Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
|
|
- Suryadi Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat terjadinya perubahan-perubahan fisiologis yang diikuti oleh perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi. Perubahan tersebut, menunjukkan adanya kerusakan pada bahan pangan. Kerusakan bahan pangan disebabkan oleh pematangan alamiah pada buah dan sayuran. Penyebabnya adalah respirasi sel yang terus berlangsung, meskipun buah atau sayuran sudah kita petik. Proses itu akan terus berlangsung sampai bahan pangan menjadi layu dan tidak dapat dimakan lagi. Bahan makanan akan terus berespirasi dengan menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Proses pematangan buah dan sayur berlangsung ketika sel-selnya bernafas. Oleh sebab itu, kita harus mengurangi kadar oksigen untuk memperlambat proses pematangan. Penyebab lain kerusakan makanan adalah mikroorganisme, seperti bakteri, ragi dan jamur. Mikroorganisme akan menyerang makanan dan menyebabkan busuk. Proses ini terjadi pada bahan makanan nabati (buah dan sayur) maupun terhadap bahan makanan hewani (daging, telur dll). Kerusakan bahan makanan dapat juga disebabkan oleh serangan serangga, binatang pengerat, metabolisme oleh enzim, perubahan otolistik pada daging atau ikan dan berkecambahnya biji-bijian. Manusia tentunya menginginkan agar setiap bahan makanan dapat bertahan lama. Oleh sebab itu, kita banyak mengembangkan sejumlah cara pengawetan bahan makanan. Tujuannya adalah menunda atau mencegah proses kerusakan bahan pangan. Keberhasilan metode pengawetan turut meningkatkan ketersediaan ataupun penjualan bahan makanan dalam jangka waktu yang lebih lama. Dunia industri tentu menginginkan agar bahan makanan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Pembusukan atau kerusakan makanan akan mendatangkan kerugian secara ekonomis. Konsumen juga tentu tidak menginginkan mengalami gangguan kesehatan akibat mengonsumsi makanan rusak.contohnya keberadaan bakteri Salmonella pada daging, unggas dan telur.
2 Bakteri tersebut dalam waktu 6-48 jam setelah dikonsumsi dapat menyebabkan orang keracunan, demam, kram perut serta diare. 2. Metode Pengawetan Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan teknologi pengawetan dan menggunakan bahan pengawet. Teknologi pengawetan dengan banyak metode. Berikut ini adalah beberapa metode pengawetan yang sudah banyak digunakan : a. Teknik pendinginan sudah banyak digunakan masyarakat umum.perhatikan saja di rumah-rumah, sudah banyak yang memiliki lemari pendingin untuk menyimpan makanan. Inti dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat yang bersuhu sangat rendah. Contohnya para nelayan akan menggunakan wadah berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya, Makanan seperti sayur, buah, sosis dan telur biasanya dapat disimpan dalam suhu 15 C. Agar tahan lama dapat juga disimpan pada tempat bersuhu 0 C-4 C. b. Penghambatan mikroba dapat juga dilakukan dengan mengurangi kadar air. Metode penurunan kadar air dapat dapat dilakukan pengeringan, pembekuan, pemberian garam dan gula atau pengentalan. c. Pengawetan dapat juga dilakukan dengan menggunakan kemasan hampa udara atau menggunakan karbondioksida. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi persentuhan bahan makanan dengan oksigen. Persentuhan tersebut dapat menyebabkan pelayuan dan mendorong pertumbuhan bakteri. Metode pengawetan dengan bahan pengawet artinya menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia untuk mengawetkan makanan. Tujuan penggunaan pengawet kimia adalah menggunakan senyawa-senyawa yang mampu menghambat, memperlambat, segala proses fermentasi, pengasaman, oksidasi dan proses dekomposisi lainnya. Bahan pengawet yang sering digunakan di antaranya asam sitrat, asam laktat, garam benzoat dll. Penggunaan bahan pengawet tentu
3 harus kita periksa kegunaannya. Aktivitas bahan pengawet berbeda-beda. Bahan pengawet ada yang efektif untuk jamur, bakteri, khamir, kapang dll. B. Aneka Jenis Produk Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Produk Pengawetan dengan Metode Pengeringan Komoditi yang sering menggunakan metode pengeringan adalah kopi, coklat, cengkeh, kelapa/kopra, biji-bijian, beras, jagung dll. Produk-produk tersebut dapat dikeringkan dengan sinar matahari secara langsung. Untuk produk sayuran atau daun-daunan, baik itu salam, tembakau dikeringkan dengan dengan cara dianginkan-anginkan atau dikeringkan dengan sinar matahari tidak langsung. Metode pengeringan efektif untuk mencegah pertumbuhan jamur. Meskipun demikian, cara ini tidak lantas menghilangkan semua kadar air. Atas dasar itu, aktivitas kerja enzim tetap tidak dapat dihentikan. Metode pengeringan selain menggunakan sinar matahari dapat juga dengan membuat panas buatan menggunakan oven. Kita juga dapat mengurangi kadar air dengan pengasapan, penambahan garam dan gula. 2. Produk Pengawetan dengan Metode Penyimpanan pada suhu rendah Jika kita pergi ke supermarket kita akan banyak menemukan makanan beku. Produk makanan beku yang dapat kita temukan diantaranya daging. Penyimpanan suhu rendah dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Refrigerasi dapat dilakukan dengan penyimpanan controlled atmosphera (CA) dan penyimpanan hipobar (bertekanan rendah). Suhu penyimpanan berkisar antara 2 C dan 16 C. Hal ini tentu harus kita sesuaikan dengan kepekaan komoditas terhadap suhu rendah.
4 b. Pembekuan dilakukan dengan menyimpan makanan pada suhu -18 C.Dengan metode ini, makanan dapat disimpan beberapa bulan sampai tahun. 3. Produk Pengawetan dengan Proses Termal/Pemanasan Produk pengawetan dengan proses termal diantaranya adalah susu, jus buah, cider, minuman dan makanan kaleng. Proses ternal dapat kita bedakan menjadi beberapa metode berikut ini : a. Pasteurisasi adalah pemanasan yang ringan dengan suhu kurang lebih 63 C selama 30 menit dan suhu 72 C selama 15 detik. Tujuan pasteurisasi adalah membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang dan khamir. Penemu teknik ini adalah Louis Pasteur. b. Sterilisasi adalah pemanasan pada suhu 121 C selama jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah membunuh semua mikroorganisme patogen dan mikroorganisme pembusuk. c. Blansing adalah penggunaan panas ringan sebelum makanan dikalengkan, dibekukan, dikeringkan atau fermentasi. Tujuan metode ini adalah menonaktifkan enzim dan mengurangi populasi mikroorganisme. Metode ini dilakukan dengan mencelupkan bahan ke dalam air mendidih atau dikukus dengan jangka waktu tertentu. 4. Produk Pengawetan dengan Menggunakan Bahan Pengawet Produk pengawetan dengan menggunakan bahan pengawet banyak kita jumpai di kehidupan masyarakat. Coba saja anda membeli aneka jenis makanan. Jika kita perhatikan, hampir semuanya menggunakan bahan pengawet, mulai dari jajanan anak-anak sampai untuk orang dewasa. 5. Produk Pengawetan dengan Proses Iradiasi
5 Iradiasi adalah jenis pengolahan bahan pangan menggunakan gelombang elektromagnetik, dengan energi ionosasi yang akan mengakibatkan perubahan kimia yang mempengaruhi proses metabolisme dari jaringan tersebut. Hampir semua produk-produk dapat menggunakan metode ini, seperti buah-buahan dan sayuran. C. Manfaat dan Kandungan Bahan Pada Produk Pengawetan Bahan Nabati dan Nabati Manusia akan berupaya sedemikian rupa agar bahan pangan/makanan lebih berkualitas. Setiap proses yang dilakukan tentu menimbulkan efek positif dan negatif. Meskipun demikian, kita harus berusaha memperbesar segi positif dan memperkecil bahkan menghilangkan adanya efek negatif. 1. Tujuan pengolahan makanan a. Makanan mudah dikonsumsi b. Mempertinggi daya cerna makanan c. Mempertahankan/menambah rasa, selera, cita rasa dan rupa makanan d. Menghilangkan mikroorganisme atau zat lain yang berbahaya e. Meningkatkan nilai ekonomis f. Membuat makanan tahan lama 2. Keuntungan pengolahan makanan a. Makanan mudah dikonsumsi b. Makanan lebih sehat c. Makanan sesuai dengan tradisi, selera, estetika dan rasa d. Makanan tahan lama, mudah disimpan, dibawa dan didistribusikan
6 e. Meningkatkan nilai ekonomis 3. Kerugian pengolahan makanan antara lain adalah a. Makanan dapat rusak b. Berkurangnya zat gizi, rasa, aroma, warna, isi (bobot) dan juga selera c. Makanan dapat tercemar zat berbahaya d. Membutuhkan biaya, tenaga, alat, ruang dan waktu D. Mengenal Produk Manisan Buah Basah 1. Pengertian Pengawetan Manisan Buah Makanan akan cepat membusuk akibat pertumbuhan mikroba, aktivitas enzim pada makanan dan reaksi kimia/fisika. Oleh karena itu, kita harus mengawetkannya untuk memperpanjang masa simpannya. Upaya pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya diasinkan, dimaniskan, dikeringkan, diasapi dll. Hasilnya adalah terciptanya berbagai jenis makanan yang tahan lama mulai dari manisan, dodol, keripik dan sale. Salah satu jenis makanan yang cepat membusuk adalah jenis buah-buahan. Upaya pengawetan buah dapat dilakukan dengan membuatnya menjadi manisan. Manisan buah adalah upaya pengawetan buah dengan gula. Pemberian gula dengan kadar yang tinggi, bertujuan untuk memberikan rasa manis dan mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur,kapang). Pada prosesnya, digunakan juga air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Ada dua macam bentuk olahan manisan buah, yaitu manisan basah dan manisan kering. Perbedaannya terletak pada cara pembuatan, daya awet dan kenampakannya. Khusus pada pertemuan ini, kita hanya akan membicarakan pembuatan manisan buah. Pembuatan manisan buah dimulai dengan pengupasan buah, dilanjutkan dengan perendaman buah dengan larutan garam, kemudian direndam dengan larutan gula dan ditiriskan. Hasil inilah yang dinamakan dengan manisan buah basah. Buah-
7 buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang kaling dan lainnya. Hasil samping dari proses pembuatan manisan buah ini ialah sirup dari larutan perendamannya. 2. Apresiasi Produk Manisan Buah Basah Indonesia merupakan negara tropis yang menghasilkan berbagai jenis buahbuahan. Oleh sebab itu, usaha pembuatan produk manisan buah basah sangat potensial untuk dikembangkan. Atas dasar itu, kita harus menghargai, mengagumi dan menilai berbagai produk manisan buah basah yang ada di sekitar kita. Upaya ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi kita maupun orang lain dalam mengembangkan produk manisan buah basah. a. Apresiasi produk manisan buah basah dari segi cita Buah-buahan dikenal sebagai bahan pangan sumber vitamin dan makanan yang mempunyai cita rasa yang enak. Oleh sebab itu, proses pembuatan manisan buah basah harus tetap memperhatikan kedua aspek tersebut. Namun untuk cita rasa, tentunya antara cita rasa manisan buah dengan buahnya tentu akan mengalami perbedaan. Apalagi buah yang dipakai untuk membuat manisan adalah buahbuahan segar setengah matang. Hal itu tentu akan memberikan cita rasa yang khas. Penambahan gula, garam ataupun cabai akan membuat rasa manisan menjadi semakin enak dan khas. b. Apresiasi produk manisan buah basah dari segi estetika Pembuatan manisan harus pula memperhatikan aspek penilaiannya. Jika penampilan manisan kita menarik, maka siapa pun melihatnya akan berselera untuk menikmatinya. Untuk mendapatkan warna yang menarik, kita dapat memadukan warna buah-buahan itu sendiri dengan warna dari bumbu yang kita pakai.
8 Penampilan manisan ditentukan juga oleh bentuk dari buah-buahannya. Manisan buah ada yang mempertahankan bentuk aslinya, namun ada juga yang berubah akibat proses pengirisan. Oleh sebab itu, aspek bentuk juga harus menjadi perhatian kita. Setelah perpaduan warna dan bentuk sudah kita dapatkan, maka langkah selanjutnya adalah cara menyajikannya. Jika kita pergi ke supermarket atau toko-toko maka kamu akan disuguhi manisan dalam berbagai stoples besar. Tujuan pemakaian stoples tentunya agar konsumen dapat dengan mudah melihat produk dengan mudah serta mengundang selera konsumen. Selain stoples ada juga penjual yang mempergunakan kemasan plastik dan juga kaleng. Hal itu tentunya harus kita sesuaikan dengan selera dari konsumen. 3. Perencanaan Pembuatan Manisan Buah dari Bahan Nabati Indonesia memiliki begitu banyak jenis buah-buahan. Hal itu tentunya harus kita syukuri. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan memanfaatkan sebaikbaiknya. Kita dapat membuka usaha dalam bidang manisan buah-buahan. Apalagi perkembangan zaman, telah mengubah buah sebagai pelengkap hidangan menjadi "menu yang wajib ada" pada setiap jam makan. Buah memiliki kandungan vitamin dan sumber serat yang sangat diperlukan untuk kelancaran metabolisme tubuh. Oleh karena itu, peluang ini harus kita bidik sebagai lapangan usaha. Bisnis manisan buah merupakan bisnis yang menggiurkan. Untuk mendirikan bisnis ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan a. Aspek pemasaran meliputi kondisi permintaan, penawaran, persaingan, harga, proyeksi permintaan pasar dll. b. Aspek produksi meliputi gambaran komoditi, persyaratan teknis produksi, proses pengolahan dan penanganannya. c. Aspek keuangan meliputi perhitungan kebutuhan biaya investasi dan keuangan. d. Aspek sosial ekonomi meliputi pengaruh pengembangan usaha terhadap perekonomian, penciptaan lapangan kerja dan pengaruh terhadap sektor lain.
9 e. Aspek dampak lingkungan yang meliputi, baik lingkungan fisik maupun nonfisik Setelah kamu mempertimbangkan hal-hal diatas, kamu tinggal menentukan jenis buah-buahan yang akan kamu jadikan manisan. Satu hal lagi yang harus kamu perhatikan adalah ketersediaan bahan bakunya.
PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan
Lebih terperinciPengawetan bahan pangan
Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciPengawetan pangan dengan pengeringan
Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap
Lebih terperinciPengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian
Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciPrinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan
PENGAWETAN MAKANAN DENGAN SUHU TINGGI DAN SUHU RENDAH Pengertian Pengawetan makanan salah satu cara pengolahan pangan yg sering dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan pangan & menjaga kualitasnya. Cara
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciMODUL PENGOLAHAN MAKANAN
27 MODUL 3 PENGOLAHAN MAKANAN Pendahuluan Di setiap bagian dunia manusia senantiasa berjuang melawan kerusakan pangan akibat perusakan oleh serangga, pencemaran dan pembusukan. Berapa banyak pangan yang
Lebih terperinciMANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciPengawetan dengan Suhu Tinggi
Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan suhu tinggi adalah salah satu dari sekian banyak metode pengawetan makanan yang sering digunakan. Metode ini sebenarnya sudah sangat familier dalam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi daging sapi di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 523.927 ton, hasil tersebut meningkat dibandingkan produksi daging sapi pada tahun 2014 yang mencapai 497.670
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH-BUAHAN
1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.
Lebih terperinciPengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP
Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan
Lebih terperinciMIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12
MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak
Lebih terperinciNama : Fitriyatun Nur Jannah Nim : Makul : Teknologi Pangan TEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN
Nama : Fitriyatun Nur Jannah Nim : 5213412006 Makul : Teknologi Pangan TEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN Pengawetan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk mencegah atau menghambat fermentasi,
Lebih terperinci1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan
KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama dalam penyimpanannya membuat salah satu produk seperti keripik buah digemari oleh masyarat. Mereka
Lebih terperinciPENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENDINGINAN (Cooling / Refrigerasi) : Adalah penyimpanan bahan pangan (Nabati/Hewani) diatas suhu titik beku tetapi kurang dari 15oC Pendinginan merupakan
Lebih terperinciBLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI
PENGOLAHAN TERMAL I BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI TIM DOSEN PENGAMPU BRAWIJAYA UNIVERSITY 2013 outline 1 PENDAHULUAN 4 STERILISASI 3 PASTEURISASI 2 BLANCHING PENDAHULUAN MERUPAKAN PROSES THERMAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN
Lebih terperinciKERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI
KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciTeti Estiasih - THP - FTP - UB
1 2 Merupakan proses thermal yang menggunakan suhu Blansing: perlakuan pendahuluan pada buah dan sayuran Pasteurisasi dan sterilisasi merupakan proses pengawetan pangan 3 Blansing air panas Blansing uap
Lebih terperinciPemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan
Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan Menurut Volk dkk (1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan bakteri. Di Jepang dan Indonesia sudah
Lebih terperinciTES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah
Lebih terperinciMENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN
1 MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN Pengalengan Metode pengawetan dengan pengalengan ditemukan oleh Nicolas Appert, seorang ilmuwan Prancis. Pengertian
Lebih terperinciBAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciPendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP
Pendinginan dan Pembekuan Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pendinginan dan pembekuan, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pendinginan dan pembekuan terhadap mutu pangan Indikator
Lebih terperinciPada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP
INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin
Lebih terperinciTES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan
TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah
Lebih terperinciTeknik pengawetan makanan yang mengandung air
TBM ke 5 Teknik pengawetan makanan yang mengandung air Secara umum, makanan merupakan bahan yang mudah mengalami proses kerusakan. terutama pada makanan yang diketahui mengandung air cukup tinggi. Air
Lebih terperinciMANISAN KERING BENGKUANG
MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)
3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar
Lebih terperinci2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh
Lebih terperinci9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora
KULIAH KE 8: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN & NILAI TAMBAH TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan berbagai teknologi pasca panen untuk memberi nilai tambah. Agricultural
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan
1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara
Lebih terperinciKERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN
KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidup. Namun, dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia akan gizi menuntut dikembangkannya berbagai industri pangan. Salah satu sektor yang turut berperan penting dalam ketersediaan bahan pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP
TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH Oleh: Gusti Setiavani, STP Cabe merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memepunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabe merah tersebut banyak
Lebih terperinciCARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG
CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh:
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya
TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu merupakan sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi masyarakat dan hampir setiap hari dijumpai dalam makanan sehari hari. Di Cina, tahu sudah menjadi daging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu adalah salah satu jenis makanan yang banyak digemari masyarakat Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan protein. Karena itu, tahu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi
I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Iradiasi merupakan salah satu jenis pengolahan bahan pangan yang menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan.
Lebih terperinciBeberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,
Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat
Lebih terperinciMODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN
MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah, Maksud dan tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Kerangka Berpikir, Hipotesa penelitian dan Waktu dan tempat penelitian.
Lebih terperinciANALISA KADAR VITAMIN DAN MINERAL BUAH KARIKA DIENG (CARICA PUBESCENS LENNE) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN AAS
ANALISA KADAR VITAMIN DAN MINERAL BUAH KARIKA DIENG (CARICA PUBESCENS LENNE) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN AAS Kusnadi 1, Inur Tivani 2, Wilda Amananti 3 1 Email: kusnadi.adi87@gmail.com
Lebih terperinciPrinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya
Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak Firman Jaya OUTLINE PENGERINGAN PENGASAPAN PENGGARAMAN/ CURING PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciPengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan
Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami
Lebih terperinciGambar.1. Buah Salak Segar
A. Potensi Tanaman Salak Nama salak (Salacca Edulis) disesuaikan dengan warna kulitnya yang coklat atau bahkan hitam. Berdasarkan ukurannya salak dibedakan menjadi dua yaitu besar dan kecil. Salak besar
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur
PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang
Lebih terperinciSUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.
SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kombucha merupakan salah satu olahan teh fermentasi. Teh yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula sebagai pemanis dan sebagai nutrien untuk menumbuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Ikan tersebut termasuk komoditas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki luas wilayah perairan yang lebih besar dari pada luas daratan. Besarnya luas wilayah perairan yang dimiliki Indonesia, membuat negara ini kaya akan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pengawet berbahaya dalam bahan makanan seperti ikan dan daging menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah. Penggunaan bahan pengawet
Lebih terperinciTEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII)
TEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII) AINUN ROHANAH SAIPUL BAHRI DAULAY PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FP - USU Evaluasi 1. jumlah kehadiran dalam kuliah 10% 2. Quiz/Tugas 10% 3. Ujian tengah
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciBAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinci