BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan komunikasi interpersonal melalui bimbingan kelompok. Dalam penelitian eksperimen ini dibentuk dua kelompok.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

Nama : Jenis Kelamin :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 5) mengemukakan pendapatnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Cinta Rakyat Pematang Siantar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diberikan perlakuan. Penelitian eksperimen menurut Danim (2004) dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di SMP Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008). Penulisan eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesis tertentu. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain pretest-postest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2009). Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (latihan relaksasi) sedangkan kelompok control adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Taekwondo-in Salatiga. Dari hasil penyebaran daftar cek kecemasan terhadap ujian kenaikan tingkat didapat 10 taekwondo-in yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Jadi subjek dalam penelitian ini adalah 10 taekwondo-in Salatiga, kemudian 10 taekwondo-in ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama diberi nama kelompok eksperimen yang

berjumlah 5 orang, sedangkan kelompok kedua diberi nama kelompok kontrol juga berjumlah 5 orang. Adapun hasil skoring kedua kelompok tersebut sebagai berikut: Tabel 3.1. Data Pretest Kecemasan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Data Pretest Kecemasan No Skor Kecemasan Kel. Eksperimen No. Skor Kecemasan Kelompok Kontrol 1. 155.0 1. 155.0 2. 168.0 2. 160.0 3. 156.0 3. 159.0 4. 157.0 4. 160.0 5. 157.0 5. 159.0 Rerata 158,6 Rerata 158,6 Selanjutnya peneliti melakukan uji homogenitas untuk membuktikan bahwa kedua kelompok tersebut adalah sama. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut: Tabel 3.2. Perbedaan Pretest Kecemasan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap Ujian Kenaikan Tingkat Taekwondo-in Salatiga Ranks klmpk N Mean Rank Sum of Ranks kcemasan 1 5 4.70 23.50 2 5 6.30 31.50 Total 10

Test Statistics b kcemasan Mann-Whitney U 8.500 Wilcoxon W 23.500 Z -.846 Asymp. Sig. (2-tailed).398 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].421 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: klmpk Pada Tabel 3.2 terlihat hitungan statistik dengan p = 0,398>0,050 sehingga tidak ada perbedaan signifikan antara kecemasan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan demikian eksperimen ini dapat dilanjutkan. 3.4 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Kecemasan dan Latihan Relaksasi. Kecemasan adalah variabel terikat dan variabel bebasnya adalah latihan relaksasi. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut: Kecemasan adalah adanya rasa ketakutan dan ketegangan yang timbul pada keadaan tertentu terhadap ketidak kemampuan individu dalam menghadapi ancaman dan konflik yang ada, seperti kecemasan para atlet taekwondo yang merasa cemas dengan ketidakpastian terhadap kemampuaannya dalam menghadapi ujian kenaikan tingkat. Ada dua aspek yang mendasari terjadinya kecemasan pada individu yaitu

aspek psikologis dan aspek fisiologis. Aspek psikologis ini berupa suasana hati atau emosi yang kurang menyenangkan seperti rasa takut dan panik, kemudian mental atau kognitif yang merupakan gangguan perhatian, ketidak teraturan dalam berfikir,dan bingung. Sedangkan aspek fisiologis yang nampak seperti terasa pusing, jantung yang berdebar-debar, ganguan pencernaan, tidak bisa tidur dengan nyenyak, dan selera makan hilang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecemasan diantaranya kekhawatiran akan kegagalan, frustasi pada hasil tindakan yang lalu, evaluasi diri yang negatif, perasaan diri yang negatif tentang kemampuan yang dimilikinya, dan orientasi diri yang negatif. Relaksasi adalah suatu teknik untuk mengurangi kecemasan dengan menstimulasi yang menjadi penyebab-penyebab kecemasan itu sendiri, sehingga kecemasan yang berupa ketegangan-ketegangan dapat dikurangi dengan melakukan relaksasi berupa mengembalikan otot-otot kedalam bentuk semula (istirahat) sehingga ketegangan dapat dikurangi tanpa emosi yang berlebihan. 3.5. Rancangan Penelitian Dalam penelitian eksprimen ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberi tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.3 Rancangan Penelitian Group Pretest Perlakuan Postest Eksperimen Ye1 X Ye2 Kontrol Yk1 - Yk2 Keterangan : Ye1 Yk1 X Ye2 Yk2 : Pretest tentang kecemasan ujian kenaikan tingkat kelompok eksperimen : Pretest tentang kecemasan terhadap tes ujian kenaikan tingkat kelompok kontrol : Pemberian layanan konseling kelompok behavioral dengan teknik relaksasi : Postest tentang kecemasan ujian kenaikan tingkat kelompok eksperimen : Postest tentang kecemasan ujian kenaikan tingkat kelompok kontrol 3.6. Metode Pengumpulan Data Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu X (latihan relaksasi dalam pendekatan behavior) dan Y (skala kecemasan menghadapi ujian kenaikan tingkat).. Y variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat, sedangkan X variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999). 1). Skala kecemasan Skala kecemasan ini dimodifikasi dari skala kecemasan menghadapi ujian skripsi oleh Fitriasari (2004), berisi gejala-gejala orang yang mengalami kecemasan. Adapun kisi-kisi dalam skala keccemasan ini disusun berdasarkan dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. a. Aspek fisiologis meliputi detak jantung menjadi cepat, istirahat tidak teratur, nafsu makan hilang, gangguan pada pencernaan, tidur tidak nyenyak, mudah mengeluarkan keringat, nafas sesak dan pusing kepala. b. Aspek psikologis antara lain merasa tertekan, mudah marah, terlalu peka, ingin menghindar, tidak tentram/ slalu khawatir, bingung, tidak berani mengambil keputusan, dan sulit berkonsentrasi. Dari keseluruhan aspek yang ada terdapat item pertanyaan sebanyak 48 item. Skoring pada skala kecemasan ini didasarkan pada alternatif pilhan jawaban model skala Likert. Skala ini terdiri dari 4 kategori jawaban sebagai berikut: SS : Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan diri subjek. S : Setuju, bila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri subjek. TS: Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan keadaan diri subjek.

STS: Sangat Tidak Setuju, bila pernyataan ini sangat tidak sesuai dengan keadaan diri subjek. Untuk pernyataan yang mendukung (favourabel) skor yang akan diberikan bergerak merendah dari skor empat sampai dengan satu dalam urutan SS, S, TS, STS. Dan sebaliknya, untuk pernyataan yang tidak mendukung (unfovarabel) skor yang diberikan meninggi dari satu sampai empat. Untuk lebih jelas dapat dituangkan sebagai berikut yaitu untuk butir pertanyaan yang favorabel jawaban SS diberi skor 4, jawaban S diberi skor 3, jawaban TS diberi skor 2 dan jawaban STS diberi skor 1. Sedangkan untuk butir pernyataan yang unfovarabel jawaban SS diberi skor 1, jawaban S diberi skor 2, jawaban TS diberi skor 3 dan jawaban STS diberi skor 4. berikut: Kisi-kisi skala kecemasan yang akan diungkap akan ditunjukkan sebagai Tabel 3.4. Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen ASPEK Indikator No. item Jumlah Fisiologis Kepala Detak jantung Nafas Ganguan pencernaan Gangguan tidur Gangguan makan 1,21,22,25,34,41,42 2,5,6,10,17,26,29,30,38 14 33 9,13,18,45 37,46 7 9 1 1 4 2 Psikologis Suasana hati Kognitif 3,4,8,11,12,15,19,23,24,27,2 8,31 32,36,39,40,43,44,47,48 7,16,20,35 20 4

Tabel 3.5. Favourable dan Unfavourable ASPEK Favourable Unfavourable jumlah Fisiologi 1,5,9,13,17,21,25,29,33, 2,6,10,14,18,22,26,30,34, 24 s 37,41,45 3842,46 Psikologi 3,7,11,15,19,23,27,31,35 4,8,12,16,20,24,28,32,36, 24 s,39,43,47 40,44,48 24 24 2). Latihan Relaksasi dalam Pendekatan Behavior Ada tiga tahap utama dalam melakukan latihan relaksasi dalam pendekatan behavior melalui konseling kelompok yaitu tahap awal, tahap pertengahan atau inti, dan tahap akhir. d. Tahap awal Tahap ini dimulai dengan membentuk kelompok yang mempunyai masalah yang sama yaitu tentang kecemasan dalam menghadapi kejuaraan. Kelompok melakukan perkenalan dengan sesama anggotanya. Selanjutnya penulis menyampaikan tujuan dari kegiatan konseling kelompok. Setelah itu, terlebih dahulu penulis menjelaskan tentang pengertian konseling kelompok dan cara-cara pelaksanaan konseling kelompok sebelum menjelaskan pengertian kecemasan dan gejala-gejala orang yang mengalami kecemasan, dilanjutkan dengan permainan. Ketika suasana mulai hangat, kegiatan selanjutnya yaitu setiap anggota kelompok diminta untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan kecemasan sebelum menghadapi kejuaraan. Penulis bersama anggota kelompok menentukan

tujuan anggota kelompok dalam mengikut konseling kelompok. Kemudian penulis menetapkan teknik relaksasi untuk mengatasi permasalahan. e. Tahap pertengahan Tahap ini memasuki inti dari konseling kelompok, dimulai dengan membahas masalah yang ada. Dari permasalahan yang dimiliki anggota kelompok mengenai kecemasan sebelum menghadapi kejuaraan, penulis menggunakan teknik latihan relaksasi untuk mengurangi kecemasan anggota kelompok. Kelompok melakukan relaksasi sesuai dengan instruksi penulis. Diharapkan latihan relaksasi ini dapat mengurangi kecemasan pada anggota kelompok. Setelah melakukan latihan relaksasi anggota kelompok memberikan kesan-kesan yang dirasakan. Kemudian penulis dan kelompok memutuskan untuk mengadakan tindak lanjut. f. Tahap akhir Pada tahap ini penulis mengadakan evaluasi yang berkaitan dengan layanan konseling kelompok menggunakan teknik relaksasi yang sudah diberikan kepada anggota kelompok seperti, penulis menanyakan kembali perasaan dan perkembangan anggota kelompok setelah melakukan konseling kelompok. Penulis memberi post test kepada anggota untuk mengetahui hasil setelah melakukan konseling kelompok menggunakan teknik relaksasi. Kemudian penulis mengakhiri pertemuan.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Latihan Relaksasi dalam Konseling Kelompok No Keterangan 1. Pertemuan pertama (2 sesi) Indikator 1. Membentuk kelompok 2. Penulis menjelaskan pengertian konseling kelompok, tujuan serta cara-cara pelaksanaan konseling kelompok 3. Permainan 4. Menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan 5. Tanya jawab kesiapan anggota 6. Anggota kelompok mengungkapkan masalahnya tentang kecemasan yang dialami 7. Diskusi cara mengatasi kecemasan menghadapi ujian kenaikan tingkat 8. Penulis dan anggota kelompok bersamasama merumuskan tujuan yang ingin dicapai 9. Penulis menentukan teknik relaksasi sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan 2. Pertemuan kedua 1. Menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan 2. Penulis menjelaskan mengenai prosedur relaksasi 3. Penulis memandu jalannya relaksasi 4. Penulis menjelaskan kegiatan akan 5. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masingmasing 6. Pembahasan kegiatan lanjutan 3. Pertemuan ketiga 1. Penulis menanyakan kabar dari setiap anggota kelompok serta menanyakan apakah mereka melakukan relaksasi di rumah atau tidak. 2. Penulis memandu jalannya relaksasi. 3. Penulis menjelaskan kegiatan akan 4. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-

masing 5. Pembahasan kegiatan lanjutan 4. Pertemuan keempat 1. Penulis menanyakan perkembangan angggota kelompok setelah latihan relaksasi. 2. Anggota kelompok dipandu oleh penulis melakukan relaksasi kembali. 3. Penulis menjelaskan kegiatan akan 4. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masingmasing 5. Pembahasan kegiatan lanjutan 5. Pertemuan kelima 1. Penulis menanyakan perkembangan angggota kelompok setelah latihan relaksasi. 2. Anggota kelompok dipandu oleh penulis melakukan relaksasi kembali. 3. Penulis menjelaskan kegiatan akan 4. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masingmasing 5. Pembahasan kegiatan lanjutan 6. Pertemuan keenam 1. Penulis menanyakan perkembangan angggota kelompok setelah latihan relaksasi. 2. Anggota kelompok dipandu oleh penulis melakukan relaksasi kembali. 3. Penulis menjelaskan kegiatan akan 4. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masingmasing 5. Pembahasan kegiatan lanjutan 7. Pertemuan ketujuh 1. Penulis menanyakan perkembangan angggota kelompok setelah latihan relaksasi. 2. Anggota kelompok dipandu oleh penulis melakukan relaksasi kembali.

3. Penulis menjelaskan kegiatan akan 4. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masingmasing 5. Pembahasan kegiatan lanjutan 8. Pertemuan kedelapan 1. Penulis menanyakan perkembangan angggota kelompok setelah latihan relaksasi. 2. Anggota kelompok dipandu oleh penulis melakukan relaksasi kembali. 3. Penulis menjelaskan kegiatan akan 4. Anggota memberi kesan-kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masingmasing 5. Pembahasan kegiatan lanjutan 9. Pertemuan kesembilan 1. Penulis menanyakan perkembangan angggota kelompok setelah latihan relaksasi. 2. Anggota kelompok dipandu oleh penulis melakukan relaksasi kembali. 3. Anggota kelompok diminta untuk mengisi angket sebagai post test. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk analisis data yaitu dengan menggunakan Two Independent Sample Test (Mann-Whithney U-Test) dengan menggunakan program SPSS 16 for window. Mann-Whitney U-Test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen yang datanya berbentuk ordinal.