EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 1 Lengayang) ARTIKEL.

Transkripsi

1 EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 1 Lengayang) ARTIKEL Oleh: TITIN SUMARNI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 1 Lengayang) Titin Sumarni* Rahma Wira Nita, M. Pd., Kons** Yasrial Candra, M.Pd*** Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The research was motivated by the learners who do not understand the concept it self. The students think a negative view of her, is still considered not good and pessimistic in doing something. The lack able to compete with friends for fear of failing, still confused and not confident in their ability as well as difficult to accept criticism from others. The purpose of this study to see: 1) The concept of self-learners before being given the information service. 2) The concept of self-learners after being given information services. 3) Effectiveness of information services in improving self-concept. The study was an experimental study with a population of all class X SMAN 1 Lengayang. In this study, the sample amounted to 34 people. Techniques used in sampling is purposive sampling. The instrument used in this study was a questionnaire, while the formula used to analyze data analysis techniques. The results of this study revealed that the concept of self-learners before being given the information service found students who have a selfconcept that is not good. Then, after being given information services to students obtained good results with an increase in self-concept that both of students. With then effectiveness of information services in enhancing the concept of self students can be seen by the increase in self-concept of individual learners. Based on the research that has been done BK recommended to teachers to be able to maximize the implementation of guidance and counseling services, especially service information in order to assist students in improving their self concept. So that no learners have a negative self-concept. Kayword: Effectiveness, Information Services, and Self Concept Pendahuluan Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan aset yang tidak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan sifatnya mutlak baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Sehingga maju dan mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu. Karena fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana fungsi dan tujuan pendidikan yang tertera dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3, Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia karena itulah dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu mendidik dan di didik. Menjalani kehidupan dan perkembangannya, setiap saat individu berada dalam kondisi diri tertentu serta berinteraksi dengan kondisi lingkungannya. Kondisi diri meliputi berbagai potensi dan keadaan aktual yang ada pada diri, sedangkan kondisi lingkungan mengandung berbagai kemungkinan yang dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif, tergantung pada penyikapan, penanganan dan 1

3 pemanfaatannya. Sehingga dalam hal ini setiap individu membutuhkan informasi agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman. Menurut Prayitno (2004: 1) Layanan informasi sangat diperlukan oleh peserta didik di sekolah sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta didik disampaikan berbagai informasi, informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Menurut Prayitno (2013: 260) ada tiga alasan utama mengapa pemberian layanan informasi perlu diselenggarakan. Pertama membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Kedua memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya kemana dia ingin pergi. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan dan bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi yang ada. Dan ketiga Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawa pola-pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Menurut Prayitno (2004: 2) Tujuan layanan informasi adalah dikuasainya informasi tertentu oleh peserta didik. Informasi tersebut selanjutnya digunakan oleh peserta didik untuk kepentingan hidupnya sehari-hari (dalam rangka efektive daily living) dan perkembangan dirinya. Dalam hal ini pengembangan kemandirian, pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan ia mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif dan dinamis. Mengambil keputusan, mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil dan akhirnya mengaktualisasikan diri secara terintegrasikan. Dengan demikian, layanan informasi benar-benar berkualitas tinggi dan dapat digunakan untuk keperluan yang lebih luas. Pemberian layanan informasi diselenggarakan dengan tujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Dalam hal ini layanan infomasi merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan pekembangannya. Layanan informasi memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya kemana ia ingin pergi. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui informasi yang akan dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi yang ada. Dengan kata lain, berdasarkan informasi yang diberikan peserta didik diharapkan dapat membuat rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya. Demikian juga dengan pengetahuan akan informasi mengenai konsep diri. Sebagai seorang individu penting sekali memahami berbagai informasi mengenai konsep diri. Hoffnung (Desmita, 2004: 163) mendefenisikan Konsep diri adalah suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri. Santrock (Desmita, 2004: 163) menggunakan istilah Konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari diri sendiri. Sementara itu, Atwater (2004: 163) menyebutkan bahwa Konsep diri adalah keseluruhan gambaran tentang diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai- nilai yang berhubungan dengan dirinya. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah luput dari berbagai informasi, begitu juga dengan peserta didik maupun individu. Dengan demikian untuk menguasai berbagai informasi secara baik maka memerlukan keefektivan dalam menguasai informasi. Menurut Supardi (2013: 163) Efektivitas adalah berusaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya, atau berusaha melalui aktivitas, tertentu, baik secara fisik, maupun nonfisik untuk memperoleh hasil yang 2

4 maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Lengayang pada tanggal 12 September 2015 bahwasanya, ada peserta didik yang berpandangan negatif terhadap dirinya. Ia merasa bahwa dirinya tidak bisa melakukan sesuatu yang baik untuk dirinya, kurang merasa percaya diri dengan kemampuan yang ia punya. Sehingga dengan hal yang demikian ia merasa tidak nyaman. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada peserta didik di SMA Negeri 1 Lengayang, mereka memiliki penilaian, pandangan, keyakinan, dan penafsiran yang berbeda-beda menyangkut apa yang diketahui tentang dirinya, dimana pada dasarnya konsep diri adalah pemahaman akan dirinya. Namun setelah penulis bertanya kepada peserta didik tersebut seputar apa yang ia pahami akan dirinya ia menjawab dengan penuh keraguan. Dan masih adanya peserta didik yang masih berpandangan negatif terhadap dirinya, dimana ia masih beranggapan bahwa dirinya berbeda dengan yang lain. Merasa tidak pandai dan pesimis dalam melakukan sesuatu. Kurang mampu bersaing dengan teman karena takut gagal, adanya peserta didik yang masih bingung dan belum percaya diri akan kemampuannya. Selain itu peserta didik ini sulit menerima kritikan dari orang lain yang padahal itu merupakan kebaikan baginya. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru mata pelajaran, bahwasanya masih ada peserta didik yang sulit berbicara untuk mengemukakan pendapatnya disaat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga dalam proses pembelajaran masih ditemukan peserta didik yang lebih banyak diam. Dengan demikian masih adanya anggapan dari peserta didik bahwa dirinya dibedakan dengan peserta didik lainnya. Berdasarkan hal di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Layanan Informasi dalam Meningkatkan Konsep Diri Peserta Didik (Studi Eksperimen pada Peserta Didik SMA Negeri 1 Lengayang). Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka hal-hal yang dapat diteliti adalah : 1. Adanya peserta didik yang masih berpandangan negatif terhadap dirinya. 2. Adanya peserta didik yang ragu dalam memahami dirinya. 3. Adanya peserta didik yang kurang percaya diri terhadap kemampuan dirinya. 4. Adanya peserta didik yang beranggapan bahwa dirinya tidak pandai. 5. Adanya peserta didik yang takut persaingan karena takut gagal. 6. Adanya peserta didik yang sulit menerima kritikan dari oranglain. 7. Adanya peserta didik yang sulit mengemukakan pendapatnya. 8. Adanya peserta didik yang masih merasa dirinya berbeda dan merasa terasingkan. Sehubungan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu agar dalam pembahasan tidak meluas dan terfokus terhadap pembahasannya maka penulis membatasi masalah pada: 1. Konsep diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi. 2. Konsep diri peserta didik setelah diberikan layanan informasi. 3. Efektifitas layanan informasi untuk didik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas layanan informasi dalam meningkatkan konsep diri peserta didik? Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tentang: 1. Konsep diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi. 2. Konsep diri peserta didik setelah diberikan layanan informasi. 3. Efektifitas layanan informasi untuk didik. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi peserta didik, diharapkan mampu untuk selalu berpandangan positif terhadap dirinya. 2. Guru BK, agar dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memberikan layanan informasi kepada peserta didik. 3. Pengelola program studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera rta didik.barat, agar dapat mempersiapkan lulusan yang memiliki wawasan, 3

5 pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS). 4. Masukan bagi guru mata pelajaran untuk dapat bekerja sama dengan Guru BK dalam rangka membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman akan konsep dirinya. 5. Masukan bagi wali kelas untuk dapat bertanggungjawab sesuai dengan apa yang dilakukannya serta meningkatkan proses belajar yang lebih efektif. 6. Bagi Kepala Sekolah, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk membimbing peserta didik dalam meningkatkan koinsep diri peserta didik. 7. Peneliti, untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar strata satu jurusan bimbingan dan konseling. 8. Peneliti selanjutnya, sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Arifin (2011: 74) Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan untuk memanipulasikan semua variabel yang relevan. Desain penelitian ini adalah onegroup pretest and posttest design. Desain ini juga dikenal pula sebagai desain sebelum dan sesudah. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Lengayang yang berjumlah 274 peserta didik. Dan yang menjadi sampel penelitian ada 34 peserta didik. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Secara Umum Efektifitas Layanan Informasi dalam Meningkatkan Konsep Diri Peserta Didik Sebelum Pemberian Layanan Informasi Efektifitas layanan informasi dalam didik dilihat secara umum dapat diketahui bahwa konsep diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi kepada peserta didik, ada 8 orang dari 34 orang peserta didik dalam kategori baik (23.53%), kategori cukup baik 18 dari 34 peserta didik (52,94%), kategori kura ng baik berjumlah 7 dari 34 peserta didik (20,59%), kategori sangat kurang baik berjumlah 1 dari 34 peserta didik (2,94%). 2. Secara Umum Efektifitas Layanan Informasi dalam Meningkatkan Konsep Diri Peserta Didik Setelah Pemberian Layanan Informasi Efektifitas layanan informasi dalam didik dilihat secara umum dapat diketahui bahwa konsep diri peserta didik setelah diberikan layanan informasi kepada peserta didik, ada 4 orang dari 34 orang peserta didik dalam kategori sangat baik (11,76%), kategori baik 24 dari 34 peserta didik (70,59%), kategori cukup baik berjumlah 6 dari 34 peserta didik (17,65%). Namun tidak ada satu orang pun yang berada dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. 3. Gambaran Efektifitas Layanan Informasi dalam Meningkatkan Konsep Diri Peserta Didik Sebelum dan Setelah Pemberian Layanan Informasi Gambaran perbedaan konsep diri antara sebelum diberikan layanan informasi dengan sesudah diberikan layanan informasi secara keseluruhan menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Demikian juga setelah melihat masing-masing variabel yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan informasi efektif dalam didik. Pembahasan 1. Gambaran Secara Umum Tentang Konsep Diri Peserta Didik Sebelum Diberikan Layanan Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran secara umum tentang konsep diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi ada 8 orang dari 34 orang peserta didik dalam kategori baik, kategori cukup baik dari 34 4

6 peserta didik, kategori kurang baik berjumlah 7 dari 34 peserta didik dan 1 dari 34 peserta didik berada pada kategori sangat kurang baik. Keterangan di atas mengungkap bahwa identifikasi masalah serta keterangan yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi terhadap sebelumnya benar adanya. Bahwa adanya peserta didik yang masih memiliki konsep diri yang tidak baik dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan oleh peserta didik tersebut. Dengan kurangnya informasi akan pemahaman terhadap diri peserta didik akan berdampak buruk terhadap proses belajar dan terhadap diri pesera didik itu sendiri. Sebagai seorang guru BK seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan informasi akan peserta didik di sekolah sehingga peserta didik mendapatkan informasi akan keraguan tentang pemahaman dirinya. Menurut Burns (Desmita, 2014: 164) Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Menurut Pemily (Desmita, 2014: 164) Konsep diri sebagai sistim yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai, tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Sementara itu Cawagas (Desmita, 2014: 164) menjelaskan Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihan, atau kecakapannya, kegagalan dan sebagainya. 2. Gambaran Secara Umum Tentang Konsep Diri Peserta Didik Setelah Diberikan Layanan Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran secara umum tentang konsep diri peserta didik setelah diberikan layanan informasi ada 4 orang dari 34 orang peserta didik dalam kategori sangat baik, kategori baik 24 dari 34 peserta didik, kategori cukup baik berjumlah 6 dari 34 peserta didik dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Keterangan di atas mengungkap bahwa layanan informasi memang dapat didik dari yang awalnya memiliki konsep diri negatif terhadap dirinya, maka dengan adanya layanan informasi yang diberikan kepada peserta didik dapat meningkatkan konsep dirinya. Dengan kata lain guru BK memang harus memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling, karena pada dasarnya pelayanan yang diberikan kepada peserta didik yang masih dalam proses belajar di sekolah akan berpengaruh terhadap dirinya. Demikian pula dengan informasi-informasi yang diberikan guru di sekolah. Menurut Tohirin (2013: 143) Layanan informasi bertujuan agar individu atau siswa mengetahui dan menguasai layanan informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya. Penguasaan akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu (peserta layanan) yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hakhaknya. 3. Efektifitas Layanan Informasi Dalam Meningkatkan Konsep Diri Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan melalui microsoft excel 2007 dapat diketahui bahwa adanya peningkatan konsep diri peserta didik. Terlihat bahwa rata-rata konsep diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi adalah 151, 41 dan rata-rata konsep diri peserta didik setelah diberikan layanan informasi adalah 197,79 artinya ada peningkatan konsep diri peserta didik kelas X.G SMAN 1 Lengayang. Perbedaan antara konsep diri sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi juga dapat terlihat dalam uji 5

7 beda. Dan diperoleh gambaran secara umum bahwa taraf signifikan konsep diri sebelum dan sesudah layanan dapat terlihat. Begitu juga dengan masingmasing indikator penelitian diantaranya tingkat kepercayaan diri peserta didik, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kepedulian terhadap lingkungan sosial dan kemampuan memperbaiki dirinya juga dapat meningkat dengan adanya pemberian informasi kepada peserta didik. Menurut Tohirin (2013: 143) Layanan informasi bertujuan agar individu atau siswa mengetahui dan menguasai layanan informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya. Penguasaan akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu (peserta layanan) yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hakhaknya. Layanan informasi juga bertujuan untuk pengembangan kemandirian. Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu: a) Mampu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara objektif, positif, dan dinamis b) Mengambil keputusan c) Mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil d) Mengaktualisasikan diri secara terintegrasi Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa efektifitas layanan informasi dalam didik sebagai berikut: 1. Konsep diri peserta didik sebelum diberikan layanan informasi a. Efektifitas layanan informasi dalam percaya diriberada pada kategori cukup baik. b. Efektifitas layanan informasi dalam kemampuan berkomunikasi dengan baik berada pada kategori cukup baik. c. Efektifitas layanan informasi dalam kepedulian terhadap lingkungan sosial berada pada kategori cukup baik. d. Efektifitas layanan informasi dalam kemampuan memperbaiki diri berada pada kategori cukup baik. 2. Konsep diri peserta didik setelah diberikan layanan informasi a. Efektifitas layanan informasi dalam percaya diri berada pada kategori baik. b. Efektifitas layanan informasi dalam kemampuan berkomunikasi dengan baik berada pada kategori baik. c. Efektifitas layanan informasi dalam kepedulian terhadap lingkungan sosial berada pada kategori baik. d. Efektifitas layanan informasi dalam kemampuan memperbaiki diri berada pada kategori baik. 3. Efektifitas layanan informasi dalam didik. Gambaran perbedaan konsep diri antara sebelum diberikan layanan informasi dengan sesudah diberikan layanan informasi secara keseluruhan menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. 6

8 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran kepada: 1. Guru BK Diharapkan kepada guru BK dapat menjadi contoh bagi peserta didik dalam meningkatkan konsep dirinya. Memberikan layanan informasi yang dapat membangkitkan tingkat kepercayaan diri bagi seluruh peserta didik. Dengan demikian tidak ditemukan lagi peserta didik yang tidak percaya diri, yang sulit mengemukakan pendapat, serta mampu memperbaiki diri dengan kesalahan yang dilakukan. 2. Peserta Didik Agar peserta didik lebih percaya diri dalam menampilkan dirinya, dengan demikian peserta didik yang masih memiliki keraguan dalam dirinya bisa terampil dalam mengatasi masalah yang timbul akibat rendahnya tingkat pemahaman diri, yang kurang peduli terhadap lingkungan sosial. 3. Wali Kelas Diharapkan kepada wali kelas dapat memahami masing-masing peserta didik sehingga paham bagaimana tingkat kepercayaan peserta didik ketika tampil di depan kelas, bagaimana kemampuan ia berkomunikasi dengan baik kepada guru dan teman-teman, serta kemampuan peserta didik dalam memperbaiki dirinya. 4. Kepala Sekolah Diharapkan kepada kepala sekolah dapat bekerja sama dengan personel lainnya dalam memberikan informasi kepada peserta didik untuk dapat terampil serta percaya diri, dan memiliki komunikasi yang baik, peduli terhadap lingkungan sosial dan yang tak kalah penting yaitu mampu memperbaiki diri. 5. Pimpinan Program Studi BK Hendaknya meningkatkan mutu dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas calon guru BK yang akan mamasuki dunia kerja baik di lapangan maupun di sekolah secara profesional dalam menangani peserta didik yang kekurangan informasi dalam memperbaiki akan konsep diri. 6. Peneliti selanjutnya Melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya efektifitas layanan informasi dalam meningkatkan konsep diri peserta didik. Kepustakaan Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arifin, Zainal Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Prayitno L1-L9. Padang: UNP. Prayitno dan Erman, Amti Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno, Elida Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Riduwan Metode dan Teknik Penyusunan Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian.Jakarta: Rajawali pers. Supardi Sekolah Efektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers. Yusuf, A Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. 7