Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengantar Ilmu Politik

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengantar Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung KONTRAK PERKULIAHAN. : Pengantar Ilmu Politik

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS

Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )/ RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN (BRP) Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia. Disusun oleh: Suhardiman, S.Sos.,M.Si

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS. : Pengkajian Strategis dan Pertahanan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR. 1. Nama Mata Kuliah : TEORI POLITIK KLASIK DAN KONTEMPORER

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (PERTEMUAN 1)

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

SILABUS Jurusan / Prodi : Pendidikan Sejarah / Ilmu Sejarah Mata Kuliah : Ilmu Politik Kode :

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI S I L A B U S. FRM/FISE/ Januari 2009

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) M A T A K U L I A H P E N G A N T A R S O S I O L O G I

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI

Kode : Tinggkat/Semester : III/V (Tiga/Lima) : Jeni Minan, S.Sos., M.Soc.sc

I. PENDAHULUAN. dibagi-baginya penyelenggaraan kekuasaan tersebut, agar kekuasaan tidak

OLEH: MUCHAMMAD ZAIDUN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) DAN SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SILABUS TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK SEMESTER VI TAHUN AKADEMIK 2014/2015. Dosen Pengampu : Hendra Wijayanto, S.Sos, M.

Materi Bahasan. n Konsep Demokrasi. n Cakupan Demokrasi. n Prasyarat Demokrasi.

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian.

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN. Mata Ajaran: Pengantar Ilmu Politik

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan reformasi yang digalakkan oleh mahasiswa dan masyarakat

Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

Silabus. MPK 1011 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan. Non Reguler

PERAN KELEMBAGAAN NEGARA DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) MAGISTER ILMU HUKUM

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN

SILABUS & SAP MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KE 1

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI SUMENEP

Mendiskripsikan fungsi NKRI. Menjelaskan tujuan NKRI

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

TEORI-TEORI POLITIK. P. Anthonius Sitepu. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012

Pendidikan Kewarganegaraan

Materi Bahasan. n Relasi Trias Politica dan Legislatif. n Sejarah Parlemen. n Struktur Parlemen. n Fungsi Lembaga Legislatif.

BAB I. PENDAHULUAN. wujud dari prinsip kedaulatan rakyat, dalam sistem penyelenggaraan negara yang

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

Materi Bahasan. dalam Sistem Presidensial dan Parlementer. Pemerintahan. n Trias Politica. n Definisi Eksekutif. n Peran Utama Eksekutif.

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2011/ 2012 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA

Agus Sutriyanto Hadi, M.Si.

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-05/R0 Tanggal Revisi : 25 Juli 2011 Tanggal Berlaku : 1 September 2011

PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DI INDONESIA BERDASARKAN PERSPEKTIF UUD 1945 PASCA AMANDEMEN

DAFTAR MATA KULIAH PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

SYLLABUS. 1 / Silabus PKn XI. School : Senior High School 5 Surabaya Subject : PKn Grade/semester : XI/1 Reference : BSNP / CIE

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN

BAB I PENDAHULUAN. Menjamurnya lembaga negara, termasuk keberadaan komisi negara

BAB I PENDAHULUAN. tinggi negara yang lain secara distributif (distribution of power atau

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

SILABUS (DASAR SISTEM KONTROL) Semester IV Tahun Akademik 2015/2016. Dosen Pengampu : Ikhwannul Kholis, S.T, M.T / Syah Alam, S.

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PERKENALAN PROFIL RINGKAS

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

NEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara

KURIKULUM PROGRAM S-1 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI & INFORMASI INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

Politik Global dalam Teori dan Praktik

SATUAN ACARA PENGAJARAN (PEMIKIRAN POLITIK NEGARA-NEGARA BERKEMBANG) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015. Dosen Pengampu : AGUNG Y. NUGROHO, M.

SILABI. Alokasi. Sumber Bahan Dasar. Waktu. 2x100. 2x100. Mengidentifikasi ruang lingkup IKN Menggambarkan sasaran IKN Menjelaskan pendekatan IKN

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

KATA PENGANTAR. Demikian makalah ini ditulis dan semoga dapat memenuhi ajuan dimaksud. Bandung, 26 November Penyusun,

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mahasiswa dapat menjelaskan Konsep Dasar, istilah dan PENCAPAIAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PSIKOLOGI GURU (SP 702) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III

Kompetensi. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. hukum dengan HTSdP.

PENEGAKAN HUKUM DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK 1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN SD

Pengantar Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat. Muhammadiyah. Daftar Isi

GBBP Matakuliah PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) Bersoftskills dan Anti Korupsi

Pendidikan Kewarganegaraan

Menggugat (Praktik) Representasi Politik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa

Kontrak Pembelajaran

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) LATAR BELAKANG, KONSEP KEPEMERINTAHA, KONSEP GOOD GOVERNANCE

DAFTAR DESKRIPSI MATA KULIAH S1-KKT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pembagian Kekuasaan. Horisontal: Vertikal: Negara kesatuan (Unitary) Negara federal (Federal) Negara konfederasi (Confederation)

MATA KULIAH : Pendidikan Teknologi dan Kejuruan KODE MATA KULIAH : TKF 209

kewarganegaraan, bagi pengembangan kepentingan kewarganegar

Pengujian Peraturan Perundang-undangan. Herlambang P. Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 30 Oktober 2017

SILABUS. : Menganalisis ketatanegaraan Indonesia sejak terbentuknya nation state, masa kolonialisme, dan pasca kolonialisme.

DAFTAR PUSTAKA. Bagir Manan, DPR, DPD, dan MPR Dalam UUD 1945 Baru, UII Press, Yogyakarta, 2003.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P S ) PELAKSANA AKADEMIK MATA KULIAH KOMUNIKASI KONTEMPORER

Ombudsman dalam Perspektif Hukum Tata Negara: Beberapa Catatan 1. Satya Arinanto 2

Transkripsi:

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Politik Kode Mata Kuliah : FSP-616101 Jumlah Satuan Kredit Semester : 3 sks Semester : Ganjil / Tahun Akademik 2017-2018 Jumlah Tatap Muka : 16 kali Pertemuan Dosen Pengampu : 1. Hertanto, Ph.D. 2. Iwan Sulistyo, M.A. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini akan mengenalkan serta membekali mahasiswa dengan ragam pengetahuan dan pemahaman dasar tentang ilmu politik (political science). Di bagian awal, mahasiswa akan diajak untuk mempelajari pengertian serta sejarah perkembangan ilmu Selanjutnya, akan dibahas pelbagai konsep penting di dalam ilmu politik, yakni politics, power, authority, legitimacy, influence, state, nation, nation-state, government, governance, political obligation, society, civil society, autonomy, charisma, freedom, consensus, prerogative, trust and credibility, distributive justice, dan public good. Selain itu, juga ditelaah beberapa pendekatan di dalam ilmu politik, yaitu pendekatan legal/institusional, pendekatan perilaku, pendekatan Halaman 1 dari 14

neo-marxis, teori ketergantungan, pendekatan pilihan rasional, dan pendekatan institusionalisme baru. Pembahasan tentang ideologi politik, undang-undang dasar (konstitusi), pembagian kekuasaan negara secara vertikal, budaya politik dan sosialisasi politik, demokrasi, hak asasi manusia, trias politica, partisipasi politik, partai politik, serta sistem pemilihan umum juga tercakup di dalam mata kuliah ini. Standar Kompetensi Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu menelaah konsep-konsep dasar dalam ilmu politik serta memiliki sikap ilmiah dalam keterampilan beragam fenomena politis, baik sebagai pendukung untuk pelbagai mata kuliah lanjutan maupun untuk kepentingan di dalam kehidupan secara luas. Sumber Belajar 1. Andrew Heywood, Politics, 4 th edn. (New York: Palgrave MacMillan, 2013). 2. David Easton, "An Approach to the Analysis of Political Systems", World Politics, Vol. 9, No. 3. (Apr., 1957), pp. 383-400. 3. Ellen Grigsby, Analyzing Politics: an Introduction to Political Science, fifth edition, (Belmont: Wadsworth, 2012). 4. George Thomas Kurian (ed.), the Encyclopedia of Political Science (Washington D.C.: CQ Press, 2011). 5. Ian Adams and R.W. Dyson, Fifty Major Political Thinkers. 2 nd edn. (New York: Routledge, 2007). 6. John T. Ishiyama and Marijke Breuning (eds.), 21 st Century Political Science: A Reference Handbook (Washington DC: Sage, 2011). 7. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). 8. Rod Hague and Martin Harrop, Comparative Government and Politics: An Introduction. 6 th edn. (New York: Palgrave MacMillan, 2004). 9. Stephen D. Tansey and Nigel Jackson, Politics: the Basics. 4 th edn. (New York: Routledge, 2008). Halaman 2 dari 14

Pertemuan ke- Capaian Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu sejumlah pengertian ilmu politik dan sejarah perkembangannya. Indikator Bahan Kajian Pengalaman Belajar mengemukakan beberapa defenisi ilmu mendeskripsikan sejarah perkembangan ilmu 3. Mampu kaitan ilmu politik dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, yakni sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi, psikologi sosial, geografi, dan ilmu hukum. 1. Sejumlah defenisi ilmu 2. Sejarah perkembangan ilmu 3. Kaitan ilmu politik dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, yakni sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi, psikologi sosial, geografi, dan ilmu hukum. Evaluasi Alokasi Waktu Sumber/Bahan Ajar dan Media Pembelajaran 1. Budiardjo, hlm. 5-38. 2. Grigsby, Chapter 1 and 2. 1. 4. Kurian, pp. 1278-1281 and 1299-1301. 5. Tansey and Jackson, pp. 1-7. 2. Mahasiswa mampu membedakan sejumlah konsep penting dalam ilmu defenisi dari konsep dalam konteks ilmu menelaah konsep: 1. Defenisi dari konsep dalam konteks ilmu 2. Konsep politics. 3. Konsep polity. 4. Konsep power. 5. Konsep authority. 6. Konsep legitimacy. 7. Konsep influence. 8. Konsep state. 1. Budiardjo, hlm. 17-67. 2. Grigsby, Chapter 3. 3. Hague and Harrop, Halaman 3 dari 14

a. Politics. b. Polity. c. Power. 9. Konsep nation. 10. Konsep nation-state. 11. Konsep government. 12. Konsep governance. Chapter 1 and 2. 4. Heywood, Chapter 1, 3 and 4. d. Authority. e. Legitimacy. f. Influence. g. State. 5. Kurian, pp. 104, 946 and 1330. 6. Tansey and Jackson, pp. 26-68 dan 136-169. h. Nation. i. Nation-state. j. Government. k. Governance. 3. Mahasiswa mampu membedakan sejumlah konsep penting dalam ilmu menelaah konsep: a. Political obligation. b. Society and civil society. c. Autonomy. d. Charisma. 1. Konsep political obligation. 2. Konsep society and civil society. 3. Konsep autonomy. 4. Konsep charisma. 5. Konsep freedom. 6. Konsep consensus. 7. Konsep prerogative. 8. Konsep trust and credibility. 9. Konsep distributive justice. 1. Kurian, pp. 107, 211, 242, 299, 616, 1259, 1341, 1381, and 1690. Halaman 4 dari 14

e. Freedom. 10. Konsep public goods. f. Consensus. g. Prerogative. h. Trust and credibility. i. Distributive justice. j. Public goods. 4. Mahasiswa mampu membandingkan beberapa pendekatan dalam ilmu menjabarkan defenisi pendekatan dalam konteks ilmu pendekatan: a. Legal/institusio -nal. b. Perilaku. a. Political system. c. Neo-marxis. d. Teori ketergantungan. e. Pilihan rasional. f. Institusionalisme baru. 1. Defenisi pendekatan dalam konteks ilmu 2. Pendekatan legal/institusional; 3. Pendekatan perilaku; a. Political system. 4. Pendekatan neomarxis; 5. Teori ketergantungan; 6. Pendekatan pilihan rasional; 7. Pendekatan institusionalisme baru. 1. Budiardjo, hlm. 71-100. 2. Easton, pp. 383-400. 1. 4. Ishiyama and Breuning, Chapter 1. 5. Tansey and Jackson, pp. 7-17. Halaman 5 dari 14

5. Mahasiswa mampu membandingkan ideologi-ideologi mengemukakan beberapa defenisi ideologi menginterpretasikan asumsiasumsi dasar dari konservatisme. 3. Mampu sejumlah kritik terhadap konservatisme. 4. Mampu menginterpretasikan asumsiasumsi dasar dari liberalisme. 5. Mampu sejumlah kritik terhadap liberalisme. 6. Mampu menginterpretasikan asumsiasumsi dasar dari sosialisme. 7. Mampu sejumlah kritik terhadap sosialisme. 8. Mampu menginterpretasikan asumsiasumsi dasar dari marxisme. 9. Mampu 1. Beberapa defenisi ideologi 2. Asumsi-asumsi dasar dari konservatisme. 3. Sejumlah kritik terhadap konservatisme. 4. Asumsi-asumsi dasar dari liberalisme. 5. Sejumlah kritik terhadap liberalisme. 6. Asumsi-asumsi dasar dari sosialisme. 7. Sejumlah kritik terhadap sosialisme. 8. Asumsi-asumsi dasar dari marxisme. 9. Sejumlah kritik terhadap marxisme. 1. Adams and Dyson. 2. Budiardjo, hlm. 139-165. 3. Grigsby, Chapter 5, 6, and 7. 4. Hague and Harrop, Chapter 4. 5. Heywood, Chapter 2. 6. Ishiyama and Breuning, Part V. 7. Tansey and Jackson, pp. 69-102. Halaman 6 dari 14

sejumlah kritik terhadap marxisme. 6. Mahasiswa mampu konstitusi (undangundang dasar). mengemukakan pengertian konstitusi (undangundang dasar). konsep konstitusionalisme. 3. Mempu menelaah ciri-ciri undangundang 4. Mampu konvensi dalam kaitannya dengan undang-undang 5. Mampu pergantian undangundang 6. Mampu menafsirkan perubahan (amandemen) undang-undang 7. Mampu menginterpretasikan judicial 1. Pengertian konstitusi (undang-undang dasar). 2. Konsep konstitusionalisme. 3. Ciri-ciri undangundang 4. Konsep konvensi dalam kaitannya dengan undangundang 5. Pergantian undangundang 6. Perubahan (amandemen) undang-undang 7. Konsep judicial review. 8. Konsep undangundang dasar tertulis dan undang-undang dasar tidak tertulis. 9. Konsep undangundang dasar yang fleksibel dan undangundang dasar yang kaku. 10. Penerapan undangundang di negara 1. Budiardjo, hlm. 169-207. 2. Hague and Harrop, Chapter 12. 15. Halaman 7 dari 14

review. 8. Mampu membedakan undang-undang dasar tertulis dan undang-undang dasar tidak tertulis. 9. Mampu membedakan undang-undang dasar yang fleksibel dan undang-undang dasar yang kaku. 10. Mampu penerapan undangundang di negara demokratis (studi kasus di Indonesia). demokratis (studi kasus di Indonesia). Halaman 8 dari 14

7. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pembagian kekuasaan negara secara vertikal. mengemukakan defenisi dari pembagian kekuasaan negara secara vertikal. konsep negara konfederasi serta dua contoh negaranya. 3. Mampu konsep negara federasi serta dua contoh negaranya. 4. Mampu konsep negara kesatuan serta dua contoh negaranya. 1. Defenisi pembagian kekuasaan negara secara vertikal 2. Konsep negara konfederasi serta dua contoh negaranya. 3. Konsep negara federasi serta dua contoh negaranya. 4. Konsep negara kesatuan serta dua contoh negaranya. 1. Budiardjo, hlm. 267-291. 2. Hague and Harrop, Chapter 13. 3. Ishiyama and Breuning, Chapter 20, 21, 30, and 31. 8. UTS 9. Mahasiswa mampu menilai budaya politik dan sosialisasi pengertian budaya menjelaskan pengertian sosialisasi politik 3. Mampu menilai budaya politik 1. Konsep budaya 2. Konsep sosialisasi 3. Budaya politik dalam konteks negara demokratis. 4. Pengertian dari budaya politik elite. 5. Pengeruh budaya 1. Hague and Harrop, Chapter 6. 2. Heywood, Chapter 8. 3. Ishiyama and Breuning, Chapter Halaman 9 dari 14

dalam konteks 4. Mampu pengertian dari budaya politik elite. 5. Mampu mengaitkan bagaimana budaya politik elite memengaruhi stabilitas politik elite terhadap stabilitas 24. 10. Mahasiswa mampu mengkritisi konsep demokrasi. pengertian demokrasi. mendeskripsikan sejarah ide tentang demokrasi. 3. Mampu menafsirkan asumsi-asumsi dasar dalam demokrasi. 4. Mampu penyebaran demokrasi di dunia. 5. Mampu menelaah kritik terhadap demokrasi. 6. Mampu mengevaluasi perkembangan demokrasi di Pakistan dan di 1. Pengertian demokrasi. 2. Sejarah ide tentang demokrasi. 3. Asumsi-asumsi dasar dalam demokrasi. 4. Penyebaran demokrasi di dunia. 5. Kritik terhadap demokrasi. 6. Perkembangan demokrasi di Pakistan dan di Indonesia. 1. Budiardjo, hlm. 105-135. 2. Hague and Harrop, Chapter 3. 4. 4. Ishiyama and Breuning, Chapter 32 and 33. 5. Tansey and Jackson, pp. 170-208. Halaman 10 dari 14

Indonesia. 11. Mahasiswa mampu merekonstruksi konsep Hak Asasi Manusia (HAM). menjabarkan pengertian HAM. mendeskripsikan sejarah perkembangan HAM di dunia. 3. Mampu mengkritisi lima dimensi HAM: hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 1. Pengertian HAM. 2. Sejarah perkembangan HAM. 3. Lima dimensi HAM: hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 1. Budiardjo, hlm. 211-263. 12. Mahasiswa mampu mengkritisi konsep trias politica. menjelaskan definisi trias politica. menafsirkan konsep check and balances. 3. Mampu pengertian eksekutif. 4. Mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi lembaga eksekutif di 5. Mampu pengertian legislatif. 6. Mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi lembaga legislatif di 1. Definisi trias politica. 2. Konsep check and balances. 3. Pengertian eksekutif. 4. Fungsi-fungsi lembaga eksekutif di 5. Pengertian legislatif. 6. Fungsi-fungsi lembaga legislatif di 7. Pengertian yudikatif. 8. Fungsi-fungsi lembaga yudukatif di 1. Budiardjo, hlm. 287-291 dan 295-363. 2. Hague and Harrop, Chapter 14 and 15. 13, 14, and 15. Halaman 11 dari 14

7. Mampu menjelaskan pengertian yudikatif. 8. Mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi lembaga yudukatif di negara demokratis. 13. Mahasiswa mampu menilai partisipasi menjabarkan secara kritis pengertian partisipasi menelaah partisipasi politik di 3. Mampu menilai partisipasi politik di negara otoriter. 4. Mampu mengevaluasi partisipasi politik di negara berkembang. 5. Mampu pengertian kelompok kepentingan (kelompok penekan). 6. Mampu menilai partisipasi politik melalui kelompok kepentingan. 1. Pengertian partisipasi 2. Partisipasi politik di 3. Partisipasi politik di negara otoriter. 4. Partisipasi politik di negara berkembang. 5. Konsep kelompok kepentingan (kelompok penekan). 6. Partisipasi politik melalui kelompok kepentingan. 1. Budiardjo, hlm. 367-392. 2. Hague and Harrop, Chapter 8 and 10. 11. 4. Ishiyama and Breuning, Chapter 87. Halaman 12 dari 14

14. Mahasiswa mampu mengkritisi konsep partai menjelaskan pengertian partai mendeskripsikan sejarah perkembangan partai 3. Mampu membandingkan sistem partai tunggal, dua partai, dan multipartai. 4. Mampu mengkritisi fungsi-fungsi partai politik di negara demokratis. 5. Mampu mengkritisi fungsi-fungsi partai politik di negara otoriter. 6. Mampu fungsifungsi partai politik di negara berkembang. 7. Mampu menilai perkembangan partai politik di Indonesia. 1. Pengertian partai 2. Sejarah perkembangan partai 3. Sistem partai tunggal, dua partai, dan multipartai. 4. Fungsi-fungsi partai politik di negara demokratis. 5. Fungsi-fungsi partai politik di negara otoriter. 6. Fungsi-fungsi partai politik di negara berkembang. 7. Perkembangan partai politik di Indonesia. 1. Budiardjo, hlm. 397-457. 2. Hague and Harrop, Chapter 11. 10. 4. Ishiyama and Breuning, Chapter 18. 15. Mahasiswa mampu mengevaluasi sistem pemilihan umum. menjelaskan tujuan dasar pemilihan umum. membedakan antara 1. Tujuan dasar pemilihan umum. 2. Perbedaan mendasar antara sistem distrik dan sistem proporsional. 1. Budiardjo, hlm. 461-488. Halaman 13 dari 14

sistem distrik dan sistem proporsional. 3. Mampu mengkritisi keuntungan sistem distrik. 4. Mampu menilai kelemahan sistem distrik. 5. Mampu mengkritisi keuntungan sistem proporsional. 6. Mampu menilai kelemahan sistem proporsional. 7. Mampu menelaah sistem pemilihan yang bersifat gabungan antara distrik dan proporsional. 8. Mampu mengevaluasi sistem pemilihan umum di Indonesia. 3. Keuntungan sistem distrik. 4. Kelemahan sistem distrik. 5. Keuntungan sistem proporsional. 6. Kelemahan sistem proporsional. 7. Sistem pemilihan yang bersifat gabungan antara distrik dan proporsional. 8. Sistem pemilihan umum di Indonesia. 2. Hague and Harrop, Chapter 9. 9. 4. Ishiyama and Breuning, Chapter 19. 16. UAS Silabus ini dimutakhirkan pada Agustus 2017 Versi daringnya dapat diunduh di http://staff.unila.ac.id/iwansulistyo/perkuliahan/pengantar-ilmu-politik/ Halaman 14 dari 14