('t^*o'lf. $*..,rr,rr" *+4o-, ARTIKEL RALMAYELI IYPM:

Transkripsi

1 EFEKTtr'ITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENT]MBUHKEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DII}IK DI KELAS YN SMPN 16 PADANG ARTIKEL $*..,rr,rr" *+4o-, ('t^*o'lf RALMAYELI IYPM: PROGRAM STUI}I BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAI\I DAN ILMU PE,NDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PAI}ANG 2017

2 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMPN 16 PADANG Ralmayeli* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons** Fuaddillah Putra, M. Pd., Kons** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this researcher is by the majority of students having trouble learning independence, such as the presence of learners who are less confident with the ability to learn it has so there are still among those who cheat in doing the task. This study aims to describe: 1) Profile of learners before independence given group guidance services, 2) Profile of learners independence after a given group guidance services, 3) The effective implementation of guidance service in promoting the independence of the group of learners.this type of research is experimental. This study design is pre experimental design (non design). Population in this study is a VII grade students in SMPN 16 Padang totaling 54 students. Sampling using simple random sampling on the learner with the of 12 students. Result of the study revealed that: 1) Profile of lerners before independence given group guidance services are at low category, 2) Profile of learners independence after a given group guidance services are in high category, 3) The effectiveness of the implementation of group guidance services in improving the learning independence of learners. Based on the result of this study recommended to pricipals and teachers BK to improve implementation guidance in the school. Keywords: group guidance services, independence of learners, students PENDAHULUAN Pendidikan yang bermutu di sekolah merupakan pendidikan yang dapat menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal. Omar (Tatang, 2012:16) menjelaskan Pendidikan sebagai perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik pada tataran tingkah laku individu maupun pada tataran pada kehidupan sosial serta tataran relasi dengan alam sekitar atau pengajaran sebagai aktivitas asasi dan proporsi diantara profesiprofesi dalam masyarakat. Sejalan dengan itu Ihsan (2010:1) mendefinisikan Pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani ataupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Berdasarkan pendapat yang diutarakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmani, pikiran maupun terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya, selanjutnya dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut diperlukan dukungan dari segala aspek yang ada, salah satu nya adalah bimbingan dan konseling. Menurut Mugiarso (Rizkina, 2013:4) Bimbingan kelompok merupakan layanan yang diselenggarakan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Melalui layanan bimbingan kelompok yang dilakukan konselor dapat membantu peserta didik mencapai individu yang memiliki nilai kemandirian. Sedangkan menurut Prayitno & Amti (2008 : 309) Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang 1

3 diberikan dalam suasana kelompok. Sehingga dengan dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok, peserta didik dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan perilaku sosial peserta didik di sekolah. Sejalan dengan itu, Gazda (Prayitno & Amti, 2008:309) mengemukakan Bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok peserta didik untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah upaya bimbingan dari konselor dalam memecahkan permasalahan klien yang dilakukan secara berkelompok guna mencapai tujuan yang optimal. Kemandirian merupakan tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan bimbingan kelompok agar klien dapat menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain. Mustari (2014:78) menyatakan Orang yang mandiri adalah orang yang cukup diri (self sufficient). Yaitu orang yang mampu berfikir dan berfungsi secara independen, tidak perlu bantuan orang lain, tidak menolak resiko dan bisa memecahkan masalah, bukan hanya khawatir tentang masalah-masalah yang dihadapinya. Tirtaraharja (F ebriastuti, 2013:2) menyatakan Kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Kemandirian belajar peserta didik diperlukan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya. Gea (Priskilla, 2013:3) mengungkapkan Mandiri merupakan suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak dirinya yang terlihat dalam perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Seorang siswa dikatakan memiliki nilai kemandirian apabila ia telah mampu melakukan semua tugas-tugasnya secara mandiri tanpa tergantung pada orang lain, percaya kepada diri sendiri, mampu mengambil keputusan, menguasai keterampilan sesuai dengan kemampuannya, optimis, bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, dan menghargai waktu. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa, mandiri adalah suatu keadaan yang mampu mengarahkan diri dengan segala daya kemampuan diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain yang terwujud dalam tindakan nyata untuk menghasilkan sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hal ini berarti bahwa orang yang berperilaku mandiri mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang dilakukan, menentukan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Menurut Priskilla (2013:5) Layanan bimbingan kelompok dapat diasumsikan tepat dalam membantu meningkatkan nilai kemandirian peserta didik. Bimbingan kelompok merupakan sebagai media dalam upaya membimbing individu yang bertujuan untuk mengembangkan perasaan berfikir, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku yang diinginkan dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Berdasarkan pengamatan peneliti selama pelaksanaan praktik pengalaman lapangan bimbingan dan konseling (PPLBK-S) yang dilasanakan 03 Agustus sampai tanggal 16 Desember 2015, terlihat peserta didik yang cenderung belum dapat mengenali apa yang menjadi tujuan hidupnya sehingga mereka mengikuti segala hal yang terjadi disekitarnya, peserta didik yang belum dapat mengenali secara pasti tentang dirinya sendiri, baik kelemahan atau kelebihannya, adanya peserta didik yang merasa kurang percaya diri sehingga di dalam pembuatan tugas/pr peserta didik banyak ditemui mencontek tugas temannya, serta hal yang berkaitan dengan tanggungjawabnya sebagai peserta didik, dalam hal ini peserta didik cenderung malas belajar. Mereka belajar jika ada pekerjaan rumah dan juga belajar jika ada ulangan harian, dan di dalam kelas pun peserta didik cenderung pasif. Dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, terlihat peserta didik banyak mendapatkan nilai yang kurang dalam proses pembelajaran, karena banyak diantara mereka yang tidak begitu memperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini 2

4 terkait karena kurangnya kemandirian pesreta didik dalam hal belajar. Maka dengan hal tersebut kegiatan bimbingan kelompok diadakan dan diharapkan dapat membantu peserta didik yang mempunyai permasalahan tersebut. Karena bimbingan kelompok memberikan kesempatan untuk menjadi instrumen bagi perkembangan pribadi orang lain, adanya kesempatan untuk berinteraksi, berkomunikasi, yang akan menimbulkan adanya pemahaman diri dan perkembangan diri. Dengan berbagai alasan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan kegiatan bimbingan kelompok sehingga nantinya dapat diketahui Efektifitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkembangkan Kemandirian Belajar Peserta Didik di Kelas VII SMPN 16 Padang. Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adanya peserta didik yang masih belum dapat mengenali secara pasti dirinya baik kelebihan maupun kelemahan. 2. Adanya peserta didik yang kurang percaya diri serta hal yang berkaitan dengan tanggungjawabnya sebagai peserta didik. 3. Adanya peserta didik yang kurang yakin dengan kemampuan belajar yang dimilikinya, sehingga masih banyak diantara mereka yang mencontek saat mengerjakan tugas. 4. Adanya peserta didik yang cenderung pasif ketika berada di dalam kelas 5. Adanya peserta didik yang hanya belajar ketika mereka memiliki tugas/pr saja. 6. Adanya peserta didik yang kurang kesadarannya akan tanggung jawabnya sebagai peserta didik. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada: 1. Profil sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. 2. Profil setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. 3. Efektifitas pelaksanaan layanan meningkatkan kemandirian belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan penelitian adalah: Bagaimana efektifitas pelaksanaan layanan menumbuhkembangkan kemandirian belajar peserta didik di Kelas VII SMP N 16 Padang?. METODE PENELITIAN Waktu untuk melakukan penelitian ini adalah mulai pada tanggal 21 Juli sampai dengan 2 Agustus Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Padang tempat peneliti mengadakan Praktek Pengalaman Lapangan Sekolah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Yusuf (2005:94) penelitian eksperimen merupakan satusatunya tipe penelitian yang lebih akurat/teliti dibandingkan dengan tipe penelitian yang lain, dalam menentukan relasi sebab akibat. Menurut Campbell dan Stanley (Yusuf, 2005:95) penelitian eksperimental merupakan suatu bentuk penelitian dimana variabel dimanipulasi sehingga dapat dipastikan pengaruh dan efek variabel tersebut terhadap variabel lain yang diselidiki dan diobservasi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol. Penggunaan metode eksperimen dikarenakan peneliti bertujuan untuk melihat bagaimana efektivitas pelaksanaan layanan menumbuhkembangkan kemandirian belajar peserta didik di SMPN 16 Padang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimental Design (Nondesign) belum eksperimen sungguhan dengan desain One Group Pretest dan Posttest. X = Nilai Pretest = Nilai Postest = Treatment/Perlakuan Populasi dalam penelitian ini berjumlah 54 orang peserta didik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel 3

5 dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Berdasarkan hasil pertimbangan maka sampel yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 orang peserta didik. Pertimbangan jumlah anggota 12 orang peserta didik yaitu karena dipandang lebih efisien dan efektif. Efesien yang dimaksud adalah mempertimbangkan karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana. Sedangkan efektif dimaksudkan sejumlah subyek yang diambil sebagai sampel dalam penelitian sudah tepat, dalam hal ini pengambilan subyek berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian yaitu peserta didik-peserta didik yang tingkat kemandiriannya sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah alat pengumpulan data berupa kuesioner/angket. Menurut Sugiyono (2013:142) bahwa kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukurdan tahu apa yang diharapkan dari responden. Angket dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban, yaitu: 1. Selalu (SL), bila isi pernyataan yang dialami dan dirasakan berkisar antara 81%-100%. 2. Sering (SR), bila isi pernyataan yang dialami dan dirasakan berkisar antara 61%-80%. 3. Kadang-kadang (KD), bila isi pernyataan yang dialami dan dirasakan berkisar antara 41%-60%. 4. Jarang (JR), bila isi pernyataan yang dialami dan dirasakan berkisar antara 21%-40%. 5. Tidak pernah (TP), bila isi pernyataan yang dialami dan dirasakan berkisar antara 0%-20%. Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang telah terkumpul melalui angket kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian. 2. Membuat tabel pengolahan berdasarkan pernyataan penelitian. 3. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan data ke tabel pengolahan data. 4. Yusuf (2007:65) data yang diperoleh atau terkumpul maka diolah dengan menggunakan rumus persentase dan diinterpretasikan berdasarkan deskriptif analisis. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: = 100 Keterangan : P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel 100 = jumlah angka mutlak 5. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus presentase, maka dapat dilakukan penafsiran terhadap perolehan hasil data penelitian. Perolehan hasil data penelitian ini yaitu untuk melihat profil emandirian belajar peserta didik sebelum dan sesudah dberikan layanan bimbingan kelompok. Untuk menafsirkan data penelitian, menggunakan kriteria atau kategori hasil penelitian sebagai berikut: Kategorisasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Rumusan Norma ( + 1,5 ) < ( + 0,5 ) < ( + 1,5 ) ( 0,5 ) < ( + 1,5 ) ( 1,5 ) < ( 0,5 ) ( 1,5 ) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data hasil penelitian ditujukan untuk melihat efektivitas bimbingan kelompok terhadap kemandirian belajar peserta didik di SMP N 16 Padang, yang memiliki indikator yaitu percaya diri, tanggung jawab, disiplin, inisiatif, dan optimis. Batasan masalah dalam penelitian 4

6 ini adalah profil kemandirian belajar peserta didik sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok, profil kemandirian belajar peserta didik setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dan efektifitas pelaksanaan layanan meningkatkan kemandirian peserta didik. 1. Profil Kemandirian Belajar Peserta Didik Sebelum Diberikan Layanan Bimbingan Kelompok. Pendeskripsian hasil data menumbuhkembangkan kemandirian belajar peserta didikbertujuan untuk mengungkapkan bagaimana kemandirian peserta didik dalam belajar yang dilihat dari aspek percaya diri, tanggung jawab, disiplin, inisiatif, dan optimis. Dalam proses pelaksanaan bimbingan kelompok supaya dapat tercipta dinamika kelompok, maka peneliti mengambil 12 responden dari tingkatan rendah, sedang dan tinggi. Hal ini bertujuan agar heterogenitas dan homogenitas kelompok terpenuhi, sehingga dinamika kelompok dapat tercipta dan tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dapat tercapai. Disamping itu, pencampuran anggota kelompok dari kategori rendah sampai tingkatan tinggi bertujuan agar menjadi transfer ilmu pengetahuan dan wawasan dari peserta didik kategori tinggi kepada peserta didik kategori sedang, rendah, sehingga dapat terjadi peningkatan kemandirian belajar pada diri peserta didik. a. Percaya diri yang telah di lakukan, dapat diketahui percaya diri yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 6 percaya diri yang tinggi dengan persentase 50,00%, selanjutnya 4 percaya diri sedang dengan persentase 33,33%, selanjutnya 2 percaya diri rendah dengan persentase 16,67% dan seterusnya tidak ada peserta didik yang berada pada kategori percaya diri sangat tinggi dan sangat rendah. b. Tanggung jawab tanggung jawab yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 4 33,33%, 3 peserta didik berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 25,00%, 2 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 16,67%, 2 peserta didik berada pada kategori rendah dengan persentase 16,67%, dan 1 peserta didik pada kategori tinggi dengan persentase 8,33%. c. Disiplin disiplin yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 4 rendah dengan persentase 33,33%, 3 peserta didik pada kategori sangat rendah dengan persentase 25,00%, 3 peserta didik pada kategori tinggi dengan persentase 25,00%, dan 2 peserta didik pada kategori sedang dengan persentase 16,67%. d. Inisiatif inisiatif yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 4 sedang dengan persentase 33,33%, 3 25,00%, 1 peserta didik pada kategori tinggi dengan persentase 8,33%, 2 rendah dengan persentase 16,67%, dan 2 peserta didik berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 16,67%. 5

7 e. Optimis yang telah di lakukan, dapat diketahui optimis yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 6 sedang dengan persentase 50,00%, 2 16,67%, 2 peserta didik pada kategori tinggi dengan persentase 16,67%, 1 rendah dengan persentase 8,33%, dan 1 sangat rendah dengan persentase 8,33%. 2. Profil Kemandirian Belajar Peserta Didik Setelah Diberikan Layanan Bimbingan Kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh dari gambaran mengenai kemandirian belajar peserta didik kelas VII di SMP N 16 Padang setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, dapat diuraikan sebagai berikut: a. Percaya diri yang telah di lakukan, dapat diketahui percaya diri yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 9 percaya diri yang sangat tinggi dengan persentase 75,00%, selanjutnya 3 peserta didik pada kategori percaya diri tinggi dengan persentase 25,00%, selanjutnya tidak peserta didik yang berada pada kategori percaya diri sedang, rendah, dan sangat rendah. b. Tanggung jawab dalam belajar setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dilihat dari indikator tanggung jawab yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 6 peserta didik berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 50,00%, 5 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 41,67%, 1 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 8,33%, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. c. Disiplin disiplin yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 8 tinggi dengan persentase 66,67%, 3 peserta didik pada kategori sangat tinggi dengan persentase 25,00%, 1 peserta didik pada kategori sedang dengan persentase 8,33%, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. d. Inisiatif inisiatif yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 11 91,67%, 1 peserta didik pada kategori tinggi dengan persentase 8,33%, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori sedang, rendah, dan sangat rendah. e. Optimis optimis yang berjumlah 12 orang peserta didik terungkap bahwa 8 66,67%, 4 peserta didik pada kategori tinggi dengan persentase 33,33%, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori sedang, rendah, dan sangat rendah. 6

8 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai efektivitas bimbingan kelompok dalam menumbuhkembangkan kemandirian belajar peserta didik di SMP N 16 Padang. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Profil sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori rendah. 2. Profil setelah diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori sangat tinggi. 3. Efektivitas pelaksanaan layanan meningkatkan kemandirian belajar peserta didik berada pada kriteria sangat efektif. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada: 1. Peserta didik Hendaknya peserta didik yang sudah memiliki kemandirian belajar yang sangat baik, dapat mempertahankan kemandirian dalam belajar tersebut. Bagi peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar yang kurang baik semoga dapat ditingkatkan dengan meyakini kompetensi yang ada dalam diri tersebut untuk dikembangkan. 2. Guru Bimbingan dan Konseling Supaya guru BK di sekolah lebih menerapkan lagi layanan-layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling salah satunya ialah layanan bimbingan kelompok tujuannya untuk melatih peserta didik dalam berbicara dan mengemukakan ide-ide yang dimilikinya. 3. Guru Mata Pelajaran Agar guru mata pelajaran dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap peserta didik dalam proses belajar terutama bagi peserta didik yang kurang kemandiriannya dalam belajar, serta mampu untuk menjadikan peserta didik yang kurang aktif menjadi aktif dalam proses belajar mengajar. 4. Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan agar dapat menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang dalam menerapkan bimbingan kelompok agar dalam setiap pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang lebih maksimal lagi. 5. Orang Tua Sebagai bahan masukan dalam upaya membantu melihat dan memahami kemandirian anak dalam belajar agar memperoleh hasil yang lebih baik. 6. Peneliti selanjutnya Agar dijadikan sebagai sumber informasi pada kajian yang sama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang kemandirian belajar, agar dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya diperoleh hasil yang lebih baik lagi dari penelitian sebelumnya. KEPUSTAKAAN Ali Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara. Astuti Modul Konseling Individual. Jurnal : FIP UNY. Febriastuti Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa SMP Negeri 2 Gebyer Melalui Pembelajaran Inkuiri Berbasis Proyek. Skripsi. Tidak diterbitkan. FMIPA, Pendidikan Fisika : Universitas Negeri Semarang. Gusvirawati Efektivitas Bimbingan Kelompok terhadap Peserta Didik 5 Terisolir Kelas VIII di SMP Negeri 26 Padang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. STKIP. Hidayat Efektivitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Peserta Didik. Skripsi. Tidak diterbitkan. STKIP. Ihsan Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Kurnanto Konseling Kelompok. Bandung : Alfabeta. Mustari Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Prayitno & Erman Amti Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta. Prayitno Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang : FIP UNP. Priskilla Upaya Meningkatkan Nilai Kemandirian Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 3 7

9 Kembang Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Tidak diterbitkan : Universitas Negeri Semarang. Riduwan Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Riduwan Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta. Rizkina Keefektifan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas VII. Skripsi. Tidak diterbitkan : Universitas Sebelas Maret Surakarta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi dan Metode R&D. Bandung: Alfabeta. Tatang Ilmu Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Tohirin Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : Rajawali Pers. Yusuf, A. Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. 8