PADA KOMPETENSI KETENTUAN SHOLAT. Fatmawati
|
|
- Inge Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN (Media Cetak) (Media Online) SD N Jembayat 01 Margasari Tegal Abstrak Metode pembelajaran konvensional dengan dominasi metode ceramah yang digunakan oleh guru tidak bisa mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa masih tidak memenuhi KKM yang ditentukan. Guru perlu memperbaiki kualitas pembelajaran melalui penerapan metode Market Place Activity (MPA) dalam pembelajaran di kelas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui penerapan metode MPA materi pokok ketentuan sholat pada siswa kelas IV SD N Jembayat 01. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama 2 siklus. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode MPA dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran siswa pada pra siklus memperoleh nilai rata-rata 58 dengan persentase 26%, pada siklus I naik 39 % dengan rata-rata kelas menjadi 71, dan pada akhir siklus II rata-rata kelas mencapai 78 dengan ketuntasan 82%, sehingga dikatakan tuntas klasikal. Aktivitas perbaikan pembelajaran dikategorikan baik, dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 63,8 dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai nilai rata-rata 75,3 berarti meningkat menjadi baik dengan menggunakan metode MPA Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Ketentuan Sholat; Metode Pembelajaran; Market Place Activity. PENDAHULUAN Undang-undang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 menggariskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal. Oleh sebab itu, guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai berbagai hal terutama kompetensi kepribadian, sosial dan profesional. Pada hakikatnya, mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian, aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Dalam kenyataan di sekolah-sekolah sering kali dijumpai guru sendiri yang aktif sedangkan siswa tidak didorong atau tidak diberi kesempatan untuk beraktivitas. Arti penting dari keaktifan siswa untuk mendukung keberhasilannya dalam kegiatan belajar itulah yang menjadi dasar diterapkannya pendekatan Active Learning dalam pembelajaran. Pendekatan ini diasumsikan pada prinsip-prinsip pembelajaran hanya bisa terjadi jika siswa terlibat secara aktif, setiap siswa memiliki potensi untuk bisa dikembangkan, dan peran guru lebih sebagai fasilitator pembelajaran. 1
2 Dari pernyataan pertama dipahami bahwa meskipun siswa hadir di ruang kelas, bisa terjadi dia tidak belajar kalau dia tidak merasa terlibat dalam kegiatan belajar karena dia hanya menjadi pihak yang pasif. Pernyataan kedua memberi tahu guru agar memberi dorongan kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya melalui diskusi, presentasi, peragaan dsb. Sedangkan pernyataan ketiga memberi informasi bahwa pembelajaran pada masa sekarang ini tidak mengikuti banking concept yang mengandaikan siswa ibarat tabung kosong yang hanya pasif, menerima masukan apapun kedalamnya. Paradigma pembelajaran sekarang ini adalah Student Centered Learning, pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa didorong untuk bisa memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri. Dengan demikian tumbuh kemampuan dan kecintaannya pada kegiatan belajar. Kenyataan di lapangan pada materi pokok ketentuan sholat, pada tahun pelajaran 2016/2017 hasil ulangan harian diperoleh rata-rata kelas sebesar 65 dengan ketuntasan belajar sebanyak 67%. Pada tahun sebelumnya tahun 2014/2015 materi pokok yang sama yakni ketentuan sholat rata-rata ulangan harian baru mencapai 62 dengan ketuntasan belajar mencapai 59%. Kekurangberhasilan pembelajaran tersebut disebabkan oleh faktor penggunaan media pembelajaran, metode yang digunakan tidak mengaktifkan siswa, guru kurang memacu siswa untuk belajar. Oleh karena itu guru perlu memperbaiki kualitas pembelajaran melalui penerapan metode Market Place Activity (MPA) dalam pembelajaran di kelas. Metode yang tepat menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah diterima (Syaerozi dkk, 2015). Metode Market Place Activity memiliki kelebihan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, suasana belajar semakin baik, Market Place Activity dalam istilah pembelajaran merupakan bagian dari cooperative learning. Menurut Rusman (2012), Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Johnson dalam Zakaria (2007) berpendapat bahwa, Pembelajaran kooperatif adalah melibatkan pengajaran yang mengumpulkan pelajar dalam kumpulan kecil supaya mereka bekerja sama untuk memaksimumkan pembelajaran. Secara teoritis, model pembelajaran Market Place Activity mendekatkan siswa terhadap penemuan pemahaman konsep pelajaran secara mandiri dan menghubungkan antara materi yang dipahami dengan apa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mendorong siswa berpikir kritis, kreatif dan menyenangkan. Tumbuhnya sikap dan perasaan yang senang bereksplorasi dan meneliti sesuatu hal kaitannya dengan materi pokok ketentuan sholat maka siswa akan lebih meningkat prestasi belajarnya. Dalam penerapan Market Place Activity, nilai-nilai intrinsik dapat pula ditanamkan pada saat siswa berkunjung antar stand kelompok satu dengan yang lain, nilai toleransi ditanamkan melalui sikap menjamu dengan kelompok lain yang berkunjung kepadanya. Pada saat metode Market Place Activity diterapkan dalam pembelajaran PAI siswa diajarkan untuk lebih memiliki sikap positif, sikap toleran, bagaimana bersikap menerima tamu di samping itu juga anggota kelompok harus menguasai materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. METODE PENELITIAN 1. Subjek dan Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Jembayat 01 Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 22 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya sebagai bentuk refleksi peneliti. 2 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
3 2. Sumber data Penelitian Data yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi guru dan hasil belajar siswa diperoleh dari seluruh siswa kelas IV. 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok ketentuan sholat. Sedangkan pengamatan awal dilakukan untuk melihat keberhasilan dan memperoleh data-data kaitannya dengan pelaksanaan PTK yang dilakukan. Evaluasi dan observasi awal dalam refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa dalam memahami materi tentang ketentuan Sholat di kelas IV SD. 4. Jenis Data a. Data Kuantitatif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes sebagai alat pengumpul data memegang peranan penting dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini. Dengan mengacu hasil tes maka langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat diketahui keberhasilannya. b. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dilambangkan dengan angka tetapi bentuk kualitas. Untuk mengumpulkan data dilakukan juga observasi yang dilakukan pengamat atau rekan sejawat. Data ini untuk merekam pelaksanaan pembelajaran dari siklus I sampai II. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini menggunakan: a. Teknik Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan. b. Observasi digunakan untuk memperoleh data altivitas belajar siswa dan performance guru dalam proses pembelajaran. c. Dokumen digunakan untuk memperoleh data awal dalam penelitian tindakan kelas ini. 6. Validasi dan Analisis Data Teknik validasi data digunakan teknik triangulasi yaitu dengan cara menyilang data dari sumber-sumbernya dengan metode yang berbeda. Untuk uji validitas data ini dengan menggunakan teknik Triangulasi yaitu melakukan pengujian terhadap data-data yang diperoleh dengan cara melakukan penyilangan. 7. Indikator Keberhasilan Keberhasilan ini diukur baik secara individual maupun secara klasikal. a. Keberhasilan Belajar Siswa Rata-rata kelas sekurang-kurangnya memperoleh nilai 75. Persentase tuntas klasikal sekurangkurangnya 80% yang mendapat nilai 75. b. Aktivitas Belajar Siswa. Kehadiran siswa minimal 90% dengan keberanian siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan guru lebih dari 85%, serta keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran 90% ikut terlibat dengan ditunjukkan dari hasil observasi kelas. 3
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Siklus I Tabel 3. Rekapitulasi hasil belajar Sikus I No Hasil Belajar Siswa Siklus I 1. Rata-rata SKM/KKM Tuntas (%) 39% 4. Belum Tuntas (%) 61% Ada peningkatan sebesar 13% ketuntasan belajar siswa pada siklus I, namun demikian secara klasikal belum dapat dikatakan tuntas belajar secara klasikal, maka perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II hal ini disebabkan oleh beberapa faktor agar ketuntasan benar-benar tercapai. Perbaikan pembelajaran perlu ditekankan pada kegiatan penerapan metode MPA untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. Tabel 4. Rekapitulasi Tingkat Partispasi Siswa Sikus I Kategori Partisipasi Siswa Persentase Pra Siklus Siklus I Acuh 51% 22% Sedang 22% 26% Aktif 27% 52% Dari pengamatan teman sejawat, guru sudah baik, hanya masih ada sedikit kekurangan, sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran, siswa hendaknya diberitahu lebih dahulu agar pada waktu teman sejawat masuk kelas, siswa tidak merasa terkejut dan semua menengok ke belakang, sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru sudah matang. Pada kegiatan pembelajaran dengan MPA siswa sangat antusias namun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran. Dengan demikian, perlu diadakan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa, sehingga ketuntasan belajar akan tercapai. Guru diharapkan mengadakan perbaikan lagi pada siklus ke II. b. Siklus II Dari pengamatan teman sejawat, guru dalam pembelajaran sudah baik, sejak masuk ruang kelas perhatian siswa sudah penuh sehingga perbaikan pembelajaran tidak terganggu, bahkan persiapan guru sudah matang. c. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan II tersebut di atas maka sampai akhir siklus II pembelajaran dikatakan tuntas belajar dan tidak perlu dilakukan perbaikan siklus berikutnya. Berikut peningkatan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dipaparkan sebagaimana gambar diagram poligon sebagai berikut. 4 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
5 Persentase Hasil Belajar Siswa 100% 82% 74.00% 80% 61.00% 60% 39.00% 40% 26.00% 18% 20% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas Belum Tuntas Gambar 1. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data-data di atas maka dapat dikatakan sampai pada akhir siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan MPA dapat dikatakan tuntas, sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II yang telah diuraikan di atas, tampak bahwa sampai akhir siklus II perbaikan pembelajaran dikatakan tuntas karena ketuntasan belajar siswa mencapai 82%. Hal ini menunjukkan perbaikan pembelajaran yang diupayakan guru melalui penerapan pembelajaran metode MPA penggunaan alat peraga dan perbaikan strategi yang dilaksanakan dengan menggunakan Lembar pengamatan siswa dikatakan berhasil. Penggunaan metode dan alat peraga yang tepat justru mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya dengan baik. Pengamatan dan MPA dengan benar, demonstrasi dan diskusi kelompok menjadikan hasil belajar siswa semakin baik. Kualitas pembelajaran tersebut memberi pengaruh terhadap semangat belajar siswa, keterlibatan siswa semakin aktif, siswa mampu menangkap materi pelajaran. Penerapan Metode Market Place Aktivity dalam pembelajaran PAI dapat merangsang dan memotivasi siswa untuk melakukan percobaan, saling sharing informasi dengan teman, adanya sikap siswa yang antusias dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan. Metode MPA yang diterapkan berhasil meningkatkan kemampuan siswa, karena metode diskusi memiliki keunggulan yakni siswa melihat, mempraktikkan dan mengamati materi pelajaran yang diajarkan. Melalui MPA siswa dapat menghayati permasalahan, merangsang siswa untuk berpendapat, dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, dan membina kemampuan berbicara. Berdasarkan hasil penelitian di atas tampaknya pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil tuntas dengan rata-rata kelas mencapai 78 dengan ketuntasan secara klasikal sebanyak 82%. SIMPULAN Penggunaan metode MPA dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil belajar meningkat melalui aktivitas-aktivitas pemberian apersepsi yang menarik, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam pembelajaran dan kegiatan latihan, dan pemanfaatan situasi belajar sebagai pengalaman belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus dapat diketahui hanya 58 dengan persentase ketuntasan mencapai 26%, siklus I naik menjadi 39% dengan rata-rata kelas 71. Dan pada akhir siklus II rata-rata kelas menjadi 78 dengan ketuntasan 82%, sehingga dikatakan tuntas klasikal. Aktivitas perbaikan pembelajaran dikategorikan baik, dengan persentase nilai pada prasiklus sebesar 27%, pada siklus II naik menjadi 52% dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 95% berarti meningkat menjadi baik dengan menggunakan metode MPA. 5
6 DAFTAR PUSTAKA Agaeni C, Eko Supraptono, dan Kukuh Imanto, Penerapan Metode Team Assisted Individually (TAI) dalam Meningkatkan Kemampuan Menggunakan Program Aplikasi Microsoft Excel Pada Mata Pelajaran TIK. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 1. Jamarah, Syaeful Bahri, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, Satori Djam an dkk, Profesi Keguruan Edisi I, Jakarta: Universitas Indonesia, 2008, Sugandhi, A. dkk. Teori Pembelajaran. Cetakan ke-4. Semarang: UNNES, Syaerozi, Eko Supraptono, dan Sutarno Penerapan Metode Pembelajaran Drill Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data Menggunakan Microsoft Excel Semarang: Edu komputika Jurnal. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Duta Aksara. Wardani, I.G.A.K. Juleha Siti, Marsinah Ngadi Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta: Universitas Terbuka. Winkell WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, Zakaria, dkk Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematik. Kuala Lumpur: PRIN-AD SDN BHD. 6 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)
INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) SD Negeri Wanatawang 03 Songgom Brebes *Diterima September 2016, disetujui November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinciINOVASI ALAT PERAGA KONKRET DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN. Sri Haryati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 INOVASI ALAT PERAGA KONKRET DALAM MATERI AJAR OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI SD Negeri Kabunan 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
Lebih terperinciSujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal Abstrak Selama ini pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 39
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 39 PENERAPAN MDEL PEMBELAJARAN TIPE CPERATIVE INTEGRATED READING AND CMPSITIN (CIRC) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BERTANYA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS V SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:
Lebih terperinciKhoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2
Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 216 (Edisi Khusus) ISSN 287-3557 PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SD Negeri 1 Sokoyoso,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciINOVASI MODEL PEMBELAJARAN VCT ANIL PADA MATERI PERUNDANG-UNDANGAN PUSAT DAN DAERAH. Umrotun
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Januari 2016 ISSN 0854-2172 INOVASI MODEL PEMBELAJARAN VCT ANIL PADA MATERI PERUNDANG-UNDANGAN SD Negeri Sengon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
Lebih terperinciARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18, No. 1, Januari 2017 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN SD Negeri 01 Kalirejo, Kecamatan
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA
Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciLasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciPurhandayani SMP Teuku Umar Semarang
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang, yang sedang membangun negaranya. Pembangunan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI SMP
Lebih terperinciRusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan
BAB I PENDAHULUAN A. Pendidikan merupakan suatu cara untuk mengembangkan dan membangun sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan bangsanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL
Dinamika Vol. 5, No. 1, Juli 2014 ISSN 0854-2172 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika 1, Sutarno 2, Rahmawan Hatmantrika
Lebih terperinciPENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI BINTANG CERDAS DALAM MATERI AJAR SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA. Herawati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 PENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI BINTANG CERDAS DALAM MATERI AJAR SISTEM SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sebagai sektor yang paling penting dalam meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Sri Wahyuni 19 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam membentuk peserta didik yang diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
Lebih terperinciSumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember
PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,
1 BAB I PENDAHULUAN Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SMP Negeri 3 Comal, Kab. Pemalang Abstrak Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu dari model
Lebih terperinciSuherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SD Negeri 1 Nglebur Jiken Blora Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn Sri Mulyani* Abstrak Salah satu permasalahan yang dihadapi SMP Negeri 21 Semarang saat ini adalah rendahnya kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dengan perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Melalui pendidikan diharapkan akan terbentuk generasi yang beriman dan memiliki ilmu
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV
Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV SD Negeri Karanganyar 01 Kec. Kedungbanteng Kab. Tegal
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah pembelajaran disekolah peran guru dan siswa adalah yang paling utama, karena keduanya adalah objek yang paling utama dalam pembelajaran. Dalam Undang-Undang
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam IPA itu sendiri, tetapi pada dasarnya juga bertujuan untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan
Lebih terperinciKata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperincidengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini berbagai negara mengalami persaingan yang sangat hebat di segala aspek bidang, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju
Lebih terperinciPENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO
176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 Bulan yaitu bulan Maret, April, dan Mei. Bulan Maret peneliti mulai mengadakan observasi kelas, yaitu mengidentifikasi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mencermati karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 2 Juli 2017, hal 125-132 PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER Hj. Titim NIP. 196102041982062001
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peran penting
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) AJAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATALKAN SHALAT Jumadi SD Negeri Randusari 03
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di dalam suatu Negara sangat mempengaruhi kepribadian masyarakat. Maka dari itu, pemerintah harus memperhatikan suatu sistem pendidikan di Negaranya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA KELAS V SD NEGERI 02 WIRODITAN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh: Sri Utami * dan Muhammad Afandi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan merupakan salah satu kunci pokok untuk mencapai cita- cita bangsa.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto
Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA SDN 02 Depok Kec. Siwalan Kab. Pekalongan Abstrak Dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinci