BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan

(plasma) dan komponen seluler sel-sel darah atau korpuskuli (eritrosit, leukosit

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Kompartemen cairan di dalam tubuh

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

2

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon

respiratorik adalah alkalosis metabolic, sedangkan kompensasi dari alkalosis respiratorik adalah asidosis metabolic dan demikian juga sebaliknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

Kesetimbangan asam basa tubuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

Connective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

Struktur bagian dalam ginjal

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BALANCE CAIRAN. IWL (insensible water loss(iwl) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa.

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. : Anas platyrhynchos (domestic duck) Itik sangat identik dengan kehidupan nya yang selalu berkelompok dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 249 juta jiwa dan sekaligus menduduki posisi ke-5 di dunia

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tinjauan Pustaka Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. Physiological Balance of Fluid and Hormones

Sistem Ekskresi Manusia

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eletrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdiosasi menjadi partikel

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian. (The Tree of Life) atau pohon yang amat

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Air merupakan komponen terbesar dari tubuh sekitar 60% dari berat badan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas. Elektrolit dalam cairan tubuh dapat berupa kation misalnya Na+, K+, Ca+2, Mg+2 dan berupa anion misalnya Cl-, HCO3-, HPO4-, SO4-2 dan laktat. Pada cairan ektrasel kation utama adalah Na+ dan anion utama adalah Cl- dan HCO3-, sedangkan pada cairan intrasel kation utama adalah K+. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan. (Darwis, 2008) Tabel 2. Kadar Elektrolit dalam Cairan Ekstrasel dan Intrasel (Sacher R.A, 2002) Plasma Cairan Intenstitial Cairan Intraseluler meq/l meq/l meq/l + Na 140 148 13 K+ 4,5 5,0 140 Ca2+ 5,0 4,0 1x10-7 Mg2+ 1,7 1,5 7,0 Cl 104 115 3,0 HCO3 24 27 10 2+ SO4 1,0 1,2 PO422,0 2,3 107 Protein 15 8 40 Anion Organik 5,0 5,0 6

7 2.1.1 Fisiologi Elektolit (Na+, K+, Cl-) 1. Natrium (Na+) Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 meq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar 10-14 meq/l) berada dalam cairan intrasel. Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium. (Darwis D, 2008) Kandungan natrium tubuh total seorang pria dengan berat rata-rata 70 kg kira-kira sebesar 3.700 mmol, 75% diantaranya dapat tergantikan, seperempat bagian dari natrium tubuh tersebut dikatakan tidak tergantikan, yang artinya natrium tersebut tergabung di dalam jaringan, seperti tulang, dan memiliki laju pergantian yang rendah. Sebagian besar natrium yang tergantikan berada dalam cairan ekstrasel (Linda, 2015) Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Natrium difiltrasi bebas di glomerulus, direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus proksimal bersama dengan H2O dan

8 klorida yang direabsorpsi secara pasif, sisanya direabsorpsi di lengkung henle (25-30%), tubulus distal (5%) dan duktus koligentes (4%). Sekresi natrium di urine <1%. Aldosteron menstimulasi tubulus distal untuk mereabsorpsi natrium bersama air secara pasif dan mensekresi kalium pada sistem renin-angiotensin-aldosteron untuk mempertahankan elektroneutralitas ( Kee J. L, 2003) 2. Kalium Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar dalam tubuh dan terbanyak berada di intrasel. Kalium berfungsi dalam sintesis protein, kontraksi otot, konduksi saraf, pengeluaran hormon, transpot cairan, dan perkembangan janin. Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi kalium intrasel sekitar 145 meq/l dan konsentrasi kalium ekstrasel 4-5 meq/l (sekitar 2%). Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per kilogram berat badan (30004000 meq). Jumlah kalium ini dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Jumlah kalium pada wanita 25% lebih kecil dibanding pada laki-laki dan jumlah kalium pada orang dewasa lebih kecil 20% dibandingkan pada anak-anak (Rismawati Yaswir, 2012) Kalium sangat dibutuhkan tubuh manusia dalam jumlah sedikit, namun jika kadar kalium dalam darah berkurang dapat menyebabkan beberapa gangguan dalam tubuh, seperti gangguan gastrointestinal,

9 gangguan sistim kardiovaskuler dan gangguan metabolisme. Jika kadar kalium mengalami peningkatan dapat menyebabkan beberapa gangguan seperti kelemahan otot, penurunan kesadaran dan kelumpuhan otot atau sistem pernapasan (Pogniage, 2015) Jumlah kalium dalam tubuh merupakan cermin keseimbangan kalium yang masuk dan keluar. Pemasukan kalium melalui saluran cerna tergantung dari jumlah dan jenis makanan. Orang dewasa pada keadaan normal mengkonsumsi 60-100 meq kalium perhari (hampir sama dengan konsumsi natrium). Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-80%) direabsorpsi secara aktif maupun pasif di tubulus proksimal dan direabsorpsi bersama dengan natrium dan klorida di lengkung henle. Kalium dikeluarkan dari tubuh melalui traktus gastrointestinal kurang dari 5%, kulit dan urine mencapai 90% ( Genong, 2005). 3. Klorida Klorida merupakan anion utama dari cairan ekstraseluler, ditemukan lebih banyak pada kompartemen interstitial dan cairan limfoid daripada dalam darah. Klorida juga merupakan bagian dari cairan sekresi lambung dan pankreas, keringat, kantung empedu, dan air liur. Natrium dan klorida merupakan komposisi elektrolit terbesar dalam cairan ekstraseluler dan berperan dalam menentukan tekanan osmotik. Klorida diproduksi dalam lambung, yang dikombinaksikan

10 dengan hidrogen untuk membentuk adam hidroklorida. Kontrol klorida tergantung dari intake klorida, ekskresi, dan absorpsi ion tersebut dari ginjal. Klorida dalam jumlah kecil dibuang dalam feses (Guyton A.C and Hall J.E, 2008) Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 meq per kilogram berat badan. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan dewasa. Orang dewasa pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200 meq klorida per hari, dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2 meq perhari. Drainase lambung atau usus pada diare menyebabkan ekskresi klorida mencapai 100 meq perhari. Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rerata 40 meq/l. Bila pengeluaran keringat berlebihan, kehilangan klorida dapat mencapai 200 meq per hari. Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal (Rismawati Yaswir, 2012) 2.1.2. Fungsi Elektrolit (Na, K, Cl) 1. Fungsi Natrium (Na) Fungsi natrium adalah memelihara tekanan osmotik cairan ekstraselular dan burhubungan dengan cairan tubuh serta membantu fungsi neuromuskuler. Natrium juga membantu memelihara kseimbangan asam-basa. berkurangnya natrium tubuh (hiponetramia)

11 secara akut menimbulkan gejala-gejala hipovolemia, syok dan kelainan jantung terkait seperti takikardi. Pada keadaan yang lebih kronis, hiponatremia menyebakan kelainan susunan syaraf pusat (kebingunan dan kelainan mental). Kekurangan natrium dapat terjadi karena beberapa abnormalitas. Terdapat penyakit ginjal yang disertai pengeluaran garam atau penyakit ginjal lain yang mengganggu kemampuan ginjal mengatur elektrolit. Suatu gangguan yang sering adalah pemakaian jangka panjang diuretik pada pasien yang juga membatasi makan garam. Natrium juga dapat keluar dari permukan tubuh, misalnya melalui saluran cerna (muntah, pengisapan nasogastrik, fistula usus, diare kronis) atau kulit (berkeringat pada kulit normal, pengeluaran melalui luka bakar) (Kurtanti 2005). 2. Fungsi Klorida (Cl) Fungsi klorida adalah membantu regulasi volume darah, tekanan arteri dan keseimbangan asam basa (asidosis-alkalosis). Kadar klorida menurun misalnya sekresi cairan lambung yang berlebihan dapat menyebabkan alkalosis metabolik, sedang retensi klorida atau makan dengan garam berlebihan dapat menimbulkan hiperkloremia dengan asidosis metabolik, penggunaan obat yang dapat meninggikan kadar klorida atau menurunkan kadar klorida seperti thisid, furosemid, bikarbonat harus dihentikan sebelum pemeriksaan kadar klorida.

12 Klorida jarang diperiksa tersendiri tetapi biasanya bersmasama dengan elektrolit lain. Peningkatan kadar klorida dapat terjadi pada nephritis, obstruksi kelenjar prostat dan dehidrasi. Kadar rendah ditemukan pada gangguan fungsi gastrointetinal dan ginjal. (Anwari, 2007). 3. Fungsi Kalium (K) Fungsi kalium adalah memelihara keseimbangan osmotik dalam sel, meregulasi aktifitas otot, enzim dan keseimbangan asam basa. Kalium merupakan kation utama dalam sel. Hiperkalemia dapat terjadi pada kerusakan ginjal seperti pada cedera mekanis yang berat. Selain itu, pasien dengan gagal ginjal dan gangguan eksresi kalium dapat mengalami kelebihan melalui makanan tidak dibatasi. Gambaran klinis kelainan kalium dapat merupakan gangguan yang paling mengancam nyawa dibandingka yang lain. Gejala berkaitan dengan sistem saraf dan otot jantung, rangka dan polos. Semua jaringan ini menggunakan kalium untuk mengatur eksitabilitas selnya. (Assa, 2012) 2.1.3 Faktor-Faktor Yang mempengaruhi kadar elektrolit ( Na, K, Cl) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan elektrolit yang terbagi dalam faktor pra analitik, analitik dan pasca analitik.

13 a. Faktor pra analitik 1) Persiapan pasien Persiapan pasien sangat perlu sebelum dilakukan pemeriksaan. Sebelum pengambilan bahan untuk pemeriksaan elektrolit (Na, K, Cl) penderita perlu dipersiapkan, diinformasikan, serta diberi penjelasan seperlunya mengenai tindakan yang akan dikerjakan. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi hasil elektrolit darah (Na, K, Cl) antara lain : aktifitas fisik, puasa, stress, suhu, usia, dan sakit (Good Laboratory Practice, 2008). 2) Pengambilan sampel Pengambilan sampel yang akan dilakukan dengan dua kali perlakuan pada pasien. Pertama dengan perlakuan pasien tidak menggengam tangan dan kedua dengan perlakuan pasien menggenggam tangan. Tindakan ini dilakukan agar mendapatkan perbedaan hasil antara menggeggam dan tidak menggam tangan. Nilai kalium dapat meninggi apabila pasien berulang-berulang membuka dan menutup genggaman tanganya secara kuat sementara torniquet terpasang untuk pungsi vena. Apabila diambil dengan benar serum yang tidak hemolisis merupakan spesimen yang baik untuk penentuan elektrolit. Trombosit mengandung kalium yang dalam keadaan normal dikeluarkan ke dalam serum pada pembentukan bekuan, sehingga serum diperkirakan memiliki

14 nilai kalium yang sedikit lebih tinggi daripada plasma pada orang yang sama. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari sebelum banyak melakukan aktifitas fisik. Bila tidak mungkin di usahakan untuk mengambil darah pada waktu yang sama, misalnya pengambilan sampel pukul 11.00. pemeriksaan ulang juga dilakukan pada pukul 11.00. karena hsil pemeriksaan kalium juga dipengaruhi oleh perubahan analit dari waktu kewaktu (variasi diurnal), dan meminimalkan variasi intra individu. Pada pengambilansampel sebaiknya pasien diambil pada posisi duduk atau berbaring. Pengambilan sampel darah vena dapat menggunakan spuit ataupun vakutainer (tabung vakum hampa udara). 3) Pengiriman dan penanganan sampel Setelah darah diambil segera kirim kelaboratorium, darah dalam wadah segera dipindahkan ke tabung sentrifus dan diputar selama 10-15 menit dengan kecepatan 3000 rpm, kemudian serum segera dipisahkan. Sampel yang hemolisis tak dapat diperiksa untuk analisa elektrolit karena kalium keluar dari eritrosit. Jika sampel bercampur dengan antikoagulan pada suhu kamar, maka nilai kalium akan turun karena sel-sel memakai glukosa mendorong kalium ke dalam sel. Pemberian nomor atau label

15 pasien harus benar-benar cermat dan teliti, karena kekeliuran dalam hal ini akan berakibat fatal. b. Faktor analitik 1) Persiapan reagen Sebelum menggunakan reagen hendaknya diperhatikan beberapa hal yang penting. Keadaan fisik reagen perlu diamati terlebih dahulu mengenai kemasan dan masa kadaluwarsanya. Reagen yang kemasanya rusak dan masa kadaluwarsanya sudah tercapai sebaiknya tidak dipergunakan. Suhu penyimpanan reagen yan baik di dalam almari pendingin (suhu 2-80C) atau sesuai dengan anjuran dari petunjuk tertulis yang ada pada kemasan atau di dalam kit reagen yang digunakan. (Witono Santoso, dkk. 1999). 2) Peralatan Sebelum menggunakan alat perlu diperhatikan beberapa hal penting. Alat yang digunakan harus suadah terkalibrasi dengan baik. Pemeriksaan bahan kontrol perlu dilakukan sebelum pemeriksaan terhadap sampel. Hal penting lainnya adalah mengikuti seluruh rangkaian protap pemakaian alat yang telah dibakukan.

16 c. Faktor paska analitik Faktor paska analitik menjadi sangat penting artinya mengingat seluruh rangkaian pemeriksaan akan menjadi tidak memiliki arti sama sekali apabila pencatatan dan pelaporan hasil tidak sesuai dengan hasil riil yang didapatkan. Melaporkan hasil apa adanya tanpa ada rekayasa hasil merupakan sebuah keharusan untuk memberikan gambaran klinis yang sebenarnya dari pasien yang diperiksa. 2.2 Kerangka Teori Berdasarkan atas seluruh pustaka yang ada kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut: Analitik 1. Persiapan reagen 2. Alat yang akan digunakan Pre Analitik 1. Persiapan pasien 2. Pengambilan sampel 3. Pengiriman dan penanganan sampel Kadar elektrolit Na, k, Cl Gambar 1. Kerangka teori Paska Analitik Pelaporan dan pencatatan hasil

17 2.3. Kerangka konsep Kerangka konsep penelitian ini tersusun atas sebuah variable bebas yaitu menggenggam dan tidak menggenggam tangan dan variable terikat kadar elektrolit darah (Na+, K+, Cl-) yang digambarka sebagaimana pada sekema berikut : Menggenggam dan tidak menggenggam tangan Gambar 2. Kerangka konsep Kadar elektrolit (Na+, K+, Cl-)