Mahasiswa Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Melalui Layanan Informasi (Studi Eksperimen Pada Peserta Didik Kelas VIII.8 SMP N 13 Padang) ABSTRACT

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

BAYU ADHY TAMA K

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA SMA NEGERI 6 PADANG

Oleh: Mardiatun* Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons.** Citra Imelda Usman, M.Pd., Kons.**

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 1 Lengayang) ARTIKEL.

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

PERAN GURU BK DALAM PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 8 PADANG ABSTRACT

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

('t^*o'lf. $*..,rr,rr" *+4o-, ARTIKEL RALMAYELI IYPM:

BAB II KAJIAN TEORITIS

EFEKTIFITAS REINFORCEMENT POSITIF DAN NEGATIF DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN DI SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

Nor Mita Ika Saputri, M.Psi. Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PERSEPSI PESERTA DIDIK PADA GURU BK DILIHAT DARI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ABSTRACT

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

PROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By:

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN

ARTIKEL. Oleh: PRIMA EKA PUTRA NPM:

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

PERSIAPAN MAHASISWA MENGIKUTI PERKULIAHAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH BELAJAR SISWA YANG SERING ABSEN KELAS X SMA 2 SIAK HULU TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG FUNGSI TES INTELEGENSI DI SMA 11 NEGERI PADANG. Oleh: DAFIT SATRIA* Fitria Kasih ** Nofrita ** ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI LAYANAN INFORMASI

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGURANGI KECEMASAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK

PENINGKATAN SELF ESTEEM PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DIKELAS X SMAN 1 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII MTsN 1 LUBUK BASUNG

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

FITRI YENTI NPM:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

ABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PEKANBARU

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

EFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

THE EFFECT OF GROUP COUNSELING SERVICE TOWARD THE ENHANCEMENT OF STUDENTS PHYSICAL SELF-CONCEPT AT X MIA GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan

Transkripsi:

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENGUBAH PERSEPSI PESERTA DIDIKTENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING ( Studi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas X ) Septia Ningsih 1, Helma 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat septianingsih269@gmail.com ABSTRACT This research was motivated by the phenomenon that has happen is there are some students of X MIPA 1 class that assume that guidance and counseling service has just given for trouble student in that school. This research is conducted to reveal the effectiveness of information service in changing students perception toward guidance and counseling. The type of this research is quasi experiment by using one group pre and posttest design. The sample of the research is 30 students. The data was collected by using questionaire and analyzed through interval formula and t test. The result of the research shows that: Students perception toward guidance and counseling service 1) Before the information service given, in less criterion 2) After the information service given, in good enough criterion 3) The effectiveness of information service on changing students perception. Based on research finding is recommended to principal and coundselor in other to socialize the service and program more for the students. Keywords: Perception, guidance and counseling, information service PENDAHULUAN Setiap manusia memiliki masalah dalam hidupnya, tidak terkecuali peserta didik. Banyak permasalahan yang dialaminya, baik mereka sadari maupun tidak mereka sadari. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan. Potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal jika peserta didik tidak menyadarinya dan memiliki permasalahan dalam hidupnya. Menurut Tohirin (2013:3) Individu yang sedang dalam proses perkembangan apalagi ia adalah seorang peserta didik, tentu banyak masalah yang dihadapinya baik masalah pribadi, sosial maupun akademik dan masalah-masalah lainnya. Tidak semua peserta didik mampu melihat dan mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya. Adakalanya individu (peserta didik) tidak mampu menerima dirinya sendiri. Hal ini tentu saja akan 1

menghambat berkembangnya potensi yang dimilikinya secara optimal. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Tohirin (2013:20) menjelaskan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan Konseling merupakan kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Menurut Hikmawati (2011:19) pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/ madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok dan/ atau klasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Tohirin (2013:35) menjelaskan Individu atau peserta didik yang dibimbing merupakan individu yang sedang dalam proses perkembangan. Oleh sebab itu, merujuk kepada perkembangan individu yang dibimbing, maka tujuan Bimbingan dan Konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing. Dengan perkataan lain agar individu dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai lingkungannya. Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan selama ini oleh guru BK akan memunculkan persepsi peserta didik tentang BK. Menurut Walgito (2010:99) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses tersebut tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut 2

diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Berdasarkan stimulus yang didapatkan oleh peserta didik, apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar tentang Bimbingan dan Konseling akan menghasilkan sebuah persepsi tentang Bimbingan dan konseling. Kekurangan informasi tentang bimbingan dan konseling serta pelayanan bimbingan dan konseling yang kurang menyeluruh dapat menyebabkan peserta didik memiliki persepsi yang salah tentang bimbingan dan konseling. Kekurangan Informasi tersebut dapat dipenuhi melalui pemberian layanan informasi. Winkel, 1991 (Tohirin, 2013:142) menjelaskan bahwa Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Berangkat dari teori bahwa persepsi berasal dari proses pengindraan atau stimulus yang diperoleh dari lingkungan, untuk mengubah persepsi peserta didik kelas X MIPA 1 tersebut, maka peserta didik akan diberikan stimulus. Stimulus dapat diberikan berupa layanan informasi. Halen (2005:77) menyatakan bahwa layanan informasi adalah layanan dalam bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi yang berguna bagi peserta didik. Melalui layanan informasi, peserta didik kelas X MIPA 1 akan mendapatkan informasi tentang BK secara menyeluruh. Dengan demikian, stimulus yang didapat oleh peserta didik kelas X MIPA 1 tersebut dapat mengubah persepsi peserta didik tentang BK sebelumnya. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 25 juli - 17 Desember 2016, Ada peserta didik kelas X MIPA 1 yang tidak mau menceritakan masalahnya karena takut apa yang disampaikannya tidak dirahasiakan oleh guru BK. Ada peserta didik kelas X MIPA 1 yang tidak mau mengikuti bimbingan kelompok ke ruang BK karena khawatir akan diejek temannya. Ada peserta didik kelas X MIPA 1 datang ke ruang BK untuk melakukan konseling secara terpaksa karena takut akan dilaporkan kepada wakil kesiswaan. Ada peserta didik kelas X MIPA 1 yang merasa cemas jika dipanggil oleh guru BK untuk mendapatkan layanan secara individual akan diberi hukuman oleh guru BK. Saat berada di ruang BK peserta didik kelas X 3

MIPA 1 akan bertanya kepada guru BK yang memanggilnya tentang kesalahan apa yang telah dilakukannya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru BK pada tanggal 20 Januari 2017, beberapa orang peserta didik kelas X MIPA 1 takut dan tidak mau datang jika dipanggil ke ruang BK. Peserta didik berfikir jika dipanggil ke ruang BK berarti mereka melakukan kesalahan dan akan dipanggil orang tuanya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah satu peserta didik kelas X MIPA 1 pada tanggal 20 Januari 2017, peserta didik mengatakan dari apa yang mereka perhatikan dan rasakan selama ini, peserta didik menganggap bahwa BK hanya diberikan kepada peserta didik yang bermasalah saja. Layanan BK diberikan pada peserta didik yang melanggar aturan seperti peserta didik yang sering cabut, tidak masuk atau terlambat. Dari pemaparan tersebut, Peneliti tertarik untuk meneliti tentang Efektivitas Layanan Informasi dalam Mengubah Persepsi Peserta Didik tentang Bimbingan dan Konseling pada Peserta Didik kela X MIPA 1 di SMA N 5 Padang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang: 1. Persepsi peserta didik kelas X MIPA 1 di SMA N 5 Padang tentang BK sebelum diberikan layanan informasi. a. Persepsi peserta didik kelas X tentang BK sebelum diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel kognitif. b. Persepsi peserta didik kelas X tentang BK sebelum diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel afektif. c. Persepsi peserta didik kelas X tentang BK sebelum diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel behavioral/konatif. 2. Persepsi peserta didik kelas X MIPA 1 di SMA N 5 Padang tentang BK sesudah diberikan layanan informasi. a. Persepsi peserta didik kelas X tentang BK sesudah diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel kognitif. 4

b. Persepsi peserta didik kelas X tentang BK sesudah diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel afektif. c. Persepsi peserta didik kelas X tentang BK sesudah diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel behavioral/kognitif. 3. Efektivitas layanan informasi dalam mengubah persepsi peserta didik X MIPA 1 tentang Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana keefektifan layanan informasi dalam mengubah persepsi peserta didik tentang Bimbingan dan Konseling pada peserta Padang. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Marliani (2013:46) penelitian eksperimen dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka hubungan sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan tertentu kepada subjek penelitian untuk diobservasi/ diobservasi efek perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel yang tidak dikehendaki. Agar penelitian ini lebih terarah dengan tujuan penelitian, maka desain penelitian ini adalah desain perlakuan ulang (One Group Pre and Posttest Design). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2017. Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah SMA Negeri 5 Padang. Populasi dalam penelitian ini adalahpeserta didik kelas X MIPA 1 di SMA Negeri 5 Padangberjumlah 30 orang yang terdiridari 14 orang lakilakidan 16 orang perempuan. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah total sampling, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X MIPA 1 yang berjumlah 30 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2012:85) data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2014:142) angket yaitu merupakan serangkaian atau daftar 5

pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian diberikan untuk diisi oleh responden secara tertulis. Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk isian tertutup, dimana jawaban dari pernyataan yang diajukan telah disediakan dan responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban, berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Jika pernyataan positif, maka masing-masing skor jawaban responden adalah 5,4,3,2,1. Sedangkan jika pernyataan negatif, maka masing-masing skor jawaban responden adalah 1,2,3,4,5. Menurut Sriferina (2015:42) Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang telah terkumpul melalui angket kemudian diolah dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian. b. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pertanyaan penelitian. c. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan data ke tabel pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007. d. Setelah data diolah maka data dikategorikan dengan menggunakan interval skor, dengan rumus sebagai berikut: Interval Skor = Skor tinggi ideal skor rendah ideal Alternatif jawaban e. Setelah mendapatkan interval maka data tersebut dikategorikan. Mendeskripsikan persepsi peserta didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Untuk mendeskripsikan data penelitian, digunakan kriteria yang telah ditentukan. f. Menghitung presentase masingmasing frekuensi yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan teknik analisis presentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2005:65) sebagai berikut: P Keterangan: P = Presentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 = Jumlah angka mutlak g. Melakukan uji hipotesis tentang perbedaan yang signifikan persepsi peserta didik antara sebelum dan sesudah diberikan layanan informasidengan menggunakan t test pada program SPSS versi 20.00. h. Menarik kesimpulan hasil penelitian 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan adanya perubahan persepsi peserta didik tentang bimbingan dan konseling sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi. Padang tentang bimbingan dan konseling mengalami perubahan ke arah yang lebih baik yang digambarkan sebagai berikut: a. Persepsi Peserta Didik Kelas X tentang BK Sebelum Diberikan Layanan Informasi Padang tentang Bimbingan dan Konseling yaitu 83,33% dari peserta didik berada pada kriteria kurang baik. Menurut Rakhmat, 1998 (Marliani, 2010:188), Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Hal tersebut diperkuat oleh Marliani (2010:193) menjelaskan pembentukan persepsi adalah pemaknaan yang diawali oleh adanya stimulus, lalu berinteraksi dengan interpretasi. Setiap interpretasi yang muncul didasarkan pada hasil seleksi dan relasi dengan berbagai pandangan dari pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya. Berdasarkan pembahasan di atas dapat dipahami bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 1. Dilihat dari Sub Variabel Kognitif Padang tentang Bimbingan dan Konseling dilihat dari sub variabel kognitif berada pada kategori kurang baik. Mercer dan Clayton (2012:5) menyatakan Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan serta keyakinan tentang suatu objek. Keyakinan itu muncul karena adanya suatu bentuk yang telah terpolakan dalam pikiran individu. Keyakinan itu juga datang dari apa yang pernah individu lihat dan ketahui sehingga membentuk suatu ide atau gagasan tentang karakteristik objek yang dipersepsi. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta 7

didik dilihat dari komponen kognitif didasarkan pada pengetahuan, pandangan dan keyakinan tentang objek yang dipersepsi. Keyakinan itu muncul dari apa yang pernah individu lihat dan ketahui sehingga membentuk suatu ideatau gagasan tentang karakteristik objek yang dipersepsi. 2. Dilihat dari Sub Variabel Afektif Padang tentang Bimbingan dan Konseling dilihat dari sub variabel afektif berada pada kategori cukup baik. Mercer dan Clayton (2012:5) menjelaskan bahwa komponen afektif merupakan komponen yang berkaitan dengan perasaan-perasaan individu dalam menafsirkan stimulus sehingga stimulus tersebut disadari. Aspek afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif dari individu terhadap objek persepsi, berisi perasaan memihak atau tidak memihak, mendukung atau tidak mendukung serta rasa senang atau tidak senang. Komponen ini bergantung pada nilainilai atau sistem nilai yang dimiliki. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek afektif merupakan perasaan yang menyangkut terhadap suatu objek yang dipersepsi. Perasaan itu muncul karena pandangan dari pengalaman yang dirasakannya selama ini. 3. Dilihat dari Sub Variabel Behavioral/konatif Padang tentang Bimbingan dan Konselingdilihat dari sub variabel behavioral berada pada kategori kurang baik. Sobur (2003:447) menjelaskan dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Mercer dan Clayton (2012:5) menyatakan bahwa komponen behavioral/konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek yang dipersepsi. Komponen behavioral/konatif meliputi perilaku yang tidak hanya dilihat secara langsung, tetapi juga perilaku berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang berisi kecendrungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu objek yang dipersepsi. Pemaparan di atas dapat dipahami bahwa Aspek behavioral/konatif meliputi perilaku yang tidak hanya 8

dilihat secara langsung, tetapi juga perilaku berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang berisi kecendrungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu objek yang dipersepsi. b. Persepsi Peserta Didik Kelas X tentang BK Sesudah Diberikan Layanan Informasi Padang tentang Bimbingan dan Konseling yaitu 56,67% dari peserta didik berada pada kriteria cukup baik artinya peserta didik sudah mengalami perubahan terhadap persepsi yang tidak tepat tentang bimbingan dan konseling setelah diberikan layanan informasi. Halen (2005:77) menjelaskan bahwa layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna. Layanan informasi memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dibutuhkan. Tohirin (2013:147) menjelaskan bahwa tahapan pelaksanaan layanan informasi yang pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Dimana informasi tersebut adalah informasi yang mereka butuhkan. 1. Dilihat dari Sub Variabel Kognitif Padang tentang Bimbingan dan Konseling sesudah diberikan layanan informasi dilihat dari sub variabel kognitif berada pada kategori cukup baik. Mercer dan Clayton (2012:5) menyatakan Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan serta keyakinan tentang suatu objek. Keyakinan itu muncul karena adanya suatu bentuk yang telah terpolakan dalam pikiran individu. Keyakinan itu juga datang dari apa yang pernah individu lihat dan ketahui sehingga membentuk suatu ide atau gagasan tentang karakteristik objek yang dipersepsi. Komponen kognitif persepsi dapat diubah dengan memberikan pengetahuan yang memadai. Pengetahuan tersebut diberikan melalui layanan informasi. 9

Prayitno (2001:83) menyatakan bahwa Layanan informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Winkel, 1991 (Tohirin, 2013:142) menjelaskan bahwa Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangannya. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa komponen kognitif persepsi merupakan komponen yang didasari oleh pengetahuan, pandangan dan keyakinan tentang objek yang dipersepsi. pengetahuan tersebut diperluas dengan layanan informasi. Layanan informasi merupakan layanan yang membekali peserta didik dengan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik. 2. Dilihat dari Sub Afektif Padang tentang Bimbingan dan Konseling yaitu rata-rata posttest peserta didik dilihat dari sub variabel afektif berada pada kategori baik. Marliani (2010:193) menjelaskan pembentukan persepsi adalah pemaknaan yang diawali oleh adanya stimulus, lalu berinteraksi dengan interpretasi. Setiap interpretasi yang muncul didasarkan pada hasil seleksi dan relasi dengan berbagai pandangan dari pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya. Pandangan dari berbagai pengalaman akan menimbulkan perasaan senang atau tidak senang seorang individu terhadap sesuatu. Hal ini akan menimbulkan permasalahan bagi individu tersebut dalam kehidupannya. Interpretasi dari hasil pengindraan individu dapat diubah dengan memberikan informasi yang memadai tentang sesuatu yang dipersepsi. Layanan informasi memiliki banyak tujuan yang akan membantu peserta didik mengentaskan permasalahannya. Halen (2005:77) menjelaskan bahwa Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai 10

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai peserta didik, anggota keluarga dan masyarakat Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pemaknaan yang diawali oleh adanya stimulus, lalu berinteraksi dengan interpretasi. Setiap interpretasi yang muncul didasarkan pada hasil seleksi dan relasi dengan berbagai pandangan dari pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya. Pandangan dari berbagai pengalaman akan menimbulkan perasaan senang atau tidak senang seorang individu terhadap sesuatu. Pengetahuan yang kurang dapat dilengkapi dengan pemberian informasi melalui layanan informasi. Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal. 3. Dilihat dari Sub Variabel Behavioral/konatif Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa rata-rata posttest peserta didik pada kelas X MIPA 1 memiliki persepsi tentang bimbingan dan konseling pada kategori baik dari sub variabel behavioral. Mercer dan Clayton (2012:5) menyatakan bahwa komponen behavioral/konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek yang dipersepsi. Komponen behavioral/konatif meliputi perilaku yang tidak hanya dilihat secara langsung, tetapi juga perilaku berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang berisi kecendrungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu objek yang dipersepsi. Sobur (2003:447) menjelaskan dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Pengubahan persepsi dapat dilakukan dengan pemberian informasi yang memadai tentang objek yang dipersepsi. Prayitno dan Amti (2004:260) menjelaskan salah satu dari tiga tujuan pemberian layanan informasi adalah membantu individu dalam pengambilan keputusan dan bertindak. 11

Pembahasan di atas dapat tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang sesuatu. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai, sehingga untuk mengubah persepsi tersebut individu diberikan informasi yang memadai. Salah satu tujuan dari layanan informasi adalah untuk membantu individu dalam mengambil keputusan dan bertindak serta memenuhi kekurangan informasi yang dibutuhkan. c. Efektivitas Layanan Informasi dalam Mengubah Persepsi Peserta Didik X MIPA 1 di SMA N 5 Padang tentang BK Dari hasil pengolahan data yang dilakukan melalui program SPSS dapat diketahui bahwa adanya perubahan persepsi peserta didik X MIPA 1 di SMA N 5 Padang tentang bimbingan dan konseling secara umum. Hal ini terlihat meningkatnya rata-rata persepsi peserta didik dari rata-rata persepsi peserta didik sebelum diberikan layanan informasi yaitu 115,7000 menjadi rata-rata persepsi peserta didik sebelum diberikan layanan informasi yaitu 177,0333. Berdasarkan tabel Paired Samples Test, dilakukan uji hipotesis apabila - t hitung lebih kecil dari -t tabel (-16,877 < - 2,045) maka Ho ditolak Ha diterima. Hal ini membuktikan adanya perbedaan yang signifikan persepsi peserta didik tentang BK sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi. Dapat disimpulkan bahwa adanya efektivitas layanan informasi dalam mengubah persepsi peserta didik kelas X MIPA 1 di SMA N 5 Padang tentang bimbingan dan konseling. Sobur (2003:447) menjelaskan dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya. Sobur (2003:447) menyatakan bahwa dalam proses persepsi, terdapat tiga tahapan utama, yaitu: a. Seleksia dalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada 12

kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkahlaku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Tohirin (2013:143) menjelaskan layanan informasi bertujuan agar individu (peserta didik) mengetahui dan menguasai informasi yang selajutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk pada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan seluk beluknya. Penguasaan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu membuka diri dalam mengaktualisasikan hakhaknya. Pembahasan di atas dapat dipahami bahwa dalam proses persepsi terdapat interpretasi. Interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan member tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Informasi yang menyeluruh diberikan melalui layanan informasi. Layanan informasi adalah layanan yang diberikan untuk memenuhi kekurangan informasi peserta didik. KESIMPULAN Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: Persepsi peserta didik tentang bimbingan dan konseling (1) Sebelum diberikan layanan informasi berada pada criteria kurang baik (2) Sesudah diberikan layanan informasi berada pada criteria cukup baik (3) Efektifnya layanan informasi dalam mengubah persepsi peserta didik tentang bimbingan dan konseling dilihat dari perbedaan hasil pretest dan posttest. DAFTAR PUSTAKA Halen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Ciputat Press. Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers. Marliani, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Marliani, Rosleny. 2013. Psikologi Eksperimen. Bandung: Pustaka Setia. Mercer, Jenny dan Clayton, Debbie. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. 13

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasardasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Pemula. Bandung: Alfabeta. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum: dalam Lintas Sejarah. Bandung:Pustaka Setia. Sriferina, Olivia. 2015. Teknik Relaksasi dalam Mengurangi Kecemasan Berbicara di depan Kelas (Studi Eksperimen pada Peserta Didik kelas X-8 di SMA N 5 Padang. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&K. Bandung: Alfabeta. Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003). 2011. Jakarta: Sinar Grafika. Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. 14