BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pasien bernama Ny. S P 2 A 0 umur 34 tahun mengatakan bahwa ia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV PEMBAHASAN. pengkajian tujuh langkah Varney. Pembahasan iniakan diuraikan sebagai berikut:

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN DATA. Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal : 26 Februari : RSUD Karanganyar. Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun. Agama : Islam Agama : Islam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengkajian I. 1. Pengkajian Data. Kegiatan pengumpulan data dimulai pada saat klien masuk

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi sangat penting artinya, kesehatan reproduksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggal dan jam masuk : 27 Februari 2013, Pukul WIB

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

M/ WITA/ P4A0

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ.

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI WANITA PADA NY.K P2A0 UMUR 42 TAHUN DENGAN METRORAGIA DI RSUD SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Anamnesa pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 18.

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

ABORTUS INKOMPLIT. No. Dokumen : No. Revisi : - Tanggal Terbit : Halaman : 1/ Sutarjo, SKM, M.MKes NIP

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang tenaga kesehatan. dalam pelayanan mempengaruhi kualitas hasil dam melayani pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Gerakan ini bertujuan menekan laju

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSALINAN LAMA No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal : Terbit. berlaku Halaman :

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB IV PEMBAHASAN. asuhan kebidanan. Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan

BAB IV PEMBAHASAN. yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni Dengan urutan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

BAB IV PEMBAHASAN. Keberadaan bidan menjadi tolak ukur kesehatan di masyarakat. Hal inilah

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat membantu pasangan suami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

KARAKTERISTIK INFORMAN

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

PENGKAJIAN AWAL KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan selama kehamilan dan prinsip makan yang besar (Noerpramana

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Ibu masuk memeriksakan diri ke poli pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan namanya adalah Ny. K. Ibu saat ini berumur 42 tahun dengan pekerjaan sehari-hari sebagai buruh pabrik.ibu mengeluh menstruasinya tidak lancar. Dalam satu bulan mendapati menstruasi 3-4 kali dengan volume kadang flek kecoklatan kadang mengeluarkan darah banyak. Dalam sekali menstruasi bisa terjadi hanya 2-3 hari. Ibu mengatakan sudah 3 bulan menstruasinya tidak teratur. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini. Ibu menarche pada umur 13 tahun dengan siklus menstruasi 28 hari. Menstruasi ibu teratur maju 2 hari setiap bulannya. Terakhir menstruasi terjadi pada tanggal 12 Maret 2014. Ibu mengatakan sifat darah yang dikeluarkan saat haid adalah encer dengan warna merah gelap. Ibu tidak pernah merasakan nyeri hebat yang dapat mengganggu aktifitasnya sehari-hari saat menstruasi datang. Hanya saja ibu kadang-kadang merasakan nyeri saat terlalu lelah bekerja lembur. Ibu mengatakan sudah menikah sejak 17 tahun yang lalu saat masih berumur 25 tahun. Ibu mengatakan sudah tidak menggunakan KB IUD sejak melahirkan anak terakhir pada tahun 2010. Pada saat menggunakan IUD dahulu ibu sering menstruasi tidak teratur. Ibu mengatakan sudah 22

23 pernah melahirkan dua orang anak. Anak pertama dengan jenis kelamin laki-laki pada tahun 1998 dan anak kedua dengan jenis kelamin perempuan pada tahun 2010. (terlampir) Berdasarkan data obyektif yang didapatkan pada saat pertama kali ibu datang ke poli untuk memeriksakan diri terlihat keadaan ibu yang sehat, bugar, tidak pucat, namun nampak gelisah. Tekanan darah ibu 120/80 mmhg. Nadi 80x/menit. Nafas dengan frekuensi 20x/menit, dan suhu mencapai 36,7 o C. Tinggi badan ibu sekitar 158 cm dengan berat badan 50 kg. Conjungtiva berwarna merah muda. Tidak merasakan nyeri tekan pada abdomen. Terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah berwarna merah gelap dengan konsistensi encer pada pembalut yang dipakai ibu. Dilakukan pemeriksaan laboratorium tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.10 WIB untuk mengantisipasi kadar Hb ibu akibat perdarahan yang sudah terjadi kurang lebih selama tiga bulan terakhir ini. Hasil dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar Hb 12,5 gr/dl. Pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan pada ibu adalah USG pada pukul 09.05 WIB. Terlihat jaringan tumbuh dalam uterus. Dokter SpOG mengatakan jaringan tersebut adalah polip endometrium. II. INTERPRETASI DATA DASAR Tanggal : 15 Maret 2014 Pukul : 09.20 WIB A. DIAGNOSA KEBIDANAN Ny. K P2A0 umur 42 tahun dengan metroragia

24 Data dasar : DS : Ibu mengeluh menstruasinya tidak teratur sejak 3 bulan yang lalu Ibu mengeluh menstruasinya terjadi sebulan bisa 3-4 kali Ibu mengatakan sudah tidak menggunakan KB IUD sejak melahirkan anak terakhir tahun 2010 Ibu cemas dengan keadaannya saat ini DO : PPV : darah encer warna merah gelap Abdomen : tidak ada nyeri tekan Laboratorium : Hb 12,5 gr/dl USG : Ada jaringan tumbuh dalam uterus. B. MASALAH : Ibu cemas dengan keadaannya C. KEBUTUHAN : Pendidikan kesehatan metroragia III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIA Anemia. Antisipasi : observasi perdarahan dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar Hb. Pemeriksaan laboratorium dilaksanakan pukul 09.10 WIB. Hasilnya kadar Hb ibu dalam batas normal yakni 12,5 gr/dl.

25 IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Kolaborasi dengan dokter SpOG. Dokter memberi advice pada ibu untuk rawat inap di rumah sakit, infus RL 20 tpm, dan rencana kuretase tanggal 15 Maret 2014 pukul 10.00 WIB. V. PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH Tanggal: 14 Maret 2014 Jam: 09.45 WIB a. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. b. Beri motivasi pada ibu untuk mengurangi rasa cemas. c. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan lebih lanjut. d. Inform concent pada ibu dan keluarga. e. Observasi KU, TTV, PPV. f. Dokumentasi. VI. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DAN AMAN Tanggal : 14 Maret 2014 Jam : 09.50 WIB a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami metroragia, yakni gangguan reproduksi dengan perdarahan yang tidak jelas frekuensi dan banyaknya yang terjadi akibat dari kelainan dalam rahim ibu. Hasil pemeriksaan laboratorium ibu pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.10 WIB adalah kadar Hb ibu normal, yakni 12,5 gr/dl.

26 b. Memberikan suport mental pada ibu agar ibu tenang dan tidak cemas dengan keadaannya karena penyakitnya akan segera ditangani oleh dokter SpOG. Mengikutsertakan peran keluarga juga dalam pemberian motivasi. c. Berkolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan lebih lanjut yakni advice untuk rawat inap, infus RL 20 tpm, dan rencana kuretase pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 10.00 WIB. d. Melakukan inform concent pada ibu dan keluarga untuk pelaksanaan tindakan. e. Mengobservasi keadaan umum, vital sign dan pengeluaran pervaginam dilakukan secara teratur. Pada tahap ini bidan mengukur tekanan darah dan suhu pasien, menghitung frekuensi nadi dan respirasi ibu, dan melakukan inspeksi pengeluaran pervaginam pada genitalia ibu. Dalam melakukan tindakan bidan telah sesuai dengan teori yaitu pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan posisi pasien duduk atau berbaring, sebelum melakukan pengukuran suhu apabila daerah yang akan diukur basah harus dikeringkan, dan untuk penghitungan nadi dan pernafasan dilakukan satu menit penuh. Sedangkan pengeluaran pervaginam diobservasi dengan cara inspeksi. f. Mendokumentasikan tindakan.

27 VII. EVALUASI Tanggal 14 Maret 2014 Jam : 11.00 WIB a. Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan ibu sekarang. b. Ibu sudah tidak cemas karena akan dilakukan kuretase untuk kesembuhannya. Keluarga juga sudah turut andil dalam memotivasi ibu agar mau dikuretase. c. Kolaborasi dengan dokter SpOG sudah dilakukan. Dokter memberikan advice : 1. Rawat inap 2. Infus RL 20 tpm pada tangan sebelah kiri 3. Rencana kuretase tanggal 15 Maret 2014 pukul 10.00 WIB. d. Ibu dan keluarga setuju untuk dilakukan kuretase dan ibu bersedia dirawat di rumah sakit. e. Mengobservasi KU, TTV, PPV pada ibu pada pukul 12.00 WIB Hasil : KU baik Kesadaran : composmentis TD 130/90 mmhg N : 82x/ menit R : 22x/menit S : 36,8 o C PPV : darah encer warna merah gelap Terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri ibu. f. Dokumentasi sudah dilakukan pada RM pasien.

28 CATATAN PERKEMBANGAN Observasi pertama yang dilakukan tanggal 14 Maret 2014 pukul 12.00 WIB, ibu mengatakan masih mengeluarkan darah. Terlihat infus RL yang terpasang pada tangan kiri ibu dengan aliran 20 tpm. Diagnosa pada ibu adalah Ny. K P2A0 umur 42 tahun dengan metroragia. Tindakan selanjutnya pada ibu adalah melakukan observasi KU, TTV, dan PPV pada pukul 18.00 WIB. Hasilnya adalah tekanan darah ibu 120/80 mmhg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, dan suhu 36,8 o C. Pada pemeriksaan PPV pukul 18.00 WIB didapatkan perdarahan yang masih sama konsistensi dan volumenya. Tidak lupa ibu dianjurkan untuk puasa mulai pukul 21.00 WIB. Kemudian bidan melanjutkan advice dokter yakni mengganti flabot infus pukul 18.10 WIB. Ibu semangat berpuasa dan antusias untuk kuretase agar perdarahannya segera sembuh. Saat dilakukan observasi 6 jam berikutnya yakni pukul 00.00 WIB didapatkan konsistensi darah encer disertai stolsel berwarna merah gelap. Pada pukul 06.00 WIB dilakukan observasi KU, TTV, dan PPV. Didapatkan hasil tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/ menit, nafas 20x/menit, dan suhu 36,8 o C. Perdarahan konsistensi encer dan berwarna merah gelap. Bidan mendokumentasikan hasil tindakan pada rekam medis pasien. Tanggal 15 Maret 2014 pukul 09.45 WIB dilakukan observasi kembali pada ibu. Pengeluaran darah pervaginam ibu masih ada dengan konsistensi encer dan berwarna merah gelap. Ibu mengatakan pagi ini mentalnya sudah siap untuk dilaksanakan kuretase. Assesment pada ibu adalah Ny.K P2A0 umur 42 tahun dengan metroragia prekuretase. Kemudian bidan mempersiapkan ibu untuk

29 kuretase meliputi pemasangan baju operasi pada ibu, melepas celana dalam dan menutup bagian tubuh bawah ibu dengan kain bersih, dan menyiapkan ember tempat kain kotor serta botol steril tempat jaringan hasil kuretase. Pukul 10.00 WIB bidan melakukan kolaborasi dengan dokter anestesi untuk dilakukan pembiusan pada ibu dan dokter SpOG untuk tindakan kuretase. Kuretase berlangsung selama 15 menit. Ibu dibawa ke ruang pemulihan pada pukul 10.15 WIB dan ditunggu hingga sadar untuk kembali dibawa ke ruang perawatan. Pada pukul 10.30 WIB ibu sudah sadar dan boleh dibawa ke ruang perawatan. Di ruang perawatan dilakukan observasi KU, TTV, dan PPV. Ibu terlihat masih lemah dan belum sadar sepenuhnya. Tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, nafas 22x/menit, dan suhu 36,5 o C. PPV masih terlihat bercak-bercak pada pembalutnya. Ibu mengatakan sedikit nyeri pada perutnya. Bidan berkolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi. Dokter memberi advice untuk diberikan Asam Mefenamat 500 mg dengan dosis 3x1 sehari pada ibu untuk mengurangi nyeri. Ibu telah diberi analgesik Asmef dan mengatakan nyerinya sudah berkurang. Pada pukul 16.00 WIB dilakukan observasi KU, TTV, dan PPV kembali. Didapatkan keadaan ibu yang sudah dalam keadaan sadar penuh dan mampu diajak bicara. Tekanan darah ibu 120/80 mmhg, nadi 82x/menit, nafas 23x/menit, dan suhu 36,7 o C. PPV pada pembalut ibu sudah tidak ada. Melanjutkan advice dokter untuk infus RL 20 tpm, yakni mengganti flabot infus yang sudah habis. Kemudian pada jam 22.00 WIB dilakukan observasi lagi. Hasilnya sudah tidak ada perdarahan. Kemudian melanjutkan advice dokter untuk

30 infus RL 20 tpm. Pada jam 04.00 WIB dilakukan observasi kembali PPV. Sudah tidak terjadi perdarahan. Tanggal 16 Maret 2014 pukul 09.00 WIB dilakukan observasi TTV, KU, dan PPV pada ibu. Didapatkan hasil pemeriksaan sebagai berikut, tekanan darah ibu 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, nafas 20x/menit, dan suhu 36,6 o C. Perdarahan sudah tidak ada. Assesment pada ibu adalah Ny. K P2A0 post kuretase hari I. Kemudian pada pukul 10.45 WIB dilakukan observasi keluhan pada ibu. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi setelah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Ibu juga mengatakan jika dirinya sudah tidak cemas karena sudah tidak perdarahan. Kemudian pada pukul 11.00 WIB dokter memberikan advice untuk melepas infus yang terpasang di tangan sebelah kiri ibu dan memperbolehkan ibu untuk pulang. Hasilnya adalah infus yang terpasang pada tangan kiri ibu sudah dilepas. Ibu dipersiapkan untuk pulang. Keluarga membantu ibu dalam persiapan kepulangannya. Bidan memberikan konseling kepada ibu pukul 11.15 WIB tentang perdarahan yang terjadi akibat kelainan pada organ reproduksi ibu sudah berhenti karena sudah dikuretase. Jika nanti terjadi perdarahan kembali maka sebaiknya ibu segera menemui tenaga kesehatan agar tidak telat dan segera mendapatkan penanganan yang benar. Ibu diantar pulang pukul 12.00 WIB. Kemudian bidan mendokumentasikan hasil tindakan pada rekam medis pasien.

31 B. PEMBAHASAN I. Pengumpulan dan Pengkajian Data Dasar Berdasarkan hasil anamnesa terdapat tanda-tanda terjadinya metroragia yaitu Ny. K berumur 42 tahun mengeluh mengalami menstruasi yang tidak teratur sejak 3 bulan yang lalu. Ibu mengatakan menstruasinya terjadi 3-4 kali dalam satu bulan. Kadang banyak dan kadang sedikit. Seperti yang diuraikan oleh Varney (2007) bahwa biasanya pasien mengeluhkan tentang menstruasi yang terjadi dengan interval tidak teratur atau terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi. Status perkawinan pada kasus ini adalah Ny. K telah menikah selama 17 tahun. Ny.K menikah pada usia 25 tahun dan merupakan pernikahan pertama. Dalam kasus ini bisa dilakukan tindakan kuretase karena riwayat perkawinan mempengaruhi tindakan penatalaksanaan metroragia. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa metroragia yang terjadi selain pada pubertas, terapi yang baik dilakukan adalah dilatasi dan kerokan (Wiknjosastro, 2010). Berdasarkan pemeriksaan fisik melalui inspeksi didapatkan perdarahan pervaginam dengan warna merah gelap. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa salah satu tanda metroragia adalah terjadi perdarahan diantara dua menstruasi (Dutton, 2011 dan Manuaba, 2008). Pemeriksaan yang tidak dilakukan pada ibu adalah pemeriksaan inspekulo. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

32 pemeriksaan dalam (vagina toucher dan inspekulo) dikaji untuk mengetahui kondisi vagina urethra, dinding vagina, portio, orifisium urethra eksterna, korpus uteri, pengeluaran, dan discharge. Pemeriksaan ini meliputi vagina toucher maupun inspekulo. Sehingga dapat mengevaluasi sumber dan jenis perdarahan (Manuaba, 2008). Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa dilakukan USG pada tanggal 14 Maret 2014 dengan hasil terlihat jaringan di dalam uterus yang didiagnosa oleh dokter SpOG sebagai polip endometrium. Pemeriksaan ini sesuai yang diuraikan oleh Norwitz (2008) bahwa pemeriksaan USG pelvis adalah penting. Pemeriksaan panggul dapat mengungkapkan kelainan struktural yang jelas. Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk mengantisipasi potensial diagnosa lain akibat dari metroragia yakni anemia. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb normal yakni 12,5 gr/dl. Hal ini sesuai dengan penjabaran teori tentang pengukuran konsentrasi hemoglobin serum, kadar zat besi dan kadar feritin merupakan indikator objektif mengenai kuantitas dan durasi hilangnya darah selama menstruasi (Norwitz, 2008). Tahap ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis kaji, yakni pada pemeriksaan inspekulo dan pemeriksaan dalam yang tidak dilakukan.

33 II. Interpretasi Data Dasar Ibu mengeluh tiga bulan terakhir menstruasinya tidak teratur. Hal ini menimbulkan kecemasan. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapatkan dapat ditegakkan diagnosa yakni Ny. K P2A0 umur 42 tahun dengan metroragia. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa keluhan yang didapatkan adalah rasa cemas atau tidak nyaman akibat dari aliran menstruasi yang tidak teratur dan merasa dalam derajat kesehatan yang tidak baik (Varney, 2007). Ibu yang merasa cemas akan keadaaannya membutuhkan konseling atau penjelasan tentang perdarahannya. Hal ini sesuai dengan yang dijabarkan oleh Varney (2007) bahwa kebutuhan pada pasien metroragia adalah pendidikan kesehatan tentang metroragia. III. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantispasi Penanganannya Diagnosa potensial untuk Ny. K adalah anemia. Antisipasi penanganan yang dilakukan adalah observasi perdarahan dengan cara inspeksi dan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.10 WIB untuk cek kadar Hb dengan hasil 12,5 gr/dl. Hal ini sesuai teori yang dinyatakan oleh Manuaba (2008) bahwa untuk tindakan antisipasi metroragia adalah observasi perdarahan dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar Hb akibat dari perdarahan. Pada antisipasi selanjutnya tidak diberikan tablet Fe. Hal ini tidak sesuai dengan teori

34 yang menyebutkan bahwa pemberian tablet Fe adalah untuk mengantisipasi anemia akibat dari perdarahan (Arulkumaran, 2005). IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan lebih lanjut yakni advice untuk rawat inap, infus RL 20 tpm, dan rencana kuretase pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 10.00 WIB. Sesuai yang dijabarkan oleh Varney (2007) bahwa jika terjadi perdarahan terus menerus maka segera dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan. V. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh. a. Observasi KU, TTV, dan PPV dilakukan secara teratur untuk memantau keadaan ibu sehingga dapat diberikan asuhan selanjutnya secara tepat. Sesuai dengan teori bahwa observasi keadaan klien dengan anamnesis yang cermat adalah untuk mengetahui perkembangan pasien (Wiknjosastro, 2010). b. Pemberian informasi kepada ibu dan keluarga yang bertujuan agar ibu mengerti tentang penyakitnya sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu. Sesuai dengan teori bahwa kebutuhan ibu dengan metroragia adalah pemberian pendidikan kesehatan tentang metroragia (Varney, 2007).

35 c. Rencana selanjutnya adalah kolaborasi dengan dokter SpOG dalam penatalaksanaan lebih lanjut. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi dan tindakan kuretase (Wiknjosastro, 2010). d. Rencana pemberian informed consent sebelum dilakukan tindakan pada ibu dan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa informed consent merupakan persetujuan sepenuhnya yang diberikan pasien atau walinya pada tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik dalam masalah etik (Sofyan, 2006). VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman a. Mengobservasi keadaan umum, vital sign dan pengeluaran pervaginam dilakukan secara teratur. Pada tahap ini bidan mengukur tekanan darah dan suhu pasien, menghitung frekuensi nadi dan respirasi ibu, dan melakukan inspeksi pengeluaran pervaginam pada genitalia ibu. Dalam melakukan tindakan bidan telah sesuai dengan teori yaitu pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan posisi pasien duduk atau berbaring, sebelum melakukan pengukuran suhu apabila daerah yang akan diukur basah harus dikeringkan, dan untuk penghitungan nadi dan pernafasan dilakukan satu menit penuh. Sedangkan pengeluaran pervaginam diobservasi dengan cara inspeksi (Manuaba, 2008).

36 b. Memberikan informasi hasil pemeriksaan kondisi ibu bahwa ibu mengalami metroragia serta menginformasikan penanganannya adalah dengan kuretase. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kebutuhan ibu dengan metroragia adalah pemberian pendidikan kesehatan tentang metroragia (Varney, 2007). c. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk rawat inap, pemberian terapi infus RL 20 tpm dan tindakan kuretase. Dalam hal kuretase dokter bertindak sebagai operator dan bidan sebagai asisten operator. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi dan tindakan kuretase (Wiknjosastro, 2010). d. Memberikan informed consent pada penanggungjawab pasien sebelum dilakukan tindakan. Hal ini telah dilakukan dan sesuai dengan pernyataan Sofyan (2006) yang menjelaskan informed consent dilakukan dengan komunikasi dan penandatanganan formulir sebagai jaminan. VII. Evaluasi Berdasarkan tindakan yang dilakukan, kini ibu sudah dalam keadaan yang baik. Ibu tidak cemas lagi. Kuretase telah dilakukan dan perdarahan sudah berhenti. Pada tahap pemulihan ibu merasakan nyeri setelah kuretase. Keadaan ini sudah ditangani oleh dokter SpOG dalam pemberian terapi Asam Mefenamat 500 mg dengan dosis 3x sehari. Hal

37 ini sudah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi dan tindakan kuretase (Wiknjosastro, 2010).