LANDASAN TEORI. permasalahan tersebut dalam bentuk sketsa titik dan garis yang masing masing

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo

PEMBENTUKAN HAMILTONIAN CYCLE PADA DOUBLE LOOP NETWORKS

LOGIKA DAN ALGORITMA

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

Kode MK/ Matematika Diskrit

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Representasi Graph Isomorfisme. sub-bab 8.3

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

Teori Graf. Matema(ka Komputasi - Teori Graf. Agi Putra Kharisma, ST., MT.

BAB II LANDASAN TEORI. definisi, teorema, serta istilah yang diperlukan dalam penelitian ini. Pada bab ini

Bab 2 LANDASAN TEORI

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. elemen-elemennya disebut dengan vertex (titik/node), sedangkan E yang mungkin kosong

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

Operator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant Hamiltonian graf

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

II. TINJAUAN PUSTAKA. disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut dari

PENENTUAN BILANGAN DOMINASI SISI PADA GRAF HASIL OPERASI PRODUK TENSOR

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

47 Matematika Diskrit BAB IV TEORI GRAF

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan definisi-definisi, istilah-istilah yang digunakan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

Graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL. (Skripsi) Oleh Eni Zuliana

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

UNIVERSITAS INDONESIA PELABELAN HARMONIS PADA KOMBINASI GABUNGAN GRAF CATERPILLAR DAN GRAF FIRECRACKER TERATUR

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM PELABELAN γ PADA GRAF FLOWER, GRAF BIPARTIT LENGKAP DAN GRAF C n K m

BAB III PELABELAN KOMBINASI

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali bermunculan macammacam

MULTIPLISITAS SIKEL DARI GRAF TOTAL PADA GRAF SIKEL, GRAF PATH DAN GRAF KIPAS

Matematika Diskret (Graf I) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Pertemuan 12. Teori Graf

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

BAB II LANDASAN TEORI

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI Teori graf diperkenalkan oleh Leonard Euler pada tahun 1736 untuk menyelesaikan permasalahan jembatan Konisberg. Euler mengilustrasikan permasalahan tersebut dalam bentuk sketsa titik dan garis yang masing masing merupakan representasi dari daratan dan jembatan. Secara informal berdasar pada ilustrasi yang dilakukan oleh Euler, graf merupakan kumpulan objek berhingga dari titik dan garis, dimana titik titik tersebut dapat terhubung ataupun tidak, dihubungkan oleh garis yang berarah maupun tidak berarah, dan dapat pula terhubung dengan dirinya sendiri. Menurut Vasudev (2006), suatu graf G merupakan himpunan dari = (,,, ) yang disebut dengan vertex (atau titik) dan himpunan dari = (,,, ) yang disebut dengan edge (atau garis) dan dapat dinotasikan dengan = (, ). Graf yang terhubung dengan edge berarah disebut dengan directed graph atau graf berarah, sedangkan graf yang terhubung dengan edge tanpa arah disebut dengan undirected graph atau graf tidak berarah. Pada graf tidak berarah, graf G dengan (, ) adalah edge di G dapat dituliskan dengan (, ) atau (, ) sebagai representasi edge dari atau. Suatu graf dengan p-vertex dan q-edge dapat ditulis dengan graf-(, ).

Contoh : Gambar 2.1 Graf-(5,8) Setiap vertex pada graf dapat dihubungkan ke setiap vertex lainnya atau tidak dihubungkan sama sekali. Karena itu, masing masing vertex akan mempunyai sejumlah edge tertentu yang menempel pada vertex tersebut. Definisi berikut adalah definisi tentang degree. Definisi 2.1 Degree Degree atau derajat dari suatu vertex pada graf G, dinotasikan dengan deg( ), adalah jumlah dari edge yang menempel pada vertex dimana self-loop dihitung dua kali (Gross dan Yellen, 2004). 5

Contoh : Gambar 2.2 Degree pada graf Berdasarkan gambar tersebut, dapat ditentukan jumlah degree dari setiap vertex sebagai berikut: deg( ) = 6 deg( ) = 6 deg( ) = 4 deg( ) = 0 deg( ) = 1 deg( ) = 1 Jumlah degree pada suatu graf dapat digunakan untuk menentukan jumlah edge pada graf tersebut dengan menggunakan rumus umum berikut. Misalkan,,, merupakan vertex pada suatu graf, dan merupakan jumlah edge pada graf tersebut, maka: = 2 (2.1) (Deo, 1989) Pernyataan sebelumnya menyatakan bahwa vertex vertex suatu graf dapat terhubung ataupun tidak terhubung. Definisi berikut adalah tentang keterhubungan vertex oleh suatu edge pada suatu graf. 6

Definisi 2.2 Adjacency Vertex adjacent dengan vertex jika dihubungkan oleh edge yang sama. Dua vertex yang adjacent disebut neighbours atau bertetangga. Adjacency edge adalah dua edge yang mempunyai endpoint yang sama. Isolated vertex merupakan vertex yang tidak terhubung dengan vertex lainnya pada suatu graf dan mempunyai degree bernilai 0 (Gross dan Yellen, 2004). Terdapat beberapa jenis graf, antara lain graf lengkap ( complete graph), graf lingkaran ( cycle graph), graf roda ( wheels graph), graf teratur ( regular graph), graf planar (planar graph), dan graf bipartite (bipartite graph). Honeycomb Mesh dan Honeycomb Tori merupakan contoh dari graf bipartite. Definisi dari graf bipartite diberikan sebagai berikut. Definisi 2.3 Graf Bipartite Graf G dikatakan bipartite jika himpunan vertex dapat dibagi dalam dua himpunan bagian, misalkan dan, sedemikian sehingga = dan =, serta setiap edge di G menghubungkan satu vertex di ke satu vertex di (Lipschutz and Lipson, 2002). Selain definisi di atas, graf G dikatakan bipartite jika ( ) adalah gabungan dari dua himpunan yang disjoint dimana pada setiap edge terdapat vertex dari setiap himpunan (Hsu dan Lin, 2009). 7

Gambar 2.3 Graf bipartite Graf Honeycomb Tori merupakan graf bipartite karena dapat dipisahkan menjadi dua himpunan yang disjoint, yaitu dengan mengelompokkannya berdasarkan warna vertex yang berbeda. Honeycomb Mesh adalah dasar yang digunakan untuk mengembangan dua family Honeycomb lainnya, Honeycomb Disk dan Honeycomb Tori. Secara singkat, Honeycomb Disk merupakan Honeycomb Mesh dengan penambahan penutup atau pembatas, sedangkan Honeycomb Tori merupakan Honeycomb Mesh dengan penambahan wraparround edges. Definisi 2.4 Honeycomb Mesh Honeycomb Mesh dapat dibentuk dengan menyusun hexagon-hexagon dengan berbagai cara. Terdapat tiga jenis Honeycomb Mesh, yaitu Honeycomb Rectangular Mesh (HReM), Honeycomb Rhombic Mesh (HRoM), dan Honeycomb Hexagon Mesh (HHM). 8

Gambar 2.4 Honeycomb Rectangular Mesh Gambar 2.5 Honeycomb Rhombic Mesh 9

Gambar 2.6 Honeycomb Hexagon Mesh (Stojmenovic, 1997) Honeycomb Tori sebagai pengembangan dari Honeycomb Mesh juga memiliki tiga family, yaitu Honeycomb Rectangular Torus (HReT (, )), Honeycomb Rhombic Torus (HRoT(, )) dan Honeycomb Hexagonal Torus (HT( )). Berikut diberikan definisi definisi HReT (, ), HRoT (, ), dan HT ( ). Definisi 2.5 Honeycomb Rectangular Torus (HReT (, )) Honeycomb Rectangular Torus (HReT (, )) merupakan Honeycomb Rectangular Mesh (HReM (, )) yang mendapatkan penambahan wraparround edges dengan mengikuti aturan penambahan edge dimana HReM (, ) dibagi menjadi dua grup secara simetri kemudian diberikan penomoran. Wraparround edges dibangun dengan menghubungkan ujung vertex bernomor sama. 10

Disamping aturan penambahan wraparround edges, dalam pembentukan vertex juga diatur dengan pewarnaan. Digunakan dua warna untuk pewarnaan seluruh vertex, misalkan hitam dan putih. Aturan pewarnaan vertex yang digunakan adalah sebagai berikut. Putih, jika + positif integer dan genap (, ) = Hitam, selainnya (Stojmenovic, 1997) Pewarnaan vertex pada family Honeycomb (Honeycomb Mesh, Honeycomb Disk dan Honeycomb Tori) dapat digunakan untuk: a. Memperlihatkan bahwa vertex akan saling adjacent antara dua vertex dengan warna yang berbeda (Stojmenovic, 1997). b. Misalkan M(, ) merupakan graf pada Honeycomb Mesh. Jika, bernilai genap, maka M(, ) memiliki Hamiltonian path dengan menghubungkan vertex vertex berwarna berbeda. Sedangkan jika, bernilai ganjil, maka M(, ) memiliki Hamiltonian path dengan menghubungkan vertex vertex berwarna sama (Park, et al., 2004). c. Memperlihatkan bahwa family Honeycomb merupakan graf bipartite dengan definisi himpunan disjoint sebagai berikut. Misalkan dan merupakan dua himpunan yang disjoint, maka = {(, ) + genap}, = {(, ) + ganjil} dan = (Teng, et al, 2007). 11

Definisi vertex pada HReT (, ) diberikan sebagai berikut, (HReT (, )) = {(, ) 0 <, 0 < }, dimana, positif integer dan genap. Dua vertex (, ) dan (, ) dikatakan adjacent jika memenuhi salah satu syarat berikut: a. = dan = + 1 atau = 1 (mod ) b. = dan = 1 (mod ) jika + adalah genap (Hsu dan Lin, 2009) Gambar 2.7 Honeycomb Rectangular Mesh (HReM (6,12)) 12

Gambar 2.8 Penomoran dan penambahan wraparround edges pada HReT (6,12) (Stojmenovic, 1997) Gambar 2.9 Honeycomb Rectangular Torus (HReT (6,12)) 13

HReT (, ) direpresentasikan dalam sistem koordinat dua dimensi untuk menentukan dua vertex yang adjacent dengan titik pusat (, ) = (0,0) berada pada vertex pertama sebelah kiri bawah. Pada gambar HReT (6,6) berikut, vertex (5,0) dan (5,1) adjacent dengan memenuhi syarat (a) sedangkan vertex (4,5) dan (5,5) adjacent dengan memenuhi syarat (b). Gambar 2.10 Adjacency pada HReT (6,6) Berdasarkan dua contoh HReT (, ) yang telah digambarkan, dapat dihitung jumlah vertex dan edge, yaitu sebagai berikut: a. HReT (6,12) HReT (6,12) mempunyai sejumlah 72 vertex dan 108 edge. b. HReT (6.6) HReT (6,6) mempunyai sejumlah 36 vertex dan 54 edge. Untuk menentukan jumlah vertex, secara langsung dapat ditentukan dengan mengalikan dan dan diperoleh aturan berikut. Jumlah vertex HReT (, ) = (2.2) 14

Definisi 2.6 Honeycomb Rhombic Torus (HRoT (, )) Aturan penomoran edge dan pewarnaan vertex pada Honeycomb Rhombic Torus (HRoT (, )) sama seperti pada Honeycomb Rectangular Torus (HReT (, )). Sedangkan penomoran vertex pada HRoT (, ) didefinisikan secara berbeda, yaitu (HRoT (, )) = {(, ) 0 <, 0 1 < }, dimana, positif integer dan n bernilai genap. Dua vertex (, ) dan (, ) dikatakan adjacent jika memenuhi salah satu dari syarat berikut: a. = dan = + 1 atau = 1 (mod ) b. = dan = 1 jika + adalah genap c. = 0, = 1, dan = + jika adalah genap (Hsu dan Lin, 2009) Gambar 2.11 Honeycomb Rhombic Mesh (HRoM (4,6)) 15

Gambar 2.12 Penomoran dan penambahan wraparround edges pada HRoT (4,6) (Stojmenovic, 1997) Gambar 2.13 Honeycomb Rhombic Tori (HRoT (4,6)) Dengan pola representasi sistem koordinat yang sama seperti pada HReT(, ), maka pada HRoT (4,6) berikut akan ditunjukkan contoh dua vertex yang adjacent, yaitu (2,2) dan (2,3) adjacent dengan memenuhi syarat (a), (2,3) 16

dan (3,3) adjacent dengan memenuhi syarat (b), dan (0,4) dan (3,8) adjacent dengan memenuhi syarat (c). Gambar 2.14 Adjacency pada HRoT (4,6) Jumlah vertex pada HRoT (4,6) dapat ditentukan dengan mengalikan masing masing nilai dan, sehingga diperoleh 24 vertex. Aturan berikut juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah vertex pada HRoT (, ) lainnya. Jumlah vertex HRoT (, ) = (2.3) Definisi 2.7 Honeycomb Hexagonal Torus (HT ( )) Misalkan x-, y-, dan z- merupakan sumbu pada sistem koordinat pada HT ( ) dengan titik pusat berada hexagon pusat dari HT ( ). Edge yang bergerak dari 17

vertex hitam ke vertex putih mengikuti aturan vektor koordinat dengan nilai = (1, 0, 0), = (0, 1, 0), dan = (0, 0, 1), sedangkan bila sebaliknya mengikuti aturan vektor koordinat dengan nilai = ( 1, 0, 0), = (0, 1, 0), dan = (0, 0, 1). Jika dua vertex pada hexagon pusat, HT (3), untuk sumbu z adalah 1 dan 0, maka enam vertex pada sumbu z masing-masing akan bernilai = 2, = 1, = 0, = 1, = 2, dan = 3. Aturan ini juga berlaku untuk sumbu dan sumbu. Seluruh koordinat vertex pada HT ( ) adalah integer (x, y, z), dimana + 1,, (Stojmenovic, 1997). Vertex pada HT ( ) didefinisikan dengan (HT ( )) = {(,, ) + 1,, dan 1 + + 2}. Dua vertex (,, ) dan (,, ) dikatakan adjacent jika dan hanya jika: + + = 1 Definisi himpunan wraparround edge untuk HT ( ) diberikan sebagai berikut. ( ( ) ) = (, + 1, 1 ), (, 1, ) 1 } (1,, + 1), (,, 1 ) 1 { (, 1, + 1), (,, 1 ) 1 } (Hsu dan Lin, 2009) 18

Gambar 2.15 Honeycomb Hexagon Mesh (HHM (3)) Gambar 2.16 Penomoran dan penambahan wraparround edges pada HHM (3) 19

(Stojmenovic, 1997) Gambar 2.17 Honeycomb Hexagonal Torus (HT (3)) Berikut adalah contoh dua vertex yang adjacent pada HT (3). Gambar 2.18 Adjacency pada HT (3) 20

Syarat dua vertex adjacent pada HT ( ) adalah : + + = 1 Maka, dua vertex (0, 3, -2) dan (0, 3, -1) adjacent karena: 0 0 + 3 3 + 2 ( 1) = 1 Untuk menentukan jumlah vertex pada HT ( ), ilustrasi berikut memberikan aturan yang dapat digunakan. HT (1) mempunyai 6 vertex = 6 1 HT (2) mempunyai 24 vertex = 6 2 HT (3) mempunyai 54 vertex = 6 3 Sehingga, berdasarkan contoh tersebut, diperoleh aturan untuk menentukan jumlah vertex pada HT ( ) yaitu. Jumlah vertex pada HT ( ) = 6 (2.4) Ketiga Honeycomb Tori tersebut dapat digeneralisasikan pada suatu bentuk umum yang disebut dengan Generalized Honeycomb Tori. Berikut definisi dari bentuk umum family Honeycomb Tori. Definisi 2.8 Generalized Honeycomb Rectangular Torus (GHT (m,n,d)) Misalkan, integer positif dan n adalah genap, dan terdapat integer dimana ( ) adalah genap. Maka GHT ( m,n,d) adalah graf dengan vertex yang didefinisikan dengan (,, ) = {(, ) 0 <, 0 < } 21

dan dua vertex, (, ) dan (, ), dikatakan adjacent jika memenuhi salah satu dari syarat berikut: a. = dan = + 1 atau = 1 (mod n) b. = dan = 1 jika ( + ) adalah genap c. = 0, = 1, dan = + (mod n) jika adalah genap (Hsu dan Lin, 2009) Gambar 2.19 Generalized Honeycomb Rectangular Torus (GHT (5,6,1)) Pada gambar GHT (5,6,1) tersebut, vertex (4,0) dan (4,1) adjacent dengan memenuhi syarat (a), vertex (4,2) dan (3,2) adjacent dengan memenuhi syarat (b), dan vertex (0,0) dan (4,1) adjacent dengan memenuhi syarat (c). Jumlah vertex pada GHT (,, ) dapat ditentukan dengan mengikuti aturan berikut. Jumlah vertex GHT (,, ) = (2.5) 22

Nilai tidak mempengaruhi dalam perhitungan jumlah vertex karena nilai mempengaruhi pada saat pembentukan wraparround edges. Dua graf yang berbeda bentuk dapat dikatakan sama dengan memenuhi beberapa aturan atau jika ada fungsi yang mengantarkan bentuk satu graf ke bentuk yang lainnya. Kesamaan dua graf ini dinamakan dengan isomorfisme graf. Berikut diberikan definisi dari isomorfisme graf. Definisi 2.9 Isomorfisme Graf Isomorfisme dari G ke H adalah fungsi bijeksi ( ) ( ) dimana (, ) ( ) jika dan hanya jika ( ( ), ( )) ( ). G isomorfis dengan H dilambangkan dengan. Jika G isomorfis dengan H dan H isomorfis dengan G, maka G dan H dikatakan saling isomorfis. Cara lain untuk menentukan keisomorfisan dua buah graf adalah dengan menentukan kesamaan jumlah vertex, kesamaan jumlah edge dan kesamaan adjacency (Hsu dan Lin, 2009). Aturan lain yang dapat digunakan untuk menentukan isomorfisme diberikan oleh Deo (1989), yaitu jika dua graf tersebut memenuhi tiga hal berikut. a. Memiliki jumlah vertex yang sama b. Memiliki jumlah edge yang sama c. Jumlah degree dari setiap vertex yang bersesuaian adalah sama atau mempertahankan adjacency setiap vertex. 23