RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH"

Transkripsi

1 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH 2018 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017

2 BUPATI BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017

3

4

5

6

7 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR iii vii vii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Dokumen RKPD Maksud dan Tujuan 8 BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH Gambaran Umum Kondisi Daerah Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Permasalahan dan Isu Strategis 82 BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah Kebijakan Ekonomi Arah Kebijakan Keuangan 92 BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Tema, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Prioritas Pembangunan Daerah Rencana Pengembangan Wilayah 148 BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar 166 i

8 5.3. Urusan Pemerintahan Pilihan Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan 186 BAB 6 PENUTUP 192 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2018 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2019 KABUPATEN BANJARNEGARA 194 REKAPITULASI USULAN BELANJA LANGSUNG 381 ii

9 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di 10 Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Tahun Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun Tabel 2.5. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 17 Tabel 2.6. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan 19 Tabel 2.7. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan 21 Tabel 2.8. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan 22 Tabel 2.9. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga 22 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pendidikan 25 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kesehatan 36 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 41 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perumahan 43 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat 44 iii

10 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Sosial 45 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Tenaga Kerja 47 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 49 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pangan 51 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Lingkungan Hidup 53 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 55 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 56 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 58 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perhubungan 59 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika 60 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Koperasi dan UKM 62 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Penanaman Modal 63 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga 64 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Statistik 64 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kebudayaan 65 iv

11 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perpustakaan 66 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kearsipan 67 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan 68 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pariwisata 69 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pertanian 71 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perdagangan 73 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perindustrian 74 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Transmigrasi 74 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Administrasi Pemerintahan 75 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pengawasan 77 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perencanaan 78 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Keuangan 78 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kepegawaian 79 Tabel Capaian Target Kinerja Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 81 Tabel Capaian Kinerja Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 82 Tabel Prioritas dan Isu Strategis 85 v

12 Tabel 3.1. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010 Tahun Tabel 3.2. Pertumbuhan Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010 Tahun Tabel 3.3. PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi seeks Karesidenan Banyumas 91 Tabel 3.4. Pendapatan Daerah Tahun Tabel 3.5. Belanja Daerah Tahun Tabel 3.6. Pembiayaan Daerah Tahun Tabel 4.1. Keterkaitan Visi/Misi dengan Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Pembangunan 104 Tabel 4.2. Sinkronisasi Prioritas Nasional, Provinsi Jawa Tengah, dan Serta Sasaran dan Program Prioritas Daerah Tahun Tabel 4.3. Prioritas, Sasaran, dan Target Daerah Tahun vi

13 DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1. Perkembangan Laju Inflasi Bulanan Tahun 2015 dan DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Peta Prioritas Pengembangan Wilayah Tahun vii

14 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 41 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2018 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan adalah suatu proses melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik dengan memanfaatkan/mendayagunakan berbagai sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam sebuah proses pembangunan. Sebagai tahapan awal, perencanaan pembangunan akan menjadi bahan atau pedoman/acuan dasar bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan (action plan). Oleh karena itu perencanaan hendaknya bersifat implementatif atau dapat dilaksanakan. Perencanaan pembangunan menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari sistem pemerintahan dan pembangunan di negara manapun. Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat baik yang bersifat komprehensif maupun yang bersifat parsial. Pentingnya perencanaan pembangunan daerah berangkat dari kenyataan bahwa mekanisme pasar tidak selalu mampu mewujudkan seluruh keinginan pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, penghapusan kemiskinan, pemerataan pembangunan, penyediaan prasarana dan sarana sosial, pengendalian dan stabilitas. Pendahuluan 1

15 Faktor lain yang mendorong pentingnya perencanaan pembangunan daerah adalah adanya tuntutan kebutuhan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan lapangan berusaha, peningkatan akses dan kualitas pelayanan publik serta daya saing daerah. Melalui perencanaan pembangunan daerah, diharapkan tujuan pembangunan nasional dapat diselaraskan dengan tujuan dan kondisi spesifik daerah, aspirasi masyarakat bawah serta disinergikan dengan program provinsi maupun program pemerintah pusat. Proses perencanaan merupakan tindakan pengambilan keputusan di depan, mengenai apa, bagaimana, bilamana dan siapa yang berkaitan dengan sesuatu kegiatan dalam mencapai tujuannya. Dalam upaya mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik, pemerintah harus menyelenggarakan proses perencanaan pembangunan yang transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berwawasan lingkungan sebagaimana diamanatkan dalam Undangundang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, meliputi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan periode 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan periode 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana pembangunan tahunan. Tahun 2017 merupakan tahun strategis yaitu tahun perencanaan dan tahun politik. Tahun perencanaan karena pemerintah daerah dihadapkan pada 2 (dua) agenda penting yaitu menyusun dokumen RKPD Tahun 2018 (dokumen perencanaan tahunan) dan dokumen RPJMD Tahun Di samping itu tahun 2017 juga merupakan tahun politik di mana pemerintah bersama 101 daerah lainnya di seluruh Indonesia secara serentak menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah pada tanggal 15 Februari Pendahuluan 2

16 Tahun 2017 merupakan masa transisi dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan dokumen RPJMD periode tahun sudah berakhir pada bulan Oktober 2016, sehingga dalam menyusun dokumen RKPD tahun 2018 menggunakan pasal peralihan dalam RPJMD Tahun Oleh karena itu RKPD tahun 2018 disusun dengan mengacu pada pokokpokok RPJMD Tahun dan RPJPD Tahun serta dengan memperhatikan keselarasan dan memberikan dukungan bagi pencapaian RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 dan RKP Tahun Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD Tahun 2018 sekurangkurangnya memuat tentang kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumbersumber lainnya Dasar Hukum Penyusunan RKPD Tahun 2018 disusun dengan berdasarkan pada: 1. UndangUndang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan DaerahDaerah Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Pendahuluan 3

17 5. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 8. UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 9. UndangUndang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan; 10. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah /Kota; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; Pendahuluan 4

18 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun ; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun ; 22. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun ; 23. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 24. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal; 25. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun ; 26. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Pendahuluan 5

19 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Perangkat Daerah; 32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Hubungan Antar Dokumen RKPD tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang disusun untuk menjabarkan arah RPJPD Tahun Disamping itu RKPD Tahun 2018 disusun dengan memperhatikan dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun dan RPJMN Tahun RKPD dan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah disusun secara simultan, dimana penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2018 dilaksanakan dengan berpedoman pada RKPD Tahun Selain berpedoman pada RKPD, Renja Perangkat Derah juga disusun dengan berpedoman pada pokokpokok kebijakan RPJMD Tahun , RPJPD Tahun Selanjutnya RKPD Tahun 2018 menjadi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2018 yang sebelumnya Pendahuluan 6

20 didahului oleh penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran Sistematika Dokumen RKPD RKPD Tahun 2018 disusun berdasarkan sistematika yang diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD. BAB 2 : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH Memuat gambaran umum kondisi daerah meliputi aspek geografis dan demografis, evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan RKPD Tahun 2016, serta permasalahan dan isuisu strategis pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah. BAB 3 : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat arah kebijakan ekonomi daerah, kondisi ekonomi daerah dan prospek perekonomian daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah yang mencakup proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan serta arah kebijakan belanja daerah. BAB 4 : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Memuat tentang tujuan dan sasaran pembangunan, pokokpokok pikiran DPRD, dan program prioritas pembangunan daerah. Pendahuluan 7

21 BAB 5 : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Memuat rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan. BAB 6 : PENUTUP Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah tahun Maksud dan Tujuan RKPD Tahun 2018 disusun dengan maksud untuk: a. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun ke dalam rencana program kegiatan prioritas Tahun 2018 dan menyelaraskan dengan sasaran dan program RKP Tahun 2018 dan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018; b. Menciptakan sinergi antara program dan kegiatan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan; c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Sedangkan tujuan dari penyusunan RKPD tahun 2018 adalah sebagai berikut: a. Menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan Tahun Anggaran 2018, yang dalam penyusunannya didahului dengan menyusun Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2018; b. Menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Pembangunan Daerah di Tahun 2018; c. Menjadi media akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Pendahuluan 8

22 BAB 2 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi adalah salah satu di Provinsi Jawa Tengah bagian barat dengan total luas wilayah sebesar ,01 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah (3,25 juta ha). Secara administratif terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan. Kecamatan terluas di adalah Kecamatan Punggelan dengan luas sebesar ,01 ha atau 9,61% dari total luas wilayah, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purwareja Klampok dengan luas sebesar 2.186,67 ha atau 2,04% dari total luas wilayah. Wilayah berbatasan secara langsung dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batasbatas dapat dirinci sebagai berikut: Sebelah utara : berbatasan dengan Pekalongan dan Batang; Sebelah timur : berbatasan dengan Wonosobo; Sebelah selatan : berbatasan dengan Kebumen; dan Sebelah barat : berbatasan dengan Purbalingga dan Banyumas. Adapun pembagian wilayah administratif menurut kecamatan dapat dirinci sebagai berikut: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 9

23 Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kecamatan Luas Jumlah Jumlah (Ha) Desa Kelurahan Susukan 5.265,67 15 Purwareja Klampok 2.186,67 8 Mandiraja 5.261,58 16 Purwanegara 7.386,53 13 Bawang 5.520, , Sigaluh 3.955, Madukara 4.820, Banjarmangu 4.635,61 17 Wanadadi 2.827,41 11 Rakit 3.244,62 11 Punggelan ,01 17 Karangkobar 3.906,94 13 Wanayasa 8.201,13 17 Kalibening 8.377,56 16 Batur 4.717,10 8 Pagentan 4.618,98 16 Pejawaran 5.224,97 17 Pagedongan 8.055,24 9 Pandanarum 5.856,05 8 Total , Sumber: Dalam Angka 2015 B. Letak dan Kondisi Geografis terletak antara 7 12' 7 31' Lintang Selatan dan '10'' '50'' Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur, dengan sebagian besar wilayah (37,04%) berada pada ketinggian antara m dpl. Berdasarkan pembagian zona fisiografi, masuk dalam 3 (tiga) zona yang berbeda yaitu Zona Pegunungan Serayu Utara dengan morfologi berupa rangkaian pegunungan dengan lereng dan lembah yang curam, Zona Depresi Sentral yang merupakan dataran dengan lembah Sungai Serayu yang subur, dan Zona Pegunungan Serayu Selatan yang berupa lereng yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan sering kekurangan air. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 10

24 C. Topografi memiliki relief yang beraneka ragam, yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan dengan pegunungan landai hingga tinggi dan curam. Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografisnya, dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) zona, yaitu: a) Bagian utara yang terdiri dari daerah pegunungan dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu; b) Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar, merupakan lembah Sungai Serayu yang subur, mencakup sebagian Kecamatan, Madukara, Bawang, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu; c) Bagian selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam, merupakan bagian dari pegunungan Serayu Selatan. Bagian ini meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Kecamatan, Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, dan sebagian Kecamatan Susukan. D. Geologi Berdasarkan peta geologi, kondisi geologi adalah sebagai berikut: a) Pembagian Formasi Endapan Berdasarkan hasil survei nasional tentang geologi regional, termasuk wilayah jalur fisiografi Pegunungan Serayu Selatan. Adapun stratigrafi daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari: (1). Sekis Kristalin; (2). Sabak; (3). Serpih Hitam; (4). Filit; (5). Kwarsit; dan (6). Batuan Gamping. Sedangkan batuan pra tersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensalensa batu gamping orbitulina. Di atas batuan pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri dari sedimen eosen dan horison tufanapalon serta horison breksi. Batuan termudanya yaitu Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 11

25 batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapan baru. b) Formasi Batuan Formasi batuan di terdiri atas: (1). Batuan Grewake dan lempung hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden Kecamatan Purwanegara; (2). Batuan Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara hingga daerah Kebutuhduwur, Kecamatan Pagedongan; (3). Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan Pegunungan Serayu Selatan. E. Hidrologi Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang 60%) berbentuk pegunungan dan perbukitan, memiliki beberapa sungai. Sungai yang terbesar yaitu Sungai Serayu dengan anakanak sungainya antara lain Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungaisungai ini dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar. Terdapat 14 (empat belas) sungai di yang memiliki panjang lebih dari 10 km dengan Sungai Serayu sebagai sungai terpanjang yaitu 66 km. F. Klimatologi beriklim tropis. Musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan bulanbulan basah (hujan) lebih banyak dari pada bulanbulan kering (kemarau) dengan curah hujan ratarata mm per tahun. Curah hujan tertinggi pada tahun 2015 terjadi di Kecamatan Pejawaran sebanyak mm per tahun dengan 190 hari hujan, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Punggelan sebesar mm per tahun dengan 162 hari hujan. Suhu udara selama tahun 2015 berkisar antara 21,9 C29,3 C, kecepatan angin sebesar 10 knot, dan kelembaban udara berkisar antara 72,2%87,1 %. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 12

26 G. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: a). Kawasan Budi Daya Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Kawasan budidaya di terdiri atas: 1). Kawasan peruntukan hutan produksi; 2). Kawasan peruntukan hutan rakyat; 3). Kawasan peruntukan pertanian; 4). Kawasan peruntukan perikanan; 5). Kawasan peruntukan pertambangan; 6). Kawasan peruntukan industri; 7). Kawasan peruntukan pariwisata; 8). Kawasan peruntukan permukiman; 9). Kawasan pertahanan dan keamanan; 10). Kawasan peruntukan lainnya. b). Kawasan Lindung Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumber daya alam, sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan lindung yang terdapat di adalah: 1). Kawasan hutan lindung; 2). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; 3). Kawasan perlindungan setempat; 4). Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; 5). Kawasan rawan bencana alam; Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 13

27 6). Kawasan lindung geologi; 7). Kawasan lindung lainnya Aspek Demografi Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2016 menurut data Badan Pusat Statistik sejumlah jiwa, terdiri atas jiwa lakilaki dan jiwa perempuan, meningkat sebanyak jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 yang berjumlah jiwa yang terdiri atas jiwa lakilaki dan jiwa perempuan. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2016 tercatat sebesar 0,62%, naik bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 yang sebesar 0,32%. Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak merata, dimana kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Punggelan yaitu sebanyak jiwa (8,19%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk jiwa (2,23%). Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2016 adalah sebesar 848 jiwa per km², dengan kepadatan tertinggi terdapat di 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan, Purwareja Klampok dan Rakit yaitu masingmasing sebanyak jiwa per km², jiwa per km² dan jiwa per km², sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di 2 wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pandanarum dan Pagedongan masingmasing sebanyak 346 jiwa per km² dan 435 jiwa per km². Jumlah dan kepadatan penduduk per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 14

28 Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2016 Kecamatan Luas area (km²) Penduduk (jiwa) Lakilaki Perempuan Jumlah Kepa datan per km² Susukan 52, Purwareja Klampok 21, Mandiraja 52, Purwanegara 73, Bawang 55, , Pagedongan 80, Sigaluh 39, Madukara 48, Banjarmangu 46, Wanadadi 28, Rakit 32, Punggelan 102, Karangkobar 39, Pagentan 46, Pejawaran 52, Batur 47, Wanayasa 82, Kalibening 83, Pandanarum 58, T o t a l 1.069, Sumber: Dalam Angka 2016 Komposisi penduduk berdasarkan umur ditampilkan pada tabel 2.3. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif (1564 tahun) sebesar 66,81%. Rasio jenis kelamin pada tahun 2016 sebesar 100,39, yang berarti jumlah penduduk berjenis kelamin lakilaki lebih banyak 0,39% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 15

29 Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Tahun 2016 Kelompok umur Lakilaki Perempuan Jumlah T o t a l Sumber: Dalam Angka Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Indeks Pembangunan Manusia Menurut UNDP, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihanpilihan bagi manusia (a process of enlarging people s choices). Dari berbagai pilihan tersebut, IPM merangkum indikator paling penting yang menyangkut kemampuan manusia untuk dapat berumur panjang dan sehat, kemampuan manusia untuk mengakses ilmu pengetahuan, dan kemampuan manusia untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup secara layak. Meski mengalami peningkatan, namun IPM masih terpaut jauh di bawah ratarata IPM Provinsi Jawa Tengah. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 16

30 dengan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 / Provinsi Angka Harapan Hidup Harapan Lama Sekolah Ratarata Lama Sekolah Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan IPM 73,69 11,40 6, ,52 Jawa Tengah 74,02 12,45 7, ,98 Nasional 70,90 12,72 7, ,18 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Aspek Kesejahteraan Masyarakat A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur dari sebanyak 5 indikator, yaitu laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, PDRB per kapita, Indeks Williamson (indeks ketimpangan regional), dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan. Capaian tahun 2016 dibandingkan dengan target akhir 2016, 1 indikator telah tercapai yaitu laju inflasi. Sedangkan 4 indikator lainnya belum dapat diketahui status ketercapaiannya dikarenakan BPS selaku lembaga yang berwenang belum merilis datadata tersebut pada tahun Indikatorindikator tersebut yaitu laju pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, Indeks ketimpangan Williamson dan persentase penduduk di atas garis kemiskinan. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 2.5. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi No Indikator Kinerja Satuan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Target Pencapaian Kinerja Status 1. Laju Pertumbuhan % 5,89 6,07 5,48 n/a Belum Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 17

31 No Indikator Kinerja Satuan Ekonomi Target Pencapaian Kinerja Status Rilis 2. Laju inflasi kabupaten % 7,34 7,03 2,97 2,87 3. PDRB per kapita (Rp 000) Rp , , n/a Belum Rilis 4. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) 5. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan indeks 0,48 0,47 n/a n/a Belum Rilis % 89,32 91,72 81,63 n/a Belum Rilis Keterangan : Sumber Telah Tercapai : BPS Tidak Tercapai B. Fokus Kesejahteraan Sosial Kondisi kesejahteraan sosial di ditunjukkan oleh beberapa indikator pada urusan pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. 1. Pendidikan Indikator kesejahteraan sosial pada urusan pendidikan yang ditargetkan pada tahun 2016 mencakup sejumlah 8 indikator, yaitu: Angka melek huruf; Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C; Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C; dan Angka ratarata lama sekolah. Dibandingkan dengan target akhir 2016, 8 indikator yang ditetapkan sampai dengan tahun 2016 yang berstatus telah tercapai ada 3 indikator, 4 indikator berstatus tidak tercapai dan satu indikator lagi masih belum diketahui capaiannya. Tiga indikator yang berstatus telah tercapai yaitu Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A, Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B dan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C. Capaian ini didukung oleh komitmen pemerintah melalui pendidikan yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 18

32 melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP) dan program kesetaraan (Paket A, B dan C). Untuk meningkatkan APK jenjang menengah Pemerintah Pusat juga menggalakkan program Pendidikan Menengah Universal (PMU) dengan tujuan memperluas akses pendidikan menengah melalui pembangunan Unit Sekolah Baru (USB). Empat indikator berstatus tidak tercapai yaitu Angka melek huruf dan Angka Partisipasi Murni di semua jenjang pendidikan. Tidak tercapainya angka melek huruf disebabkan oleh belum optimalnya pemberdayaan penilik luar sekolah. Selain itu belum diikutinya lembaga belajar dengan pembekalan keterampilan seperti kewirausahaan desa ataupun kelompok belajar usaha menyebabkan output program kurang optimal. Sedang untuk tidak tercapainya Angka Partisipasi Murni utamanya disebabkan oleh faktor animo/minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya lebih dini dari usia standar masuk jenjang pendidikan (usia ideal masuk sekolah: 7 tahun untuk SD, 13 tahun untuk SMP dan 16 tahun untuk SMA). Secara lengkap gambaran pencapaian target kinerja indikator urusan pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 2.6. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Angka melek huruf % 99, ,67 99,76 Status 2. Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C 5. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A % 99, ,84 104,22 % 92,17 95,00 100,01 97,97 % 55,54 56,31 65,82 66,10 % 99,08 99,62 93,27 84,66 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B % 90,09 92,93 63,96 64,10 7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C % 48,22 48,99 39,89 40,30 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 19

33 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Status Angka ratarata lama sekolah Tahun 6,95 7,10 6,17 NA Belum Rilis Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : Dinas Pendidikan dan BPS 2. Kesehatan Indikator kesejahteraan sosial pada Urusan kesehatan yang ditargetkan pada tahun 2016 mencakup sejumlah 4 indikator, yaitu: Angka kematian bayi, Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka usia harapan hidup, dan Persentase balita gizi buruk (BB/TB). Kinerja pembangunan keempat urusan kesehatan tersebut terhadap target tahun 2016, sejumlah 1 indikator berstatus telah tercapai, yaitu Persentase balita gizi buruk (BB/TB); 2 indikator berstatus tidak tercapai, yaitu Angka kematian bayi dan Angka Kematian Ibu Melahirkan; sedangkan indikator Angka usia harapan hidup data tahun 2016 belum rilis, namun data tahun 2015 sebesar 72,81 tahun terhadap target sebesar 70,3 telah tercapai. Indikator yang berstatus tidak tercapai yaitu: (1) Angka Kematian Bayi yaitu 13,16 per 1000 KH (208 kasus), hal ini disebabkan karena keterlambatan ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan, keterbatasan kompetensi, belum semua petugas patuh SPO, faktor lain dari kondisi ibu hamil, mempunyai penyakit penyerta yang membahayakan kehamilan, tingginya kasus perdarahan dan eklampsi sebagai penyebab kematian ibu; (2) Angka Kematian Ibu sejumlah 120,8 per KH (19 kasus), hal ini disebabkan karena keterlambatan ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas yang tersedia terutama pelayanan rujukan keterbatasan kompetensi, belum semua petugas patuh spo, faktor lain dari kondisi ibu hamil, mempunyai penyakit penyerta yang membahayakan kehamilan, tingginya kasus perdarahan dan eklampsi sebagai penyebab kematian ibu. Gambaran pencapaian target kinerja indikator urusan kesehatan adalah sebagai berikut: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 20

34 Tabel 2.7. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan No Indikator Kinerja Satuan 1. Angka kematian bayi Per 1000 KH Target Pencapaian Kinerja ,0 8,5 13,32 13,17 Status 2. Angka Kematian Ibu Per KH ,6 120,3 3. Angka usia harapan hidup 4. Persentase balita gizi buruk (BB/TB) Tahun 70,01 70,30 73,59 n/a Belum rilis % 1 1 0,04 0,05 Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : Dinas Kesehatan dan BPS 3. Ketenagakerjaan Target indikator kesejahteraan sosial pada Urusan ketenagakerjaan yang tercantum pada tahun 2016, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka. Indikator tersebut apabila dibandingkan dengan target 2016 berstatus tidak tercapai. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di. Dalam rangka menekan Tingkat Pengangguran, perlu membuka kesempatan kerja atau usaha baru melalui peningkatan investasi daerah, pengembangan usaha ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kemampuan kewirausahaan dan bantuan modal usaha, serta berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial urusan ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 21

35 Tabel 2.8. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan No Indikator Kinerja Satuan Urusan Ketenagakerjaan Pencapaian Target Kinerja Status 1. Tingkat Pengangguran Terbuka Keterangan : Telah Tercapai 2% 1% 4,06 5,05 Tidak Tercapai Sumber : BPS 4. Seni Budaya dan Olahraga Indikator kesejahteraan sosial pada fokus seni budaya dan olahraga ditargetkan pada tahun 2016 sebanyak 2 indikator urusan kebudayaan, yaitu: Jumlah grup kesenian per penduduk dan Jumlah gedung kesenian per penduduk; dan 2 indikator urusan pemuda dan olahraga, yaitu: Jumlah klub olahraga per jumlah penduduk; dan Jumlah gedung olahraga per jumlah penduduk. Capaian indikator tersebut tahun 2016 belum rilis sehingga status terhadap target tahun 2016 tidak dapat diukur. Namun dari indikator Gedung kesenian per penduduk yang telah rilis capaian tahun 2015 sebesar 0,0002 per penduduk dibandingkan target akhir tahun 2016 sebesar 0,0001 per penduduk telah tercapai. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial seni budaya dan olahraga sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 2.9. Capaian Kinerja Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga No Indikator Kinerja Satuan Urusan Kebudayaan Pencapaian Target Kinerja Status 1. Jumlah grup kesenian per penduduk 2. Gedung kesenian per penduduk Urusan Pemuda dan Olahraga per penduduk per penduduk 0,070 0,070 0,123 0,123 0,0001 0,0001 0,0002 0,0002 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 22

36 No Indikator Kinerja Satuan 1. Jumlah klub olahraga per jumlah penduduk per penduduk Target Pencapaian Kinerja ,0016 0,0016 0,0016 0,0210 Status 2. Jumlah gedung olahraga per jumlah penduduk per penduduk 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 Keterangan : Telah Tercapai Tidak Tercapai Sumber : Dindikpora Aspek Layanan Umum A. Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar 1. Pendidikan Pembangunan urusan Pendidikan ditunjukkan dengan 54 indikator. Dari 54 indikator tersebut 18 indikator tidak tercapai, 13 diantaranya merupakan indikator Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dimana ditargetkan seluruhnya dapat mencapai 100%. Kondisi yang timpang antara capaian di dan target SPM menjadi kunci utama tidak tercapainya target. Pemerintah tetap berupaya mengejar target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Hal ini dapat dilihat dari 13 indikator tersebut 10 diantaranya mengalami kenaikan capaian dari tahun sebelumnya, indikatorindikator tersebut diantaranya: (1) Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; (2) Kunjungan pengawas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan; (3) Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; (4) Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 23

37 mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; (5) Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta; (6) Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi; (7) Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S1 atau DIV dan telah memiliki sertifikat pendidik; (8) Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; (9) Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester; dan (10) Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama. Sedangkan hanya 3 indikator yang apabila dibandingkan capaian tahun lalu hasilnya menurun. Namun demikian capaian tiap indikatornya ada di atas 80% dari target. Indikatorindikator tersebut antara lain: (1) Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; (2) Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru; dan (3) Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 24

38 No pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. Hal yang perlu menjadi perhatian lebih pada sektor ini adalah tidak tercapainya target mutu pendidikan yang ditunjukkan dengan indikator ratarata nilai UN. Hal ini terjadi pada semua jenjang pendidikan, bahkan pada jenjang SMA sederajat ratarata nilai UN capaiannya menurun. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pendidikan Indikator Kinerja Pendidikan dasar: Angka partisipasi sekolah usia 712 tahun Angka partisipasi sekolah usia 1315 tahun Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Saangka tuan Pencapaian Target Kinerja % 99,11 99,11 107,06 99,67 % 91,89 91,89 87,62 94,75 % 67,56 67,56 63,55 73,02 4. Rasio guru/murid SD/MI 1:19 1:19 1:14 1: Rasio guru/murid SMP/MTs Pendidikan menengah Angka partisipasi sekolah 1618 tahun Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 1:20 1:20 1:16 1:16 % 47,74 47,74 44,62 49,80 % 11,04 11,04 12,43 12,13 8. Rasio guru terhadap murid 1:20 1:20 1:16 1:16 Status Capaian Fasilitas Pendidikan: Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD / MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman didaerah terpencil % 91,50 91,50 94,07 94,50 % 94,70 94,70 97,73 95,90 % 95,17 95,17 98,24 98,56 % ,00 100,00 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 25

39 No Indikator Kinerja Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 (tiga puluh dua) orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. Disetiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 (tiga puluh enam) peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Disetiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya dan disetiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. Disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 (tiga puluh dua) peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan. Disetiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran Kunjungan pengawsas kesatuan pendidikan dilakukan minimal satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 (tiga) jam untuk melakukan supervise dan pembinaan Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah Saangka tuan Pencapaian Target Kinerja % ,62 92,10 % ,48 64,15 % ,51 80,10 % ,04 100,00 % ,26 96,61 % ,99 90,05 % ,93 86,35 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 26

40 No Indikator Kinerja ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optic, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta. Setiap SD/MI memiliki minimal 100 (seratus) judul buku pengayaan dan 10 (sepuluh) judul buku referensi, dan setiap SMP/MTS memiliki 200 (dua ratus) judul buku pengayaan dan 20 (dua puluh) judul buku referensi. Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau DIV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik. Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau DIV sebanyak 70% (tujuh puluh per seratus) dan separuh diantarnya 35% (tiga pulu lima perseratus) dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% (empat puluh per seratus) dan 20% (dua puluh perseratus) Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau DIV dan telah memiliki sertifikat Saangka tuan Pencapaian Target Kinerja % ,37 72,14 % ,47 79,37 % ,71 88,64 % ,00 % ,00 % ,37 100,00 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 27

41 No Indikator Kinerja pendidik masingmasing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,dan Bahasa Inggris Disetiap SD/MI semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S1 atau DIV dan telah memiliki sertifikat pendidik Disetiap SMP/MTs semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S1 atau DIV dan telah memiliki sertifikat pendidik Semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualitas akademik S1 atau DIV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Setiap guru tetap bekerja 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 4 (empat) kali dalam setiap semester. setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik Saangka tuan Pencapaian Target Kinerja % ,82 100,00 % ,41 100,00 % ,64 98,99 % ,58 75,00 % ,00 % ,49 100,00 % ,93 92,00 % ,00 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 28

42 No 34. Indikator Kinerja Kepala Sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga atau Kantor Kementrian Agama Saangka tuan Pencapaian Target Kinerja % ,94 97,00 Status Capaian 2016 Angka Ratarata UN 35. Angka ratarata UN SD/MI % 7,80 7,80 7,28 7, Angka ratarata UN SMP/MTs Angka ratarata UN SMA/MA % 7,45 7,45 5,25 5,44 % 8,56 8,56 5,75 5, Angka ratarata UN SMK % 8,25 8,25 6,71 6, Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran 34 (tiga puluh empat) minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut: Kelas III : 18 (delapan belas) jam per minggu; Kelas III :24 (dua puluh empat) jam per minggu; Kelas IVVI: 27 (dua puluh tujuh ) per minggu; Kelas VIIIX: 27 (dua puluh tujuh) per minggu; Satuan pendidikan menerapkan KTSP sesuai ketentuan yang berlaku. setiap satuan pendidikan menerapkan prinsipprinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angka Putus Sekolah: Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % , , % , ,00 % ,00 93,07 100,00 % 69,30 69,30 69,79 69,85 % 0,17 0,17 0,11 0,11 % 0,51 0,51 0,90 0,38 % 0,61 0,61 1,01 0,55 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 29

43 No Indikator Kinerja Angka Kelulusan: Saangka tuan Pencapaian Target Kinerja Status Capaian Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Kualifikasi Guru Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/DIV Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/DIV Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/DIV Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/DIV % 99,97 99,97 99,95 99,99 % 99,24 99,24 100,00 100,00 % 99,97 99,97 100,00 100,00 % 95,97 95,97 93,63 92,10 % 73,06 73,06 76,63 77,27 % 69,63 69,63 86,04 90,11 % 96,60 96,60 96,89 98,10 % 98,28 98,28 98,20 99,02 % 98,60 100,00 98,03 99,50 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target tidak Tercapai Sumber : Dindikpora Kab. 2. Kesehatan Pembangunan urusan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Pencapaian sasaran tersebut ditunjukkan dengan beberapa indikator seperti Rasio sarana kesehatan yang cukup baik, meliputi: Rasio posyandu per satuan balita sebesar 20/1000; Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk sebesar 0,0085/1.000 peduduk; Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk sebesar 3/ penduduk; Rasio dokter per satuan penduduk sebesar 0,06/1.000; dan Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 100%. Namun demikian masih cukup banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam bidang kesehatan, antara lain: (1) Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk pada tahun 2016 sebesar 0,085/1.000 penduduk, hal ini disebabkan karena Berlakunya Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 30

44 menyatakan bahwa PKD sudah tidak termasuk Jaringan Puskesmas mengakibatkan Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu persatuan penduduk tidak tercapai, padahal jumlah PKD yang ada di wilayah cukup banyak (187 unit); (2) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk pada tahun 2016 sebesar 3/ , hal ini disebabkan karena Adanya RS yang diturunkan statusnya menjadi klinik utama (RS PKU Muhammadiyah Merden) karena belum memenuhi syarat sehingga rasionya menjadi turun. Rencana pembangunan Rumah Sakit di Karang kobar belum terealisasi pada tahun 2016 hal tersebut mengakibatkan capaian Rasio Rumah Sakit per Satuan penduduk tidak terpenuhi, tidak sesuai dengan target tahun 2016 sebanyak 4 Rumah Sakit; (3) Rasio dokter per satuan penduduk sebesar 0,06/1000 pada tahun 2016, hal ini disebabkan karena Rasio Dokter per satuan jumlah penduduk mengalami penurunan yang cukup signifikan, hal tersebut dikarenakan ada beberapa dokter yang mutasi ke luar kabupaten dan 1 orang dokter gigi yang meninggal dunia sehingga rasio tersebut tidak bisa terpenuhi juga selama tahun 2016 tidak ada perekrutan tenaga medis; (4) Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 1119/1000 penduduk, hal ini disebabkan karena Jumlah penduduk yang meningkat tidak diimbangi dengan pengadaan tenaga paramedis oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Jumlah penderita malaria baru (API) pada tahun 2016 sebesar 0,21% dari capaian target sebesar 0,09%. Hal ini disebabkan karena Pada indikator kinerja penderita malaria baru (API) sebesar 0,21 per penduduk masih lebih tinggi dibandingkan target 2016 sebesar 0,09 per penduduk. Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan capaian 2015 sebesar 0,32 per penduduk. Pada tingkat nasional, sebenarnya target API adalah sebesar < 1 per penduduk, sehingga berdasarkan target nasional, maka capaian kab. sudah tercapai. Faktor yang mempengaruhi masih belum tercapainya target kinerja 2016 antara lain : a. Kegiatan surveilans migrasi belum berjalan maksimal sehingga pendatang dari daerah endemis malaria menjadi sumber penularan di banjarnegara. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 31

45 b. Belum semua fasyankes melakukan diagnosa dan tata laksana kasus malaria sesuai standar c. Peran JMD yang makin menurun karena adanya alih tugas/ tugas rangkap di puskesmas. d. pengelolaan tempat perindukan nyamuk untuk mengendalikan populasi vektor masih belum optimal e. Kegiatan IRS untuk pengendalian malaria belum dilaksanakan, terkendala insektisida yang dijanjikan provinsi tidak terealisasi. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit sampai dengan akhir periode RPJM juga masih tidak tercapai, hal ini disebabkan karena Kurang optimalnya pemahaman penegakan diagnosa pneumonia, pelaksanaan MTBS belum optimal, Pelacakan riwayat kontak TB BTA +, baik terhadap keluarga maupun warga sekitar belum optimal dilakukan. Beberapa puskesmas mengalami rehab gedung, menyebabkan petugas lab tidak bisa memeriksa suspek TB dikarenakan tidak ada ruangan khusus untuk pemeriksaan. Hingga akhir tahun 2016 ini, masih ada 16 puskesmas belum memiliki tenaga analis laboratium, Mikroskop untuk pemeriksaan TB banyak yang rusak. Banyak kasus yang tidak tercatat karena banyak penderita diare yang melakukan pengobatan sendiri. Hal yang perlu jadi prioritas lain diantaranya yaitu Cakupan kunjungan bayi yang sampai dengan tahun 2016 masih tidak tercapai, hal ini disebabkan karena Masih tingginya kasus kematian bayi di tahun 2016 yaitu sejumlah 208 kasus sehingga kunjungan bayi 4 kali setahun tidak tercapai; Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 sebesar 88,3%, hal ini disebabkan karena Masih adanya akses Trimester 2 atau lebih sebanyak 602 kasus, persalinan preterm 366 kasus, kejadian abortus 517, dan yang tidak periksa kehamilan sejumlah 49; Cakupan pelayanan anak balita sebesar 90,1% pada tahun 2016 dari capaian target sebesar 95%. Hal ini disebabkan karena Kunjungan Balita belum mencapai target, pelaksanaan SDIDTK belum maksimal disemua wilayah puskesmas serta pencatatan dan pelaporan yang belum optimal. Pada tahun 2016 indikator Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 32

46 usia 6 24 bulan pada keluarga miskin juga belum tercapai yaitu sebesar 22,6% hal ini disebabkan karena Definisi operasional MPASI terbatas pada MPASI pabrikan sehingga MPASI lokal tidak dihitung dan Stok MPASI tidak mencukupi untuk semua sasaran selama 90 hari. Berkaitan dengan ketersediaan tenaga kesehatan, sampai dengan akhir tahun 2016 indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2016 sebesar 96,8, hal ini disebabkan karena belum semua ibu hamil bersalin di fasilitas pelayananan kesehatan. Dari persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, yang bersalin tidak di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 79 kasus; (8) Kesembuhan penderita TBC BTA Positif pada tahun 2016 sebesar 65,6, hal ini disebabkan karena Capaian dari rumah sakit yang masih rendah. Apabila hanya dari puskesmas maka capaianya sudah diatas target yaitu 87,87%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya capaian kinerja di Rumah sakit antara lain : Pasien TB di Rumah sakit banyak yang tidak diperiksa follow upnya, Pasien yang awalnya dari rumah sakit, banyak yang pindah dan kepindhannya tidak terlacak, Rujukan Balik dari RS ke Puskesmas belum berjalan optimal, menyebabkan putus obat bagi penderita. Persentase cakupan rawat inap juga tidak tercapai yaitu sebesar 1,7% hal ini disebabkan karena Kualitas dan kuantitas SDM Puskesmas belum memadai dengan beban pelayanan ganda (Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP); Belum optimalnya sistem rujukan Sarana prasarana pelayanan rawat inap di puskesmas belum standar. Indikator Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan juga pada tahun 2016 tidak tercapai yaitu sebesar 76%, hal ini disebabkan karena Masih adanya beberapa TTU yang setelah dibina dan diawasi masih belum memenuhi syarat kesehatan dan sarana sanitasi pada TTU masih belum sesuai yang dipersyaratkan dalam aturan. Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2016 sebesar 76% dan berstatus tidak tercapai, hal ini dikarenakan Kesadaran dan pengetahuan masyarakat rendah akan arti pentingnya rumah yang Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 33

47 memenuhi syarat kesehatan dan adanya Sosial Budaya di Masyarakat. Indikator Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2016 sebesar 49% dengan status tidak tercapai hal ini dikarenakan TPM masih banyak yang belum mengajukan laik sehat ke dinas kesehatan, sehingga TPM masih dinyatakan belum memenuhi syarat kesehatan. Berkaitan dengan gizi, indikator Balita yang naik berat badannya pada tahun 2016 sebesar 72,75% berstatur tidak tercapai, hal ini dikarenakan Kapasitas kader posyandu dalam melakukan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan di masyarakat. Cakupan bayi (611 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun pada tahun 2016 sebesar 99,5%, hal ini dikarenakan Peran serta masyarakat dalam mengkases ke Posyandu, Droping Vitamin A tergantung dari Provinsi dan Pusat. Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun sampai dengan akhir tahun 2016 juga tidak tercapai yaitu sebesar 98,8%, hal ini disebabkan karena Ketersediaan Stok Vitamin A, masih ada balita yang tidak datang ke posyandu, dan Kegiatan sweeping balita yang tidak menerima Vit A belum optimal; indikator yang tidak tercapai yang lain yaitu Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe sebesar 89,23% hal ini disebabkan karena Masih ada ibu hamil yang tidak ANC, distribusi Fe pada ibu hamil terhambat, kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya tablet Fe; Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai akhir tahun 2016 tidak tercapai yaitu 59,35% hal ini di karenakan Pelaksanaan IMD pada ibu melahirkan belum optimal di tiap pelayanan kesehatan, Masih kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu menyusui, Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar, dan Kurangnya fasilitas yang mendukung ibu pekerja dalam memantapkan menyusui. Persentase desa dengan garam beryodium baik di sampai akhir tahn 2016 juga tidak tercapai yaitu 88,65% hal ini dikarenakan Tim Pengawas dan Pengendalian peredaran garam yang tidak memenuhi syarat belum optimal, Minimnya fasilitas untuk mengetes garam di pasar/masyarakat dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 34

48 Masih kurangnya kesadaran distributor/pedagang terhadap garam yang memenuhi syarat; Penerapan perda No 2 tahun 2004 tentang peredaran garam beryodium belum optimal. Indikator Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat pada tahun 2016 sebesar 94,56% berada di status tidak tercapai, hal ini dikarenakan karena Keterbatasan dana, karena ada kegiatan pemeriksaan yang ada biaya retribusi, Keterbatasan sumber daya Puskesmas, Belum semua sekolah memiliki dana sehat, Puskesmas tidak ada dana alokasi dana utamanya untuk pemeriksaa laboratorium, Kurang responnya pihak sekolah dalam hal kegiatan penjaringan, dan Kurang optimalnya peran Guru UKS dan Kader Kesehatan Sekolah/Dokcil dalam pendidikan kesehatan maupun penjaringan kesehatan di sekolah. Persentase Posyandu Purnama dengan capaian 33,23 pada tahun 2016 juga mendapat perhatian khusus, hal ini dikarenakan Ketersedian kader dan kegiatan di posyandu kurang memenuhi syarat (minimal 5 kader, 8 kegiatan per tahun, 50% cakupan kegiatan, mampu swadaya dana masyarakat) Posyandu belum mempunyai gedung sendiri, sumber pendanaan hanya dari Desa saja dan masih belum signifikan, keterbatasan sarana dan prasarana. Cakupan Peserta KB Aktif (%) pada akhir tahun 2016 sebesar 83,45% dengan status tidak tercapai, hal ini disebabkan karena Kesadaran masyarakat terutama PUS untuk berkb masih rendah, Masih adanya stigma banyak anak banyak rejeki dan Penggunaan metode KB jangka panjang belum optimal. Indikator yang tidak tercapai di tahun 2016 yang lain yaitu Kelengkapan jenis pelayanan spesialis (%/jenis) sebesar 87,5%/14 jenis. Hal ini dikarenakan merupakan daerah tidak disukai sehingga sulit mencari dokter spesialis yang berminat tugas di, termasuk dokter sp Orthodonti dan sp yan jiwa. Apalagi untuk dokter sp. Jiwa membutuhkan lahan tambahan guna ruang perawatan pasien jiwa yang memerlukan syarat khusus, hal tersebut sulit dipenuhi, membutuhkan dukungan politis dari seluruh stakeholder. Apabila dibandingkan dengan target, kinerja pembangunan urusan kesehatan menunjukkan kinerja yang cukup baik, terlihat dari sejumlah 59 indikator, sebanyak 25 indikator berstatus telah Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 35

49 tercapai dan 34 indikator berstatus tidak tercapai. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kesehatan No Indikator Kinerja Satuan 1. Rasio posyandu per satuan balita 2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 4. Rasio dokter per satuan penduduk 5. Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 7. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 8. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 9. Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 10. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 11. Kesembuhan penderita TBC BTA Positif 12. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 13. Penderita malaria yang diobati 14. Jumlah penderita malaria baru (API) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit per 1000 KH per pendu duk per pendu duk per pendu duk per pendu duk Target Pencapaian Kinerja / 20/ 27/ 20/ ,1/ ,003/ ,08/ ,180/ ,1/ ,004/ ,09/ ,180/ ,07/ / ,124/ ,001/ ,085/ / ,06/ / 1000 % , % % ,1 96,8 % % % ,5 65,6 0,3 100 % % 0,19 0,09 0,30 0,21 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 36

50 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja a, Acute Flacid Paralysis kasus kasus 5 kasus (AFP) rate per 100,000 penduduk <15 tahun 16. b, Penemuan penderita % pneumonia balita 17. c, Penemuan pasien baru % ,5 TB BTA (+) 18. d, Penderita DBD yang % ditangani 19. e, Penemuan penderita % diare 20. Cakupan pelayanan % gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di 21. Cakupan pelayanan % kesehatan dasar masyarakat miskin 22. Cakupan pelayanan % ,9 100 kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 23. Cakupan kunjungan % ,6 bayi 24. Cakupan kunjungan Ibu % ,3 hamil K4 25. Cakupan pelayanan % nifas 26. Cakupan pelayanan % ,1 anak balita 27. Persentase cakupan % balita dengan pneumonia yang ditangani 28. Cakupan pemberian % ,51 22,6 makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin 29. Cakupan puskesmas % Status Capaian Persentase cakupan rawat jalan 31. Persentase cakupan rawat inap 32. Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 33. Cakupan Desa Siaga Aktif 34. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas % ,6 72,3 % 5 5 1,9 1,7 % % % Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 37

51 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Persentase kualitas air % minum yang memenuhi syarat 36. Persentase penduduk % ,86 yang menggunakan jamban sehat 37. Persentase penduduk % ,97 48,7 tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS) 38. Persentase cakupan TTU % yang memenuhi syarat kesehatan 39. Persentase cakupan % rumah yang memenuhi syarat kesehatan 40. Persentase cakupan % tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 41. Balita yang datang dan % ,63 80,21 ditimbang 42. Balita yang naik berat % ,73 72,75 badannya 43. Balita bawah garis % <10 <5 0,56 0,35 merah 44. Cakupan bayi (611 % ,37 99,5 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun 45. Cakupan anak balita % ,5 98,8 mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun 46. Cakupan ibu nifas % ,4 99,22 mendapat kapsul Vit A 47. Cakupan ibu hamil % ,48 89,23 mendapat 90 tablet Fe 48. Persentase bayi yang % ,42 59,35 mendapat ASI eksklusif 49. Persentase desa dengan % ,65 garam beryodium baik 50. Cakupan Penjaringan % ,8 94,56 kesehatan siswa SD dan setingkat 51. Persentase Posyandu % ,07 33,23 Purnama 52. Persentase Posyandu % ,49 33,35 Mandiri 53. Cakupan Peserta KB % ,45 Aktif (%) 54. BOR (Bed Occupancy % ,79 71,67 Rate) / Pemanfaatan TT rawat inap (%) 55. LOS (Average Length of hari 4 sd 6 4 sd 6 3,2 4,3 Stay/Av LOS) / Ratarata hari perawatan pasien Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 38

52 No Indikator Kinerja Satuan (hari) 56. TOI ( Turn Over Interval) / Ratarata TT tidak digunakan (hari) 57. BTO ( Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT (kali) 58. Kelengkapan jenis pelayanan spesialis (%/jenis) 59. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit Pencapaian Target Kinerja hari 2 sd 3 2 sd 3 0,83 1,38 kali ,6 75,41 % ,25 87,5 Jenis % Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Dinkes dan RSUD Kab. 3. Pekerjaan umum dan penataan ruang Pembangunan urusan Pekerjaan Umum ditunjukkan dengan 13 (tiga belas) indikator, yaitu (1) Persentase rumah tinggal bersanitasi, (2) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam), (3) Tersedianya jalan yang menghubungkan pusatpusat kegiatan dalam wilayah, (4) Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan, (5) Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendaraan dengan selamat, (6) Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman, (7) Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5 m), (8) Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Negara (HSBGN) di, (9) Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun, (10) Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada, (11) Rasio Jaringan Irigasi, (12) Jaringan irigasi dalam kondisi baik, Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 39

53 dan (13) Tersedianya luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan. Dari ketigabelas indikator terhadap target tahun 2016, terdapat 9 (sembilan) indikator berstatus tercapai, sedangkan 7 (tujuh) indikator lainnya yang berstatus tidak tercapai. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian tersebut antara lain: Adanya gagal lelang. Pekerjaan pembangunan tidak selesai sampai dengan batas kontrak berakhir (akhir SPMK tidak bisa menyelesaikan). Adanya penambahan status jalan dan belum ada penambahan pembangunan drainase perkotaan pada tahun 2016 hanya menangani pemeliharaannya. Untuk pembangunan SAB peredasaan belum bisa dilaksanakan karena terbatasnya penyedia jasa yang memiliki SBU perpipaan dan banyak SBU yang belum jadi karena adanya perubahan sistim konversi SBU, disamping itu juga terkait dengan perubahan kewenangan sesuai Undangundang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. secara umum belum memiliki sistim pelayanan limbah secara offsite. Pengelolaan limbah domestik masih banyak dikelola secara individu dan semi komunal (onsite) dan melalui sarana berupa jamban keluarga, jamban sederhana, saluran pembuangan air limbah (SPAL) serta sarana MCK. Di sisi lain, peran serta seluruh masyarakat perkotaan yang tidak membuang sampah disaluran, sehingga saluran tidak tersumbat dan tidak terjadi genangan patut diapresiasi sehingga mendukung capaian indikator tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun. Pembangunan urusan Penataan Ruang ditunjukkan dengan 3 (tiga) indikator. Ketiga indikator tersebut dapat dicapai seluruhnya. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah belum tersedianya revisi Perda RTRW dan penyusunan Perda RDTR serta optimalisasi kegiatan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 40

54 Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Pekerjaan Umum dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang No Indikator Kinerja Satuan 1. Persentase rumah tinggal bersanitasi 2. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam) 3. Tersedianya jalan yang menghubungkan pusatpusat kegiatan dalam wilayah 4. Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan 5. Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendaraan dengan selamat 6. Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman 7. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan air (minimal 1,5 m) 8. Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Negara (HSBGN) di 9. Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun 10. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada 11. Rasio Jaringan Irigasi (%) 12. Jaringan irigasi dalam kondisi baik 13. Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah beserta rencana rincinya melalui % % % % % % Target Pencapaian Kinerja ,95 68,2 55,57 58, ,05 108, ,57 58, ,57 58,83 % 2,61 2,81 2,58 2,49 % % % % ,42 48, , ,26 12,26 13,25 15,58 m Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 41

55 No Indikator Kinerja Satuan peta analog dan peta digital 14. Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang 15. Terlaksananya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang dalam waktu 5 (lima) hari kerja 16. Tersedianya luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan Target Pencapaian Kinerja ,25 17,77 Status Capaian 2016 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : DPUPR Kab. Target Tidak Tercapai 4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Pembangunan urusan Perumahan ditunjukkan dengan 7 (tujuh) indikator, yaitu (1) Rumah tangga pengguna air bersih, (2) Rumah tangga pengguna listrik, (3) Rasio rumah layak huni, (4) Cakupan layanan rumah layak huni, (5) Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan, (6) Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal seharihari dan (7) Tersedianyan akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari. Dari ketujuh indikator tersebut, terdapat 4 (empat) indikator berstatus tercapai, yaitu (1) Rumah tangga pengguna listrik, (2) Rasio rumah layak huni, (3) Cakupan layanan rumah layak huni, dan (4) Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 42

56 minimal seharihari. Pada indikator tersedianya akses air minum yang aman melalui sistim penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan dan bukan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 ltr/orang/hari, partisipasi masyarakat dalam berswadaya membangun sistim non perpipaan antara lain berupa: sumur gali, terminal air dan mata air terlindungi patut diapresiasi dalam mendukung capaian indikator tersebut. Sedangkan 3 (tiga) indikator lainnya yang berakibat status tidak tercapai. Penyebab tidak tercapainya indikatorindikator tersebut antara lain dikarenakan pada tahun 2016 Pemerintah masih dalam proses pendataan permukiman umum khususnya pada kawasan dengan kategori merah, termasuk pendataan pengguna air bersih. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Perumahan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perumahan No Indikator Kinerja Satuan Pencapaian Target Kinerja Rumah tangga pengguna air bersih % ,40 81,51 2. Rumah tangga pengguna listrik (%) % , Rasio rumah layak huni % ,49 77,49 4. Cakupan layanan rumah layak huni 5. Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan 6. Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal seharihari 7. Tersedianyan akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari Keterangan status : Sumber % ,49 77,49 % ,5 10 % Target Telah Tercapai : DPKP Kab ,7 117,7 % ,40 78,40 Status Capaian 2016 Target Tidak Tercapai Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 43

57 5. Ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat Pembangunan urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat ditunjukkan dengan 5 (lima) indikator, yaitu (1) Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP, (2) Kegiatan pembinaan politik daerah, (3) Persentase Bencana yang tertangani dengan baik, (4) Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau dalam rangka mengantisipasi bencana, dan (5) Persentase korban bencana skala yang dievakuasi dengan menggunakan sarpras tanggap darurat lengkap. Dari kelima indikator tersebut, seluruhnya telah mencapai target tahun Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat No Indikator Kinerja Satuan 1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 2. Kegiatan pembinaan politik daerah 3. Persentase Bencana yang tertangani dengan baik 4. Jumlah titik rawan bencana yang telah dipantau dalam rangka mengantisipasi bencana 5. Persentase korban bencana skala yang dievakuasi dengan menggunakan sarpras kegiatan kegiatan tanggap darurat lengkap Target Telah Tercapai Keterangan status : Sumber 6. Sosial : Kantor Kesbangpol Kab. % % Pencapaian Target Kinerja % Target Tidak Tercapai Status Capaian 2016 Pembangunan urusan sosial ditujukan untuk mengurangi penyandang masalah kesejahteraan sosial. Pencapaian sasaran tersebut terlihat dari target Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 44

58 sosial pada tahun 2016 sebesar 96,03%, dari capaian target kinerja sebesar 40%, Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial sebesar 85% dari target sebanyak 60%. Kinerja pembangunan urusan sosial menunjukkan kinerja yang cukup baik, terlihat dari sejumlah 6 indikator, sebanyak 4 indikator berstatus telah tercapai dan 2 indikator lainnya berstatus tidak tercapai. Indikator yang berstatus tidak tercapai yaitu: Persentase PMKS skala yang memperoleh Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar dengan capaian tahun 2016 sebesar 77,49% dari capaian target sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya program pemenuhan kebutuhan dasar bagi PMKS bila dibandingkan dengan jumlah PMKS yang ada. Program yang ada selama ini sebagian besar merupakan program nasional atau APBN. Selain itu diperlukan koordinasi lintas sektoral yang lebih kuat agar penanganan PMKS dapat ditangani juga oleh OPD lain. Indikator selanjutnya yang tidak tercapai yaitu persentase PMKS skala yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya dengan capaian tahun 2016 sebesar 76,03% dari capaian target sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya program pemberdayaan sosial melalui KUBE bagi PMKS bila dibandingkan dengan jumlah PMKS yang ada. Secara rinci kinerja pembangunan urusan sosial dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Sosial Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Sarana sosial seperti panti unit 4,00 4 4,00 4,00 asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 2. Persentase PMKS skala yang memperoleh Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 3. Persentase PMKS skala yang % 67, ,64 77,49 % 66, ,07 76,93 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 45

59 No Indikator Kinerja Satuan menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya 4. Persentase Panti Sosial skala kabupaten yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial 5. Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarpras pelayanan kesejahteraan sosial 6. Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial Keterangan status : Target Telah Tercapai Sumber : Dinas Sosial Kab. Pencapaian Target Kinerja % 80, ,00 100,00 % 60,00 60,00 80,00 85,00 % 34, ,67 96,03 Target Tidak Tercapai Status Capaian 2016 B. Fokus Layanan Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar 1. Tenaga kerja Pencapaian target pada urusan tenaga kerja belum optimal, ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,05% pada tahun 2016; Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi sebesar 81,36%; Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat sebesar 66,04%; dan Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan sebesar 66,67%. Jika di bandingkan dengan 14 target yang telah di tetapkan, maka ada sebanyak 9 indikator yang telah tercapai dan sebanyak 5 indikator yang tidak tercapai. Enam indikator yang tidak tercapai hingga tahun 2016 antara lain : (1) Rasio penduduk yang bekerja capaian tahun 2016 sebesar 0,95% dari capaian target sebesar 0,99%, (2) Angka partisipasi angkatan kerja capaian tahun 2016 sebesar 72,61% dari capaian 81,87%, (3) Angka sengketa pengusaha Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 46

60 pekerja per tahun; (4) Tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2016 capaian sebesar 72,61% dari target capaian 81,87%; (5) Pencari kerja terdaftar yang ditempatkan pada Tahun 2016 sebesar 62,13% dari capaian target sebesar 70,00% hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya antara jumlah pencari kerja terdaftar dengan jumlah tenaga kerja terdaftar yang ditempatkan dan menurunnya jumlah pencari kerja terdaftar yg ditempatkan karena banyak tenaga kerja yang melalui AKAD secara mandiri tidak terikat kontrak dan penempatan naker melalui AKAN yg secara mandiri (ikut teman/saudara) tidak melaui visa kerja sehingga tidak terdaftar dan termonitor; (6) Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2016 capaian sebesar 5,05% dari capaian target sebesar 1,75% hal ini disebabkan karena keterbatasan lapangan kerja dan peluang kerja bagi para pencari kerja, masih terbatasnya kesempatan berusaha, dan terbatasnya keterampilan calon tenaga kerja. Secara rinci kinerja pembangunan urusan Tenaga Kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Tenaga Kerja Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Angka partisipasi angkatan % 79,89 81,87 75,20 72,61 kerja 2. Angka sengketa pengusahapekerja per tahun 3. Tingkat partisipasi angkatan kerja 4. Pencari kerja terdaftar yang ditempatkan 5. Tingkat pengangguran terbuka % 24,74 29,65 0 % 79,89 81,87 75,20 72,61 % 62,70 70,00 66,06 62,13 % 2,02 1,75 4,06 5,05 6. Keselamatan dan % 100,00 100,00 100,00 100,00 perlindungan 7. Penyelesaian perselisihan 100,00 100,00 100,00 100,00 buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah % 8. Besaran pekerja/buruh % 46,00 50,00 56,53 67,88 yang menjadi peserta program Jamsostek 9. Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama % 47,00 50,00 100,00 100, Besaran pemeriksaan % 39,00 45,00 50,00 50,00 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 47

61 No Indikator Kinerja Satuan perusahaan 11. Besaran pengujian peralatan di perusahaan 12. Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi 13. Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis masyarakat 14. Besaran Tenaga kerja yang mendapat pelatihan kewirausahaan Pencapaian Target Kinerja % 43,00 50,00 68,57 71,43 % 70,00 75,00 78,43 81,36 % 58,00 60,00 58,82 66,04 % 52,00 60,00 76,50 66,67 Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Disnaker Kab. 2. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Pembangunan urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ditujukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan dan anak. Pencapaian tersebut sudah optimal, terlihat dari Rasio KDRT sebesar 0,0021%; Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan sebesar 100%; Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas mampu terlaksana KIP/A dan PPT/PKT di RS sebesar 100%; Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 100%; Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 100%; Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 77%; Cakupan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 100%; Cakupan penegakan hukum dan tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasuskasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum sebesar 100%; Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum sebesar 100%; Cakupan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 48

62 layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan sebesar 100%; serta Cakupan pelayanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan sebesar 100%. Kinerja pembangunan urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari sejumlah 11 indikator, sebanyak 10 indikator berstatus telah tercapai dan hanya 1 indikator berstatus tidak tercapai. Indikator yang berstatus tidak tercapai yaitu: Prosentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah. Prosentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah yang masih sangat rendah, hal ini disebabkan karena target yang ditetapkan terlalu tinggi, tidak memungkimkan untuk tercapai maka dari itu perlu diadakan evaluasi kembali untuk target yang akan datang. Secara rinci kinerja pembangunan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Prosentase partisipasi % 66,35 66,37 2,38 2,31 perempuan di lembaga pemerintah 2. Rasio KDRT % 0,0072 0,0071 0,0024 0,0021 Status Capaian Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) 4. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas mampu terlaksana KIP/A dan PPT/PKT di RS 5. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu 6. Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu % % % % Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 49

63 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Cakupan bimbingan rohani % 75 57, yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu 8. Cakupan penegakan hukum % 35, dan tingkat penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasuskasus kekerasan yang mendapat pelayanan bantuan hukum 9. Cakupan perempuan dan anak % korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hokum 10. Cakupan layanan pemulangan % bagi perempuan dan anak korban kekerasan 11. Cakupan pelayanan reintegrasi % sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : DPPKBP3A Kab. 3. Pangan Pembangunan urusan ketahanan pangan dirasa sudah optimal, hal ini ditunjukkan dengan indikator Ketersediaan pangan utama pada tahun 2016 sebesar 184,58%; Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90; Ketersediaan Energi dan protein per kapita 96%; Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah 90%; Penguatan cadangan pangan 90%; Stabilisasi harga dan pasokan pangan 90%; Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 80%; dan Penanganan Kerawanan Pangan 60%. Beberapa hal yang mendukung ketercapaian, antara lain: Pada indikator Penanganan Kerawanan Pangan apabila dibandingkan dengan tahun 2015 maka pada capaian kinerja 2016 terjadi peningkatan sebesar 50%, hal ini disebabkan oleh dapat disalurkannya bantuan ke daerah yang terkena dampak rawan pangan dimana pada tahun sebelumnya penyaluran bantuan ini terkendala oleh UndangUndang Nomor 23 Tahun Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 50

64 2014. Selain itu adanya peningkatan sosialisasi, pembinaan dan pelatihan secara signifikan turut membantu capain ini. Pada indikator Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita pada tahun 2016 ini terjadi peningkatan sebesar 0,10% apabila dibandingkan dengan tahun Hal ini dikarenakan Pemerintah intens melaksanakan pembinaan dan pelatihan dalam rangka pemenuhan ketersediaan pangan berbahan baku lokal dan pengembangan penganekaragaman produk pangan. Secara rinci kinerja urusan pembangunan ketahanan pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pangan Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Regulasi ketahanan pangan Ada Ada Ada Ada 2. Ketersediaan pangan utama % 124,06 124,06 171,52 184,58 3. Pencapaian Skor Pola Pangan % 90,00 90,00 90,00 90 Harapan (PPH) 4. Ketersediaan Energi dan % 90,00 90,00 95,90 96 protein per kapita 5. Ketersediaan informasi % 90,00 90,00 90,00 90 pasokan, harga dan akses pangan di daerah 6. Penguatan cadangan pangan % 60,00 60,00 50, Stabilisasi harga dan pasokan pangan 8. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 9. Penanganan Kerawanan Pangan Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : Dinas Ketahanan Pangan Kab. 4. Pertanahan % 90,00 90,00 90,00 90 % 80,00 80,00 70,00 80 % 60,00 60,00 40,00 60 Target Tidak Tercapai Pelaksanaan urusan pertanahan yang disentuh oleh Pemerintah selama ini hanya sebatas pensertifikatan tanah yang merupakan aset daerah. Sehingga dalam periode pembangunan sebelumnya tidak terdapat indikator kinerja pertanahan, sehingga tidak dapat diukur pencapaiannya Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 51

65 5. Lingkungan hidup Pembangunan urusan Lingkungan Hidup ditunjukkan dengan 15 (limabelas) indikator. Dari kelimabelas indikator tersebut terhadap target tahun 2016, terdapat 8 (delapan) indikator berstatus tercapai, yaitu (1) Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk, (2) Pencemaran status mutu air, (3) Cakupan terhadap pengawasan amdal, (4) Penegakan hukum lingkungan, (5) Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara, (6) Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencemaran udara pencegahan, (7) Jumlah luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, dan (8) Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti. Tercapainya indikator kinerja penegakan hukum lingkungan dikarenakan tidak adanya pengaduan masyarakat di sekitar perusahaan mengenai pencemaran lingkungan yang terjadi akibat penyalahgunaan pengelolaan limbah. Selain itu hasil pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa semua perusahaan yang ada di melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan sehingga tidak berakibat pada pencemaran lingkungan. Sedangkan 7 (tujuh) indikator lainnya berstatus tidak tercapai, yaitu (1) Persentase penanganan sampah, (2) Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU), (3) Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai, (4) Tersedianya sistem air limbah sekala komunitas/ kawasan/kota, (5) Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan, (6) Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan, dan (7) Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air. Penurunan capaian pada indikator persentase penanganan sampah terjadi, disebabkan oleh TPS yang ada belum dapat mencukupi volume sampah yang ada, sedangkan rencana Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 52

66 penambahan pembangunan TPS belum mendapatkan persetujuan dari masyarakat. Disamping itu kurangnya sarana prasarana yang menunjang seperti armada pengangkutan sampah dan tenaga bongkar muat sehingga pengolahan sampah yang sudah masuk ke TPA tidak maksimal. Sedangkan pada indikator cakupan Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU), belum tercapai dikarenakan jumlah desa yang ada di belum semuanya didukung dengan prasarana dan sarana utilitas umum misalnya jalan, drainase, sanitasi, air bersih, dan lampu penerangan jalan yang belum memadai. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Lingkungan Hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Persentase penanganan sampah % ,32 2. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 0,07 0,08 1 : 1,129 1 : 1, Cakupan lingkungan yang sehat % ,97 35,97 dan aman yang didukung dengan prasarana sarana dan utilitas umum (PSU) 4. Tersedianya sistem air limbah % ,81 26,81 setempat yang memadai 5. Tersedianya sistem air limbah % sekala komunitas/ kawasan/ kota 6. Tersedianya fasilitas % ,02 30 pengurangan sampah di perkotaan 7. Tersedianya sistem penanganan ,02 30 sampah di perkotaan 8. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air 9. Pencemaran status mutu air % Status Capaian Cakupan terhadap pengawasan amdal 11. Penegakan hukum lingkungan (%) 12. Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara % % % Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 53

67 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Jumlah usaha dan/atau % kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pencemaran udara pencegahan 14. Jumlah luasan lahan dan/atau % tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya 15. Jumlah pengaduan masyarakat % akibat adanya dugaan pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : DLH, DPUPR Kab. 6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kinerja pembangunan pada Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil cukup baik. Kondisi ini dapat dilihat dari hasil capaian kinerja dari 8 indikator yang ditargetkan, sebanyak 5 indikator berstatus tercapai, dan sebanyak 3 indikator berstatus tidak tercapai. Indikator yang tidak tercapai adalah 1) Kepemilikan KTP dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 88,61%; 2) Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau ektp untuk yang pertama kali dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 88,61%; dan 3) Rasio bayi berakte kelahiran (%) dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 70,75%. Tidak tercapaianya indikator Kepemilikan KTP dan Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau ektp untuk yang pertama kali disebabkan oleh beberapa faktor yaitu 1) Kementerian Dalam Negeri sebagai pihak yang menyediakan blangko KTPel mengalami kegagalan dalam pelelangan sehingga tidak dapat menyediakan blangko KTPel kepada /Kota termasuk ; 2) Banyak penduduk yang berada di luar daerah maupun wajib KTPel baru yang tidak melakukan perekaman KTPel; dan 3) Terbatasnya jumlah pegawai yang menangani pencetakan KTPel dibanding jumlah KTPel yang harus dicetak. Sementara itu, Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 54

68 tidak tercapainya indikator Rasio bayi berakte kelahiran disebabkan oleh terbatasnya akses penduduk untuk mendapatkan akta kelahiran khususnya untuk penduduk daerah pegunungan, meski Dindukcapil telah melaksanakan pelayanan jemput bola tetapi masih belum dapat menjangkau pelayanan penduduk ke tingkat desa terjauh sehingga banyak penduduk dari desa terjauh yang belum mendapat akta kelahiran. Secara rinci kinerja pembangunan Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Administrasi Kependudukan Dan Catatan Sipil No Indikator Kinerja Satuan 1. Kepemilikan KTP 2. Cakupan penerbitan KTP berbasis NIK atau ektp untuk yang pertama kali 3. Rasio bayi berakte kelahiran (%) 4. Rasio pasangan berakte nikah 5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 6. Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 8. Cakupan pelayanan penerbitan akte kelahiran Keterangan status : Sumber Pencapaian Target Kinerja % 98, ,14 88,61 % ,14 88,61 % ,85 70,75 % % 67,93 69,21 86,31 87,91 sudah / belum sudah / belum Target Telah Tercapai : Dindukcapil Kab. 7. Pemberdayaan masyarakat dan Desa sudah Sudah sudah Sudah sudah Sudah sudah Sudah % ,54 102,03 Target Tidak Tercapai Pencapaian target kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa tergolong sangat baik, ditandai dengan persentase PKK aktif yang mencapai 100%; Posyandu aktif sebesar 100%; dan Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat sebesar 20% dari target sebesar 20%. Pencapaian target tahun 2016 pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, dari sejumlah 5 indikator kinerja yang ditargetkan, semuanya telah mencapai target Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 55

69 tahun Kondisi ini menunjukkan bahwa pencapaian target indikator tidak mengalami permasalahan yang berarti. Secara spesifik pencapaian indikator Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat didukung oleh banyaknya pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat oleh berbagai elemen, antara lain TMMD, Pemugaran Perumahan Tidak Layak Huni dan beberapa program pemberdayaan lainnya. Tren menunjukkan semakin banyak program swadaya yang dilaksanakan, semakin tinggi capaian swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat. Tingginya capaian swadaya masyarakat terhadap pembangunan menggambarkan budaya gotong royong sebagai nilai dalam kehidupan bermasyarakat masih terjaga dengan baik. Secara rinci kinerja pembangunan urusan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Ratarata jumlah kelompok binaan PKK kelompok 68,2 68,3 68,2 68,3 2. PKK aktif (%) % Posyandu aktif % 93,31 97, Status Capaian Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat 5. Jumlah LSM, ormas dan parpol yang di fasilitasi % lembaga Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Dispermasdes Kab. 8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana Pencapaian target pada urusan ini dirasa belum optimal, ditunjukkan dengan Cakupan sasaran pasangan usia subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun pada tahun 2016 sebesar 3,77% dari target sebesar 3,46%; Cakupan PUS yang ingin berkb tidak terpenuhi (unmeet need) yang masih cukup besar yaitu 7,46% dari target sebesar 5%; hal ini disebabkan karena kesenjangan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 56

70 informasi program KB kepada masyarakat dikarenakan petugas PLKB/PKB sangat kurang, sehingga proses pembinaan terhadap calon akseptor tidak maksimal. Cakupan PUS peserta KB anggota usia peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang berkb mandiri sebesar 80,73% dari target sebesar 87%, dan Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan 2 PPKBD sebesar 1:6 dari target sebesar 1:2 disebabkan oleh banyaknya PLKB yang pensiun, sementara rekruitmen tidak dilakukan sesuai kebutuhan. Pencapaian target kinerja urusan urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera pada tahun 2016 belum optimal, terlihat dari sejumlah 13 indikator kinerja realisasinya sebanyak 7 indikator kinerja telah mencapai target tahun 2016, dan sebanyak 6 indikator tidak mencapai target tahun Indikator yang tidak tercapai tersebut yaitu: Ratarata jumlah anak perkeluarga pada tahun 2016 sebesar 2,38 orang dari target capaian sebesar 2. Hal ini di sebabkan karena Adanya keinginan dari masyarakat yang berkeinginan memiliki anak lebih dari 2 (dua) cukup tinggi. Indikator ke 2 yang tidak tercapai yaitu Rasio Akseptor KB (%) dengan capaian tahun 2016 sebesar 78,93 dari capaian target sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena Adanya drop out dari peserta KB non MKJP dan Menopouse, suami yang bekerja lukar kota. Indikator ke3 yang tidak tercapai yaitu Cakupan sasaran pasangan usia subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun dengan capaian tahun 2016 sebesar 3,77% dari capaian target sebesar 3,46%. Hal ini disebabkan karena masih tingginya dispensasi yang di berikan oleh pengadilan agama, regulasi yang tindak sinkron dengan program KB, budaya masyarakat yang masih berkeyakinan anaknya menikah semakin cepat semakin baik dan mengurangi beban ekonomi keluarga, serta pengaruh media sosial. Indikator ke4 yang tidak tercapai yaitu Cakupan PUS pererta KB anggota usia peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang berkb mandiri pada tahun 2016 capaian sebesar 80,73% dari capaian target sebesar 87%. Hal ini disebabkan karena banyaknya PUS yang menopouse, dan DO karena ingin anak lagi. Indikator selanjutnya yang tidak tercapai yaitu Rasio Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 57

71 Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan 2 PPKBD pada tahun 2016 sebesar 1:6 dengan capaian target sebesar 1:2. Hal ini disebabkan karena jumlah PLKB dan PKB se sebanyak 46. Indikator selanjutnya yaitu Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, sebab sejak tahun 2015 sudah tidak mendata lagi. Secara rinci kinerja pembangunan urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Ratarata jumlah anak Orang 2,10 2 2,34 2,38 perkeluarga 2. Rasio Akseptor KB (%) % ,97 78,93 3. Jumlah peserta KB Aktif % Status Capaian Cakupan sasaran pasangan usia subur (PUS) yang isterinya dibawah usia 20 tahun 5. Cakupan sasaran pasangan usia subur menjadi Peserta KB aktif 6. Cakupan PUS yang ingin berkb tidak terpenuhi (unmeet need) 7. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber KB 8. Cakupan PUS pererta KB anggota usia peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang berkb mandiri 9. Ratio Penyuluh KB / Petugas Lapangan KB 1 PKB/PLKB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan 2 PPKBD 10 Ratio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap Desa/ kelurahan 1 PPKBD 11 Cakupan penyedia alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat. 12. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 13. Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di setiap % 3,46 3,46 3,16 3,77 % 74,20 74,20 80,97 78,93 % 5,00 5 7,05 7,46 % 75, ,96 85,01 % 87, ,89 80, :2 1 : 6 (33,3%) 1: % % 52,25 52, % 100, Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 58

72 No Indikator Kinerja Satuan Desa Keterangan status : Sumber 9. Perhubungan Target Telah Tercapai : DPPKBP3A Kab. Pencapaian Target Kinerja Target Tidak Tercapai Pembangunan urusan Perhubungan ditunjukkan dengan 9 (sembilan) indikator, sebanyak 5 (lima) indikator berstatus tercapai dan 4 (empat) indikator lainnya berstatus tidak tercapai. Penyebab tidak tercapainya target antara lain, untuk indikator jumlah uji KIR angkutan umum disebabkan tidak adanya peremajaan kendaraan angkutan umum, sedangkan untuk indikator jumlah Terminal Bis diakibatkan oleh pengalihan pengelolaan ke Pemerintah Provinsi. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perhubungan No Indikator Kinerja Satuan 1. Jumlah arus penumpang angkutan umum Status Capaian 2016 Target Pencapaian Kinerja Status Capaian % Rasio ijin trayek 0, , , , Jumlah uji kir Unit angkutan umum 4. Jumlah Terminal Bis unit Angkutan darat 0,050 0,053 0,047 0, Kepemilikan KIR angkutan umum 7. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 8. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 9. Pemasangan Ramburambu Keterangan status : Sumber % 97, ,82 97,82 menit % % 84, , Target Telah Tercapai : Dinhub Kab. Target Tidak Tercapai Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 59

73 10. Komunikasi dan informatika Kinerja pembangunan pada Urusan Komunikasi dan Informatika sudah sangat baik. Kondisi ini dapat dilihat dari capaian hasil kinerja indikator yang telah ditargetkan. Dari sebanyak 11 indikator, 10 indikator telah berstatus tercapai dan hanya 1 indikator tidak tercapai. Indikator yang betidak tercapai adalah Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal pada tahun 2016 sebesar 12 unit dari target capaian sebesar 15 unit. Keberhasilan pemenuhan target capaian kinerja antara lain didukung oleh adanya bantuan dari pusat dalam mengembangkan sumber daya komunikasi, adanya keinginan pegawai dan masyarakat untuk mengembangkan potensi diri di bidang komunikasi serta komitmen keterbukaan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh pemda. Secara rinci kinerja pembangunan Urusan Komunikasi dan Informatika dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Komunikasi Dan Informatika No Indikator Kinerja Satuan Jumlah jaringan komunikasi Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/tv lokal Web site milik pemerintah daerah Pencapaian Target Kinerja ,29 7, ,0078 0,0078 0,1167 0,0125 unit unit unit Pameran/expo kali Pelaksanaan desiminasi pendistribusian informasi nasional melalui: a, Media massa seperti majalah, radio dan televisi b, Media baru seperti website c, Media tradisional seperti pertunjukan rakyat kali Setiap hari Setiap hari Setiap hari Setiap hari Kali Status Capaian d, Media interpersonal seperti sarasehan ceramah / diskusi dan Kali Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 60

74 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja loka karya Cakupan pengembangan dan pemberdayaan 11. kelompok informasi % masyarakat di tingkat kecamatan Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. 11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah Pada tahun 2016 kondisi jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah meningkat dari sebanyak unit pada tahun 2015 menjadi sebanyak unit. Jika dibandingkan dengan target tahun 2016 yang sebanyak unit, maka kondisi akhir pada tahun 2016 dapat melebihi target capaian. Persentase koperasi aktif juga meningkat dari sebesar 80,44% menjadi sebanyak 83,99% pada tahun Angka tersebut lebih tinggi dari target tahun 2016 sebesar 82,02%. Persentase koperasi aktif mengalami peningkatan karena keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap koperasi koperasi yang tidak aktif. Secara keseluruhan terdapat koperasi sejumlah 405 yang dikategorikan koperasi aktif sebanyak 310 dan koperasi tidak aktif sebanyak 95 koperasi. Terhadap koperasi yang tidak aktif diberikan pendampingan dan diberikan opsi antara di aktifkan kembali atau di bubarkan. Pada tahun 2016 ada 4 (empat) koperasi yang dibentuk yaitu KSU Cahaya Dharma Pala di Kecamatan Pagentan, Koperasi Jasa Angkutan Lippo Jaya Mandiri di Kecamatan Pagedongan, KSP Mandiri Sejahtera Bersama di Kecamatan Sigaluh dan KSP Mitra Arcapadha Sejahtera di Kecamatan Punggelan. Sementara itu Capaian Jumlah BPR/LKM tahun 2016 sebanyak 280 unit dari target sebanyak 294 unit. Secara akumulatif, pada urusan koperasi UMKM apabila dibandingkan dengan target 2016 dua indikator telah mencapai target dan satu indikator lagi belum ada capaiannya sampai dengan tahun Secara rinci kinerja pembangunan urusan koperasi dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut ini. Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 61

75 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Koperasi dan UKM Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Jumlah Usaha Mikro Kecil Unit dan Menengah 2. Persentase koperasi aktif % 81,61 82,02 83,83 83,99 Status Capaian Jumlah BPR/LKM (buah/unit) buah/ unit Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Disperindagkop UKM Kab. 12. Penanaman modal Pencapaian kinerja pada urusan ini masih kurang optimal, terlihat dari jumlah Investor berskala nasional yang hanya 457 perusahaan dari target sebanyak 870 perusahaan pada tahun Dilihat dari nilai investasinya pada tahun 2016 mencapai sebesar ,44 juta rupiah dari target tahun 2016 sebanyak ,85 juta rupiah. Capaian ini menurun dari tahun 2015 yang mencapai ,11 juta rupiah. Hal ini disebabkan karena beberapa kewenangan yang ditarik ke provinsi seperti yang ada di PSDA & ESDM sehingga pengurusan perizinan seperti izin PLTMH, izin air tanah dan beberapa jenis izin yang lain ditarik ke provinsi. Selain itu kawasan industri yang disediakan di wilayah Kecamatan Susukan lokasinya kurang diminati investor dikarenakan sumber daya tenaga kerja yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan investor, dan fasilitas penunjang seperti ketersediaan air, listrik masih kurang sedang lokasi yang diminati adalah di sepanjang jalan nasional. Capaian indikator daya serap tenaga kerja pada tahun 2016 sebesar orang dengan target kinerja tahun 2016 sebesar orang. Capaian ini meningkat dari tahun sebelumnya yang baru mencapai orang jika di bandingkatn dengan capaian tahun Hal ini disebabkan karena Infrastruktur tidak mendukung dan SDM tidak sesuai dengan harapan. Secara akumulatif, dari sebanyak 5 indikator kinerja apabila dibandingkan dengan target tahun 2016, masih terdapat sebanyak Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 62

76 tiga indikator yang tidak tercapai target tahunan yaitu jumlah investor berskala nasional, daya serap tenaga kerja dan kenaikan/penurunan Nilai Realisasi PMDN. Secara rinci capaian kinerja pembangunan urusan penanaman modal bisa dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Penanaman Modal No Indikator Kinerja Satuan 1. Jumlah Investor berskala nasional Perusaha an Target Pencapaian Kinerja Status Capaian Jumlah nilai Investasi berskala nasional 3. Daya serap tenaga kerja 4. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN 5. Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dalam 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap (Rp 000,000) , , , ,44 orang (milyar rupiah) 23,29 28,18 38,04 (21,67) % Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : DPMPTSP Kab. 13. Kepemudaan dan olah raga Pembangunan urusan kepemudaan ditujukan untuk mencapai meningkatnya peran aktif pemuda dalam pembangunan, dan pencapaian prestasi olahraga. Pencapaian sasaran pertama ditunjukkan dengan jumlah organisasi pemuda dan organisasi olahraga yang aktif di, termasuk jumlah kegiatan kepemudaan dan jumlah kegiatan olahraga yang semakin meningkat. Sedang pencapaian sasaran ke2 Pencapaian prestasi olahraga, ditunjukkan dengan diperolehnya medali olahraga dari berbagai cabang olahraga di tingkat provinsi. JIka di bandingkan dengan target akhir tahun 2016, dari 6 indikator yang di targetkan pada urusan Kepemudaan dan Olahraga semuanya berstatus telah Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 63

77 tercapai. Secara rinci kinerja pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga No Indikator Kinerja Satuan 1. Jumlah organisasi pemuda Pencapaian Target Kinerja unit Status Capaian Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan unit kegiatan Jumlah kegiatan olahraga kegiatan Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) unit Lapangan olahraga unit Keterangan status : Sumber 14. Statistik Target Telah Tercapai : Dindikpora Kab. Target Tidak Tercapai Kinerja pembangunan urusan statistik menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari capaian 2 indikator yang semuanya berstatus telah tercapai. Sehingga secara umum berkaitan dengan penyusunan dokumen statistik tidak mengalami permasalahan yang berarti. Secara rinci kinerja pembangunan urusan Statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Statistik No Indikator Kinerja Satuan 1. Buku kabupaten dalam Dokumen angka 2. Buku PDRB kabupaten Dokumen Pencapaian Target Kinerja Status Capaian 2016 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : BAPERLITBANG Kab. Target Tidak Tercapai Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 64

78 15. Persandian Kewenangan Urusan Wajib Non Layanan Dasar sesuai dengan undangundang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup sub urusan Persandian untuk Pengamanan Informasi, dengan kewenangan: a) Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan b) Penetapan pola hubungan komunikasi sandi antarperangkat Daerah kabupaten/kota. Pelaksanaan persandian di selama ini dilaksanakan secara rutin, dan tidak ditemui kendala yang berarti. Dalam RPJMD periode sebelumnya tidak terdapat indikator kinerja persandian, sehingga tidak dapat diukur pencapaiannya. Namun demikian pengelolaan persandian perlu ditingkatkan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. 16. Kebudayaan Realisasi kinerja urusan kebudayaan ada sebanyak 3 indikator kinerja. Dari ke 3 indikator kinerja ini ada 2 yang berstatus telah tercapai dan 1 indikator yang berstatus tidak tercapai. Indikator kinerja ketiga berupa Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan memiliki target akhir kinerja 4,88% pada tahun 2016 (target akumulasi). Sehingga terdapat kesalahan pencantuman target pada tahun tersebut. Target akhir tahun 2016 sudah tercapai pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,88% (tahun 2013 ditambah dengan tahun 2014). Pada tahun 2016 terdapat pelaksanaan kegiatan yang sama, sehingga menyebabkan target akhir terlampaui keberhasilannya (menjadi 7,32%). Secara rinci kinerja indikator urusan kebudayaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kebudayaaan No Indikator Kinerja Satuan 1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Pencapaian Target Kinerja kali per 10,000 0,0002 0,0002 0,0002 0,0002 Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 65

79 No Indikator Kinerja Satuan 3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan penduduk Pencapaian Target Kinerja % 0,00 4,88 0,00 2,44 Status Capaian 2016 Keterangan status : Sumber 17. Perpustakaan Target Telah Tercapai : Disparbud Kab. Target Tidak Tercapai Pembangunan urusan Perpustakaan ditunjukkan dengan 3 (tiga) indikator, yaitu (1) Jumlah perpustakaan, (2) Jumlah pengunjung perpustakaan per penduduk, dan (3) Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah. Dari ketiga indikator tersebut capaian tahun 2016 dibandingkan target tahun 2016, terdapat 2 indikator dengan status tercapai, yaitu (1) jumlah perpustakaan dan (2) koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah. Sedangkan indikator jumlah pengunjung perpustakaan per penduduk dengan status tidak tercapai, hal ini disebabkan adanya kemajuan teknologi membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi dari internet daripada buku, gedung perpustakaan kurang representatif (ruang tidak nyaman menempati bekas gedung deppen RI) dan Promosi perpustakaan kurang berjalan efektif. Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Perpustakaan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perpustakaan No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian Kinerja Jumlah perpustakaan Unit Status Capaian Jumlah pengunjung perpustakaan per penduduk 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah % 4,65 23,00 5,81 14,61 % 37,78 37,96 49,92 48,56 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : DISARPUS Kab. Target Tidak Tercapai Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 66

80 18. Kearsipan Pencapaian urusan ini sudah baik, ditunjukkan dengan capaian indikator Pengelolaan Arsip Secara Baku sampai dengan tahun 2016 telah mencapai 36,59% dari target sebesar 7,14% dan indikator peningkatan SDM Pengelola Kearsipan pada tahun 2016 sebesar 6 kegiatan dari target sebesar 3 kegiatan. Dari sebanyak 2 indikator yang ditargetkan pada tahun 2016, semuanya telah mencapai target tahun Secara rinci kinerja pembangunan urusan kearsipan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kearsipan No Indikator Kinerja Satuan 1. Pengelolaan Arsip Secara Baku 2. Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Pencapaian Target Kinerja % 5,36 7,14 5,36 36,59 Kegiat an Status Capaian 2016 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : DISARPUS Kab. Target Tidak Tercapai C. Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Kelautan dan perikanan Produksi perikanan budidaya menunjukkan peningkatan dari sebesar 8.019,90 ton pada tahun 2012 menjadi sebesar ,63 ton pada tahun 2016, terlihat capaian tersebut lebih tinggi dari target pada tahun 2016 sebesar ,07 ton. Namun demikian cakupan bina kelompok pembudidaya ikan pada tahun 2016 sebesar 25,86 % menurun dari capaian tahun 2014 sebesar 54,20%, dan Produksi perikanan kelompok pembudidaya ikan tangkap capaiannya pada tahun 2016 sebesar 1.201,8 ton lebih rendah dari target tahunan yaitu sebesar 1.387,90 ton. Hal ini disebabkan karena iklim dan kondisi perairan umum yang kurang memungkinkan bagi perkembangan ikan. Selain itu masih terdapat beberapa kendala dalam sektor ini antara lain: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 67

81 Permasalahan dalam perbenihan yang berhubungan dengan mutu benih muncul pada saat proses produksi benih, prosesing, penyimpanan dan pada proses pengujian mutu benih. Beberapa unit kolam pada balai benih ikan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan. Induk ikan pada balai benih ikan sudah saatnya diremajakan karena sudah tua dan tidak produktif lagi. Secara akumulatif dari sejumlah empat indikator yang ditargetkan pada tahun 2016, sejumlah tiga indikator telah mencapai target tahun 2016 dan satu indikator belum mencapai target tahun Secara rinci kinerja pembangunan urusan kelautan dan perikanan dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian Kinerja Status Capaian Produksi perikanan ton , , , ,63 2. Konsumsi ikan kg/ 14,88 15,77 17,74 17,74* Kap/thn 3. Cakupan bina % 24,00 24,00 16,70 25,86 kelompok pembudi daya ikan 4. Produksi perikanan kelompok pembudi daya ikan tangkap ton 1.360, , , ,8 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : Distankan, Kab. Target Tidak Tercapai 2. Pariwisata Persentase kunjungan wisata sebesar 109,09% dari target sebesar 100%. pendapatan sektor pariwisata juga 107,68% dari target sebesar 100%. Capaian kinerja pada tahun 2016 menunjukkan hasil yang baik. Dibandingkan dengan target, dari sejumlah 2 indikator tersebut semuanya berstatus telah tercapai. Peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2016 didukung dengan adanya beberapa event wisata yang berskala regional, nasional, dan internasional antara lain: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 68

82 Dieng Culture Festival, event tradisi pemotongan rambut gembel. Event ini bahkan telah mendapatkan perhatian secara internasional. Nyadran Gedhe Susukan, event tradisi ziarah kubur menjelang bulan Romadhon. Kuduran budaya di Wanayasa merupakan event potensi lokal daerah. Boyong Oyot Genggong di Kecamatan Banjarmangu, event budaya yang merupakan simbolis kepindahan pemerintahan Kecamatan Banjarmangu. Baritan di Dieng merupakan acara budaya akhir bulan syawal berupa acara sedekah bumi. Di pusat kota dilaksanakan berbagai event seperti: parade budaya, festival aplang, festival ebeg dan kirab lambang daerah pada HUT. Walaupun capaiannya telah mencapai target, namun ke depan perlu tetap adanya peningkatan pembangunan destinasi unggulan dan mengembangkan potensi usaha jasa wisata agar kunjungan wisata di semakin meningkat. Secara rinci kinerja pembangunan urusan pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pariwisata No Indikator Kinerja Satuan 1. Kunjungan wisata (%) 2. Pendapatan sektor pariwisata (%) Target Pencapaian Kinerja Status Capaian (%) (161%) pengunjung (195,77%) pengunjung (%) ,81 110,22 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Disparbud Kab. 3. Pertanian Produktivitas padi pada tahun 2016 baru mencapai 52,36 kw/ha menunjukkan capaian yang belum optimal karena masih dibawah target tahun 2016 sebesar 62,47 kw/ha. Hal ini di sebabkan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 69

83 karena kurangnya paparan sinar matahari karena sering hujan dan mendung, mengakibatkan kurang maksimalnya proses pengisian bulir padi. Adanya serangan OPT di tahun 2016, diantaranya Penggerek Batang (Kecamatan Sigaluh, Mandiraja, Purwanegara, dan Wanadadi); WBC (Kecamatan Bawang di Sepdes); serangan tikus di kecamatan Susukan hampir merata sd puso seluas 7 ha di usia hst karena ada percepatan tanam, yang mestinya tidak tanam, adanya serangan blast di Mandiraja, Susukan, Purwanegara dan Wanadadi hampir merata di SR 2. Di Kecamatan Bawang dari luasan panen ha dapat ubinan sampel 4 plot di desa Majalengka (masyarakat secara ekonomi dan SDM petani rendah, pengunaan saprodi minim terutama pupuk) dimana lokasi tersebut merupakan irigasi pedesaan dan tadah hujan yang hasil produksinya rendah ditambah terkena serangan OPT diantaranya Busuk Leher dan Kresek. Begitu pula dengan Produktivitas jagung yang baru mencapai 41,41 kw/ha dari target 48,20 kw/ha di tahun Hal ini disebabkan karena komoditas jagung terkena serangan OPT diantaranya di dataran rendah yang menggunakan varietas pioneer banyak yang terserang bule, mayoritas terkena busuk batang, penggerek tongkol dan terkena jamur dikarenakan curah hujan yang tinggi; di dataran tinggi varietas yang digunakan kebanyakan lokal diantaranya kecamatan karangkobar, Pagentan, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum. Produktivitas kedelai yang baru mencapai 11,84 kw/ha dari target 12,20 kw/ha tahun Hal ini disebabkan karena iklim cukup mendukung, sinar matahari cukup, di tahun 2015 mayoritas di tanam SR 3 terkena hujan sehingga banyak terkena OPT terutama ulat. Produktivitas Tanaman Hortikultura untuk salak pada tahun 2016 baru mencapai 12 kg/ pohon dari target 16,30. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak curah hujan sehingga bunga salak menjadi rontok dan menurunkan produksi/produktivitas. Sedangkan produktivitas tanaman holtikultura kentang sampai dengan tahun 2016 baru mencapai 145 kw/ha dari target 200,16 kw/ha, hal ini disebabkan karena Penurunan produktivitas disebabkan oleh banyaknya serangan OPT (organisme pengganggu tanaman), baik Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 70

84 layu fusarium, NSK dan keterbatasan bibit unggul serta degradasi lahan karena cuaca buruk (terlalu banyak hujan. Populasi hewan ternak juga banyak yang belum memenuhi target, seperti Sapi, Sapi Perah, Kambing, dan Domba. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya yaitu lebih banyak jumlah ternak keluar dibandingkan dengan jumlah kelahiran ternak di dan juga tingkat pemotongan sapi tinggi (7.057 ekor). Keberhasilan inseminasi buatan juga masih belum sesuai target, terlihat dari indikator Perbandingan Jumlah Kelahiran dengan Pemakaian Semen yang baru mencapai 69,03% dari target sebesar 72,7%. Secara akumulatif dari sejumlah 24 indikator yang ditargetkan pada tahun 2016, sejumlah 9 indikator telah mencapai target tahun 2016, 11 indikator belum mencapai target tahun 2016, dan 4 indikator belum diketahui capaiannya karena data belum tersedia sampai dengan tahun Secara rinci kinerja urusan pertanian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pertanian No Indikator Kinerja Satuan Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 1. Produktivitas padi kw/ ha 2. Produktivitas Jagung kw/ ha 3. Produktivitas Kedelai kw/ ha Pencapaian Target Kinerja ,12 62,47 61,19 52,36 47,5 48,20 51,25 41,41 12,2 12,20 7,81 11,84 Produktivitas Tanaman Hortikultura 4. Durian kg/ ,00 47 pohon 5. Salak kg/ 16,14 16,30 22,00 12 pohon 6. Pisang kg/ 46,18 48,95 75,00 50 pohon 7. Kentang kw/ 190,63 200,16 155, ha 8. Kontribusi sektor % 34,19 33,85 32,99 N.A. pertanian/ peternakan/ perikanan terhadap PDRB 9. Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian % 31,73 31,41 N.A. N.A. Status Capaian 2016 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 71

85 No Indikator Kinerja Satuan Jumlah Populasi Ternak Pencapaian Target Kinerja Status Capaian Sapi ekor Sapi Perah ekor Kambing ekor Domba ekor Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan 14. Perbandingan Jmlh Kelahiran dengan Pemakaian Semen 15. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB Produktivitas perkebunan % 59,72 72,7 42,53 69,03 % 4,50 4,60 N.A. N.A. 16. Kopi Robusta (ton/ha) ton/ 0,5 0,55 0,46 0,46 ha 17. Kopi Arabika (ton/ha) ton/ 0,35 0,4 0,31 0,32 ha 18. Kelapa Dalam (ton/ha) ton/ 0,76 0,78 0,75 0,78 ha 19. Kelapa Deres (ton/ha) ton/ 8,6 8,8 6,6 6,67 ha 20. Teh (ton/ha) ton/ 1,3 1,4 1,1 1,1 ha 21. Karet (ton/ha) ton/ 0,26 0, ha 22. Tebu (ton/ha) ton/ ,99 65,07 ha 23. Kontribusi Produksi % 84,41 86,10 NA NA kelompok petani terhadap PDRB (%) 24. Cakupan bina kelompok petani % 22,86 25,45 25,00 39,2 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Distankan, dan BPS Kab. 4. Perdagangan Pencapaian target pembangunan pada urusan ini tergolong cukup baik, ditunjukkan dengan Ekspor Bersih Perdagangan sebesar juta rupiah dari target sebesar juta rupiah; dan Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal sebesar kelompok dari target sebesar kelompok. Namun demikian ada satu indikator yang di tahun 2016 tidak dapat diketahui capaiannya Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 72

86 yaitu kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB. PDRB tahun 2016 baru akan diterbitkan setelah pertengahan tahun Secara akumulatif dari sejumlah 3 indikator, terdapat 2 indikator yang berstatus telah tercapai dan satu indikator yang tidak dapat diukur. Secara rinci capaian kinerja pembangunan urusan perdagangan bisa dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perdagangan Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kontribusi sektor % 13,76 13,82 14,35 na Perdagangan terhadap PDRB 2. Ekspor Bersih Perdagangan 3. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal Rp kelompok Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Disperindagkop UKM Kab. 5. Perindustrian Pembangunan urusan perindustrian menunjukkan pertumbuhan industri sebanyak unit pada tahun 2016 dari target sebanyak unit. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB juga pada tahun 2015 sebesar 14,08%, namun pada tahun 2016 tidak ada data capaiannya hal ini disebabkan karena pada PDRB tahun 2016 dijadwalkan terbit pada tahun Indikator yang tidak dapat terisi capaiannya yaitu Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri. Secara akumulatif, pada urusan perindustrian apabila dibandingkan antara realisasi tahun 2016 dengan target tahun 2016 ada sebanyak dua indikator berstatus telah tercapai dan dua indikator berstatus tidak tercapai. Pengembangan industri pengolahan tentunya perlu terus dilakukan agar mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Secara rinci kinerja urusan pembangunan urusan perindustrian dapat dilihat pada tabel di berikut ini: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 73

87 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perindustrian No Indikator Kinerja Satuan 1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB % Target Pencapaian Kinerja ,78 12,79 14,08 NA Status Capaian Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri 3. Pertumbuhan Industri 4. Cakupan bina kelompok pengrajin % Unit Kelompok 3,16 3,46 NA NA Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : Disperindagkop UKM Kab. 6. Transmigrasi Target Tidak Tercapai Kinerja pembangunan urusan ketransmigrasian menunjukkan kinerja yang kurang baik, terlihat 1 indikator yang ditargetkan pada tahun 2016 kinerjanya belum tercapai di tahun Indikator tersebut yaitu indikator Jumlah transmigran yang ditempatkan. Penyebab pencapaian kinerja yang rendah karena jumlah quota transmigran ditentukan oleh Pemerintah Pusat melalui Disnakertrasnduk Propinsi Jawa Tengah. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan upaya koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan daerah calon penempatan transmigrasi. Secara rinci kinerja pembangunan urusan transmigrasi dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Transmigrasi No Indikator Kinerja Satuan 1 Jumlah transmigran yang ditempatkan Pencapaian Target Kinerja KK Status Capaian 2016 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : Disnaker Kab. Target Tidak Tercapai Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 74

88 D. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Fungsi Penunjang 1. Administrasi pemerintahan Kinerja pembangunan urusan administrasi pemerintahan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Apabila dibandingkan capaian tahun 2016 dengan targetnya, dari sejumlah 23 indikator yang ditargetkan, sebanyak 21 indikator berstatus telah tercapai, sebanyak 2 indikator berstatus tidak tercapai, dan sebanyak 12 indikator tidak dapat diketahui capaiannya. Indikator yang berstatus tidak tercapai adalah adalah 1) Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10,000 penduduk dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 0,83%; 2) Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik. Tidak tercapainya indikator Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10,000 penduduk disebabkan oleh tidak ada penambahan pengadaan baru dan adanya mutasi, sehingga diperlukan adanya perekrutan personil baru untuk menggantikan personil yang sudah pensiun atau pun mutasi. Secara rinci kinerja pembangunan urusan administrasi pemerintahan dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Administrasi Pemerintahan No Indikator Kinerja Satuan 1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10,000 penduduk per 10,000 pendudu k Per 10,000 Target Pencapaian Kinerja ,1 1 0,83 2. Jumlah Linmas per 10,000 Penduduk 87,37 87,65 94,7 92,3 3. Rasio Pos Siskamling per 2,49 2,53 3,19 3,22 jumlah desa/kelurahan 4. Petugas Perlindungan % 0,871 0,877 0,947 0,923 Masyarakat (Linmas) di (%) 5. Cakupan petugas Linmas (%) % ,88 135, Laju Pertumbuhan PDRB % 5,89 6,07 5,48 NA 7. Angka Kemiskinan % 10,68 8,28 18,37 NA 8. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan administrasi pemerintah Penge mbang an Pengem bangan Penge mbang an Penge mban gan 9. Penegakan PERDA % Status Capaian Cakupan patroli petugas Satpol PP (dalam 24 jam) Kali 3 X 3 X 3 X 3x Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 75

89 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Tingkat penyelesaian % pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kab, (%) 12. Petugas Perlindungan % 0,873 0,876 1,68 1,35 Masyarakat (Linmas) di (%) 13. Cakupan pelayanan bencana % 0,0046 0, ,5 39,5 kebakaran kabupaten Cakupan pelayanan bencana % kebakaran 15. Tingkat waktu tanggap % ,5 38,09 (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (%) 16. Cakupan sarana prasarana % 86,45 88,35 85,71 85,71 perkantoran pemerintahan desa yang baik (%) 17. Sistim Informasi Manajemen Buah Pemda 18. Jumlah clien yang terhubung unit dengan web Pemda 19. Indeks Kepuasan Layanan Ada ada ada Ada Masyarakat 20. Persentase ketepatan waktu % ,18 98,18 SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) 21. Pembinaan pelayanan publik Status Capaian Jumlah Bank Jenis dan jumlah perusahaan asuransi Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Setda, BPBD, Satpol PP, Kantor Kesbangpol dan BPS Kab. 2. Pengawasan Kinerja pembangunan urusan pengawasan menunjukkan kinerja yang baik. Seluruh indikator kinerja dapat memenuhi seluruh target. Secara rinci kinerja pembangunan urusan pengawasan dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 76

90 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Pengawasan Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Prosentase penyelesaian % ,58 TLHP Reguler Inspektorat Kab 2. Prosentase penyelesaian penanganan kasus 3. Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Propinsi 4. Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPKP 5. Prosentase Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK 6. Persentase Jumlah SKPD yang berspip % , % % ,71 92,48 % ,46 97,46 % , Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Inspektorat Kab. 3. Perencanaan Pembangunan urusan perencanaan ditujukan untuk meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD. Pencapaian tersebut ditunjukkan dengan Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dgn PERDA sebanyak 1 dokumen; Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA sebanyak 1 dokumen; Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yang telah ditetapkan dgn PERKADA sebanyak 1 dokumen; dan Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD sebesar 100%. Secara akumulatif, dari sebanyak 4 indikator yang ditargetkan pada tahun 2016, semuanya telah mencapai target tahun Secara rinci pencapaian indikator urusan perencanaan pembangunan bisa dilihat pada tabel berikut. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 77

91 Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Perencanaan Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Tersedianya dokumen dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA 2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA 3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA 4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD dokumen dokumen dokumen Status Capaian 2016 Keterangan status : Sumber 4. Keuangan Target Telah Tercapai : Baperlitbang Kab. Target Tidak Tercapai Kinerja pembangunan urusan keuangan menunjukkan kinerja yang baik. Seluruh indikator kinerja dapat memenuhi seluruh target. Secara rinci kinerja pembangunan urusan pengawasan dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Keuangan No Indikator Kinerja Satuan 1. Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca 2. Meningkatnya jumlah PAD Rp Milyar 3. Rasio PAD terhadap pendapatan daerah 4. Tersusunnya pengelolaan keuangan daerah yang tepat waktu Target Pencapaian Kinerja Status Capaia n 2016 ada ada ada ada 85,017 88,42 180, ,906 % 6,77 6,76 10,66 10,30 ya ya ya ya 5. Opini Laporan Keuangan WTP WTP WTP proses Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 78

92 No Indikator Kinerja Satuan 12. Tersedianya laporan asset yg mendukung laporan Neraca Target Pencapaian Kinerja Status Capaia n 2016 ada ada ada ada Keterangan status : Target Telah Tercapai Sumber : BPPKAD Kab. 5. Kepegawaian Target Tidak Tercapai Kinerja pembangunan urusan kepegawaian menunjukkan kinerja yang cukup baik. Apabila dibandingkan capaian tahun 2016 dengan targetnya, dari sejumlah 5 indikator yang ditargetkan, sebanyak 3 indikator berstatus telah tercapai, dan sebanyak 2 indikator berstatus tidak tercapai. Indikator yang berstatus tidak tercapai adalah adalah 1) Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 74%; dan 2) Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur dengan capaian pada tahun 2016 sebesar 64%. Pada indikator Rasio Pejabat Struktural yang mengikuti Diklatpim terjadi penurunan karena pada pengangkatan pejabat struktural pada tahun 2016 banyak pejabat yang belum mengikuti diklatpim. Pada indikator Rasio Penanganan Pelanggaran Disiplin PNS hanya tercapai 64%, hal ini dikarenakan tidak semua kasus yang masuk harus dijatuhi hukuman disiplin dan hanya dilakukan sebatas pembinaan saja. Secara rinci kinerja pembangunan urusan kepegawaian dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel Capaian Target Kinerja Urusan Kepegawaian Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Rasio PNS Lulusan S1 % 49,98 53,57 59,8 60 Status Capaian Rasio PNS Lulusan S2/S3 % 2,07 2,2 2,8 2,8 3. Rasio pejabat struktural yang mengikuti diklatpim 4. Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur % 76,07 80,98 85,6 74 % 90, ,19 64 Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 79

93 Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Rasio PNS yang mengikuti % 10,53 10,87 18,4 26,6 diklat teknis Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : BKD Kab. 6. Kewilayahan Pelaksanaan urusan kewilayahan di selama ini dilaksanakan secara rutin oleh Perangkat Daerah Kecamatan dan UPTnya dalam hal ini Kelurahan. Selama ini tidak ditemui kendala yang berarti. Dalam RPJMD periode sebelumnya tidak terdapat indikator kinerja kewilayahan, sehingga tidak dapat diukur pencapaiannya. 7. Penelitian dan pengembangan Pelaksanaan urusan penelitian dan pengembangan di selama ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan daerah. Selama ini pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dalam berbagai sektor. Dalam RPJMD periode sebelumnya tidak terdapat indikator kinerja penelitian dan pengembangan, sehingga tidak dapat diukur pencapaiannya Aspek Daya Saing Daerah A. Fokus kemampuan ekonomi daerah Sebagai daerah dengan kontributor utama indikator yang dipilih untuk mewakili kemampuan ekonomi adalah Nilai Tukar Petani. Kondisi petani pada sub sektor tanaman pangan perlu mendapat perhatian yang serius disebabkan nilai tuar petani yang selalu dibawah 100 dalam tiga tahun terakhir. Angka dibawah 100 menunjukkan bahwa petani tanaman pangan mengeluarkan biaya hidup lebih banyak dari apa yang meraka dapat dari hasil bertani. NTP Petani Tanaman Pangan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Kondisi ini menunjukan bahwa penerimaan petani dari usaha di sektor pertanian tanaman pangan lebih kecil dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan harga kebutuhan Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 80

94 pokok lebih tinggi di bandingkan dengan harga komoditas pertanian. Selain itu terdapat adanya peningkatan biaya sarana produksi, dimana peningkatan biaya produksi tidak sebanding dengan peningkatan harga hasil pertanian. Meskipun mengalami penurunan namun nilai tukar petani ratarata masih di atas 100. Secara umum beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pencapaian indikator NTP antara lain : Faktor teknis disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian. Sedangkan dari faktor non teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga sarana produksi, harga produk dan harga produk olahan maupun harga kebutuhan petani yang lainnya. Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk pertanian dan mempengaruhi nilai tukar produk pertanian yang dihasilkan. Upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan nilai tukar petani adalah dengan mengembangkan aktifitas di sektor pertanian yang memiliki nilai tambah melalui kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan komoditas pertanian agar lebih berdaya saing. Berikut capaian Nilai Tukar Petani per sub sektor. Tabel Capaian Kinerja Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Pencapaian Target No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Nilai Tukar Petani ,86 102,93 Status Capaian 2016 NTP Petani Tanaman Pangan NTP Petani Holtikultura NTP Petani Tanaman Perkebunan Rakyat NTP Peternakan NTP Perikanan % % % % % 98,66 90,83 101,43 109,10 106,04 107, ,81 109, ,93 110,70 Keterangan status : Sumber Target Telah Tercapai : BPS Kab. Target Tidak Tercapai Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 81

95 B. Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur Indikator fasilitas wilayah/infrastruktur pada urusan perhubungan ada sebanyak 3 indikator, yaitu (1) Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, (2) Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, dan (3) Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun. Semua indikator berstatus tercapai pada akhir tahun Secara rinci pencapaian target kinerja indikator urusan Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Capaian Kinerja Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur No Indikator Kinerja Satuan 1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2. Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum 3. Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun % Orang orang Target Pencapaian Kinerja ,45 0,42 0,42 0, Status Capaian 2016 Keterangan status : Target Telah Tercapai Target Tidak Tercapai Sumber : Dinhub Kab Permasalahan dan Isu Strategis Dari hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah pada tahun 2016 ternyata masih memperlihatkan banyaknya indikator yang belum mencapai target. Beberapa permasalahan pembangunan yang dapat diidentifikasi dari hasil evaluasi capaian target pembangunan yang dibahas dalam sub bab sebelumnya antara lain: 1. Masih belum optimalnya Angka Melanjutkan Sekolah, ditunjukkan oleh: a. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs sebesar 92,10% dimana kondisi ideal dalam mendukung wajib belajar 9 tahun adalah 100%, serta Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 82

96 b. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA sebesar 77,27%. 2. Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni (APM), ditunjukkan dengan: a. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A sebesar 84,66%, b. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B sebesar 64,10%, dan c. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C sebesar 40,30% 3. Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, ditunjukkan oleh: a. Angka kematian bayi sebesar 13,17 Per KH, serta b. Angka Kematian Ibu sebesar 120,3 Per KH. 4. Masih tingginya angka penduduk miskin, dimana pada tahun 2015 sebesar 18,37%. 5. Masih tingginya angka pengangguran, ditunjukkan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka tahun 2016 yang sebesar 5,05% dimana meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 4,06%. 6. Masih rendahnya investasi di, ditunjukkan oleh jumlah nilai investasi berskala nasional tahun 2016 yang sebesar Rp. 261,40 Milyar dimana angka ini menurun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp. 333,69 Milyar. 7. Belum optimalnya sarana prasarana dasar seperti penyediaan rumah layak huni, air bersih dan sanitasi, ditunjukkan dengan: a. Rasio rumah layak huni sebesar 77,49%, b. Rumah tangga pengguna air bersih sebesar 81,51%, dan c. Persentase rumah tinggal bersanitasi sebesar 45%. 8. Masih rendahnya tingkat penanganan PMKS, ditunjukkan oleh: a. Persentase PMKS skala yang memperoleh Bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 77,49%, serta b. Persentase PMKS skala yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 83

97 (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya sebesar 76,93%. 9. Masih rendahnya rasio PAD terhadap pendapatan daerah dimana baru mencapai 10,30%. 10. Masih rendahnya rasio jalan dan irigasi dalam kondisi baik, ditunjukkan dengan: a. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 km/jam) sebesar 58,83%, serta b. Rasio jaringan irigasi sebesar 15,58%. 11. merupakan daerah rawan bencana, dimana seluruh kecamatan terpetakan sebagai daerah rawan bencana dengan potensi kebencanaan yang berbeda tipenya. 12. Menurunnya produksi dan produktivitas bidang pertanian, ditunjukkan oleh: a. Produktivitas padi sebesar 52,36 Kw/Ha dimana angka ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 61,19 Kw/Ha, serta b. Produktivitas jagung sebesar 41,41 Kw/Ha dimana angka tersebut turun dibanding tahun lalu yang sebesar 51,25 Kw/Ha. 13. Belum optimalnya usaha pengolahan hasil pertanian, ditunjukkan dengan kontribusi sektor industri pengolahan pada PDRB Tahun 2015 yang hanya sebesar 14,08%. 14. Belum optimalnya pengembangan sektor wisata dan sektor pendukungnya, ditunjukkan oleh share sub sektor jasa pariwisata (salah satu komponen sektor jasa lainnya) yang hanya sebesar 2,07%. Dari hasil identifikasi permasalahan pembangunan tersebut dapat ditarik beberapa isuisu strategis yang perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus dalam usaha pencapaian targettarget pembangunan. Isuisu strategis tersebut kemudian diidentifikasi dan diklasifikasikan ke dalam 7 prioritas pembangunan. Prioritas dan isu strategis tersebut adalah sebagai berikut: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 84

98 Tabel Prioritas dan Isu Strategis Prioritas pembangunan Isu strategis Penguatan infrastruktur dan pengurangan risiko bencana Pemantapan reformasi birokrasi Pengembangan dunia usaha dan pariwisata Peningkatan ketahanan pangan Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kebudayaan Kesehatan Penanggulangan kemiskinan Masih rendahnya kualitas infrastruktur, terutama jalan dan irigasi merupakan wilayah rawan bencana Masih belum optimalnya kualitas pengelolaan keuangan daerah Masih belum optimalnya realisasi investasi Masih belum optimalnya daya tarik destinasi wisata Masih belum optimalnya produksi pangan Masih rendahnya motivasi dan partisipasi anak usia sekolah Masih rendahnya akses dan pemerataan pelayanan kesehatan serta perilaku hidup sehat masyarakat Masih rendahnya cakupan pemenuhan hak dasar penduduk miskin Masih rendahnya tingkat kesempatan kerja Masih rendahnya penanganan PMKS Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2016 dan Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah 85

99 BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Kondisi Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi merupakan tujuan utama dari setiap bangsa. Pembangunan ekonomi dilakukan melalui peningkatan pendapatan, kesejahteraan dan kemampuan ekonomi dari masyarakatnya (Debraj Ray,1998). Dilihat dari hal itu peningkatan pendapatan tidak menjadi satusatunya faktor krusial dalam pembangunan ekonomi. Hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana peningkatan pendapatan tersebut dapat membawa peningkatan kesejahteraan. termasuk dalam daerah agraris dimana sektor pertanian dominan dalam perekonomian. Hal menarik tergambar dalam perekonomian pada tahun 2015, tepat disaat Badan Pusat Statistik melakukan perubahan klasifikasi pengelompokan kegiatan ekonomi. Dari perubahan klasifikasi tersebut terjadi pergeseran sektor dominan pada, menjadi pertanianperdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motorindustri dari sebelumnya pertanianjasaperdagangan. Ketiga sektor dominan terbaru, secara berurutan, mewakili tiap kelompok sektor yang ada dalam perekonomian yaitu sektor primer (output tingkat dasar), tersier (output dominan jasa), dan sekunder (input berasal dari sektor primer atau telah telah diproses) dibanding sebelumnya yang hanya sektor primer dan tersier. Pada tahun 2016, perekonomian tumbuh sebesar 5,41% apabila dibandingkan dengan tahun 2015 Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 86

100 yang sebesar 5,47%, laju pertumbuhan tahun 2015 mengalami perlambatan sebesar 0,06%. Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 5,28% kondisi pertumbuhan ekonomi Tahun 2016 terbilang menggembirakan karena berada di atas Provinsi Jawa Tengah. Kontribusi tiga sektor teratas (pertanianperdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motorindustri pengolahan) mencapai 60,88%. Hal ini menunjukan sektorsektor tersebut merupakan sektor unggulan yang memegang peranan penting dalam perekonomian. Berkembangnya sektor sekunder dalam hal ini industri pengolahan membawa harapan baru akan kekuatan fundamental ekonomi di. Tabel 3.1. Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010 Tahun 2016 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Kategori Sektor HB HK Rp % Rp % Primer ,00 31, ,02 29,96 Primer ,07 6, ,98 5,58 Industri Pengolahan Sekunder ,05 14, ,55 13,27 Pengadaan Listrik dan Gas Sekunder 5.693,00 0, ,55 0,04 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Sekunder 6.960,63 0, ,31 0,05 Konstruksi Sekunder ,82 6, ,42 6,82 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tersier ,83 14, ,69 16,64 Tersier ,10 3, ,98 4,25 Tersier ,89 1, ,48 2,05 Informasi dan Komunikasi Tersier ,56 2, ,67 3,46 Jasa Keuangan dan Asuransi Tersier ,80 2, ,40 2,89 Real Estate Tersier ,59 1, ,57 1,78 Jasa Perusahaan Tersier ,61 0, ,92 0,38 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Tersier ,21 3, ,58 3,69 Jasa Pendidikan Tersier ,60 6, ,15 5,59 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tersier ,90 1, ,21 1,24 Jasa Lainnya Tersier ,68 2, ,87 2,31 Produk Domestik Regional Bruto , , Sumber: BPS Tahun 2017 Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 87

101 Dilihat dari sisi pertumbuhan, kelompok sektor primer mengalami tekanan, pertumbuhan pada sektor pertanian dan pertambangan di bawah ratarata pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian tumbuh sebesar 2,85% sedang sektor pertambangan hanya tumbuh sebesar 2,55%. Pertumbuhan sektor paling besar pada tahun 2016 adalah sektor pengadaan listrik dan gas (9,46%). Sejalan dengan kontribusi yang mengalami kenaikan, sektor industri pengolahan juga tumbuh dengan baik di angka 6,18%. Dengan tumbuhnya sektor ini diharapkan output dari sektor primer akan semakin banyak diserap oleh industri pengolahan sehingga meningkatkan nilai tambah produk sektor primer. Selain itu industri pengolahan yang bersifat tradable (bersifat padat karya) diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Tabel 3.2. Pertumbuhan Sektor Dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2010 Tahun 2016 LAPANGAN USAHA Pertumbuhan HB HK % % Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,96 2,85 Pertambangan dan Penggalian 6,95 2,55 Industri Pengolahan 10,43 6,18 Pengadaan Listrik dan Gas 20,34 9,46 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,77 3,71 Konstruksi 8,56 6,94 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 12,36 8,01 Motor Transportasi dan Pergudangan 5,53 5,46 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 14,38 8,04 Informasi dan Komunikasi 7,99 7,86 Jasa Keuangan dan Asuransi 12,19 7,97 Real Estate 8,27 6,39 Jasa Perusahaan 8,38 5,18 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10,36 4,71 Jasa Pendidikan 10,63 7,07 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,22 6,78 Jasa Lainnya 12,52 6,00 Produk Domestik Regional Bruto 8,79 5,41 Sumber: BPS Tahun 2017 Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 88

102 Laju inflasi selama tahun 2016 sebesar 2,87%. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 0,97% kontributor utama penyebab inflasi adalah kelompok bahan makanan. Hal ini disebabkan oleh stok bahan makanan yang terbatas sedangkan disaat yang sama terjadi peningkatan pola konsumsi masyarakat yang dipacu oleh perayaan Hari Raya Idul Fitri 1437 H dan tahun ajaran baru. Sedang untuk deflasi terendah terjadi pada bulan April sebesar 0,27% hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan BBM yang memacu turunnya tarif angkutan. Laju inflasi tahun 2016 dan 2015 memiliki pola yang hampir sama, terutama pada kenaikan bulan Maret, Juni, Juli dan November. Pola tersebut menunjukan bahwa kenaikan dan penurunan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu musim, kebijakan pemerintah, dan tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran suatu barang. Perkembangan inflasi di selama tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada grafik berikut: Sumber: BPS Tahun 2016 Grafik 3.1 Perkembangan Laju Inflasi Bulanan Tahun 2015 dan 2016 Dalam konteks kewilayahan termasuk salah satu kabupaten yang berada dalam ekskarisidenan Banyumas bersama Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Kebumen, Pekalongan, dan Batang. Untuk mengetahui posisi dianalisis menggunakan Tipologi Klassen. Tipologi Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 89

103 tersebut menghasilkan empat kuadran dengan klasifikasi sebagai berikut: 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) yakni dengan ratarata PDRB per kapita di atas ratarata PDRB per kapita Provinsi, serta ratarata laju pertumbuhan ekonomi kabupaten di atas ratarata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi. 2. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) yakni dengan ratarata PDRB per kapita di bawah ratarata PDRB per kapita Provinsi, tapi ratarata laju pertumbuhan ekonomi di atas ratarata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi. 3. Daerah maju tapi tertekan (low growth but high income) yakni dengan ratarata PDRB per kapita di atas ratarata PDRB per kapita Provinsi, tapi ratarata laju pertumbuhan ekonomi kabupaten berada di bawah ratarata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi. 4. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income) yakni kabupaten dengan ratarata PDRB per kapita di bawah ratarata PDRB per kapita Provinsi dan memiliki ratarata laju pertumbuhan ekonomi di bawah ratarata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi. Dilihat dari hasil analisa termasuk daerah berkembang cepat. Yang perlu menjadi perhatian adalah PDRB per Kapita yang ada di posisi kedua terbawah di wilayah ini tepat di atas Kebumen. Berikut informasi mengenai PDRB per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi per pada tahun 2016: Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 90

104 Tabel 3.3. PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi seeks Karisidenan Banyumas PDRB Per Kapita Laju Pertumbuhan Ekonomi Klasifikasi Kuadran Cilacap ,46 + I Banyumas ,12 + II Purbalingga ,39 IV ,48 + II Wonosobo ,12 IV Kebumen ,29 + II Pekalongan ,78 IV Batang ,60 + II Provinsi Jawa Tengah , Tantangan Dan Prospek Perekonomian Daerah Perekonomian Indonesia pada tahun 2016 terbilang fluktuatif, hal ini ditandai dengan tidak stabilnya nilai kurs dollar sama halnya dengan inflasi yang masih bergerak meski nilai yoy bulan Desember tahun 2016 dapat ditekan pada nilai 3,02%. Tahun 2017 Pemerintah Pusat memberlakukan pengurangan subsidi listrik yang tidak tepat sasaran pada rumah tangga mampu dengan daya 900 VA, hal ini akan sedikit memberikan shock pada kondisi makro. Meski secara perlahan diyakini kondisi akan membaik seiring dengan penyesuaian konsumsi masyarakat yang terkena dampak kebijakan. Sejalan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Pemerintah Daerah harus jeli didalam menentukan strategi kebijakan, seperti: (1) Penguatan ketahanan sektor primer dan penempatan prioritas pengembangan pada sektor sekunder agar dapat mendorong penyerapan output dari sektor primer sehingga dapat menambah value added, serta (2) Treatment terhadap sektorsektor ekonomi dominan dan atau tumbuh cepat selama beberapa tahun terakhir, diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi makro dan mendorong peningkatan investasi yang mendorong terciptanya lapangan kerja yang lebih luas dengan fokus utama untuk menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Tantangan bagi perekonomian daerah ke depan di antaranya adalah: Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 91

105 1. Tantangan yang bersumber dari dinamika global yang dapat menyebabkan rentannya pemulihan ekonomi global; 2. Kemungkinan penerapan kebijakan administered price terutama hargaharga energi (BBM bersubsidi, tarif tenaga listrik, dan LPG) dan kebijakan tarif yang ditetapkan oleh daerah. Secara historis, laju inflasi di daerah memiliki sensitivitas yang cukup tinggi terhadap adanya perubahan administered prices. Kondisi ini memerlukan respons koordinasi yang lebih baik di daerah untuk meminimalkan dampak lanjutan dari kemungkinan diterapkannya kebijakan ini, terutama terkait dengan pengendalian tarif angkutan dan jasa kemasyarakatan lainnya; 3. Masih kurangnya kuatnya daya saing daerah. Mengatasi hal ini, upaya untuk mendorong kenaikan daya saing daerah perlu ditempuh bersamasama oleh para penentu kebijakan di daerah, terutama dalam hal peningkatan kapasitas infrastruktur dan penciptaan iklim investasi; 4. Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif di daerah dengan melakukan beberapa langkahlangkah perbaikan antara lain perbaikan dibidang regulasi, pelayanan dan penyederhanaan birokrasi; 5. Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini merupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi; 6. Masih kurang optimalnya koordinasi pembangunan antarsektor, sehingga pelaksanaan pembangunan masih kurang selaras dan serasi Arah Kebijakan Keuangan Kebijakan, program dan kegiatan pembangunan tahun 2018 tidak dapat dilepaskan dari kapasitas kemampuan keuangan daerah. Maka dari itu kebutuhan belanja program dan kegiatan pada RKPD 2018 ini wajib memperhatikan kemampuan fiskal tersebut. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 92

106 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Rencana pendapatan daerah untuk kerangka pendanaan daerah merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum dalam penerimaannya. Pendapatan Daerah meliputi komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan LainLain Pendapatan Daerah Yang Sah. Dengan mencermati potensi pendapatan daerah, anggaran perubahan tahun 2016, dan anggaran pada awal tahun 2017, maka proyeksi keuangan daerah tahun 2018 adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Pendapatan Daerah Tahun No URAIAN APBDP APBD PROYEKSI A PENDAPATAN A PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah B Hasil Retribusi Daerah C D Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN A Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak B Dana Alokasi Umum C Dana Alokasi Khusus LAINLAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH A Pendapatan Hibah B C D Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya E Dana Desa Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 93

107 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Dalam memproyeksikan struktur keuangan daerah, Pemerintah memberlakukan struktur yang berimbang, dimana defisit dapat ditutup melalui pembiayaan tanpa memerlukan pinjaman daerah atau sering disebut defisit anggaran. A. Arah kebijakan pendapatan daerah Arah kebijakan pendapatan daerah meliputi beberapa aspek yaitu: a. Kebijakan perencanaan pendapatan daerah, pajak daerah yang merupakan komponen dari Pendapatan Asli Daerah menjadi salah satu pos yang mendapat perhatian bagi Pemerintah. Sub sektor pajak bumi bangunan, pajak hotel, restoran, dan tempat hiburan merupakan pos yang masih sangat potensial jika melihat perkembangan sektor tersebut di pada saat ini. b. Upayaupaya pemerintah daerah dalam mencapai target, antara lain: (1) Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah baik dari sektor pajak daerah, retribusi daerah maupun penerimaan daerah yang sah; (2) Memperbaiki sistem dan mekanisme pemungutan pajak dan retribusi daerah; (3) Meningkatkan kualitas SDM pemungut pajak dan retribusi; (4) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD; dan (5) Memperkuat peran serta BUMD dalam rangka peningkatan PAD dari sektor BUMD. B. Arah kebijakan belanja daerah Belanja daerah menurut pengelolaannya terbagi menjadi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Dengan perbedaan pengelolaan tentunya membutuhkan perbedaan dalam penerapan kebijakan. Kebijakan belanja daerah tahun 2016 disusun untuk mencapai targettarget pembangunan daerah melalui pendanaan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten yang terdiri dari: urusan wajib yang merupakan layanan dasar, urusan wajib yang bukan merupakan layanan dasar, urusan pilihan, serta urusan penunjang urusan pemerintahan. Dimana dalam pelaksanaannya memperhatikan aspek peningkatkan Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 94

108 akuntabilitas perencanaan anggaran dan penekanan pada efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran. a) Belanja Tidak Langsung Penganggaran rencana belanja tidak langsung dalam RKPD tahun 2018 dialokasikan pada pospos sebagai berikut: 1. Belanja Pegawai Penganggaran belanja pegawai tersebut dengan memperhatikan halhal sebagai berikut: (1) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan ASN disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi mengenai jumlah pegawai, dengan memperhatikan realisasi belanja pegawai Tahun Anggaran 2016 serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan ASN, pemberian gaji ketiga belas, dan tunjangan hari raya; (2) Pemenuhan kebutuhan uang representasi pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan Bupati/Wakil Bupati; (3) Pemenuhan kebutuhan pembayaran tunjangan profesi guru; (4) Pemberian tambahan penghasilan bagi PNSD dan CPNSD dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah; dan (5) Pemberian insentif atas pemungutan pajak dan retribusi daerah. 2. Belanja Hibah Pemberian hibah berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas anggaran daerah, penganggaran untuk hibah mempertimbangkan asas manfaat, keadilan dan kepatutan, mulai dari landasan pertimbangan pemberian, penggunaan sampai pengawasannya. 3. Belanja Bantuan Sosial Pemberian bantuan sosial berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 95

109 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 4. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi//Kota dan Pemerintah Desa Sesuai ketentuan Pasal 72 ayat (1) huruf c dan ayat (3) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014, ketentuan alokasi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada pemerintah desa adalah minimal sebesar 10% dari proyeksi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. 5. Belanja Bantuan keuangan Kepada Provinsi//Kota Pemerintahan Desa dan Partai Politik Pemerintah Daerah mengganggarkan bantuan keuangan untuk desa secara proporsional dalam rangka menunjang fungsifungsi penyelenggaran pemerintahan dan untuk percepatan pembangunan desa sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sesuai ketentuan Pasal 72 ayat (4) dan ayat (6) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah menganggarkan alokasi dana desa sebesar minimal 10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten setelah dikurangi DAK. Selain itu alokasi penyaluran kembali Dana Desa yang diterima dari Pemerintah Pusat menjadi hal yang wajib dibelanjakan pada pos ini. 6. Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun Penetapan anggaran tidak terduga dilakukan secara rasional dan kemungkinan adanya kegiatan kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh Pemerintah Daerah. Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 96

110 b) Belanja Langsung Kebijakan pengalokasian belanja langsung mempertimbangkan kegiatankegiatan rutin SKPD sebagai belanja operasional dan kegiatankegiatan yang mempunyai ketentuan peraturan perundangundangan yang harus dilaksanakan. Disamping itu, belanja langsung juga digunakan untuk memenuhi kegiatankegiatan yang memiliki peran strategis didalam mendukung capaian program yang menjadi visi misi Bupati yang telah diselaraskan dengan program Nasional Nawacita maupun 6 (enam) prioritas pembangunan Provinsi Jawa Tengah yang menjadi program unggulan. Disamping hal tersebut, Belanja Langsung dilaksanakan guna memenuhi belanja kegiatan yang sifatnya mendesak untuk segera dipenuhi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengalokasian pagu untuk belanja langsung merupakan upaya Pemerintah di dalam meraih target kinerja pembangunan tahun 2018 dan melanjutkan programprogram yang masih perlu diselesaikan dalam RPJMD Tahun dimana pada beberapa aspek masih ada yang membutuhkan upaya dan kerja keras untuk mencapainya. Berikut ini rencana/proyeksi Belanja Daerah tahun 2018: Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 97

111 Tabel 3.5. Belanja Daerah Tahun No URAIAN APBDP APBD PROYEKSI B BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG A Belanja Pegawai B Belanja Bunga C Belanja Subsidi D Belanja Hibah E Belanja Bantuan Sosial F Belanja Bagi Hasil G H Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga A BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal C. Arah kebijakan pembiayaan daerah Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Rencana pembiayaan daerah Tahun Anggaran 2018 berisikan tentang proyeksi penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah dimana pembiayaan netto akan digunakan untuk menutup terjadinya defisit apabila terjadi. Proyeksi pembiayaan daerah adalah sebagai berikut: Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 98

112 Tabel 3.6 Pembiayaan Daerah Tahun No URAIAN APBDP APBD PROYEKSI C PEMBIAYAAN DAERAH NETTO ( ) 1 A B C D E F PENERIMAAN PEMBIAYAAN Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Pencairan Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang Daerah Penerimaan Kembali Dana Investasi Daerah A B C D PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah 99

113 BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tema, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018 disusun dalam masa peralihan RPJMD Tahun menuju ke RPJMD Tahun Oleh karena itu, RKPD Tahun 2018 disusun dengan menggunakan dasar pasal peralihan RPJMD Tahun Sebagai dokumen perencanaan dalam masa transisi, maka RKPD Tahun 2018 selain menjadikan pokokpokok RPJMD Tahun dan penuntasan permasalahan pembangunan menjadi dasar penentuan prioritas sasaran pembangunan, juga perlu mempersiapkan landasan bagi pembangunan untuk periode RPJMD selanjutnya melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto. Dengan mendasarkan pada hal tersebut, serta memperhatikan sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah, maka tema pembangunan Tahun 2018 adalah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera dan Berdikari RKPD Tahun 2018 sebagai bagian RPJPD Tahun Visi jangka panjang yang akan dicapai dalam periode tahun adalah Maju Berbasis Pertanian. Visi ini mengandung citacita dan semangat segenap pemangku kepentingan pembangunan di untuk meningkatkan kapasitas daerah pada aspek kemandirian, kemajuan, kesejahteraan, dan kelestarian. Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka panjang daerah, ditempuh melalui misi pembangunan sebagai berikut: 1. Mewujudkan masyarakat madani yang agamis, dengan menciptakan masyarakat yang berkualitas, sehat, cerdas, produktif, kompetitif, kreatif, inovatif dan berakhlak Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 100

114 mulia, serta menghargai dan menerapkan nilainilai luhur agama dan budaya masyarakat; 2. Mewujudkan perekonomian rakyat yang maju dengan mengembangkan serta memperkuat perekonomian daerah melalui sektor pertanian yang berorientasi pada pasar dengan senantiasa menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan dalam pengelolaannya melalui regulasi yang tepat dalam mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif dalam rangka menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman dan damai; 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab; 4. Mewujudkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana dasar. Dalam rangka pencapaian visi RPJPD Tahun , periodesasi RPJPD dibagi menjadi 4 (empat) tahapan jangka menengah, yaitu periode pertama ( ), periode kedua ( ), periode ketiga ( ), dan periode keempat ( ). Tahun 2018, dalam perspektif RPJPD merupakan tahun keempat dalam periode ketiga. Dalam periode ketiga, pembangunan diarahkan pada pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Hasil ini terutama yang menekankan pada pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat yang berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas, pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas, dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan ilmu dan teknologi yang makin meningkat. RKPD Tahun 2018 merupakan artikulasi teknis RPJPD Tahun yang pada tahap ketiga ini diselenggarakan dalam rangka menuju Daerah Agroindustri yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera, sehingga dengan menggunakan RPJPD sebagai dasar maka penekanan arah kebijakan tahun 2008 melingkupi: Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 101

115 1. Pembentukan SDM yang berkualitas dan berkompeten di bidang pertanian dan industri, melalui peningkatan daya saing dan pemahaman terhadap teknologi. 2. Pengembangan riset dan studi mengenai pertanian. 3. Membangun pusat pengkajian dan percobaan teknologi agrisbisnis, termasuk inovasi tepat guna untuk teknologi pertanian dan produk olahannya. 4. Penguatan struktur perekonomian daerah yang berbasis produk unggulan yang komparatif dan kompetitif dalam rangka mendorong peningkatan kualitas produk melalui pemanfaatan kemajuan iptek. 5. Pengembangan kegiatan pertanian yang terintegrasi antara jenis usaha tani dengan pembangunan industri pengolahan komoditas pertanian, beserta kegiatan perdagangannya. 6. Terbukanya pasar yang lebih luas untuk kegiatan pemasaran produk pertanian dan seluruh hasil turunan dari produk pertanian. 7. Penguatan akses pasar baik domestik maupun global untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang dinamis dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan. 8. Penguatan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada bidang pelayanan dasar dan penunjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan pengangguran. 9. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas pengelolaan prasarana dan sarana sumber daya air dan irigasi yang handal, guna mendukung aktivitas produksi yang berdaya saing, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan dan perdesaan. 10. Peningkatan kualitas penataan ruang melalui pengembangan penerapan perencanaan tata ruang; percepatan dan pengembangan pemanfaatan ruang dan peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menunjang perekonomian daerah dan lingkungan hidup. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 102

116 RKPD Tahun 2018 sebagai periode transisi RPJMD Tahun menuju RPJMD Tahun RKPD Tahun 2018 disusun dengan menggunakan dasar pasal peralihan RPJMD Tahun sebelum tersusunnya dokumen RPJMD Tahun Sebagai dokumen perencanaan dalam masa transisi, maka RKPD Tahun 2018 disusun berdasarkan pokokpokok RPJMD Tahun yang meliputi: 1. Pembangunan perekonomian berbasis pertanian dan potensi lokal 2. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik 3. Mewujudkan kondisi wilayah yang kondusif untuk pembangunan 4. Pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan hidup 5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia 6. Pembangunan karakter bangsa. Berdasarkan pokokpokok RPJMD Tahun tersebut, maka dapat disusun tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan dalam RKPD Tahun 2018 sebagai berikut: Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 103

117 Tabel 4.1. Keterkaitan Visi/Misi dengan Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Pembangunan MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL YANG BERDAYA SAING Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 1 Meningkatnya ketahanan pangan Peningkatan produk dan pengelolaan konsumsi pangan 1 2 Pengembangan diversifikasi keanekaragaman produk pangan Peningkatan penanganan kerawanan pangan 1 Peningkatan kualitas kelembagaan dan SDM pertanian Meningkatkan peran sektor pertanian dan pariwisata sebagai penggerak utama perekonomian daerah Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan perikanan yang berkualitas Meningkatnya kesejahteraan petani Meningkatnya produksi perkebunan yang berkualitas Peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian Peningkatan produksi, populasi, pemasaran dan pengendalian penyakit ternak Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran perikanan Peningkatan Nilai Tukar Petani Peningkatan kualitas dan kuantitas produk perkebunan 2 Peningkatan kualitas pengelolaan lahan secara optimal 3 Pengendalian serangan OPT 4 Peningkatan sarana prasarana pertanian Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan Peningkatan sarana dan prasarana perikanan budidaya Pengembangan agribisnis pertanian Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan perkebunan 5 Meningkatnya kunjungan wisatawan Peningkatan pengembangan destinasi, pemasaran, dan kemitraan pariwisata 1 Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 104

118 2 Pengelolaan even pariwisata Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan peranan koperasi dalam perekonomian daerah Meningkatnya kualitas pengelolaan Koperasi Peningkatan akses koperasi terhadap sumberdaya produktif 1 Meningkatnya jumlah investasi Penciptaan iklim investasi yang kondusif Pengembangan kelembagaan, kualitas SDM, dan akses permodalan koperasi Peningkatan promosi, kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman modal Meningkatkan investasi dan industri untuk perluasan lapangan kerja 2 Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja 1 Penyediaan informasi tenaga kerja 2 Pelatihan SDM tenaga kerja 3 Meningkatnya kinerja usaha sektor industri Pengembangan akses pelayanan dan peningkatan produktivitas Pembinaan sektor perindustrian Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 105

119 MISI 2 : MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan daerah Meningkatnya kualitas SDM aparatur Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM dan disiplin aparatur Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pendidikan formal dan diklat Meningkatkan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah 1 2 Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran OPD Meningkatnya kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah Pengembangan sistem perencanaan yang partisipatif Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) dalam peningkatan pengawasan dan pengendalian Fasilitasi proses perencanaan teknokatrik, politik, partisipatif, top down dan bottom up Pengawasan bersifat preventif dalam pencegahan tindak pidana korupsi Meningkatkan penyelenggaraa n pemerintahan daerah dan otonomi daerah 1 Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah 1 Peningkatan pelayanan prima 2 Mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya, dan terjangkau masyarakat 1 Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan publik 2 Pengembangan SOP, SPP, OSS Pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik (egov) Meningkatkan Kapasitas Keuangan Daerah 1 2 Meningkatnya pengelolaan pendapatan daerah Meningkatnya disiplin dalam penyusunan laporan keuangan daerah Peningkatan pengelolaan pendapatan daerah Peningkatan penataan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel 1 Intensifikasi dan ektensifikasi sumbersumber pendapatan 2 Revitalisasi BUMD Pengembangan sistem informasi manajemen keuangan dan aset daerah Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 106

120 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan pengelolaan kearsipan daerah Meningkatkan pelayanan komunikasi, informasi, dan penataan administrasi kependudukan Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah 1 2 Meningkatnya kualitas pelayanan kependudukan dan catatan sipil Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Penataan dan pengembangan sistem kearsipan daerah Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil Penataan, pemutakhiran dan pemasyarakatan informasi Peningkatan sistem pengarsipan, SDM aparatur dan sarana kearsipan daerah Peningkatan sistem kependudukan, SDM aparatur dan sarana pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi dan kerjasama pelayanan informasi dengan media massa MISI 3 : MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan keamanan dan ketertiban lingkungan Meningkatnya keamanan dan ketertiban lingkungan Pemantapan keamanan dan ketertiban lingkungan Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban lingkungan Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan korban bencana Menurunnya jumlah korban bencana Peningkatan mitigasi manajemen bencana Meningkatkan kesiapan, pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 107

121 MISI 4 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah penunjang perekonomian Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah penujang perekonomian Mewujudkan penataan ruang yang memperhatikan keberlanjutan sumber daya wilayah 1 2 Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim usaha investasi Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah pengembangan ekonomi unggulan daerah Peningkatan aksesibilitas dengan memperhatikan prioritas daya dukungnya bagi pengembangan ekonomi Peningkatan penyediaan kebutuhan perumahan Peningkatan dan pengembangan fasilitas perhubungan Pengendalian dan pendayagunaan rencana tata ruang 1 Peningkatan dan pengembangan jalan 2 Pemeliharaan kondisi jalan baik Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum Meningkatkan fasilitasi penyehatan lingkungan perumahan dan pemberdayaan komunitas perumahan Fasilitasi dan pembangunan Sarana Prasarana Sosial Pengadaan dan pemasangan ramburambu lalu lintas yang informatif 2 Pengendalian kelayakan angkutan 3 Peningkatan pelayanan angkutan umum dan prasarana yang mendukung 4 Pengembangan dan optimalisasi terminal 1 2 Peningkatan efektivitas peran rencana tata ruang sebagai pedoman keruangan dalam pembangunan daerah Peningkatan kapasitas kelembagaan ketataruangan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 108

122 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup serta pengelolaan sumber daya alam yang mendukung pembangunan berkelanjutan Terkendalinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup Pengendalian kerusakan dan pencegahan lingkungan hidup Pengembangan manajemen pengelolaan persampahan Pengendalian dan pencegahan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup Peningkatan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan SDA LH Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi SDA LH dan sarana pengelolaan lingkungan hidup MISI 5 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan partisipasi masyarakat 1 Peningkatan kapasitas organisasi dan manajerial serta dukungan infrastruktur data dan informasi pendidikan Mewujudkan pendidikan bermutu dan terjangkau 2 3 Tersedianya akses infrastruktur pendidikan Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan Perbaikan sistem dan akses pendidikan 2 3 Peningkatan sarana prasarana pendidikan dan akses menuju sarana prasarana pendidikan Perbaikan sistem tenaga pendidik dan kependidikan dalam rangka peningkatan profesionalisme pelayanan pendidikan 4 Meningkatnya mutu pendidikan 4 Peningkatan mutu pendidikan 5 Meningkatnya minat baca masyarakat 5 Peningkatan kualitas layanan perpustakaan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 109

123 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Menjamin dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang merata Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat 1 Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial Perbaikan sistem dan akses pelayanan kesehatan masyarakat 1 Peningkatan pelayanan, rehabilitasi dan pemberdayaan kesejahteraan sosial Perluasan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Peningkatan sarana prasarana serta infrastruktur bidang kesehatan Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan Fasilitasi pengembangan penanganan, pelayanan dan rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Meningkatkan penanganan dan pembinaan PMKS Meningkatkan kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial Fasilitasi dan bantuan pengembangan sarana prasarana pelayanan 2 Peningkatan pelayanan ketransmigrasian Fasilitasi pengerahan dan penempatan transmigrasi 2 Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa Peningkatan pembinaan pemberdayaan masyarakat Fasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 110

124 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan peran masyarakat dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak Percepatan pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak dalam pembangunan Penguatan kelembagaan kesetaraan gender dan perlindungan anak Fasilitasi dan pembinaan kepada organisasi perempuan Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak Fasilitasi dan advokasi perlindungan hakhak anak Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga Mewujudkan kesadaran dan tertib hukum 1 2 Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera Menurunnya laju pertumbuhan penduduk Meningkatnya tertib hukum Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana Peningkatan penegakan hukum 1 2 Optimalisasi kualitas pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi Fasilitasi pengembangan ekonomi bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I. 1 Penegakan PERDA 2 Pembinaan Kesadaran Hukum Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 111

125 MISI 6 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan prestasi olah raga Mengembangka n dan melestarikan kebudayaan daerah, serta melindungi bangunan bersejarah dan cagar budaya sebagai identitas bangsa Meningkatnya pencapaian prestasi olahraga 1 2 Meningkatnya pelestarian seni budaya Meningkatnya kualitas bangunan bersejarah dan cagar budaya Peningkatan Prestasi Olah Raga Penguatan jati diri dan karakter daerah yang berbasis pada nilai budaya dan kearifan lokal Fasilitasi pengembangan olahraga masyarakat Fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana olahraga Menggalakkan budaya olahraga dalam kehidupan seharihari melalui pelaksanaan berbagai event dan jenis cabang olah raga 4 Pembinaan atlit dan pelaku olahraga 1 Pengembangan indentitas daerah Perlindungan, pelestarian dan revitalisasi benda dan bangunan cagar budaya Pengembangan sarana dan prasarana seni dan kebudayaan Fasilitasi penyelenggaraan pagelaran seni dan eventevent kebudayaan lokal Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam mengelola dan melestarian benda/bangunan cagar budaya Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 112

126 Pokokpokok pikiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atas rancangan awal RKPD Tahun 2018 RKPD Tahun 2018 ini didesain untuk mencapai target dan prioritas pembangunan Tahun 2018 serta sebagai upaya percepatan untuk menghantarkan pencapaian target pembangunan tahap ketiga RPJPD Tahun dengan berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian serta sebagai kelanjutan dari RPJMD pertama dan kedua, dimana RPJMD ketiga diarahkan pada pemantapan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, terutama ditekankan pada pencapaian daya saing daerah dan masyarakat yang berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas, pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas, dan kondusifitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan ilmu dan teknologi yang makin meningkat. Sementara itu hasil kinerja RPJMD ke I dan Ke II yang berakhir pada 2016, ternyata masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan yaitu: 1. Masih tingginya angka putus sekolah 2. Masih rendahnya APK dan APM 3. Masih tingginya AKI dan AKB 4. Masih tingginya angka penduduk miskin 5. Masih tingginya angka pengangguran 6. Masih rendahnya rasio PAD terhadap pendapatan daerah 7. Belum optimalnya kualitas pelayanan birokrasi dan tata kelola pemerintahan 8. Masih rendahnya rasio jalan dan irigasi dalam kondisi baik 9. Masih rendahnya rasio elektrifikasi 10. merupakan daerah rawan bencana 11. Meningkatnya indeks ketimpangan wilayah 12. Menurunnya produksi dan produktivitas bidang pertanian 13. Masih belum optimalnya kunjungan wisatawan 14. Masih belum optimalnya layanan rujukan pasien miskin 15. Masih perlunya peningkatan rumah tinggal yang bersanitasi baik. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 113

127 Dari lima belas permasalahan di atas maka secara sederhana dapat dirumuskan isu strategis yaitu masih tingginya angka kemiskinan yang ditandai masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat, rendahnya tingkat derajat pendidikan masyarakat, rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan rendahnya daya beli masyarakat serta belum terbangunnya konektivitas antar wilayah yang ditandai belum optimalnya pembangunan infrastruktur penghubung antar wilayah, ditambah lagi bahwa sebagian wilayahnya meupakan daerah rawan bencana sehingga belum cukup mantap untuk menopang daya saing daerah. Dengan isu strategis di atas maka tepat jika tema RKPD Tahun 2018 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur guna meningkatkan daya saing daerah dengan mengurangi angka kemiskinan. Dengan mereferensi isu dan tema strategis di atas maka halhal yang perlu mendapat perhatian pada RKPD Tahun 2018 adalah sebagai berikut: 1. Bidang infrastruktur Untuk mempercepat peningkatan daya saing maka perlu membangun konektivitas antar wilayah yang menghubungkan antar kabupaten, antar kecamatan, antar desa dan memperlancar akses menuju destinasi wisata serta membuka daerahdaerah yang terisolasi. a. Pembangunan infrastruktur hendaknya dititikberatkan dan difokuskan pada peningkatan kondisi jalan dan jembatan yang menghubungkan antar kabupaten, antar kecamatan, antar desa, memperlancar akses menuju destinasi wisata dan daerah produksi serta membuka daerahdaerah isolasi. b. Pembangunan infrastruktur pendukung pertanian hendaknya dititik beratkan pada pembangunan saluran irigasi, bendungan, waduk dan embung. Pembangunan saluran irigasi hendaknya diarahkan pada daerah rawan kering. Sedang perbaikan saluran irigasi hendaknya dititikberatkan pada saluran irigasi yang rusak parah yang mengaliri daerahdaerah produksi pangan. Demikian pula pembangunan bendungan, waduk dan embung hendaknya dititikberatkan pada daerahdaerah rawan kekeringan dan lahan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 114

128 kritis tidak produktif, sehingga hal ini berfungsi sekaligus sebagai upaya mengurangi kesenjangan antar daerah/wilayah. c. Infrastruktur strategis seperti jembatan PucangJenggawur perlu segera diselesaikan sehingga dapat segera dibuka dan dioperasionalkan. d. Sebagai salah satu upaya pengurangan angka kemiskinan termasuk pencapaian target MDG s yang menjadi komitmen daerah dan nasional, maka penyediaan dan pemenuhan sarana air bersih dan sanitasi perdesaan perkotaan serta pemugaran RTLH agar diakselerasi untuk ditingkatkan. e. Pembenahan sistem dan sarana transportasi antar daerah, antar kecamatan, dan antar desa, termasuk menuju destinasi wisata diupayakan bisa meningkatkan aksebilitas dan memperlancar arus moda orang dan barang, mengurai kemacetan, serta memberi manfaat signifikan bagi kesejahteraan masyarakat, dengan meningkatkan jalanjalan dan pelebaran ruas jalan. 2. Bidang pemerintahan a. Sebagai upaya pemantapan kondusivitas daerah pasca penetapan OPD baru dan seiring dengan selesainya PILKADA Bupati dan Wakil Bupati maka pengisian dan penataan birokrasi harus berprinsip pada meritokrasi, the right man on the right place bukan mendasarkan pada like and dislike. b. Peningkatan profesionalisme dan disiplin aparatur serta efisiensi sistem birokrasi termasuk sistem pengawasan dan pertanggungjawaban anggaran yang transparan dan akuntabel perlu terus ditingkatkan. c. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan disertai dengan keterbukaan informasi publik, untuk memperkuat sistem demokrasi dan meningkatkan kepercayaan pada pemerintahan perlu terus ditingkatkan. d. Tata kelola pemerintahan, demokratisasi dan kondusivitas daerah, difokuskan pada optimalisasi peran Pemerintah dalam peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan peran serta masyarakat dalam setiap pelaksanaan pembangunan, serta Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 115

129 pelestarian nilainilai spiritualitas dan pengembangan seni budaya daerah. e. Penerapan reward and punishment perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan produktivitas pelayan publik. 3. Bidang perekonomian Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, maka beberapa strategi yang harus dilakukan adalah : a. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menyederhanakan peraturan investasi, sehingga dapat menarik para investor. b. Pengendalian dengan ketat inflasi daerah. c. Meningkatkan produksi dan produktifitas sektor pertanian melalui kebijakan bantuan permodalan, teknologi, bibit unggul dan pemasaran serta percepatan pemenuhan infrastruktur pertanian. d. Meningkatkan peran UMKM melalui penguatan kelembagaan dan memperbanyak pelatihan ketrampilan. e. Peningkatan daya saing ekonomi daerah berbasis kearifan lokal. f. Melakukan upayaupaya peningkatan kesejahteraan dan perluasan lapangan kerja bagi masyarakat. g. Menetapkan dan meningkatkan serta mengawasi pelaksanaan upah minimum agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi jumlah pengangguran. h. Meningkatkan dan memperkuat kelembagaan ekonomi masyarakat di setiap desa/kelurahan. i. Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga berdaya saing tinggi sesuai potensi keunggulan masingmasing lokal. j. Pengembangan dan peningkatan kemampuan teknologi industri yang merata di setiap wilayah. k. Peningkatan dukungan terhadap pengusaha lokal melalui pen gembangan ekonomi kreatif. l. Percepatan penyediaan infrastruktur publik yang merata. m. Pembinaan, pendampingan, pemberdayaan, dan kemudahan dalam mengakses permodalan serta proteksi kepada pelaku UMKM guna meningkatkan daya saing UMKM. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 116

130 n. Memperbanyak pelatihanpelatihan keterampilan guna menciptakan wirausaha baru. o. Percepatan realisasi pengembangan dan pemberdayaan Desa Wisata untuk meningkatkan PAD Desa dan kesejahteraan masyarakat. p. Mengembangkan, membina dan meberdayakan BUMDesBUMDes. q. Pemberdayaan bagi kelompok petani dan peternak serta petani ikan melalui pelatihan, pendampingan, bantuan permodalan, alat, pupuk dan bibit serta fasilitasi pasca panen untuk meningkatkan produktivitas sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani dan peternak serta petani ikan. r. Peningkatan efektivitas pemantauan harga dan operasi pasar sebagai upaya menjamin ketahanan pangan di masyarakat melalui ketersediaan, distribusi, dan stabilisasi harga pangan pokok di pasar. s. Diupayakan mendorong dana desa sebagai akibat adanya UU Desa untuk dapat digunakan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan sumber daya ekonomi produktif pedesaan. t. Revitalisasi dan perbaikan kondisi fisik dan infrastruktur pasar tradisional untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing pasar tradisional di tengah era global sekaligus memberikan rasa nyaman dan aman bagi pedagang dan konsumen. 4. Bidang kesejahteraan masyarakat Perlu meningkatan kualitas sumber daya manusia dan derajat kesehatan masyarakat serta pemberdayaan kesejahteraan sosial utamanya bagi masyarakat rentan dengan jalan : a. Meningkatkan derajat pendidikan masyarakat difokuskan pada perluasan akses mayarakat terhadap pendidikan dengan mempercepat penyediaan sarana prasarana ruang kelas baik pengadaan RKB maupun rehab ruang kelas. b. Menurunkan angka putus sekolah dengan mengalokasikan anggaran beasiswa khusus, diluar BOS, bagi siswa tidak mampu, siswa rentan putus sekolah dan siswa berprestasi. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 117

131 c. Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membantu transportasi bagi siswasiswi dari daerah terpencil dan terisolasi. d. Memperluas pengadaan pendidikan kejar paket A, B, C di daerahdaerah agar berdampak pada meningkatnya ratarata lama sekolah (RLS). e. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang difokuskan pada upaya menurunkan tingginya AKB dan AKI, perluasan akses masyarakat terhadap kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan pada Puskesmas dan RS rujukan, serta terakomodasinya masyarakat kurang mampu pada jaminan kesehatan. f. Menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, dengan menyusun program dan kegiatan prioritas yang mampu mendorong perluasan dan peningkatan kesempatan kerja di perdesaan seperti proyekproyek padat karya, peningkatan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, optimalisasi peran BLK, perluasan kewirausahan serta peningkatan daya saing usaha produktif sesuai potensi daerah. g. Mempercepat pengurangan banyaknya rumah tidak layak huni dan bersanitasi tidak sehat, bila perlu didorong dengan regulasi yang jelas. h. Mempercepat pengembangan desa siaga dan desa wisata agar berperan dalam pengurangan AKI dan AKB serta berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. i. Mempercepat pengembangan desa tangguh bencana yang disertai dengan pembinaan dan perberdayaannya. 5. Bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup a. Perda tentang RTRW perlu ditegakkan, termasuk melakukan upaya dalam mengatasi alih fungsi lahan pertanian dalam mendukung komitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan. b. Pemerintah harus sudah mulai berupaya memberikan reward dan dukungan yang nyata terhadap masyarakat dunia usaha dan lembaga pendidikan yang mampu mengimplementasikan kegiatan pembangunan yang bersifat go green. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 118

132 c. Diperlukan upaya yang lebih intensif dalam menangani lahan kritis dan kerusakan ekosistem serta meningkatkan sebaran dan proporsi Ruang Terbuka Hijau di kota maupun di kecamatan. 6. Bantuan keuangan khusus Sebagai upaya menurunkan tingginya disparitas antar desa serta dalam rangka memperkuat daya saing maka perlu kiranya mengalokasikan bantuan khusus ke desadesa tertinggal RKPD Tahun 2018 sebagai bentuk dukungan bagi pencapaian RKP Tahun 2018 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi pembangunan tersebut akan dicapai melalui misi sebagai berikut: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum 3) Mewujudkan politik luar negeri bebasaktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan nasional tersebut, ditetapkan 9 (sembilan) agenda prioritas yang disebut Nawacita sebagai berikut: 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara 2) Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 119

133 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan 4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakkan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga Bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsabangsa Asia lainnya 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik 8) Melakukan revolusi karakter bangsa 9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 merupakan penjabaran tahun ke4 RPJMN Tahun RKP Tahun 2018 disusun dengan mengusung tema Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan. Dukungan terhadap 10 prioritas nasional dalam rangka pencapaian target RKP Tahun 2018 meliputi: I. Pendidikan, dukungan pada salah satu program prioritas nasional yaitu: 1. Peningkatan kualitas guru, antara lain melalui peningkatan kompetensi tenaga pendidik, baik menggunakan metode pendidikan maupun pelatihan. II. Kesehatan, dukungan pada program prioritas nasional yaitu: 2. Peningkatan kesehatan ibu dan anak, antara lain melalui pemberian makanan tambahan dan vitamin, vaksinasi, serta deteksi dini risiko kehamilan. 3. Pencegahan dan penanggulangan penyakit, antara lain melalui pemberantasan vektor penyakit serta peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 120

134 4. Preventif dan promotif, antara lain melalui penyuluhan dan sosialisasi perilaku hidup sehat dan kegiatan penyehatan lingkungan. III. Perumahan dan permukiman, dukungan pada program prioritas nasional yaitu: 5. Penyediaan perumahan layak, antara lain melalui fasilitasi dan stimulasi perumahan khususnya bagi masyarakat kurang mampu. 6. Air bersih dan sanitasi, antara lain melalui penyediaan sistem penyediaan air minum dan pembangunan IPAL. IV. Pengembangan dunia usaha dan pariwisata, dukungan pada program 2 prioritas nasional yaitu: 7. Perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja, antara lain melalui kemudahan pelayanan perizinan investasi, kegiatan padat karya, dan pelatihan tenaga kerja. 8. Peningkatan ekspor barang dan jasa bernilai tambah tinggi, antara lain melalui sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan impor. V. Ketahanan energi, dukungan pada salah satu program prioritas nasional yaitu: 9. EBT dan konservasi energi, antara lain melalui pemanfaatan potensi energi panas bumi. VI. Ketahanan pangan, dukungan pada program prioritas nasional yaitu: 10. Peningkatan produksi pangan, antara lain melalui pengembangan pertanian pada lahan kering, pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan, dan penyediaan buffer stock obat pertanian. 11. Pembangunan sarana dan prasarana pertanian, antara lain melalui fasilitasi pembangunan sektor pertanian dan penyediaan sarana produksi pertanian. VII. Penanggulangan kemiskinan, dukungan pada program prioritas nasional yaitu: Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 121

135 12. Jaminan dan bantuan sosial tepat sasaran, antara lain melalui bantuan pendidikan dan pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin. 13. Pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain melalui penyediaan infrastruktur dasar (sanitasi, listrik, dan air minum). 14. Perluasan akses usaha mikro, kecil, dan koperasi, antara lain melalui registrasi dan fasilitasi usaha mikro dan kecil. VIII. Infrastruktur, konektivitas, dan kemaritiman, dengan program prioritas: 15. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi, antara lain melalui pengelolaan terminal angkutan darat dan peningkatan keselamatan pengguna jalan raya. 16. Pengembangan telekomunikasi dan informatika, antara lain melalui penyusunan sistem informasi pada layanan publik. IX. Pembangunan wilayah, dengan program prioritas: 17. Pembangunan perdesaan, antara lain melalui asistensi perencanaan pembangunan desa dan pelatihan keterampilan BUMDes. 18. Pencegahan dan penanggulangan bencana, antara lain melalui pengadaan early warning system, penanganan pasca bencana, dan pelaksanaan program tanggap darurat bencana. X. Politik, hukum, pertanahan, dan keamanan, dengan program prioritas: 19. Stabilitas politik dan keamanan, antara lain melalui koordinasi forum diskusi politik, peningkatan toleransi beragama, penegakan Perda, pengamanan wilayah, dan pemberantasan penyakit masyarakat. 20. Reformasi birokrasi, antara lain melalui integrasi perencanaan dan penganggaran secara elektronik, peningkatan pengelolaan keuangan daerah, dan penegakan disiplin PNS RKPD Tahun 2018 sebagai bentuk dukungan bagi pencapaian RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 Visi pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun adalah Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari Mboten Korupsi, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 122

136 Mboten Ngapusi. Visi tersebut dilaksanakan melalui misimisi sebagai berikut: 1) Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan 2) Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran 3) Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur, dan transparan, Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi 4) Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan 5) Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak 6) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 7) Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 merupakan penjabaran tahun terakhir dari RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 disusun dengan mengusung tema Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berdikari. Dukungan terhadap 6 prioritas nasional dalam rangka pencapaian target RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 meliputi: I. Daya saing ekonomi berbasis potensi unggulan. Dukungan pada program prioritas provinsi yaitu: 1. Peningkatan produktivitas dan daya saing koperasi dan UMKM, antara lain melalui pembinaan dan pelatihan perkoperasian, fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya, serta peningkatan teknologi pengolahan hasil industri bagi industri kecil dan menengah. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 123

137 2. Peningkatan investasi dan kemudahan perizinan, antara lain melalui peningkatan pelayanan perizinan investasi terpadu. 3. Perluasan kesempatan bekerja, antara lain melalui pelatihan tenaga kerja, pelatihan kewirausahaan, dan penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja. 4. Pembangunan pariwisata, antara lain melalui penyelenggaraan event pariwisata dan pengembangan objek pariwisata unggulan serta promosi pariwisata. II. Penanggulangan kemiskinan. Dukungan pada program prioritas provinsi yaitu: 5. Pengurangan beban masyarakat miskin, antara lain melalui jaminan kesehatan bagi keluarga miskin, pengurangan jumlah rumah tidak layak huni, dan beasiswa bagi siswa miskin. 6. Peningkatan pendapatan masyarakat miskin, antara lain melalui kegiatan padat karya, serta bantuan pengembangan budi daya perikanan bioflok dan minapadi. III. Sumber daya manusia dan layanan sosial dasar. Dukungan pada program prioritas provinsi yaitu: 7. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan dasar, antara lain melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan. 8. Peningkatan kualitas tenaga kependidikan, antara lain melalui peningkatan kompetensi tenaga pendidik, baik menggunakan metode pendidikan maupun pelatihan. 9. Peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, antara lain melalui penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, pengembangan kabupaten layak anak, dan pendidikan kritis perempuan. 10. Peningkatan peran serta pemuda dalam pembangunan, antara lain melalui fasilitasi organisasi kepemudaan, penyelenggaraan kompetisi olah raga, dan pemberian penghargaan bagi siswa berprestasi. IV. Kedaulatan pangan dan energi. Dukungan pada program prioritas provinsi yaitu: Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 124

138 11. Peningkatan produktivitas tanaman pangan, antara lain melalui perluasan lahan pertanian melalui pengembangan pertanian pada lahan kering dan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan, serta fasilitasi pembangunan sektor pertanian dan penyediaan sarana produksi pertanian. 12. Pengembangan perikanan, antara lain melalui pengembangan bibit ikan unggul dan pengembangan kawasan minapolitan. 13. Pembangunan jaringan listrik pedesaan dan fasilitasi pemasangan sambungan listrik baru bagi masyarakat miskin. 14. Pemanfaatan EBT, antara lain melalui pemanfaatan potensi energi panas bumi. V. Infrastruktur. Dukungan pada program prioritas provinsi yaitu: 15. Penanganan infrastruktur jalan dan jembatan, khususnya ruas jalan kabupaten yang memiliki konektivitas tinggi terhadap ekonomi dan sosial. 16. Penataan sistem transportasi massal dan sarana dan prasarana perhubungan, antara lain melalui pengelolaan terminal angkutan darat dan peningkatan keselamatan pengguna jalan raya. 17. Penanganan jaringan irigasi, khususnya dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas pertanian. 18. Peningkatan akses sanitasi dan air minum, antara lain melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum dan Instalasi Pengolahan Air Limbah. 19. Penanggulangan bencana, antara lain melalui penanganan pasca bencana dan pelaksanaan program tanggap darurat bencana. VI. Tata kelola pemerintahan, kondusivitas, dan demokrasi. Dukungan pada program prioritas provinsi yaitu: 20. Implementasi aksi program pemberantasan korupsi, antara lain melalui integrasi perencanaan dan penganggaran secara elektronik dan peningkatan keterbukaan informasi publik. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 125

139 21. Pelayanan egovernment untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. 22. Pelayanan terpadu satu pintu. 23. Demokratisasi dan kondusivitas wilayah, antara lain melalui koordinasi forum diskusi politik, peningkatan toleransi beragama, penegakan Perda, pengamanan wilayah, dan pemberantasan penyakit masyarakat Prioritas Pembangunan Daerah Dengan mendasarkan pada permasalahan dan isu strategis pembangunan, amanat RPJPD dan RPJMD, pokokpokok pikiran DPRD, serta memperhatikan sinkronisasi perencanaan pembangunan pusat dan daerah, maka tema pembangunan tahun 2018 adalah Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera dan Berdikari, dengan prioritas sebagai berikut: I. Penguatan infrastruktur dan pengurangan risiko bencana, dengan fokus pada: a. Peningkatan kualitas jalan/jembatan, b. Peningkatan kualitas jaringan irigasi, c. Peningkatan sarana prasarana dasar, dan d. Pengurangan risiko bencana. II. Pemantapan reformasi birokrasi, dengan fokus pada: a. Peningkatan tata kelola birokrasi, dan b. Penguatan progam pencegahan korupsi. III. Pengembangan dunia usaha dan pariwisata dengan fokus pada: a. Perbaikan iklim investasi untuk mendorong terciptanya lapangan kerja, b. Penguatan kelompok sadar wisata, dan c. Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata serta pendukungnya. IV. Peningkatan ketahanan pangan, dengan fokus pada: a. Peningkatan produksi pangan, b. Penguatan program penganekaragaman pangan, dan c. Peningkatan pemanfaatan pekarangan. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 126

140 V. Peningkatan kualitas SDM dan kebudayaan, dengan fokus pada: a. Perluasan cakupan infrastruktur pendidikan terutama pada jenjang sekolah menengah pertama, b. Peningkatan kualitas tenaga pendidik, dan c. Menekan angka putus sekolah. VI. Kesehatan, dengan fokus pada: a. Peningkatan kesehatan ibu dan anak, b. Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, c. Perluasan cakupan Program Pusat Pembinaan Terpadu, dan d. Penguatan promosi kesehatan. VII. Penanggulangan kemiskinan, dengan fokus pada: a. Penguatan Program Keluarga Harapan, b. Penyediaan rumah layak huni, c. Penguatan program penciptaan lapangan kerja, dan d. Perluasan akses usaha kecil menengah dan koperasi. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2018 dan RKP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018, maka ditetapkan sasaran makro pembangunan tahun 2018 sebagai berikut: 1) Pertumbuhan ekonomi antara 4,75 5,25%; 2) Laju inflasi sebesar 4 ± 1%; 3) PDRB per kapita sebesar Rp. 19 sampai 21 juta; 4) Persentase penduduk miskin sebesar 17,5 18%; 5) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4 ± 1%; dan 6) Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 102 sampai dengan 105. Sasaran dan program prioritas, serta sinkronisasi prioritas pembangunan antara pusat dan daerah disajikan dalam tabel berikut ini: Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 127

141 Tabel 4.2. Sinkronisasi Prioritas Nasional, Provinsi Jawa Tengah, dan Serta Sasaran dan Program Prioritas Daerah Tahun 2018 Prioritas RKP Tema Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Tema Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berdikari Prioritas RKPD Tema Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Untuk Mewujudkan Masyarakat yang Sejahtera dan Berdikari Sasaran Program Prioritas Daerah 1. Pendidikan Sumber daya manusia dan layanan sosial dasar Pengembangan sumber daya manusia dan kebudayaan Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan partisipasi masyarakat Tersedianya akses infrastruktur pendidikan Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan Meningkatnya mutu pendidikan Meningkatnya minat baca masyarakat Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak Program pendidikan non formal Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Program pendidikan menengah Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program manajemen pelayanan pendidikan Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Program penguatan kelembagaan pengarusutamaa Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 128

142 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya pencapaian prestasi olah raga Meningkatnya pelestarian seni budaya Meningkatnya kualitas bangunan bersejarah dan cagar budaya Program Prioritas Daerah n gender dan anak Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga Program pengembangan nilai budaya Program pengelolaan keragaman budaya Program pengelolaan kekayaan budaya 2. Kesehatan Sumber daya manusia dan layanan sosial dasar Kesehatan Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Program obat dan perbekalan kesehatan Program pelayanan kesehatan penduduk miskin Program pengawasan obat dan makanan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program standarisasi pelayanan kesehatan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 129

143 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Program Prioritas Daerah Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya Program peningkatan pelayanan kesehatan Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program pengembangan SDM dan data base kesehatan Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata Program kesehatan reproduksi remaja Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat 3. Perumahan dan permukiman Infrastruktur Penguatan Infrastruktur dan pengurangan risiko bencana Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah Program peningkatan penyediaan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 130

144 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Program Prioritas Daerah sarana dan prasarana air bersih Program upaya kesehatan masyarakat 4. Pengembangan dunia usaha dan pariwisata Daya saing ekonomi berbasis potensi unggulan Pengembangan dunia usaha dan pariwisata Meningkatnya jumlah investasi Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja Meningkatnya kinerja usaha sektor industri Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Program peningkatan kesempatan kerja Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan Program pengembangan wilayah transmigrasi Program pengembangan industri kecil dan menengah Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 131

145 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya kunjungan wisata Meningkatnya kualitas pengelolaan koperasi Program Prioritas Daerah usaha mikro kecil menengah Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Program peningkatan kemampuan teknologi industri Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan kemitraan pariwisata Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 5. Ketahanan energi Kedaulatan pangan dan energi Penguatan infrastruktur dan pengurangan risiko bencana Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim usaha investasi Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni Program pengembangan panas bumi Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan 6. Ketahanan Pangan Kedaulatan pangan dan energi Peningkatan ketahanan pangan Meningkatnya ketahanan pangan Program peningkatan ketahanan pangan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 132

146 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan perikanan yang berkualitas Meningkatnya kesejahteraan petani Program Prioritas Daerah Program peningkatan produksi pertanian Program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan penerapan teknologi peternakan Program pengembangan budidaya perikanan Program pengembangan perikanan tangkap Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar Program peningkatan pemasaran hasil produksi Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 133

147 Prioritas RKP 7. Penanggulangan kemiskinan Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Penanggulangan kemiskinan Prioritas RKPD Penanggulangan kemiskinan Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan yang Berkualitas Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial Program Prioritas Daerah pertanian/ perkebunan Program peningkatan produksi perkebunan Program pemberdayaan penyuluh perkebunan lapangan Bantuan stimulan pembangunan rumah tidak layak huni Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah Program peningkatan penyediaan sarana dan prasarana air bersih Program upaya kesehatan masyarakat Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pembinaan anak terlantar Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma Program pembinaan eks Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 134

148 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera Menurunnya laju pertumbuhan penduduk Program Prioritas Daerah penyandang penyakit sosial Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan Program peningkatan peran perempuan di perdesaan Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga Program pengembangan model operasional BKB PosyanduPadu Program Keluarga Berencana Program pelayanan kontrasepsi 8. Infrastruktur, konektivitas, dan kemaritiman Infrastruktur Penguatan infrastruktur dan penurunan risiko bencana Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim usaha investasi Program pembangunan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan Program pembangunan saluran Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 135

149 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah pengembanga n ekonomi unggulan daerah Program Prioritas Daerah drainase/ goronggorong Program pembangunan turap/talud/ bronjong Program bidang cipta karya Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan Program peningkatan pelayanan angkutan Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Program pengamanan dan pengendalian lalu lintas Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Program penataan transportasi perkotaan Program pengendalian pemanfaatan ruang Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 136

150 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Terkendalinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup Program Prioritas Daerah Program perencanaan tata ruang Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program pengendalian, pencemaran dan perusakan lingkungan Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam Program rehabilitasi hutan dan lahan 9. Pembangun an wilayah Infrastruktur Penguatan infrastruktur dan penurunan risiko bencana Menurunnya jumlah korban bencana Meningkatnya sarana infrastruktur di kawasan pedesaan Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Program mitigasi bencana geologi Program kesiapsiagaan Program tanggap darurat Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 10. Politik, hukum, pertahan Tata kelola pemerintahan, Pemantapan reformasi birokrasi Meningkatnya kualitas SDM aparatur Program peningkatan kapasitas Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 137

151 Prioritas RKP an, dan keamanan Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah kondusivitas, dan demokratisasi Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran OPD Program Prioritas Daerah sumber daya aparatur Program pendidikan kedinasan Peningkatan disiplin aparatur Program pembinaan dan pengembangan aparatur Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS Program perencanaan pengembangan kotakota menengah dan besar Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan ekonomi Program perencanaan sosial budaya Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Program pengembangan wilayah perbatasan Program peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 138

152 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Meningkatnya pengelolaan pendapatan daerah Meningkatnya disiplin dalam penyusunan laporan keuangan daerah Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah Program Prioritas Daerah Program kerjasama pembangunan Program penataan daerah otonomi baru Program pengembangan data/ informasi Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Program mengintensifkan penanganan pengaduan Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program perbaikan sistem administrasi kearsipan Program penyelamatan dan pelestarian Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 139

153 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kependudukan dan catatan sipil Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Meningkatnya keamanan dan ketertiban lingkungan Program Prioritas Daerah dokumen/ arsip daerah Program penataan administrasi kependudukan Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program peningkatan kualitas pelayanan informasi Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi Program kerjasama informasi dan media massa Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program pemeliharaan keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat serta pencegahan tindak kriminal Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program peningkatan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 140

154 Prioritas RKP Prioritas RKPD Provinsi Jawa Tengah Prioritas RKPD Sasaran Meningkatnya tertib hukum Program Prioritas Daerah pemberantasan penyakit masyarakat Program pendidikan politik masyarakat Program pengembangan wawasan kebangsaan Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Program penegakan perda Program penataan peraturan perundangundangan Dari program prioritas tersebut, kemudian ditetapkan target yang harus dicapai pada tahun 2018 yang merupakan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators). Targettarget tersebut disusun berdasarkan sasaran yang telah dibuat untuk tahun Targettarget untuk setiap sasaran pembangunan adalah sebagai berikut: Prioritas Daerah Penguatan infrastruktur dan pengurangan risiko bencana Tabel 4.3. Prioritas, Sasaran, dan Target Daerah Tahun 2018 Sasaran Daerah Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim usaha investasi Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan Indikator Sasaran Persentase jalan dalam kondisi baik Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik Persentase sarana perhubungan dalam kondisi baik Target Satuan 2018 % 68,78 % 61,90 % 35,60 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 141

155 Prioritas Daerah Pemantapan reformasi birokrasi Sasaran Daerah Terwujudnya tata ruang yang selaran dengan arah pengembangan ekonomi unggulan daerah Terkendalinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup Menurunnya jumlah korban bencana Meningkatnya kualitas SDM aparatur Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran OPD Meningkatnya kualitas pengawasan pelaksanaan Indikator Sasaran Persentase angkutan umum yang melayani jaringan jalan Izin lokasi yang sesuai dengan tata ruang Persentase penanganan sampah Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan Prasarana Sarana dan Utilitas umum (PSU) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Persentase bencana yang tertangani dengan baik Persentase desa tangguh bencana Rasio PNS Lulusan S1 Rasio PNS Lulusan S2/S3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Target Satuan 2018 % 6,2 % 80 % 5 % 36 % 67,50 % 100 % 18,50 % 62,50 % 2,90 % 5,5 Laju inflasi % 5±1 kabupaten PDRB per kapita Rp Indeks ketimpangan Williamson Persentase tindak lanjut hasil pengawasan 0,53 % 98 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 142

156 Prioritas Daerah Sasaran Daerah pembangunan daerah Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Meningkatnya pengelolaan pendapatan daerah Meningkatnya disiplin dalam penyusunan laporan keuangan daerah Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah Meningkatnya kualitas pelayanan kependudukan dan catatan sipil Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Meningkatnya keamanan dan Indikator Sasaran Satuan Target 2018 Persentase % 100 penanganan kasus pengaduan Maturitas SPIP Level 2 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat 75 Persentase Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan daerah % 12,04 Opini BPK Opini WTP Pengelolaan arsip secara baku % 8,33 Kepemilikan KTP % 89 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk Cakupan penerbitan kartu keluarga Cakupan pelayanan penerbitan akta kematian Persentase fasilitas umum yang memiliki Wi Fi Persentase media/sarana publikasi informasi desa Persentase OPD yang telah melaksanakan keterbukaan informasi publik Rasio jumlah Polisi Pamong Praja 88 % 100 % 60 % 5 % 20 % 100 per penduduk 1,1 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 143

157 Prioritas Daerah Pengembangan dunia usaha dan pariwisata Peningkatan ketahanan pangan Sasaran Daerah ketertiban lingkungan Meningkatnya tertib hukum Meningkatnya jumlah investasi Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja Meningkatnya kinerja usaha sektor industri Meningkatnya kualitas pengelolaan koperasi Meningkatnya kunjungan wisatawan Meningkatnya ketahanan pangan Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan perikanan yang berkualitas Indikator Sasaran Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Penegakan PERDA Persentase peningkatan nilai investasi Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Persentase Pertumbuhan Industri Persentase koperasi aktif Satuan Target 2018 % 75 % 100 % 100 % 74,09 % 4,95 % 0,45 % 30 Jumlah Kunjungan wisata Orang Pencapaian skor % 75 Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan % 20 energi dan protein perkapita Penanganan % 75 kerawanan pangan Produksi padi Ton ,16 Produksi jagung Ton Produksi durian Ton 3,522 Produksi cabai Ton 17,500 Populasi domba Ekor batur Produksi Ton 27,240 perikanan budi daya Konsumsi ikan kg/kpt/ th 17,90 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 144

158 Prioritas Daerah Peningkatan kualitas SDM dan kebudayaan Sasaran Daerah Meningkatnya kesejahteraan petani Meningkatnya produksi perkebunan yang berkualitas Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan partisipasi masyarakat Tersedianya akses infrastruktur pendidikan Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan Meningkatnya mutu pendidikan Indikator Target Satuan Sasaran 2018 Produksi benih ikan Ekor Nilai Tukar Petani % 102 Produksi kopi Ton Produksi lada Ton 81,80 Angka melek % 99 huruf Angka Partisipasi Kasar: PAUD % 70 SD/MI/ Paket A % 100 SMP/MTS/ % 94 Paket B Angka Partisipasi Sekolah: Usia 712 tahun % 86 Usia 1315 tahun % 75 Tersedia satuan % 100 pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 (tiga) km untuk SD/MI dan 6 (enam) km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman di daerah terpencil Guru yang memiliki kualifikasi S1/DIV: Guru TK % 79 Guru SD % 92 Guru SMP % 97 Nilai ratarata ujian: SD % 7,20 SMP % 6,00 Angka kelulusan: SD % 100 SMP % 100 Persentase sekolah terakreditasi A: TK % 2,50 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 145

159 Prioritas Daerah Kesehatan Sasaran Daerah Meningkatnya minat baca masyarakat Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak Meningkatnya pencapaian prestasi olah raga Meningkatnya pelestarian seni budaya Meningkatnya kualitas bangunan bersejarah dan cagar budaya Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indikator Target Satuan Sasaran 2018 SD % 8,54 SMP % 25,00 Persentase % 5,77 peningkatan pengunjung perpustakaan Partisipasi % 81,87 angkatan kerja perempuan Jumlah siswa berprestasi tingkat provinsi, nasional dan internasional Persentase kelompok seni budaya yang aktif Persentase benda, situs dan kawasan cagar budaya dalam kondisi baik Angka kematian ibu Angka kematian bayi Persentase balita gizi buruk (BB/TB) Cakupan Desa Siaga Aktif strata mandiri Angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif Persentase angka kasus HIV yang diobati Proporsi kasus hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan RS) Proporsi kasus diabetes milletus di fasilitas pelayanan kesehatan 5 % 2,44 % 47,95 Per kh 14,55 Per kh % 0,09 % 2 % 85 % 50 % <30 % <55 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 146

160 Prioritas Daerah Penanggulangan kemiskinan Sasaran Daerah Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang layak huni Indikator Sasaran Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan STBM Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate Angka Penderita Malaria Baru API <1 Target Satuan 2018 % 5 % 90 Per penduduk < 15 tahun per penduduk 4 <1 IR DBD < 49 per <49 penduduk Persentase rumah tangga dan institusi ber PHBS % 55 Persentase pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar dan lanjutan Ratio Bidan Persentase puskesmas terakreditasi Rasio Rumah Sakit Rasio Rumah Sakit terakreditasi paripurna Rasio dokter umum Rasio rumah layak huni Berkurangnya luasan pemukiman kumuh di kawasan perkotaan Persentase penduduk yang mendapatkan air % 85 Per 60, penduduk % 65,7 Per penduduk % 100 Per 9, penduduk % 77 % 10 % 20 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 147

161 Prioritas Daerah Sasaran Daerah Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera Menurunnya laju pertumbuhan penduduk Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa Indikator Sasaran minum yang bersih dan aman Persentase penduduk di atas garis kemiskinan Persentase penanganan PMKS Angka kelahiran total (TFR) Cakupan PUS yang ingin berkb tidak terpenuhi (unmet need) Laju pertumbuhan penduduk Persentase desa yang memiliki BUMDes Satuan Target 2018 % 18,07 % 35 2,33 % 7,04 % 0,32 % 53, Rencana Pengembangan Wilayah Pengembangan wilayah merupakan upaya pembangunan dalam suatu wilayah administratif atau kawasan tertentu agar tercapai kesejahteraaan melalui pemanfaatan peluangpeluang dan pemanfaatan sumber daya secara optimal, efisien, sinergi dan berkelanjutan dengan cara menggerakkan kegiatankegiatan ekonomi, penciptaan iklim kondusif, perlindungan lingkungan dan penyediaan prasarana dan sarana. Pada dasarnya komponen utama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam suatu wilayah adalah kemajuan ekonomi wilayah bersangkutan. Dalam upaya mencapai tujuan pengembangan wilayah pada tahun 2018 maka prioritas pengembangan wilayah adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Kawasan Perkotaan sebagai pusat kegiatan dan pelayanan Kawasan Perkotaan selain sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) juga merupakan pusat pelayanan bagi seluruh Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 148

162 aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Peran Kawasan Perkotaan yang sangat penting ini maka perlu didukung perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana pendukung. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, alokasi kegiatan penyusunan perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kawasan perkotaan yang mampu sebagai pusat kegiatan dan pelayanan masyarakat. 2. Pengembangan Kawasan Perkotaan Karangkobar sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kawasan Perkotaan Karangkobar merupakan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di. Hal ini tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun Dalam upaya mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan dukungan dalam upaya mewujudkan struktur ruang di wilayah utara. Kawasan Perkotaan Karangkobar juga menduduki peran penting sebagai pusat pelayanan wilayah bagian utara. Prioritas pengembangan difokuskan pada pemenuhan sarana dan prasarana terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, pertanian dan infrastruktur. 3. Pengembangan kawasan yang memiliki nilai strategis Pengembangan kawasan stategis dilakukan mengingat wilayahwilayah ini memiliki potensi pengembangan yang sangat mendukung. Adapun kawasan yang memiliki nilai strategis di kabupaten yaitu, Kawasan perkotaan Purwareja Klampok, Rajapurbawa dan Jakabaya. a. Kawasan Perkotaan Purwareja Klampok Kawasan Perkotaan Purwareja Klampok memiliki nilai strategis dibanding dengan wilayahwilayah lainnya. Wilayah ini memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan ke depannya. Hal ini mengingat adanya rencana pengembangan jalur Rel Kereta Api PurwokertoWonosobo dan Bandar Udara Jenderal Soedirman di Purbalingga yang sangat dekat dengan wilayah Purwareja Klampok. Pengembangan wilayah perlu diprioritaskan yang didahului dengan kajian perencanaan yang Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 149

163 selanjutnya didukung pembangunan infrastruktur dibidang perdagangan dan jasa untuk menangkap peluang potensi di masa mendatang. b. Kawasan Rajapurbawa Kawasan Rajapurbawa merupakan rencana pengembangan kawasan minapolitan di. Kawasan ini meliputi Kecamatan Rakit, Mandiraja, Purwanegara, Bawang dan Wanadadi. Upaya dalam mencapai pengembangan kawasan ini yaitu peningkatan budidaya pengelolaan ikan air tawar, pengembangan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) pengolah hasil perikanan, dan peningkatan fasilitas dan prasarana pemasaran. c. Kawasan Jakabaya Kawasan Jakabaya merupakan rencana pengembangan Kawasan Agropolitan di. Kawasan ini meliputi Pejawaran, karangkobar, batur dan Wanayasa. Program kawasan strategis Sentra Produksi Agropolitan JAKABAYA yaitu pengembangan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi, pengembangan kawasan produksi pertanian dan kota tani, pengembangan kawasan kawasan agro industri dan peningkatan sistem pemasaran hasil produksi pertanian. 4. Pengembangan wilayah perbatasan memiliki lima wilayah yang berbatasan langsung yaitu, Batang, Kebumen, Pekalongan, Purbalingga dan Wonosobo. Kawasankawasan perbatasan ini perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini mengingat untuk meningkatkan pelayanan saranaprasarana bagi masyarakat yang jauh dari kawasan perkotaan dan sebagai upaya untuk membuka hubungan serta menangkap potensi pergerakan dari wilayah tetangga. Prioritas pengembangan wilayah pada tahun 2018 yaitu pada kawasan perbatasan dengan Batang yang berada di wilayah Kecamatan Batur dan kawasan perbatasan dengan Kebumen yang berada di wilayah Kecamatan Pagedongan. Selain kedua wilayah tersebut, Kawasan perbatasan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 150

164 di wilayah Kecamatan Purwareja Klampok juga merupakan prioritas pengembangan untuk menangkap peluang pengembangan dari Purbalinga. Kajian Perencanaan pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana pendukung perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ini. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 151

165 Gambar 4.1. Peta Prioritas Pengembangan Wilayah Tahun 2018 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah 152

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Tahun 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016 Pemerintah Kabupaten Tahun 2015 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM) No. Indikator Kinerja Program A. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Satuan Tabel 2.7. Pencapaian Kinerja pelayanan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016 Target Target Kinerja Program Realisai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 106.970,997 Ha terletak antara 7 o 12 sampai 7 o 31 Lintang Selatan dan 109 o 20 sampai 109 o 45

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum Penyusunan... 2 C. Maksud dan Tujuan... 3 D. Hubungan Antardokumen...

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten Lombok Barat... 4 Menurut Kecamatan 1.2 Luas Kabupaten Lombok Barat Menurut Kecamatan... 4 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013 Laporan Tahun 2013 Bidang Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Tahun 2013 I PENDIDIKAN DASAR OLEH KABUPATEN / KOTA 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 1 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii vi BAB I PENDAHULUAN 1 1 1.1. Latar Belakang 1 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1 6 1.5. Maksud dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA Dalam bab II ini penulis akan memaparkan tentang kondisi umum Kabupaten Banjarnegara yang didalamnya akan membahas keadaan geografis, potensi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1 1 1 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prof. Arjomand (1977) menyatakan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang dilaksanakan per 1 Januari 2001 telah memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya, berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR SUB INDIKATOR KEGIATAN VOL SATUAN NILAI JUMLAH TARGET JUMLAH DANA TARGET JUMLAH DANA 2013 Rp 2014 Rp 1 2 3 1

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah seluas 106.971,01 Ha dengan pusat pemerintahan Kab.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perkenan- Nya penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lamandau Tahun 2014 akhirnya dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah yang menjadi acuann untuk pembangunan selama periode satu tahun dan Pemerintah daerah memiliki

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via  pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB. Lampiran 1 Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan. Wawancara dilakukan via E-mail pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TANGGAL : TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH A. PENGENDALIAN DAN EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 112 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) DAN

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

Ditulis oleh Senin, 10 Desember :51 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 27 Februari :47

Ditulis oleh Senin, 10 Desember :51 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 27 Februari :47 Berikut ini adalah hasil pemutakhiran data PNS yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah. Data ditampilkan secara bertahap sampai semua Unit Kerja/SKPD terselesaikan proses update datanya. Mohon setiap

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci