HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam
|
|
- Hartanti Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan sebagai berikut. Volume Urin Rataan volume urin kumulatif setiap jam selama 5 jam pada setiap kelompok perlakuan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam Jam ke- perlakuan Volume urin (ml) kumulatif pada kelompok 1 1,33±0,23 c 0,03±0,06 ab 0,37±0,38 ab 0,03±0,06 ab 0,10±0,10 ab 2 2,37±0,32 a 3,13±0,51 a 3,70±0,61 a 2,67±0,38 a 3,10±1,15 a 3 0,43±0,32 ab 1,07±0,65 ab 0,23±0,06 a 0,13±0,06 a 1,80±0,98 b 4 0,37±0,32 a 0,57±0,25 a 0,17±0,12 a 0,03±0,06 a 0,40±0,69 a 5 0,03±0,06 a 0,03±0,06 a 0,03±0,06 a 0,00±0,00 a 0,00±0,00 a Total 4,53±0,55 bc 4,83±0,15 bc 4,50±0,26 bc 2,87±0,29 ab 5,40±1,91 c yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Tabel 1 menunjukan bahwa setiap perlakuan mengalami peningkatan volume urin mulai dari jam ke-1 sampai dengan jam ke-2 dan mulai menurun pada jam ke-3. Total volume urin kelompok aquades, ekstrak 0,44 g/kg bb, dan ekstrak 0,88 g/kg bb memiliki nilai yang mendekati nilai volume urin kelompok furosemid. Hal ini mengindikasikan bahwa ekstrak etanol buah belimbing wuluh pada dosis 0,44 dan ekstrak 0,88 g/kg bb berpotensi sebagai diuretik. Furosemid merupakan obat diuretik yang sering digunakan sebagai standar pembanding dalam pengujian diuretik (Mamun et al. 2003). Obat ini dapat meningkatkan produksi urin dengan cara menghambat absorbsi ion natrium, kalium, dan klorida pada daerah ansa Henle segmen asenden (Nalwaya et al. 2009). Pada kelompok tikus yang diberikan ekstrak etanol belimbing wuluh dengan dosis 1,75 g/kg bb, didapat hasil volume total yang rendah bila
2 14 dibandingkan dengan kelompok ekstrak etanol belimbing wuluh dengan dosis 0,44 dan 0,88 g/kg bb. Hal ini sejalan dengan pernyataan Duryatmo 2003, bahwa mengonsumi tanaman obat dengan dosis yang tidak tepat maka khasiat yang diharapkan tidak optimal. Pada kelompok aquades, tikus percobaan mengekskresikan urin dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini disebabkan adanya fungsi homeostasis tubuh. Fungsi ini menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh dengan cara menurunkan sekresi hormon antidiuretik, mengurangi permeabilitas tubulus distal, dan duktus kolingentes terhadap air sehingga menurunkan reabsorpsi air yang pada akhirnya akan meningkatkan ekskresi urin (Guyton 2006). Persentase Ekskresi Urin Persentase ekskresi urin diperoleh sesuai dengan metode Mamun et al. (2003). Persentase ekskresi urin diperoleh dengan membagi volume urin yang didapat dengan total cairan yang dicekokan pada kelompok NaCl fisiologis dan kemudian dikali dengan 100%. Hasil persentase ekskresi urin disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil perhitungan ekskresi urin (%) pada tiap jam perlakuan Jam ke- Ekskresi urin (%) kumulatif pada kelompok 1 26,67±4,62 c 0,67±1,15 ab 7,33±7,57 b 0,67±1,15 ab 2,00±2,00 ab 2 47,33±6,43 a 62,67±10,26 a 74,00±12,17 a 53,33±7,57 a 62,00±23,07 a 3 8,67±6,43 ab 21,33±13,01 ab 4,67±1,15 a 2,67±1,15 a 36,00±19,70 b 4 7,33±6,43 a 11,33±5,03 a 3,33±2,31 a 0,67±1,15 a 8,00±13,86 a 5 0,67±1,15 a 0,67±1,15 a 0,67±1,15 a 0,00±0,00 a 0,00±0,00 a yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Pada jam ke-1, persentase ekskresi urin yang diperoleh pada kelompok aquades meningkat lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Pada jam ke-2, persentase ekskresi urin kelompok aquades, ekstrak 0,44 g/kg bb, ekstrak 0,88 g/kg bb, dan ekstrak 1,75 g/kg bb cenderung sama dengan persentase ekskresi urin kelompok furosemid. Pada jam ke-3 hingga jam ke-5, seluruh perlakuan mengalami penurunan persentase ekskresi urin. Di antara ke tiga dosis perlakuan
3 15 ekstrak etanol buah belimbing wuluh, kelompok ekstrak 0,44 g/kg bb memiliki persentase ekskresi urin yang paling mendekati persentase ekskresi kontrol furosemid. Kerja Diuretik Kerja diuretik diperoleh sesuai dengan metode Mamun et al. (2003). Kerja diuretik diperoleh dengan cara membagi persentase ekskresi urin kelompok perlakuan dengan persentase ekskresi urin pada kelompok NaCl fisiologis. Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil perhitungan kerja diuretik Jam ke- Kerja diuretik pada kelompok 1 40,00±6,9 a 1,00±1,73 b 11,00±11,36 b 1,00±1,73 b 3,00±3,00 b 2 71,00±9,64 a 94,00±15,39 a 111,00±18,25 a 80,00±11,36 a 93,00±34,60 a 3 0,12±0,09 ab 0,30±0,18 abc 0,07±0,02 a 0,04±0,02 a 0,50±0,28 c 4 5 yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05); tanda ( ) menunjukan bahwa kerja diuretik pada kelompok tersebut tidak terhingga. Pada jam ke-4 dan ke-5, kerja diuretik semua perlakuan memiliki nilai tidak terhingga. Hal tersebut disebabkan faktor pembagi kerja diuretik kelompok NaCl fisiologis memiliki nilai persentase ekskresi urin nol atau sudah tidak menghasilkan urin. Pada semua kelompok ekstrak etanol belimbing wuluh memiliki kerja diuretik hampir sama dengan kelompok furosemid dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok aquades. Aktivitas Diuretik Aktivitas diuretik diperoleh dengan cara membagi kerja diuretik kelompok perlakuan dengan kerja diuretik kelompok urea. Kerja diuretik kelompok urea digunakan sebagai pembanding dalam penentuan aktivitas diuretik dikarenakan kerja diuretik kelompok urea memiliki nilai aktivitas diuretik sebesar 1 (Lipschitz 1943). Hal ini dikarenakan urea merupakan zat yang mudah larut dalam air dan
4 16 dapat meningkatkan tekanan osmotik, sehingga jumlah air dan elektrolit yang diekskresikan akan bertambah besar (Ganiswarna et al. 1995). Selanjutnya, hasil perhitungan aktivitas diuretik disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil perhitungan aktivitas diuretik Jam ke- Aktivitas diuretik pada kelompok 1 2 3,23±0,44 a 4,27±0,70 ab 5,05±0,83 b 3,64±0,52 ab 4,23±1,57 ab 3 0,33±0,25 a 0,82±0,50 ab 0,18±0,04 a 0,10±0,04 a 1,38±0,76 b 4 5 yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05); tanda ( ) menunjukan bahwa aktivitas diuretik pada kelompok tersebut tidak terhingga. Hasil aktivitas diuretik hanya didapat pada jam ke-2 dan ke-3 saja. Hal ini dikarenakan nilai kerja diuretik kelompok urea pada jam ke-1, ke-4, dan ke-5 bernilai nol atau tidak menghasilkan urin (nilai aktivitas diuretik tidak terhingga). Pada skala Gujral et al. (1955), aktivitas diuretik dengan nilai kurang dari 0,72 dinyatakan tidak memiliki aktivitas diuretik, nilai 0,73 sampai dengan 1,0 adalah diuretik dengan aktivitas lemah, nilai 1,1 sampai dengan 1,5 merupakan diuretik dengan aktivitas sedang, dan jika lebih dari nilai 1,5 adalah diuretik dengan aktivitas kuat. Pada jam ke-2, semua perlakuan menunjukkan diuretik kuat dan tidak memiliki aktivitas diuretik pada jam ke-3 kecuali pada perlakuan ekstrak buah belimbing wuluh 0,44 g/kg bobot badan (aktivitas diuretik lemah) dan perlakuan furosemid (aktivitas diuretik sedang) (Tabel 5). Menurut Gudjral et al. (1955), furosemid memiliki aktivitas diuretik kuat yang hanya berlangsung tiga jam pertama. Aktivitas diuretik maksimum dicapai pada jam ke-2 dan akan menurun pada jam berikutnya.
5 17 Dinamika ph, Kadar Natrium, dan Kalium Nilai rataan ph urin kumulatif setiap jam selama 5 jam, kadar natrium dan kalium pada setiap kelompok perlakuan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Dinamika ph, kadar natrium, dan kalium (meq/ml) Nilai Kelompok ph 6,77±0,25 bc 5,90±0,17 a 6,10±0,10 a 6,13±0,06 a 6,43±0,15 ab Na 0,06±0,01 a 0,10±0,03 a 0,13±0,0 ab 0,15±0,06 ab 0,11±0,06 a K 0,07±0,03 a 0,14±0,07 abc 0,23±0,01 d 0,22±0,05 d 0,18±0,01 bcd yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Nilai ph urin ditentukan oleh pengaturan asam basa di ginjal. Apabila sejumlah ion HCO - 3 difiltrasi secara terus-menerus ke dalam tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin, maka akan menyebabkan urin bersifat basa. Sebaliknya apabila sejumlah ion H + difiltrasi secara terus-menerus ke dalam tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin, maka akan menyebabkan urin bersifat asam. Dalam pengaturan konsentrasi ion H +, ginjal memiliki beberapa mekanisme yaitu mensekresikan ion H + ke tubulus, melakukan reabsorpsi ion HCO - - 3, dan memproduksi ion HCO 3 yang baru. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dan menetralisir kelebihan ion H + di dalam tubuh. Sekresi ion H + dilakukan oleh transpor aktif sekunder dan transpor aktif primer. Transport aktif sekunder bekerja melalui ko-transpor Na + -H + yang berfungsi mensekresikan ion H + dengan mengabsorsi ion Na + dan sebaliknya. Transport aktif sekunder terjadi di tubulus proksimal, ansa Henle segmen asenden, dan tubulus distal. Kemudian, transpor aktif primer bekerja melalui protein pentranspor-hidrogen ATPase yang dapat mentranspor ion H + secara langsung ke tubulus. Transpor aktif primer terjadi di tubulus distal dan duktus kolingentes (Guyton 2006). Berdasarkan Tabel 5, kelompok yang memiliki aktivitas diuretik yang kuat memiliki nilai ph yang cenderung bersifat asam. Nilai ph urin tikus normal berkisar antara 7,3 sampai 8 (Nor et al. 2009). Keadaan ini dimungkinkan ekstrak etanol buah belimbing wuluh yang dicekok bersifat asam. Ekstrak tersebut
6 18 memiliki nilai ph sebesar 4,7. Akibat dari pencekokan ekstrak etanol buah belimbing wuluh yang bersifat asam, tubuh memiliki kelebihan ion H +. Untuk menetralisir kelebihan ion H +, salah satu mekanisme kerja ginjal yang diperkirakan terjadi adalah ginjal mensekresikan ion H + melalui transport aktif primer. Hal ini dibuktikan terjadinya penurunan nilai ph tanpa disertai dengan penurunan kadar natrium di dalam urin (dibanding dengan kadar natrium kelompok aquades). Tabel 5 juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar natrium dan kalium urin dibandingkan kelompok aquades. Hal ini dimungkinkan karena terjadi penghambatan kerja ko-transpor natrium dan kalium sehingga menurunkan reabsorpsi ion natrium dan kalium di tubulus. Selain itu, pada semua perlakuan ekstrak etanol buah belimbing wuluh terjadi peningkatan kadar kalium yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kadar natrium di dalam urin. Keadaan ini mirip dengan efek mekanisme diuretik golongan penghambat karbonik anhidrase yang dipaparkan oleh Mary (1995). Diuretik golongan penghambat karbonik anhidrase bekerja dengan menghambat enzim karbonik anhidrase sehingga kadar ion H + - dan HCO 3 menjadi sedikit. Berkurangnya ion H + menyebabkan pertukaran ion H + dengan ion natrium terhambat sehingga reabsorpsi ion natrium menurun. Untuk menutupi kekurangan ion natrium di dalam tubuh, ginjal memaksimalkan kerja ko-transpor Na-K di tubulus proksimal. Hasil kompensasi yang dilakukan oleh ginjal menyebabkan peningkatan kadar kalium di dalam urin (Hitner 1999). Berdasarkan kesamaan kadar natrium dan kalium, ekstrak etanol buah belimbing wuluh dimungkinkan termasuk ke dalam diuretik golongan penghambat karbonik anhidrase. Furosemid merupakan diuretik kuat yang bekerja pada ansa Henle segmen asenden dengan menghambat kerja ko-transpor natrium, kalium, dan klorida. Penghambatan kerja ko-transpor akan menurunkan reabsorpsi ion-ion natrium, kalium, dan klorida sehingga kadar ion-ion ini meningkat di dalam urin. Peningkatan ion-ion hasil mekanisme furosemid menunjukkan peningkatan ion natrium lebih tinggi dibandingkan dengan ion kalium (Mary 1995). Hasil kelompok furosemid menunjukkan peningkatan kadar natrium yang lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat dimungkinkan
7 19 kualitas furosemid yang digunakan pada percobaan kurang baik, sensitifitas hewan coba yang rendah terhadap furosemid atau adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi mekanisme furosemid. Analisis fitokimia Hasil analisis fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol belimbing wuluh mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Selanjutnya, hasil analisis fitokimia ekstrak etanol buah belimbing wuluh disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil analisis fitokimia ekstrak etanol buah belimbing wuluh Parameter Uji Hasil Teknik Analisis Alkaloid Positif Kualitatif Hidroquinolon Negatif Kualitatif Tanin Negatif Kualitatif Flavonoid Positif Kualitatif Saponin Positif Kualitatif Steroid Negatif Kualitatif Triterpenoid Negatif Kualitatif Senyawa alkaloid adalah senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Alkaloid diketahui berfungsi sebagai analgesik (morfin), penenang (reserpin), antimalaria (kuinina), obat parasimpatolitik (atropin), dan diuretik (kafein, teobromin, dan teofilin) (Sumardjo 2006). Flavonoid adalah zat golongan fenol alam terbesar yang diketahui mempunyai berbagai khasiat seperti antiradang, diuretik, antivirus, antijamur, antibakteri, antihipertensi, dan meningkatkan kerja pembuluh darah kapiler (Anonim 2005). Saponin merupakan salah satu hasil metabolisme sekunder pada beberapa tanaman. Saponin berfungsi sebagai memiliki sifat menurunkan tegangan permukaan, meningkatkan absorpsi diuretik (terutama yang berbentuk garam), dan merangsang ginjal untuk bekerja lebih aktif (Gunawan 2004). Berdasarkan paparan di atas, ekstrak buah belimbing wuluh berkhasiat sebagai diuretik dikarenakan mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin.
8 20 Ekstrak buah belimbing wuluh memiliki efek diuretik yang efektif pada 2 jam pertama setelah perlakuan. Hal ini ditandai dengan peningkatan persentase ekskresi urin pada 2 jam pertama dan mulai menurun pada jam berikutnya. Pada jam ke-2, semua perlakuan ekstrak memiliki kerja diuretik yang maksimum dan bersifat diuretik dengan aktivitas kuat. Pada jam ke-3, semua perlakuan ekstrak tidak memiliki aktivitas diuretik kecuali perlakuan ekstrak buah belimbing wuluh dengan dosis 0,44 g/kg bobot badan yang bersifat diuretik dengan aktivitas lemah. Khasiat diuretik yang dimiliki ekstrak buah belimbing wuluh dengan dosis 0,44 dan 0,88 g/kg bb merupakan dosis yang berpotensi sebagai diuretik pada hewan coba tikus galur Sprague-Dawley. Ekstrak buah belimbing wuluh berkhasiat sebagai diuretik dikarenakan mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat ko-transpor dan menurunkan reabsorpsi ion natrium dan kalium, sehingga meningkatkan kadar natrium dan kalium di dalam urin. Selain itu, senyawa saponin dapat merangsang ginjal melakukan transport aktif primer sehingga mengakibatkan penurunan nilai ph urin menjadi sedikit asam.
TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin
3 TINJAUAN PUSTAKA Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi makhluk hidup. Ginjal memiliki berbagai fungsi seperti pengaturan keseimbangan air dan
Lebih terperinciPOTENSI KERJA EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH
POTENSI KERJA EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa belimbi) SEBAGAI DIURETIK ALAMI MELALUI PENDEKATAN AKTIVITAS DIURETIK, ph, KADAR NATRIUM, DAN KALIUM PONIMAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTUTUT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan Fitokimia Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada dalam fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat. Fraksinasi dilakukan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi
BAB V PEMBAHASAN A. Uji Tekanan Darah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi larutan NaCl 8%, didapatkan hasil berupa penurunan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah
Lebih terperinciFUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph
FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.
3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik merupakan zat yang dapat meningkatkan pengeluaran urin. Mekanisme kerja diuretik dengan meningkatkan laju ekskresi urin dan laju ekskresi Na + yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi saat ini telah menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat
Lebih terperinciStruktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter
Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah
Lebih terperinciFARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE
FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA Oleh : MARIANNE DEFINISI Senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urine yang lebih banyak. Senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urine dan garam-garam Indikasi:
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1
1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja langsung terhadap ginjal (Tjay dan Raharja, 2002). Diuretik bekerja pada ginjal untuk mengeluarkan
Lebih terperinciCreated by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO
Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperurisemia merupakan keadaan meningkatnya kadar asam urat dalam darah di atas normal ( 7,0 mg/dl) (Hidayat 2009). Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan fitokimia merupakan suatu metode kimia untuk mengetahui kandungan kimia suatu simplisia, ekstrak ataupun fraksi senyawa metabolit suatu tanaman herbal. Hasil penapisan
Lebih terperinciAnatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan masalah dunia dan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014 lebih dari 600 juta penduduk dunia mengalami obesitas dan 13% remaja berusia 18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zatzat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu dari tumbuhan berkhasiat obat ini adalah
Lebih terperinciM.Nuralamsyah,S.Kep.Ns
M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke
Lebih terperinciDiuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja
FARMAKOLOGI Pengertian Diuretik Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Lebih terperinciPOTENSI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ALTERNATIF SEDIAAN DIURETIKA ALAMI FITRIYAH YUSKHA
POTENSI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ALTERNATIF SEDIAAN DIURETIKA ALAMI FITRIYAH YUSKHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK FITRIYAH YUSKHA.
Lebih terperinciReabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)
Lebih terperinciAKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI EKSTRAK BIJI PEPAYA
GALENIKA Journal of Pharmacy GALENIKA Vol. JOURNAL 2 (1) : 40-48 OF PHARMACY ISSN : 2442-8744 October 2015 AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L) DAN BIJI SALAK (Salacca zalacca
Lebih terperinciNurihardiyanti et al./galenika Journal of Pharmacy
GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 1 (2) : 105-112 ISSN : 2442-8744 Nurihardiyanti et al./galenika Journal of Pharmacy October 2015 AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L) DAN
Lebih terperinciTanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Hal tersebut didukung dengan kekayaan alam yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik Rata-rata kadar Protein hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Persentase
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada tempat-tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Kentang 1. Kandungan Kimia Kandungan kimia pada satu buah kentang mentah termasuk kulitnya dengan berat 213 gram mengandung kalium 897 mg, fosfor 121 mg,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit
Lebih terperinciEFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Oleh : FITRI YULIANI K 100040229 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjaga kelancaran pengeluaran air seni atau air kencing adalah tindakan yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni merupakan
Lebih terperinciEFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr)
EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr) Elisma 1, Fitri Maya Sari 1, dan Helmi Arifin 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi STIFARM, Padang 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Determinasi Bahan Deteminasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dari bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.). Determinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penelitian bahwa 90% dari asam urat merupakan
Lebih terperinciKESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma
Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.kes Dr. Almaycano Ginting Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Nilai Rendemen Ekstrak Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3). 2. Deskripsi Organoleptik Ekstrak Ekstrak berbentuk kental, berasa pahit, berwarna hitam
Lebih terperinciStruktur bagian dalam ginjal
Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan
Lebih terperinciPertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:
Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler
Lebih terperinciProsiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Herba Ruku-Ruku (Ocimum Tenuiflorum L.) Terhadap Tikus Wistar Jantan 1 Dhika royvita sari, 2 Lanny mulqie, 3 Siti
Lebih terperinciDIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR
30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer) yang dikenal sebagai penyakit kardiovaskular. Meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1
. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman herbal sudah lama digunakan oleh penduduk Indonesiasebagai terapi untuk mengobati berbagai penyakit. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat berpendapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.
Lebih terperinciKesetimbangan asam basa tubuh
Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan
Lebih terperinciKESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp
KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu
Lebih terperinciEFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Oleh : ANGGA PERMANA K 100040249 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan inggir-inggir (Solanum sanitwongsei Craib) umumnya. tumbuh di semak dan di pekarangan rumah dengan tinggi ± 2 m
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Tumbuhan inggir-inggir (Solanum sanitwongsei Craib) umumnya tumbuh di semak dan di pekarangan rumah dengan tinggi ± 2 m (Widyaningrum, 2011). Gambar 2.1 Tumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan terhadap protein hewani terus meningkat yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang pesat, peningkatan pendapatan masyarakat dan perkembangan pengetahuan
Lebih terperinciUji Efek Diuretik Infusa Kulit Akar dan Daun Senggugu (Rotheca Serrata (L.) R. Steane & Mabb) Serta Kombinasi Keduanya terhadap Tikus Wistar Jantan
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Uji Efek Diuretik Infusa Kulit Akar dan Daun Senggugu (Rotheca Serrata (L.) R. Steane & Mabb) Serta Kombinasi Keduanya terhadap Tikus Wistar Jantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal diabetes merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon yang biasanya memiliki tinggi mencapai 10 m sampai 20 m. Tanaman ini merupakan tanaman dikotil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman serbuk instan adalah minuman yang diproduksi oleh suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman tersebut dijual dan dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan, air, dan
Lebih terperinciArtikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga
Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga A. PENGERTIAN Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tahap I Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian diperoleh data sintasan (Gambar 1), sedangkan rata-rata laju pertumbuhan bobot dan panjang harian benih ikan
Lebih terperinciOSMOREGULASI Berasal dari kata osmo dan regulasi Artinya pengaturan tekanan osmotik (tekanan untuk mempertahankan partikel zat pelarut agar tidak muda
OSMOREGULASI Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA OSMOREGULASI Berasal dari kata osmo dan regulasi Artinya pengaturan tekanan osmotik (tekanan untuk
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI DIURETIKA DARI BEBERAPA JENIS TANAMAN DI SEKITAR RUMAH. Trihardjana Jurdik Biologi FMIPA UNY
KAJIAN POTENSI DIURETIKA DARI BEBERAPA JENIS TANAMAN DI SEKITAR RUMAH PENDAHULUAN Trihardjana Jurdik Biologi FMIPA UNY Memanfaatkan tanaman/ bagian tanaman dengan tujuan untuk pencegahan atau pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) tumbuh baik di daerah tropis. Belimbing wuluh sering ditanam di pekarangan rumah dan biasanya dibiarkan tumbuh liar di
Lebih terperinciVII. EKSKRESI 7.1. KONSEP.
VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. Sisa-sisa metabolisme zat-zat makanan yang telah diserap oleh dinding usus dikeluarkan dan tubuh organisme melalui berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kelebihan elektroht
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik didefinisikan sebagai obat yang dapat meningkatkan jumlah ekskresi urin oleh ginjal. Diuretik juga meningkatkan ekskresi Na + dan beberapa kation lain
Lebih terperinciEFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIT (Beta vulgaris L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN
EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIT (Beta vulgaris L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN DIURETICS EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF BIT LEAVES (Beta vulgaris L.) IN MALE WHITE RAT Rahayu 1), Wiwin Herdwiani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging puyuh merupakan produk yang sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Meskipun populasinya belum terlalu besar, akan tetapi banyak peternakan
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah
1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan 5.1.1 Penentuan DM setelah Induksi Streptozotosin Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
16 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Ekstrak buah mahkota dewa digunakan karena latar belakang penggunaan tradisionalnya dalam mengobati penyakit rematik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol
Lebih terperinciGINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING
Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik
BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 responden pada kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata
Lebih terperinciHormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini (Sunardi, 2009).
MEKANISME KERJA DIURETIK Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretikini. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi
Lebih terperinciDIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
DIURETIK & ANTI DIURETIK Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK VOLUME URINE ANTI DIURETIK DIURETIK OSMOTIK PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE DIURETIK DIURETIK
Lebih terperinci2
Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.Kes Dr. Almaycano Ginting, M.Kes Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Defanisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
Lebih terperinciph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4
KESEIMBANGAN ASAM BASA Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion ion hidrogen dalam larutan dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan tersebut yang secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) 1. Kandungan kimia kacang panjang (Vigna sinensis L.) Kacang panjang (Vigna sinensis L.) mengandung flavonol, glikosida flavonol, dan antosianidin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Minuman merupakan kebutuhan setiap makhluk hidup. Pada zaman modern ini banyak masyarakat mengkonsumsi berbagai jenis minuman dalam berbagai macam produk olahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat
I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Hati merupakan organ yang mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat, memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat kimia yang tidak berguna/merugikan
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK DIURESIS EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) SKRIPSI
PERBANDINGAN EFEK DIURESIS EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pemeriksaan Tumbuhan 5.1.1. Determinasi Tumbuhan Determinasi tumbuhan dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas dari tumbuhan biji bunga matahari (Helianthus annusl.).
Lebih terperincibiologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI
15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit
8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ginjal Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing berukuran satu kepalan tangan, dan terletak tepat di bawah tulang rusuk. Setiap hari kedua ginjal menyaring
Lebih terperinciPERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)
PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Febrian Naufaldi NIM 102010101026 FAKULTAS
Lebih terperinciFARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT)
FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Disampaikan dalam Kuliah Modul Farmakologi Prodi Farmasi FK UNISSULA Mampu menjelaskan Farmakologi sistem
Lebih terperinciUJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA SELASIH (Ocimum basilicum L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN BERDASARKAN VOLUME URIN DAN JUMLAH NATRIUM DALAM URIN
UJI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA SELASIH (Ocimum basilicum L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN BERDASARKAN VOLUME URIN DAN JUMLAH NATRIUM DALAM URIN TEST DIURETIC EFFECT 70% ETHANOL EXTRACT BASIL HERB
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium
40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Uji Pendahuluan 5.1.1 Penentuan DM setelah Induksi Streptozotosin Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahan alam yang berasal dari tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Pada penelitian ini digunakan Persea americana Mill yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, sebanyak 800 gram daun alpukat dan 800 gram biji alpukat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup baik, diantaranya adalah belimbing wuluh. Pemanfaatan belimbing wuluh dijadikan sebagai
Lebih terperinci