BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Pendidikan tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar peserta didik akan meningkat (Uno, 2012: 41). Sebagaimana Uno, Arikunto (2006: 96) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan praktis pembelajaran. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang membedakan dengan jenis penelitian lain. Menurut Uno (2012: 41), karakteristik PTK dapat dilihat sebagai berikut. (1) masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran guru bahwa praktik yang dilakukan di dalam kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan, (2) PTK dilakukan karena adanya refleksi diri dari guru, (3) PTK dapat dilakukan di dalam kelas dan fokus pembelajarannya adalah interaksi belajar mengajar berupa perilaku peserta didik dan guru, (4) PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Sedangkan menurut Kunandar (2004), PTK memiliki karakteristik: (1) On the job problem oriented : Didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas,. (2) Problem solving oriented : Berorientasi pada pemecahan masalah,. (3) Improvement oriented : Beriorientasi pada peningkatan mutu. (4) Cyclic/ Siklus: Konsep tindakan pada PTK ditetapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang, (5) Action oriented: selalu didasarkan pada adanya tindakan. Mengacu pada karakteristik di atas, maka kunci utama dalam PTK adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan. 29

30 Menurut Kemmis and McTaggart dalam Uno (2012: 87), konsep pokok penelitian terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan karena implementasi antara acting (tindakan) dan observing (pengamatan) tidak dapat terpisahkan. Keempat komponen yang berupa perangkat dipandang sebagai satu siklus. 3.2. Setting dan Karakteristik Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kelas III B di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di perdesaan Tlogo Tuntang. Lokasi SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang sangat mudah dijangkau karena letaknya berada pada daerah yang strategis. Selain berada di tepi jalan, disekitar sekolah juga dikelilingi oleh rumah penduduk yang cukup padat. 3.2.2 Subjek dan Karakteristik Penelitian Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas III B SD Negeri Tlogo Kabupatan Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah peserta didik di kelas III B di SD Negeri Tlogo yaitu 21 anak yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Karakteristik peserta didik kelas III B adalah (1) rata - rata berumur 9 tahun, (2) masih mempunyai rasa bermain dan bercanda dengan teman-temannya ketika sedang belajar, (3) menyukai hal-hal yang baru, (4) pekerjaan orang tua yang sebagian besar adalah petani. Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan di kelas III B SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016 ± selama 3 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April 2016. Penelitian ini akan dilakukan secara bertahap seperti pada tabel 3.1 berikut ini.

31 Tabel 3.1 Tahap-Tahap Penelitian No Tahap Kegiatan 1 Tahap Persiapan Penelitian 2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 3 Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta observasi di sekolah yang akan digunakan dalam penelitian. Tahap ini mencakup kegiatankegiatan di sekolah yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data. Tahap pengolahan data dan konsultasi diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian Tanggal Pelaksanaan Bulan Januari sampai Februari 2016 Bulan Maret sampai April 2016 Bulan April 2016 3.3. Variabel Penelitian Kerlinger dalam Sugiyono (2010:61) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (Constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Sedangkan Kidder menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulannya sendiri. Sependapat dengan Kerlinger dan Kidder, Sugiyono mengungkapkan variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

32 Penelitian ini terdiri dari dua variabel meliputi satu variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu: a. Variabel bebas atau variabel independent (X) Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas (X) yaitu pendekatan pembelajaran RME berbantu media geoboard dan benda manipulatif. Pendekatan pembelajaran RME adalah pendekatan yang dalam proses pembelajarannya berawal dari masalah kontekstual. Salah satu ciri pendekatan RME adalah penggunaan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari maupun dapat dibayangkan oleh peserta didik agar dapat memudahkan peserta didik dalam belajar matematika sehingga peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran. Kemudian dengan pendekatan ini, peserta didik diberi kesempatan guru untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika melalui pengalamannya dalam proses pembelajaran. Media geoboard adalah suatu papan berpaku yang dapat digunakan dalam pembelajaran geometri. Sedangkan benda manipulatif adalah benda yang dimanipulasi oleh guru dalam penyampaian pelajaran matematika agar peserta didik mudah memahami suatu konsep dalam pembelajaran matematika dan dapat membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak. b. Variabel terikat atau variabel dependent Variabel ini (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena variabel bebasnya. Dalam penelitian ini variabel terikat Y1 adalah minat belajar dan Y2 adalah hasil belajar. Minat belajar adalah suatu kondisi seseorang yang cenderung melakukan suatu kegiatan pembelajaran yang disukai atau digemari atas kemauannya sendiri atau tanpa ada yang meminta melakukan kegiatan pembelajaran tersebut. Indikator minat belajar sebagaimana diuraikan meliputi pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan sesuatu yang lain.

33 Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah peserta didik menerima pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika. 3.4. Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan guru kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang. Ada 2 siklus yang akan dilaksanakan. 1 siklus masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Peneliti akan menggunakan desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart dalam Uno (2012:87) yaitu dimulai dengan perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan dan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan dan Pengamatan? Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis dan Mc Taggart

34 Berdasarkan gambar 3.1 diatas, Penelitian akan dilaksanakan dengan beberapa siklus sampai minat belajar, dan hasil belajar mencapai indikator yang sudah ditetapkan peneliti. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti menyusun perencanaan pembelajaran tentang apa saja yang akan diajarkan dan dibutuhkan dalam pembelajaran. Setelah menyusun perencanaan, peneliti mulai melaksanakan tindakan dan pengamatan tentang kondisi jalannya pembelajaran. Setelah melakukan tindakan, peneliti mulai melakukan refleksi berdasarkan pengamatan. Melalui hasil refleksi, peneliti akan menemukan kelemahan atau kekurangan yang kemudian akan diperbaiki pada siklus II. Peneliti akan menyusun perencanaan kembali berdasarkan refleksi pada siklus I. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan pokok bahasan geometri yaitu bangun datar. Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang 5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang. Adapun gambaran rencana pelaksanaan setiap siklus, yaitu: a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menentukan tempat penelitian, kelas penelitian, dan waktu penelitian. 2) Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan. 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan untuk siklus I dan siklus II dengan mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif.

35 4) Mempersiapkan media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. 5) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik. 6) Menyusun lembar observasi minat belajar peserta didik. 7) Menyusun soal tes formatif. b. Tahap Tindakan Pada tahap ini, guru mengimplementasikan pendekatan RME berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam proses belajar mengajar sesuai dengan RPP yang telah disusun. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut. 1) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya. 4) Guru memberikan permasalahan kontektual. 5) Peserta didik diminta memahami permasalahan kontektual yang telah diberikan. 6) Guru menjelaskan masalah kontektual apabila peserta didik ada yang belum paham dengan masalah yang diberikan guru. 7) Peserta didik secara kelompok diminta menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara peserta didik sendiri. 8) Peserta didik diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dengan kelompok lain melalui diskusi kelas. 9) Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan. 10) Guru memberikan reward bagi kelompok yang aktif dalam pembelajaran dan memberikan motivasi untuk kelompok yang belum terlalu aktif. 11) Pada akhir siklus guru memberikan tugas untuk mengukur pemahaman peserta didikterhadap materi yang sudah dipelajari. 12) Setelah siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan, kemudian di pertemuan 3 dilakukan evaluasi untuk mengukur minat belajar matematika

36 peserta didik menggunakan angket minat belajar dan dilakukan tes untuk mengukur hasil belajar matematika menggunakan soal pilihan ganda. c. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap pembelajaran matematika yang mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education. Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru 1) Peneliti mengamati hambatan-hambatan yang terjadi saat pembelajaran sedang berlangsung. 2) Hal-hal yang diamati dari peserta didik yaitu perasaan senang pada waktu proses pembelajaran, konsentrasi atau perhatian dan ketertarikan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan serta kegiatan peserta didik yang menggunakan pendekatan RME. 3) Hal-hal yang diamati dari guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi peserta didik, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan pendekatan pembelajaran dan uraian materi, kemampuan pemanfaatan media, dan bimbingan yang diberikan untuk peserta didik. Selain mengamati pada saat proses belajar berlangsung, pada akhir siklus, observer juga mengamati hasil belajar peserta didik untuk mengetahui apakah peserta didik sudah mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Hasil observasi pada siklus sebelumnya dapat digunakan untuk perbaikan siklus selanjutnya. d. Tahap Refleksi Refleksi adalah kegiatan yang harus dilakukan guru pada akhir pembelajaran. Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi dilaksanakan segera setelah tahap tindakan dan observasi selesai. Pada tahap ini peneliti dan obsever mendiskusikan hasil yang meliputi kelebihan dan kekurangan pada

37 pembelajaran. Hasil refleksi ini akan digunakan sebagai perbaikan dalam pelaksanaan siklus berikutnya pada siklus II. 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan empat macam teknik pengumpulan data yaitu: dokumentasi, observasi, kuesioner (angket), dan tes. a. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi tentang peserta didik. Data tersebut berupa daftar nama sehingga di dapat data tentang daftar nama dan jumlah peserta didik didalam kelas. b. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Hadi dalam Sugiyono, 2010: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan kegiatan guru dan peserta didik dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education dengan media Geoboard dan benda manipulatif. c. Kuesioner / Angket Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Teknik Kuesioner / angket pada penelitian ini akan digunakan untuk mengukur minat belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika yang mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education dengan media Geoboard dan benda manipulatif. d. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan, atau latihan serta alat lain untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 46). Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal.

38 Bentuk soal yang akan digunakan berupa pilihan ganda. Data hasil tes yang telah dilaksanakan kemudian diolah untuk mendapat deskripsi data dari kedua hasil tes sehingga dapat dianalisis untuk mengetahui kondisi dari kelas tersebut. 3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengukur dan mengamati kegiatan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran matematika yang mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan media geoboard dan benda manipulatif sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist ( ) pada kolom jawaban sesuai dengan pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan peserta didik pada setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru dan peserta didik sebagai berikut. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru No Aspek No Item Jumlah 1 a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta 1 1 media pembelajaran a. Memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran 2 a. Memberikan masalah kontekstual b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami peserta didik. c. Memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual sesuai dengan cara peserta didik sendiri. d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi. 3 a. Membimbing membuat kesimpulan. b. Tindak lanjut 2,3 4,5 6 7,8,9 10,11,12, 13, 14 15,16,17 18,19,20 TOTAL 20 2 2 1 3 5 3 3

39 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Peserta Didik No Aspek No Item Jumlah 1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 1,2,3,4 4 2 a. Memahami masalah kontekstual. b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual. c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan jawaban dari soal dalam kelompok atau kelas. 3 a. Membuat kesimpulan. b. Membuat rangkuman. c. Melakukan refleksi. 5 6,7,8 9,10,11, 12 13 14 15 TOTAL 15 1 3 4 1 1 1 b. Lembar Angket Lembar angket penelitian ini berisi beberapa butir pernyataan dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain: (4) selalu, (3) sering, (2) kadang-kadang, (1) tidak pernah. Sebaliknya, untuk skor pernyataan negatif yaitu (1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang, (4) tidak pernah. Lembar angket ini untuk mengukur minat belajar peserta didik terhadap matematika. Berikut kisi-kisi lembar angket minat belajar.

40 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Angket Minat Belajar No Aspek Indikator No Item Jumlah 1 Perasaan senang pada saat pembelajaran matematika 2 Partisipasi dalam pembelajaran matematika 3 Perhatian dalam belajar a. Menerima pelajaran matematika dengan senang. b. Terpaksa atau butuh mengikuti pelajaran matematika. a. Ketertarikan mengerjakan tugas matematika b. Antusiasme belajar atau mengulang pelajaran di rumah a. Memperhatikan proses pembelajaran b. Memperhatikan pertanyaan dan jawaban dari guru 1,2,3, 4,5 6,7 8,9,10, 11,12, 13 14,15,16 17,18,19, 20, 21,22 23,24,25 TOTAL 25 5 2 6 3 6 3 Tabel 3.5 Kategori Minat Belajar No Jumlah Skor Kategori Minat Belajar 1 80 100 Sangat Tinggi 2 70 79 Tinggi 3 50-69 Rendah 4 25 49 Sangat Rendah Adopsi dari Wardani, dkk (2012:214)

41 c. Kisi-Kisi Soal Tes Instrumen soal tes ini digunakan untuk mengukur ranah kognitif yaitu pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran matematika. Instrumen ini juga dapat digunakan sebagai pembanding peningkatan perolehan hasil belajar matematika peserta didik. Soal ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir kegiatan tiap siklus. Adapun kisi-kisi soal pada siklus I dan siklus II sebagai berikut. Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Siklus I Matematika Standar Kompetensi Butir Indikator Kompetensi Dasar soal Jumlah 5. Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang 1. Menemukan cara menghitung keliling persegi dan persegi panjang. 2. Menghitung keliling daerah persegi dan persegi panjang. 3. Menggambar dan membuat bangun datar dengan keliling tertentu. 4. Membandingkan dan mengurutkan keliling persegi dan persegi panjang. 1,5,15 3,4,6,7, 11,14 8,9,10 2,12,13 3 6 3 3 TOTAL 15

42 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Siklus II Matematika Standar Kompetensi 5. Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang serta penggunaan-nya dalam pemecahan masalah Kompetensi Butir Indikator Dasar soal Jumlah 5.2 Menghitung 1. Menemukan cara 2,3, 4 luas persegi dan menghitung luas 10,13 persegi panjang persegi dan persegi panjang. 2. Menghitung luas 1,4,8, 5 daerah persegi 9,11 dan persegi panjang. 3. Menggambar dan 6,14 2 membuat persegi dan persegi panjang dengan luas tertentu. 4. Membandingkan 5,7,12, 4 dan mengurutkan 15 luas persegi dan persegi panjang. TOTAL 15 3.6 Uji Instrumen Sebelum dilaksanakan penelitian di kelas III B SD N Tlogo, peneliti terlebih dahulu menguji instrumen soal yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji validitas dan reabilitas ini diujikan kepada peserta didik kelas IV SD N Tlogo yang berjumlah 30 peserta didik.

43 3.6.1 Uji Validitas Instrumen Teknik analisis instrumen menggunakan uji validitas. sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium (Arikunto, 2012:85). Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel sangat bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a) pada N yang lebih besar. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:89) pada tabel 3.9 sebagai berikut : Tabel 3.8 Kriteria Validitas No Koefisien Korelasi Interpretasi 1 0,800 α 1,00 Sangat tinggi 2 0,600 α 8,00 Tinggi 3 0,400 α 6,00 Cukup 4 0,200 α 4,00 Rendah 5 0,000 α 2,00 Sangat rendah Uji validitas dilakukan menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di kelas III B SD N Tlogo dengan jumlah peserta didik yang mengikuti tes adalah 30 peserta didik, dengan jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel = 0,361 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2010:455). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 16. Sebelum tindakan jumlah soal angket dibuat sebanyak 30 butir pernyataan dan jumlah soal siklus I dan siklus II sebanyak 25 butir soal pilihan ganda untuk tiap siklus. Hasil uji validitas instrumen angket, siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.9, tabel 3.10 dan tabel 3.11 berikut ini :

44 Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar Analisis Data Analisis 1 Angket Minat Belajar Matematika Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid 1,2,4,5,6,8,10,11,12,14,15, 16,17,18,19,20,22,23,24,25, 3,7,9,13,21 26,27,28,29,30 Berdasarkan hasil uji validitas angket minat belajar sebanyak 30 item pernyataan terdapat 5 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 3, 7, 9, 13, dan 21. Sedangkan 25 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai angket minat belajar pada siklus I dan siklus II. Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus I Analisis Data Analisis 1 Soal Evaluasi Siklus I Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10,13,14,15, 16,17,18,20,22,24,25 11,12,19,21,23 Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I sebanyak 25 item soal terdapat 5 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 11, 12, 19, 21 dan 23. Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai soal evaluasi siklus I. Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus II Analisis Data Analisis 1 Soal Evaluasi Siklus II Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,13, 16,17,18,21,22,23,24,25 10,12,14,15,19,20

45 Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus II sebanyak 25 item soal terdapat 6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 10, 12, 14, 15, 19, dan 20. Sedangkan 19 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai soal evaluasi siklus I. Output data statistik hasil uji validtitas instrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 3.6.2 Uji Reliabilitas Arikunto (2012:100) menyatakan bahwa suatu tes dapatdikatakanmempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas tes dengan menggunakan SPSS versi 16. Hasil perhitungan uji reliabilitas pada angket minat belajar, siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.12, tabel 3.13 dan tabel 3.14 sebagai berikut: Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Minat Belajar Matematika Cronbach's Alpha N of Items.910 25 Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I Cronbach's Alpha N of Items.896 20 Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II Cronbach's Alpha N of Items.906 19

46 Tabel 3.12 menunjukan bahwa pada angket minat belajar dari 25 butir soal yang valid, memiliki nilai cronbach s alpha sebesar 0,910 sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 25 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Tabel 3.13 menunjukkan pada siklus I dari 20 butir soal yang valid, memiliki nilai cronbach s alpha sebesar 0,896 sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Tabel 3.14 menunjukan bahwa pada siklus II dari 19 butir soal yang valid, memiliki nilai cronbach s alpha sebesar 0,906 sehingga digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. 3.7 Uji Taraf Kesukaran Instrumen Taraf kesukaran instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas dari masing-masing soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha pemecahannya. Dan sebaliknya jika soal yang digunakan terlalu sulit dapat menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mengerjakannya (Arikunto,2012:222). Bilangan yang menunjukkan sulit dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan dalam tabel 3.15 sebagai berikut: Tabel 3.15 Taraf Kesukaran No Indeks Kesukaran (P) Kriteria 1 Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 2 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 3 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah Menurut Arikunto (2012:223) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = B JS

47 Keterangan : P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal; B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal; JS= banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. soal siklus I. Berikut disajikan tabel 3.16 hasil analisis indeks taraf kesukaran pada butir Tabel 3.16 Hasil Analisis Indeks Taraf Kesukaran Soal Siklus I Indeks Kesukaran Kriteria No Item Jumlah Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 3,8,14,18,20,22 6 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 2,4,5,9,10,13,16,17 8 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah 1,6,7,15,24,25 6 Total 20 Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, butir soal yang memiliki kriteria kesukaran sukar pada soal siklus I berjumlah 6, kriteria sedang berjumlah 8 dan yang memiliki kriteria mudah brjumlah 6 butir soal. Adapun tabel 3.17 berisi tentang hasil analisis indeks taraf kesukaran pada butir soal siklus II sebagai berikut. Tabel 3.17 Hasil Analisis Indeks Taraf Kesukaran Soal Siklus II Indeks Kesukaran Kriteria No Item Jumlah Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 1,24 2 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 2,4,7,8,9,11,16,18,25 9 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah 3,5,6,13,17,21,22,23 8 Total 19

48 Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, butir soal yang memiliki kriteria kesukaran sukar pada soal siklus II berjumlah 2, kriteria sedang berjumlah 9 dan yang memiliki kriteria mudah brjumlah 8 butir soal. Berdasarkan dari hasil uji validitas, reliabilitas dan taraf kesukaran instrumen maka pada penelitian ini ditetapkan 25 butir soal pada angket minat belajar matematika, 15 butir soal pada siklus I dan 15 butir soal pada siklus II yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. 3.8 Indikator keberhasilan Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas III B di SDN Tlogo Kabupaten Semarang dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam pembelajaran matematika adalah Indikator hasil. 3.8.1. Indikator Hasil Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu minat belajar dan hasil belajar. a. Minat Belajar Penelitian dikatakan berhasil jika 90% minat belajar peserta didik secara individual mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi (interval 70) serta rata-rata minat belajar peserta didik berkategori sangat tinggi (interval 80). b. Hasil Belajar Penelitian ini berhasil jika peserta didik mencapai ketuntasan belajar individual 90% dengan nilai hasil belajar matematika 65 yang telah ditentukan oleh sekolah dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika meningkat minimal 80 dengan kriteria baik. 3.9. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data. Pertama, data kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan kondisi sebelum tindakan, hasil setelah siklus I, dan hasil setelah

49 siklus II, sedangkan yang kedua yaitu data kualitatif yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif berupa kata-kata atau penjelasan berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik dan refleksi dari tiap-tiap siklus. 3.9.1. Data Kuantitatif Data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil angket minat belajar matematika dan hasil belajar kognitif peserta didik. Cara penskoran angket minat belajar dengan menggunakan skala likert dari skor 1-4. Sedangkan cara penskoran hasil tes siklus I dan II dengan memberikan soal pilihan ganda yang memiliki skor 0-1. a. Penskoran Angket Minat Belajar Cara penskoran angket minat yaitu dengan menggunakan skala likert dimana jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata dapat dilihat pada tabel 3.18 dibawah ini. Tabel 3.18 Skor Item Angket Minat Belajar Skor Kalimat Positif Kalimat Negatif 4 Selalu Tidak Pernah 3 Sering Jarang 2 Jarang Sering 1 Tidak Pernah Selalu Untuk mengetahui minat belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika maka terlebih dahulu peserta didik mengisi angket minat belajar pada akhir pertemuan tiap siklus. Kemudian setiap pernyataan yang diisi oleh peserta didik diberi skor satu persatu dengan skor seperti diatas. Selanjutnya semua skor dijumlah. Dari jumlah skor yang diperoleh peserta didik maka minat belajar

50 peserta didik secara individual dapat dikategorikan dalam 4 kategori antara lain: sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi. b. Penskoran Soal Bentuk Pilihan Ganda Peneliti mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda dengan memberikan skor 1 jika peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar dan memberikan skor 0 jika peserta didik menjawab pertanyaan dengan salah. Skor kemudian dijumlah dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut untuk mendapatkan nilai hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik yang berbentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : nilai akhir = skor yang diperoleh skor maksimal 100 c. Menghitung Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Pengolahan skor rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu menggunakan rumus: X = X N Sumber: Arikunto,2012 keterangan : X = rata-rata (mean) ΣX = jumlah seluruh nilai akhir peserta didik N = banyaknya subjek. d. Menentukan Batas Minimal Ketuntasan Belajar Dalam penelitian ini setiap peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai peserta didik 65.

51 3.9.2 Data Kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi guru dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik dilakukan selama pelaksanaan siklus I dan II. Observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengukur apakah guru dan peserta didik telah baik dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam pembelajaran matematika. Lembar observasi guru terdiri dari 20 pernyataan dan lembar observasi peserta didik terdiri dari 15 pernyataan. Pengamatan dilakukan selama 2 siklus oleh observer. Observer mengisi lembar observasi guru dan observasi peserta didik dengan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2012:93) yaitu dengan memberikan tanda centang pada kolom skor 1 (jika guru/peserta didik melakukan pernyataan dengan sangat tidak baik), 2 (jika guru/peserta didik melakukan pernyataan dengan tidak baik), 3 (jika guru/peserta didik melakukan pernyataan dengan baik), dan 4 (jika guru/peserta didik melakukan pernyataan dengan sangat baik).