PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10

D A F T A R I S I Halaman

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV GAMBARAN UMUM

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 26

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN...I.

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

BAB I PENDAHULUAN... I-1

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 30

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. Bab I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 47 SERI D

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 9 SERI E

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB VII P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN I-1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupeten Banjarnegara

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah tahun 2015 sesuai dengan visi, misi, dan program Bupati dan untuk melaksanakan ketentuan pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Tahun 2011-2016, maka dipandang perlu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Tahun 2015; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, maka perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah daerah Kabupaten tahun 2015; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4663); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4664); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4815); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman, Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698); 12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman, Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara RI Tahun 2010 Nomor 517); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E); 16. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2008 Nomor 14 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nomor 106); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tahun 2009 sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tahun 2005 2025; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 2011-2031; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tahun 2011-2016. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015. Pasal 1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 berfungsi untuk: a. Pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten tahun 2015 yang didahului dengan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS); b. Pedoman penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) tahun 2015; dan c. Pedoman pelaksanaan pembangunan daerah Tahun 2015 bagi seluruh pelaku pembangunan. Pasal 2 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Tahun 2015 berikut matriknya sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 3 Sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH BAB III : KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BAB VI : PENUTUP Pasal 4 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten. 7-2012 Ditetapkan di Pada tanggal 28-5-2014 - BUPATI BANJARNEGARA Cap ttd SUTEDJO SLAMET UTOMO Diundangkan di Pada tanggal -7-2012 SEKRETARIS DAERAH Cap ttd FAHRUDIN SLAMET SUSIADI

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii v BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3. Maksud dan Tujuan I-5 1.4. Hubungan Antar Dokumen I-6 1.5. Sistematika RKPD I-6 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH II-1 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah II-1 2.2. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah II-8 2.3. Permasalahan dan Isu-isu Strategis Pembangunan Daerah II-83 BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH III-1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah III-1 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah III-9 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH IV-1 4.1. Tujuan dan sasaran Pembangunan IV-1 4.2. Prioritas Pembangunan IV-22 4.3. Rencana Pengembangan Wilayah Kecamatan IV-49 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS V-1 5.1. Kewenangan Urusan Wajib V-1 5.2. Kewenangan Urusan Pilihan V-26 5.3. Program di Luar Kewenangan Urusan Wajib dan Kewenangan Urusan Pilihan V-33 BAB VI PENUTUP VI-1 LAMPIRAN Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten Tahun 2015 i

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kabupaten II-2 Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tahun 2012 II-7 Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tahun 2012 II-8 Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 II-10 Tabel 2.5. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten II-13 Tabel 2.6. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan Kabupaten II-15 Tabel 2.7. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan Kabupaten II-16 Tabel 2.8. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten II-16 Tabel 2.9. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga Kabupaten II-17 Tabel 2.10. Capaian Kinerja Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kabupaten II-18 Tabel 2.11. Capaian Kinerja Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur Urusan Perhubungan Kabupaten II-19 Tabel 2.12. Capaian Kinerja Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur Urusan Penataan Ruang Kabupaten II-20 Tabel 2.13. Capaian Kinerja Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kabupaten II-21 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten Tahun 2015 ii

Tabel 2.14. Capaian Kinerja Fokus Iklim Investasi Kabupaten Tabel 2.15. Capaian Kinerja Fokus Sumber Daya Manusia Kabupaten Tabel 2.16. Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tabel 2.17. Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tabel 2.18. Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Tabel 2.19. Capaian Kinerja Urusan Perumahan Tabel 2.20. Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Tabel 2.21. Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Tabel 2.22. Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Tabel 2.23. Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tabel 2.24. Capaian Kinerja Urusan Pertanahan Tabel 2.25. Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tabel 2.26. Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tabel 2.27. Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tabel 2.28. Capaian Kinerja Urusan Sosial Tabel 2.29. Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tabel 2.30. Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tabel 2.32. Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tabel 2.33. Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olahraga Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tabel 2.35. Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan II-22 II-22 II-24 II-33 II-39 II-41 II-42 II-43 II-45 II-46 II-48 II-49 II-50 II-53 II-55 II-57 II-59 II-60 II-60 II-61 II-62 II-66 II-69 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten Tahun 2015 iii

Tabel 2.37. Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa II-70 Tabel 2.38. Capaian Kinerja Urusan Statistik II-71 Tabel 2.39. Capaian Kinerja Urusan Kearsipan II-72 Tabel 2.40. Capaian Kinerja Urusan komunikasi dan Informatika II-73 Tabel 2.41. Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan II-74 Tabel 2.42. Capaian Kinerja Urusan Pertanian II-75 Tabel 2.43. Capaian Kinerja Urusan Kehutanan II-77 Tabel 2.44. Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral II-78 Tabel 2.45. Capaian Kinerja Urusan Pariwisata II-79 Tabel 2.46. Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan II-80 Tabel 2.47. Capaian Kinerja Urusan Perdagangan II-81 Tabel 2.48. Capaian Kinerja Urusan Perindustrian II-82 Tabel 2.49. Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian II-83 Tabel 3.1. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2013*) Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten (dalam jutaan rupiah) III-4 Tabel 3.2. Pertumbuhan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten Tahun 2013*) III-5 Tabel 3.3. Realisasi dan Proyeksi/ Pendapatan Kabupaten Tahun 2010-2016 (dalam jutaan Rupiah) III-11 Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2010-2016 (ribuan rupiah) III-16 Tabel 3.5. Realisasi dan Proyeksi/ Pembiayaan Daerah Tahun 2011-2016 (ribuan rupiah) III-19 Tabel 4.1. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran/ Strategi/Arah Kebijakan Pembangunan IV-3 Tabel 4.2. Program Prioritas Tahun 2015 IV-24 Tabel 4.3. Strategi dan Kebijakan Pro Job, Pro Poor, dan Pro Environment dalam Pencapaian MDGs IV-27 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten Tahun 2015 iv

Tabel 4.4. Kinerja Pemerintah Kabupaten Dalam Aspek Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2015 Tabel 4.5. Kinerja Pemerintah Kabupaten Dalam Aspek Pelayanan Umum Tahun 2015 Tabel 4.6. Kinerja Pemerintah Kabupaten Dalam Aspek Daya Saing Daerah Tahun 2015 IV-33 IV-34 IV-48 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Keterkaitan Permasalahan Pembangunan, Isu Strategis, dan Prioritas Pembangunan Daerah II-84 Gambar 3.1. Grafik Perkembangan Laju Inflasi per Bulan III-6 Gambar 4.1. Keterkaitan Prioritas Nasional, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tahun 2015 IV-32 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten Tahun 2015 v

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR: 33 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan secara umum merupakan semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Agar pembangunan dapat mencapai tujuan, maka pembangunan membutuhkan perencanaan yang akurat, eksekusi yang dinamis, dan kontrol yang ketat. Perencanaan pembangunan merupakan suatu fungsi utama manajemen pembangunan yang selalu diperlukan, karena kebutuhan akan pembangunan lebih besar dari alokasi sumber daya (resources) yang tersedia. Melalui perencanaan yang baik dapat dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memperoleh hasil yang optimal dalam pemanfaatan sumberdaya dan potensi yang ada. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan yang meliputi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (20 tahun), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (5 tahun) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (tahunan). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 merupakan penjabaran tahun ke-4 dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () Kabupaten Tahun 2011-2016. Dalam periode tahun ke-4 ini, RKPD B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-1

Tahun 2015 memasuki fase percepatan dan evaluasi implementasi program dalam pencapaian visi pembangunan daerah yaitu Terwujudnya yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia. RKPD Tahun 2015 disusun dengan mendasarkan pada program dan kegiatan prioritas yang telah ditetapkan dalam, dengan memperhatikan kondisi aktual dan kebutuhan riil pembangunan. RKPD Kabupaten Tahun 2015 merupakan produk bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten, dimana proses penyusunannya dilakukan melalui pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, serta top-down dan bottom-up. RKPD Kabupaten ini diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran, dimana pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah. Pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2015 dilakukan melalui pendekatan Common Goals serta kewilayahan dengan mengevaluasi pencapaian target kinerja tahun sebelumnya dan kemampuan anggaran untuk mencapai target pembangunan yang telah ditetapkan. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 disusun dengan berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-2

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-3

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tahun 2005 2025 sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tahun 2005 2025; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 2011-2031; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tahun 2011-2016; B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-4

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Menjabarkan Tahun 2011 2016 ke dalam rencana program kegiatan prioritas Kabupaten Tahun 2015 dan menyelaraskan dengan sasaran dan program RKP Tahun 2015 dan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015; b. Menciptakan sinergi antara program dan kegiatan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan; c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Penyusunan RKPD Kabupaten tahun 2015 bertujuan untuk: a. Menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan APBD Kabupaten Tahun Anggaran 2015, yang dalam penyusunannya didahului dengan menyusun Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-5

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015; b. Menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Pembangunan Daerah di Kabupaten Tahun 2015; c. Menjadi media akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government). 1.4 Hubungan Antar Dokumen RKPD Kabupaten tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten yang disusun untuk menjabarkan Kabupaten Tahun 2011-2016, dan diintegrasikan dengan dokumen perencanaan lainnya baik di tingkat provinsi maupun nasional. Selanjutnya RKPD menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD). Sejalan dengan upaya untuk mewujudkan pembangunan nasional yang adil dan merata, RKPD Tahun 2015 juga disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan sinkronisasi program pembangunan daerah dengan program pembangunan nasional dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkeadilan (sustainable growth with equity) dengan strategi pembangunan yang pro growth, pro job, pro poor, dan pro environment serta memperhatikan kebijakan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals (MDGs)). 1.5 Sistematika RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut: B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-6

BAB I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen perencanaan, dan sistematika RKPD. BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH Memuat gambaran umum kondisi daerah meliputi aspek geografis dan demografis, evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2013 dan realisasi target, serta permasalahan dan isu-isu strategis pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah. BAB III : KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat arah kebijakan ekonomi daerah, kondisi ekonomi daerah dan prospek perekonomian daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah yang mencakup proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan serta arah kebijakan belanja daerah. BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Memuat tentang tujuan dan sasaran pembangunan, pokok-pokok pikiran DPRD, dan program prioritas pembangunan daerah. BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS Memuat rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan. B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-7

BAB VI : PENUTUP Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah tahun 2015. B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] I-8

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi 1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah bagian barat dengan total luas wilayah sebesar 106.971,01 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah (3,25 juta ha). Secara administratif Kabupaten terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan. Kecamatan terluas di Kabupaten adalah Kecamatan Punggelan dengan luas sebesar 10.284,01 ha atau 9,61% dari total luas wilayah Kabupaten, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purwareja Klampok dengan luas sebesar 2.186,67 ha atau 2,04% dari total luas wilayah Kabupaten. Wilayah Kabupaten berbatasan secara langsung dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas Kabupaten dapat dirinci sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang; Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo; Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Kebumen; dan Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Adapun pembagian wilayah administratif Kabupaten menurut kecamatan dapat dirinci sebagai berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-1

Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kabupaten Kecamatan Luas Jumlah Jumlah (Ha) Desa Kelurahan Susukan 5.265,67 15 - Purwareja Klampok 2.186,67 8 - Mandiraja 5.261,58 16 - Purwanegara 7.386,53 13 - Bawang 5.520,64 18-2.624,20 4 9 Sigaluh 3.955,95 14 1 Madukara 4.820,15 18 2 Banjarmangu 4.635,61 17 - Wanadadi 2.827,41 11 - Rakit 3.244,62 11 - Punggelan 10.284,01 17 - Karangkobar 3.906,94 13 - Wanayasa 8.201,13 17 - Kalibening 8.377,56 16 - Batur 4.717,10 8 - Pagentan 4.618,98 16 - Pejawaran 5.224,97 17 - Pagedongan 8.055,24 9 - Pandanarum 5.856,05 8 - Total 106.971,01 266 12 Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2012 2) Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten terletak antara 7 12' 7 31' Lintang Selatan dan 109 20'10'' 109 45'50'' Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur, dengan sebagian besar wilayah Kabupaten (37,04%) berada pada ketinggian antara 100-500 m dpl. Berdasarkan pembagian zona fisiografi, Kabupaten masuk dalam 3 (tiga) zona yang berbeda yaitu Zona Pegunungan Serayu Utara dengan morfologi berupa rangkaian pegunungan dengan lereng dan lembah yang curam, Zona Depresi Sentral yang merupakan dataran dengan lembah Sungai Serayu yang subur, dan Zona Pegunungan Serayu Selatan yang berupa lereng yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan sering kekurangan air. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-2

3) Topografi Kabupaten memiliki relief yang beraneka ragam, yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan dengan pegunungan landai hingga tinggi dan curam. Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografisnya, dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) zona, yaitu: a) Bagian utara yang terdiri dari daerah pegunungan dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu; b) Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar, merupakan lembah Sungai Serayu yang subur, mencakup sebagian Kecamatan, Madukara, Bawang, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu; c) Bagian selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam, merupakan bagian dari pegunungan Serayu Selatan. Bagian ini meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Kecamatan, Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, dan sebagian Kecamatan Susukan. 4) Geologi Berdasarkan peta geologi, kondisi geologi Kabupaten adalah sebagai berikut: a) Pembagian Formasi Endapan Berdasarkan hasil survei nasional tentang geologi regional, Kabupaten termasuk wilayah jalur fisiografi Pegunungan Serayu Selatan. Adapun stratigrafi daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari: (1). Sekis Kristalin; (2). Sabak; (3). Serpih Hitam; B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-3

(4). Filit; (5). Kwarsit; dan (6). Batuan Gamping. Sedangkan batuan pra tersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa batu gamping orbitulina. Di atas batuan pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri dari sedimen eosen dan horison tufanapalon serta horison breksi. Batuan termudanya yaitu batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapan baru. b) Formasi Batuan Berdasarkan hasil penyelidikan tahun 1974 oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten, maka diperoleh data formasi batuan di Kabupaten, adalah sebagai berikut: (1). Batuan Grewake dan lempung hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden Kecamatan Purwanegara; (2). Batuan Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara hingga daerah Kebutuhduwur, Kecamatan Pagedongan; (3). Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan Pegunungan Serayu Selatan. 5) Hidrologi Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang 60%) berbentuk pegunungan dan perbukitan, Kabupaten memiliki beberapa sungai. Sungai yang terbesar yaitu Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya antara lain Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai-sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-4

Terdapat 14 (empat belas) sungai di Kabupaten yang memiliki panjang lebih dari 10 km dengan Sungai Serayu sebagai sungai terpanjang yaitu 66 km. 6) Klimatologi Kabupaten beriklim tropis. Musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan bulan-bulan basah (hujan) lebih banyak dari pada bulanbulan kering (kemarau) dengan curah hujan rata-rata 4.450,53 mm per tahun. Curah hujan tertinggi pada tahun 2012 terjadi di Kecamatan sebanyak 4.429 mm dengan 132 hari hujan, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Susukan sebesar 3.173 mm dengan 134 hari hujan. Suhu udara selama tahun 2012 berkisar antara 18 C-29 C dengan temperatur terdingin yaitu 18,30 C, kecepatan angin sebesar 5,68 knot, dan kelembaban udara berkisar 81%-90%. 7) Penggunaan Lahan Penggunaan lahan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: a). Kawasan Budi Daya Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Kawasan budidaya di Kabupaten terdiri atas: 1). Kawasan peruntukan hutan produksi; 2). Kawasan peruntukan hutan rakyat; 3). Kawasan peruntukan pertanian; 4). Kawasan peruntukan perikanan; 5). Kawasan peruntukan pertambangan; 6). Kawasan peruntukan industri; B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-5

7). Kawasan peruntukan pariwisata; 8). Kawasan peruntukan permukiman; 9). Kawasan pertahanan dan keamanan; 10). Kawasan peruntukan lainnya. b). Kawasan Lindung Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumber daya alam, sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten adalah: 1). Kawasan hutan lindung; 2). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; 3). Kawasan perlindungan setempat; 4). Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; 5). Kawasan rawan bencana alam; 6). Kawasan lindung geologi; 7). Kawasan lindung lainnya. 2.1.2 Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten pada tahun 2012 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten sejumlah 945.154 jiwa, terdiri atas 473.207 jiwa laki-laki dan 471.947 jiwa perempuan, meningkat sebanyak 6.386 jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 yang berjumlah 938.768 jiwa yang terdiri atas 469.634 jiwa laki-laki dan 469.134 jiwa perempuan. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka bertambah pula peningkatan jumlah rumah tangga yang diakibatkan oleh perubahan status perkawinan penduduk. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-6

Pada akhir tahun 2011 jumlah rumah tangga tercatat sebesar 246.692 rumah tangga, dan jumlahnya meningkat sebanyak 8.684 rumah tangga pada tahun 2012 menjadi sebesar 255.376 rumah tangga. Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak merata, dimana kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Purwanegara yaitu sebanyak 73.665 jiwa (7,79%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk 22.369 jiwa (2,37%). Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk Kabupaten pada tahun 2012 adalah sebesar 884 jiwa per Km², dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan yaitu sebanyak 2.346 jiwa per Km², sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di wilayah Kecamatan Pandanarum yaitu sebanyak 382 jiwa per Km². Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tahun 2012 Luas Penduduk Kecamatan Area Laki- Perempuan Datan Kepa- (Km²) Jumlah Laki Susukan 52,66 31.539 31.884 63.423 1.204 Purwareja Klampok 21,87 24.797 24.099 48.896 2.236 Mandiraja 52,61 33.273 34.629 67.902 1.291 Purwanegara 73,86 36.866 36.799 73.665 997 Bawang 55,25 27.799 27.528 55.327 1.001 26,24 30.385 31.166 61.551 2.346 Pagedongan 80,51 18.681 18.635 37.316 463 Sigaluh 39,56 15.875 15.179 31.054 785 Madukara 48,20 21.571 21.424 42.995 892 Banjarmangu 46,36 20.866 20.814 41.680 899 Wanadadi 28,27 15.148 14.984 30.132 1.066 Rakit 32,45 26.154 26.241 52.395 1.615 Punggelan 102,84 36.870 36.673 73.543 715 Karangkobar 39,07 14.715 14.494 29.209 748 Pagentan 46,19 19.051 18.752 37.803 818 Pejawaran 52,25 22.168 21.553 43.721 837 Batur 47,17 19.792 19.460 39.252 832 Wanayasa 82,01 23.708 23.350 47.058 574 Kalibening 83,78 22.658 23.205 45.863 547 Pandanarum 58,56 11.291 11.078 22.369 382 T o t a l 1.069,71 473.207 471.947 945.154 884 Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2012 B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-7

Komposisi penduduk berdasarkan umur ditampilkan pada tabel 2.3. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif (15-64 tahun) sebesar 65,62% yang dapat menjadi aset yang produktif bagi pembangunan Kabupaten. Rasio jenis kelamin pada tahun 2012 sebesar 100,27, yang berarti jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak 0,27% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tahun 2012 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0-4 42.315 40.911 83.226 5-9 44.237 42.390 86.627 10-14 44.894 42.234 87.128 15-19 39.132 35.552 74.684 20-24 31.475 32.838 64.313 25-29 37.327 39.169 76.496 30-34 35.696 36.241 71.937 35-39 34.523 35.599 70.122 40-44 34.313 35.224 69.537 45-49 31.558 32.351 63.909 50-54 27.354 27.054 54.408 55-59 21.919 20.650 42.569 60-64 15.847 16.425 32.272 65-69 13.692 14.186 27.878 70-74 9.337 10.146 19.483 75+ 9.588 10.977 20.565 T o t a l 473.207 471.947 945.154 Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2012 2.2 Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Pembangunan merupakan bentuk perubahan yang terarah dan terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, dengan tiga tujuan pokok yaitu peningkatan ketersediaan kebutuhan hidup pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial. Pembangunan daerah diselenggarakan mendasarkan pada perkembangan keadaan daerah, kemampuan keuangan daerah dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-8

Proses pembangunan menuntut kemauan keras dan kemampuan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat untuk keperluan pembangunan. Proses pembangunan menyangkut tiga tahapan, meliputi perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan, serta monitoring dan evaluasi pembangunan. Ketiga tahapan tersebut membentuk siklus berulang yang saling menunjang efektivitas penyelenggaraan pembangunan, sehingga dapat berhasil guna dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah. Evaluasi pembangunan sangat penting sebagai satu tahapan dalam siklus pembangunan. Evaluasi dapat digunakan untuk: (1) Mengetahui keberhasilan/kegagalan suatu kebijakan pembangunan; (2) mengetahui penyebab kegagalan suatu kebijakan pembangunan; (3) mengetahui apakah dampak kebijakan pembangunan sesuai dengan harapan; dan (4) Menilai manfaat suatu kebijakan pembangunan. Pentingnya evaluasi kinerja diperkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 2.2.1 Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IPM adalah pengukuran agregatif dari usia harapan hidup, melek huruf, lama sekolah, dan standar hidup. IPM merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu kemampuan untuk hidup sehat dengan umur yang panjang, kemampuan dalam mengakses pendidikan, serta kemampuan dalam memperoleh penghidupan yang layak. Meski mengalami peningkatan, namun IPM Kabupaten masih terpaut jauh di bawah ratarata IPM Provinsi Jawa Tengah. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel di bawah ini: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-9

N o Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Kabupaten Usia Harapan Hidup Angka Melek Huruf Ratarata Lama Sekolah Pengeluaran Per Kapita yg Disesuaikan IPM 1 69,36 88,49 6,35 641,53 70,70 2 Jawa Tengah 71,71 90,45 7,39 643,53 73,36 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2013 b. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten berdasarkan angka sangat sementara mengalami kenaikan pada tahun 2013 bila dibandingkan tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan mengalami percepatan dari 5,25% pada tahun 2012 menjadi 5,38% pada tahun 2013. PDRB atas dasar harga berlaku (angka sangat sementara) meningkat dari Rp 8,21 trilyun pada tahun 2012 menjadi Rp 9,02 trilyun pada tahun 2013. Sedangkan menurut harga konstan (angka sangat sementara) PDRB meningkat dari Rp 3,2 trilyun pada tahun 2012 menjadi Rp 3,36 trilyun pada tahun 2013. c. Laju Inflasi Laju inflasi selama tahun 2013 cenderung fluktuatif. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh adanya kenaikan harga BBM oleh pemerintah (administered price) yang pada akhirnya menjadi pemicu inflasi pada kelompok komoditas yang lain. Secara agregat, inflasi yang terjadi selama tahun 2013 adalah sebesar 8,35% (y-o-y), meningkat jauh bila dibandingkan dengan angka inflasi pada tahun 2012 yang hanya sebesar 4,55%. Inflatoar terbesar selama tahun 2013 adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami inflasi sebesar 14,51% diikuti oleh kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 10,24%. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-10

d. PDRB per Kapita PDRB per kapita adalah nilai PDRB per satu orang penduduk. PDRB per kapita dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. PDRB per kapita Kabupaten atas dasar harga berlaku (angka sangat sementara) mengalami kenaikan pada 2013, dari Rp 8.719.392,- pada tahun 2012 menjadi Rp 10.137.000,- e. Rasio Gini Rasio gini merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, dengan indikasi pemerataan sempurna bila nilai rasio adalah 0 (nol) dan ketimpangan sempurna bila nilai rasio adalah 1 (satu). Pada tahun 2012 angka rasio gini di Kabupaten adalah 0,33, turun bila dibandingkan dengan angka capaian pada tahun 2011 yang sebesar 0,36. f. Indeks Williamson Perbedaan kondisi geografis dan demografis secara alami akan menimbulkan ketimpangan ekonomi antar wilayah. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur ketimpangan ekonomi antar wilayah adalah Indeks Williamson. Rentang angka Indeks Williamson (IW) adalah angka 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Semakin mendekati nol maka tingkat kesenjangan ekonomi semakin rendah, sebaliknya apabila nilai indeks williamson semakin mendekati angka 1 (satu) maka tingkat ketimpangan pendapatan antar wilayah semakin tinggi. Indeks Wiliamson Tahun 2012 menunjukkan angka 0,55 meningkat bila dibandingkan angka indeks pada tahun 2011 yang hanya sebesar 0,53. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-11

2.2.2 Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat A.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur dari sebanyak 5 indikator, yaitu laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, Indeks Williamson (indeks ketimpangan regional), dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan. Dibandingkan dengan target akhir, semua indikator berstatus akan tercapai (capaian target akhir sampai dengan tahun 2013 sebesar 40%-<100%). Namun demikian apabila dibandingkan dengan target tahunan, beberapa indikator capaiannya masih lebih rendah, antara lain laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten belum mencapai target tahun 2013 dipengaruhi oleh pola perekonomian Kabupaten yang didominasi oleh sektor primer, terutama pertanian dengan kontribusi pertumbuhan PDRB yang rendah, sementara sektor sekunder seperti industri pengolahan, perdagangan dan jasa-jasa belum terlalu optimal. Agroindustri tentunya perlu dikembangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indeks ketimpangan Williamson yang cukup tinggi dipengaruhi oleh kemajuan pembangunan masing-masing wilayah kecamatan yang berbeda. Pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah tentunya perlu dikurangi dengan meningkatkan pembangunan pada wilayah kecamatan yang kurang maju, sehingga perekonomian masyarakat dapat meningkat. Angka kemiskinan yang belum sesuai target tahun 2013 dipengaruhi berbagai faktor diantaranya akses terhadap pendidikan dan kesehatan, akses pangan, dan sarana prasarana dasar (termasuk sanitasi) yang masih rendah, serta pengaruh kebijakan-kebijakan strategis di tingkat nasional. Upaya penanggulangan kemiskinan tentunya perlu direncanakan dengan baik secara lintas sektor melalui B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-12

No pelaksanaan strategi penanggulangan kemiskinan secara terpadu. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.5. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten Indikator Kinerja 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi 2. Laju inflasi kabupaten 3. PDRB per kapita (Rp 000) 4. Indeks ketimpangan Williamson 5. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan Keterangan : Satuan Pencapaian Kinerja Akhir 2016 % Capaian 2012 2013 2012 2013 % 5,39 5,42 5,25 5,40 6,07 88,96 % 7,23 7,17 4,55 8,35 7,03 81,22 Rp 000 8.011, 8898, 8719, 10137 12189, 83,17 94 06 392,00 01 0,52 0,5 0,55 NA 0,47 82,98 % 82,11 84,52 81,13 NA 91,72 88,45 Telah Tercapai Akan Tercapai Perlu Upaya Keras Status A.2 Fokus Kesejahteraan Sosial Kondisi kesejahteraan sosial di Kabupaten ditunjukkan oleh beberapa indikator pada urusan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta seni budaya dan olahraga. 1. Urusan Pendidikan Indikator kesejahteraan sosial pada urusan pendidikan yang tercantum dalam dan ditargetkan pada tahun 2013 mencakup sejumlah 8 indikator, yaitu: Angka melek huruf; Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C; Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C; dan Angka rata-rata lama sekolah. Pencapaian target pada tahun 2013 kedelapan indikator B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-13

tersebut, menunjukkan bahwa sebanyak 7 indikator berstatus belum tercapai (capaian target tahun 2013 kurang dari 100%), 1 indikator berstatus telah tercapai (capaian target 2012 sebesar 100% atau lebih) dan 1 indikator belum diketahui target capaiannya. Tujuh indikator yang belum mencapai target yaitu: (1) Angka melek huruf; (2) Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A; (3) Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B; (4) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; (5) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; dan (6) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C; dan (7) rata-rata lama sekolah. Capaian angka melek huruf belum sesuai target tahun 2013 disebabkkan masih banyaknya penduduk lanjut usia yang buta huruf. Capaian angka partisipasi murni belum sesuai target tahun 2013 disebabkan anak di bawah usia SD/MI (7-12th) sudah bersekolah pada jenjang SD/MI, begitu pula untuk indikator Angka partisipasi sekolah usia 13-15 tahun, anak di bawah usia SMP/MTs (13-15th) sudah bersekolah pada jenjang SMP/MTs; dan banyak anak di bawah usia SMA/MA/SMK (16-18th) sudah bersekolah pada jenjang SMA/MA/SMK. Capaian Angka rata-rata UN SD/MI; Angka rata-rata UN SMP/MTs; dan Angka rata-rata UN SMA/MA; dan Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA yang belum sesuai target dipengaruhi oleh kualitas guru dan proses pembelajaran yang belum merata di masing-masih sekolah. Capaian Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV belum sesuai target disebabkan banyaknya tenaga honorer sekolah (wiyata bhakti) dengan kualifikasi pendidikan di bawah D4/S1. Gambaran pencapaian target kinerja indikator urusan pendidikan adalah sebagai berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-14

No Tabel 2.6. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan Kabupaten Indikator Kinerja Pencapaian Kinerja 2012 2013 2012 2013 Akhir 2016 % Capaian 1. Angka melek huruf 99,97 99,98 99,3 99,51 100 99,51% Status 2. Angka Partisipasi Kasar 97,85 98,38 93,8 98,11 100 98,11% SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Kasar 83,67 86,5 82,01 90,87 95 95,65% SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Kasar 53,24 54,01 54,52 62,29 56,31 110,62% SMA/SMK/MA/Paket C 5. Angka Partisipasi Murni 97,47 98,01 80,77 84,57 99,62 84,89% (APM) SD/MI/Paket A 6. Angka Partisipasi Murni 81,59 84,43 56,54 56,89 92,93 61,22% (APM) SMP/MTs/Paket B 7. Angka Partisipasi Murni 45,91 46,68 34,41 34,82 48,99 71,08% (APM) SMA/SMK/MA/ Paket C 8. Angka rata-rata lama sekolah 6,51 6,65 6,35 NA 7,1 Keterangan : Telah Tercapai Akan Tercapai Perlu Upaya Keras 2. Urusan Kesehatan Indikator kesejahteraan sosial pada Urusan kesehatan yang ditargetkan pada tahun 2013 mencakup sejumlah 4 indikator, yaitu: Angka kematian bayi, Angka Kematian Ibu, Angka usia harapan hidup, dan Persentase balita gizi buruk (BB/TB). Indikator yang belum mencapai target tahun 2013 yaitu Angka kematian bayi. Kematian bayi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) keterlambatan rujukan karena keluarga tidak segera memberi keputusan, dan kurangnya kepatuhan pasien dalam menjalankan advis; (2) fasilitas rujukan yang kurang memenuhi baik fasilitas maupun SDM; (3) ketrampilan dan kepatuhan petugas yang masih perlu ditingkatkan. Gambaran pencapaian target kinerja indikator urusan kesehatan adalah sebagai berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-15

No Tabel 2.7. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan Kabupaten Indikator Kinerja Satuan Pencapaian Kinerja 2012 2013 2012 2013 Akhir 2016 % Capaian 1. Angka Per 1000 10,1 10 18,16 16,61 8,5 33,9 kematian bayi KH 2. Angka Per 74,25 74 140,6 116,02 60 42,31 Kematian Ibu 100.000 KH 3. Angka usia Tahun 69,38 69,55 69,36 NA 70,3 98,66 harapan hidup 4. Persentase % 1 1 0,34 0,06 1 194 balita gizi buruk (BB/TB) Keterangan : Telah Tercapai Akan Tercapai Perlu Upaya Keras Status No 3. Urusan Ketenagakerjaan Indikator kesejahteraan sosial pada urusan kesehatan yang tercantum dalam dan ditargetkan pada tahun 2013 sebanyak 1 indikator, yaitu: Rasio penduduk yang bekerja. Indikator tersebut berstatus belum tercapai disebabkan masih terbatasnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di Kabupaten. Dalam rangka meningkatkan rasio penduduk yang bekerja, diperlukan penciptaan lapangan usaha baru melalui peningkatan investasi daerah, pengembangan usaha ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kemampuan kewirausahaan dan bantuan modal usaha. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial urusan ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.8. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Indikator Kinerja 1. Rasio penduduk yang bekerja Keterangan : Pencapaian Kinerja 2012 2013 2012 2013 Telah Tercapai Akhir 2016 % Capaian 0,97 0,97 0,94 0,96 0,99 97 Akan Tercapai Perlu Upaya Keras Status B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-16

4. Bidang Seni Budaya dan Olahraga Indikator kesejahteraan sosial pada fokus seni budaya dan olahraga yang tercantum dalam dan ditargetkan pada tahun 2013 sebanyak 2 indikator urusan kebudayaan, yaitu: Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk dan Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk; dan 2 urusan pemuda dan olahraga, yaitu: Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk; dan Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk. Semua indikator (2 indikator) pada urusan kebudayaan berstatus telah tercapai (capaian kinerja sebesar 100% atau lebih). Semua indikator (2 indikator) pada urusan pemuda dan olahraga juga berstatus telah tercapai (capaian kinerja sebesar 100% atau lebih). Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial seni budaya dan olahraga sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.9 Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga Kabupaten No Indikator Kinerja 1. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 2. Gedung kesenian per 10.000 penduduk 3. Jumlah klub olahraga per 10.000 jumlah penduduk 4. Jumlah gedung olahraga per 10.000 jumlah penduduk Keterangan : Satuan per 10.000 penduduk per 10.000 penduduk Telah Tercapai Pencapaian Kinerja 2012 2013 2012 2013 Akhir 2016 % Capaian 0,07 0,07 0,123 0,123 0,07 175,71 0,001 6 0,000 3 0 0 0 0,0003 0,0001 100 0,001 6 0,000 3 0,017 8 0,000 3 Akan Tercapai 0,0178 0,0016 1112,5 0,0003 0,0003 100 Perlu Upaya Keras Status B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] II-17