TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN

Iklim Perubahan iklim

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah.

TINJAUAN PUSTAKA. prospek baik untuk diusahakan. Buah salak yang mempunyai nama latin Salacca

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

Pengawetan bahan pangan

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

Sifat Fisiologis Pasca Panen PENYIMPANAN. a. Respirasi. a. Respirasi 12/17/2012

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

42. PENGAWETAN BUAH SEGAR

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

I. PENDAHULUAN. akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses pernafasan dan metabolisme dengan menggunakan O 2 dalam pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, protein dan lemak yang akan menghasilkan CO 2, air, dan sejumlah energi. C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO2 + 6H 2 O + energi Tumbuhan melakukan respirasi untuk menghasilkan energi guna melakukan proses fotosintesis. Tumbuhan yang telah mengalami pasca panen akan tetap mengalami proses respirasi dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan saat masih tertanam dipohonnya. Respirasi yang dilakukan oleh buah akan menghasilkan panas yang mana sangat penting dalam menghitung kebutuhan refrigerasi dan ventilasi selama penyimpanan. Laju perusakan komoditas biasanya berbanding lurus dengan laju respirasinya. Respirasi adalah suatu proses metabolisme dengan cara menggunakan oksigen dalam pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, protein dan lemak yang akan menghasilkan CO 2, air dan sejumlah besar elektron-elektron. Beberapa

5 senyawa penting yang dapat digunakan untuk mengukur proses respirasi ini adalah glukosa, ATP, CO 2 dan O 2 (Winarno, 1981). Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Pantastico, 1986). Konsentrasi O 2 yang rendah dapat berpengaruh terhadap laju respirasi dan penurunan proses oksidasi subtrat, pematangan tertunda, dan sebagai akibatnya umur komoditi menjadi lebih panjang, perombakan klorofil tertunda, produksi C 2 H 4 rendah, laju pembentukan asam askorbat berkurang, perbandingan asamasam lemak tak jenuh berubah, laju degradasi senyawa pektin tidak secepat seperti dalam udara normal. Bila kandungan CO 2 dalam ruang penyimpan bertambah, jumlah CO 2 yang terlarut dan tergabung dengan beberapa zat penyusun dalam sel pun meningkat (Pantastico, 1986). Proses respirasi pada buah sangat bermafaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-buahan juga masih melangsungkan proses respirasi. Dalam proses ini oksigen diserap untuk

6 digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran dalam bentuk CO 2 dan air. Jumlah CO 2 yang dikeluarkan akan terus menurun, kemudian pada saat mendekati senescene produksi CO 2 kembali meningkat dan selanjutnya menurun lagi. Buah-buahan yang melakukan respirasi semacam itu disebut buah klimaterik, sedangkan buah-buahan yang jumlah CO 2 yang dihasilkannya terus menurun secara perlahan sampai pada saat senescene disebut buah non-klimaterik. Produk pertanian yang berbeda kemungkinan mempunyai laju respirasi yang berbeda pula, umumnya tergantung pada struktur morfologi dan tingkat perkembangan jaringan bagian tanaman tersebut. Secara umum, sel sel muda yang tumbuh aktif cenderung mempunyai laju respirasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih tua atau sel-sel yang lebih dewasa. Masa simpan produk dapat diperpanjang dengan menempatkannya dalam lingkungan yang dapat memperlambat laju respirasi dan transpirasi melaluipenurunan suhu produk, mengurangi ketersediaan O2 atau meningkatkan konsentrasi CO2, dan menjaga kelembaban nisbi yang mencukupi dari udara sekitar produk (Utama, 2001). Konsentrasi O 2 rendah disekitar bahan dapat berpengaruh pada sifat fisiologis buah-buahan dan sayuran (Pantastisco, 1986), diantaranya yaitu laju respirasi dan oksidasi subsrtat menurun, pematangan tertunda dan sebagai akibatnya umur komoditi lebih panjang, perombakan klorofil tertunda dan produksi C 2 H 4 (etilen) rendah, laju pembentukan askorbat berkurang serta laju degradasi senyawa pektin tidak secepat seperti dalam udara terbuka.

7 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi terbagi dua, yaitu; a. Faktor internal Semakin tinggi tingkat perkembangan organisme, maka akan semakin banyak jumlah CO 2 yang dihasilkan. Susunan kimiawi jaringan mempengaruhi laju respirasi, pada buah-buahan yang banyak mengandung karbohidrat, maka laju respirasi akan semakin cepat. Produk yang lebih kecil ukurannya mengalami laju respirasi lebih cepat daripada buah yang besar, karena mempunyai permukaan yang lebih luas yang bersentuhan dengan udara sehingga lebih banyak O 2 berdifusi ke dalam jaringan. Pada produk-produk yang memiliki lapisan kulit yang tebal, laju respirasinya rendah, dan pada jaringan muda proses metabolisme akan lebih aktif dari pada jaringan lebih tua (Pantastico, 1986). b. Faktor eksternal Umumnya laju respirasi meningkat 2-2,5 kali tiap kenaikan 10 C. Pemberian etilen pada tingkat pra-klimaterik akan meningkatkan respirasi buah klimaterik. Kandungan oksigen pada ruang penyimpanan perlu diperhatikan karena semakin tinggi kadar oksigen, maka laju respirasi akan semakin cepat. Konsentrasi CO 2 yang sesuai dapat memperpanjang umur simpan buah-buahan dan sayuran karena terjadi gangguan pada respirasinya. Kerusakan atau luka pada produk juga sebaiknya dihindari karena dapat memicu terjadinya respirasi sehingga umur simpan produk semakin pendek (Pantastico, 1986).

8 Buah menurut pola respirasinya, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu buah pola pernafasaan klimaterik dan non-klimaterik. Buah pola pernafasan klimaterik akan mengalami peningkatan laju produksi etilen dan CO 2. Sedangkan buah nonklimaterik tidak akan mengalami peningkatan laju produksi etilen dan CO 2. Etilen merupakan suatu hormon berbentuk gas yang dihasilkan secara alami oleh buah- buahan yang mana gas tersebut dapa menyebabkan perubahan- perubahan karakteristik tertentu. 2.2. Modified Atmosphere Storage (MAS) Modifikasi komposisi udara dilakukan dengan menurunkan kadar oksigen dan atau meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2). Kadang-kadang masih diperlukan pula untuk mencegah agar gas ethylene yang diproduksi tidak terkumpul di udara ruang penyimpanan. Pada umumnya udara yang semakin menipis kandungan oksigennya serta semakin meningkat kandungan karbon dioksida akan mengakibatkan menurunnya laju aktivitas pernapasan dari komoditi segar. Sedang ethylene merupakan hormon tanaman, dimana dengan dosis yang sangat kecil dapat besar pengaruhnya terhadap tahap-tahap metabolisme, termasuk di dalamnya proses awal pematangan, kelayuan, dan kematangan serta proses pembentukan senyawa phenolic. Berbagai jenis kantong plastik yang memiliki berbagai derajat permeabilitas terhadap uap air dan gas, dapat digunakan untuk penyimpanan MAS. Teknik yang sebetulnya telah berkembang sejak tahun 1940, dan kini kantong plastik

9 dengan beberapa jenis ketebalan, densitas serta permeabilitas dapat dipilih untuk menjaga susunan komposisi atmosfer disekitar produk yang dikemas tersebut. Jenis plastik polyethylene HDPE dengan derajat densitas tinggi telah digunakan untuk menyimpan buah-buahan dan sayuran. Bahkan di dalam kantong plastik tersebut telah diperlengkapi dengan senyawa penyerap (absorbent) terhadap gas ethylene, misalnya dengan membran silikon atau kalium permanganat (Santoso, 2006). Menurut Do dan Salunke dalam Pantastico (1986), penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi adalah penyimpanan dengan mengatur komposisi gas di dalam ruang penyimpan dimana kandungan oksigennya dibuat rendah dan karbondioksidanya dibuat tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga berpengaruh terhadap interaksi penyerapan dan pernafasan buah yang disimpan 2.3. Controlled Atmosphere Storage (CAS) Teknik penyimpanan CAS merupakan penemuan yang sangat penting dalam sistem pascapanen hasil hortikultura buah dan sayuran. Teknik ini bila dikombinasikan dengan teknik pendinginan akan mampu mencegah aktivitas pernapasan dan mungkin akan dapat menghambat prsoes pengempukan, penguningan dan penurunan mutu. Suhu udara dalam CAS dapat diatur dan dipertahankan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang sederhana yaitu dengan menempatkan komoditi tersebut dalam ruang yang kedap udara. Karena terjadi pernapasan dan

10 konsentrasi O2 menurun, kadar CO2 dapat juga diatur menurut dosis yang dikehendaki dengan cara penggunaan senyawa penyerap CO2 biasanya digunakan NaOH, khususnya bila konsentrasi CO2 meningkat tinggi sekali. Cara lain ialah udara yang konsentrasi gas-gasnya telah diatur seperti CO2, N2 dan O2 dihembuskan ke dalam ruang penyimpanan. Tetral (total environment control), telah mengembangkan sistem kontrol atmosfer. CO2 diproduksi dari hasil pembakaran gas alam (Santoso, 2006). 2.4. Komposisi Udara Susunan udara baru diketahui pada akhir abad ke-18 sewaktu Lavoisier, Priestly, dan lainnya menunjukkan bahwa udara terutama terdiri atas dua zat : oksigen dan nitrogen. Oksigen dicirikan oleh kemampuannya mendukung kehidupan. Hal ini dikenali jika suatu volume oksigen habis (dengan membakar lilin pada tempat tertutup, misalnya), dan nitrogen yang tersisa tidak lagi dapat mempertahankan hewan hidup. Lebih dari 100 tahun berlalu sebelum udara direanalisis secara cermat, yang menunjukkan bahwa oksigen dan nitrogen hanya menyusun 99% dari volume total, dan sebagian besar dari 1% sisanya adalah gas baru yang disebut argon. Gas mulia lainnya (helium, neon, krypton, dan xenon) ada di udara dalam jumlah yang jauh lebih kecil. Ada beberapa jenis gas lain yang dijumpai pada permukaan bumi. Metana (CH 4 ) dihasilkan lewat proses bakteri, terutama di daerah rawa. Metana merupakan penyusun penting dalam deposit gas alam yang terbentuk selama jutaan tahun

11 lewat pelapukan materi tumbuhan di bawah permukaan bumi. Gas dapat juga terbentuk dari reaksi kimia. Tabel 1. Komposisi Udara Penyusun Rumus Fraksi volume Nitrogen N 2 0.78110 Oksigen O 2 0.20953 Argon Ar 0.00934 Karbon Dioksida CO2 0.00034 Neon Ne 1.82 x 10-5 Helium He 5.2 x 10-6 Metana CH 4 1.5 x 10-6 Kripton Kr 1.1 x 10-6 Hidrogen H 2 5 x 10-7 Sumber : Anonim, 2013 Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain: 1. Nitrogen (N 2 ) Jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan bagian dari senyawa organik. 2. Oksigen (O 2 ) Sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. Setiap hasil tanaman mempunyai ketahanan sendiri-sendiri terhadap oksigen. Apabila oksigen dalam udara lebih dari 5% kebanyakan buah-buahan ketahanannya kurang sehingga akan mudah mengalami kerusakan. Beberapa buah-buahan bahkan dengan kadar oksigen lebih rendah dari 5% telah mengalami kerusakan, seperti buah jeruk kerusakan sudah berlangsung pada kadar oksigen sekitar 3%, kerusakan buah apel sudah berlangsung pada kadar oksigen di bawah 1% (Kartasapoetra, 1994).

12 3. Karbon dioksida (CO 2 ) menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO 2 di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu di bumi. Banyak pengamatan telah menunjukkan bahwa konsentrasi CO 2 yang tepat dapat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan beberapa jenis jamur yang menyerang buah-buahan dalam simpanan, seperti Rhizopus, Botrytis dan Trichothecium. Hambatan itu tampak nyata pada 10 sampai 15% CO 2, namun rupanya konsentrasi CO 2 yang tinggi dapat membunuh sel-sel, jadi memberikan kemudahan untuk pertumbuhan jamur. Dalam beberapa kasus, timbulnya rasa yang tidak dikehendaki menghilangkan keuntungan ini, sehingga lebih baik menggunakan udara yang tidak mengandung CO 2, tetapi hanya mengandung persentase O 2 yang rendah (Pantastico, 1986). 2.5. Perubahan Buah Selama Penyimpanan Sayuran dan buah-buahan yang dipanen merupakan bentuk benda hidup. Oleh karena itu komposisinya dan mutunya mengalami perubahan-perubahan karena berlanjutnya kegiatan metabolisme setelah panen. Ketika masih terdapat pada tanaman hidup, kehilangan karena transpirasi dapat diganti oleh cairan tanaman yang mengandung air, mineral-mineral, dan bahan-bahan hasil fotosintesis. Sesudah panen maka kehilangan substrat dan air tidak dapat diganti dan mulailah proses kemunduran (Apandi, 1984).

13 Dengan menggunakan sistem dan penanganan yang tepat, diharapkan akan meningkatkan kualitas buah segar tersebut. Beberapa bentuk kualitas yang perlu diperhatikan pada buah segar yaitu: penampilan buah (kondisi luar buah), tekstur (firmness, crispness, dan juiceness), flavor, serta kandungan nutrisi lainnya. Dari segi penampilan termasuk didalamnya ukuran, bentuk, warna, dan ada tidaknya kerusakan dan luka pada buah. Sedangkan yang dimaksud dengan flavor adalah pengukuran tingkat kemanisan (sweetness), keasaman (acidity), astringency, rasa pahit (bitterness), aroma. Kandungan nutrisi pada buah dapat berupa vitamin A dan C, kandungan mineral, dietari fiber, karbohidrat, protein, antioxidan phytochemical (carotenoid, flavonoid, dan senyawa fenol lainnya). Faktor-faktor keamanan yang juga mempengaruhi kualitas buah segar adalah residu dari pestisida, keberadaan logam berat, mikotoxin yang diproduksi oleh berbagai spesies fungi dan kontaminasi dari mikroba (Winarno, 2004). a. Perubahan berat Penyimpanan suhu tinggi menyebabkan proses fisiologis buah meningkat sehingga mengakibatkan buah selama penyimpanan mengalami proses respirasi dan transpirasi. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan berat, tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan. Penurunan berat buah pada penyimpanan dengan suhu dingin relatif lebih kecil. Fluktuasi suhu secara berkala dengan membiarkan buah pada suhu

14 ruang beberapa lama, menyebabkan kehilangan air pada buah yang disimpan pada suhu berfluktuasi relatif lebih besar. b. Perubahan tekstur Seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan, secara perlahan buah mulai menjadi lunak dan berair. Pelunakan buah selama penyimpanan disebabkan oleh penurunan sifat permeabilitas dinding sel yang menyebabkan hilangnya kemampuan menggelembung sel. Akibat lain dari kehilangan permeabilitas ini adalah cairan sel dapat terlepas ke ruangan ekstra seluler dan jaringan pembuluh. Gas-gas yang mengisi ruangan ini terganti oleh cairan sehingga terjadi perubahan struktur, hal inilah yang menyebabkan pelunakan tekstur ada buah. c. Cita rasa Cita rasa buah rusak karena beberapa sebab, kemungkinan yang paling sering terjadi adalah karena kandungan zat-zat di dalam buah juga ikut menghilang akibat penyimpanan pada suhu yang tidak tepat sehingga sangat berpengaruh terhadap cita rasa buah.