SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN
|
|
- Teguh Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASIDOSIS METABOLIK Disusun oleh: Desi (A ) Dewi Sekar (A ) Dina Fitri Astuti (A ) Ela Kusumawati (A ) Fatoni Aditya O (A ) Febriana Ramadhani (A ) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2016/2017
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah selaku dosen mata kuliah Biokimia yang sudah membimbing kami didalam penyusunan tugas ini. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Biokimia. Topik pembahasan mengenai asidosis metabolik. Kami berharap makalah asidosis metabolic ini dapat menambah pengetahuan juga wawasan dari pembaca. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca. Terima kasih. Surakarta, Oktober 2016 Penyusun I
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...I DAFTAR ISI...II BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Pengertian Asidosis Metabolik Mekanisme Asidosis Metabolik...6 BAB III: PENUTUP 3.1Kesimpulan Saran...8 Daftar Pustaka...8 II
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asidosis metabolik adalah suatu keadaan terjadi peningkatan keasaman di dalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu dimana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam pengaturan keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini. Untuk mempertahankan ph antara 7,38-7,42, tubuh menetralkan dan membuang kuantitas volatile acid (dari pembakaran selular karbohidrat dan lemak) dan nonvolatile acid (hasil metabolisme protein). Asam-asam tersebut dibuffer segera setelah diproduksi, sehingga akan mencegah perubahan ph secara mendadak. Sistem buffer yang pokok dalam tubuh adalah protein dan fosfat dalam kompartemen intra seluler, system bikarbonat-asam karbonik dalam kompartemen ekstra seluler, dan hemoglobin di dalam sel darah merah. Dalam praktek sehari hari di klinik, sistem bikarbonat-asam karbonik dipakai untuk analisis, karena dengan mudah komponen bagian dapat diukur. Sebagian besar diagnosis gangguan asam basa dapat ditegakan dengan data laboratorium, seperti ph, PCO2, konsentrasi bikarbonat natrium (biknat), klorida urin, dan perhitungan kesenjangan anion. Walaupun demikian, untuk akurasi diagnosis, data laboratorium harus dikaitkan dengan klinik pasien. Kelainan komponen respirasi ditentukan oleh pengukuran PCO2 arterial, kadar dibawah 40 mmhg menunjukan terjadinya ventilasi pulmonary yang berlebihan dan kadar diatas 40 mmhg menunjukan keadaan hipoventilasi. Apakah perubahan ventilasi disebabkan oleh kelainan primer (asidosis atau alkalosis respiratorik) atau akibat kompensasi gangguan metabolik (asidosis atau alkalosis metabolik) tergantung dari penilaian klinik. 1
5 Komponen metabolik dievaluasi dengan pengukuran CO2 content atau CO2 combining power. Suatu perubahan konsentrasi bikarbonat dapat merupakan kelainan metabolik primer atau sekunder akibat kelainan respirasi. Cara membedakan kedua hal ini adalah dengan cara mencocokan data laboratorium dengan kondisi klinik pasien. Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes tipe II IDDM (Insulin Dependen Diabetic Mellitus) dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung tanpa kecuali. Apabila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Apabila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; namun bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan pasien. Pemilihan terapi memang seharusnya mengutamakan keselamatan jiwa pasien, sehingga harus dipertimbangkan dengan tepat risiko dan manfaat terapi berdasarkan data ilmiah yang terpercaya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian asidosis metabolik? 2. Bagaimana mekanisme asidosis metabolik? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian asidosis metabolik 2. Untuk mengetahui mekanisme asidosis metabolik 2
6 BAB II ISI 2.1 Pengertian Asidosis Metabolik Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga ph, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya ph darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam urin. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa berlebihan jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma. Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab kelompok utama, yaitu : 1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalahzat anti beku (etilen glikol) dan metanol (alkohol kayu). Overdosis aspirin juga dapat menyebabkan asidosis metabolik. 2. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam. 3. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. 3
7 Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula. Asidosis di tubulus ginjal Akibat dari gangguan ekskresi ion hidrogen atau reabsorbsi bikarbonat oleh ginjal atau kedua-duanya. Gangguan reabsorbsi bikarbonat di tubulus ginjal menyebabkan hilangnya bikarbonat dalam urin atau ketidakmampuan mekanisme sekresi hidrogen di tubulus ginjal untuk mencapai keasaman urin yang normal menyebabkan eksresi urin yang alkalis. Diare Diare berat merupakan penyebab asidosis yang paling sering. Penyebabnya adalah hilangnya sejumlah besar natrium bikarbonat melalui feses karena sekresi gastrointestinal yang secara normal mengandung sejumlah besar bikarbonat dan diare ini menyebabkan hilangnya ion bikarbonat dari tubuh. Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak. Diabetes Melitus(DM) Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas yang menghambat penggunaan glukosa dalam metabolisme. Hal ini terjadi karena adanya pemecahan lemak menjadi asam asetoasetat dan asam ini dimetabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan energi, menggantikan glukosa. Pada DM yang berat kadar asetoasetat dalam darah meningkat sangat tinggi sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang berat. Penyerapan Asam Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari makanan normal akan tetapi asidosis metabolik yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh keracuan asam tertentu antara lain aspirin dan metil alkohol. Gagal Ginjal Kronis Saat fungsi ginjal sangat menurun terjadi pembentukan anion dari asam lemak dalam cairan tubuh yang tidak eksresikan oleh ginjal. Selain itu penurunan 4
8 laju filtrasi glomerulus mengurangi eksresi fosfat dan NH yang mengurangi jumlah bikarbonat. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita dengan kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam. KASUS Wanita 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sakit pinggang bawah, demam, mual, muntah, menggigil, pusing dan sesak napas. Pasien menyatakan kalau kencing rasa panas (disuria) dia juga mempunyai riwayat diabetes militus yang tidak tergantung insulin tetapi menyangkal masalah medis lain. Hasil lab menunjukan hitung sel darah putih /mm3, hb dan hematokrit normal. Kadar glukosa darah 200 mg/dl dan kadar bikarbonat serum rendah. Hasil AGD menunjukkan ph darah arterial 7,28 dan diduga asidosis metabolic. Urinalisannya menunjukkan jumlah abnormal batang gram negative 2.2 Mekanisme Asidosis Metabolik Pada keadaan normal, ph darah dipertahankan dalam rentang yang sempit (7,35-7,45) agar sel tubuh dapat bekerja dengan baik. Ini dimungkinkan dengan adanya sistem buffer yang dibantu mekanisme kompensasi dan koreksi fisiologis oleh paru-paru dan ginjal. Bila ph darah meningkat dari normal disebut alkalemia dan sebaliknya ph darah menurun disebut asidemia. Sedangkan istilah osis (asidosis atau alkalosis) merupakan proses yang menyebabkan perubahan kadar asam atau basa dalam darah (asidemia atau alkalemia). Demikian juga, istilah - osis tidak selalu berarti ada perubahan ph darah. Misalnya, pada asidosis metabolik tidak selalu ada 5
9 asidemia. Karena penumpukan asam dapat dinetralisir oleh sistem buffer yang dibantu mekanisme kompensasi dan koreksi oleh paru-paru dan ginjal. Dari persamaan Henderson-Hasselbalch: ph = pk + log HCO3ˉ/H2CO3 Terlihat ph dipengaruhi oleh rasio kadar bikarbonat (HCO3-) dan asam karbonat darah (H2CO3) sedangkan kadar asam karbonat darah dipengaruhi oleh tekanan CO2 darah (pco2). Bila rasio ini berubah, ph akan naik atau turun. Penurunan ph darah di bawah normal yang disebabkan penurunan kadar bikarbonat darah disebut asidosis metabolik. Sebagai kompensasi penurunan bikarbonat darah, akan dijumpai pernafasan cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul) sehingga tekanan CO2 darah menurun (hipokarbia). Selain itu ginjal akan membentuk bikarbonat baru (asidifikasi urine) sehingga ph urine akan menjadi asam. Penurunan kadar bikarbonat darah bisa disebabkan oleh hilangnya bikarbonat dari dalam tubuh (keluar melalui saluran cerna atau ginjal) ataupun disebabkan oleh penumpukan asam-asam organik, -baik endogen maupun eksogen-, yang menetralisir bikarbonat. Berdasarkan hukum elektroneutral, jumlah kation harus sama dengan jumlah anion dalam satu larutan, pada asidosis metabolik di mana terjadi penurunan kadar bikarbonat plasma akibat penumpukan asam organik dalam plasma (anion yang tidak terukur meningkat), dijumpai kadar klorida darah normal. Keadaan ini disebut asidosis metabolik dengan anion gap (kesenjangan anion) meningkat atau asidosis metabolik normokloremia. Sebaliknya bila asidosis metabolik terjadi karena penurunan kadar bikarbonat plasma akibat hilangnya bikarbonat dari tubuh, akan dijumpai peninggian kadar klorida darah. Ini disebut dengan asidosis metabolik dengan anion gap (kesenjangan anion) normal ataupun asidosis metabolik hiperkloremia. Anion gap (kesenjangan anion) dihitung dengan cara mengurangi kadar natrium darah dengan jumlah bikarbonat dan klorida darah atau anion gap = Na+- (HCO3ˉ + Clˉ). Normalnya antara 8 16 meq/l. Karena itu pemeriksaan kadar 6
10 klorida darah, disamping kadar bikarbonat dan natrium darah diperlukan untuk membedakan kedua jenis asidosis metabolik tersebut di atas. Diagnosis asidosis dapat dilakukan dari analisis gas darah karena dapat memberikan gambaran homeostasis dari keseimbangan asam basa, perbedaan basa, dan oksigenasi darah. Nilai ph kurang dari 7,4. Konsentrasi PCO2 plasma akan meningkat dari 44 mmhg. Konsentrasi bikarbonat kurang dari 22 meq/l. Selain dari AGD dapat diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tidak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau kelebihan dosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan urinalisa secara mikroskopis dan pengukuran ph urin serta kadar elektrolit serum. 7
11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga ph, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya ph darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam urin. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa berlebihan jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma. Dapat disimpulkan penyebab utama dari asidosis metabolik yaitu : gagal ginjal, kelainan bentuk ginjal (Asidosis Tubulus Renalis), Ketaoasidosis Dieabetikum, Betambahnya asam laktat (Asidosis Laktat), Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi, dan Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida. 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA Latief, Abdul Asidosis Metabolik. Jakarta; Departement Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RS-Cipto Mangunkusumo 3
Kesetimbangan asam basa tubuh
Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan
Lebih terperinciReaksi keseluruhannya :
LI 1. Memahami dan Mengetahui Tentang Asam-Basa LO 1.1 Definisi Asam-Basa Definisi asam-basa menurut Arrhenius Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen
Lebih terperinci2
Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.Kes Dr. Almaycano Ginting, M.Kes Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Defanisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung
Lebih terperinciKESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno
KESEIMBANGAN ASAM- BASA dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM BASA Afinitas Hb terhadap O 2 terutama dikendalikan oleh ph darah ph darah (arterial) : 7,4 (7,35-7,45) Sistem yang berperan mempertahankan ph darah:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan
Lebih terperinciKESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma
Keseimbangan Asam Basa Dr. OK.M. Syahputra, M.kes Dr. Almaycano Ginting Departemen Biokimia FK USU KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi
Lebih terperinciFUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph
FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN
Lebih terperinciInterpretasi Hasil Analisa Gas Darah dan Peranannya Dalam Penilaian Pasien- Pasien Kritis
Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah dan Peranannya Dalam Penilaian Pasien- Pasien Kritis Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui
Lebih terperinciKESEIMBANGAN ASAM BASA
KESEIMBANGAN ASAM BASA Oleh: Putu Aksa Viswanatha dr. Kadek Agus Heryana Putra,SpAn BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIA DAN TERAPI INTESIF FK UNUD/RSUP SANGLAH 2017 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciMAKALAH ASIDOSIS METABOLIK
MAKALAH ASIDOSIS METABOLIK Definisi Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan,yang di tandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui system penyangga
Lebih terperincirespiratorik adalah alkalosis metabolic, sedangkan kompensasi dari alkalosis respiratorik adalah asidosis metabolic dan demikian juga sebaliknya.
BAB I PENDAHULUAN Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hydrogen ([H + ]). Pada cairan tubuh asam terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang normal. Meskipun terbentuk banyak asam
Lebih terperinciHubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
Lebih terperinciGejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai
Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala diabetes sering kali tidak terlihat secara jelas di awalnya. Kadang kita baru sadar atau terindikasi diabetes ketika sudah mengalami komplikasi diabetes.
Lebih terperinciLARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA
LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA A. Pengertian Larutan Penyangga Larutan penyangga biasa disebut juga dengan larutan Buffer atau larutan Dapar. Dimana larutan penyangga merupakan larutan yang mampu
Lebih terperinciVII. KESEIMBANGAN ASAM BASA
VII. KESEIMBANGAN ASAM BASA Mohammad Hanafi, MBBS (Syd)., dr., MS. 1.Pendahuluan Untuk mempelajari keseimbangan asam basa, diperlukan pengertian tentang air, asam, basa dan mekanisme kompensasi tubuh untuk
Lebih terperinciPELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)
PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari
Lebih terperinciph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4
KESEIMBANGAN ASAM BASA Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion ion hidrogen dalam larutan dikenal
Lebih terperinciArtikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga
Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga A. PENGERTIAN Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan
Lebih terperinciglukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)
14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN... 2
DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN... 2 BAB II : LANDASAN TEORI ASIDOSIS METABOLIK A.Definisi... 4 B.Etiologi... 4 C.Patogenesis... 6 E. Manifestasi klinis... 7 F. Pengukuran klinis dan analisis asidosis...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang disebabkan ketidakmampuan pankreas mengeluarkan insulin. American Diabetes
Lebih terperinciSOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)
SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1
1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron ginjal, mengakibatkan
Lebih terperinciPertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:
Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler
Lebih terperincibiologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI
15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciLARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.
Lebih terperinciEasy Way to Interpret
Easy Way to Interpret (Arterial) Blood Gases Eddy Rahardjo Dept Anestesiologi & Reanimasi Fak. Kedokteran Univ. Airlangga Surabaya 1 Tujuan presentasi: memahami hasil pemeriksaan gas darah untuk membantu
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang kurang dari 60 ml. Penyakit ginjal kronik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja
Lebih terperinciLARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
HANDOUT klik di sini LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina (4301414032) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 PENGERTIAN LARUTAN
Lebih terperinciBAB VI CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA A. PENDAHULUAN
BAB VI CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA A. PENDAHULUAN Topik kuliah Cairan Tubuh, Elektrolit dan Keseimbangan Asam-Basa membahas tentang evaluasi gangguan yang melibatkan ketidak seimbangan
Lebih terperinciWRAP UP SKENARIO 3 DIARE
WRAP UP SKENARIO 3 DIARE Disusun oleh: KELOMPOK A-1 KETUA : ANISA NURJANAH SEKRETARIS: ANGGIE ELKA PRATIWI ANGGOTA (1102013033) (1102013029) : ABDUL RAHMAN (1102013001) ABI RAFDI ZHAFARI (1102013002) ABIYYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah suatu keadaan terdapatnya keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif. Penyakit ini
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pakan Sapi Perah Faktor utama dalam keberhasilan usaha peternakan yaitu ketersediaan pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi (Firman,
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **
PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati ** Pasien diabetes yang mengalami gagal ginjal terminal harus menjalani terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik adalah gangguan faal ginjal yang berjalan kronik dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal kronik
Lebih terperinciMAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI
MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI OLEH: Vita Wahyuningtias 07.70.0279 Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan...1 Bab 2 Tujuan...2 Bab 3 Pembahasan...3 1. Pengertian...3 2. Etiologi...4 3. Patofisiologi...4 4. Gejala dan
Lebih terperinciStruktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter
Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang
Lebih terperinciOBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT : setiap molekul yang bisa merubah fungsi tubuh secara molekuler. NASIB OBAT DALAM TUBUH Obat Absorbsi (1) Distribusi (2) Respon farmakologis Interaksi dg reseptor
Lebih terperinciCreated by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO
Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan dari ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa darah sebagai
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1
. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciGangguan Keseimbangan Asam dan Basa
Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa KASUS 1 Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat karena tubuhnya semakin lemas dan lemah. Selama empat hari ini, ia mengalami diare dan
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena, menghasilkan produk peternakan seperti telur dan daging yang memiliki kandungan protein hewani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan
Lebih terperinciAnalisis asam basa. Cara interpretasi dan contoh kasus. S.P.Edijanto Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo/ FK Unair Surabaya
Analisis asam basa Cara interpretasi dan contoh kasus S.P.Edijanto Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo/ FK Unair Surabaya Brønsted Asam = proton donor Basa = proton acceptor proton = H + ph = - log [H + ]
Lebih terperinciGDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :
Seorang laki laki 54 tahun datang ke RS dengan keluhan kaki dan seluruh tubuh lemas. Penderita juga merasa berdebar-debar, keluar keringat dingin (+) di seluruh tubuh dan sulit diajak berkomunikasi. Sesak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tujuan dari terapi cairan perioperatif adalah menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan volume intravaskular yang adekuat agar sistem kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 90% yaitu kelenjar parotis memproduksi sekresi cairan serosa, kelenjar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saliva merupakan cairan rongga mulut yang terdiri dari sekresi kelenjar saliva dan cairan krevikuler gingiva. Produksi saliva oleh kelenjar mayor sekitar 90%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LatarBelakang Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja
Lebih terperinciConnective tissue. Bone 3 % 2 L 4,5 % 3 L. Interstitial Fluid 11,5 % 8 L. Plasma 4,5 % 3 L. Cell water 36 % 25 L. Transceluler water 4,5 % 1 L
Prof. Dr. Burhanuddin Nst, SpPK-KN,FISHKN,FISH Distribusi air dalam Badan Air dalam badan didistribusikan diantara 3 kompartemen utama yaitu : Intraselluler Interstitium Pembuluh Darah Lebih dari setengah
Lebih terperinciASIDOSIS RESPIRATORIK
ASIDOSIS RESPIRATORIK A. PENGERTIAN. Asidosis Respiratorik (Kelebihan Asam Karbonat). 1. Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Batasan Penyakit Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah istilah kedokteran untuk sebutan penyakit yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan
Lebih terperinciReabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang telah merambah ke seluruh lapisan dunia. Prevalensi penyakit ini meningkat setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
Lebih terperinciASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN
ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna
Lebih terperinciEfek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)
Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Diabetes merupakan penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh anda untuk memproduksi atau menggunakan insulin. Yaitu, hormon yang bekerja untuk mengubah
Lebih terperinciASIDOSIS METABOLIK. Abdurrahim Rasyid Lubis, Harun Rasyid Lubis, Ayu Nurul Zakiah. Divisi Nefrologi - Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
ASIDOSIS METABOLIK Abdurrahim Rasyid Lubis, Harun Rasyid Lubis, Ayu Nurul Zakiah Divisi Nefrologi - Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN
Lebih terperinciObat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton
Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis Diabetes ketoasidosis (Diabetic Keto Acidosis DKA) adalah suatu kondisi serius yang dapat mengakibatkan Diabetik
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Mardiana, Warida, Siti Rismini Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jl. Arteri JORR Jatiwarna
Lebih terperinciObat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide
Obat Penyakit Metformin Biguanide Obat Penyakit Metformin Biguanide. Obat diabetes ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, baik pada jaringan hati maupun perifer. Peningkatan sensitivitas
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel akibat suatu proses patofisiologis
Lebih terperinciG R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D
HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Militus Salah satu penyakit yang timbul akibat gangguan metabolisme glukosa darah adalah diabetes melitus (DM) yang merupakan suatu kondisi ketika kadar glukosa (gula
Lebih terperinciM.Nuralamsyah,S.Kep.Ns
M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah DM merupakan suatu keadaan peningkatan kadar gula darah secara menahun disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan kadar gula dalam tubuh penderita tinggi. Hal ini karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara baik atau terdapat
Lebih terperinciAplikasi Larutan Buffer dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Larutan Buffer dalam Kehidupan Sehari-hari Buat apa sih belajar tapi gak dipake? Pertanyaan ini tuh selalu muncul di otak gue tiap ngadepin pelajaran yang bikin gue mabok 3 x 24 jam. Dan mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Serum asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin (Liu et al, 2014). Kadar serum asam urat dapat menjadi tinggi tergantung pada purin makanan, pemecahan purin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan
Lebih terperinciBAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar
Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat, mengingat banyaknya komplikasi yang dapat timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam
Lebih terperinciDIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Lebih terperinciJADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)
JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS) 1 RPKPS, lingkup sejarah Biokimia dan struktur dan fungsi sel, GTC 2 Air dan asam basa (ph) GTC 3 Struktur dan Fungsi serta mekanisme kerja Enzim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix
Lebih terperinciPETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.
PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh
Lebih terperinciMACAM-MACAM SUARA NAFAS
MACAM-MACAM SUARA NAFAS Asuhan Keperawatan Aplikasi NANDA Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep SUARA NAFAS NORMAL Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM), merupakan penyakit yang dikenal di masyarakat awam dengan sebutan kencing manis. Sebutan tersebut bermula dari penderita DM yang kadar glukosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak seluruhnya dapat
Lebih terperincimekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.
B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi
Lebih terperinci