ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL Nama : Nuri Eka Wahyumiati NPM : 15212498 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri, MM
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam memutuskan investasi, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu return dan resiko. Untuk saham dengan return yang sama, maka investor akan memilih resiko terendah. Namun, untuk saham dengan resiko yang sama, investor cenderung memilih return yang tinggi. Melalui diversifikasi saham tersebut, diharapkan akan memperkecil tingkat resiko pada saham. Diversifikasi ini dilakukan dengan cara yang dinamakan portofolio saham. Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritassekuritas. Kompas 100 merupakan salah satu indeks Bursa Efek Indonesia (BEI), berisi 100 saham yang berkategori mempunyai likuiditas yang baik, kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat serta kinerja perusahaan yang baik dan adapun kriterianya yang telah tercatat di BEI minimal 3 bulan. Rumusan Masalah 1. Bagaimana menentukan saham pada indeks Kompas 100 yang membentuk portofolio optimal dengan Model Indeks Tunggal periode Februari 2011 Januari 2016. 2. Bagaimana menetapkan proporsi dana pada masing-masing saham agar didapatkan portofolio optimal 3. Bagaimana menetapkan return dan risiko yang dibentuk pada portofolio optimal Batasan Masalah 1. Pembentukan portofolio optimal pada indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Metode yang digunakan untuk membentuk portofolio optimal yaitu dengan model Indeks Tunggal. 3. Data yang digunakan adalah data pergerakan harga saham penutupan bulanan pada indeks Kompas 100 mulai dari bulan Februari 2011 sampai Januari 2016 atau selama 60 bulan.
Kerangka Pemikiran Pembentukan portofolio optimal dengan Model Indeks Tunggal, caranya urutkan masing-masing saham berdasarkan nilai ERB dari yang terbesar hingga yang memiliki ERB terkecil dijadikan kandidat untuk dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Untuk menentukan Nilai ERB terbesar adalah dengan menemukan nilai C* atau Cut-Off point atau titik pembatas Ci terbesar. Setelah itu baru bisa dibandingkan nilai ERB terbesar atau sama dengan nilai Ci. kemudian menentukan proporsi investasi pada masing-masing saham tersebut dalam portofolio optimal. Selanjutnya menghitung return dan risiko dari kombinasi portofolio yang telah dibuat. Setelah semuanya dihitung, dapat disimpulkan portofolio yang optimal.
BAB III METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Indeks Kompas 100 periode Februari 2011 sampai dengan Januari 2016. Populasi saham-saham perusahaan yang masuk dalam Indeks Kompas 100 periode Februari 2011 sampai dengan Januari 2016 adalah sebanyak 177 saham. Sampel saham perusahaan yang konsisten masuk dalam Kompas 100 dan membagikan deviden berturut-turut periode Februari 2011 Januari 2016. Data / Variabel yang Digunakan Data sekunder yang digunakan berupa kajian penelitian sejenis, kemudian mengakses beberapa website yang terkait dengan penelitian yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), yahoo finance, sahamok, dan Bank Indonesia. Serta membaca buku-buku acuan yang memiliki hubungan dengan penelitian ini. Metode Pengumpulan Data mencatat, mengcopy data yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), www.sahamok.com, data harga saham perusahaan diperoleh dari situs www.finance.yahoo.com, data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia diperoleh dari situs www.bi.go.id,
Proses Analisis: BAB IV PEMBAHASAN Tabel 4.5 Return Ekspektasi dan Risiko Saham Return Realisasi saham: Return Ekspektasi saham: Varian Return Saham: Dapat dilihat pada hal 62-64 Standar Deviasi Saham: Berdasarkan tabel 4.5, bahwa dari 54 saham terdapat 35 saham yang memiliki tingkat pengembalian yang positif. Saham yang return ekspektasinya positif adalah saham yang layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi.
Menghitung Return pasar, Varian pasar dan Standar deviasi Tabel 4.7 Return Ekspektasi dan Risiko Pasar Return pasar : Return Ekspektasi pasar: Varian Return Pasar : Standar Deviasi Pasar: Dapat dilihat pada hal 66-68 Berdasarkan Tabel 4.7, data IHSG yang digunakan untuk mewakili data pasar mempunyai tingkat pengembalian pasar (expected return market ) sebesar 0,0059 atau 0,59% per bulan, dan risiko pasar sebesar 0,0404 atau 4,04%. Expected return market yang bernilai positif ini membuktikan bahwa investasi di pasar modal memberikan return bagi investor.
Menghitung Return Bebas Risiko Tabel 4.8 Return Bebas Risiko (Rf) Dapat dilihat pada hal 68 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, tingkat suku bunga bebas risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,51% per bulan.
Menghitung nilai Beta dan Alpha Tabel 4.10 Nilai Beta dan Alpha dari 54 saham perusahaan Kompas 100 Beta saham: Dapat dilihat pada hal 71-72 Alpha Saham: Berdasarkan tabel 4.10 bahwa semua saham kompas 100 memiliki beta positif yang berarti setiap kenaikan return pasar akan mengakibatkan kenaikan return saham. Beta tertinggi ada pada saham SMRA (Summarecon Agung Tbk) sebesar 2,6425. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan return saham SMRA mengalami kenaikan lebih dari 1% yaitu sebesar 2,6425%. Jika nilai beta semakin besar, maka pengaruhnya terhadap keuntungan pasar juga semakin besar, sehingga semakin tinggi pula risiko yang ada pada saham tersebut.
Menghitung Varian Kesalahan Residu Tabel 4.11 Nilai Varian Kesalahan Residu Dapat dilihat pada hal 73-75 Rumus Varian Kesalahan Residu saham AALI (Astra Agro lestari Tbk.): Merupakan variabel yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematik yang terjadi dalam perusahaan (Hartono, 2013).
Menghitung Excess Return to Beta (ERB) Tabel 4.12 Nilai ERB dari 54 saham perusahaan Kompas 100 ERB Saham: Dapat dilihat pada hal 75-77 Berdasarkan perhitungan Excess Return to Beta dari 54 saham perusahaan, diperoleh saham dengan ERB tertinggi yaitu Unilever Karya (Persero) Tbk (UNVR) sebesar 0,1255. Sedangkan saham perusahaan dengan ERB terendah yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar -64,7189. Selanjutnya ada 26 saham yang ERBnya positif dan 28 saham ERBnya negatif. Saham-saham yang memiliki nilai ERB negatif tidak memenuhi syarat dalam pembentukan portofolio optimal. Jadi, hanya 26 saham yang memenuhi syarat dalam pembentukan portofolio optimal.
Menghitung Cut-off rate (Ci) Tabel 4.13 Nilai Ai, Bi dan Ci Tabel 4.14 Kandidat Saham Indeks Kompas 100 Dapat dilihat pada hal 79-80 Alpha Sekuritas: Beta Sekuritas: Cut of point: Dapat dilihat pada hal 81-82 Berdasarkan perhitungan Excess Return to Beta dari 54 saham perusahaan, diperoleh saham dengan ERB tertinggi yaitu Unilever Karya (Persero) Tbk (UNVR) sebesar 0,1255. Sedangkan saham perusahaan dengan ERB terendah yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar -64,7189. Selanjutnya ada 26 saham yang ERBnya positif dan 28 saham ERBnya negatif. Saham-saham yang memiliki nilai ERB
Menghitung Proporsi Dana dan Skala Tertimbang Tabel 4.15 Hasil Skala Tertimbang (Zi) dan Proporsi (Wi) Skala Tertimbang (Zi): Proporsi (Wi): Berdasarkan tabel 4.15, dapat dilihat persentasi dana terbesar ada pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk.(UNVR) sebesar 35,85%. Sedangkan persentase dana terkecil ada pada perusahaan Jasa Marga (Persero) Tbk.(JSMR) yaitu sebesar 0,12%. Persentase dana terbesar merupakan alternatif investasi yang baik karena menurut perhitungan mempunyai ERB yang berada diatas Ci. Saham- saham pembentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai ERB lebih besar atau sama dengan Ci.
Menghitung Return Ekspektasi Portofolio Tabel 4.16 Alpha Portofolio ke-7 saham perusahaan Kompas Tabel 4.17 Beta Portofolio ke-7 saham perusahaan Kompas Rumus: Rumus: Tabel 4.18 Return Portofolio pada Saham-saham Indeks Kompas 100 Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa return portofolio sebesar 0,0248 atau 2,84% per bulan. Untuk menentukan keputusan dalam berinvestasi tidak terlepas dari berbagai asumsi. Investor akan memilih risk averse, yaitu menghindari risiko dan mengharapkan tingkat return yang tinggi. Return portofolio yang dihitung dari 7 saham kandidat portofolio optimal adalah 2,84%. Return tersebut cukup baik karena diatas return pasar E(Rm) sebesar 0.59% dan diatas tingkat return bebas risiko sebesar 0,51% per bulan.
Menghitung Risiko Portofolio Tabel 4.19 Risiko Portofolio pada Saham-saham Indeks Kompas 100 Rumus: Berdasarkan tabel diatas, didapatkan tingkat risiko portofolio yang ditanggung sebesar 14,28%. Risiko tersebut merupakan risiko yang masih cukup tinggi karena berada diatas risiko pasar sebesar 4,04%. Jadi, portofolio ini lebih cocok bagi investor yang senang dalam menghadapi risiko (risk taker).
BAB V PENUTUP Kesimpulan 1. Saham-saham yang dapat dipilih dan memenuhi kriteria untuk membentuk portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal dari sampel 54 saham Indeks Kompas 100 adalah sebanyak 7 saham. 2. Besarnya proporsi masing-masing saham yang layak diinvestasikan oleh investor dari dana yang dimiliki, adalah: UNVR (Unilever Indonesia Tbk.) sebesar 35,85% TMPI (Sigmagold Inti Perkasa Tbk.) sebesar 12,90% SDRA (Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.) sebesar 25,91 % PTPP (PP (Persero) Tbk.) sebesar 14,06% CTRA (Ciputra Development Tbk.) sebesar 9,13% GGRM (Gudang Garam Tbk.) sebesar 2,02% JSMR (Jasa Marga (Persero) Tbk.) sebesar 0,12% 3. Portofolio yang optimal tersebut menjanjikan return atau tingkat pengembalian sebesar 0,0248 atau 2,48% per bulan. Return tersebut cukup baik karena diatas return pasar dan return bebas risiko. Kemudian, risiko yang harus dihadapi dari hasil berinvestasi pada portofolio optimal sebesar 0,1428 atau 14,28%. Risiko tersebut merupakan risiko yang masih cukup tinggi karena berada diatas risiko pasar. Jadi, portofolio ini lebih cocok bagi investor yang senang dalam menghadapi risiko (risk taker). Saran 1. Untuk kurun waktu yang akan datang, seorang investor dapat berinvestasi pada saham UNVR (Unilever Indonesia Tbk.), TMPI (Sigmagold Inti Perkasa Tbk.), SDRA (Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.), PTPP (PP (Persero) Tbk.), CTRA (Ciputra Development Tbk.), GGRM (Gudang Garam Tbk.), JSMR (Jasa Marga (Persero) Tbk.). 2. Bagi perusahaan yang sahamnya belum memenuhi syarat untuk masuk dalam portofolio optimal, sebaiknya melakukan perbaikan kinerja perusahaannya. Agar performa sahamnya meningkat. 3. Bagi penelitian selanjutnya, perlu diadakan penelitian lanjutan dengan periode lebih panjang serta memperhitungkan deviden dalam menentukan return atau tingkat pengembalian saham-saham kandidat portofolio untuk melihat konsistensi antar periode pengamatan.