IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

dokumen-dokumen yang mirip
METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP.

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

Disampaikan oleh : Edison P. Sihombing dan Dimas H. Pamungkas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya serta amat beragam jenis dan sumbernya. Data-data ini bervariasi

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP I. 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

2015 KAJIAN PENGARUH APLIKASI BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-08

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

KONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah

KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. HELMI DKK

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

Kata Kunci : Limbah Cair Kelapa Sawit, C-organik, Nitrogen dan Bulk Density

PROPOSAL KAJIAN PENENTUAN DOSIS PUPUK OPTIMAL UNTUK PEMBIBITAN KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA. Helmi Dkk

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

BAB II. PT. Socfin Indonesia Medan (socfindo) Perkebunan Aek. Pamienke

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lokasi Profil dan Kondisi Vegetasi. 1.1 Lokasi Generasi 0 Desa Aek Korsik. 1.2 Lokasi Generasi 1. Blok 40 tanaman tahun 1987.

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

OLEH : ALEXANDER MAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA - III

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Manajemen Pemupukan Organik dan Anorganik Kelapa Sawit di Sekunyir Estate, Kalimantan Tengah

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP II. 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat membawa

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

LAPORAN KEMAJUAN TAHAP II PROGRAM INSENTIF PKPP KAJIAN PENGELOLAAN HARA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERBASIS EFISIENSI PEMUPUKAN

= pemanen. Sistem Penunasan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Pemupukan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Menghasilkan di Kebun Sembawa, Sumatera Selatan

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1926 dengan nama SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-1967 perusahaan ini beralih nama menjadi PPN EXSOFIN dan beralih tangan kepada pemerintah Indonesia. Pada tahun 1968 perusahaan ini berubah nama menjadi PT. SOCFINDO INDONESIA yang disingkat dengan PT. SOCFINDO. Dan berdiri secara resmi berdasarkan surat mentri dalam negri untuk Hak Guna Usaha NO: 63/HGU/1968. Dengan bentuk kerja sama JOINT ENTERPRICE dengan pembagian saham 40% untuk Indonesia dan 60% saham belgia. Perusahaan ini bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan karet serta pengolahan nya. PT. SOCFINDO dengan kantor pusat di medan mempunyai pekebunan dan pengolahan hasil perkebunan yang terbesar di wilayah aceh dan sumatera. Pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan dalam perkebunan itu sendiri dengan mendirikan pabrik, seperti pabrik kelapa sawit ( PKS ).Sejalan dengan areal perkebunan kelapa sawit. Dengan kapasitas produksi sebesar 20-30 Ton/jam. Tabel 4. Nama Kebun, Lokasi Kebun dan Pabrik milik PT. SOCFIN INDONESIA No Perkebunan / Pabrik Kota Kabupaten 1 Kelapa Sawit Seunagan Aceh Barat

Sumber 2 Kelapa Sawit Seumayan Aceh Barat 3 Kelapa Sawit Lae Butar Aceh Selatan 4 Kelapa Sawit Seiliput Aceh Tenggara 5 Kelapa Sawit Mata Pao Deli Serdang 6 Kelapa Sawit Bangun Bandar Deli Serdang 7 Karet Tanjung maria Deli Serdang 8 Karet Tanah Besi Deli Serdang 9 Karet Lima Puluh Asahan 10 Kelapa Sawit Tanah Gambus Asahan 11 Kelapa Sawit Aek Loba Asahan 12 Kelapa Sawit Negeri Lama Labuhan Batu 13 Karet Aek Pamingkie Labuhan Batu 14 Karet Halimbe Labuhan Batu : PT. Socfin Indonesia 2. Lokasi Perusahaan Penelitian dilakukan di Kebun Bangun Bandar PT.SOCFINDO berlokasi di kecamatan Serdang bedagai yang didirikan pada tahun 1926 dan memiliki luas + 3385,62 yang terbagi 4 divisi, dengan luas areal sebagai berikut : Tabel 5. Luas Areal Kebun Bandar Bangun PT. Socfin Indonesia Devisi Luas (Ha) Sumber I 912,18 II 707,82 III 744,16 IV 404,26 : PT. Socfin Indonesia. 3. Luas Areal Afdeling

Dari empat divisi yang dikelola kebun Bandar Bangun masing-masing memiliki luas yang beragam. Divisi II sebagai lokasi pengamatan memiliki luas 707,82. Tanaman yang dikelola oleh divisi II kebun Bandar Bangun adalah tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam yang beragam. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang luas divisi II kebun Bandar Bangun Dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Luas Areal divisi II kebun Bangun Bandar T. tanam Blok Luas (ha) SPH Jumlah Pohon 1984 037 48,81 81 6.231 1986 044,045 52,70 159 9.126 1992 031 81,35 99 8.079 1998 039 55,75 118 9.346 1999 041 23,08 126 5.444 2000 038,042 87,25 234 12.270 2002 035 38,30 119 4.567 2003 040,027 131,70 245 3.967 2004 032,033 108,98 273 6.067 2006 034,028 138,45 305 6.564 2008 045 25,31 150 9.954 TOTAL 791,68 1909 81615 Sumber : PT. Socfin Indonesia 4. Curah Hujan Hal yang mengakibatkan adanya pebedaan pada masing kelas lahan produksi adalah salah satunya dipengaruhi oleh beberapa faktor pembatas yaitu iklim (cucah hujan). Untuk data iklim lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Data Curah Hujan afdeling II Kebun Bangun Bandar. PT.SOCFINDO Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rat ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch Hh Januari 114 6 101 6 123 12 47 4 173 10 112 8 Februari 84 2 64 3 102 6 51 7 52 9 70 5

Maret 259 15 161 10 367 15 159 8 58 7 201 11 April 215 12 96 7 134 8 364 16 324 13 227 11 Mei 239 12 131 9 171 8 256 13 170 11 193 11 Juni 96 5 258 14 211 13 56 4 - - 124 7 Juli 217 8 222 15 240 9 277 10 - - 191 8 Agustus 115 8 246 14 365 16 210 11 - - 187 10 September 318 14 199 13 301 14 258 18 - - 215 12 Oktober 252 11 218 11 348 20 162 16 - - 196 12 November 218 13 286 17 136 11 312 14 - - 190 11 Desember 155 7 233 12 185 11 115 11 - - 138 8 Jumlah 2282 113 2215 131 2683 143 2267 132 777 50 2036 118 Keterangan : hh (hari hujan), ch (curah hujan dalam mm) Sumber : PT. Socfin Indonesia

Hari hujan Curah hujan 250 200 150 100 CH (mm) 50 0 Gambar 5. Pola rata-rata Curah Hujan di Kebun Bangun Bandar Afdeling II (Data tahun 2009-2013) PT.SOCFINDO 14 12 10 8 6 4 2 0 Gambar 6. Pola rata-rata Hari Hujan di Kebun Bangun Bandar Afdeling II PT.SOCFINDO (Data tahun 2009-2013)

B. Dosis Pupuk Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Rekomendasi pemupukan yaitu suatu proses untuk menentukan dosis dan jenis pupuk yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kelapa sawit pada luasan dan periode tertentu. Rekomendasi pemupukan dibuat untuk periode satu tahun. Data rekomendasi pemupukan tanaman menghasilkan di Divisi II PT.SOCFIN INDONESIA disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Rekomendasi Pemupukan di Afdeling II Jenis Pupuk 2010 2011 2012 Urea 1,50 1,75 1,50 K2SO4 0,00 0,00 1,00 RP 1,75 1,00 1,25 ZA 0,00 0,00 1,75 TSP 0,00 0,50 1,00 KCL 1,50 1,50 1,50 Dolomite 1,25 1,00 0,50 Kieserite 0,00 0,50 0,50 Boraks 0,00 0,00 0,50 NPK 4,00 0,00 1,50 Jumlah 10,00 6,25 10,25 C. Realisasi Pemupukan Realisasi pemupukan yaitu suatu bukti sudah terlaksanakan dosis rekomendasi pemupukan di kebun. Realisasi merupakan lanjutan dari rekomendasi pemupukan, yang telah dibuat terlebih dahulu pengamatan analisa daun atau analisa tanah. Realisasi pemupukan per

tahun berlaku untuk semua jenis tahun tanam. Ringkasan dari rekomendasi pemupukan di Afdeling II kebun Bangun Bandar PT. Socfin Indonesia disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Realisasi Pemupukan Jenis Pupuk 2010 2011 2012 Urea 1,50 2,00 2,00 Majemuk 5,00 0,00 1,50 12.12.17.2 RP 1,75 1,00 1.00 B 0,00 0,00 0,50 KCL 1,50 1,50 1,50 D 1,25 1,00 0,50 ZA 0,00 0,00 0,75 TSP 0,00 0,50 0,75 Keterangan : B: boraks, D : Dolomite. D. Pelaksanaan Pemupukan 1. Persiapan Pemupukan Di dalam penaburan (aplikasi) pupuk, pengaplikasian bertujuan untuk memberikan pupuk pada setiap pokok harus sesuai dengan dosis yang ditentukan dalam buku rekomendasi pemupukan. Dosis yang tertulis di buku tersebut merupakan hasil dari analisa daun. Jenis dan jumlah yang diperlukan harus resedia di kebun pada waktunya. Stok pupuk lama dan pupuk yang karung goninya rusak harus digunakan lebih dahulu. Pupuk yang menggumpal harus dikeluarkan harus dikeluarkan dari karungnya,dihancurkan,kemudian di until. 2. Aplikasi Pemupukan Terdapat tiga prinsip penting pada saat aplikasi pupuk di lapangan. Pertama yaitu pupuk akan sangat mudah diserap oleh tanaman apabila ditebar setipis mungkin dan langsung

bersentuhan dengan tanah. Kedua yaitu sebarkan lah pupuk pada daerah yang banyak terdapat akar serabut atau akar tertier yang merupakan akar yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari tanah. Ketiga yaitu nutrisi didalam pupuk akan cepat diserap tanaman apabila diaplikasikan segera setelah turun hujan. Pada tanaman muda akar serabut paling banyak terdapat dipiringan atau sejauh ujung pelepah. Pada tanaman tua dimana ujung pelepah tanaman sudah saling bersentuhan dan tumpukan pelepah sudah banyak, akar serabut banyak terdapat pada tumpukan pelepah. Pedoman pengaplikasian pemupukan sebagai berikut : a. Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 m pada tanaman muda kelapa sawit, sedangkan untuk tanaman tua atau dewasa diberikan pada jarak antara 1 2,4 m. b. Pada sistem benah (pocket) pemupukan kelapa sawit diberikan pada 4 sampai dengan 6 bulan pada piringan disekeliling pohon kelapa sawit. Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk fast release antara lain Urea, ZA dan KCL. Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepas unsure hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tempat aplikasi penaburan pupuk dapat dibedakan atas sifat masing-masing seperti : a. Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung piringan.

b. P2SO5 dan MgO (Phosphate dan Magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung piringan. Namun apabila rock Phosphate yang digunakan, tempat penaburan pupuknya adalah digawangan dipinggiran rumpukan pelepah dan diatas gulma lunak yang tumbuh disana. c. K2O (kalium), ditaburkan diujung piringan. 3. Pengawasan Sebelum melaksanakan pemupukan, mandor pemupukan, mandor 1 dan asisten afdeling harus tahu blok-blok mana saja yang mau di pupuk, derapa kebutuhan tenaga kerja, dan berapa dosis yang diberikan. Dalam pelaksanaan pemupukan seorang mandor pemupukan, mandor 1 dan asisten wajib melakukan pengawasan dilapangan karena mengingat mahalnya harga pupuk. Pengawasan dilakukan agar tidak ada pupuk yang hilang dibuang/disembunyikan ke gawangan atau parit atau dibuang dengan sengaja untuk membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan membuat penaburan pupuk sesuai dengan dosis dan tidak ada pupuk yang menggumpal di piringan. E. Produksi Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Perkebunan Bangun Bandar adalah varietas Tenera, hasil dari persilangan Dura dan Pisifera yang dihasilkan sendiri oleh PT. Socfindo. Perkebunan Bangun Bandar memiliki pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9m dengan kerapatan populasi rata-rata 142 tanaman/ ha. Namun, berdasarkan kondisi yang terdapat di lapangan, populasi tanaman per hektar dapat berbeda dari pada populasi yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penyisipan tanaman,penebangan pokok mati, dan pokok yang tidak bernilai (non valuer), dan pokok yang

terserang penyakit Ganoderma,sp. Jarak tanam yang tidak teratur, rubuh, dan tersambar petir dapat menyebabkan populasi tanaman per hektarnya tidak sama. Pada penelitian ini saya membandingkan antara standart ppks dengan produksi yang dihasilkan oleh PT. SOCFINDO. Dengan menggunakan tanaman remaja yaitu yang berumur 9-14 tahun pada tahun tanam 1998-2000 dengan menggunakan data produksi dari tahun 2009 sampai 2012.Produksi di Kebun Bangun Bandar dapat kita lihat pada tabel 9 Tabel 9. Produksi Tandan Buah Segar. Produksi Blok Luas Kebun PPKS 39, 41, 38 Jumlah Pohon Jumlah PK/Ha 134,75 15.295 114 2009 2010 2011 2012 73939 (80 %) 93000 (100 %) 76706 (82 %) 93000 (100 %) 764414 (88 %) 93000 (100 %) 74189 (82 %) 92000 (100 %) Indeks 20% 18 % 12 % 18 % Sumber : PT. SOcfin Indonesia Dari data diatas dapat diperoleh grafik sebagai berikut :

100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 73.939 (80%) 93000 (100%) 76706 (82%) 93000 ( 100%) 76414 (82%) 93000 (100%) 74189 (81%) 92000 (100%) 2009 2010 2011 2012 PT. Socfindo Standart PPKS Gambar 7. Grafik perbandingan produksi antara PT. SOCFINDO dengan PPKS Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan produksi antara data kebun dengan standart PPKS. Dari grafik diatas diketahui bahwa indeks produksi pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 19.061 (20%), 16.294 (18%), 16.486 (18%), 17.811 (19%) Tabel 13. Jumlah Tandan Rata-rata Produksi Blok Luas Kebun 39, 41, 38 Jumlah Pohon Jumlah PK/Ha 134,75 15.295 114 2009 2010 2011 2012 9.7 (74%) 10.3 (83%) 10.3 (88%) 9.7 (90%) 13 12.3 11.7 10.7 PPKS (100%) (100%) (100%) (100%) Indeks 26% 17 % 12 % 10 % Gambar 8. Jumlah Tandan.

14 12 10 8 6 Kebun PPKS 4 2 0 2009 2010 2011 2012 Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan Jumlah Tandan antara data kebun Socfindo dengan standart PPKS. Dari grafik diatas diketahui bahwa indeks pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 9,7(26%),10,3(17%) %,10,3(12 %),9,7(10%). Tabel 14. Berat Tandan Rata-rata Sumber Produk si Kebun PPKS Blok 39, 41, 38 Luas 134,7 5 Jumlah Pohon Jumlah PK/Ha 15.295 114 2009 2010 2011 2012 21 (114%) 18.4 (100 %) 21 (116 %) 19.5 (100 %) 21 (104 %) 20.1 (100 %) 24 (113 %) 21.4 (100 %) Indeks 14% 16% 4% 13% : PPKS, 2005 dan PT. Socfindo Indonesia Gambar 9. Rata-Rata Berat Tandan

25 20 15 10 Kebun PPKS 5 0 2009 2010 2011 2012 Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan produksi antara data kebun dengan standart PPKS. Dari grafik diatas diketahui bahwa indeks produksi pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 21 (14%), 21 (16%), 21 (14%), 24 (13%).

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Produksi kelapa sawit Pada PT. Socfindo lebih kecil dari pada standart PPKS.dapat dilihat pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 19.061 (20%), 16.294 (18%), 16.486 (18%), 17.811 (19%) 2. Saran Mengingat produksi adalah jantung perusahaan maka faktor-faktor pendukung seperti pemupukan, harus diperhatikan secara spesifik efektifitasnya terhadap produksi pada tanaman kelapa sawit, supaya produksi bisa tercapai secara optimal. 3. Jumlah tandan rata-rata yang dimiliki PT. Socfindo lebih sedikit dibanding jumlah tandan rata-rata yang ada di PPKS, dengan indeks pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 9,7(26%), 10,3(17%), 10,3(12%), 9,7(10%). 4. Berat Rata-Rata Tandan yang dimiliki PT. Socfindo lebih besar dibanding standart PPKS. Pada tahun tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 21 (14%), 21 (16%), 21 (14%), 24 (13%).