada kelas V hasilnya kurang memuaskan atau rendah. Nilai rata-rata kelas hanya 54 atau sekitar 80% siswa masih mendapat nilai di bawah 75 (KKM) yang dapat dikatakan belum tuntas belajar. 1
Salah satu upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran adalah dengan memperbaiki model pembelajaran. Slavin dalam buku Etin Solihatin (2008) menyatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan adalah tipe STAD (Student Teams-Achievement Division). Pada model tersebut penghargaan individualistik diberikan pada siswa siapapun yang tidak bergantung pada pencapaian siswa lain, penghargaan kompetitif diperoleh dari hasil persaingan dengan siswa lainnya, sedangkan penghargaan kooperatif juga diberikan karena usaha bersama bukan usaha satu atau dua orang dalam memahami masalah dan memecahkannya. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini di antaranya: (1) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan penguasaan siswa?, (2) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?, (3) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan materi PKn khususnya materi pokok menunjukkan contoh-contoh Menghargai Keputusan Bersama. Selain itu, meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran PKn. METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian di SD Negeri Wanatawang 03 Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes. Dipilihnya lokasi tersebut karena sebagai tempat bekerja peneliti sehingga telah diketahui kekurangankekurangan yang perlu mendapatkan perhatian melalui tindakan kelas. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas V sebanyak 15 siswa yang memiliki karakteristik yang sama di antaranya: (1) Secara psikologis siswa kelas V mendapatkan pelajaran dari guru kelas yang sama, (2) Kurikulum yang diterapkan menggunakan kurikulum KTSP, (3) Ditinjau dari segi usia, relatif sama usianya, (4) Jumlah jam pelajaran dengan alokasi yang sama. 3. Sumber Data Penelitian Data yang didapatkan dalam PTK ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari hasil belajar siswa, data situasi pembelajaran, data pelaksanaan pembelajaran oleh guru, dan hasil pengamatan teman sejawat. Cara pengambilan data sebagai berikut: (1) Data hasil belajar diambil tes setiap akhir siklus, (2) Data situasi kondisi KBM diambil melalui pengamatan kelas, (3) Data refleksi dan perubahanperubahan yang terjadi di kelas di ambil melalui jurnal keberhasilan yang dibuat guru, (4) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru oleh guru mitra, (5) Hasil pengamatan menggunakan lembar pengamatan. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini di antaranya: (1) Teknik tes yaitu tes hasil belajar tiap-tiap siklus diakhiri dengan tes akhir, tes ini berupa tes tertulis dengan soal-soal tes, (2) Non tes dengan menggunakan lembar pengamatan oleh teman sejawat. 5. Analisis Data Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif yaitu dengan cara memaparkan hasil penelitian dan menganalisisnya dengan cara menyajikan dalam bentuk tabel keberhasilan tiap-tiap siklus. 6. Indikator Keberhasilan 2
Jika hasil tes formatif dari rata-rata kelas di bawah 75 maka diadakan perbaikan pembelajaran pada indikatornya yang belum tercapai. Jika hasil tes formatif rata-rata kelas mencapai 75 atau lebih maka diadakan pengayaan. 7. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi pokok Menghargai Keputusan Bersama. Sedangkan pengamatan awal dilakukan untuk melihat keberhasilan dan memperoleh data-data kaitannya dengan pelaksanaan PTK yang dilakukan. Penelitian tindakan kelas ini setiap siklusnya melalui 4 tahap yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil ulangan sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran rata-rata hasil belajar siswa baru mencapai 54, yaitu masih di bawah ketuntasan minimal. keberhasilan pembelajaran pada pra siklus masih rendah, karena prestasi di bawah KKM atau yang masih mendapat nilai 75 ke bawah masih ada sebanyak 79%. Setelah dilakukan siklus I, hasil belajar siswa meningkat cukup baik. Hal itu dapat dilihat pada semakin banyaknya siswa yang tuntas yang mencapai 63%. Rata-rata kelas mencapai 71, namun belum mencapai ketuntasan klasikal. Dengan demikian, perlu diadakan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa, sehingga akan tercapai ketuntasan belajar. Guru sangat diharapkan mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, dan sebelumnya siswa dibekali dengan soal-soal untuk pekerjaan rumah yang agak mudah, tetapi mengena pada materi. Berdasarkan hasil tes formatif pada siklus II, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar 95% atau telah mencapai indikator yang ditetapkan begitu pula dengan nilai rata-rata kelas yang mencapai 83. Uraian di atas disajikan dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II 100 0 0 1 90 0 3 2 85 0 0 0 80 0 3 12 75 4 4 0 70 2 0 1 65 0 0 0 60 1 3 0 55 0 0 0 50 2 2 0 40 6 0 0 Jumlah 15 15 15 KKM 75 75 75 Mean 54 71 83 Tuntas 21% 63% 95% Belum Tuntas 79% 37% 5% Persentase ketuntasan hasil belajar siswa selama prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tampilan grafik 1 di bawah ini. 3
Persentase Ketuntasan Belajar 100% 95% 80% 60% 63% 40% 21% 20% 0% PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Grafik 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dari data di atas, terbukti adanya peningkatan pada nilai rata-rata setiap tes pada masingmasing akhir siklus baik pada siklus I maupun siklus II. Selain itu, tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar pada mata pelajaran PKn juga diukur. Berdasarkan hasil diskusi antara guru praktikum dengan teman sejawat, tercatat tingkat partisipasi siswa pada siklus I sebagai berikut: 16% siswa yang acuh dan kurang aktif, 36% siswa yang keaktifannya sedang dan 48% Siswa yang terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan pada siklus II: Siswa yang acuh sebanyak 0%, siswa yang sedang sebanyak 1 orang atau 5%, dan siswa yang terlibat aktif sebanyak 95%. Uraian di atas dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Partisipasi Siswa dalam KBM Kategori Partisipasi Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Acuh 8 52% 2 16% 0 0% Sedang 5 26% 6 36% 1 5% Aktif 2 22% 7 48% 14 95% Jumlah 15 100% 15 100% 15 100% Dari hasil pengamatan teman sejawat, guru sudah baik hanya masih ada sedikit kekurangan, sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, siswa hendaknya diberitahu lebih dulu agar pada waktu teman sejawat masuk kelas, siswa tidak merasa terkejut dan semua menengok ke belakang, sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru yang sudah matang, baik rencana pembelajaran, alat peraga, lembar kerja, dan perangkat lainnya dapat dilaksanakan dengan lancar, untuk itu agar perbaikan pembelajaran lebih berhasil, guru perlu menyempurnakannya. Dengan demikian, tidak perlu diadakan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa, karena ketuntasan belajar sudah tercapai. Guru mengadakan pengayaan, siswa dibekali dengan soalsoal pekerjaan rumah yang agak sulit tetapi mengena pada materi. 2. Pembahasan Melihat hasil siklus II yang telah diuraikan di atas, tampak bahwa sampai akhir siklus II perbaikan pembelajaran dikatakan tuntas karena siswa yang mendapat nilai 75 ke atas. Hal ini menunjukkan perbaikan pembelajaran yang diupayakan guru melalui perbaikan metode 4
nilai rata-rata Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 1, Maret 2017 pembelajaran, penggunaan pendekatan kooperatif dan strategi yang dilaksanakan dengan menggunakan lembar kerja siswa dikatakan berhasil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi, dkk (2015) dalam judulnya Penerapan Model STAD dalam Pembelajaran Materi Ajar Penggunaan Perangkat Lunak Presentasi yang menyatakan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan perangkat lunak presentasi. Kualitas pembelajaran tersebut memberi pengaruh terhadap semangat belajar siswa, keterlibatan siswa semakin aktif, siswa mampu menangkap materi pelajaran dengan cara kerja kelompok dan penerapan strategi pembelajaran kooperatif. Keberhasilan tersebut dengan penggunaan alat peraga lembar kerja yang disediakan guru menjadikan daya serap siswa semakin baik terhadap materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan prinsip prinsip manfaat dari berdiskusi, saling tukar informasi dan tukar pendapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Metode diskusi bersifat kooperatif yang diterapkan berhasil meningkatkan kemampuan siswa, karena metode diskusi memiliki keunggulan yakni siswa bertukar pikiran dengan teman, siswa dapat menghayati permasalahan, merangsang siswa untuk berpendapat, dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, dan membina kemampuan dalam memahami soal soal latihan. Secara garis besar terjadi peningkatan pada hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa terjadi karena adanya interaksi yang ditimbulkan dari penerapan model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini. Model pembelajaran tersebut menekankan pada adanya interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam memecahkan permasalahan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Warsih (2012) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi Menghargai Keputusan Bersama. 100 80 63.7 67.4 72.7 81 60 40 20 0 PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3 kegiatan KBM Grafik 5. Nilai Rata-rata pada Pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III 5
SIMPULAN Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar dan motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran PKn pada materi pokok Menghargai Keputusan Bersama di kelas V SD Negeri Wanatawang 03. Peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Pkn tentang Menghargai Keputusan Bersama melalui Cooperative Learning meningkat melalui aktivitas-aktivitas seperti pemberian apersepsi yang menarik, melibatkan siswa dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam bertanya jawab dan diskusi kelompok, pengaktifan siswa dalam kegiatan latihan, dan pemanfaatan alat peraga. DAFTAR PUSTAKA Fauzia, Roisa Jamil, Noor Hudallah, Eko Supraptono. 2015. Penerapan Model STAD dalam Pembelajaran Materi Ajar Penggunaan Perangkat Lunak Presentasi. Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Volume 5(3):49-56. https://i-rpp.com/index.php/dinamika/article/view/265/267. Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Riani, Nina, Eko Supraptono, dan Mulyadi. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Take and Give dalam Materi Ajar Media Komunikasi Data Jaringan. Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Volume 6(1):8-15. https://i-rpp.com/index.php/dinamika/article/view/433. Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Warsih. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Segi Empat Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Bagi Siswa Kelas VII F SMP 2 Kudus Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011. Metodika Jurnal Pendidikan Dasar Volume2(4): 11-18. 6