IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1926 dengan nama SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-1967 perusahaan ini beralih nama menjadi PPN EXSOFIN dan beralih tangan kepada pemerintah Indonesia. Pada tahun 1968 perusahaan ini berubah nama menjadi PT. SOCFINDO INDONESIA yang disingkat dengan PT. SOCFINDO. Dan berdiri secara resmi berdasarkan surat mentri dalam negri untuk Hak Guna Usaha NO: 63/HGU/1968. Dengan bentuk kerja sama JOINT ENTERPRICE dengan pembagian saham 40% untuk Indonesia dan 60% saham belgia. Perusahaan ini bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan karet serta pengolahan nya. PT. SOCFINDO dengan kantor pusat di medan mempunyai pekebunan dan pengolahan hasil perkebunan yang terbesar di wilayah aceh dan sumatera. Pengolahan hasil perkebunan dilaksanakan dalam perkebunan itu sendiri dengan mendirikan pabrik, seperti pabrik kelapa sawit ( PKS ).Sejalan dengan areal perkebunan kelapa sawit. Dengan kapasitas produksi sebesar 20-30 Ton/jam. Tabel 4. Nama Kebun, Lokasi Kebun dan Pabrik milik PT. SOCFIN INDONESIA No Perkebunan / Pabrik Kota Kabupaten 1 Kelapa Sawit Seunagan Aceh Barat
Sumber 2 Kelapa Sawit Seumayan Aceh Barat 3 Kelapa Sawit Lae Butar Aceh Selatan 4 Kelapa Sawit Seiliput Aceh Tenggara 5 Kelapa Sawit Mata Pao Deli Serdang 6 Kelapa Sawit Bangun Bandar Deli Serdang 7 Karet Tanjung maria Deli Serdang 8 Karet Tanah Besi Deli Serdang 9 Karet Lima Puluh Asahan 10 Kelapa Sawit Tanah Gambus Asahan 11 Kelapa Sawit Aek Loba Asahan 12 Kelapa Sawit Negeri Lama Labuhan Batu 13 Karet Aek Pamingkie Labuhan Batu 14 Karet Halimbe Labuhan Batu : PT. Socfin Indonesia 2. Lokasi Perusahaan Penelitian dilakukan di Kebun Bangun Bandar PT.SOCFINDO berlokasi di kecamatan Serdang bedagai yang didirikan pada tahun 1926 dan memiliki luas + 3385,62 yang terbagi 4 divisi, dengan luas areal sebagai berikut : Tabel 5. Luas Areal Kebun Bandar Bangun PT. Socfin Indonesia Devisi Luas (Ha) Sumber I 912,18 II 707,82 III 744,16 IV 404,26 : PT. Socfin Indonesia. 3. Luas Areal Afdeling
Dari empat divisi yang dikelola kebun Bandar Bangun masing-masing memiliki luas yang beragam. Divisi II sebagai lokasi pengamatan memiliki luas 707,82. Tanaman yang dikelola oleh divisi II kebun Bandar Bangun adalah tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam yang beragam. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang luas divisi II kebun Bandar Bangun Dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Luas Areal divisi II kebun Bangun Bandar T. tanam Blok Luas (ha) SPH Jumlah Pohon 1984 037 48,81 81 6.231 1986 044,045 52,70 159 9.126 1992 031 81,35 99 8.079 1998 039 55,75 118 9.346 1999 041 23,08 126 5.444 2000 038,042 87,25 234 12.270 2002 035 38,30 119 4.567 2003 040,027 131,70 245 3.967 2004 032,033 108,98 273 6.067 2006 034,028 138,45 305 6.564 2008 045 25,31 150 9.954 TOTAL 791,68 1909 81615 Sumber : PT. Socfin Indonesia 4. Curah Hujan Hal yang mengakibatkan adanya pebedaan pada masing kelas lahan produksi adalah salah satunya dipengaruhi oleh beberapa faktor pembatas yaitu iklim (cucah hujan). Untuk data iklim lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Data Curah Hujan afdeling II Kebun Bangun Bandar. PT.SOCFINDO Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rat ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch Hh Januari 114 6 101 6 123 12 47 4 173 10 112 8 Februari 84 2 64 3 102 6 51 7 52 9 70 5
Maret 259 15 161 10 367 15 159 8 58 7 201 11 April 215 12 96 7 134 8 364 16 324 13 227 11 Mei 239 12 131 9 171 8 256 13 170 11 193 11 Juni 96 5 258 14 211 13 56 4 - - 124 7 Juli 217 8 222 15 240 9 277 10 - - 191 8 Agustus 115 8 246 14 365 16 210 11 - - 187 10 September 318 14 199 13 301 14 258 18 - - 215 12 Oktober 252 11 218 11 348 20 162 16 - - 196 12 November 218 13 286 17 136 11 312 14 - - 190 11 Desember 155 7 233 12 185 11 115 11 - - 138 8 Jumlah 2282 113 2215 131 2683 143 2267 132 777 50 2036 118 Keterangan : hh (hari hujan), ch (curah hujan dalam mm) Sumber : PT. Socfin Indonesia
Hari hujan Curah hujan 250 200 150 100 CH (mm) 50 0 Gambar 5. Pola rata-rata Curah Hujan di Kebun Bangun Bandar Afdeling II (Data tahun 2009-2013) PT.SOCFINDO 14 12 10 8 6 4 2 0 Gambar 6. Pola rata-rata Hari Hujan di Kebun Bangun Bandar Afdeling II PT.SOCFINDO (Data tahun 2009-2013)
B. Dosis Pupuk Efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Rekomendasi pemupukan yaitu suatu proses untuk menentukan dosis dan jenis pupuk yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kelapa sawit pada luasan dan periode tertentu. Rekomendasi pemupukan dibuat untuk periode satu tahun. Data rekomendasi pemupukan tanaman menghasilkan di Divisi II PT.SOCFIN INDONESIA disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Rekomendasi Pemupukan di Afdeling II Jenis Pupuk 2010 2011 2012 Urea 1,50 1,75 1,50 K2SO4 0,00 0,00 1,00 RP 1,75 1,00 1,25 ZA 0,00 0,00 1,75 TSP 0,00 0,50 1,00 KCL 1,50 1,50 1,50 Dolomite 1,25 1,00 0,50 Kieserite 0,00 0,50 0,50 Boraks 0,00 0,00 0,50 NPK 4,00 0,00 1,50 Jumlah 10,00 6,25 10,25 C. Realisasi Pemupukan Realisasi pemupukan yaitu suatu bukti sudah terlaksanakan dosis rekomendasi pemupukan di kebun. Realisasi merupakan lanjutan dari rekomendasi pemupukan, yang telah dibuat terlebih dahulu pengamatan analisa daun atau analisa tanah. Realisasi pemupukan per
tahun berlaku untuk semua jenis tahun tanam. Ringkasan dari rekomendasi pemupukan di Afdeling II kebun Bangun Bandar PT. Socfin Indonesia disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Realisasi Pemupukan Jenis Pupuk 2010 2011 2012 Urea 1,50 2,00 2,00 Majemuk 5,00 0,00 1,50 12.12.17.2 RP 1,75 1,00 1.00 B 0,00 0,00 0,50 KCL 1,50 1,50 1,50 D 1,25 1,00 0,50 ZA 0,00 0,00 0,75 TSP 0,00 0,50 0,75 Keterangan : B: boraks, D : Dolomite. D. Pelaksanaan Pemupukan 1. Persiapan Pemupukan Di dalam penaburan (aplikasi) pupuk, pengaplikasian bertujuan untuk memberikan pupuk pada setiap pokok harus sesuai dengan dosis yang ditentukan dalam buku rekomendasi pemupukan. Dosis yang tertulis di buku tersebut merupakan hasil dari analisa daun. Jenis dan jumlah yang diperlukan harus resedia di kebun pada waktunya. Stok pupuk lama dan pupuk yang karung goninya rusak harus digunakan lebih dahulu. Pupuk yang menggumpal harus dikeluarkan harus dikeluarkan dari karungnya,dihancurkan,kemudian di until. 2. Aplikasi Pemupukan Terdapat tiga prinsip penting pada saat aplikasi pupuk di lapangan. Pertama yaitu pupuk akan sangat mudah diserap oleh tanaman apabila ditebar setipis mungkin dan langsung
bersentuhan dengan tanah. Kedua yaitu sebarkan lah pupuk pada daerah yang banyak terdapat akar serabut atau akar tertier yang merupakan akar yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari tanah. Ketiga yaitu nutrisi didalam pupuk akan cepat diserap tanaman apabila diaplikasikan segera setelah turun hujan. Pada tanaman muda akar serabut paling banyak terdapat dipiringan atau sejauh ujung pelepah. Pada tanaman tua dimana ujung pelepah tanaman sudah saling bersentuhan dan tumpukan pelepah sudah banyak, akar serabut banyak terdapat pada tumpukan pelepah. Pedoman pengaplikasian pemupukan sebagai berikut : a. Apabila menggunakan sistem tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 m pada tanaman muda kelapa sawit, sedangkan untuk tanaman tua atau dewasa diberikan pada jarak antara 1 2,4 m. b. Pada sistem benah (pocket) pemupukan kelapa sawit diberikan pada 4 sampai dengan 6 bulan pada piringan disekeliling pohon kelapa sawit. Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk fast release antara lain Urea, ZA dan KCL. Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepas unsure hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tempat aplikasi penaburan pupuk dapat dibedakan atas sifat masing-masing seperti : a. Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung piringan.
b. P2SO5 dan MgO (Phosphate dan Magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung piringan. Namun apabila rock Phosphate yang digunakan, tempat penaburan pupuknya adalah digawangan dipinggiran rumpukan pelepah dan diatas gulma lunak yang tumbuh disana. c. K2O (kalium), ditaburkan diujung piringan. 3. Pengawasan Sebelum melaksanakan pemupukan, mandor pemupukan, mandor 1 dan asisten afdeling harus tahu blok-blok mana saja yang mau di pupuk, derapa kebutuhan tenaga kerja, dan berapa dosis yang diberikan. Dalam pelaksanaan pemupukan seorang mandor pemupukan, mandor 1 dan asisten wajib melakukan pengawasan dilapangan karena mengingat mahalnya harga pupuk. Pengawasan dilakukan agar tidak ada pupuk yang hilang dibuang/disembunyikan ke gawangan atau parit atau dibuang dengan sengaja untuk membuat pekerjaan lebih cepat selesai dan membuat penaburan pupuk sesuai dengan dosis dan tidak ada pupuk yang menggumpal di piringan. E. Produksi Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Perkebunan Bangun Bandar adalah varietas Tenera, hasil dari persilangan Dura dan Pisifera yang dihasilkan sendiri oleh PT. Socfindo. Perkebunan Bangun Bandar memiliki pola tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9m dengan kerapatan populasi rata-rata 142 tanaman/ ha. Namun, berdasarkan kondisi yang terdapat di lapangan, populasi tanaman per hektar dapat berbeda dari pada populasi yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penyisipan tanaman,penebangan pokok mati, dan pokok yang tidak bernilai (non valuer), dan pokok yang
terserang penyakit Ganoderma,sp. Jarak tanam yang tidak teratur, rubuh, dan tersambar petir dapat menyebabkan populasi tanaman per hektarnya tidak sama. Pada penelitian ini saya membandingkan antara standart ppks dengan produksi yang dihasilkan oleh PT. SOCFINDO. Dengan menggunakan tanaman remaja yaitu yang berumur 9-14 tahun pada tahun tanam 1998-2000 dengan menggunakan data produksi dari tahun 2009 sampai 2012.Produksi di Kebun Bangun Bandar dapat kita lihat pada tabel 9 Tabel 9. Produksi Tandan Buah Segar. Produksi Blok Luas Kebun PPKS 39, 41, 38 Jumlah Pohon Jumlah PK/Ha 134,75 15.295 114 2009 2010 2011 2012 73939 (80 %) 93000 (100 %) 76706 (82 %) 93000 (100 %) 764414 (88 %) 93000 (100 %) 74189 (82 %) 92000 (100 %) Indeks 20% 18 % 12 % 18 % Sumber : PT. SOcfin Indonesia Dari data diatas dapat diperoleh grafik sebagai berikut :
100000 90000 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 73.939 (80%) 93000 (100%) 76706 (82%) 93000 ( 100%) 76414 (82%) 93000 (100%) 74189 (81%) 92000 (100%) 2009 2010 2011 2012 PT. Socfindo Standart PPKS Gambar 7. Grafik perbandingan produksi antara PT. SOCFINDO dengan PPKS Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan produksi antara data kebun dengan standart PPKS. Dari grafik diatas diketahui bahwa indeks produksi pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 19.061 (20%), 16.294 (18%), 16.486 (18%), 17.811 (19%) Tabel 13. Jumlah Tandan Rata-rata Produksi Blok Luas Kebun 39, 41, 38 Jumlah Pohon Jumlah PK/Ha 134,75 15.295 114 2009 2010 2011 2012 9.7 (74%) 10.3 (83%) 10.3 (88%) 9.7 (90%) 13 12.3 11.7 10.7 PPKS (100%) (100%) (100%) (100%) Indeks 26% 17 % 12 % 10 % Gambar 8. Jumlah Tandan.
14 12 10 8 6 Kebun PPKS 4 2 0 2009 2010 2011 2012 Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan Jumlah Tandan antara data kebun Socfindo dengan standart PPKS. Dari grafik diatas diketahui bahwa indeks pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 9,7(26%),10,3(17%) %,10,3(12 %),9,7(10%). Tabel 14. Berat Tandan Rata-rata Sumber Produk si Kebun PPKS Blok 39, 41, 38 Luas 134,7 5 Jumlah Pohon Jumlah PK/Ha 15.295 114 2009 2010 2011 2012 21 (114%) 18.4 (100 %) 21 (116 %) 19.5 (100 %) 21 (104 %) 20.1 (100 %) 24 (113 %) 21.4 (100 %) Indeks 14% 16% 4% 13% : PPKS, 2005 dan PT. Socfindo Indonesia Gambar 9. Rata-Rata Berat Tandan
25 20 15 10 Kebun PPKS 5 0 2009 2010 2011 2012 Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan produksi antara data kebun dengan standart PPKS. Dari grafik diatas diketahui bahwa indeks produksi pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 21 (14%), 21 (16%), 21 (14%), 24 (13%).
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Produksi kelapa sawit Pada PT. Socfindo lebih kecil dari pada standart PPKS.dapat dilihat pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 19.061 (20%), 16.294 (18%), 16.486 (18%), 17.811 (19%) 2. Saran Mengingat produksi adalah jantung perusahaan maka faktor-faktor pendukung seperti pemupukan, harus diperhatikan secara spesifik efektifitasnya terhadap produksi pada tanaman kelapa sawit, supaya produksi bisa tercapai secara optimal. 3. Jumlah tandan rata-rata yang dimiliki PT. Socfindo lebih sedikit dibanding jumlah tandan rata-rata yang ada di PPKS, dengan indeks pada tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 9,7(26%), 10,3(17%), 10,3(12%), 9,7(10%). 4. Berat Rata-Rata Tandan yang dimiliki PT. Socfindo lebih besar dibanding standart PPKS. Pada tahun tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 21 (14%), 21 (16%), 21 (14%), 24 (13%).