JENIS DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DI DESA TINADING DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

Lampiran 1. Lampiran 1. Pemanfaatan Spesies Tumbuhan dalam Perawatan Bayi sampai UsiaBalita di Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.

INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL OLEH SUKU OSING BANYUWANGI

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI KEMUKIMAN SIMPANG TANJONG KECAMATAN PEUSANGAN SELATAN KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KAJIAN ETNOBIOLOGI TANAMAN OBAT MASYARAKAT MEUNASAH RAYEUK, LAMNO KABUPATEN ACEH JAYA

Bahan/campuran bahan yg digunakan untuk: -mencegah penyakit -menyembuhkan penyakit/gejala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disajikan di Simposium Nasional Herbal Medik, Bandung, 12 Mei 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pendahuluan. Menentukan Lokasi. Menentukan Informan Kunci (key informan) Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA) Wawancara

Tanaman Obat Keluarga TOGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hidup sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Nenek moyang kita. Bugar Berkat Secangkir Herbal. 1 Obat Tradisional

LAMPIRAN I: Jenis Tumbuhan Obat yang ada di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi

ABSTRAK. Eva Anastasia Segara, Pembimbing : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI KECAMATAN GERAGAI 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Identifikasi adalah proses untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik

TINJAUAN PUSTAKA. obat.tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman

Pemanfaatan dokumentasi pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk

pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk mewujudkan masyarakat

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT PENYAKIT PADA ANAK DI KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP MADURA SKRIPSI

ANEKA RESEP OBAT TRADISIONAL ASLI INDONESIA

HERBAL CAFE KEBUN TANAMAN OBAT FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

IDENTIFIKASI TUMBUHAN OBAT DI KECAMATAN KUNTO DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN TUMBUHAN FAMILIA ZINGIBERACEAE YANG BERKHASIAT OBAT DI KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh

Pedoman Wawancara Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Agrowisata Tanaman Obat Tradisional (ATOT) di Tlogodlingo Tawangmangu Karanganyar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Status : a. Belum Menikah b. Menikah c. Cerai. Jumlah Anggota Keluarga :. Orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DESA SIHARANGKARANG

BOTANI EKONOMI SUKU ZINGIBERACEAE SEBAGAI OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI KOTAMADYA BANJARBARU ABSTRAK

POTENSI DAN PENGEMBANGAN JENIS TANAMAN OBAT DI DESA MERANJAT KECAMATAN INDRALAYA SELATAN. Dewi Novianti

Lampiran 1. Prosedur Wawancara. I. Identifikasi Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cara Pemanfaatan. Bagian yang digunakan 1. Allium cepa L. Umbi Penyedap rasa dan aroma Pewarna 2. A. fistulosum Daun Penyedap. Tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Fungsi dan Kegunaan. 1. Daun Dewa. SINONIM Nama Latin : Gynura pseudochina (L) DC. Nama Daerah : Beluntas cina, Daun dewa atau Samsit

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2017.

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. hayati. Sumber hayati merupakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk kehidupan

IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN DESA BATU MEKAR KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hortikultura

TINJAUAN PUSTAKA. obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seiring meningkatnya pengetahuan

INVENTARISASI TANAMAN OBAT YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT DESA SPONTAN, KELURAHAN BUKUAN, KECAMATAN PALARAN OLEH : SAMSIAH NIM.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai spesies flora. Dari jenis flora yang tumbuh di dunia diantaranya tumbuh

Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Baku Obat

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

PENGETAHUAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL MASYARAKAT SUKU MORONENE DI DESA RAU-RAU SULAWESI TENGGARA

Budidaya Tumbuhan Obat. Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

Keanekaragaman Habitus

Inventarisasi Jenis-Jenis,...Trimin Kartika,... Sainmatika,...Volume 12,... No 1...Juni 2015,

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), STUDI TANAMAN KHAS SUMATERA UTARA YANG BERKHASIAT OBAT. Abstrak

BABI PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

Etnobotani Jamu Gendong Berdasarkan Persepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang

PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI BAHAN UNTUK PERAWATAN PASCA PERSALINAN DAN BAYI OLEH MASYARAKAT LOKAL KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA OLEH ORANG TUA UNTUK KESEHATAN ANAK DI DUWET NGAWEN KLATEN

Pasar Dunia: Ekstrak Nabati Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN ETNOBOTANI OBAT (ETNO-FITOMEDIKA) DI DESA CIBANTENG 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat

Produsen Obat Herbal Diabetes

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Hipertensi dan Diabetes mellitus pada Masyarakat Rundeng Kota Subulussalam

Manfa'at Buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI GEDANGAN KARANGREJO, TULUNGAGUNG SEBAGAI MEDIA KONSERVASI EX-SITU TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat

ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI MANCON WILANGAN KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI UPAYA AWAL KONSERVASI EX-SITU SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan telah menggunakan tanaman obat-obatan. Bangsa Yunani kuno

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah, meliputi flora dan fauna beserta sumber daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 Kecamatan, yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Arjasa berjumlah 21 responden, 19 responden Desa Laok Jang-jang, dan 23

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DAFTAR PENYAKIT YANG MAMPU DISEMBUHKAN SIRUP HERBAL FIDES

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

PEMBERDAYAAN WANITA MELALUI TANAMAN TOGA UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA

Transkripsi:

JENIS DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DI DESA TINADING DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Komang Abdi Susila 1, Andi Tanra Tellu 2, Lilies Tangge 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P-MIPA FKIP UNTAD 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P-MIPA FKIP UNTAD Email: komangabdi42@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan cara pemanfaatan tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan tradisional oleh masyarakat di Desa Tinading dan pengembangannya sebagai media pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode survei dimana sampel diambil secara acak. Analisis pemanfaatan tanaman sebagai obat dilakukan dengan wawancara secara terbuka dengan masyarakat di sekitar lokasi penelitian. Hasil penelitian diperoleh 27 jenis tanaman berkhasiat obat, dan Persentase jumlah jenis tanaman didapatkan sebesar 33,33% tanaman obat yang digunakan di Desa Tinading yaitu Zingiber officinale Rosc. (Jahe), Aloe vera L. (Lidah Buaya), Cocos nucifera L. (Kelapa), Mamordica charantia L. (Paria), Andrographis paniculata Nees. (Sambiloto), Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak), Annona muricata L. (Sirsak), Piper betle L. (Sirih), Euphorbia tirucalli L. (Patah tulang), Curcuma domestica Val. (Kunyit), Pluchea indica (L.) Less. (Beluntas), Hibiscus rosasinensis L. (Kembang sepatu), Zingiber purpureum Roxb. (Bangle), Imperata cylindrica L. (Alang-alang), Syzygium aromaticum L. (Cengkeh), Manilkara kauki L. (Sawo), Pandanus amaryllifolius Roxb. (Pandan wangi), Kaempferia galanga L. (Kencur), Carica papaya L. (Pepaya), Leucaena leucocephala L. (Lamtoro), Orthosiphoon stamineus Benth. (Kumis kucing), Cymbopogon citratus L. (Serai), Ipmoea batatas L. (Ubi jalar), Citrus aurantifolia L. (Jeruk nipis), Amaranthus hybridus L. (Bayam), Morinda citrifolia L. (Mengkudu), Psidium guajava L. (Jambu biji). Dari 27 jenis yang ditemukan di Desa Tinading terdiri dari 21 family yaitu family Asteraceae, Arecaceae, Acanthaceae, Annonaceae, Amaranthaceae, Asphodelaceae, Convulvulaceae, Caricaceae, Euphorbiaceae, Lamiaceae, Malvaceae, Mimosaceae, Myrtaceae, Pandanaceae, Poaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Sapotaceae, Cucurbitaceae dan Zingiberaceae. Dari 21 family yang ditemukan yang terbanyak ialah Zingiberaceae terdiri dari 5 jenis yaitu Zingiber officinale Rosc., Curcuma xanthorrhiza Roxb., Curcuma domestica Val., Zingiber purpureum Roxb., Kaempferia galanga L. Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk pengobatan antara lain; akar, daun, batang, buah, rimpang dan seluruh bagian tumbuhan dengan cara penggunaan yang berbeda-beda. Penelitian ini menghasilkan produk berupa buku saku sebagai media pembelajaran Biologi. Kata kunci : Tanaman Obat dan Media Pembelajaran. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 1

PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, dari sekian banyak keanekaragaman tumbuhan, terdapat tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat-obatan dan telah digunakan sebagai pengobatan tradisional berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan secara turun temurun yang masih dimanfaatkan hingga saat ini. Obatobat tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan alamiah seperti akar, batang, daun, bunga dan buah (Sutardjo, 1999). Saat ini perhatian terhadap obatobat bahan alam menunjukkan peningkatan, hal ini terbukti dari penggunaan obat bahan alam di negara maju mencapai 65% dan pembelanjaan obat bahan alam di pasar global pada tahun 2000 mencapai 43 milyar. Sementara itu dari 40.000 spesies tumbuhan dunia, diperkirakan 30.000 spesies tumbuh di Kepulauan Indonesia. Selain itu di Indonesia diperkirakan ada 9.600 spesies tanaman yang telah dimanfaatkan oleh 400 ragam etnis untuk pemeliharaan kesehatan maupun pengobatan berbagai macam penyakit (Depkes R. I., 2007). Indonesia sebagai negara yang memiliki pelayanan kesehatan modern telah berkembang pesat, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional masih tetap tinggi. Menurut survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, sebanyak 57% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri tanpa medis, 31,7% diantaranya menggunakan tumbuhan tradisional (Novitasiah, 2012). Rukmana (2006) mengatakan bahwa tanaman obat merupakan salah satu sumber daya kekayaan alam Indonesia yang potensial, namun belum banyak dimanfaatkan. Tanaman obat merupakan bahan obat tradisional yang sudah sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan. Penggunaan obat tradisional sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang. Pada umumnya, masyarakat mengetahui khasiat tanaman jamu dan obat tradisional berdasarkan kepercayaan yang mengakar kuat dalam masyarakat kita secara turuntemurun, seperti halnya pada masyarakat Desa Tinading. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 2

Desa Tinading merupakan suatu desa yeng terletak di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli dengan luas wilayah 28 km/m 2, dengan jarak dari Provinsi Sulawesi Tengah yaitu 427 km. Penduduk Desa Tinading sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang (wirausaha). Dalam usaha menjaga kesehatannya masih banyak menggunakan ramuan obat-obatan tradisional, mengingat tempat layanan kesehatan seperti Puskesmas masih jauh dan sangat terbatas (Anonim, 2013). Tanaman obat yang beranekaragam jenis, habitus dan khasiatnya mempunyai peluang besar serta memberi kontribusi bagi pembangunan dan pengembangan hutan. Karakteristik berbagai tanaman obat yang menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat adalah tanaman obat-obatan yang berkaitan langsung dengan masyarakat yang ada di Desa Tinading. Sebagian dari jenis tanaman obat yang terdapat di Desa Tinading ada yang sudah dikenal dan ada pula yang belum dikenal. Penggunaan obat tradisional sudah membudaya di masyarakat Desa Tinading. Selain melakukan pengobatan modern, masyarakat juga melakukan pengobatan alternatif menggunakan beberapa tanaman obat tradisional untuk mengatasi dan mengobati berbagai macam jenis penyakit, seperti diare, diabetes dll. Hal ini dipengaruhi oleh melonjaknya harga obat sintetik sehingga masyarakat kembali memanfaatkan tanaman obat. Manfaat penggunaan tanaman obat sangat besar, seperti dalam keadaan ekonomi masyarakat, dengan adanya penggunaan obat tradisional ini akan menghemat biaya kehidupan karena pengobatan tradisional selain bahannya dapat diperoleh dengan mudah di alam, pengobatan ini lebih murah, aman dan tidak memiliki efek samping yang besar seperti obat-obatan modern. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman secara tradisional yang tak ternilai harganya belum diteliti dan dikaji secara mendalam sehingga belum ada dokumentasi terkait pemanfaatan tanaman obat di Desa Tinading. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat ini hanya diwariskan secara lisan sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa lama kelamaan hal ini akan menghilang atau resepnya e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 3

tidak komplit. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan tanaman sebagai obat agar tersedia informasi yang lengkap dan akurat mengenai jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat serta cara pemanfaatanya di Desa Tinading. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai Jenis dan pemanfaatan tanaman obat di Desa Tinading dan pengembangannya sebagai media pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, berusaha memotret peristiwa dan kejadian kemudian menggambarkan atau melukiskannya sebagaimana adanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian yang telah ditetapkan untuk mendapatkan data tentang jenis-jenis tanaman obat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus Oktober 2016 di Desa Tinading. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis tanaman obat yang berada di Desa Tinading Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli, serta sampel dari penelitian ini adalah semua jenis tanaman obat yang ditemukan di area pengamatan yaitu pada enam Dusun. Penelitian ini dimulai dengan berkoordinasi dengan Kepala Desa, siapa saja masyarakat yang dapat dijadikan informan kunci. Selanjutnya proses wawancara dengan informan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Penelitian dilakukan dengan menjelajahi setiap sudut lokasi penelitian yang terdapat tanaman obat. Selama proses penelitian berlangsung peneliti juga harus mengambil dokumentasi. Hasil identifikasi tanaman yang telah diperoleh kemudian disusun berdasarkan spesies dan familinya untuk dianalisis secara deskriptif yaitu mendeskriksikan ciriciri, jenis tumbuhan dan manfaatnya. Hasil deskripsi selanjutnya dianalisis dengan teknik triangulasi data. Analisis data dilakukan dengan tehnik deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang jenis tanaman di Desa Tinading dan pemanfaatannya sebagai tanaman obat e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 4

yang digunakan oleh masyarakat Desa Tinading dapat dilihat pada Tabel.1. Tabel 1. Pengklasifikasian berdasarkan family, nama No Famili Nama Latin Nama Daerah latin, nama daerah, pemanfaatannya dan bagian tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Desa Tinading Bagian yang dimanfaat kan Manfaat 1 Asteraceae Pluchea indica (L.) Less. Beluntas Daun Untuk obat malaria, demam, penurun panas, menghilangkan bau badan, pengharum nafas, dan meringankan asma. 2 Arecaceae Cocos nucifera L. Nyuh Buah dan akar Untuk mengurangi uban (rambut puti), asma, membuat tubuh menjadi fit kembali, menetralisir racun dalam tubuh, luka bakar, menjaga kesehatan mata, menghilangkan racun sistimik dan sebagai antisipasi alergi pada tubuh. 3 Acanthaceae Andrographis paniculata Nees. Sambiloto Daun Untuk mengobati penyakit kuning, radang usus buntu, gatal-gatal dan malaria. 4 Annonaceae Annona muricata L. Sirsak Daun Untuk mengobati asam urat, kanker payudara dan rematik. 5 Amaranthaceae Amaranthus hybridus L. Bayem Daun dan akar Untuk obat kurang darah (anemia) dan disentri. 6 Xanthorrhoeaceae Aloe vera L. Lidah buaya Daun Untuk,menyuburkan rambut. 7 Convulvulaceae Ipmoea batatas L. Selo bun Daun Untuk obat cacingan, mata rabun dan menaikan trombosit. 8 Caricaceae Carica papaya L. Gedang Daun, buah dan getah Untuk obat luka bakar, flu, sembelit,jerawat dan sakit gigi. 9 Euphorbiaceae Euphorbia tirucalli L. Patah tulang Getah Untuk obat sakit gigi,tahi lalat yang besar dan gatal. 10 Lamiaceae Orthosiphoon stamineus Benth. Kumis kucing Daun Untuk obat batu ginjal, encok dan asam urat. 11 Malvaceae Hibiscus rosasinensis L. Bunge pucuk Daun, akar dan bunga Untuk obat meredakan panas, batuk dan sariawan. 12 Mimosaceae Leucaena leucocephala L. Lantoro Akar dan biji Untuk obat meluruhkan haid dan cacingan. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 5

13 Myrtaceae 1...Psidium guajava,l. 1. Sotong Daun Untuk obat diare, masuk angin dan maag. 2..Syzygium aromaticum L. 2. Cengkeh Buah dan bunga Untuk sakit gigi, sakit kepala dan campak. 14 Pandanaceae Pandanus, amaryllifolius,roxb. Pandan wangi Daun Untuk obat rematik, menurunkan tekanan darah dan menambah nafsu makan. 15 Poaceae 1..Cymbopogon citratus L. 1. Sere Daun Untuk obat batuk, maag dan sakit gigi. 2..Imperata cylindrica L. 2. Alang-,alang Akar dan umbi Untuk diare, demam, kencing berdarah dan mimisan. 16 Piperaceae Piper betle L. Base Daun Untuk mengobati penyakit batuk, bronkhitis, luka bakar, mimisan, bisul, sariawan dan bisul. 17 Rubiaceae Morinda citriffolia L. Tibah Buah Untuk obat hipertensi dan masuk angin. 18 Rutaceae Citrus aurantifolia L. Jeruk nipis Buah dan akar Untuk obat batuk, sembelit dan ambeien. 19 Sapotaceae Manilkara kauki L. Sabo Buah Untuk obat radang mulut dan disentri. 20 Cucurbitaceae Mamordica charantia L. Paye buah dan biji Untuk mengobati diabetes militus. 21 Zingiberaceae Zingiber officinale Rosc. Curcuma xanthorrhiza Roxb. Curcuma domestica Val. Zingiber purpureum Roxb. Kaempferia galanga L. 1. Jae Umbi Untuk mengatasi batuk,asma dan menghilangkan rasa lelah 2.Temulawak Umbi Untuk pengobatan penyakit liver, pegel linu, radang sendi dan rematik. 3. Kunyit Umbi Untuk obat demam, diare, borok, cacar dan gatal. 4. Bangle Umbi Untuk demam, masuk angin, perut mules dan cacingan. 5. Cekuh Umbi Untuk mengobati masuk angin, memperlancar haid dan batuk. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 6

Prensentase Jumlah Jenis Tanaman Obat Prensentase jumlah jenis tanaman obat setiap dusun disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Persentase jumlah tanaman obat setiap dusun. Dusun Dusun I (Sumber sari) Dusun II (Kampung jawa) Dusun III (Sisipan) Dusun IV (Toboloit) Dusun V (Saladang) Dusun VI (Tinading Kecil) Presentase Jumlah Tanaman 24 jenis: 9 jenis: 7 jenis: 11 jenis: 14 jenis: 20 jenis: Presentase jumlah tanaman obat 27 jenis: % Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tinading terdapat 27 spesies tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu: Zingiber officinale Rosc. (Jahe), Aloe vera L. (Lidah Buaya), Cocos nucifera L. (Kelapa), Mamordica charantia L. (Paria), Andrographis paniculata Nees. (Sambiloto), Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak), Annona muricata L. (Sirsak), Piper betle L. (Sirih), Euphorbia tirucalli L. (Patah tulang), Curcuma domestica Val. (Kunyit), Pluchea indica (L.) Less. (Beluntas), Hibiscus rosasinensis L. (Kembang sepatu), Zingiber purpureum Roxb. (Bangle), Imperata cylindrica L. (Alang-alang), Syzygium aromaticum L. (Cengkeh), Manilkara kauki L. (Sawo), Pandanus amaryllifolius Roxb. (Pandan wangi), Kaempferia galanga L. (Kencur), Carica papaya L. (Pepaya), Leucaena leucocephala L. (Lamtoro), Orthosiphoon stamineus Benth. (Kumis kucing), Cymbopogon citratus L. (Serai), Ipmoea batatas L. (Ubi jalar), Citrus aurantifolia L. (Jeruk nipis), Amaranthus hybridus L. (Bayam), Morinda citrifolia L. (Mengkudu), Psidium guajava L. (Jambu biji). Jumlah jenis tanaman yang diperoleh pada penelitian ini tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 7

penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Hasanah (2015) yang melakukan penelitian tentang kajian pemanfaatan tumbuhan obat tradisional di Kecamatan Bukal Kabupaten Buol. Berdasarkan hasil penelitiannya terdapat 119 jenis tanaman yang berkhasiat obat di Kecamatan Bukal Kabupaten Buol. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Bukal Kabupaten Buol mencakup seluruh Desa yang ada di Kecamatan tersebut, sehingga jumlah tanaman obat yang didapatkan lebih banyak dibandingkan yang ada Desa Tinading. Jenis yang ditemukan di Desa Tinading terdiri dari 21 family yaitu family Asteraceae, Arecaceae, Acanthaceae, Annonaceae, Amaranthaceae, Asphodelaceae, Convulvulaceae, Caricaceae, Euphorbiaceae, Lamiaceae, Malvaceae, Mimosaceae, Myrtaceae, Pandanaceae, Poaceae, Piperaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Sapotaceae, Cucurbitaceae dan Zingiberaceae. Dari 21 family yang ditemukan yang terbanyak ialah Zingiberaceae terdiri dari 5 jenis yaitu Zingiber officinale Rosc., Curcuma xanthorrhiza Roxb., Curcuma domestica Val., Zingiber purpureum Roxb., Kaempferia galanga L. Jumlah family yang diperoleh pada penelitian ini tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Nurjana (2015) yang melakukan penelitian tentang inventarisasi tanaman obat dan manfaatnya di Desa Tomini. Hal ini dikarenakan luas wilayah Desa Tomini lebih luas dibandingkan dengan Desa Tinading. Berdasarkan hasil penelitiannya terdapat 25 family. Dari 21 family yang diperoleh peneliti, terdapat 14 family yang sama dengan family yang ditemukan oleh Nurjana. Namun terdapat 6 family yang ditemukan oleh peneliti, tetapi tidak ditemukan oleh Nurjana. Umumnya masyarakat di Desa Tinading dalam menggunakan tanaman untuk bahan obat masih sangat tradisional berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari orang tua maupun kerabat lain. Bagian tanaman yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Tinading sangat beragam dan hampir keseluruhan bagian tumbuhan berupa akar, batang, daun, bunga, kulit batang digunakan untuk pengobatan sesuai dengan fungsinya dengan cara penggunaan e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 8

yang bervariasi menurut pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun dan dipercaya oleh masyarakat dapat menyembuhkan penyakit sesuai dengan pengalaman yang mereka peroleh. Pemanfaatan bagian tumbuhan yang terbanyak ialah bagian daun yakni terdapat 13 jenis tumbuhan yang daunya dimanfaatkan sebagaimana tercantum pada Tabel 2 tabel tanaman obat dan pemanfaatannya yang digunakan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2003) mengatakan bahwa daun merupakan bagian (organ) tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional karena daun merupakan tempat akumolasi fotosintat yang diduga mengandung unsur-unsur (zat organik) yang memiliki sifat menyembuhkan penyakit. Zat yang banyak terdapat pada daun adalah minyak atsiri, fenol, senyawa kalium dan klorofil. Masyarakat Desa Tinading dalam memanfaatkan tanaman sebagai obat sangat beraagam yakni direbus dan airnya diminum, dioles, ditumbuk, diperas,diseduh, diparut dan dikonsumsi langsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Yakob (2004) yang mengatakan bahwa cara pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kaili Da a sangat beragam antara lain yaitu direbus dan airnya diminum, dikonsumsi langsung, ditumbuk, diperas dan dioles. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa masyarakat Desa Tinading menggunakan tanaman berkhasiat obat untuk mengobati berbagai macam penyakit yakni penyakit kronik, penyakit menular, penyakit tidak menular dan untuk perawatan kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurjana (2015) yang mengatakan bahwa manfaat yang dimiliki oleh tanaman obat di Desa Tomini yang digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan alternatif dalam menanggulangi penyakit kronik, penyakit menular, penyakit tidak menular dan perawatan kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat mengenai takaran setiap tanaman obat yang mereka gunakan tidak menggunakan takaran yang tetap hanya saja masyarakat mempunyai kebiasaan mengambil tanaman obat dengan jumlah ganjil disertai dengan pembacaan basmalah. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 9

Berdasarkan Tabel 4.2, persentase jumlah jenis tanaman didapatkan sebesar 33,33% tanaman obat yang digunakan di Desa Tinading. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada di Desa Tinading tersebut masih cukup tinggi, pemahaman masyarakat akan manfaat tanaman obat tradisional juga sudah berkembang. Meskipun pada dasarnya pengetahuan tersebut didapatkan dari turun temurun, namun ada beberapa responden yang mendapatkan pelatihan khusus mengenai bagaimana cara pemenfaatan tanaman obat tradisional dengan baik. Masyarakat yang ada di daerah tersebut juga sudah cukup banyak mengetahui tanaman apa saja yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Pada Tabel 2 hasil persentase jumlah jenis tanaman menunjukan bahwa Dusun I (Sumber Sari) memiliki tanaman lebih banyak dibandingkan dengan dusun-dusun lainnya. Hal ini disebabkan Dusun I merupakan dusun yang berada dekat kebun-kebun masyarakat serta banyak masyarakat membudidayakan beberapa tanaman obat. Media pembelajaran yang dihasilkan dari penelitian ini yakni buku saku tentang jenis dan pemanfaatan tanaman obat di Desa Tinading. Isi dari buku saku ini memuat gambar jenis-jenis dan pemanfaatan tanaman obat yang diperoleh dari hasil penelitian beserta klasifikasi, deskripsi, bagian yang dimanfaatkan dan cara pemanfaatan tanaman obat. Berdasarkan penilaian dari tim ahli/ Dosen baik dari segi isi, desain dan media, diperoleh presentase penilaian antara lain 94% untuk segi isi, 67% untuk segi desain dan 87% untuk segi media. Selanjutnya media pembelajaran ini diujikan kepada mahasiswa pendidikan biologi dengan jumlah responden 24 orang yang dibagi menjadi kelompok besar 15 orang dan kelompok kecil 9 orang. Dari uji coba tersebut diperoleh persentase skor penilaian yaitu 86,67% untuk kelompok besar dan 78,89% untuk mahasiswa kelompok kecil. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa media pembelajaran tersebut layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses pembelajaran. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 10

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Jenis-jenis tanaman berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tinading ditemukan sebanyak 27 jenis, terdiri dari 21 family. Masyarakat Desa Tinading dalam memanfaatkan tanaman sebagai obat sangat beragam yakni direbus dan airnya diminum, dioles, ditumbuk, diperas, diseduh, diparut dan dikonsumsi langsung. Bagian tanaman yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Tinading adalah akar, batang, daun, umbi dan bunga. Tanaman obat di Desa Tinading dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam bentuk buku saku. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Bapak Prof. Dr. H. Andi Tanra Tellu, M.S. Dosen Pembimbing Utama, Ibu Dr. Lilies Tangge, M.P. Dosen Pembimbing Kedua, Terima kasih kepada ibu Dra. Hj. Masrianih, M.P. sebagai Dosen Wali yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasinya. Semoga kebaikan Bapak dan Ibu mendapatkan balasan sebaik-baiknya dari Tuhan Yang Maha Esa. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2013). Data Desa Tinading. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Kebijakan Obat Tradisional Nasional Tahun 2007. Jakarta: DEPKES RI. Handayani. (2003). Membedah Rahasia Ramuan Madura, Jakarta: Agromedia Pustaka. Hasanah, U. (2015). Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional di Kecamatan Bukal Kabupaten Buol. Skripsi pada FKIP UNTAD. Palu: Tidak diterbitkan. Novitasiah, H. R. (2012). Studi Etnobotani Kompratif Tumbuhan Rempah yang Bernilai sebagai Obat di Desa Tombi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Jurnal Biocelebes. 6(12): 66-77. Nurjana. (2015). Inventarisasi Tanaman Obat dan Manfaatnya di Desa Tomini. Skripsi, Sarjana pada FMIPA UNTAD Palu: tidak diterbitkan. Rukmana, R. (2006). Mengkudu Budi Daya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta: Kanisius. Sutardjo, R. M. E. (1999). Pengobatan Tradisional. Semarang: Aneka Ilmu. Yakob. (2004). Jenis-Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Suku Kaili Da a di Desa Rondingo dan Peranannya Sebagai Media Pembelajaran Biologi. Skripsi pada FKIP UNTAD. Palu: tidak diterbitkan. e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 11

e-jip BIOL Vol.5 (2): 60-70, Desember 2017 12